kab/kota: Kudus

  • Hari Kedua Pemilihan Paus, Semua Mata Tertuju ke Cerobong Asap Kapel Sistina

    Hari Kedua Pemilihan Paus, Semua Mata Tertuju ke Cerobong Asap Kapel Sistina

    Jakarta

    Dunia Katolik dilanda harap-harap cemas pada hari Kamis (8/5), saat para kardinal yang bertugas memilih paus baru bersiap di Kapel Sistina, Vatikan untuk memulai hari kedua pemungutan suara mereka. Semua mata tertuju ke cerobong asap Kapel Sistina.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), sebelumnya, gumpalan asap hitam mengepul di atas kerumunan yang memadati Lapangan Santo Petrus pada Rabu (7/5) malam waktu setempat. Hal ini mengonfirmasi bahwa pemungutan suara hari pertama konklaf belum memperoleh mayoritas dua pertiga suara untuk menunjuk pengganti mendiang Paus Fransiskus.

    Ke-133 kardinal menghabiskan malam di wisma tamu Santa Marta, dan akan melakukan misa private pada Kamis pagi waktu setempat, sebelum memulai hari kedua pemungutan suara.

    Jika pemungutan suara rahasia pertama pagi hari gagal lagi untuk mengidentifikasi pemenang yang jelas, maka pemungutan suara kedua akan diadakan. Jika tidak ada konsensus lagi, dua pemungutan suara lagi akan diadakan di sore hari.

    Para kardinal akan tetap berada di balik pintu tertutup sampai paus ke-267 yang baru terpilih mendapat berkat yang jelas untuk memimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia. Mereka disumpah untuk merahasiakan proses yang telah berlangsung berabad-abad itu.

    – ‘Asap hitam’ –
    Ruangan dikunci untuk menghindari gangguan dan kebocoran, satu-satunya cara para kardinal mengomunikasikan hasil suara mereka adalah dengan membakar surat suara mereka dengan bahan kimia untuk menghasilkan asap. Surat suara berwarna hitam jika tidak ada keputusan, atau putih jika mereka telah memilih paus baru.

    Dua pemilihan paus sebelumnya pada tahun 2005 dan 2013 berlangsung selama dua hari, tetapi beberapa pemilihan pada abad sebelumnya berlangsung selama lima hari. Yang terlama berlangsung hampir tiga tahun, antara November 1268 dan September 1271.

    Sebelum asap muncul, puluhan ribu orang — peziarah, turis, dan warga Roma yang penasaran — telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

    “Saya tidak keberatan dengan asap hitam, itu menunjukkan Roh Kudus sedang bekerja. Akan ada pemungutan suara lainnya segera, kita akan mendapatkan paus kita,” kata James Kleineck, 37 tahun, dari Texas, Amerika Serikat saat melihat asap hitam dari Kapel Sistina pada Rabu (7/5).

    Barbara Mason, 50 tahun, melakukan perjalanan dari Kanada untuk konklaf tersebut, berharap untuk melihat seorang paus yang akan melanjutkan jejak progresif Paus Fransiskus.

    “Saya senang mereka meluangkan banyak waktu karena itu berarti mereka berpikir dengan saksama tentang siapa yang akan menjadi Paus,” katanya.

    Konklaf 2025 adalah yang terbesar dan paling internasional yang pernah ada, yang mempertemukan para kardinal dari sekitar 70 negara — banyak di antaranya sebelumnya tidak saling mengenal.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemilihan Paus Baru: Asap Hitam Muncul Tanda Berakhirnya Hari Pertama Konklaf – Halaman all

    Pemilihan Paus Baru: Asap Hitam Muncul Tanda Berakhirnya Hari Pertama Konklaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Asap hitam muncul lewat cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025). 

    Asap hitam ini menjadi tanda berakhirnya Konklaf pemilihan Paus ke-267 pada hari pertama. 

    Artinya belum ada paus yang terpilih setelah pemungutan suara pertama konklaf.

    Diketahui asap hitam muncul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina pada pukul 21.00 pada Rabu malam. 

    Sekitar 45.000 orang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menunggu pengumuman, yang diperkirakan akan terjadi setelah pukul 7 malam. 

    Akhirnya, mereka harus menunggu hingga pukul 9 malam, mengutip Vatikan News. 

    Di antara mereka yang berada di alun-alun tersebut adalah Diakon Nicholas Nkoronko dari Tanzania. 

    “Peran kami di sini adalah berdoa dan bergabung dengan umat Kristen lainnya, umat Katolik lainnya, untuk berdoa agar Roh Kudus membimbing seluruh proses ini,” ujarnya. 

    Diakon Nicholas Nkoronko menyebut dari manapun Paus baru itu berasal, darimana pun itu dari Afrika, Asia, Amerika, menurutnya yang dibutuhkan adalah seorang Paus yang suci.

    “Kita membutuhkan seorang Paus yang akan membimbing Gereja dan akan menjadi gembala Gereja.”

    10 Kardinal Potensi Jadi Kandidat Terkuat Paus

    1. Kardinal Peter Erdo, Uskup Agung Budapest, Hungaria

    Kardinal Peter Erdo, seorang ahli hukum yang menurut laporan berusia 72 tahun.

    Dirinya pemimpin Katolik dengan jabatan tertinggi di Hongaria.

    2. Kardinal Fridolin Ambongo, Uskup Agung Kinshasa, Republik Demokratik Kongo 

    Kardinal Fridolin Ambongo, merupakan presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, dilansir CBS News.

    Jika terpilih, ia akan menjadi orang Afrika pertama yang dipilih untuk memimpin Gereja Katolik dalam lebih dari 1.500 tahun. 

    3. Kardinal Mario Grech, sekretaris jenderal Sinode Uskup

    Kardinal Mario Grech, berusia 68 tahun, adalah seorang ahli hukum yang memiliki pengaruh besar terhadap cara sinode di gereja dijalankan. 

    Grech berasal dari Malta, yang merupakan salah satu negara terkecil di dunia. 

    4. Kardinal Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan 

    Kardinal Pietro Parolin (70), adalah orang kedua di Vatikan dan seorang diplomat karier yang secara konsisten bangkit mengatasi segala turbulensi yang menandai masa kepausan. 

    Ia dianggap sebagai seorang moderat yang, jika terpilih, dapat memperbaiki keretakan di dalam gereja. Ia juga dianggap sebagai seorang progresif dengan visi global. 

    5. Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem 

    Kardinal Pierbattista Pizzaballa (60), adalah seorang kandidat pastoral yang telah berbicara di tengah perang Israel-Hamas dan mengunjungi Gaza selama konflik tersebut. 

    Ia adalah pendukung keadilan sosial dan memandang dirinya sebagai pelayan rakyat. 

    6. Kardinal Luis Tagle dari Filipina

    Kardinal Luis Tagle (67), dikenal sebagai “Fransiskus Asia” karena semangat misionarisnya serta penekanannya pada kepedulian terhadap kaum miskin dan penerimaan terhadap kaum LGBTQ serta umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.

    Ia adalah mantan uskup agung Manila, Filipina. 

    7. Kardinal Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna, Italia 

    Kardinal Matteo Zuppi (69) adalah presiden konferensi para uskup Italia.

    Paus Fransiskus pernah memilih Zuppi sebagai utusannya ke Rusia dan Ukraina, serta ke Tepi Barat dan Beijing, untuk memajukan perdamaian.  

    8. Kardinal Anders Arborelius, Uskup Agung Stockholm 

    Kardinal Anders Arborelius (75) adalah kardinal pertama dari Skandinavia. 

    Ia juga seorang tradisionalis pada ajaran gereja tentang etika seksual dan gender, dan memiliki kepedulian yang kuat terhadap lingkungan. 

    9. Kardinal Gerald Cyprien Lacroix dari Quebec

    Kardinal Gérald Cyprien Lacroix, Uskup Agung Metropolitan Quebec, Kanada (67) tahun. 

    Sebelumnya dalam kariernya, ia menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai misionaris dan profesor seminari di Kolombia. 

    10. Kardinal Peter Turkson dari Ghana

    Kardinal Peter Turkson (76) dari Ghana akan menjadi paus Afrika kontemporer pertama di Gereja Katolik jika terpilih.

    Dirinya menentang kriminalisasi hubungan homoseksual di Afrika, termasuk di negara asalnya.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) 

     

  • Pemilihan Paus Baru: Asap Hitam Muncul Tanda Berakhirnya Hari Pertama Konklaf – Halaman all

    Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Menjelang dimulainya rangkaian konklaf atau pemilihan paus baru atau pengganti Paus Fransiskus, sejumlah persiapan mulai dilakukan.

    Di sebuah sudut tersembunyi di pusat Roma, keluarga Gammarelli mengungkap bahwa ia dan sepupunya telah mempersiapkan cassock atau jubah putih untuk paus baru.

    Meskipun Vatikan belum memberikan pesanan resmi, namun Mancinelli tetap setia pada tradisi dengan mempersiapkan jubah-jubah tersebut.

    Keluarga Gammarelli yang dikenal karena menjahit pakaian rohaniwan selama lebih dari 200 tahun untuk delapan paus terakhir, termasuk Paus Fransiskus mengatakan bahwa cassock  buatannya telah siap, siapapun pausnya.

    Tak hanya jubah, Para penjahit kepausan di Gammarelli turut menyiapkan selempang, dan kopiah, dalam tiga ukuran kecil, sedang, dan besar.

    “Begitu Takhta Suci memberi tahu kami bahwa kami harus membuat jubah, kami segera memulainya, kami butuh waktu sekitar 15 hari ” kata Tn. Gammarelli, mengutip dari ABC News.

    “Ketika kami perlu bekerja untuk Bapa Suci, semua orang ingin mengerjakan jubahnya, jadi semua orang mengerjakannya, kami tidak mengesampingkan siapapun,” imbuh Tn. Gammarelli

    Jubah-jubah tersebut dipersiapkan agar bisa dikenakan oleh Paus baru saat pertama kali tampil di balkon Basilika Santo Petrus.

    Melalui tangan-tangannya yang terampil, ia tidak hanya menjahit kain, tetapi juga menjalin sejarah dan spiritualitas yang akan dikenang oleh generasi mendatang.

    Perbedaan Jubah Paus Fransiskus dan Benediktus XVI

    Seiring berjalannya waktu, mode pakaian gerejawi terus mengalami perubahan.

    Perbedaan paling mencolok terjadi setelah Konsili Vatikan II pada tahun 1960-an, dimana pakaian liturgi berubah menjadi lebih sederhana.

    Paus Fransiskus, misalnya, menolak mengenakan pakaian mewah seperti bulu dan beludru yang biasa dipakai oleh pendahulunya.

    Fransiskus melakukan sedikit penyesuaian pada manset jubahnya.

    Memilih aksesori sederhana seperti sepatu hitam polos dan menyimpang dari tradisi dengan memilih Fisherman’s Ring (Cincin Nelayan) berlapis emas daur ulang. Sementara itu, Benediktus memilih cincin dari emas padat.

    Meski dibuat sederhana, namun Mancinelli tetap menjaga kualitas dan keaslian dalam setiap jahitannya.

    Menggunakan bahan wol ringan yang lebih terjangkau namun tetap mencerminkan kehormatan jabatan gerejawi.

    Kontras dengan Paus Fransiskus, pendahulunya yakni Paus Benediktus XVI justru dikenal dengan gaya berpakaian yang sangat tradisional dan liturgis.

    Ia kerap tampil mengenakan mozzetta merah (mantel bahu beludru yang digunakan di luar ruangan), sepatu kulit merah khas Paus, serta topi camauro dan tiara klasik dalam acara tertentu.

    Gaya tersebut mempertegas kontinuitas dengan tradisi kepausan abad pertengahan dan simbol otoritas spiritual.

    Pengamat Vatikan menyebut gaya Benediktus sebagai bentuk “keindahan liturgis” yang disengaja.

    “Benediktus percaya bahwa simbol visual dalam pakaian Paus adalah bagian dari kesaksian iman,” ujar seorang penulis Vatikan yang diwawancarai oleh Catholic News Agency.

    Hari Pertama Konklaf Dimulai

    Setelah 15 sepeninggalan Paus Fransiskus,  serangkaian ritus suci dan proses ketat konklaf resmi dimulai pada Rabu (7/5/2025).

    Serangkaian proses akan dimulai guna membawa Gereja Katolik kepada pemimpin barunya setelah wafatnya Paus Fransiskus.

    Di hari pertama konklaf, Pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB, seluruh anggota College of Cardinals berkumpul dalam Misa Pro Eligendo Romano Pontifice di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

    Misa dipimpin oleh Kardinal Giovanni Re, Dekan para Kardinal, yang juga akan menyampaikan homili berdasarkan diskusi internal sejak wafatnya Paus Fransiskus.

    Adapun Homili tersebut menjadi refleksi atas prioritas utama Gereja dalam memilih Paus baru.

    Setelah misa digelar, para kardinal akan beristirahat untuk makan siang dan menjalani masa refleksi pribadi terakhir.

    Pada momen ini, mereka diharapkan mempertimbangkan suara hati dan dorongan Roh Kudus sebelum memasuki proses pemilihan.

    Pukul 16.30 atau 21.30 WIB, prosesi khidmat menuju Kapel Sistina dimulai.

    Di bawah naungan lukisan megah karya Michelangelo, para kardinal menyanyikan himne Latin Veni Creator Spiritus sebelum mengambil sumpah, baik secara kolektif maupun pribadi, untuk menjaga kerahasiaan pemilihan.

    Setelah itu seluruh 133 kardinal pemilih bersumpah, diumumkan seruan “extra omnes” semua yang tidak berkepentingan diminta keluar, dan pintu Kapel Sistina ditutup rapat.

    Usai disumpah, para kardinal akan memulai pemungutan suara.

    Apabila muncul asap putih dari cerobong kapel, berarti telah terpilih seorang Paus baru dengan suara dua pertiga.

    Namun, jika asap berwarna hitam, artinya belum ada kesepakatan dan pemungutan suara akan dilanjutkan.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Sekolah terdampak regrouping di Kudus akan digunakan untuk Koperasi Merah Putih

    Sekolah terdampak regrouping di Kudus akan digunakan untuk Koperasi Merah Putih

    Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

    Sekolah terdampak regrouping di Kudus akan digunakan untuk Koperasi Merah Putih
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 17:46 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah berkomitmen agar seluruh desa melaksanakan Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Merah Putih. Hal itu disampaikan Bupati Kudus Sam’ani Intakoris saat Musyawarah Desa Khusus yang digelar di Balai Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Selasa (6/5) bersama Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono. 

    Pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Kudus juga sudah mencapai 40 persen. Rencananya kantor Koperasi Merah Putih dapat menggunakan bangunan sekolah yang terdampak regrouping, sehingga bangunan tidak terbengkelai. Selain itu bangunan SD itu juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan desa sepeti Posyandu maupun Bumdes.

    Bupati juga mengapresiasi Bank Jateng yang akan membiayai pengurusan badan hukum Koperasi Merah Putih melalui CSR. Selanjutnya, Bupati bersama jajaran siap mendampingi dan menjadi tempat konsultasi kepala desa sampai Koperasi Merah Putih. Iamenyatakan kalau didesa sudah ada Bumdes tinggal dikolaborasikan dengan koperasi desa. 

    Ditambahkan, mengenai target luasan tanaman padi sekitar 33 ribu hektar, namun, Sam’ani menjelaskan baru bisa memenuhi 26 ribu hektar. Angka tersebut akan berupaya untuk terus ditambah.  Meski saat ini setelah dihitung, Kabupaten Kudus srplus swasembada pangan sekitar 30 ribu ton per tahun. Ini akan menyumbang ke wilayah Jawa Tengah dan Republik Indonesia.

    “Kami upayakan laham menanam padi ditambah. Semoga wilayah Jekulo, Kaliwungu, dan Mejobo yang kadang terdampak banjir bisa satu sampai dua kali masa tanam lagi,” paparnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Rabu (7/5).

    Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono menyatakan Koperasi Merah Putih akan menyediakan sembako dengan harga terjangkau sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan. Pengelolaannya juga didorong transparan dan diawawi oleh pihak berwenang.

    “Koperasi Merah Putih akan mempunyai gerai menyalurkan sembako dengan harga sembako sesuai harga yang ditetapkan pemerintah. Juga menyalurkan bantuang langsung kepada rakyat melalui koperasi Merah Putih,” tandasnya..

    Sumber : Radio Elshinta

  • Profil Rivan Achmad Purwantono Dirut Baru Jasa Marga (JSMR)

    Profil Rivan Achmad Purwantono Dirut Baru Jasa Marga (JSMR)

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Rivan Achmad Purwantono sebagai Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar pada Rabu (7/5/2025).

    Rivan masuk ke dalam jajaran direksi JSMR menggantikan Subakti Syukur yang memimpin JSMR selama 5 tahun belakangan. 

    “Perseroan juga menyetujui perubahan nomenklatur dan penetapan jajaran komisaris dan direksi berdasarkan keputusan RUPST,” kata Rivan Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Ari Wibowo dikutip, Rabu (7/5/2025).

    Sebelum resmi menjabat sebagai Dirut JSMR, Rivan merupakan Direktur Utama PTJasa Raharja (Persero) terhitung sejak 17 Juni 2021. Tak hanya itu, pria kelahiran Kudus 59 tahun itu juga akrab dikenal sebagai bankir.

    Karier profesional Rivan dimulai di Lippo Bank mengisi jabatan sebagai Kepala Bagian Kredit Semarang pada 1993-1996. Selain itu, dia juga sempat menjabat sebagai advisor, Kepala Divisi, hingga General Manager di perusahaan yang sama.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Rivan juga sempat menjabat sebagai general manager di Sophie Martin pada tahun 2005. Tak berlangsung lama, pada 2006 Rivan melanjutkan kariernya sebagai Bankir Bank Bukopin yang saat ini dikenal sebagai KB Bank.

    Perjalanannya di KB Bank berlangsung selama 14 tahun, di mana pada 2018 pemegang saham mempercayai sebagai direktur konsumer.

    Lulusan Universitas Gadjah Mada tahun 1990 itu kemudian di dapuk menjadi Direktur Keuangan di PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada Mei 2020. Hingga akhirnya pada Juni 2020 Rivan kembali menjadi bagian dari KB Bank sebagai direktur Utama hingga Juni 2021.

    Berikut susunan dewan komisaris dan direksi JSMR terbaru: 

    Komisaris  

    – Komisaris Utama: Juri Ardiantoro 

    – Komisaris: Syamsul Bachri Yusuf 

    – Komisaris Independen: Nachrowi Ramli  

    – Komisaris Independen: Seppalga Ahmad  

    – Komisaris Independen: Rudi Antariksawan 

    – Komisaris Independen: Asrorun Ni’am Sholeh 

    Direksi 

    – Direktur Utama: Rivan Achmad Purwantono 

    – Direktur Bisnis: Reza Febriano 

    – Direktur Human Capital & Transformasi: Yoga Tri Anggoro 

    – Direktur Operasi & Layanan: Fitri Wiyanti 

    – Direktur Pengembangan Usaha: Mohamad Agus Setiawa  

    – Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Pramitha Wulanjani

  • Kisah tiga Paus dari Afrika mengubah Kekristenan dan memberi Hari Valentine – Halaman all

    Kisah tiga Paus dari Afrika mengubah Kekristenan dan memberi Hari Valentine – Halaman all

    Afrika Utara saat ini didominasi umat Islam. Tapi kawasan ini dulunya adalah ‘jantung’ agama Kristen yang telah melahirkan sejumlah Paus. Warisan mereka dapat dirasakan oleh jemaat Gereja hingga hari ini.

    Wilayah kepausan mereka, yang berlangsung pada masa Kekaisaran Romawi, mencakup Tunisia modern, timur laut Aljazair, hingga pantai Libia barat.

    “Afrika Utara adalah Sabuk Alkitab Kekristenan kuno,” kata Prof Christopher Bellitto, seorang sejarawan Kean University di AS.

    Setelah Paus Fransiskus wafat, banyak umat Katolik di Afrika berharap Paus selanjutnya akan kembali berasal dari benua itu untuk pertama kalinya semenjak lebih dari 1.500 tahun yang lalu.

    Melalui artikel ini, kita akan berjumpa dengan tiga Paus dari Afrika – dan bagaimana mereka membuat umat Kristen merayakan Minggu Paskah dan Hari Valentine.

    Ketiganya telah diakui Gereja sebagai santo alias orang kudus.

    Victor I (189-199)

    Dianggap berasal dari Berber (penduduk asli Afrika Utara), Paus Victor I memimpin Gereja Katolik pada saat pengikut Yesus Kristus dipersekusi oleh para pejabat Romawi karena menolak menyembah dewa-dewa Romawi.

    Dia mungkin paling dikenal atas perannya dalam memastikan orang Kristen merayakan Paskah pada hari Minggu.

    Pada abad ke-2, beberapa kelompok Kristen dari Provinsi Romawi Asia (di Turki modern) merayakan Paskah pada hari yang sama saat orang Yahudi merayakan Paskah Yahudi [Passover, untuk merayakan pembebasan orang Yahudi dari perbudakan di Mesir].

    Namun, umat Kristen di bagian barat Kekaisaran Romawi percaya bahwa Yesus Kristus dibangkitkan pada hari Minggu sehingga Paskah harus selalu dirayakan pada hari itu.

    Perdebatan tentang kapan kebangkitan Yesus Kristus terjadi membuat masalah ini sangat kontroversial.

    “Kontroversi Paskah” adalah simbol dari konflik yang lebih besar antara umat Kristen Timur dan Barat, dan apakah orang Kristen harus mengikuti praktik orang Yahudi atau tidak.

    Victor I mengadakan Sinode Romawi pertama atau pertemuan para pemimpin Gereja—untuk menyelesaikan kebuntuan tersebut.

    Dia mengancam para uskup akan diasingkan dari Gereja jika menolak mematuhi keinginannya.

    “Dia bersuara tegas untuk membuat semua orang benar-benar punya pemahaman yang sama dengannya,” kata Prof Bellitto kepada BBC.

    Ini adalah karakter yang mengesankan, kata sejarawan itu, karena “dia adalah Uskup Roma ketika Kekristenan masih dianggap bertentangan dengan hukum di kekaisaran Romawi.”

    Warisan penting lainnya dari Victor I adalah dia memperkenalkan bahasa Latin sebagai bahasa umum Gereja Katolik. Sebelumnya, bahasa Yunani Kuno adalah bahasa utama untuk Liturgi Katolik dan komunikasi resmi Gereja.

    Victor I sendiri menulis dan berbicara dalam bahasa Latin yang saat itu digunakan secara luas di Afrika Utara.

    Miltiades (311-314)

    Paus Miltiades diyakini lahir di Afrika.

    Selama masa kepausannya, kekristenan semakin diterima oleh para kaisar Romawi dan akhirnya menjadi agama resmi Kekaisaran.

    Sebelumnya, persekusi terhadap umat Kristen berlangsung pada berbagai momen dalam sejarah Kekaisaran.

    Meski begitu, Prof Bellitto menunjukkan bahwa Miltiades tidak berperan atas perubahan ini. Dia mengatakan Paus adalah “penerima kebaikan hati Romawi” ketimbang negosiator yang hebat.

     

    Miltiades diberi sebuah istana oleh Kaisar Romawi Konstantinus, dan menjadi paus pertama yang punya kediaman resmi.

    Dia juga diberi izin oleh Konstantinus untuk membangun Basilika Lateran yang sekarang tercatat sebagai gereja publik tertua di Roma.

    Walau Paus modern tinggal dan bekerja di Vatikan, Gereja Lateran kadang-kadang disebut dalam Katolik sebagai “induk dari semua gereja”.

    Gelasius I (492-496)

    Gelasius I adalah satu-satunya di antara tiga paus Afrika yang menurut para sejarawan tidak lahir di Afrika.

    “Ada sumber mengenai dia… lahir di Roma. Jadi kami tidak tahu apakah dia [pernah] tinggal di Afrika Utara, tetapi tampaknya jelas bahwa dia adalah keturunan Afrika Utara,” jelas Prof Bellitto.

    Dia adalah sosok yang paling penting di antara tiga pemimpin umat Kristen asal Afrika, menurut Prof Bellitto.

    Gelasius I secara luas diakui sebagai Paus pertama yang secara resmi disebut “Vikaris Kristus”, sebuah istilah yang menandakan peran Paus sebagai wakil Kristus di Bumi.

    Dia juga mengembangkan Doktrin Dua Pedang, yang menekankan kekuasaan Gereja dan negara yang terpisah tetapi setara.

    Gelasius I juga membuat perbedaan tegas bahwa kedua kekuasaan diberikan kepada Gereja oleh Tuhan. Gereja kemudian mendelegasikan kekuasaan duniawi kepada negara. Inilah yang membuat Gereja pada akhirnya lebih unggul.

    “Setelahnya, pada Abad Pertengahan, Paus kadang-kadang mencoba memveto pemilihan kaisar atau raja, karena mereka mengatakan Tuhan memberi kekuasaan itu kepada mereka,” kata Prof Bellitto.

    Gelasius I juga dikenang karena tanggapannya terhadap Skisma Akasia—perpecahan antara Gereja Kristen Timur dan Barat yang berlangsung dari tahun 484 hingga 519.

    Selama periode ini, Gelasius I menegaskan supremasi Roma dan kepausan atas seluruh Gereja, baik Timur maupun Barat, yang diyakini para ahli melangkah terlalu jauh daripada pendahulunya.

    Gelasius juga bertanggung jawab atas perayaan populer yang masih dirayakan banyak orang sampai sekarang, yaitu perayaan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari tahun 496 untuk memperingati Santo Valentine.

    Beberapa catatan mengatakan Valentine adalah seorang pendeta yang terus melakukan pernikahan secara rahasia meski dilarang oleh Kaisar Claudius II.

    Sejarawan percaya bahwa Hari Valentine berakar pada festival cinta dan kesuburan Romawi, Lupercalia, dan merupakan langkah Gelasius I untuk mengkristenkan tradisi pagan.

    Seperti apa wajah paus asal Afrika?

    Prof Bellitto mengatakan tidak ada cara untuk mengetahui, dengan tingkat akurasi apa pun, seperti apa wajah ketiga paus itu.

    “Kita harus ingat bahwa Kekaisaran Romawi, dan memang Abad Pertengahan, tidak memikirkan ras seperti yang kita pikirkan saat ini. Itu tidak ada hubungannya dengan warna kulit,” katanya kepada BBC.

    “Orang-orang di Kekaisaran Romawi tidak ada bermasalah dengan ras, tapi mereka peduli dengan etnisitas.”

    Prof Philomena Mwaura, seorang akademisi di Universitas Kenyatta Kenya, mengatakan kepada BBC bahwa Afrika di bawah kekuasaan Romawi sangat multikultural. Kelompok Berber dan Punic, budak-budak yang telah merdeka, hingga orang-orang dari Roma berdatangan ke Afrika.

    “Komunitas Afrika Utara cukup beragam, dan itu juga merupakan rute perdagangan bagi banyak orang yang terlibat dalam perdagangan di zaman kuno sebelumnya,” jelasnya.

    Alih-alih mengidentifikasi diri dengan kelompok etnis tertentu, “kebanyakan orang yang berasal dari daerah dalam Kekaisaran Romawi menganggap diri mereka sebagai Romawi,” tambah Prof Mwaura.

    Mengapa tidak ada lagi Paus dari Afrika?

    Tak satu pun dari 217 Paus sejak Gelasius I yang diyakini berasal dari Afrika.

    “Gereja di Afrika Utara dilemahkan oleh banyak kekuatan, termasuk jatuhnya Kekaisaran Romawi dan juga serbuan Muslim [ke Afrika Utara] pada abad ke-7,” kata Prof Mwaura.

    Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa hadirnya Islam di Afrika Utara tidak bisa menjelaskan kenapa tidak ada Paus dari kawasan tersebut selama lebih dari 1.500 tahun.

    Prof Bellitto mengatakan proses pemilihan Paus baru menjadi “monopoli Italia” selama bertahun-tahun.

    Namun, dia mengatakan ada kemungkinan besar seorang Paus dari Asia atau Afrika akan terpilih dalam waktu dekat karena jumlah umat Katolik di belahan bumi selatan jauh lebih besar daripada mereka yang tinggal di belahan utara.

    Faktanya, agama Katolik berkembang lebih cepat di Afrika sub-Sahara saat ini daripada di tempat lain.

    Angka terbaru menunjukkan ada 281 juta umat Katolik di Afrika pada tahun 2023. Ini menyumbang 20?ri jemaat di seluruh dunia.

    Tiga orang Afrika menjadi kandidat untuk menggantikan Paus Fransiskus—Fridolin Ambongo Begungu dari Republik Demokratik Kongo, Peter Kodwo Appiah Turkson dari Ghana, dan Robert Sarah dari Guinea.

    Tetapi Prof Mwaura berpendapat bahwa “meskipun Kekristenan sangat kuat di Afrika, kekuatan Gereja masih di utara, karena mereka memiliki sumber daya.”

  • Pemkab Kudus Targetkan 60 Kopdes Merah Putih Diluncurkan Juli Mendatang

    Pemkab Kudus Targetkan 60 Kopdes Merah Putih Diluncurkan Juli Mendatang

    TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) memastikan bahwa musyawarah desa khusus masih berlangsung di 123 desa dan 9 kelurahan di Kabupaten Kudus.

    Musdes khusus yang berlangsung pada Mei ini sebagai langkah awal pembentukan koperasi desa/kelurahan merah putih menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Kepala Dinas PMD Kudus, Famni Dwi Arfana mengatakan, embrio pembentukan Kopdes Merah Putih sudah ada tersebar di beberapa desa/kelurahan.

    Koperasi merah putih ini dibentuk berkolaborasi dengan pihak terkait, seperti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai embrionya. Nantinya, koperasi ini harus bersertifikasi dan berbadan hukum.

    Kata dia, Dinas PMD kini tengah melakukan inventarisasi potensi-potensi di setiap desa, guna menentukan arah bidang usaha koperasi sesuai kebutuhan masyarakat.

    Terdapat tujuh bidang usaha yang bisa dikembangkan. Mulai dari pertanian, simpan pinjam, kesehatan, hingga penyediaan sembako.

    “Ini penting supaya koperasi yang dibentuk nantinya benar-benar berjalan dan bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya, Selasa (6/5/2025).

    Menurut Famni, pengadaan koperasi merah putih bisa dilakukan dengan tiga skema. Pertama pengadaan baru, kedua revitalisasi dan ketiga pengembangan.

    Output hasil Musdes Khusus dijadikan sebagai dasar pembentukan koperasi merah putih. Koperasi ini nantinya digerakkan oleh 9-20 SDM sesuai kebutuhan, yang diambil dari masyarakat desa masing-masing. Modal awalnya berkisar Rp 15 juta dialokasikan dari APBDes dibantu APBD.

    Famni menegaskan, semua desa dan kelurahan di Kudus harus sudah punya koperasi merah putih tahun ini. Meski dalam pengadaannya dilakukan secara bertahap.

    “Saat ini terus berproses, kita harapkan saat launching serentak pada Hari Koperasi 12 Juli mendatang sudah ada separo sekitar 60-an kopdes merah putih terbentuk di Kudus,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Dinas PMD mendata, saat ini terdapat beberapa KUD yang masih aktif, bisa menjadi mitra koperasi merah putih. Keberadaan Gapoktan juga dinilai bisa mendukung pembentukan Koperasi Merah Putih, dalam penyediaan pupuk, bibit, hingga pemasaran hasil pertanian.

    Rencana pembentukan koperasi bersertifikasi melalui notaris juga sedang dikaji. Apakah akan memanfaatkan koperasi yang sudah ada atau membentuk koperasi baru.

    Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris menyatakan, saat ini pembentukan Koperasi Merah Putih di Kudus masih dalam tahap persiapan dan koordinasi. Termasuk menjalin kerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terkait penyertaan modal.

    Pemerintah kabupaten juga melakukan pendampingan dalam proses pendirian badan hukum Kopdes Merah Putih melalui Bank Jateng.

    Koperasi Merah Putih ini akan menjadi salah satu unit usaha milik pemerintah desa seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Koperasi ini dirancang tidak untuk menyaingi Bumdes, melainkan untuk berjalan beriringan satu sama lain.

    Tujuh unit usaha yang ada dalam pembentukan Koperasi Merah Putih meliputi kantor koperasi, kios pengadaan sembako, unit bisnis simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek, sistem pergudangan atau cold storage, dan sarana logistik.

    Pembentukan koperasi ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian ekonomi lokal daerah.

    “Embrio sudah ada, dan rata-rata desa siap bekerjasama dengan perbankan untuk penyertaan modal,” tuturnya. (Sam)

  • Bocoran Mobil Listrik Polytron yang Rilis Besok, Sudah Nongol di Marketplace

    Bocoran Mobil Listrik Polytron yang Rilis Besok, Sudah Nongol di Marketplace

    Jakarta

    Polytron bakal merilis mobil listrik pertamanya besok di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Perusahaan elektronik itu bakal mengekspansi bisnis dari televisi, radio, kulkas, mesin cuci, motor listrik, hingga menjadi pabrikan mobil listrik.

    Perusahaan yang berasal dari Kudus ini baru membagikan potongan siluet dengan warna merah bertuliskan Polytron.

    Namun di salah satu marketplace yang bekerja sama dengan Polytron, sudah terpampang satu mobil listrik Polytron G3+. Tampangnya mirip SUV, sangat kental dengan mobil Skyworth EV K.

    Dalam website global, Skyworth K punya jarak tempuh hingga 620 km, berdasarkan pengetesan NEDC. Perjalanan itu didukung dengan baterai 85.97 kWh, sementara performanya bisa melesat dari titik nol ke 100 km/jam dalam waktu 9,6 detik.

    Mobil listrik Skyworth Foto: Skyworth

    Dalam marketplace Blibli tersebut, mobil listrik Polytron G3+ memiliki jarak tempuh 402 kilometer (CLTC). Kecepatan tertingginya 150 km/jam. Mobil itu menggendong baterai Lithium Fero Phospate (LFP) berkapasitas 51.916 kWh dan power 150 kW.

    Mobil listrik Polytron Foto: Screenshot Blibli

    Mobil itu belum tersedia harganya. Namun terdapat opsi warna Galaxy Grey dan Midnight Black, serta opsi G3.

    Nampaknya mobil listrik pertama Polytron itu tidak terlepas dari rencana kerja sama Skyworth Auto dan Polytron. Perjanjian ini mencakup pembangunan pabrik KD (Knocked Down), pengembangan produk bersama, dan pelokalan perangkat keras dan perangkat lunak.

    Mobil listrik Polytron Foto: Screenshot Blibli

    “Tunggu saja nanti tanggal 6 Mei,” kata Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo kepada detikOto, beberapa waktu yang lalu.

    Skyworth dan Polytron akan mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Pabrik ini bertujuan untuk merampingkan rantai pasokan, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing produk dengan melokalisasi produksi. Kedua perusahaan berencana untuk memproduksi hampir 10.000 kendaraan Skyworth selama tiga tahun ke depan.

    Polytron sedang mengekspansi bisnis otomotif, setelah sebelumnya ikut meramaikan segmen motor listrik. Polytron sudah memulai langkah awal di industri kendaraan listrik dengan meluncurkan sepeda motor listrik Fox-R pada tahun 2022.

    Skyworth Auto merupakan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 2017 dan berpusat di Nanjing. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Skywell New Energy Automobile Group, yang juga memiliki Nanjing Golden Dragon Bus. Skyworth Auto dikenal melalui beberapa model kendaraan listrik, seperti Skyworth K dan CE11.

    (riar/rgr)

  • Kisah Tiga Paus dari Afrika yang Mengubah Kekristenan

    Kisah Tiga Paus dari Afrika yang Mengubah Kekristenan

    Jakarta

    Afrika Utara saat ini didominasi umat Islam. Tapi kawasan ini dulunya adalah ‘jantung’ agama Kristen yang telah melahirkan sejumlah Paus. Warisan mereka dapat dirasakan oleh jemaat Gereja hingga hari ini.

    Wilayah kepausan mereka, yang berlangsung pada masa Kekaisaran Romawi, mencakup Tunisia modern, timur laut Aljazair, hingga pantai Libia barat.

    “Afrika Utara adalah Sabuk Alkitab Kekristenan kuno,” kata Prof Christopher Bellitto, seorang sejarawan Kean University di AS.

    Setelah Paus Fransiskus wafat, banyak umat Katolik di Afrika berharap Paus selanjutnya akan kembali berasal dari benua itu untuk pertama kalinya semenjak lebih dari 1.500 tahun yang lalu.

    Melalui artikel ini, kita akan berjumpa dengan tiga Paus dari Afrika – dan bagaimana mereka membuat umat Kristen merayakan Minggu Paskah dan Hari Valentine.

    Ketiganya telah diakui Gereja sebagai santo alias orang kudus.

    Victor I (189-199)

    Getty Images

    Dia mungkin paling dikenal atas perannya dalam memastikan orang Kristen merayakan Paskah pada hari Minggu.

    Pada abad ke-2, beberapa kelompok Kristen dari Provinsi Romawi Asia (di Turki modern) merayakan Paskah pada hari yang sama saat orang Yahudi merayakan Paskah Yahudi [Passover, untuk merayakan pembebasan orang Yahudi dari perbudakan di Mesir].

    Namun, umat Kristen di bagian barat Kekaisaran Romawi percaya bahwa Yesus Kristus dibangkitkan pada hari Minggu sehingga Paskah harus selalu dirayakan pada hari itu.

    Perdebatan tentang kapan kebangkitan Yesus Kristus terjadi membuat masalah ini sangat kontroversial.

    “Kontroversi Paskah” adalah simbol dari konflik yang lebih besar antara umat Kristen Timur dan Barat, dan apakah orang Kristen harus mengikuti praktik orang Yahudi atau tidak.

    Victor I mengadakan Sinode Romawi pertama atau pertemuan para pemimpin Gerejauntuk menyelesaikan kebuntuan tersebut.

    Dia mengancam para uskup akan diasingkan dari Gereja jika menolak mematuhi keinginannya.

    “Dia bersuara tegas untuk membuat semua orang benar-benar punya pemahaman yang sama dengannya,” kata Prof Bellitto kepada BBC.

    Ini adalah karakter yang mengesankan, kata sejarawan itu, karena “dia adalah Uskup Roma ketika Kekristenan masih dianggap bertentangan dengan hukum di kekaisaran Romawi.”

    Warisan penting lainnya dari Victor I adalah dia memperkenalkan bahasa Latin sebagai bahasa umum Gereja Katolik. Sebelumnya, bahasa Yunani Kuno adalah bahasa utama untuk Liturgi Katolik dan komunikasi resmi Gereja.

    Victor I sendiri menulis dan berbicara dalam bahasa Latin yang saat itu digunakan secara luas di Afrika Utara.

    Miltiades (311-314)

    Getty Images

    Paus Miltiades diyakini lahir di Afrika.

    Selama masa kepausannya, kekristenan semakin diterima oleh para kaisar Romawi dan akhirnya menjadi agama resmi Kekaisaran.

    Sebelumnya, persekusi terhadap umat Kristen berlangsung pada berbagai momen dalam sejarah Kekaisaran.

    Meski begitu, Prof Bellitto menunjukkan bahwa Miltiades tidak berperan atas perubahan ini. Dia mengatakan Paus adalah “penerima kebaikan hati Romawi” ketimbang negosiator yang hebat.

    Miltiades diberi sebuah istana oleh Kaisar Romawi Konstantinus, dan menjadi paus pertama yang punya kediaman resmi.

    Dia juga diberi izin oleh Konstantinus untuk membangun Basilika Lateran yang sekarang tercatat sebagai gereja publik tertua di Roma.

    Walau Paus modern tinggal dan bekerja di Vatikan, Gereja Lateran kadang-kadang disebut dalam Katolik sebagai “induk dari semua gereja”.

    Gelasius I (492-496)

    Getty Images

    Gelasius I adalah satu-satunya di antara tiga paus Afrika yang menurut para sejarawan tidak lahir di Afrika.

    “Ada sumber mengenai dia… lahir di Roma. Jadi kami tidak tahu apakah dia [pernah] tinggal di Afrika Utara, tetapi tampaknya jelas bahwa dia adalah keturunan Afrika Utara,” jelas Prof Bellitto.

    Dia adalah sosok yang paling penting di antara tiga pemimpin umat Kristen asal Afrika, menurut Prof Bellitto.

    Gelasius I secara luas diakui sebagai Paus pertama yang secara resmi disebut “Vikaris Kristus”, sebuah istilah yang menandakan peran Paus sebagai wakil Kristus di Bumi.

    Dia juga mengembangkan Doktrin Dua Pedang, yang menekankan kekuasaan Gereja dan negara yang terpisah tetapi setara.

    Gelasius I juga membuat perbedaan tegas bahwa kedua kekuasaan diberikan kepada Gereja oleh Tuhan. Gereja kemudian mendelegasikan kekuasaan duniawi kepada negara. Inilah yang membuat Gereja pada akhirnya lebih unggul.

    “Setelahnya, pada Abad Pertengahan, Paus kadang-kadang mencoba memveto pemilihan kaisar atau raja, karena mereka mengatakan Tuhan memberi kekuasaan itu kepada mereka,” kata Prof Bellitto.

    Gelasius I juga dikenang karena tanggapannya terhadap Skisma Akasiaperpecahan antara Gereja Kristen Timur dan Barat yang berlangsung dari tahun 484 hingga 519.

    Selama periode ini, Gelasius I menegaskan supremasi Roma dan kepausan atas seluruh Gereja, baik Timur maupun Barat, yang diyakini para ahli melangkah terlalu jauh daripada pendahulunya.

    Gelasius juga bertanggung jawab atas perayaan populer yang masih dirayakan banyak orang sampai sekarang, yaitu perayaan Hari Valentine pada tanggal 14 Februari tahun 496 untuk memperingati Santo Valentine.

    Beberapa catatan mengatakan Valentine adalah seorang pendeta yang terus melakukan pernikahan secara rahasia meski dilarang oleh Kaisar Claudius II.

    Sejarawan percaya bahwa Hari Valentine berakar pada festival cinta dan kesuburan Romawi, Lupercalia, dan merupakan langkah Gelasius I untuk mengkristenkan tradisi pagan.

    Seperti apa wajah paus asal Afrika?

    Setelah Gelasius I, tidak ada paus lain yang diyakini berasal dari provinsi Romawi di Afrika. (Getty Images)

    Prof Bellitto mengatakan tidak ada cara untuk mengetahui, dengan tingkat akurasi apa pun, seperti apa wajah ketiga paus itu.

    “Kita harus ingat bahwa Kekaisaran Romawi, dan memang Abad Pertengahan, tidak memikirkan ras seperti yang kita pikirkan saat ini. Itu tidak ada hubungannya dengan warna kulit,” katanya kepada BBC.

    “Orang-orang di Kekaisaran Romawi tidak ada bermasalah dengan ras, tapi mereka peduli dengan etnisitas.”

    Prof Philomena Mwaura, seorang akademisi di Universitas Kenyatta Kenya, mengatakan kepada BBC bahwa Afrika di bawah kekuasaan Romawi sangat multikultural. Kelompok Berber dan Punic, budak-budak yang telah merdeka, hingga orang-orang dari Roma berdatangan ke Afrika.

    “Komunitas Afrika Utara cukup beragam, dan itu juga merupakan rute perdagangan bagi banyak orang yang terlibat dalam perdagangan di zaman kuno sebelumnya,” jelasnya.

    Alih-alih mengidentifikasi diri dengan kelompok etnis tertentu, “kebanyakan orang yang berasal dari daerah dalam Kekaisaran Romawi menganggap diri mereka sebagai Romawi,” tambah Prof Mwaura.

    Mengapa tidak ada lagi Paus dari Afrika?

    Tak satu pun dari 217 Paus sejak Gelasius I yang diyakini berasal dari Afrika.

    “Gereja di Afrika Utara dilemahkan oleh banyak kekuatan, termasuk jatuhnya Kekaisaran Romawi dan juga serbuan Muslim [ke Afrika Utara] pada abad ke-7,” kata Prof Mwaura.

    Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa hadirnya Islam di Afrika Utara tidak bisa menjelaskan kenapa tidak ada Paus dari kawasan tersebut selama lebih dari 1.500 tahun.

    Prof Bellitto mengatakan proses pemilihan Paus baru menjadi “monopoli Italia” selama bertahun-tahun.

    Namun, dia mengatakan ada kemungkinan besar seorang Paus dari Asia atau Afrika akan terpilih dalam waktu dekat karena jumlah umat Katolik di belahan bumi selatan jauh lebih besar daripada mereka yang tinggal di belahan utara.

    Faktanya, agama Katolik berkembang lebih cepat di Afrika sub-Sahara saat ini daripada di tempat lain.

    Angka terbaru menunjukkan ada 281 juta umat Katolik di Afrika pada tahun 2023. Ini menyumbang 20% dari jemaat di seluruh dunia.

    Tiga orang Afrika menjadi kandidat untuk menggantikan Paus Fransiskus Fridolin Ambongo Begungu dari Republik Demokratik Kongo, Peter Kodwo Appiah Turkson dari Ghana, dan Robert Sarah dari Guinea.

    Tetapi Prof Mwaura berpendapat bahwa “meskipun Kekristenan sangat kuat di Afrika, kekuatan Gereja masih di utara, karena mereka memiliki sumber daya.”

    “Mungkin, karena terus menguat di benua Afrika dan semakin mandiri, akan tiba masanya ada paus dari Afrika,” katanya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ribuan Warga Padati SNC dan Soto Vaganza di HUT Ke-478 Semarang

    Ribuan Warga Padati SNC dan Soto Vaganza di HUT Ke-478 Semarang

    Jakarta

    Ribuan warga memadati kawasan pusat Kota Semarang pada Minggu (4/5) untuk merayakan puncak Hari Jadi ke-478 Kota Semarang. Dua acara utama, yakni Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival (SNC), berhasil menarik antusiasme masyarakat yang tumpah ruah di jalanan.

    Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan tingginya antusiasme warga menunjukkan besarnya potensi kuliner lokal untuk terus diperkenalkan. Ia berencana menjadikan acara ini sebagai event tahunan untuk memperkenalkan makanan khas Semarang.

    “Antusiasme warga sangat tinggi dan ini bisa jadi event tahunan, karena banyak wisatawan yang ke Semarang pasti makan soto,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).

    Dia menjelaskan Soto khas Semarang berbeda dengan Soto Kudus, Soto Seger Boyolali, ataupun Soto Banjar. Soto Semarang memiliki keunikan dengan kuah yang lebih bening, lengkap dengan lauk tempe goreng dan perkedel, sate ayam, dan sate kerang.

    “Ini event non-APBD, murni gerakan dari lima penjual soto legendaris yang ada di Semarang yang ketemu saya dan niat membuat acara Soto Vaganza, untuk memperkenalkan soto khas Semarang,” tuturnya.

    Terkait wacana untuk mengusulkan Soto Khas Semarang menjadi warisan budaya tak benda ke Pemerintah Pusat, Agustina menilai rencana itu patut didukung.

    “Kalau memang diniatkan sangat bagus, tapi harus ada master atau ahlinya, narasinya seperti apa. Kapan soto Iki mulai ada, yang jelas soto Semarang ini enak, sedap dan enak sekali,” pungkasnya.

    Pada gelaran Soto Vaganza, sebanyak 4.478 porsi soto gratis dibagikan kepada pengunjung. Lima soto legendaris yang terlibat antara lain Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an, serta 46 pelaku UMKM kuliner soto lainnya.

    Salah satu pengunjung, Yuni Nur Azizah, datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang. Ia rela antre selama 30 menit untuk mendapatkan semangkuk soto lengkap dengan lauk pelengkap.

    Yuni mengaku rela datang dari Pringapus, Kabupaten Semarang, karena penasaran dengan event Soto Vaganza dan SNC yang digelar Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang. Apalagi ada hiburan musik dengan bintang tamu Ndarboy Genk.

    “Penasaran sih, ternyata asik dan rame juga,” tandasnya.

    Pelaku usaha soto yang turut dalam event tersebut pun turut mengaku senang. Generasi kedua Soto Bangkong, Anik Listiawati mengatakan, selain meramaikan Hari Jadi Kota Semarang, event Soto Vaganza ini juga digunakan untuk merangkul semua penjual soto di Semarang.

    “Kami ingin merangkul sesama penjual soto, karena tidak ada kelas dan semua penjual soto ini sama,” ujarnya.

    Total ada 100 porsi soto yang ia sediakan secara gratis, lengkap dengan sate ayam, kerang, tempe serta perkedel. “Kami jelas bangga karena bisa dipercaya mengisi,” imbuhnya.

    Sementara itu, Semarang Night Carnival (SNC) juga berlangsung meriah. Lebih dari 150 peserta menampilkan parade kostum unik bertema ‘Perisai Nusantara’. Parade dimulai dari Titik Nol Kilometer (depan Kantor Pos Johar) hingga Balai Kota Semarang.

    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengatakan tema ini mencerminkan semangat Kota Semarang sebagai kota budaya yang majemuk.

    “Semarang adalah miniatur Indonesia. Budaya dan peradaban harus terus berjalan bersama,” ujarnya.

    (akn/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini