Foto Bisnis
Ari Saputra – detikFinance
Kamis, 13 Nov 2025 19:30 WIB
Jakarta – Pemerintah mempercepat pembangunan tanggul dan pintu air di Kali Krukut untuk mencegah banjir. Proyek ini ditargetkan menekan genangan di kawasan padat.

Foto Bisnis
Ari Saputra – detikFinance
Kamis, 13 Nov 2025 19:30 WIB
Jakarta – Pemerintah mempercepat pembangunan tanggul dan pintu air di Kali Krukut untuk mencegah banjir. Proyek ini ditargetkan menekan genangan di kawasan padat.

Jakarta –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan menormalisasi Kali Krukut buntut banjir di Kemang, Jakarta Selatan. Ketua Komisi D DPRD DKI Yuke Yurike meminta perencanaan dan penyelesaian Kali Krukut dilakukan secara matang.
“Apabila ada program normalisasi kali yang dipercepat 2026 ini kan segala sesuatunya harus betul direncanakan karena kita ingin Kali Krukut ini harus betul-betul diselesaikan secara matang perencanaannya dan penyelesaiannya itu, tidak hanya sepotong sepotong dalam jangka pendek tapi juga jangka panjang baru kita bisa menyelesaikan secara tuntas,” kata Yuke kepada wartawan, Minggu (9/11/2025).
Yuke mengatakan Pemprov bisa memprioritaskan titik-titik wilayah rawan banjir untuk penanganan jangka pendeknya. Kata Yuke, Pemprov DKI bisa mulai mendata wilayah-wilayah yang rawan dengan memperkuat tanggulnya.
“Tapi memang karena anggaran juga kita paham sangat terbatas tentunya kita harus titik-titik mana yang harus kita prioritas dulu termasuk di jangka pendeknya, barangkali apa yang harus kita antisipasi seperti kita harus mengecek apabila ada wilayah-wilayah yang rawan longsor mungkin kita perkuat tanggulnya,” ujarnya.
Yuke mengatakan Pemprov DKI juga bisa mulai membebaskan lahan untuk menjadi ‘parkir’ air. Dia menyebut percepatan waduk atau embung juga bisa dilakukan saat ini untuk menghambat air masuk ke wilayah yang datarannya rendah.
“Percepatan untuk waduk atau pun embung yang bisa menghambat paling tidak air menuju ke wilayah lebih rendah lagi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Yuke mengatakan DPRD akan mengawasi dan mendukung penanganan banjir yang dilakukan Pemprov DKI. Dia berharap anggaran untuk penanganan banjir bisa direalisasikan dan ada manfaatnya.
Sebelumnya, Pramono Anung akan menormalisasi Kali Krukut, Jakarta Selatan. Pramono menyebut luapan Kali Krukut bisa menyebabkan banjir sampai ke wilayah Kemang.
“Ini kalau di sini banjir, sampai dengan Kemang Village dan sebagainya, pasti akan terdampak banjir karena airnya tidak bisa turun. Airnya tidak bisa mengalir,” kata Pramono setelah meninjau Kali Krukut, Jakarta Selatan, Jumat (7/11).
Pramono menjelaskan aliran Kali Krukut akan bertemu dengan Kali Mampang. Ia menyampaikan normalisasi Kali Krukut akan membawa dampak cepat yang signifikan terhadap penanganan banjir.
Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, mengatakan pembebasan lahan di sekitar Kali Krukut akan dimulai pada 2026. Chico mengatakan proses pembebasan lahan ini dikoordinasikan oleh Dinas SDA DKI dan Kementerian PUPR.
“Bangunan yang berada di badan Kali Krukut akan dibebaskan lahan mulai 2026 melalui proses penlok dan normalisasi bertahap. Tidak dibongkar sekaligus dan dengan pendekatan humanis: dialog, kompensasi layak, dan relokasi jika perlu,” kata Chico kepada wartawan, Sabtu (8/11).
(whn/idh)

Jakarta –
Banjir setinggi hampir satu meter sempat melanda kawasan Kemang, Jakarta Selatan, hingga menyebabkan kemacetan panjang. Warga pun harus menempuh perjuangan ekstra untuk melewati antrean kendaraan yang nyaris tak bergerak.
Dirangkum detikcom, Minggu (2/11/2025), kemacetan itu terjadi pada Rabu dan Kamis lalu. Hal itu lantaran disebabkan oleh banjir setinggi hampir satu meter.
“Karena Kemang Raya itu banjir satu meter ketinggian satu meter tampaknya sampai ke Kemang Raya termasuk terdampak ke Bangka tapi Bangka sudah terurai kita tutup jalannya sementara waktu,” Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin, kepada wartawan, Kamis (30/10).
Namun, pada Sabtu (1/11), ruas Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, telah kembali normal seperti semula. Tak ada lagi genangan yang sempat merendam kawasan tersebut.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (1/11) pukul 10.20 WIB, kawasan Jalan Kemang Raya sudah dapat dilintasi oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan sudah sepenuhnya kering dan tak becek.
Sejumlah petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kota Jakarta Selatan tampak mengangkat sampah-sampah dari Kali Krukut. Keberadaan sampah tersebut menimbulkan banjir cukup parah di kawasan itu.
Sementara itu, kondisi air di Kali Krukut mengalir cukup deras. Meski begitu, ketinggian air masih jauh di bawah jembatan.
Pedagang Sulit Dorong Gerobak Saat Macet Kemang
Meski, ruas Jalan Kemang Raya telah kembali normal, namun cerita warga menembus kemacetan itu pun belum sirna. Salah satunya, Wahyu, seorang pedagang dengan gerobak, mengeluhkan akses jalan untuk mendorong gerobaknya tersendat hingga membuatnya kelelahan.
Saat banjir yang mengakibatkan macet horor terjadi, Wahyu sedang berjualan di Jalan Kemang Raya. Dia mengatakan air mulai naik dan menggenangi Jalan Kemang Raya pukul 17.00 WIB.
“Lumpuh udah tuh dari jam 16.00-17.00 WIB,” ujar Wahyu saat ditemui di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (1/11/2025).
Wahyu mengatakan kemacetan parah akibat banjir ini pun menyulitkan untuk mendorong gerobak saat dirinya hendak pulang. Ia mengaku sempat menunggu hingga pukul 21.00 WIB dengan harapan lalu lintas jadi lebih lengang.
Namun rupanya macet saat itu tak kunjung usai. Wahyu lantas memutuskan pulang ke rumahnya yang tak jauh dari tempatnya berjualan meski memakan satu jam lamanya.
“Saya aja maksain jam 9 pelan-pelan lewat pinggir, sampai rumah jam 10, padahal deket di situ ngontrak,” kata Wahyu.
Wahyu pun mengaku pegal-pegal akibat harus mendorong gerobak melintasi semrawutnya Jalan Kemang Raya malam ini. Dia menghabiskan waktu satu jam untuk bisa sampai di rumah kontrakannya.
“(Biasanya) paling 20 menitan. Paling lama, kalau macet normal, 30 menit. Kemarin mah sampai satu jam. Pegel, lumayan nguras fisik, betis cangkeul,” ungkapnya.
Banyak Pengendara Pilih Menepi
Keluhan lain juga diungkapkan salah satu petugas parkir, Idan. Malam itu, Idan mengaku sedang bekerja sebagai juru parkir di salah satu minimarket.
Idan mengatakan lalu lintas Jalan Kemang Raya benar-benar kusut kala itu. Bahkan, kata dia, tidak sedikit pengendara yang tertahan kemudian menepi di lokasi parkir tempatnya bekerja.
“(Parkiran) penuh, cuma kan nggak kita mintain, karena pada kejebak macet, jadi ngetem dulu di pinggiran,” tutur Idan.
Idan mengatakan ada dua titik banjir di Jalan Kemang Raya. Pertama berlokasi di pertigaan mengarah ke Jalan Kemang Selatan VII. Kemudian yang kedua persis di depan gerai Kem Chicks.
Idan menuturkan kemacetan semakin parah lantaran penutupan Jalan Kemang Raya akibat banjir. Dia menjelaskan macet terjadi hingga tengah malam.
“Bisa tetep balik, sekitar jam 12-an. Iya basah, kan hampir sepinggang banjirnya, lumayan celana pada basah,” imbuh dia.
Penyebab Banjir gegara Tanggul Jebol
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkap penyebab banjir yang melanda kawasan Kemang. Ia menyebut air kali meluap ke permukiman serta jalanan akibat tanggul retak.
Dia juga sudah meminta jajarannya segera memperbaiki tanggul jebol itu, termasuk di wilayah lain. Pramono menegaskan Pemprov DKI akan menangani banjir dari hulu hingga hilir.
“Kenapa Kemang Raya kemarin terjadi banjir yang begitu? Memang ada patahan, ada tanggul yang dimiliki oleh Kemang Village yang retak dan kemudian bocor sehingga menyebabkan air Kali Krukut meluap,” jelas Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (31/10).
“Pemerintah DKI Jakarta tetap akan melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, penlok-nya sudah saya tanda tangani, dan juga normalisasi Kali Krukut yang melewati Kemang Village,” sambungnya.
“Karena kalau tidak, sampai kapan pun yang namanya di daerah Kem Chiks itu, kebetulan saya kan tinggal di daerah itu, sudah hampir 5-6 tahun ini selalu terulang hal yang seperti itu, maka itu harus ditangani dari hulunya,” tambahnya lagi.
Halaman 2 dari 4
(amw/amw)

Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah Jakarta Selatan menangani satu pohon berjenis Angsana setinggi lima meter dengan diameter 15 sentimeter yang tumbang di Jalan Bangka VII, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, akibat hujan pada Rabu (29/10).
“Pohon tumbang sudah ditangani oleh unsur terkait dan berhasil tuntas dievakuasi. Sejak semalam, akses jalan sudah tidak ada gangguan,” kata Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan Muhammad Nur di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan seluruh genangan yang terjadi di 35 RT pagi ini juga dinyatakan surut total setelah hujan berintensitas tinggi dengan durasi cukup lama pada Rabu (29/10).
“Kali Ciliwung, Kali Mampang, Kali Krukut, dan Kali Uangan meluap hingga menyebabkan genangan di lingkungan permukiman warga maupun jalan,” ucap Nur.
Dia menjelaskan dari 35 RT yang tergenang, hanya ada tiga wilayah yang tinggi muka airnya lebih dari 30 sentimeter (cm), yaitu di Kompleks Polri, Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan, setinggi 70 cm.
Kemudian, di Jalan Tegal Parah Selatan, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan dengan ketinggian air 60 cm, serta di Jalan Poncol II, Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak dengan genangan setinggi 40 cm.
“Genangan sudah mulai perlahan surut pada pukul 02.00 WIB, dan pagi ini dinyatakan sudah kering,” ungkap Nur.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.