kab/kota: Kudus

  • Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    Asbag Indonesia Tingkatkan Ekonomi Lokal Hingga Lahirkan Ratusan Perajut Handal

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Jari jemari Tri Astuti tampak lincah mengaitkan benang dalam jaring menjadi berbagai produk cantik nan estetik.

    Dalam sehari, ia bisa merajut beragam karya, mulai dari tas, dompet, dan berbagai produk lainnya.

    Baginya, merajut adalah hobi yang tak disangka kini menjadi ladang rezeki. 

    Ketekunannya dalam dunia rajut membuat usahnya kian melejit. 

    Tak hanya meningkatkan ekonomi lokal, Astuti telah melahirkan ratusan perajut handal di berbagai daerah. 

    Ia mulai membuka usahanya pada 2012 lalu, di Jalan Jangli Tlawah, Kelurahan Candisari, Kota Semarang. 

    Usahanya mulai meningkat pada 2014 saat dirinya mulai mengenal Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang.

    Ia diikutkan pameran ke berbagai daerah di Indonesia. 

    Hingga akhirnya, dia menyadari pentingnya branding sebuah produk.

    Karyanya ia branding dengan nama Asbag Indonesia. 

    “2014 hingga sekarang, ikut pameran fasilitasi dinas ataupun yang berbayar, terus saya jalani. Manfaatnya luar biasa,” ungkap Astuti, Senin (3/3/2025). 

    Pada 2015, ia mendapat tawaran pinjaman modal dari BRI berupa kredit usaha rakyat (KUR).

     Modal tersebut ia gunakan untuk pengembangan usahanya.

    Semula, keunggulan Asbag Indonesia hanya tas kombinasi kulit. 

    Kini, produk semakin beragam berkat adanya pinjaman modal, meliputi dompet, tas kombinasi ecoprint, tas kombinasi batik, dan lain-lain. 

    Usahanya kian dikenal sejak ia mendapat kesempatan menjadi pelatih rajut di berbagai instansi pada 2016.

    Melalui pelatihan, Astuti telah berhasil melahirkan ratusan perajut handal. 

    “Baru-baru ini, saya mengajar di lapas. Ada yang curhat kalau keluar penjara mau ikut saya. Saya bilang ‘silakan, kamu nanti keluar penjara harus jadi pengusaha’. Saya beri motivasi itu,” ungkapnya. 

    Tak hanya di Semarang, kini sejumlah muridnya di luar kota sudah berhasil merintis usaha rajut, bahkan menjadi pelatih.

    Namun demikian, beberapa muridnya masih meminta kontrol kepadanya. 

    “Quality control ke saya. Jadi, orang lihat sepintas tas Asbag. Padahal, itu tas murid saya,” ujarnya.

    Dia mengaku, tidak ada kekhawatiran omzetnya menurun dengan melahirkan ratusan perajut handal.

    Justru, memberikan keterampilan kepada orang lain membuat dirinya senang karena bisa menurunkan ilmunya.

    Sehingga, rajut tidak punah. 

    “Sekarang di Kudus ada narasumber. Itu murid saya. Saya justru menanamkan generasi penerus. Tidak ada ilmu yang saya tutup-tutupi,” katanya.

    Usahanya kini telah meningkatkan ekonomi lokal sekitar.

    Beberapa tetangganya pun bergabung menjadi perajut. 

    Hingga kini, ia masih membuka lebar pintu rumahnya untuk masyarakat yang ingin belajar merajut. 

    “Kalau mau pelatihan kesini gratis. Bisa juga di UKM center, saya buka toko disana. Pertama, saya gratisi alat dan benang. Selanjutnya, mau bikin produk baru, berbayar bahannya,” terang Astuti. 

    Diakuinya, pandemi cukup berdampak pada usahnya. 

    Namun, hal itu membuat dirinya tak patah semangat.

    Justru, selama pandemi, ia mencoba beragam kreasi model dan motif baru. 

    Saat ini, ia memiliki enam karyawan tetap. Ada bagian merajut, ada pula bagian menjahit.

    Jika pesanan membludak, ia meminta bantuan para freelancers atau para perajut lepas. 

    Upah bagi para perajut pun beragam bergantung pada besar kecilnya produk dan tingkat kesulitan teknik merajut. 

    “Kalau gede upahnya Rp 50 ribu per produk, kecil Rp 15 ribu per produk. Kalau motifnya sulit Rp 20 ribu per produk. Jadi, beragam,” bebernya. 

    Kini, Asbag Indonesia telah dipinang untuk masuk pasar ekspor ke Soul, Korea Selatan.

    Ada pula pemesanan hampir 40 produk untuk dibawa ke Australia. 

    “Omzetnya Februari kemarin hampir Rp 60 juta. Alhamdulillah, banyak orderan. Kalau secara rata-rata naik turun sekira Rp 20 juta – Rp 25 juta,” ungkapnya.

    Seorang murid yang kini menjadi karyawan Asbag Indonesia, Nurul Komariyah mengaku perekonomiannya sangat terbantu berkat bergabung dengan Asbag Indonesia. 

    “Alhamdulillah, tanpa rajut nggak ada pemasukan. Sebelum ikut rajut sama Bu As, saya hanya di rumah,” ucapnya. 

    Penghasilan yang ia dapatkan pun bergantung produk yang dibuat.

    Rata-rata dalam sehari, ia merajut empat barang ukuran normal.

    Selain merajut, Nurul juga diminta untuk mengisi pelatihan. Dengan menjadi tutor, ia pun bisa menambah penghasilan lebih. 

    Seringkali, ia mengisi pelatihan untuk rajut motif rantai. Ini merupakan motif dasar untuk para perajut pemula. 

    “Bu Astuti ketuanya, mengajarkan ke muridnya. Muridnya sudah bisa, dilihat spesifikasinya, oh Nurul di rantai, maka saya diminta untuk mengajari kelas awal,” paparnya. 

    Sementara itu, PT BRI Tbk terus berkomitmen mendukung pengembangan UMKM.

    Tak hanya pembiayaan, BRI juga memberikan program pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan. 

    Direktur Utama BRI, Sunarso menekankan pentingnya pendekatan pemberdayaan berada di depan pembiayaan dalam mendukung kemajuan UMKM.

    “Edukasi menjadi kunci untuk menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra strategis,” ucapnya, dikutip pada laman resmi BRI. (eyf)

  • Sam’ani-Bellinda Komitmen Wujudkan Kudus yang Sehat

    Sam’ani-Bellinda Komitmen Wujudkan Kudus yang Sehat

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Serah terima jabatan antara Penjabat Bupati Kudus sebelumnya Herda Helmijaya ke Bupati Kudus Sam’ani Intakoris dan Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Kudus, Senin (3/3/2025).

    Dalam kesempatan itu Sam’ani berterima kasih kepada Herda karena telah memimpin Kabupaten Kudus.

    “Terima kasih Bapak Herda Helmijaya atas kerja kerasnya.”

    “Meskipun sebentar, tapi mengawal berbagai permasalahan penting di Kudus,” kata Sam’ani.

    Saat memimpin Kudus, Herda langsung disambut dengan bencana banjir. 

    Selain itu ada masalah sampah.

    Meski demikian Herda mampu mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi persoalan di Kabupaten Kudus.

    “Saat datang, Pak Herda langsung disambut bencana banjir, kemudian menangani sampah.”

    “Terima kasih, kini saatnya saya dan Mbak Bellinda (Wakil Bupati Kudus) melanjutkan roda kepemimpinan,” kata Sam’ani.

    Sam’ani berterima kasih kepada masyarakat dan semua pihak yang telah memilihnya dan Bellinda untuk memimpin Kabupaten Kudus.

    Pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan Kudus Sehat yang merupakan akronim dari sejahtera, harmoni, dan takwa.

    Sementara itu, Penjabat Bupati Kudus sebelumnya Herda Helmijaya yakin kalau Kabupaten Kudus akan lebih maju.

    Mengingat Sam’ani memiliki pengalaman birokrasi yang panjang dan Bellinda merupakan representasi keterwakilan anak muda di pemerintahan. 

    Kolaborasi itu yang diyakininya akan membuat Kudus maju.

    “Sumber daya Kabupaten Kudus itu lengkap.”

    “Beruntunglah bapak ibu semuanya tinggal di Kudus.”

    “Saya yakin dengan kepemimpinan kuat dan dukungan semua pihak, Kudus makin maju,” kata dia.

    Plt Sekretaris Dinsos Jateng, Isriadi Widodo yang mewakili Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengucapkan selamat bertugas kepada Bupati Kudus dan Wakil Bupati Kudus.

    Pihaknya meminta keduanya segera tancap gas membangun Kudus yang sejahtera.

    “Setelah ini, langsung tancap gas membangun daerah.”

    “Semoga Jawa Tengah pada umumnya dan Kabupaten Kudus pada khususnya makin maju dan sejahtera,” lanjutnya.

    Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula serah terima jabatan Ketua TP PKK Kabupaten Kudus dari Deasy Juniati Herda Helmijaya ke Endhah Endhayani Sam’ani Intakoris.

    Beberapa undangan turut hadir.

    Di antaranya Forkopimda, kepala OPD, camat, dan perwakilan perusahaan swasta. (*)

  • Target 90 Hari Kerja Samani-Bellinda, Buat Satgas Jalan Berlubang Sampai Buka Kanal Aduan

    Target 90 Hari Kerja Samani-Bellinda, Buat Satgas Jalan Berlubang Sampai Buka Kanal Aduan

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris memasang target 90 hari kerja setelah dilantik. 

    Beberapa hal yang menjadi prioritas di awal kepemimpinannya yaitu masalah sampah, infrastruktur, dan persoalan gas elpiji.

    “Kami berlakukan program 90 hari kerja dalam rangka memudahkan hitungannya 3 bulan. Kami akan gas pol. Kami sudah identifikasi masalah,” kata Sam’ani seusai serah terima jabatan dengan Penjabat Bupati Kudus sebelumnya Herda Helmijaya di Pendopo Kudus, Senin (3/3/2025).

    Untuk 90 hari kerja ini pihaknya akan membentuk Satgas Jalan Berlubang maupun LPJU (Lampu Penerangan Jalan Umum).

    Satuan tugas ini untuk mempercepat akselerasi perbaikan jalan berlubang dan lampu penerangan yang mati.

    Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat, Sam’ani juga membuka kanal aduan yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Kudus.

    Kanal aduan melalui WhatsApp tersebut bisa diakses melalui nomor 0813001111.

    “Melalui nomor itu yang sebentar lagi akan diluncurkan, masyarakat bisa memberikan masukan, laporan, imbauan, harapan dan sebagainya. Asalkan saat melaporkan namanya jelas, alamatnya jelas, dan laporannya jugga jelas,” kata dia.

    Untuk menyamakan gerak langkah dalam memimpin Kudus, Sam’ani mengatakan, bahwa dia dengan wakilnya Bellinda Putri Sabrina Birton mengaku tidak ada pembagian tugas.

    Dalam praktiknya nanti keduanya akan berjalan bersama-sama dalam membangun Kudus.

    “Saya dan Mbak Bellinda tidak ada bagi tugas, tugas satu untuk semua, semua untuk satu,” kata Sam’ani.

    Sementara itu Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton mengatakan, dalam 90 hari kerja ini pihaknya juga fokus pada masalah kesehatan.

    Menurut Bellinda, angka anemia di Kabupaten Kudus masih terbilang tinggi. 

    Angka inilah yang kemudian akan ditekan, sebab ini selaras dengan penurunan angka stunting. (*)

  • BPS: Deflasi di Jateng Capai 0,08 Persen, Dipicu Penurunan Tarif Listrik dan Beras

    BPS: Deflasi di Jateng Capai 0,08 Persen, Dipicu Penurunan Tarif Listrik dan Beras

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pada Februari 2025, provinsi ini mengalami deflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,75.

    Tercatat, ada penurunan IHK dari 105,83 pada Februari 2024 menjadi 105,75 pada Februari 2025.

    Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih menyatakan, deflasi tahunan yang terjadi di Jateng ini merupakan pertama kali selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

    Deflasi tersebut juga terjadi secara year to date (ytd) yang tercatat sebesar 1,23 persen.

    “Ini pertama kalinya terjadi deflasi secara yoy maupun ytd dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” jelas Endang pada pemaparan secara daring, Senin (3/3/2025).

    Endang melanjutkan, deflasi tahunan terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 15,41 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,73 persen.

    Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,99 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,13 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,99 persen.

    Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yoy pada Februari 2025 antara lain tarif listrik, beras, cabai merah, telepon seluler, tomat, daun bawang, telur ayam ras, buah naga, susu bubuk untuk balita, dan sawi hijau.

    Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi yoy, antara lain emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, bahan bakar rumah tangga, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).

    “Diskon tarif listrik, bensin, dan beras memberikan andil sangat tinggi terhadap inflasi maupun deflasi karena memang menempati tiga besar porsi pengeluaran rumah tangga tertinggi dari hasil survei biaya hidup tahun 2022. Jadi kenaikan maupun penurunan tarif listrik, bensin, dan beras akan berdampak spiral pada nilai inflasi,” terang Endang.

    Tercatat pada Februari 2025, dari 9 kota IHK di Provinsi Jawa Tengah, 6 kabupaten/kota mengalami deflasi yoy dan 3 kabupaten/kota mengalami inflasi yoy.

    Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Wonogiri sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 106,12, sedangkan yang terendah terjadi di Kudus sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 105,82.

    Sementara inflasi tertinggi terjadi di Cilacap sebesar 0,30 persen dengan IHK sebesar 105,71.

  • Peringati Hari Pendengaran Sedunia 2025, 350 Pelajar dan Santri Kudus Dapat Pemeriksaan THT Gratis

    Peringati Hari Pendengaran Sedunia 2025, 350 Pelajar dan Santri Kudus Dapat Pemeriksaan THT Gratis

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Dalam rangka memperingati Hari Pendengaran Sedunia setiap 3 Maret, sebanyak 350 pelajar dan santri di Kabupaten Kudus mendapatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) gratis.

    Menyasar anak sekolah dan santri di lingkungan Aisyiyah dan Muhammadiyah Kabupaten Kudus, yang diinisiasi oleh manajemen Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus melalui program bakti sosial.

    Direktur RS ‘Aisyiyah Kudus, dr. Indah Rosiana menyampaikan, pemeriksaan THT yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kesehatan pendengaran sejak dini.

    Kegiatan ini bagian dari komitmen rumah sakit dalam memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.

    Melibatkan empat dokter spesialis THT, meliputi dr. Putranti Dyahayu Roziaty, dr. Peny Handayani, dr. Afif Zjauhari, dan dr. Tris Sudyartono.

    “Melalui bakti sosial ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan telinga dan melakukan pemeriksaan rutin.

    Gangguan pendengaran sering kali dianggap sepele, padahal bisa berdampak besar pada kualitas hidup seseorang,” terangnya, Senin (3/3/2025).

    Lebih lanjut, pemeriksaan THT gratis dimulai sejak 13 Februari 2025 di RA Aisyiyah Al Tanbih melibatkan 100 peserta.

    Dilanjutkan pada 17 dan 20 Februari 2025, memberikan pemeriksaan THT gratis kepada 170 pelajar di TK Birrul Walidain.

    Pelaksanaan bakti sosial ditutup pada 24 Februari 2025 di Pondok Pesantren Muhammadiyah Singocandi dengan menyasar 80 santri menjalani pemeriksaan THT gratis.

    Dr Indah menambahkan, RS ‘Aisyiyah Kudus juga memberikan edukasi kepada peserta tentang cara membersihkan telinga yang benar.

    Sebaiknya, telinga dibersihkan secara rutin oleh dokter spesialis THT minimal sekali setahun, dalam upaya mencegah gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran atau infeksi.

    “Semoga program ini dapat terus dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya dalam bidang THT,” harap dia. (Sam)

  • Fakta Menarik Situs Purbakala Patiayam di Kudus

    Fakta Menarik Situs Purbakala Patiayam di Kudus

    Liputan6.com, Kudus – Situs Purbakala Patiayam berlokasi di Pegunungan Patiayam, tepatnya di Dukuh Kancilan, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Destinasi wisata ini merupakan salah satu saksi bisu kehidupan purba masa lampau.

    Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, sekitar 1.500 fosil ditemukan di kawasan ini. Fosil-fosil tersebut kini tersebar di rumah-rumah penduduk setempat.

    Hal itu menjadi bukti nyata jejak sejarah peradaban manusia purba masa lalu. Berikut fakta menarii Situs Purbakala Patiayam Kudus:

    1. Keunikan Situs Purbakala Patiayam

    Situs Purbakala Patiayam dikenal sebagai salah satu situs purbakala yang paling lengkap di Indonesia. Beberapa keunikannya adalah keberadaan jejak manusia purba, fauna purba, serta alat-alat dari batu yang digunakan manusia purba zaman dulu.

    Jejak manusia purba ditemukan melalui fosil Homo erectus. Sementara jejak fauna purba dibuktikan melalui fosil fauna vertebrata dan invertebrata, seperti kerbau, gajah purba, dan berbagai binatang lainnya.

    Adapun alat-alat yang digunakan manusia purba juga ditemukan dalam lapisan tanah yang tidak terputus sejak satu juta tahun lalu. Hal ini menunjukkan kehidupan manusia purba yang berkembang di kawasan ini.

    2. Gading gajah purba jadi primadona fosil

    Dari banyaknya fosil yang ditemukan di Situs Purbakala Patiayam, ada satu fosil yang menjadi primadona. Adalah gading gajah purba Stegodon trigonocephalus yang sangat menarik perhatian.

    Fosil ini memiliku ukuran yang besar dengan kondisi yang masih cukup baik. Gading ini menjadi salah satu daya tarik utama destinasi wisata ini.

    3. Jadi cagar budaya sejak 2005

    Situs Purbakala Patiayam telah resmi ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Penetapan tersebut resmi dilakukan pada 22 September 2005.

    Dengan ditetapkan sebagai cagar budaya, wilayah ini pun mendapat perlindungan hukum. Terlebih, situs ini telah lama menjadi salah satu pusat penelitian manusia purba di Indonesia.

    4. Peran penduduk lokal

    Fosil-fosil yang ada di rumah penduduk setempat juga menjadi ciri khas Situs Purbakala Patiayam. Bahkan, penduduk setempat sering kali menemukan fosil saat sedang menggali tanah atau bekerja di ladang.

    Temuan-temuan tersebut kemudian dijaga dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar memiliki peran penting dalam menjaga Situs Purbakala Patiayam di Kudus ini.

    Penulis: Resla

  • Cek Sembako di Pasar, Kapolres Kudus: Stok Aman sampai Idulfitri

    Cek Sembako di Pasar, Kapolres Kudus: Stok Aman sampai Idulfitri

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Polres Kudus memantau ketersediaan sembako di seluruh pasar di Kabupaten Kudus dan sejumlah pertokoan, Sabtu (1/3/2025).

    Pemantauan untuk memastikan kebutuhan sembako di kalangan masyarakat tercukupi dan harganya tidak melambung tinggi.

    Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic mengatakan, pengecekan juga melibatkan jajaran Polsek untuk mengecek di wilayahnya masing-masing.

    “Ini untuk memastikan stok tercukupi,” kata Ronni Bonic.

    Hasil pengecekan, kebutuhan pokok di pasaran mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kudus selama Ramadan.

    Sedangkan untuk harga juga masih stabil.

    Diketahui untuk harga beras di sejumlah pasar di Kabupaten Kudus masih stabil.

    Misalnya, harga beras medium rata-rata Rp 12.500 per kilogram.

    Harga beras premium rata-rata berada di angka Rp 14.500.

     “Dari hasil pengecekan di lapangan kita pastikan untuk stok masih cukup aman dan mencukupi sampai dengan Idulfitri nanti. Harganya pun relatif stabil,” kara Ronni Bonic.

    Ronni melanjutkan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang karena stok masih mencukupi.

    Serta menjadi konsumen yang bijak dengan berbelanja sesuai dengan kebutuhan.

    “Kami juga akan terus memantau pergerakan stok dan harga kebutuhan pokok,” kata dia. (goz)

  • Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

    Masjid Al Aqsha di Kudus: Simbol Toleransi dan Sejarah Islam di Jawa

    Kudus, Beritasatu.com – Masjid Al Aqsha yang berada di Kudus, Jawa Tengah memiliki nilai sejarah yang mendalam serta sebagai simbol toleransi beragama di tanah Jawa.

    Masjid Al Aqsha di Kota Kudus, Jawa Tengah, menyimpan berbagai keunikan. Masjid ini memiliki menara setinggi 18 meter yang menyerupai candi, serta gapura berbentuk vihara dan pura yang terletak di area masjid.

    Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus ini tidak hanya memiliki nilai sejarah yang dalam, tetapi juga mengajarkan toleransi beragama di tanah Jawa.

    Masjid Al Aqsha di Kudus dari tampak luar. – (Beritasatu.com/Jamaah)

    Terletak di pusat Kota Kudus, Masjid Al Aqsha masih berdiri kokoh dengan menara khas yang memiliki arsitektur bercorak Hindu-Jawa. Menara setinggi 18 meter ini menyerupai candi, mencerminkan pengaruh budaya Hindu yang kuat di kawasan tersebut.

    Selain itu, bentuk tempat wudhu yang unik, berupa persegi panjang dengan delapan pancuran dan arca di atasnya, juga menggambarkan ciri khas arsitektur Buddha.

    Saat memasuki area masjid, pengunjung akan menjumpai gapura dengan corak Hindu, yang mirip dengan pintu gerbang vihara atau pura. Keunikan ini menjadi ciri khas Masjid Menara Kudus, yang kental akan nilai toleransi agama.

    Masjid ini didirikan Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Pada masa itu, banyak masyarakat yang masih menganut agama Hindu dan Buddha, dan Sunan Kudus berhasil menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang menghargai budaya setempat.

    Denny Nur Hakim, pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), menjelaskan bahwa berdasarkan prasasti yang ada, Masjid Al Aqsha didirikan pada 956 Hijriah atau 23 Agustus 1549 Masehi oleh Sunan Kudus.

    Bentuk masjid yang menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Budha ini merupakan wujud ajaran Sunan Kudus dalam mengedepankan nilai toleransi beragama.

    “Bicara sejarah, masjid ini dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Kudus, dan hingga kini kami terus melanjutkan jejak dakwahnya,” kata Denny Nur Hakim kepada wartawan, Jumat (28/2/2025).

    Meski sudah mengalami tiga kali perluasan, yaitu pada 1918-1919, 1927, dan perluasan terakhir hingga sekarang, Masjid Menara Kudus tetap menjaga barang-barang bersejarah yang ada.

    Penampakan Masjid Al Aqsha di Kudus dari bagian dalam – (Beritasatu.com/Jamaah)

    Di sekitar masjid, juga terdapat banyak sekolah agama dan pondok pesantren, menjadikan area ini sebagai pusat pendidikan agama Islam.

    Seorang santri asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Ahmad Syafiq Al Maududi, mengungkapkan sering mengunjungi Masjid Menara Kudus untuk menghafal Al-Qur’an dan berdoa. Ia menyebutkan, suasana masjid yang kental dengan nuansa sejarah membuatnya merasa tenang dan nyaman.

    “Saya sering ke sini karena suasananya yang berbeda. Ketenangan yang saya rasakan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Harus datang langsung untuk merasakannya,” ujarnya lagi.

    Hingga saat ini, Masjid Menara Kudus tetap menjadi tempat yang tidak hanya menarik bagi wisatawan religi lokal maupun internasional, tetapi juga sebagai simbol semangat toleransi beragama dan penghormatan terhadap sejarah Islam di Jawa.

  • Bupati Kudus Samani Intakoris Rencana Bangun Mal dan Rumah Sakit di Lahan Eks Matahari

    Bupati Kudus Samani Intakoris Rencana Bangun Mal dan Rumah Sakit di Lahan Eks Matahari

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris berencana membangun mal dan rumah sakit di lahan eks Matahari.

    Untuk diketahui, Samani Intakoris merupakan seorang arsitek yang kini menjadi bupati.

    “Saya punya rencana ya mimpi seorang arsitek yang menjadi bupati. Yaitu kalau lahan eks Matahari dibangun rumah sakit dan mal,” kata Sam’ani Intakoris di sela-sela kunjungannya di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Sabtu (1/3/2025).

    Rencana lahan eks Matahari yang lokasinya berada di sebelah RSUD dr Loekmono Hadi, kata Sam’ani, akan dibangun mal sekaligus rumah sakit.

    Nantinya bangunan tersebut terdapat rubanah, kemudian lantai 1, 2, dan 3 untuk mal dan lantai 4, 5, dan 6 digunakan sebagai rumah sakit.

    “Tapi ini masih melihat DED (Detail Enginering Design) dulu. Kemudian ada berbagai permasalahan seperti penanganan sampah, penyediaan gas elpiji, dan perbaikan sekolah yang harus segera ditangani,” katanya.

    Dalam pengecekan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Sam’ani meminta kepada manajemen untuk terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan.

    “Tadi melihat lebih dekat pelayanan di RSUD. Proses administrasi berjalan baik. Menurut saya, keramahan pegawai seperti senyum dan sapa sudah baik,” kata Sam’ani.

    RSUD akan memiliki laboratorium yang lebih lengkap.

    Sam’ani menjelaskan minggu ini fasilitas laboratorium akan selesai.

    Beberapa tenant UMKM juga akan tersedia dan juga minuman gratis untuk penunggu pasien.

    “Ada tenant UMKM biar makin lengkap. Nanti juga akan kami sediakan minuman gratis bagi penunggu pasien RSUD,” kata dia.

    Pihaknya menilai pelayanan RSUD sudah 90 persen baik.

    Meskipun begitu, Sam’ani tetap terbuka terhadap masukan dan penilaian masyarakat. Sebab, RSUD milik masyarakat Kabupaten Kudus.

    “Menurut saya sudah 90 persen bagus. Tapi ya tetap kami terbuka terhadap penilaian masyarakat. Toh RSUD memang milik masyarakat Kabupaten Kudus,” kata dia. (goz)

  • Hari Pertama Puasa, Bupati Kudus Samani Intakoris Cek Harga Sembako

    Hari Pertama Puasa, Bupati Kudus Samani Intakoris Cek Harga Sembako

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Bitingan, Sabtu (1/3/2025).

    Tinjauan di awal Ramadan ini untuk memastikan harga kebutuhan pokok di Kudus stabil.

    “Kunjungan kami ke pasar untuk mengecek harga beberapa komoditas dan memastikan tidak ada inflasi,” kata Sam’ani Intakoris.

    Dari pantauan tersebut, ada beberapa kebutuhan pokok yang sedikit mengalami lonjakan harga.

    Di antaranya yaitu daging ayam, cabai, dan bawang merah.

    Sementara, harga daging sapi masih stabil.

    Menurutnya dia, kenaikan harga ini masih dalam tahap wajar.

    “Kenaikan harga pokok masih terbilang wajar.

    Nanti setelah seminggu, harga pokok turun.

    Biasanya kenaikan harga satu minggu sebelum lebaran itu daging ayam dan sapi,” kata Sam’ani.

    Sampai saat ini, stok kebutuhan sembako di Kabupaten Kudus masih dalam status aman.

    Stok beras sangat aman, apalagi sebentar lagi tiba panen raya.

    “Jadi untuk stok beras aman,” tandas dia.

    Sam’ani memastikan, apa yang pihaknya lakukan merupakan bagian dari upaya pengendalian laju inflasi.

    Berkaitan dengan rencana pengedalian harga sembako, kata Sam’ani, pihaknya telah menyusun sejumlah strategi.

    Langkah pertama yaitu dengan mengecek harga di lapangan dan kemudian melakukan operasi pasar.

    Sam’ani mengatakan, dia juga siap untuk berkoordinasi dengan daerah lain berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sembako.

    Dengan begitu, kebutuhan sembako di Kudus senantiasa tercukupi.

    “Kalau memang ada komoditas yang harganya naik drastis, akan kami lakukan operasi pasar dan memastikan stok yang ada.

    Kami akan berkoordinasi dengan kabupaten lain yang punya stok banyak,” kata Sam’ani. (goz)