kab/kota: Kramat

  • Jenazah korban Glodok sulit diidentifikasi karena luka bakar derajat 4

    Jenazah korban Glodok sulit diidentifikasi karena luka bakar derajat 4

    pokoknya level paling parah

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur kesulitan mengidentifikasi korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat karena kondisi jenazah yang mengalami luka bakar derajat empat (sangat parah).

    “Karena kondisi korban yang terbakar cukup parah, derajat empat ya, jadi itu kendala kita identifikasi jenazah korban kebakaran,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi di Jakarta, Senin.

    Adapun luka bakar derajat empat merupakan luka yang menembus lapisan kulit dan jaringan yang lebih dalam di bawahnya, mengenai otot dan tulang bahkan bisa terlihat hangus.

    “Iya jadi debu, pokoknya level paling parah. Pokoknya terbakar sampai sulit kita mengidentifikasi secara visual,” ucap Fauzi.

    Selain itu, Fauzi menyebut kendala lain saat mengidentifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yakni kebakaran ini merupakan bencana terbuka (open disaster) yang artinya jumlah korbannya tidak diketahui.

    Sehingga, selama ini RS Polri mendapatkan laporan kehilangan yang lebih banyak dibandingkan dengan kantong jenazah yang diterima.

    “Open disaster jadi kemungkinan siapa yang ada di situ, yang jadi korban belum pasti. Karena bisa saja siapa saja ada di situ, bisa cleaning service, pengunjung, atau apa yang tidak dilaporkan oleh keluarga. Kan bisa saja,” jelas Fauzi.

    Adapun Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat untuk memastikan evakuasi korban sesuai standar operasional prosedur (SOP).

    Lalu, RS Polri juga telah mengambil sampel deoxyribonucleic acid (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza. Hingga Minggu (19/1) sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    Hari ini, petugas gabungan terdiri atas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Tim Inafis Kepolisian kembali melanjutkan pencarian jenazah yang menjadi korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan menyebut pihaknya mengikutsertakan enam personel dan proses pencarian tersebut.

    “Terkait pencarian hari ini jam 09.30 WIB udah mulai masuk lagi, personel lebih banyak dikerahkan. Kalau dari BPBD sendiri ada enam yang diikutsertakan, pimpinannya dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat),” ungkap Yohan melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.

    Selain itu, pihak pengelola Glodok Plaza juga mengirimkan bantuan personel untuk aktivitas pembersihan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Segera Lakukan Olah TKP di Gedung Glodok Plaza Usai Pencarian Korban Hilang Selesai – Page 3

    Polisi Segera Lakukan Olah TKP di Gedung Glodok Plaza Usai Pencarian Korban Hilang Selesai – Page 3

    Di sisi lain, Ade Ary mengatakan, proses identifikasi masih berlangsung di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

    “Hasil komunikasi tim DVI, di sana sudah melaporkan 14 pihak terkait adanya 14 orang yang hilang. Dan sudah memberikan data data antemorterm, data ini masih berproses sebagian data sudah diserahkan. Tim DVI masih menerima berbagai data lain yanh masih belum bisa dilengkapi,” kata dia, Senin (20/1/2025).

    Ade Ary menerangkan, Tim DVI Polri masih mengumpulkan data ante mortem dari pihak keluarga untuk membantu proses identifikasi.

    Ade Ary membeberkan, data ante mortem terbagi menjadi dua. Adapun, data sekunder antara lain keadaan fisik korban sebelumnya, bisa pakaian yang dikenakan, tanda lahir, tato. Sedangkan, data primer, yaitu sidik jari korban dan data pemeriksaan gigi, dan DNA.

    “Ini lah yang akan dilakukan identifikasi. Setelah proses identifikasi didapatkan data postmortem kemudian dilakukan rekonsiliasi atau pencocokan baru diputuskan apakah identik dan sebagainya itu tahapannya secara teknis,” ujar dia.

     

  • RS Polri cek TKP kebakaran Glodok untuk pastikan evakuasi sesuai SOP

    RS Polri cek TKP kebakaran Glodok untuk pastikan evakuasi sesuai SOP

    kita memberikan asistensi kepada teman-teman yang melakukan evakuasi agar tidak melakukan pengambilan dan pengangkatan korban yang menyalahi SOP

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat untuk memastikan evakuasi korban sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

    “Kita perlu ke TKP bersama tim DVI, kita memberikan asistensi kepada teman-teman yang melakukan evakuasi agar tidak melakukan pengambilan dan pengangkatan korban yang menyalahi SOP,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi di Jakarta, Senin.

    Fauzi menyebut cek TKP ini perlu dilakukan karena kondisi korban kebakaran sudah rapuh terkena panas tinggi Sehingga pihaknya perlu mengawasi dan mengecek langsung agar tim yang bertugas di TKP tidak sembarangan mengevakuasi korban.

    “Kita tahu, kondisi korban kebakaran sangat rapuh, jangan sampai nanti dengan cara terlalu gegabah kita merusak barang bukti yang sudah rapuh itu. Jangan sampai TKP itu rusak, kan tidak boleh sembarangan orang masuk TKP,” ujar Fauzi.

    Selain itu, pengecekan ke TKP ini sekaligus melihat langsung apa saja kendala evakuasi korban kebakaran di Glodok Plaza ini. Hal ini melihat jumlah kantong jenazah yang tiba di RS Polri masih sedikit dibandingkan dengan laporan kehilangan yang masuk.

    “Untuk memastikan kendalanya apa di sana. Kita ingin melihat di lapangan kendalanya apa sih sampai evakuasi korban masih agak sedikit,” ucap Fauzi.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel deoxyribonucleic acid (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    RS Polri juga membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Musibah ini termasuk open disaster sehingga kepastian siapa saja yang ada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Selain itu, RS Polri hingga Minggu (19/1) sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Sudah Periksa Sembilan Saksi Kasus Kebakaran Glodok Plaza – Halaman all

    Polisi Sudah Periksa Sembilan Saksi Kasus Kebakaran Glodok Plaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan update kasus kebakaran Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat.

    Menurutnya, sampai saat ini penyelidikan dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Barat di-backup oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. 

    “Ada 9 saksi yang sudah diambil keterangan dalam rangka peristiwa ini,” kata Ade kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (20/1/2025).

    Dia menuturkan proses pembersihan serta proses pencarian masih dilakukan. 

    Sebanyak delapan kantong jenazah sudah diterima oleh Tim DVI RS Polri Kramatjati. 

    “Saat ini sedang dilakukan proses identifikasi,” urainya.

    Total ada 14 pihak keluarga yang melaporkan orang yang hilang. 

    Dan sudah memberikan data data ante mortem di mana data ini masih berproses sebagian data sudah diserahkan. 

    “Tim DVI masih menerima berbagai data lain yang masih belum bisa dilengkapi sehingga dari data yang masuk data antemortem akan disinkronisasi data antemortem yang dibutuhkan oleh Tim DVI antara lain data primer ada gigi kemudian sidik jari, DNA, kemudian juga ada data sekunder antara lain pakaian terakhir yang digunakan, tanda lahir, tato,” paparnya.

    Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kesulitan dalam mengidentifikasi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    Hal itu disampaikan Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    “Kita upayakan kemarin awalnya sidik jari namun ada sidik jari yang tidak bisa. Kita coba giginya, kemudian DNA kita ambil,” ujar Ahmad kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad berujar pihaknya membutuham waktu yang tidak singkT dalam proses identifikasi identitas korban kebakaran.

    Menurutnya, proses ini akan memakan waktu hingga berminggu-minggu.

    Dalam beberapa kasus, pemeriksaan jenazah harus dilakukan kembali untuk mendapatkan data post mortem yang lebih akurat.

    “Pengalaman kami itu satu sampai dua minggu. Itu kalau lancar, mudah-mudahan lancar namun kalau misalnya ada kendala, kita ulang lagi sampai nanti hasilnya keluar atau tidak,” jelasnya.

    Ahmad menuturkan hasil pemeriksaan DNA akan diperiksa terlebih dahulu di lab.

    “Pemeriksaan DNA kan perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya nanti kita bandingkan,” ungkapnya.

     

  • Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina, Bisa Dapat Untung

    Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina, Bisa Dapat Untung

    Jakarta, FORTUNE – Jangan terburu-buru membuang sisa Minyak Jelantah karena bisa dapat keuntungan dengan cara jual minyak jelantah. Pertamina Patra Niaga menghadirkan program Green Movement UCO. Melalui program ini, masyarakat dapat menyetorkan minyak jelantah rumah tangga ke titik pengumpulan (UCOllect Box) dan mendapatkan keuntungan, mulai dari saldo e-wallet hingga e-voucher

    “Besaran saldo e-wallet ini akan fluktuatif menyesuaikan harga minyak jelantah di pasaran. Saat ini per liter dihargai di kisaran Rp6.000 per liter dengan update harian melalui apps Mypertamina,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari dalam keterangannya, dikutip Senin (20/1).

    Program ini tidak hanya membantu mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga mendukung pembuatan bahan bakar ramah lingkungan seperti Hydro Treated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Ia menambahkan, Green Movement UCO adalah langkah nyata dalam mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular.

    “Program ini merupakan adaptasi kami untuk implementasi ekonomi sirkular, di mana UCO yang selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga setelah dikumpulkan maka akan kami bawa ke anak perusahaan Pertamina Group untuk diolah menjadi biofuel seperti HVO (Hydro Treated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel) sehingga inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah rumah tangga tetapi menjadi bagian dari solusi energi bersih yang lebih ramah lingkungan,” kata Heppy.

    Cara jual minyak jelantah ke Pertamina

    Untuk ikut serta dalam program Green Movement UCO dan menjual minyak jelantah ke Pertamina, berikut langkah-langkahnya:

    Unduh dan daftarkan diri di Aplikasi MyPertamina
    Pastikan Anda memiliki aplikasi MyPertamina di smartphone. Lakukan registrasi dengan data diri yang lengkap dan benar, terutama nama dan nomor telepon. Data ini diperlukan untuk pencatatan dan keperluan sertifikasi internasional. Hubungkan dengan aplikasi UCollect by Noovoleum
    Setelah registrasi, aplikasi MyPertamina akan terintegrasi dengan UCollect by Noovoleum. Nomor telepon yang didaftarkan akan digunakan sebagai identitas untuk masuk ke sistem ini. Kumpulkan dan persiapkan minyak jelantah
    Pastikan minyak jelantah yang akan disetorkan dalam kondisi bersih dari sisa makanan, air, atau bahan kimia lainnya. Minyak yang bersih akan memudahkan proses pengolahan. Cari lokasi UCOllect Box terdekat
    Cek lokasi UCOllect Box melalui aplikasi MyPertamina. Titik pengumpulan tersebar di beberapa SPBU Pertamina dan Rumah Sakit IHC, seperti SPBU Dago Bandung atau Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta. Setorkan dan pindai QR Code
    Bawa minyak jelantah ke lokasi UCOllect Box. Gunakan aplikasi MyPertamina untuk memindai QR code yang ada di UCOllect Box sebagai konfirmasi penyetoran. Terima saldo dan poin secara otomatis
    Minyak jelantah yang sudah dituangkan ke UCOllect Box akan dihitung dan otomatis dikonversi menjadi saldo e-wallet sebesar Rp6.000 per liter. Poin MyPertamina juga akan langsung ditambahkan ke akunmu.

    Titik lokasi UCOllect Box untuk jual minyak jelantah

    Minyak jelantah dapat disetorkan ke UCOllect Box yang tersedia di sejumlah titik, seperti SPBU Pertamina dan Rumah Sakit IHC.

    Lokasi-lokasi UCOllect Box lainnya, yakni:

    SPBU Dago Bandung – Jl. Ir. H. Juanda No.139, Lb. Siliwangi, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, 40132 SPBU MT Haryono Jakarta – Jl. MT Haryono, RT.11/RW.5, Tebet Barat, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12810 SPBU Kalimalang Jakarta – Jl. Raya Kalimalang, RT.1/RW.7, Duren Sawit, Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13440 SPBU BSD Tangerang – Jl. Letnan Sutopo No.2, Lengkong Gudang Tim., Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310 Rumah Sakit Pusat Pertamina – Jl. Kyai Maja No.43, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12120 Rumah Sakit Pelni – Jl. K.S. Tubun No.92 – 94, RT.10/RW.1, Slipi, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11410 Kantor PT Pertamina Patra Niaga – Marketing Regional Jawa Bagian Barat – Jl. Kramat Raya No.59, RT.8/RW.8, Kramat, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10450

    Keuntungan jual minyak jelantah ke Pertamina

    Setiap liter minyak jelantah yang disetorkan ke UCOllect Box akan dikonversi menjadi saldo e-wallet sebesar Rp6.000 per liter, dan tambahan 5 poin MyPertamina. Selain itu, ada undian e-voucher senilai Rp25 ribu untuk 50 konsumen beruntung setiap bulan.

    Dengan menyetorkan minimal 1 liter minyak jelantah, masyarakat berkesempatan mendapatkan hadiah menarik ini, yang diumumkan melalui situs MyPertamina. Program ini tidak hanya mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga memberi keuntungan ekonomi langsung bagi masyarakat.

    Heppy menjelaskan program pengumpulan minyak jelantah di Indonesia memiliki potensi besar karena konsumsi minyak goreng rumah tangga mencapai 2,66 juta ton per tahun.

    “Di Indonesia sendiri, konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga mencapai 2,66 juta ton per tahun sehingga insiasi Green Movement UCO ini adalah upaya kami untuk membawa Indonesia sejalan dengan tren global perusahaan migas yang terbukti efektif mendukung pengelolaan limbah UCO dan membantu mempercepat transisi energi bersih serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” ujar Heppy.

  • 10
                    
                        Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Terus Bertambah, Berapa Jumlahnya?
                        Megapolitan

    10 Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Terus Bertambah, Berapa Jumlahnya? Megapolitan

    Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza Terus Bertambah, Berapa Jumlahnya?
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Jumlah jenazah korban
    kebakaran di Glodok Plaza
    , Tamansari, Jakarta Barat, yang ditemukan terus bertambah.
    Hingga Sabtu (18/1/2025), tim gabungan dari petugas Damkar, BPBD, dan PMI Jakarta kembali menemukan satu jenazah korban kebakaran Gedung
    Glodok Plaza
    .
    Jenazah yang ditemukan pada pukul 15.30 WIB itu belum diketahui identitasnya, termasuk jenis kelamin.
    Penemuan satu jenazah itu menambah daftar jumlah jasad
    korban kebakaran Glodok Plaza
    yang sudah ditemukan.
    Dengan ditemukannya satu jenazah tambahan, total korban yang telah dievakuasi kini berjumlah delapan orang.
    Kantong jenazah yang tampak tipis itu kemudian digotong menuju salah satu mobil ambulans milik PMI Jakarta Barat.
    Rencananya, jenazah tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati di Jakarta Timur untuk proses identifikasi lebih lanjut.
    Hingga kini, belum dapat dipastikan apakah kedelapan jenazah yang ditemukan termasuk dalam daftar orang yang dilaporkan hilang.
    Kepala BPBD Jakarta, Isnawa Adji, mengonfirmasi adanya laporan tambahan terkait korban hilang pada Jumat (17/1/2025), yang kini mencapai 14 orang.
    “Hingga saat ini, jumlah orang yang dinyatakan hilang dan telah dilaporkan ke Pos Komando Taktis (Poskotis) berjumlah 14 orang,” ujar Isnawa.
    Kebakaran besar terjadi di Glodok Plaza pada Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.
    Api diduga pertama kali muncul dari sebuah diskotek di lantai 7 gedung tersebut sebelum akhirnya merambat ke lantai 6, 8, dan 9.
    Untuk memadamkan kebakaran, sebanyak 230 personel dan 45 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan.
    Hingga Jumat (17/1/2025) sore, Dinas Gulkarmat Jakarta telah menemukan tujuh korban jiwa.
    Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran Glodok Plaza masih dalam penyelidikan.
    Pihak berwenang terus mengumpulkan informasi guna memastikan faktor utama yang menyebabkan kebakaran serta apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa tragis ini.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan bahwa Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat, untuk mencari penyebab awal munculnya kobaran api.
    “Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan secara laboratoris atau pengecekan dan olah TKP oleh Puslabfor Bareskrim Polri, ya,” kata Ade kepada wartawan, Sabtu (18/1/2025).
    Dalam kesempatan itu, Ade juga menyampaikan perkembangan pengidentifikasian jenazah yang sudah ditemukan.
    “Semua jenazah masih dalam proses identifikasi. Kemudian, tim Kedokteran Forensik masih melakukan kegiatan, masih bekerja, mohon waktu, dalam proses pengidentifikasian jenazah,” ujar Ade.
    Ade lantas menyatakan bahwa jajarannya berharap agar proses identifikasi korban dapat segera terselesaikan sehingga bisa langsung dikembalikan ke keluarganya.
    “(Agar) dapat segera diserahkan kembali ke keluarganya untuk selanjutnya dilakukan prosesi pemakaman yang layak oleh keluarganya,” kata Ade.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu Sinta Amelia Ungkap Komunikasi Terakhir sebelum Anaknya Hilang dalam Kebarakan di Glodok Plaza – Halaman all

    Ibu Sinta Amelia Ungkap Komunikasi Terakhir sebelum Anaknya Hilang dalam Kebarakan di Glodok Plaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sinta Amelia (20) masuk ke dalam daftar 14 orang hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.

    Sinta dilaporkan hilang saat sedang merayakan ulang tahunnya bersama lima teman perempuan di Glodok Plaza pada saat kebakaran terjadi, Rabu (15/1/2025) malam.

    Ibu korban, Imelda (44) mengatakan, sebelum anaknya dilaporkan hilang, komunikasi dengan sang putri berjalan normal.

    Bahkan pada 13 Januari 2025 saat Sinta berulang tahun ke-20, dirinya memberikan ucapan selamat.

    “Komunikasi sih biasa saja, (sebelum kejadian) saya mengucapkan selamat ulang tahun. Tanya lagi di mana begitu,” kata Imelda di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025), dilansir Tribun Jakarta.

    Beberapa hari sebelum kejadian, Sinta memang sempat merayakan ulang tahun bersama sejumlah teman.

    Pertama pada 10 Januari di lokasi berbeda, 12 Januari, dan 15 Januari.

    Namun, Imelda mengaku, tak mengetahui putrinya merayakan ulang tahun di Glodok Plaza.

    Oleh sebab itu, saat melihat berita di media massa, pihak keluarga mengira insiden itu tidak berkaitan dengan Sinta.

    Pasalnya, ketika terakhir berkomunikasi pada Rabu, 15 Januari pukul 10.30 WIB, Sinta tidak memberi kabar bahwa ia hendak merayakan ulang tahun bersama temannya di Glodok Plaza.

    “Kalau untuk yang di Glodok dia enggak ada izin. Tanggal 10 sempat merayakan, tapi bukan di Glodok. Saya tahu itu (Glodok Plaza) kebakaran, tapi enggak menyangka kalau itu dia,” ujarnya.

    Sebelum memperoleh kabar duka, sambung Imelda, ia merasa janggal karena pada Kamis, 16 Januari handphone Sinta sudah tak bisa dihubungi lagi.

    Ia merasa curiga, lantaran biasanya Sinta selalu memberikan respons ketika dihubungi. 

    Bahkan ketika sedang bekerja menjadi pemeran tambahan untuk syuting, Sinta tetap merespon panggilan.

    Pada Kamis sore, akhirnya Imelda mendapat kabar dari seorang teman perempuan anaknya yang ikut menghadiri pesta ulang tahun bahwa Sinta berada di Glodok Plaza saat kebakaran terjadi.

    “Saya awalnya bingung biasanya kalau dihubungi selalu angkat. Terus Kamis sore ada temannya yang punya nomor saya laporan, kasih informasi ke saya kalau Sinta hilang,” tuturnya.

    Setelah memperoleh kabar tersebut, pihak keluarga bergegas mencari informasi lebih lanjut terkait keberadaan Sinta hingga akhirnya datang ke RS Polri Kramat Jati.

    Pihak keluarga datang untuk memastikan apakah Sinta termasuk dalam korban kebakaran Glodok Plaza yang jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi.

    Di RS Polri Kramat Jati, Imelda menyerahkan data pembanding sidik jari, gigi, DNA, ciri-ciri fisik, hingga aksesoris dikenakan sang putri untuk keperluan identifikasi jenazah.

    Kini, pihak keluarga Imelda masih menunggu informasi lebih lanjut dari petugas terkait keberadaan Sinta, dan terus berharap Sinta dapat segera ditemukan.

    “Sementara laporan hilang dulu, karena kan belum tahu benar apa enggak (identitas jenazah). Saya nyerahin foto-foto, ya kakak, sama sampel DNA, sekaligus ciri-ciri anak,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul: Duka Ibunda Beri Ucapan Ultah Sebelum Sinta Amelia Hilang di Glodok Plaza, Terkuak Sosok Sang Artis.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Bima Putra)

  • Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    Dian SPG Asal Pontianak Hilang Usai Pamit Main ke Glodok Plaza, Kakak: Saya Telepon Hpnya Sudah Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dian Cahyanti (38), warga asal Pontianak, salah satu korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat hingga kini belum diketahui nasibnya. 

    Kakak Dian, Ade Mulyani (41) mengaku sebelum peristiwa kebakaran, adiknya itu sempat berpamitan hendak pergi Glodok Plaza pada Rabu (15/1/2025).

    “Rabu sore sempat kontak katanya dia mau main ke Plaza Glodok, terus malam itu pas saya telepon lagi sudah mati handphone-nya sampai hari ini,” kata Ade di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025).

    Ade menjelaskan, saat itu Dian berencana bertemu dengan teman-temannya di Glodok Plaza.

    “Dia sama temen-temennya, tapi saya enggak tahu temen-temennya siapa. Temennya juga sama belum ketemu sampai saat ini,” kata Ade.

    Ade mengungkapkan, adiknya itu bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat.

    Dian ke Jakarta untuk berlibur dan bertemu teman-temannya.

    “Dia kerja Sales Promotion Girl (SPG). Sebenarnya dia enggak tinggal di sini (Jakarta), dia tinggal di Pontianak. Sekarang ini dia lagi pulang, pulang ke rumah orang tua di Bogor,” kata Ade.

    “Katanya dia mau main ke Jakarta bersama teman-temannya, terus ya sampai sekarang hilang,” ujar Ade.

    Ade menceritakan, ia pergi ke RS Polri Kramatjati bersama orangtuanya untuk menyerahkan berkas yang dibutuhkan untuk identifikasi.

    “Iya kemarin sudah menyerahkan semua data-datanya, terus sekarang disuruh balik lagi karena mau diambil sampel buat tes DNA,” ujarnya.

    “Jadi orang tua ibu, bapak harus datang ke sini. Jadi saya anterin orang tua saya ke sini,” pungkas Ade.

    Sementara itu Riyadi, keluarga Dian Cahyadi baru saja selesai melakukan rangkaian proses identifikasi jenazah.

    Petugas damkar melakukan pemadaman api saat terjadi kebakaran di Glodok Plaza, Kamis, 16 Januari 2025. (dok, Kompas)

    Mengenakan masker warna hitam dan topi, Riyadi mengatakan diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    “Cuma KTP saja tidak ada sampel diambil, jadi cuma laporan aja kan belum tentu juga (jenazah cocok),” ucapnya kepada wartawan di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Selain itu, Riyadi mengatakan juga diwawancara berkaitan dengan identifikasi.

    “Tidak ada pemeriksaan cuma wawancara saja,” ungkapnya.

    14 Laporan Orang Hilang

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, sudah menerima 14 laporan kehilangan dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.

    “Iya, sampai hari ini tadi kita menerima total 14 keluarga yang anggota keluarganya diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi, di RS, Minggu (19/1/2025).

    Ahmad mengatakan, kondisi korban yang hangus terbakar menjadi salah satu kesulitan dalam melakukan identifikasi korban kebakaran Glodok Plaza.

    “Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah pertama karena kondisi korban yang cukup parah, dalam hal ini terbakar serius, sampai kita ketahui bahwa sulit kita kenal secara visual,” kata Ahmad.

    Ahmad mengungkapkan, peristiwa kebakaran Glodok Plaza termasuk dalam kategori open disaster.

    “Ini adalah open disaster. Open disaster di mana siapa yang menjadi korban, jumlahnya berapa, masih belum jelas. Karena ini kan tempat umum, jadi yang masuk ke situ kita enggak tahu siapa,” ujarnya.

    “Bisa saja jumlah korban lebih dari 14 yang dinyatakan hilang,” tutur Ahmad. 

    Sebelumnya, tragedi kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat lantai paling atas terjadi pada Rabu (15/1/2025) pukul 21.33 WIB.

    Sebanyak tujuh kantong jenazah sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi.

    Terhadap korban lainnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    Korban hilang dilaporkan saat ini berjumlah 14 orang.

    Adapun 14 orang tersebut adalah:

    Ade Aryati (29)
    Sinta Amelia (20)
    Aldrinas (29)
    Aulia Belinda (28)
    Osima Yukari (25)
    Deri Saiki (25)
    Indira Seviana Bela (25) 
    Keren Shalom J (21)
    Intan Mutiara (26)
    Desty 
    Zukhi Radja (42)
    Chika Adinda Yustin (26)
    Muljadi (56) 
    Dian Cahyadi (38)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Dian Cahyanti Hilang Tak Bisa Dihubungi Setelah Pamit Bertemu Teman di Glodok Plaza

  • RS Polri Ungkap Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    RS Polri Ungkap Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza

    loading…

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi memberikan keterangan kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025). FOTO/DANAN DAYA ARYA PUTRA

    JAKARTA RS Polri masih melakukan identifikasi terhadap 8 kantong jenazah yang telah diterima dari lokasi kebakaran Glodok Plaza . Hingga kini 14 orang dilaporkan hilang akibat kebakaran hebat yang terjadi pada Rabu (15/1/2025).

    Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi menyebut kendala yang dialami dalam proses identifikasi ini karena korban mengalami luka serius. Hal itu membuat korban sulit dikenali secara kasat mata.

    “Kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah pertama karena kondisi korban yang cukup parah dalam hal ini terbakar serius sampai kita ketahui bahwa sulit kita kenal secara visual,” kata Ahmad kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Minggu (19/1/2025).

    Ahmad menambahkan, dikarenakan kebakaran ini terjadi di tempat umum, maka sulit mengetahui siapa saja yang ada di lokasi saat kebakaran. Dia juga menegaskan kantong jenazah yang telah diterima, bukan berarti terdapat delapan jenazah.

    “Karena ini kan tempat umum ya. Jadi yang masuk kesitu kita ga tahu siapa. Bisa saja jumlah korban lebih dari 14 yang dinyatakan hilang,” tuturnya.

    “Karena tidak menutup kemungkinan ada korban yang sebenarnya ada disitu namun tidak ada keluarga yang melapor karena tidak ada keluarga yang sadar bahwa ada si korban disitu,” sambungnya.

    Kini, pihaknya seluruh keluarga korban kebakaran telah diambil sampel DNA untuk mencocokkan dengan data korban. Sampel DNA diambil dari mukosa mulut.

    “Iya sampai hari ini tadi kita menerima total 14 keluarga yang anggota keluarganya diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza,” ucapnya.

  • Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya menyatakan pencarian jasad korban yang hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat terhambat reruntuhan gedung bangunan tersebut.

    “Proses pencarian korban terhambat reruntuhan. Kalau kita masuk, membahayakan,” kata Tim DVI Polda Metro Jaya, dr. Imam di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, proses pencarian korban kebakaran akan dimaksimalkan sambil menunggu pembersihan dari pengelola gedung karena untuk mengetahui detail struktur bangunan.

    Imam mengatakan, Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih menunggu data Ante Mortem dari pihak keluarga korban. Data dari keluarga akan dicocokkan dengan jasad korban.

    “Korban yang teridentifikasi di rumah sakit masih menunggu data dari Ante Mortem. Karena data yang didapatkan itu potongan tubuh, jadi kita masih memproses semuanya. Banyak yang nggak utuh, kita banyak menemukan potongan-potongan tubuh,” ujarnya.

    Tim DVI membuka laporan kehilangan dari keluarga korban yang merasa belum kembali ke rumah setelah kejadian kebakaran itu.

    “Keluarga yang melapor syaratnya ada kartu keluarga (KK), KTP, kalau diperlukan nanti akan dilakukan tes DNA,” kata Imam.

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025