kab/kota: Kulon Progo

  • Kronologi Kecelakaan Maut di Kulonprogo saat Warga Tonton Balap Sepeda, 1 Orang Tewas

    Kronologi Kecelakaan Maut di Kulonprogo saat Warga Tonton Balap Sepeda, 1 Orang Tewas

    TRIBUNJATENG.COM – Satu orang tewas di tempat dan empat lainnya luka berat akibat mobil Suzuki Carry menyeruduk sekumpulan warga di pinggir jalan raya Sentolo-Brosot, kawasan Padukuhan Cabean dan adukuhan Ngipik di Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (16/2/2025).

    Beberapa yang terluka merupakan warga sekitar.  

    “Satu korban meninggal dunia di lokasi kejadian, lainnya masih dalam perawatan rumah sakit,” ucap Kanit Penegakan Hukum Satlantas Polres Kulon Progo, Ipda Tanto Kurniawan, melalui pesan singkat, Minggu (16/2/2025).  

    Kronologi kejadian

    Tanto mengungkapkan, mobil Suzuki Carry 1.5 warna biru nopol AB 1448 JD disopiri Manap (45) asal Temanggung, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

    Ia mengemudi di jalan Sentolo-Brosot dari arah Magelang menuju kapanewon Galur.

    Mobil mendadak hilang kendali sebelum mendekati jembatan Ngipik sekitar pukul 08.05 WIB.

    “Mobil oleng ke kiri, ke luar badan jalan, menabrak warga yang berada depan bangunan kayu dinding anyaman bambu,” kata dia.

    Setidaknya empat warga terluka, satu tewas, serta satu Yamaha Mio hitam AB 3385 OL rusak, akibat ditabrak mobil.  

    “Kendaraan hilang kendali oleng ke kiri menabrak dua warga yang sedang duduk di halaman rumah yang berada di sisi kiri atau Timur jalan.”

    “Mobil menabrak orang dan sepeda motor,” katanya lagi.

    Akibat kecelakaan itu, mobil terlihat ringsek di bodi depan, pecah kaca depan, penyok pintu kanan dan kiri, serta pecah kaca pintu kiri.

    Sedangkan Yamaha Mio mengalami lecet bodi di beberapa bagian.

    Korban imbuhnya, kebanyakan warga sekitar, yakni Supangadi (67) asal Ngipik, Bumirejo.

    Supangadi mengalami retak tangan kiri, lecet kaki kanan dan kiri, lecet kepala. Ia dilarikan ke RSU Amalia Lendah.

    Pengendara Yamaha Mio asal padukuhan Kalangan, Bumirejo, Puji Lestari (37) mengalami luka ringan, seperti benjol di kepala, nyeri pinggul, robek tangan dan cidera kepala.

    Sedangkan Aqsha Gibran AL (8) mengalami benturan sehingga hematum kepala belakang, lecet kaki kanan dan cedera kepala ringan.  

    Sementara Rubiyo alias Adi Widodo (65) asal Padukuhan Bonosoro mengalami perdarahan telinga kanan kiri, perdarahan mulut dan hidung, cedera kepala berat.

    “Korban meninggal dunia di TKP,” kata Tanto.

    “Manap tidak terluka. Penumpangnya, Fathin Tazkiyatun Nisa (14) mengalami robek dahi, dan robek bibir.

    Fathin juga dilarikan ke rumah sakit,” imbuh dia.

    Lantaran menjadi lokasi lintasan balap sepeda Tour de Kemala, warga menyemut di sepanjang jalan sejak Minggu pagi.

    Warga Ngipik, Sunardi mengaku menunggu di depan bangunan kayu berdinding anyaman bambu bekas warung di Utara jembatan Ngipik di atas irigasi bersama cucunya.

    Di sekitar Sunardi ada beberapa orang warga menunggu sambil duduk di kursi kayu panjang.  

    “Mau nonton balapan sepeda,” kata Sunardi.

    Sunardi menceritakan, ia dan cucunya sempat ikut menunggu para pesepeda lewat.

    Lantaran terlalu lama, Sunardi mengatar cucunya pulang lalu kembali ke pinggir jembatan.  

    Dirinya mengaku kaget lantaran melihat adanya mobil yang remuk di dekat jembatan.  

    Sementara, penonton sudah berhamburan, termasuk di bekas tempat dirinya menunggu.

     “Setelah nabrak orang, motor lalu nabrak wit kambil (pohon kelapa), kemudian terlempar lagi ke tengah jalan,” katanya lagi. “Satu korban sempat terlempar agak jauh dari tempat duduknya. Kabarnya meninggal dunia,” kata Sunardi. (*)

     

  • 8
                    
                        Kelakar Wali Kota Yogyakarta Terpilih Berangkat Retret ke Magelang Naik Sepeda
                        Nasional

    8 Kelakar Wali Kota Yogyakarta Terpilih Berangkat Retret ke Magelang Naik Sepeda Nasional

    Kelakar Wali Kota Yogyakarta Terpilih Berangkat Retret ke Magelang Naik Sepeda
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Wali Kota Yogyakarta
    terpilih
    Hasto Wardoyo
    berkelakar saat ditanya wartawan terkait keberangkatannya ke Magelang, Jawa Tengah, untuk mengikuti orientasi kepala daerah atau retret pada 21 Februari 2025 mendatang.
    Hasto mengatakan, bakal menggunakan sepeda karena jarak tempuh dari Yogyakarta ke Magelang tidak terlalu jauh.
    “Nyepeda (pakai sepeda) saja,” kata Hasto saat ditemui di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Minggu (16/2/2025).
    “Serius, pak?” tanya wartawan lagi
    Sambil tertawa, Hasto mengatakan, akan menggunakan ojek ke Magelang mengingat dirinya sudah tua.
    “Ha ha ha ha, kita sudah tua. Kita ngojek lah. Rumah saya di Kulon Progo jadi
    cedek
    (dekat) ke Magelang,” ujarnya.
    Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengungkapkan, retret atau pembekalan kepala daerah terpilih akan dilaksanakan pada 21 hingga 28 Februari 2025 di Magelang, Jawa Tengah.
    Tanggal tersebut dipilih karena pelantikan kepala daerah tahap pertama menurut rencana akan berlangsung pada 20 Februari 2025.
    “Dijadwalkan 21 (Februari) para kepala daerah itu akan mengikuti pembekalan di Magelang,” ujar Bima dalam siaran pers, Minggu (9/2/2025).
    Menurut rencana, 505 kepala daerah yang terdiri dari gubernur, bupati, dan wali kota akan terlebih dahulu berkumpul di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
    Saat ini, Kemendagri sedang melakukan simulasi keberangkatan dari Istana Kepresidenan Yogyakarta ke lokasi retret.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Meriah, 1.794 Pembalap Ramaikan Lintasan di Yogyakarta – Halaman all

    Hari Kedua Tour of Kemala 2025 Meriah, 1.794 Pembalap Ramaikan Lintasan di Yogyakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hari kedua pelaksanaan Tour of Kemala Yogyakarta 2025, Minggu (16/2), berlangsung semarak dengan diikuti 1.794 pembalap yang turun pada dua kategori utama, yakni 123 km dan 55 km.

    Perlombaan dimulai sejak pagi hari. Untuk kategori 123 km, start dilakukan pukul 05.00 WIB dan diikuti sekitar 500 pembalap Nasional dan Internasional yang diikuti tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yaitu Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dalam kategori ini, flag off secara resmi oleh Ibu Juliati Sigit Prabowo, Ketua Umum Bhayangkari. 

    Sementara itu, kategori 55 km yang diikuti lebih dari 1.200 pembalap dimulai pada pukul 06.00 WIB, dilepas oleh Kapolri Jenderal, Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Dalam kategori Woman Master 55 km, Ibu Juliati Sigit turut serta berlaga. Keikutsertaan beliau mendapat apresiasi tinggi karena menunjukkan komitmen dalam mendukung atlet balap sepeda, khususnya para Bhayangkari.

    “Partisipasi Ibu Juliati Sigit di kategori Woman Master adalah simbol dukungan kuat untuk atlet-atlet sepeda, sekaligus memotivasi Bhayangkari di seluruh Indonesia. Kami sangat mengapresiasi langkah beliau yang turut memeriahkan ajang ini,” ujar Ernie Agung Setya, Koordinator Lapangan Tour of Kemala Yogyakarta 2025.

    Selain menjadi ajang pencarian bibit atlet berprestasi, Tour of Kemala 2025 juga menjadi sarana mempromosikan pariwisata lokal. Para peserta melintasi jalur yang melewati berbagai destinasi wisata di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, termasuk pasar-pasar tradisional. Sepanjang jalur, masyarakat lokal turut memeriahkan acara dengan berbagai aksi penyemangat seperti yel-yel dan penampilan seni.

    “Kami sengaja memilih rute yang tidak hanya menantang secara teknis bagi para pembalap, tetapi juga melewati titik-titik wisata strategis. Harapannya, event ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal melalui UMKM yang ikut meramaikan kegiatan,” tambah Ernie Agung Setya.

    Event yang diikuti oleh ribuan peserta ini menjadi bukti bahwa olahraga balap sepeda memiliki peran penting tidak hanya dalam mencetak atlet berprestasi tetapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah dan pariwisata.

    Tour of Kemala Yogyakarta 2025 diharapkan dapat terus menjadi agenda tahunan yang memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism yang berkelas nasional maupun internasional.

  • 1.794 Peserta Ramaikan Hari Kedua Tour of Kemala Yogyakarta 2025

    1.794 Peserta Ramaikan Hari Kedua Tour of Kemala Yogyakarta 2025

    Jakarta

    Hari kedua pelaksanaan Tour of Kemala Yogyakarta 2025, hari ini, berlangsung semarak. Gelaran hari kedua ini diikuti 1.794 pebalap yang turun pada dua kategori utama, yakni 123 km dan 55 km.

    Untuk kategori 123 km, start dilakukan pukul 05.00 WIB dan diikuti sekitar 500 pembalap Nasional dan Internasional yang diikuti tujuh negara yang ikut berpartisipasi, yaitu Singapura, China, Malaysia, Selandia Baru, Prancis, Filipina, dalam kategori ini, flag off secara resmi oleh Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo.

    Sementara itu, kategori 55 km yang diikuti lebih dari 1.200 pembalap dimulai pada pukul 06.00 WIB, dilepas oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Dalam kategori Woman Master 55 km, Juliati Sigit turut serta berlaga. Keikutsertaan beliau mendapat apresiasi tinggi karena menunjukkan komitmen dalam mendukung atlet balap sepeda, khususnya para Bhayangkari.

    “Partisipasi Ibu Juliati Sigit di kategori Woman Master adalah simbol dukungan kuat untuk atlet-atlet sepeda, sekaligus memotivasi Bhayangkari di seluruh Indonesia. Kami sangat mengapresiasi langkah beliau yang turut memeriahkan ajang ini,” ujar Koordinator Lapangan Tour of Kemala Yogyakarta 2025 Ernie Agung Setya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2/2025).

    Selain menjadi ajang pencarian bibit atlet berprestasi, Tour of Kemala 2025 juga menjadi sarana mempromosikan pariwisata lokal. Para peserta melintasi jalur yang melewati berbagai destinasi wisata di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, termasuk pasar-pasar tradisional.

    Sepanjang jalur, masyarakat lokal turut memeriahkan acara dengan berbagai aksi penyemangat seperti yel-yel dan penampilan seni.

    “Kami sengaja memilih rute yang tidak hanya menantang secara teknis bagi para pembalap, tetapi juga melewati titik-titik wisata strategis. Harapannya, event ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal melalui UMKM yang ikut meramaikan kegiatan,” tambah Ernie Agung Setya.

    Event yang diikuti oleh ribuan peserta ini menjadi bukti olahraga balap sepeda memiliki peran penting tidak hanya dalam mencetak atlet berprestasi tetapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah dan pariwisata.

    Tour of Kemala Yogyakarta 2025 diharapkan dapat terus menjadi agenda tahunan yang memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism yang berkelas nasional maupun internasional.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 5 Tempat di Yogyakarta yang Cocok untuk Camping

    5 Tempat di Yogyakarta yang Cocok untuk Camping

    Liputan6.com, Yogyakarta – Semilir angin dan hamparan bintang yang menghiasi langit malam Yogyakarta menjadi pemandangan yang tak terlupakan bagi para pencinta camping. Sensasi bermalam di alam terbuka dengan suhu udara yang sejuk menjadikan aktivitas berkemah di kota pelajar ini semakin diminati wisatawan dari berbagai daerah.

    Keindahan camping di Yogyakarta tidak hanya berasal dari pemandangan alamnya, tetapi juga dari beragam pilihan lokasi yang menarik. Aktivitas camping di Yogyakarta kini semakin menyenangkan dengan hadirnya berbagai fasilitas pendukung.

    Para pengunjung juga bisa menikmati aktivitas tambahan seperti susur gua, tubing di sungai, atau sekadar menikmati matahari terbit dengan secangkir kopi hangat. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima tempat yang cocok untuk camping:

    1. Watu Mabur Camp

    Watu Mabur Camp yang berlokasi di Lembah Bang, Mangunan, Dlingo, Bantul, menawarkan pengalaman camping dengan pemandangan memukau dari tepi tebing. Para pengunjung dapat menikmati keindahan Sungai Oyo dan hamparan sawah terasering dari ketinggian.

    Di pagi hari, wisatawan yang beruntung bisa menyaksikan panorama kabut yang menyelimuti area camping ini. Tidak hanya menyediakan area untuk berkemah biasa, pengelola Watu Mabur Camp juga menghadirkan fasilitas glamping bagi pengunjung yang menginginkan pengalaman bermalam di alam terbuka dengan kenyamanan lebih.

    Melengkapi pengalaman wisata, lokasi ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti gardu pandang untuk spot foto. Para wisatawan yang berkunjung ke Watu Mabur Camp juga bisa menjelajahi objek di sekitarnya.

    2. Ledok Sambi

    Ledok Sambi menjadi salah satu destinasi camping favorit di Yogyakarta dengan lokasi unik di pinggir sungai. Terletak di area lembah, tempat camping ini menawarkan panorama tepi sungai yang masih asri dengan udara segar khas pegunungan yang menambah kenyamanan pengunjung.

    Berada di Jalan Kaliurang Nomor 2, Area Sawah, Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Ledok Sambi tidak hanya menawarkan aktivitas berkemah. Para pengunjung juga bisa menikmati berbagai kegiatan outdoor seperti piknik di pinggir sungai, flying fox, paint ball, river tubing, dan outbond.

    3. Waduk Sermo

    Berkemah tidak harus selalu di perbukitan atau pegunungan. Sensasi berkemah di tepi waduk juga bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

    Salah satu lokasi yang menawarkan pengalaman berkemah di tepi waduk adalah Waduk Sermo di Jogja. Waduk Sermo terletak di Dusun Sermo Lor, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.

    Selain menawarkan pemandangan yang indah, Waduk Sermo juga menyediakan fasilitas glamour camping (glamping) yang nyaman, yaitu Sermo Glamour Camp. Selama menginap di tenda glamping, wisatawan dapat menikmati berbagai aktivitas menarik di sekitar waduk.

    Beberapa di antaranya adalah naik kayak, perahu, memancing, mengadakan pesta barbekyu, membuat api unggun, dan yang paling menarik adalah menyaksikan panorama matahari terbit dan terbenam yang memukau. Dengan berbagai fasilitas dan aktivitas yang ditawarkan, Waduk Sermo bisa menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin merasakan pengalaman berkemah yang berbeda dan menyenangkan.

     

  • 4 Jajanan Tradisional yang Kini Sulit Dijumpai

    4 Jajanan Tradisional yang Kini Sulit Dijumpai

    3. Geblek

    Geblek, jajanan tradisional khas Kulon Progo, Yogyakarta, yang telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner nusantara, kini menghadapi ancaman kepunahan. Makanan yang identik dengan bentuk angka delapan ini semakin sulit ditemui di pasaran seiring berkurangnya jumlah pedagang yang menjajakan kudapan tradisional ini.

    Keunikan geblek terletak pada bahan dan cita rasanya yang khas. Terbuat dari adonan tepung tapioka yang dicampur dengan bawang putih, jajanan berwarna putih ini memiliki tekstur renyah dengan rasa gurih yang menggugah selera.

    Sebagai camilan serbaguna, geblek bisa dinikmati langsung atau dipadukan dengan kuah kacang yang menambah dimensi rasa. Kehadiran beragam gorengan kontemporer yang dianggap lebih menarik membuat geblek semakin tersisih dari preferensi konsumen. Kondisi ini diperparah dengan berkurangnya minat masyarakat terhadap jajanan tradisional, membuat semakin sedikit pedagang yang tertarik untuk menjual geblek.

    4. Dodongkal

    Dodongkal, jajanan tradisional yang memiliki kemiripan dengan kue putu, kini berada di ambang kepunahan. Kue yang populer di wilayah Jakarta dan Jawa Barat ini semakin jarang ditemui di pasar tradisional, menandakan eksistensinya yang semakin terkikis oleh perubahan zaman.

    Kekhasan dodongkal terletak pada komposisi dan proses pembuatannya yang tradisional. Berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan gula merah dan kelapa, kue ini memiliki cita rasa yang mirip dengan kue putu.

    Di beberapa daerah, khususnya di Jawa Barat, jajanan pasar ini juga dikenal dengan sebutan awug. Generasi muda yang tidak familiar dengan rasanya cenderung memilih jajanan modern yang dianggap lebih menarik. Kondisi ini diperparah dengan menurunnya minat masyarakat terhadap jajanan tradisional secara umum.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pelaku pembunuhan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Prasetyo (40) sempat meninggalkan istrinya yang terluka dihantam linggis untuk menonton pertandingan voli. Agus yang kalut mengetahui darah berceceran setelah melakukan pemukulan terhadap istrinya, mengira bahwa korban hanya pingsan.

    Ketika dihadirkan di Polres Bantul pada Selasa (11/2/2025), Agus mengaku gelap mata saat memukul bagian belakang kepala istrinya Watiyem (33) karena yang bersangkutan meminta kartu keluarga untuk mengajukan cerai. “Saya tidak berniat membunuh. Kami sudah pisah ranjang selama tiga tahun dan tiba-tiba meminta cerai. Saya kasihan dengan kehidupan anak-anak. Saya spontan ambil linggis dan menghantamkan ke bagian belakang kepala,” kata Agus.

    Kasus pembunuhan Watiyem ini sempat menggegerkan warga di Dusun Karangjati Rt.04, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan. Berawal dari kakak korban dari Kulon Progo yang mencari sepeda motor yang dipinjam adiknya pada Selasa (4/2/2025). Saat di rumah pelaku, kakak korban mendapati bau busuk dari dalam rumah. Bersama polisi dan masyarakat, didapati tubuh kaku Watiyem tertekuk dalam bungkusan terpal terikat di dapur. Sedangkan Agus, sejak Minggu (2/2/2025) diketahui pergi dan berselang satu jam setelah penemuan mayat ditangkap di rumah temannya.

    Sebelum menonton voli, Agus meyakini istrinya hanya pingsan karena pada bagian kepala yang dipukul belum keluar darah. Saat kembali ke rumah, dirinya merasa panik karena banyak darah berceceran dan istrinya telah meninggal. “Saya panik dan tidak ingin perbuatan saya diketahui orang. Saya lantas membungkusnya dan membersihkan darah dengan air bercampur pewangi. Saya, Sabtu malam sempat tidur di rumah untuk menunggu istri saya bangun,” ujar pria yang berprofesi buruh serabutan ini.

    Jenazah Watiyem sendiri ditemukan tiga hari pasca pemukulan dalam kondisi membusuk. Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara menerangkan setelah penemuan mayat pihaknya memastikan untuk mengetahui keberadaan suami korban. Diketahui Agus berniat untuk pergi ke Sragen dan meminta diantar oleh salah satu saudaranya. “Motif pelaku tidak terima istrinya minta cerai. Di malam kedua dan ketiga, Agus ini berpindah-pindah tempat menginap di temannya hingga kita amankan pada Selasa siang,” ujarnya.

    Agus dijerat pasal 44 ayat (3) Undang-undang Nomor 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun. Atau pasal 351 ayat KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.

  • Jejak Sejarah Jembatan Srandakan yang Ambruk Setelah 96 Tahun Berdiri

    Jejak Sejarah Jembatan Srandakan yang Ambruk Setelah 96 Tahun Berdiri

    Liputan6.com, Yogyakarta – Peralihan fungsi Jembatan Progo dari jalur pengangkut tebu menjadi urat nadi transportasi dua kabupaten menyimpan kisah ketangguhan struktur baja berusia 96 tahun. Jembatan yang ambruk pada 2025 ini telah melewati berbagai fase transformasi sejak masa kolonial Belanda hingga era modern.

    Mengutip dari berbagai sumber, jembatan Srandakan ini dibangun pada tahun 1925. Struktur baja sepanjang ratusan meter ini awalnya dirancang sebagai jalur logistik pengangkut tebu.

    Industri gula yang berkembang pesat di kawasan Bantul dan Kulon Progo kala itu mendorong pemerintah kolonial Belanda membangun infrastruktur penghubung ini. Empat tahun pengerjaan dibutuhkan sebelum akhirnya jembatan ini diresmikan pada 1929.

    Memasuki era kemerdekaan, kebutuhan akan akses transportasi yang menghubungkan Kulon Progo dan Bantul semakin mendesak. Pemerintah mengambil langkah dengan mengalihfungsikan jembatan lori ini menjadi jalur transportasi umum pada 1952.

    Modernisasi jembatan dilakukan untuk mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas. Lantai kayu yang telah melayani selama lebih dari tiga dekade diganti dengan konstruksi beton pada 1962.

    Selama enam tahun dari 1979 hingga 1985, jembatan ini mengalami perbaikan menyeluruh termasuk pelebaran untuk mengakomodasi volume kendaraan yang terus meningkat. Tantangan terberat datang pada tahun 2000 ketika dua tiang penyangga utama ambruk.

    Peristiwa ini menjadi titik balik yang mendorong pemerintah untuk mulai merencanakan pembangunan jembatan baru. Meski mengalami kerusakan serius, Jembatan Progo tetap beroperasi dengan pengawasan hingga Jembatan Srandakan 2 selesai dibangun pada 2007.

    Memasuki usia ke-96, jembatan bersejarah ini akhirnya roboh pada 6 Februari 2025. Meski demikian, Jembatan Srandakan 2 dan pembangunan Jembatan Pandansimo Srandakan 3 menjadi konektivitas kedua kabupaten tetap terjaga.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • 7
                    
                        Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman 
                        Yogyakarta

    7 Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman Yogyakarta

    Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com
    – Seorang pria berinisial YS (39) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengelolaan sampah ilegal di Kabupaten
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
    YS diduga meraup keuntungan sebesar Rp 700.000 untuk setiap truk yang membawa
    sampah dari Yogyakarta
    dan Sleman ke lahan miliknya di Padukuhan Sawahan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur.
    Kasatreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Andriana Yusuf, menjelaskan bahwa YS tidak melengkapi perizinan yang diperlukan untuk pengelolaan sampah tersebut.
    “Kami telah berkoordinasi dengan Dinas DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dari sana dikatakan, itu memang ilegal dalam hal pengelolaan sampah,” ungkap Yusuf, Senin (10/2/2025).


    Sampah yang dibawa YS berasal dari berbagai hotel di Yogyakarta dan Sleman, serta sebagian merupakan sampah rumah tangga.
    Dalam keterangannya kepada polisi, YS mengakui bahwa dirinya mengirimkan sampah dengan biaya yang telah disepakati dalam MoU.
    YS memulai pengelolaan sampah di lahan seluas 500 meter persegi yang sebelumnya merupakan bekas penumpukan tambang pasir.
    Ia melakukan pemusnahan sampah dengan cara dibakar.
    Namun, bisnisnya ini menuai polemik di kalangan warga dan perangkat desa, yang merasa resah dengan aktivitas tersebut.
    Akibatnya, polisi turun tangan untuk menutup lokasi penampungan dan pengelolaan sampah milik YS.
    Polisi telah memasang garis polisi di lokasi dan menyita beberapa barang bukti, termasuk satu alat berat merek Kobelco, satu alat pembakaran, solar, serta sampel sampah.
    YS dijerat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang mengatur bahwa pengelolaan sampah tanpa izin dapat dikenakan hukuman minimal 4 tahun penjara dan maksimal 10 tahun.
    Polisi masih bekerja sama dengan DLH untuk penanganan lebih lanjut.
    Polisi memproses pelanggaran hukum YS, sementara DLH menangani sampah dan pencemaran yang diakibatkan tempat pembuangan. DLH juga menutup lubang sampah
    YS tidak ditahan. Pasalnya, warga dan YS sepakat untuk menangani sampah agar tidak terjadi pencemaran udara.
    “Tapi proses hukum tetap berlanjut,” kata Yusuf.
    Sebelumnya, YS mengungkapkan bahwa ia berniat membangun bisnis pengolahan sampah yang meliputi pemilahan untuk dijual kembali.
    Ia mengaku terdesak keadaan setelah usaha penumpukan pasirnya mengalami kebangkrutan.
    “Saya terpuruk,” ungkap YS dalam kesempatan sebelumnya.
    Polisi saat ini masih bekerja sama dengan DLH untuk penanganan lebih lanjut, sementara DLH menangani sampah dan pencemaran yang diakibatkan oleh tempat pembuangan yang dikelola YS.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kementerian PU gratiskan 132,77 km jalan tol saat Lebaran 2025

    Kementerian PU gratiskan 132,77 km jalan tol saat Lebaran 2025

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Kementerian PU gratiskan 132,77 km jalan tol saat Lebaran 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 18:57 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan akan membebaskan tarif jalan tol sepanjang 132,77 kilometer (km), terdiri dari 74,35 km rencana tol operasional kuartal I, serta 58,42 km tol fungsional sementara saat periode Idul Fitri 1446 hijriah atau Lebaran tahun 2025.

    “Untuk mendukung Idul Fitri, ditargetkan tol operasional di kuartal pertama 2025, yang fungsional sementara ini untuk arus mudik di tahun 2025 sepanjang 132,77 kilometer,” kata Wakil Menteri (Wamen) PU Diana Kusumastuti ditemui di Jakarta, Jumat.

    Berikut daftar rencana jalan tol yang dibebaskan tarif saat periode lebaran 2025:

    -Ruas jalan tol Binjai-Langsa, seksi 3 Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 19 km
    -Ruas jalan tol Pekanbaru-Padang, seksi Sicincin-Padang sepanjang 36,60 km
    -Ruas jalan tol Solo-Yogyakarta, Nyia Kulon Progo, paket 1.2 (Klaten-Purwomartani segmen Klaten-Prambanan), sepanjang 8,60 km
    -Ruas jalan tol Kuala Tj-Tebing Tinggi-Parapat, sebagian seksi dua (Kuala Tj-Indrapura) sepanjang 10,15 km
    -Ruas jalan tol Sigli-Banda Aceh, seksi 1 (Padang Tiji-Seulimeun), sepanjang 24,67 km
    -Ruas jalan tol Kuala Tj-Tebing Tinggi-Parapat, sebagian seksi 4 (Sinaksak-P. Siantar), sepanjang 12,37 km
    -Jakarta-Cikampek II Selatan, paket 3 (Sukabumi-Sadang Segmen Kutanegara-Sadag), sepanjang 8,50 km
    -Probolinggo-Banyuwangi, paket 1 (Gending-Kraksan), sepanjang 12,88 km.

    Lebih lanjut, Wamen PU menyampaikan selain bakal menggratiskan ruas jalan tol sepanjang 132,77 km tersebut pada saat lebaran, pihaknya berencana untuk memberikan diskon tarif untuk semua jalan tol yang ada di Tanah Air.

    “Kita nanti mesti berhitung lagi. Mungkin kalau ada diskon-diskon untuk jalan tol, tapi entah jam berapa-jam berapa,” kata dia.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membuka kemungkinan diskon tarif tol pada libur Lebaran (Idul Fitri) 2025 setelah bergulir wacana diskon tiket pesawat, kapal laut dan kereta api.

    “Kita mencoba dan saya mohon doanya nih karena tidak bisa berjanji terlebih dahulu. Kita sedang berusaha agar bisa mengurangi biaya transportasi, ya tentu udara, tapi juga kapal dan kereta api. Bahkan kita sedang hitung apakah tol juga bisa ada diskon, ada pengurangan,” kata AHY di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Kamis (6/2).

    Sumber : Antara