kab/kota: Kramat

  • Kebakaran ruko Jakpus, Mimi gelisah cari kepastian nasib Raihan

    Kebakaran ruko Jakpus, Mimi gelisah cari kepastian nasib Raihan

    Jakarta (ANTARA) – Sang ibu bernama Mimi Adriani Nasution datang ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dengan kegelisahan mencari kepastian nasib anaknya bernama Raihan (24).

    Mimi belum memperoleh kepastian soal nasib putranya itu. Dengan suara bergetar, Mimi mengaku hingga kini belum melihat langsung kondisi jenazah yang dibawa ke RS Polri.

    “Saya belum melihat, apakah Raihan ada di dalam itu. Tapi kalau di daftar dan segala macam, ada nama Raihan di urutan ke-11,” kata Mimi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

    Meski sudah mencoba mencari informasi secara resmi, jawaban yang diterima Mimi belum dapat memberi ketenangan.

    Mimi telah mendatangi RS Polri untuk memastikan identitas putranya, namun petugas hanya dapat meminta ciri-ciri fisik dan mengambil sampel DNA.

    “Saya sudah konfirmasi ke pihak RS, cuma diminta ciri-ciri. Cuma diambil DNA. Apakah Raihan ada di dalamnya, antara yang 22 itu, saya belum tahu,” ujar Mimi.

    Kepanikan Mimi semakin menjadi ketika upayanya menghubungi Raihan tidak mendapat respon. Telepon seluler putranya tidak lagi aktif sejak kabar kebakaran merebak.

    “Sudah coba kontak Raihan, tapi ceklis satu, tidak aktif lagi ‘handphone’-nya,” kata dia.

    Raihan bekerja di Terra Drone sebagai pengolah data. Dia bertugas menerima laporan dari pilot drone yang berada di lapangan dan kemudian mengelola data penyemprotan lahan sawit.

    Menurut Mimi, putranya itu baru bekerja di perusahaan tersebut hampir satu tahun.

    “Raihan mengolah data-data. Misalnya pilot Terra Drone kasih data dari lapangan, itu Raihan yang kelola berapa hektare yang disemprot. April nanti baru satu tahun dia kerja,” katanya.

    Mimi tak menyangka percakapannya dengan sang anak pada pagi hari sebelum kejadian akan menjadi komunikasi terakhir mereka.

    “Tadi pagi saya nge-‘chat’ dia doang. Ada paket untuk dia, terus saya bilang, ‘Nak, ini ada paket’. Dia jawab, ‘itu dari Samsung, Mah’. Cuma itu saja. Kami tidak ngobrol panjang,” kenang Mimi.

    Mimi kemudian menceritakan lebih dalam tentang kebiasaan harian Raihan yang selalu berpamitan dengan mencium tangannya sebelum berangkat kerja. Pagi itu, seperti biasa, Raihan berangkat dengan sejumlah pesan dari keluarga.

    Raihan dikenal sebagai anak yang sederhana dan lebih suka membawa bekal dari rumah.

    Mimi tak dapat menyembunyikan kegelisahannya soal kemungkinan anaknya terjebak di lantai lima saat kebakaran. Dia merasa kantor seharusnya memiliki penanganan keselamatan yang memadai.

    “Yang bingung itu, kok di kantor tidak ada penanganan kayak simulasi atau apa? Nantulang tidak habis pikir, gimana Raihan meregang nyawanya,” katanya.

    Raihan kena asap di lantai lima. “Laporan dari Pak Umay itu mulai dari lantai satu. Minimal, untuk menuju lantai 5, pasti harus ada penanganan dari kantor,” katanya.

    Mimi hanya bisa berusaha ikhlas. Namun sebagai seorang ibu, hatinya sulit menerima kenyataan bahwa anaknya yang baru berusia 24 tahun dan kariernya harus menghadapi akhir yang tragis.

    “Baru usianya 24 tahun. Banyak mimpi-mimpi dia yang belum kesampaian,” katanya.

    Hingga saat ini, sebanyak 22 kantong jenazah korban kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, telah tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa sore.

    Kantong-kantong jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans dan tiba di RS Polri Kramat Jati sejak pukul 15.15 WIB hingga saat ini.

    Kantong jenazah itu langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi sebagai proses pengungkapan identitas korban.

    Korban tewas akibat kebakaran di Ruko Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa siang, bertambah menjadi 22 orang.

    “Sampai pukul 17.00 WIB data korban, sudah 22 orang meninggal dunia,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

    Menurut dia, dari jumlah tersebut tujuh berjenis kelamin laki-laki dan 15 lainnya merupakan perempuan.

    Susatyo mengatakan bahwa ke-22 korban meninggal dunia sudah dibawa ke RS Polri, Kramat Jati untuk dilakukan identifikasi.

    Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat (Jakpus) menduga kebakaran pada Rumah Toko (Ruko) Terra Drone Kemayoran, akibat baterai drone mainan, terbakar di lantai satu.

    “Pada sekitar pukul 12.30 WIB memang ada baterai di lantai satu yang terbakar,” kata Susatyo.

    Menurut dia, karyawan sudah sempat berupaya memadamkan api, namun api kemudian cepat menyebar karena di lantai itu merupakan salah satu gudang penyimpanan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 8
                    
                        Daftar Nama Korban Tewas dalam Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran
                        Megapolitan

    8 Daftar Nama Korban Tewas dalam Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran Megapolitan

    Daftar Nama Korban Tewas dalam Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tim pemadam kebakaran mencatat data korban meninggal dunia dari musibah kebakaran di Kantor PT Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Dikutip dari data di papan yang ditampilkan di lokasi
    kebakaran
    , korban meninggal berjumlah 21 orang. Sementara korban selamat ada 19 orang.
    Berdasarkan data sementara yang ditampilkan di lokasi, korban meninggal dunia terdiri dari 15 orang perempuan dan enam orang laki-laki.
    Berikut rinciannya:
    Kapolres Metro
    Jakarta
    Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut korban tewas dalam kebakaran gedung tersebut bertambah menjadi 22 orang per pukul 17.00 WIB.
    Sementara itu, RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, baru menerima 21 kantong jenazah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran ruko Jakpus, RS Polri terima 21 jenazah korban

    Kebakaran ruko Jakpus, RS Polri terima 21 jenazah korban

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta Timur telah menerima 21 kantong jenazah korban kebakaran Rumah Toko (Ruko) Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat.

    “Saat ini, Rumah Sakit Bayangkara tingkat satu Pusdokkes Polri telah menerima 21 kantong jenazah,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

    Hingga kini, tim forensik belum membuka kantong jenazah maupun memastikan kondisi korban, apakah utuh atau berupa bagian tubuh.

    “Belum kita periksa. Standar operasional prosedur (SOP) kami harus menunggu surat dari penyidik. Setelah ada permintaan resmi, baru kami lakukan pemeriksaan dan identifikasi,” jelas Prima.

    Oleh karena itu, jenis kelamin maupun data personal korban belum dapat dipastikan.

    Selain itu, Prima menyebut, jumlah 21 kantong jenazah masih bersifat sementara.

    “Kami akan koordinasi dengan Bidokkes Polda Metro. Informasi sementara memang ada 21 kantong jenazah,” ucap Prima.

    Lebih lanjut, RS Polri masih menunggu surat resmi dari penyidik untuk memulai autopsi dan pemeriksaan forensik.

    “Artinya tinggal menunggu surat saja. Kami akan koordinasi dengan penyidik untuk permohonan pemeriksaan dan autopsi,” ucap Prima.

    Waktu identifikasi diperkirakan bergantung pada kondisi jenazah.

    “Semua tergantung tingkat kesukaran dan kondisi korban,” ujar Prima.

    Sebelumnya, korban tewas akibat kebakaran di Ruko Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa siang bertambah menjadi 22 orang.

    “Sampai pukul 17.00 WIB data korban, sudah 22 orang meninggal dunia,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

    Menurut dia, dari jumlah tersebut tujuh orang berjenis kelamin laki-laki dan 15 lainnya orang lainnya merupakan perempuan.

    Susatyo mengatakan bahwa untuk ke-22 korban meninggal dunia sudah dibawa ke RS Polri, Kramatjati, untuk dilakukan identifikasi.

    Sebelumnya, Kepolisian Resor Jakarta Pusat (Polres Jakpus) menduga kebakaran pada Rumah Toko (Ruko) Terra Drone Kemayoran, akibat baterai drone mainan, terbakar di lantai satu.

    “Pada sekitar pukul 12.30 WIB memang ada baterai di lantai satu yang terbakar,” kata Susatyo.

    Menurut dia, karyawan sudah sempat berupaya memadamkan api, namun api kemudian cepat menyebar karena di lantai itu merupakan salah satu gudang penyimpanan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini Penyebab Banyaknya Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

    Ini Penyebab Banyaknya Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

    Liputan6.com, Jakarta – Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan alasan banyaknya korban kebakaran di gedung Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).

    “Keterangan dari para Damkar memang tangga tadi sempit ya untuk bisa naik ke lantai rooftop. rata-rata tadi yang selamat adalah yang menggunakan evakuasi dari lantai rooftop,” kata dia di lokasi.

    Susatyo pun mengungkapkan, para karyawan naik ke atas rooftop, kemudian baru nyebrang ke gedung sebelah. 

    “Itu yang bisa diselamatkan. Sebagian mungkin sudah lemas tidak punya tenaga untuk bisa lari ke atas,” ungkap dia.

    Senada, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Bayu Meghantara juga menyebut, jalur evakuasi terbatas, dan hanya yang menuju ke rooftop.

    “Karena jalur akses yang ke atas ya, jalur akses atas ini kan juga butuh energi, mungkin kalutan dan sebagainya, mungkin,” kata dia.

    Sebelumnya, sebanyak 20 kantong jenazah korban kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, telah tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025) sore.

    Kantong jenazah tersebut diangkut menggunakan ambulans dan tiba sejak pukul 15.15 WIB hingga 16.30 WIB. Seluruhnya langsung dibawa ke Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi.

    “Iya, kantong jenazah korban kebakaran gedung di Kemayoran dibawa ke RS Polri,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono.

  • 10
                    
                        UPDATE: 22 Orang Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran
                        Megapolitan

    10 UPDATE: 22 Orang Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran Megapolitan

    UPDATE: 22 Orang Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, jumlah korban tewas dalam kebakaran gedung PT Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, bertambah menjadi 22 orang.
    “Jadi terkait dengan peristiwa kebakaran di Terra Drone ini saat ini sudah pukul 17.00 WIB. Terakhir angka korban adalah 22,” jelas Susatyo dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
    Susatyo menjelaskan, ke-22 korban tersebut terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
    Ia menambahkan, saat ini petugas pemadam kebakaran (damkar) tengah merapikan alat-alat pemadaman di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Nanti setelah semua rapi maka petugas kepolisian akan mulai melakukan olah tkp awal bersama labfor juga sudah hadir untuk mencari sebab dari kejadian kebakaran ini,” tutur Susatyo.
    Sebelumnya, polisi menyebutkan, korban meninggal akibat kebakaran di kantor PT Terra Drone yang berada di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, sebanyak 20 orang.
    “Saat ini yang sudah terlihat fisik korbannya adalah 20, per sekitar jam 16.00 WIB tadi,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi kejadian, Selasa (9/12/2025).
    Semua korban sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas pemadam kebakaran dan kepolisian sudah selesai menyisir lantai III dan lantai IV gedung kantor.
    Sebagai informasi, kebakaran melanda Kantor Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/2/2025) siang.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lapangan, kerumunan warga terlihat di depan lokasi kejadian.
    Sementara, ruas Jalan Letjen Suprapto mengalami kemacetan akibat kepadatan warga serta kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans.
    Berdasarkan informasi resmi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta, kebakaran terjadi sekitar pukul 12.40 WIB.
    Petugas Damkar langsung dikerahkan dan tiba di lokasi pukul 12.50 WIB untuk melakukan penanganan awal.
    Sebanyak 28 unit dengan 101 personel dikerahkan untuk memadamkan api. Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pukul 14.32 WIB, api telah berhasil dipadamkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran ruko Jakpus, keluarga korban pingsan saat di RS Polri

    Kebakaran ruko Jakpus, keluarga korban pingsan saat di RS Polri

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga korban kebakaran Rumah Toko (Ruko) Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat tak sadarkan diri atau pingsan saat tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa sore.

    Seorang wanita mengenakan kaos belang putih merah dan kerudung hitam awalnya datang ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri sekitar pukul 16.42 WIB bersama pria berpeci coklat muda.

    Tak lama, dua petugas keamanan (sekuriti) mendatangi wanita tersebut untuk menanyakan maksud kedatangannya.

    “Gimana ada yang bisa dibantu Bu? Mau cari siapa?,” kata petugas keamanan.

    Tak lama kemudian, wanita tersebut lemas dan tak sadarkan diri, diduga tak kuat menahan syok saat hendak memastikan kabar sang suami.

    “Belum tau mau cari siapa, ini seorang istri,” kata petugas yang mendampingi wanita tersebut.

    Petugas segera memberikan pertolongan medis dan mengevakuasi perempuan tersebut ke ruang perawatan sementara menggunakan ambulans yang bersiaga.

    Sebelumnya, sebanyak 21 kantong jenazah korban kebakaran Ruko Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Tampak kantong jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans dan tiba di RS Polri Kramat Jati sejak pukul 15.15 WIB hingga berita ini dibuat pada 16.30 WIB.

    Kantong jenazah itu langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi guna pengungkapan identitas korban.

    Belasan mobil ambulans tampak berjajar di depan ruang instalasi kedokteran forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Ambulans tersebut baru saja mengantar jenazah korban kebakaran itu.

    Sudah 21 korban

    Hingga saat ini, sudah ada 21 orang korban yang sudah ditemukan dengan kondisi terbakar dan dimasukkan ke dalam kantong jenazah.

    Pemicu kebakaran diduga berawal dari terbakarnya baterai drone mainan di lantai satu ruko itu.

    “Ada baterai di lantai satu, itu yang terbakar,” kata Kapolres Metro Jakpus Kombes Susatyo Purnomo Condro.

    Kebakaran itu awalnya sempat dipadamkan oleh karyawan. Namun api makin besar hingga asapnya menyebar ke lantai 6.

    Susatyo mengatakan, saat itu para karyawan sedang jam istirahat. Ada yang istirahat di dalam gedung, ada yang di luar.

    “Kemudian karyawan yang pada saat itu sedang istirahat makan, sebagian berada di luar, sebagian lagi sedang istirahat di lantai dua, tiga, sampai lantai enam. Pada saat terbakar, api membesar, kemudian asap naik ke lantai enam,” jelas Susatyo.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Guru Asal Jaksel Tewas di Gunung Putri, Korban Saling Kenal dengan Terduga Pelaku
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 Desember 2025

    Guru Asal Jaksel Tewas di Gunung Putri, Korban Saling Kenal dengan Terduga Pelaku Bandung 9 Desember 2025

    Guru Asal Jaksel Tewas di Gunung Putri, Korban Saling Kenal dengan Terduga Pelaku
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap identitas terduga pelaku dalam kasus tewasnya seorang guru asal Jakarta Selatan yang ditemukan di pinggir Jalan Raya Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
    Saat ini, terduga pelaku masih dalam pengejaran aparat kepolisian.
    Kapolsek
    Gunung Putri
    Kompol Aulia Robby Kartika Putra mengatakan, hasil penyelidikan telah mengarah pada sosok terduga pelaku berdasarkan pengembangan kasus dan keterangan saksi.
    “Identitas (pelaku) sudah kita ketahui, tapi masih dalam pengejaran,” kata Robby saat dihubungi
    Kompas.com
    , Selasa (9/12/2025).
    Berdasarkan penyelidikan sementara, korban dan terduga pelaku saling mengenal.
    “Yang jelas, terduga pelaku dan korban saling mengenal,” ujarnya.
    Korban diketahui berinisial A (41), seorang
    guru
    asal Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
    Korban ditemukan tewas sekitar pukul 17.30 WIB dalam posisi telungkup di pinggir jalan, tepatnya di depan rumah bidan di wilayah RT 02/RW 017, Tlajung Udik.
    Saat ditemukan, korban berada di samping sebuah angkutan kota yang terparkir.
    Saksi melaporkan sempat melihat korban dibonceng sepeda motor dengan kondisi tangan terikat sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.
    Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi jenazah korban ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta untuk otopsi.
    Hingga kini, polisi masih memburu terduga pelaku dan mendalami motif di balik peristiwa tersebut.
    Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan ditemukan tewas di pinggir Jalan Raya Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten
    Bogor
    , pada Sabtu (6/12/2025) petang.
    Polisi memastikan korban merupakan seorang guru asal Jakarta Selatan dan diduga menjadi korban
    pembunuhan
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 20 kantong jenazah korban kebakaran ruko di Jakpus tiba di RS Polri

    20 kantong jenazah korban kebakaran ruko di Jakpus tiba di RS Polri

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 20 kantong jenazah korban kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa sore.

    Tampak kantong jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans dan tiba di RS Polri Kramat Jati sejak pukul 15.15 WIB hingga berita ini dibuat pada 16.30 WIB.

    Kantong jenazah itu langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi guna pengungkapan identitas korban.

    “Iya, kantong jenazah korban kebakaran gedung di Kemayoran dibawa ke RS Polri,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono saat dihubungi ANTARA secara terpisah.

    Gedung di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), terbakar hingga menewaskan belasan orang. Kebakaran diduga berawal dari gudang baterai di lantai satu.

    “Ada baterai di lantai satu, itu yang terbakar,” kata Kapolres Metro Jakpus Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

    Kebakaran itu awalnya sempat dipadamkan oleh karyawan. Namun api makin besar hingga asapnya menyebar ke lantai enam.

    Susatyo mengatakan, saat itu para karyawan sedang jam istirahat. Ada yang istirahat di dalam gedung dan ada yang di luar.

    “Kemudian karyawan yang pada saat itu sedang istirahat makan, sebagian berada ke luar, sebagian lagi itu semua sedang istirahat di lantai dua, tiga sampai lantai enam. Pada saat terbakar, api membesar, kemudian asap naik ke lantai enam,” jelas Susatyo.

    Proses evakuasi kini masih berlangsung dan Susatyo sebelumnya menyebut ada 17 korban yang meninggal dunia.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 10
                    
                        UPDATE: 22 Orang Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran
                        Megapolitan

    3 Polisi: 20 Orang Meninggal dalam Kebakaran Gedung di Kemayoran Megapolitan

    Polisi: 20 Orang Meninggal dalam Kebakaran Gedung di Kemayoran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Polisi menyebutkan, korban meninggal akibat kebakaran di kantor PT Terra Drone yang berada di Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, sebanyak 20 orang.
    “Saat ini yang sudah terlihat fisik korbannya adalah 20, per sekitar jam 16.00 WIB tadi,” ujar Kapolres Metro
    Jakarta
    Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi kejadian, Selasa (9/12/2025).
    Semua korban sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas pemadam kebakaran dan kepolisian sudah selesai menyisir lantai III dan lantai IV gedung kantor.
    “Sekarang sudah mulai masuk ke lantai V an lantai VI,” tambah dia.
    Sementara itu, pantauan
    Kompas.com
    hingga pukul 16.05 WIB, ada 23 kantong jenazah dikeluarkan dari lokasi kejadian.
    Seluruhnya sudah dibawa oleh ambulans meninggalkan lokasi.
    Berdasarkan informasi resmi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta, kebakaran di kantor PT Terra Drone terjadi sekitar pukul 12.40 WIB.
    Petugas pemadam kebakaran langsung menuju ke lokasi dan tiba pukul 12.50 WIB dan langsung melakukan penanganan.
    Hingga kini, belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak? Megapolitan 9 Desember 2025

    Grafiti Liar di Ruang Publik, Ekspresi Seni atau Merusak?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Suatu pagi pada awal tahun ini, Tedi (45) dibuat terperangah di depan tokonya di Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
    Rolling door
    ruko yang sehari-hari digunakan untuk usaha fotokopi dan alat tulis kantor (ATK) itu penuh oleh coretan tebal berwarna hitam.
    Tulisan tak beraturan itu menutupi hampir seluruh permukaan pintu logam.
    Belum sempat pulih dari kejadian itu, baru sebulan terakhir bagian samping dinding rukonya kembali menjadi sasaran.
    “Sudah dua kali. Pagi mau buka toko, saya lihat lagi penuh tulisan,” kata Tedi saat ditemui
    Kompas.com
    di rukonya, Senin (8/12/2025).
    Tedi harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengecat ulang. Namun, yang lebih ia cemaskan adalah persepsi pelanggan terhadap tempat usahanya.
    “Saya takut pelanggan mikir ini tempat enggak aman. Jadi menurunkan citra usaha saya juga,” ujar dia.
    Namun, ia tak berani menegur pelaku karena tidak mengenalnya.
    Tedi memahami, sebagian orang menyebut
    grafiti
    sebagai seni jalanan. Namun baginya, seni tetap harus menghormati ruang milik orang lain.
    “Kalau asal coret di tempat orang, itu bukan seni. Itu merusak,” katanya tegas.
    Sementara diskursus seni dan hak berekspresi terus bergulir, warga seperti Tedi harus menghadapi kerugiannya sendiri.
    Bagi pelaku usaha kecil, penurunan citra berarti hilangnya pendapatan.
    “Saya menghargai kreativitas, tapi harus ada batasnya,” kata Tedi.
    Coretan ini tidak hanya mengusik Tedi.
    Pengamatan
    Kompas.com,
     Senin (8/12/2025), di sejumlah wilayah Jakarta Pusat, Selatan, dan Timur, grafiti dalam bentuk mural maupun coretan spontan semakin banyak ditemui.
    Wilayah Gondangdia dan Cikini menjadi titik dengan temuan grafiti paling menonjol. Tepatnya di Jalan Cut Nyak Dien dan Gondangdia 3.
    Di dua lokasi, terlihat pembatas bangunan dekat sebuah
    guest house
    tampak penuh graffiti bombing yang menumpuk, mengontraskan bangunan modern di sekitarnya.
    Coretan lain berupa karakter kartun cerah menghiasi lorong sempit di kawasan itu.
    Kemudian di bawah
    flyover
    dan jalur kereta, struktur beton jembatan layang menjadi kanvas bagi karya besar berwarna ungu, biru muda, pink, dan kuning.
    Sementara di Jalan Medan Merdeka Barat, Menteng Raya, Kramat Kwitang. Terlihat banyak
    rolling door
    ruko dan fasad bangunan tak terawat ditutup coretan
    bubble
    atau
    throw-up
    hitam-putih dan biru.
    Mayoritas coretan ditemukan pada pagar seng proyek, bangunan tua dan ruko hingga dinding pembatas jalan besar yang dicoret huruf tebal tanpa pesan jelas.
    Dalam beberapa lokasi, grafiti dianggap mempercantik suasana.
    Namun, di titik lain, warga mengeluhkan bahwa coretan yang hadir tanpa izin justru memberi kesan kumuh dan mengganggu identitas lingkungan.
    Untuk memahami pandangan para pelaku karya jalanan atau seniman grafiti, Kompas.com mewawancarai Haikal Nugroho (27), seniman grafiti dari Jakarta Timur.
    Haikal mengakui sebagian besar masyarakat melihat grafiti identik dengan perusakan fasilitas publik. Namun ia menegaskan banyak seniman ingin berkarya secara bertanggung jawab.
    “Bagi kami tantangannya tetap berkarya tanpa bikin orang merasa dirugikan,” ujar Haikal saat dihubungi, Senin.
    Menurutnya, batas seni dan vandalisme terletak pada izin dan konteks.
    “Kalau kita dapat izin pemilik bangunan, itu seni. Kalau kita coret di tempat orang tanpa izin, ya itu vandal,” katanya.
    Haikal berharap pemerintah menyediakan ruang legal untuk mural agar para seniman bisa menyalurkan kreativitas tanpa mengganggu warga.
    “Jangan hanya ditertibkan, tapi kasih wadah. Kalau ada tembok legal, grafiti liar bisa berkurang,” lanjutnya.
    Ia juga berpesan agar warga tidak hanya melihat sisi negatif coretan jalanan, melainkan ada ruang dialog dan kolaborasi.
    Kasatpol PP Jakarta Pusat Purnama Hasudungan Panggabean saat dikonfirmasi menyatakan sudah ada langkah penindakan bagi pelaku coret-coret sembarangan.
    “Kalau kepergok akan kita tangkap dan suruh hapus serta buat pernyataan,” kata Purnama.
    Bagi pelajar yang tertangkap, pembinaan akan melibatkan sekolah mereka.
    Namun Purnama membedakan grafiti yang dianggap merusak dengan mural yang mendukung keindahan wilayah.
    “Kalau berbentuk mural untuk menambah keindahan, itu boleh dilakukan di area agak dalam. Bukan di jalan-jalan protokol,” tegas dia.
    Fenomena grafiti dan vandalisme di kota tak dapat dipotong hanya dari sisi estetika dan pelanggaran.
    Menurut Sosiolog UNJ Rakhmat Hidayat, grafiti memiliki sejarah panjang sebagai simbol perlawanan dan ekspresi identitas kelompok muda perkotaan.
    Rakhmat menjelaskan grafiti tumbuh dari street culture yang lekat dengan marjinalisasi.
    “Ini ekspresi identitas, sering muncul dari mereka yang kecewa terhadap sistem,” kata Rakhmat.
    Dalam beberapa tahun terakhir, coretan di ruang publik kerap memuat kritik sosial terhadap kebijakan dan elite politik.
    “Vandalisme yang sarkastik sering menunjukkan kota itu hidup. Ada dinamika, ada suara rakyat yang tidak tertampung dalam kanal formal,” ujarnya.
    Namun ia menyadari sebagian aksi corat-coret dilakukan tanpa pesan, hanya sebagai bentuk provokasi kelompok anak muda, misalnya supporter sepak bola atau siswa sekolah terlibat konflik.
    Meski begitu, bagi Rakhmat, ruang publik tetap bagian dari hak warga kota.
    “Ekspresi itu nggak bisa dibungkam. Secara sosiologis, setiap warga kota punya hak untuk memiliki kota,” katanya.
    Penertiban menurutnya harus berimbang, tidak semata represif, tetapi juga membuka ruang alternatif untuk berekspresi.
    Rakhmat menilai, jika Jakarta membuka lebih banyak ruang yang dikelola dengan baik, dinamika ekspresi bisa diarahkan ke bentuk yang produktif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.