kab/kota: Krukut

  • 4 RT di Jaksel Banjir Imbas Luapan Kali Krukut, Ketinggian Capai 95 Cm

    4 RT di Jaksel Banjir Imbas Luapan Kali Krukut, Ketinggian Capai 95 Cm

    Jakarta

    Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan terjadinya kenaikan muka air di Pos Angke Hulu menjadi siaga 3 dan Pos Krukut Hulu menjadi siaga 3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat banjir terjadi di 4 wilayah RT.

    “Per pukul 19.00 WIB, BPBD mencatat genangan saat ini masih terjadi di 4 RT atau 0.013% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, dalam keterangan, Senin (11/11/2024).

    Adapun genangan itu terjadi di Jakarta Selatan yang terdapat di 4 RT, terdiri dari:

    Lebak Bulus
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Grogol Mampang

    Cilandak Barat
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Cilandak Timur
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 95 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” imbuhnya.

    (bel/rfs)

  • 2
                    
                        Kehidupan Gelap dan Pengap di Bawah Kolong Jembatan Pakin…
                        Megapolitan

    2 Kehidupan Gelap dan Pengap di Bawah Kolong Jembatan Pakin… Megapolitan

    Kehidupan Gelap dan Pengap di Bawah Kolong Jembatan Pakin…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gelap merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan tempat tinggal puluhan warga di Kolong Jembatan Pakin, Pademangan, Jakarta Utara.
    Ada 20 jiwa yang berlindung di bawah kolong jembatan ini. Mulai dari lansia, dewasa, hingga anak-anak.
    “Kurang lebih kalau ama anak-anaknya sih 20 oranglah. Paling keluarga 18 KK kurang lebih,” ucap Jumiati (49) saat ditemui di lokasi, Jumat sore, (8/11/2024).
    Permukiman ini memang kerap kali tidak terlihat karena berada persis di bawah kolong jembatan yang ada di Jalan Pakin.
    Untuk memasuki area ini, setiap orang harus melewati tepi Kali Krukut yang berada persis di depan Museum Bahari.
    Kali tersebut juga sebagai pembatas area Pademangan dengan Penjaringan, Jakarta Utara.
    Terlihat pula akar-akar pohon berwarna cokelat menggantung di area masuk permukiman warga.
    Beberapa orang harus menundukan kepala ketika ingin masuk ke permukiman ini.
    Namun, semakin ke dalam, ketinggian kolong jembatan semakin bertambah menjadi 2,5 meter.
    Jadi, warga yang tinggal di sana pun tidak harus selalu menundukan kepala jika ingin masuk ke dalam rumahnya.
    Selain gelap, kondisi pemukiman ini terasa begitu pengap dan minim sirkulasi udara.
    Setiap bedeng kurang lebih berukuran 2,5×3 meter.
    Di bedeng berukuran panjang tersebutlah, warga bertahan hidup selama belasan hingga puluhan tahun.
    Jumiati sendiri mengaku sudah tinggal di Kolong Jembatan Pakin selama 26 tahun.
    Ia tinggal bersama suami dan dua orang anaknya di rumah bedeng beratapkan beton Jembatan Pakin.
    Sementara lantainya juga tak berkeramik dan masih tanah.
    Meski rumah bedengnya hanya berukuran 2,5×3 meter, Jumiati melengkapinya dengan berbagai perabot rumah tangga.
    Misalnya kasur berukuran sekitar 160×200 cm, lemari kayu, rice cooker, dan lainnya.
    Bahkan, tak jauh dari tempat tidurnya, terdapat dapur tempat di mana Jumiati mempersiapkan makanan terbaik untuk anggota keluarganya.
    Dapur Jumiati terlihat begitu sederhana, hanya ada kompor gas satu tungku yang ditataki meja kayu berwarna hitam.
    Tak ada pembatas antara tempat tidur Jumiati dan keluarga dengan dapur tersebut.
    Hal itulah, yang membuat kondisi rumah Jumiati semakin pengap dan lembab.
    Lampu di dalam rumahnya pun tak pernah padam selama 24 jam akibat minimnya cahaya matahari.
    Jumiati bercerita, mampu bertahan di permukiman yang gelap dan kumuh karena penghasilan suaminya tak cukup untuk mengontrak rumah.
    “Ya, gimana, ya, penghasilan bapaknya enggak cukuplah, anak kan sekolah,” kata Jumiati.
    Jumiati mengaku suaminya hanya berprofesi sebagai tukang ojek online yang pendapatannya tak menentu.
    Jika penumpang sedang ramai, suaminya bisa membawa pulang uang sebesar Rp 100.000.
    Namun, bagi Jumiati, uang Rp 100.000 itu sangat pas-pasan untuk kehidupannya sehari-hari.
    Pasalnya, kedua anaknya bersekolah dan membutuhkan ongkos, serta makan.
    “Ya, kalau sehari mah abis Rp 100.000 buat jajan sama ongkos anak sekolah,” ujar Jumiati.
    Ibu dari dua orang anak ini berharap suatu saat bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
    Ia juga mengaku, tak keberatan jika direlokasi ke rumah susun (rusun) oleh pemerintah.
    Namun, ia berharap pemerintah bisa menggratiskan biaya sewa rusun tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono janji gandeng PUPR untuk atasi banjir di Pela Mampang

    Pramono janji gandeng PUPR untuk atasi banjir di Pela Mampang

    Ini kali Krukut bukan hanya tanggung jawab pemerintah provinsi semataJakarta (ANTARA) – Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung berjanji akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengatasi banjir di Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

     

    Pramono menyebut kolaborasi dengan pemerintah pusat diperlukan karena tak sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah daerah.

     

    “Ini kali Krukut bukan hanya tanggung jawab pemerintah provinsi semata. Untuk itu harus duduk bersama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Kalau mau melakukan pekerjaan di lapangan salah satunya, harus ada kerja sama dengan Kementerian PUPR,” jelas Pramono di Jakarta, Rabu.

    Baca juga: KPU Jakut targetkan partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 77 persen

     

    Hal ini juga sebagai respons atas keluhan warga yang seringkali terkena banjir hingga 1,5 meter. Pramono memprediksi yang terjadi di kawasan Pela Mampang masuk kategori banjir lokal.

     

     

    “Kalau hujan deras terutama di beberapa dari hulu ke sini, maka ini yang menyebabkan banjir di wilayah ini karena air tidak keluar,” ujar Pramono.

     

    Selain itu, Pramono menjelaskan ada tiga penyebab suatu wilayah terkena banjir, antara lain banjir kiriman, banjir lokal, dan banjir rob.

     

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • 105 Titik Banjir di Jakarta, 5 Ruas Jalan Ikut Tergenang

    105 Titik Banjir di Jakarta, 5 Ruas Jalan Ikut Tergenang

    PIKIRAN RAKYAT – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta pada awal Maret 2025 menyebabkan banjir di berbagai titik.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat 105 titik lokasi banjir yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Selain itu, 5 ruas jalan juga ikut tergenang.

    105 Titik Banjir di Jakarta

    Berdasarkan rilis resmi BPBD DKI Jakarta yang diterima Pikiran-Rakyat.com, berikut ini 105 RT dan 5 ruas jalan yang tergenang banjir di Jakarta:

    Jakarta Barat (12 RT)

    – Kelurahan Rawa Buaya: 4 RT, ketinggian 30 cm, akibat curah hujan tinggi.

    – Kelurahan Kebon Jeruk: 2 RT, ketinggian 100 cm, akibat luapan Kali Pesanggrahan.

    – Kelurahan Kedoya Selatan: 4 RT, ketinggian 70-90 cm, akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan.

    – Kelurahan Kembangan Selatan: 2 RT, ketinggian 70 cm, akibat curah hujan tinggi.

    Jakarta Selatan (46 RT)

    – Kelurahan Lenteng Agung: 2 RT, ketinggian 100 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Cipulir: 1 RT, ketinggian 200 cm, akibat luapan Kali Pesanggrahan.

    – Kelurahan Pondok Pinang: 5 RT, ketinggian 100-140 cm, akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan.

    Pasukan TNI AL membantu warga terdampak banjir di wilayah Jabodetabek.

    – Kelurahan Pengadegan: 1 RT, ketinggian 100 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Rawajati: 7 RT, ketinggian 170-350 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Cilandak Timur: 3 RT, ketinggian 50-110 cm, akibat curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut.

    – Kelurahan Pejaten Timur: 6 RT, ketinggian 30-120 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Bintaro: 6 RT, ketinggian 200 cm, akibat luapan Kali Pesanggrahan.

    – Kelurahan Pesanggrahan: 8 RT, ketinggian 70 cm, akibat luapan Kali Pesanggrahan.

    – Kelurahan Kebon Baru: 2 RT, ketinggian 100-120 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Manggarai: 5 RT, ketinggian 40-120 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    Jakarta Timur (47 RT)

    – Kelurahan Bidara Cina: 3 RT, ketinggian 120-370 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Cipinang Muara: 2 RT, ketinggian 80 cm, akibat curah hujan tinggi.

    – Kelurahan Kampung Melayu: 27 RT, ketinggian 200 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Bale Kambang: 3 RT, ketinggian 250 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Cawang: 7 RT, ketinggian 320 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Cililitan: 2 RT, ketinggian 60 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    – Kelurahan Gedong: 3 RT, ketinggian 300-490 cm, akibat luapan Kali Ciliwung.

    5 Ruas Jalan Tergenang

    – Jalan Basoka Raya, Kelurahan Joglo, Jakarta Barat, ketinggian 50 cm.

    – Jalan Strategi Raya, Kelurahan Joglo, Jakarta Barat, ketinggian 50 cm.

    – Jalan Puri Kembangan RT 009 RW 005, Kelurahan Kedoya Selatan, Jakarta Barat, ketinggian 20 cm.

    – Jalan Puri Mutiara, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, ketinggian 100 cm.

    – Jalan Komplek Joglo Baru RT. 07 RW Kelurahan Joglo, Jakarta Barat, ketinggian 20 cm.

       

    Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara, genangan di 23 RT di Kampung Melayu, 4 RT di Tanjung Barat, 3 RT di Lenteng Agung, dan 2 RT di Srengseng Sawah diketahui sudah surut.

    Upaya Penanggulangan

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi banjir. Bantuan logistik disalurkan kepada masyarakat terdampak banjir yang mengungsi.

    “BPBD juga memberikan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak banjir yang mengungsi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji.

    Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi.

    Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) mendirikan dapur umum dan menyalurkan bantuan senilai Rp815,5 juta berupa makanan siap saji, lauk pauk, kasur, selimut, dan kids ware.

    “Kami sudah menyalurkan bantuan ke area-area yang terdampak banjir Jabodetabek, khususnya Jakarta, Kabupaten Bogor dan Bekasi. Kami juga dirikan dapur umum,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Selasa, 4 Maret 2025.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News