Pengemudi Mobil Tewas Tertimpa Pohon di Dharmawangsa Jaksel
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pengemudi mobil meninggal dunia setelah tertimpa pohon yang tumbang di Jalan Dharmawangsa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025) sore.
“Korban sudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter RSPP (Rumah Sakit Pusat Pertamina),” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, kepada wartawan, Kamis.
Selain korban meninggal, satu orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.
Yohan menjelaskan, pohon jenis rengas itu tumbang karena hujan deras disertai angin kencang.
“Penyebab pohon tumbang diakibatkan hujan intensitas deras dan angin kencang,” ujarnya.
Sementara itu, Satpol PP Kelurahan Kramat Pulo, Hendri, menyebut ada empat mobil dan satu sepeda motor yang tertimpa pohon di depan Restoran Plataran.
“Empat mobil, Lexus satu, Avanza dua, Alphard satu, sama motor Scoopy satu. Perkiraan (kejadian) jam 15.00,” kata Hendri.
Tak jauh dari lokasi kejadian, pohon lain juga dilaporkan tumbang di Jalan Dharmawangsa X dan menimpa dua unit mobil yang sedang terparkir.
Petugas gabungan telah mengevakuasi pohon tumbang dan kendaraan yang rusak akibat kejadian tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kramat
-

HUT Ke-74, Humas Polri Gelar Diskusi Keteladanan Pendiri Brimob M Jasin
Jakarta –
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Mohammad Jasin, pendiri Brigade Mobile (Brimob) yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Brimob’. Keteladanannya pada masa lampau dapat ditiru oleh seluruh aparat penegak hukum.
Pada hari jadi ke-74, Divisi Humas Polri menggelar diskusi mengenai keteladanan Mohammad Jasin, Kamis (30/10). Hadir sebagai narasumber yakni Sejarawan Lorenzo Youwerissa, Kapuspen Polri Tahun 2001 Komjen (Purn) Didi Widayadi, dosen Universitas Indonesia (UI), serta pengamat sosial dan komunikasi Devie Rahmawati.
Lorenzo selaku sejarawan mulanya bercerita mengenai momen Jasin membacakan ikrar sebagai Polisi Republik Indonesia pada tahun 1945. Setelah Jepang kalah dari sekutu, terjadi kekosongan pemerintahan di Indonesia.
Pada 19 Agustus 1945, Jasin, yang kala itu menjabat Komandan Pasukan Polisi Istimewa Surabaya, didatangi oleh para pemuda. Ia ditanya, apakah polisi masih berpihak kepada Jepang atau kini membela Indonesia.
“Dari sanalah dari tanggal 20 (Agustus 1945) malam, Pak Jasin mengumpulkan beberapa anggota polisi istimewa yang lain dan keputusan akhirnya adalah membacakan ikrar polisi istimewa adalah Polisi Republik Indonesia (pada) 21 Agustus 1945 jam 7 pagi,” kata Lorenzo.
“Ini adalah merupakan sebuah inisiatif dengan penggunaan diskresi yang tepat. Apa dampaknya? Status hukum yang jelas,” ujarnya.
Di saat yang sama, Jasin juga membina Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Jasin beserta anggotanya membina dan melatih badan-badan perjuangan dan pelajar mengenai cara menggunakan senjata.
“Ini menjalin hubungan yang baik dan mengajarkan mereka (para pelajar) bagaimana menjaga Kamtibmas ketika mungkin polisi kekuatannya terbatas hanya 250 orang kala itu,” sambungnya.
Lorenzo menjelaskan diplomasi juga menjadi kekuatan Jasin. Usai kalah dari sekutu, sebagian tentara Jepang masih berada di Indonesia.
Terdengar kabar Belanda dan sekutunya akan kembali ke Indonesia. Jasin kemudian diminta oleh rakyat Indonesia, yang kala itu tak punya senjata api, untuk meminta senjata api kepada otoritas Jepang.
Namun, Jepang khawatir bila rakyat Indonesia diberikan senjata, maka bisa berdampak fatal bagi keselamatan tentara Jepang yang masih tersisa di Indonesia. Dengan kekuatan diplomasinya, Jasin bisa melobi militer Jepang untuk memberikan senjata kepada rakyat Indonesia.
“Sifat-sifat diplomasinya beliau sebenarnya yang bisa meyakinkan Jepang ‘tenang kalian (Jepang) aman, tidak perlu khawatir, saya komandan polisi’. Maka dari itu Pak Jasin bisa memberikan win win solution dari pihak rakyat mendapatkan senjata sesuai dengan keinginan mereka, sementara Jepang yang meminta keamanan dari Pak Jasin, menjamin keamanan,” jelas Lorenzo.
Tak hanya itu, Lorenzo mengatakan Jasin juga pernah menolak kenaikan pangkat dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Jasin, kata Lorenzo, tak mau menerima kenaikan pangkat sebelum anak buahnya naik pangkat.
“Dia berpikir ‘kenapa saya harus naik pangkat kalau anak buah saya tidak naik pangkat. Naikkan dulu pangkat anak buah saya, baru saya mau terima’,” tutur Lorenzo menirukan reaksi Jasin.
Dosen UI sekaligus pengamat sosial dan komunikasi, Devie Rahmawati, juga memuji keteladanan Jasin semasa hidupnya. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan Jasin.
“Dari beliau kita belajar komunikasi adalah taktik, bukan pelengkap di medan Surabaya hingga konsolidasi Brimob. Kemenangan bukan hanya soal daya tempur melainkan daya menjelaskan mengapa polisi hadir, apa yang kita lakukan, dan bagaimana rakyat dapat berperan,” ucap Devie.
“Itu bahasa komunikasi komando yang meredakan panik,” lanjutnya.
Karena keahlian komunikasinya, Jasin, terang Devie, memberikan pengalaman yang menyejukkan. Devie mengatakan Jasin bisa menyatukan langkah dan mengundang partisipasi aktif rakyat.
“Kenapa mereka (rakyat) mau partisipasi? karena mereka mereka percaya karena komunikasi yang dilakukan polisi saat itu oleh Pak Jasin,” ujar Devie.
“Menunjukkan polisi yang diwakili Pak Jasin saat itu melewati zamannya. Kini teladan itu makin relevan,” lanjutnya.
Kapuspen Polri 2001, Komjen (purn) Didi Widayadi, mengatakan polisi masa kini perlu meneladani Didi. Polisi, tutur Didi, harus bisa melanjutkan semangat Jasin.
“Tentunya kita harus bisa mengidentifikasi apa nilai-nilai Jasin dengan semangat perjuangan dan justifikasinya mengapa kok (Jasin) dapat nilai-nilai organik, nilai-nilai mendasar itu sampai revolusi,” imbuh Didi.
Sebagai informasi, Mohammad wafat pada 3 Mei 2012 di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Atas jasa-jasanya yang luar biasa, Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No. 116/TK/Tahun 2015 menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada M Jasin.
Ia menjadi polisi pertama dalam sejarah Republik Indonesia yang memperoleh gelar tersebut. Penghargaan ini menegaskan perannya sebagai tokoh pejuang, pendiri Brimob, serta sosok polisi teladan yang tidak hanya berjuang di medan tempur, tetapi juga di panggung diplomasi dan kenegaraan.
Halaman 2 dari 4
(isa/dhn)
-

Jasad pria ditemukan petugas kebersihan di Jakarta Utara
Jakarta (ANTARA) – Petugas kebersihan menemukan jasad seorang pria tanpa identitas yang sudah membusuk, dalam kondisi mengambang di aliran Kali Banjir Kanal Timur (BKT) Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu pagi.
“Penemuan mayat tersebut pertama kali diketahui oleh dua petugas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cilincing yang sedang melaksanakan kegiatan pembersihan sampah di sekatan palka HDPE Kali BKT Rorotan,” kata Kapolsek Cilincing AKP Bobi Subasri di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan awalnya petugas itu, mengira boneka dan setelah diperhatikan ternyata merupakan sesosok jasad seorang pria.
Selanjutnya, mereka melaporkan hal tersebut kepada pengawas UPS Andri Pujianto dan kemudian diteruskan ke Polsek Cilincing.
Ia mengatakan personel gabungan Polsek Cilincing dan Tim Inafis Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan dan olah tempat kejadian perkara.
Dari hasil pemeriksaan awal Tim Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.
Tubuh korban sudah dalam keadaan membusuk dan diperkirakan telah meninggal dunia sekitar tiga hari sebelumnya.
Saat ditemukan, korban mengenakan kaos lengan pendek, celana panjang taktikal, serta memakai popok dewasa.
Jasad tersebut dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan pemeriksaan visum luar untuk kepentingan identifikasi dan penyelidikan lebih lanjut.
“Kepolisian telah melakukan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur serta berkoordinasi dengan Tim Identifikasi Polres Metro Jakarta Utara,” kata dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga laki-laki dengan ciri-ciri sebagaimana dimaksud untuk segera melapor ke Polsek Cilincing atau Polres Metro Jakarta Utara.
“Untuk sementara, korban masih berstatus Mr. X dan kami masih melakukan upaya identifikasi,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Polisi Ungkap Motif Penembakan Pengacara di Tanah Abang Versi Pelaku
Jakarta –
Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pelaku penembakan pengacara berinisial WA di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pelaku mengaku melakukan penembakan tersebut karena kesal lantaran korban dan rekan-rekannya masuk ke lokasi yang dijaga oleh kelompok pelaku.
“Pelaku merasa kesal karena korban dan rekan-rekannya memaksa masuk dan merusak gerbang di lokasi yang dijaga oleh kelompok pelaku,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi, kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
Menurut pengakuan pelaku, korban juga disebut mengintimidasi kelompoknya karena melakukan penjagaan di tanah kosong di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Dan korban mengintimidasi kelompok pelaku untuk seharusnya berkoordinasi dengan kelompok korban sebelum jaga di lokasi tersebut,” imbuhnya.
Adapun identitas pelaku penembakan berinisial HD (37), yang berasal dari Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait insiden tersebut. Dari lokasi tersebut, polisi menyita puluhan senjata tajam (sajam).
Roby mengatakan korban sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Korban menjalani operasi pengangkatan proyektil yang tertanam di punggungnya.
“Korban sudah dirujuk ke RS Polri untuk pengangkatan proyektil,” ujarnya.
(mea/dhn)
-

Geger Pengacara Dikeroyok dan Ditembak di Tanah Abang
Jakarta –
Seorang pengacara berinisial WA (34) ditembak dan dikeroyok di lahan kosong di Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus). Sejumlah fakta awal terkait peristiwa ini terungkap.
Awalnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan peristiwa terjadi pukul 07.28 WIB tadi. Tim dari Pamapta 1 Polres Metro Jakarta Pusat bersama Satreskrim mendatangi lokasi setelah mendapatkan informasi.
Korban mengalami luka di bagian punggung. Korban dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
“Benar, kami menerima laporan adanya dugaan pengeroyokan dan penganiayaan dengan korban seorang laki-laki berinisial WA. Korban mengalami luka tembak di bagian punggung sebelah kanan atas,” kata Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Selasa (28/10).
Polisi Periksa CCTV
Polisi masih mengumpulkan barang bukti dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi. Saat ini, para terduga pelaku pengeroyokan dan penembakan masih diburu.
“Penyelidikan masih berlangsung. Kami sedang mengidentifikasi pelaku serta menelusuri apakah kasus ini terkait konflik pribadi atau motif lain. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak berspekulasi,” katanya.
“Percayakan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak kepolisian. Setiap perkembangan akan kami sampaikan secara terbuka,” lanjutnya.
Polisi Selidiki
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Polisi menyebut penembakan itu bermula dari konflik antarkelompok.
“Itu kelompok sama kelompok,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra kepada wartawan, Selasa (28/10).
Roby mengatakan pelaku penembakan satu orang. Saat ini polisi masih memburu pelaku.
“Yang nembak satu orang. Iya betul (pelaku penembakan diburu),” ujarnya.
Hingga kini 40 saksi sudah diperiksa dan diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat. Kepolisian masih mendalami keterangan para saksi tersebut.
“Saat ini kami dari Polres Metro Jakpus masih olah TKP untuk mencari barang bukti di TKP. Juga kami sudah memeriksa 40 saksi dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat terkait peran dan lainya masih dalam pendalaman,” jelasnya.
Dipicu Masalah Lahan
Polisi menyita puluhan senjata tajam (sajam) terkait kasus ini. Selain itu, ada juga senapan angin yang diamankan dari lokasi kejadian.
“Di TKP kita amankan 20 senjata tajam, tiga alat pukul, satu senapan angin,” kata Roby.
Peristiwa keributan terjadi pukul 07.28 WIB lagi tadi. Keributan terjadi dipicu sengketa lahan kosong.
“(Lokasi kejadian) Tanah kosong. Iya masih ada masalah sengketa. Iya betul (dipicu sengketa tanah kosong),” katanya.
Korban Jalani Operasi
Roby mengatakan korban sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Korban menjalani operasi pengangkatan proyektil yang tertanam di punggungnya.
“Korban sudah dirujuk ke RS Polri untuk pengangkatan proyektil,” ujarnya.
Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
-

Pencuri motor di Cengkareng Jakbar tewas usai diamuk massa
Jakarta (ANTARA) – Seseorang diduga pencuri sepeda motor di kawasan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar) tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati usai diamuk massa
Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, Iptu Aang Kaharudin mengatakan bahwa ketika polisi tiba di lokasi, pria berinisial W (31) asal Lampung itu sudah dalam keadaan babak belur.
“Setelah itu, kita bawa langsung ke Kramat Jati (RS Polri), dirawat, beberapa jam kemudian ternyata dinyatakan tewas. Jadi, semalam meninggalnya (27/10). Sudah ada keluarganya mendatangi,” kata Aang saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Muslih, Ketua RT 006 RW 008 Duri Kosambi mengaku bahwa pelaku tidak lagi sadarkan diri saat diamankan kepolisian.
“Kalau melihat kondisi pelaku, memang yang namanya massa, parah, habis itu jadi sasaran massa,” kata Muslih.
Kendati berlumur darah dan tak sadarkan diri, kata Muslih, pelaku masih hidup dan masih bernafas saat diamankan oleh polisi ke Mapolsek Cengkareng.
“Sudah tak sadar, tapi masih ada (nafasnya),” ujar dia.
Adapun pengeroyokan oleh massa itu terjadi setelah pelaku mencoba mengambil sepeda motor milik seorang pedagang di pinggir Jalan Kresek Raya.
“Kejadiannya itu di parkiran pemancingan. Yang dicuri itu motornya tukang keripik singkong,” kata Muslih.
Sempat berhasil membobol dan membawa motor korban dengan cara didorong tetapi kemudian dipergoki korban yang sontak mengejar sang pelaku.
Korban dan pelaku pun disebut sempat terlibat aksi saling tarik motor, tak jauh dari lokasi awal.
“Motor diambil, sudah dibawa jarak sekitar 100 meter. Korban tahu motornya lagi dibawa, dikejar. Sempat tarik-tarikan itu,” katanya.
Kalah dalam perebutan motor itu, pelaku kemudian melarikan diri dengan cara berlari masuk ke dalam permukiman warga.
Saat melarikan diri, pelaku sempat mengancam warga yang mengejar dengan mengeluarkan sebuah senjata api berupa pistol.
Namun, senjata itu hanya dikeluarkan dan tidak ditembakkan sama sekali, sehingga warga tetap mengejar pelaku.
Rute pelarian yang sekaligus dijadikan tempat bersembunyi pelaku ternyata berujung pada sebuah gang buntu.
Akhirnya, pelaku pun tertangkap oleh gerombolan warga di Gang Masjid Al Hikmah dan langsung menjadi sasaran pengeroyokan.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/10/30/690341aa296c0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4159852/original/024159600_1663256706-WhatsApp_Image_2022-09-15_at_18.29.30.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2023/12/15/657bfb2a47fe0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
