kab/kota: Kramat Jati

  • 4 Fakta Wanita Jaksel Diduga Dibunuh dan Dibuang di Jalanan Bogor

    4 Fakta Wanita Jaksel Diduga Dibunuh dan Dibuang di Jalanan Bogor

    Jakarta

    Wanita asal Jakarta Selatan (Jaksel) ditemukan tewas dengan kondisi tangan terikat di pinggir jalan Desa Tlajungudik, Kabupaten Bogor. Korban bernama Arifianti (41) itu diduga tewas dibunuh lalu dibuang.

    Dirangkum detikcom, Minggu (7/12/2025), perihal penemuan mayat wanita itu sebelumnya viral di media sosial. Disebutkan dalam video itu seorang wanita tergeletak di pinggir jalan Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

    Dalam video yang beredar, terlihat mayat wanita itu tergeletak di bawah angkot (angkutan kota) berwarna biru. Sementara situasi tengah diguyur hujan.

    Video viral itu dinarasikan bahwa korban ditemukan dalam keadaan tangan terikat. Berikut faktanya:

    1. Sempat Dibonceng Pria

    Arifianti (41) ditemukan tergeletak di pinggir jalan Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Saksi bernama Hakim dan Bahul sempat melihat korban dibonceng oleh seorang pria pakai motor.

    “Hakim sedang mengendarai sepeda motor bersama Bahul melintas, kemudian melihat pengendara sepeda motor Honda Vario berboncengan satu orang laki-laki menggunakan helm hitam, jas hujan dan satu orang perempuan yang menjadi penumpang sepeda motor tersebut,” kata Kapolsek Gunung Putri Kompol Aulia Robby kepada wartawan, Sabtu (6/12).

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Menurut Aulia, saksi melihat bahwa mayat wanita yang dibonceng tersebut tangannya terikat tali.

    “Saat itu cuaca sedang hujan deras, kemudian dalam keadaan tangan terikat tali, terlihat menggunakan jas hujan warna biru, celana panjang warna hitam, terlihat sedang memeluk pengemudi sepeda motor tersebut,” ucapnya.

    Kemudian, saksi Hakim sempat menegur pria yang membawa mayat wanita itu karena badan penumpang dalam keadaan miring serta kaki sebelah kiri terseret di aspal. Hakim tak merasa curiga bahwa yang dibawa pemotor itu mayat.

    “Namun pengemudi tersebut mengabaikan, kemudian juga pengendara sepeda motor yang lain sempat menegur akan tetapi diabaikan oleh pengemudi sepeda motor tersebut,” ujarnya.

    Kemudian pemotor pria itu terlihat berhenti di warung pinggir jalan. Pria tersebut terlihat membetulkan posisi duduk penumpang wanita tersebut.

    “Kemudian karena tidak ada respons dari pengemudi sepeda motor tersebut, Hakim dan Bahul melanjutkan perjalanan kembali ke rumahnya,” imbuhnya.

    2. Korban Asal Jakarta Selatan

    Identitas wanita tewas dengan kondisi tangan terikat di pinggir jalan Desa Tlajung Udik, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat (Jabar) terungkap bernama Arifianti (41). Afrianti terungkap warga Jakarta Selatan.

    “Identitas orang Jakarta Selatan, atas nama Arifianti, usia 41 tahun,” kata Aulia Robby dihubungi detikcom, Minggu (7/12).

    “(Korban) Nggak tinggal di sini (Gunung Putri). Dia sudah bercerai,” sambungnya.

    Aulia menyebut, pihak keluarga sudah diinformasikan dan melihat langsung jenazah korban di RS Kramat Jati, Jakarta. Jenazah akan diserahkan ke pihak ke keluarga untuk dimakamkan.

    “Keluarga korban sudah dihubungi, dari tadi malam sudah di rumah sakit. Mungkin hari ini jenazah diambil (diserahkan dan di makamkan),” kata Aulia.

    3. Kronologi Penemuan Mayat

    Polisi menjelaskan detik-detik penemuan mayat wanita tersebut. Hal itu terungkap dari keterangan saksi di lokasi kejadian.

    “Keterangan dari saksi Hendra awal mulanya sekitar pukul 17.30 WIB, saat itu saksi bersama temannya ingin menuju ke Pasar Griya Bukit Jaya dengan menggendarai sepeda motor,” kata Aulia.

    Saat di perjalanan, saksi melihat ada seorang dalam posisi tengkurap. Orang tersebut berada di pinggir jalan sebelah mobil angkutan kota (angkot) yang sedang terparkir.

    “Kemudian saksi pun berhenti dan mengeceknya dan benar seorang tersebut sudah dalam kondisi meninggal dunia,” ucapnya.

    Kemudian, saksi Hendra melaporkan kejadian itu kepada Ketua RT setempat. Lalu Ketua RT setempat melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

    4. Diduga Tewas Dibunuh

    Afrianti ditemukan tewas dengan kondisi tangan terikat di pinggir jalan Desa Tlajungudik, Kabupaten Bogor. Arifianti diduga tewas dibunuh.

    “Dugaan kita ke situ (korban pembunuhan). Tapi kita masih pengembangan. Luka ada luka. Sementara itu dulu, ada luka,” kata Aulia.

    Aulia mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Polisi masih mengusut identitas terduga pelaku dalam kasus tersebut.

    “Masih pendalaman. Pelakunya belum dapat, informasi sementara begitu. Masih penyelidikan, pengembangan,” kata Aulia.

    Halaman 2 dari 4

    (whn/whn)

  • Lokasi SIM Keliling di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi 5 Desember 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Lokasi SIM Keliling di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi 5 Desember 2025 Megapolitan 5 Desember 2025

    Lokasi SIM Keliling di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi 5 Desember 2025
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya kembali membuka layanan SIM Keliling di sejumlah titik di Jabodetabek pada hari ini, Jumat (5/12/2025).
    Layanan ini dibuka untuk perpanjangan SIM A dan SIM C, mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB.
    Berikut daftar lokasi pelayanannya dikutip dari akun X TMC Polda Metro Jaya:
    1. Jakarta Timur
    Lobby Depan Mall Grand Cakung

    Jl. Sri Sultan Hamengkubuwono IX KM 25, Ujung Menteng, Cakung: 08.00–14.0
    Parkir Samsat: 08.00–15.00 WIB
    Pasar Induk Kramat Jati: 08.00–14.00 WIB
    2. Jakarta Barat
    Lobby Utama LTC Glodok

    Jl. Hayam Wuruk No. 127, Mangga Besar, Tamansari:08.00–14.00 WIB
    Lobby Selatan Mall Ciputra

    Jl. S. Parman, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan:08.00–14.00 WIB
    3. Jakarta Selatan
    Area Parkir Samping Universitas Trilogi

    Jl. Duren Tiga Timur, Pancoran: 08.00–14.00 WIB
    Parkir Samsat: 09.00–15.00 WIB
    Kantor Wali Kota Jaksel: 09.00–14.00 WIB
    4. Jakarta Pusat
    Area Parkir Kantor Pos Lapangan Banteng

    Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1, Pasar Baru, Sawah Besar:08.00–14.00 WIB 
    Parkir Samsat & Lapangan Banteng:08.00–14.00 WIB
    5. Jakarta Utara
    Parkir Samsat & Masjid Al Musyawarah Kelapa Gading

    08.00–14.00 WIB
    6. Kota Tangerang
    Alun-alun Cibodas

    09.00–13.00 WIB
    Parkiran Busway Foodmosphere
    7. Serpong
    Parkir Samsat: 08.00–14.00 WIB
    ITC BSD: 16.00–19.00 WIB
    LOKASI SAMSAT/STNK KELILING (WILAYAH 2)
    Jumat, 5 Desember 2025
    8. Ciledug
    Ktr. Kec. Pinang Kunciran & Fresh Market Green Lake City

    09.00–12.00 WIB
    9. Ciputat
    Parkir Samsat & Kantor Kel. Pondok Betung

    09.00–12.00 WIB
    10. Kelapa Dua
    Gtown Square Gading Serpong

    08.00–14.00 WIB
    11. Kota Bekasi
    Pizza Hut Kosmem, Jatiasih

    09.00–11.30 WIB
    12. Kabupaten Bekasi
    Kantor Pemda Kabupaten Bekasi

    09.00–11.00 WIB
    13. Depok
    Parkir Samsat 08.00–14.00 WIB
    Kelurahan Tugu 09.00–11.00 WIB
    14. Cinere
    Kantor Kel. Pasir Putih

    08.00–11.30 WIB
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kriminal kemarin, kasus Alvaro hingga pembegalan di Tambora

    Kriminal kemarin, kasus Alvaro hingga pembegalan di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan kriminalitas dan keamanan terjadi di Jakarta pada Kamis (4/12), mulai dari kelanjutan kasus Alvaro Kiano Nugroho hingga pembegalan di Tambora, Jakarta Barat.

    Simak kembali deretan berita berikut ini:

    1. Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Tim kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati menjelaskan alasan utama pencarian ulang rahang dan gigi Alvaro Kiano Nugroho (6), anak yang hilang dan ditemukan tewas di lokasi pembuangan di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    Baca di sini

    2. Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Kepolisian tengah mengusut dugaan adanya kekeliruan prosedur dalam penanganan tersangka pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6) sekaligus ayah tiri korban, yakni Alex Iskandar (AI) di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    3. Dugaan perundungan di sekolah di Jakut masih diselidiki polisi

    Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus perundungan yang terjadi di sebuah sekolah yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Baca di sini

    4. Penyidikan kasus kematian Alvaro tetap berlanjut meski pelaku tewas

    Penyidikan kasus penculikan dan pembunuhan anak laki-laki di Jakarta Selatan yang bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) tetap berlanjut meskipun pelaku telah ditemukan tewas bunuh diri di Polres Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    5. Pembegal di Tambora Jakarta Barat telah diringkus

    Petugas Kepolisian telah meringkus seorang pelaku pembegalan berinisial A (37) yang beraksi di lampu merah Jembatan Dua, Tambora, Jakarta Barat.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Berhasil dievakuasi, jasad mandor tertimpa gedung ambruk di Jakut

    Berhasil dievakuasi, jasad mandor tertimpa gedung ambruk di Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Jasad SM, pria 56 tahun yang tewas akibat tertimpa gedung ambruk di Kelapa Gading, Jakarta Utara, berhasil dievakuasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) pada Kamis (4/12).

    “Proses evakuasi selesai dilakukan dan jasad berhasil dievakuasi pukul 22.34 WIB,” kata Kasiops Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Gatot Sulaeman.

    Dia mengatakan evakuasi dilakukan setelah petugas melakukan pencarian korban sejak pukul 12.42 WIB dengan mengerahkan 54 personel dan alat bantu pencarian.

    “Korban berhasil dievakuasi oleh Tim Damkar dan dibawa oleh Tim Inafis Polri ke RS Polri Kramat Jati,” katanya, menambahkan.

    Sebelumnya, Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra mengatakan bahwa korban tertimbun bangunan bekas sekolah Rising Star Institute di Perumahan Bukit Gading Mediterania, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis siang.

    “Kejadian ini terjadi sekitar pukul 12.36 WIB dan kami mendapatkan laporan dari warga ada bangunan roboh dan satu orang tertimpa runtuhan bangunan,” kata Seto.

    Dia menambahkan bahwa bangunan tiga lantai itu dalam proses renovasi oleh pengembang Agung Podomoro Land (APL) untuk diratakan dan akan dijual sebagai kavling. Pengerjaannya diserahkan kepada mandor secara perorangan.

    “Saksi SR dan korban merupakan mandor proyek renovasi bangunan tersebut,” kata Seto.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Anton Santoso
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Jakarta (ANTARA) – Tim kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati menjelaskan alasan utama pencarian ulang rahang dan gigi Alvaro Kiano Nugroho (6), anak yang hilang dan ditemukan tewas di lokasi pembuangan di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    “Pada saat olah TKP, aspek medis melakukan pencarian ulang karena rahang dan gigi merupakan bukti penting,” kata Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati bersama jajaran Polres Metro Jakarta Selatan sebelumnya sudah menemukan dan memeriksa sejumlah bagian kerangka lain di lokasi pembuangan.

    Namun, langkah pencarian ulang menjadi sorotan publik karena mempertanyakan apakah identifikasi DNA dari tulang lain belum cukup untuk memastikan identitas korban.

    Prima menegaskan, keberadaan rahang dan gigi merupakan elemen krusial dalam proses identifikasi korban. Kedua bagian tubuh itu termasuk dalam kategori data primer identifikasi, bersama sidik jari dan DNA.

    “Ketika rahang ditemukan, otomatis gigi-giginya ikut menempel. Data gigi ini sangat berharga dalam proses identifikasi,” ujar Prima.

    Prima menerangkan, meski DNA dari tulang lain bisa saja sudah menunjukkan kecocokan terhadap Alvaro, temuan gigi tetap sangat diperlukan untuk memperkuat hasil akhir.

    Pemeriksaan struktur gigi juga membantu tim forensik memperkirakan usia korban secara lebih akurat.

    Gigi adalah salah satu dari tiga data primer. Dengan pemeriksaan gigi, pihaknya bisa menentukan perkiraan umur.

    “Karena tidak ada data pembanding lain, hasil perkiraan itu kami cocokkan dengan DNA sehingga identifikasi semakin kuat,” katanya.

    Dengan demikian, rahang bukan sekadar pelengkap, tetapi bukti yang memperkokoh kesimpulan ilmiah.

    “Bisa saja DNA sebelumnya sudah menunjukkan itu Alvaro, tapi dengan dua data primer, kekuatannya jauh lebih tinggi,” katanya.

    Terkait proses pengambilan sampel DNA pembanding, Prima memastikan hanya DNA ibu kandung yang digunakan. Ayah biologis Alvaro tidak diikutsertakan karena kondisi hukum yang tidak memungkinkan.

    “Kami hanya mengambil DNA dari ibunya. Secara biologis, anak itu 50 persen dari ibu dan 50 persen dari ayah. Karena ayahnya tidak lagi berproses hukum, maka cukup menggunakan DNA ibu,” katanya.

    Hal serupa dikatakan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly yang menegaskan bahwa pencarian rahang dilakukan atas pertimbangan ilmiah dan prosedural.

    “Intinya, tim forensik mengambil DNA pembanding dari ibu, dan pencarian ulang di TKP dilakukan untuk memperkuat bukti identifikasi. Dengan adanya gigi, data primernya jadi dua dan kesimpulan lebih kuat,” ujar Nicolas.

    Pihak Kepolisian memastikan upaya pencarian dan penguatan data ini dilakukan untuk memastikan identitas korban secara meyakinkan, sehingga seluruh proses penyidikan dapat berjalan sesuai standar.

    RS Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri Kramat Jati memastikan kerangka manusia yang ditemukan di kawasan Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho, anak yang sebelumnya dilaporkan hilang.

    “Hasil pemeriksaan DNA dan gigi menunjukkan bahwa kerangka tersebut identik dan dapat dipastikan adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari saudari Arum Indah Kusumastuti,” kata Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis.

    Prima menjelaskan, Tim Kedokteran Kepolisian Pusdokkes Polri yang terdiri dari Biro Dokpol, Biro Lab Dokkes, Rumah Sakit Tingkat I Pusdokkes Polri serta penyidik Polres Metro Jakarta Selatan, telah melakukan rangkaian pemeriksaan forensik sejak jenazah diterima.

    Kerangka dengan nomor register 0062/XI/2025/ML itu pertama kali diperiksa pada 24 November 2025.

    Selain pemeriksaan DNA, Tim Odontologi Forensik turut menganalisis struktur tulang rahang dan elemen gigi yang ditemukan di lokasi penemuan.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh Kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah ayah tiri, Alex Iskandar (49).

    Alvaro Kiano Nugroho dimakamkan di Tanah Wakaf Masjid Jami’ Al Muflihun Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian tengah mengusut dugaan adanya kekeliruan prosedur dalam penanganan tersangka pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6) sekaligus ayah tiri korban, yakni Alex Iskandar (AI) di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan.

    “Bidang Propam Polda Metro Jaya masih melakukan penyidikan terkait apakah ada kekeliruan, kesengajaan atau kealpaan dari anggota piket reserse pada saat itu, hingga tersangka bisa melakukan bunuh diri di ruang konseling,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicholas Ary Lilipaly.

    Nicholas saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, menjelaskan, pemeriksaan internal dilakukan untuk menilai apakah ada kesalahan atau kelalaian anggota saat kejadian berlangsung.

    Bidang Propam Polda Metro Jaya masih menyelidiki apakah ada kelalaian dalam pengawasan maupun penyimpangan dari standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.

    Selain itu, Nicolas menekankan, proses investigasi ini penting untuk menguji kepatuhan prosedural dan memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

    Termasuk evaluasi terhadap mekanisme pengawasan tersangka yang belum menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum ditahan.

    “Kami mendukung penuh proses yang dilakukan Propam. Jika nantinya ditemukan pelanggaran prosedur, tentu akan ada tindakan tegas,” tegas Nicolas.

    Nicolas mengatakan, status AI saat itu sudah ditingkatkan sebagai tersangka. Namun, penyidik belum memasukkannya ke ruang tahanan karena prosedur penahanan mewajibkan adanya pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

    “Sebelum seseorang ditahan, wajib dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi fisik mereka, termasuk memastikan tidak ada penyakit menular atau kondisi tertentu yang membahayakan tahanan lain,” katanya.

    Karena pemeriksaan terhadap AI berlangsung hingga larut malam, penyidik memutuskan untuk mengistirahatkan tersangka di sofa ruang konseling sembari menunggu pemeriksaan kesehatan yang dijadwalkan keesokan paginya.

    Dalam periode istirahat inilah AI ditemukan tewas gantung diri. Meski tersangka AI telah meninggal dunia, Nicolas memastikan penyidikan kasus kematian Alvaro tetap berjalan.

    Polisi tetap akan menelusuri dugaan keterlibatan pihak lain dan melengkapi rangkaian bukti terkait dugaan kekerasan terhadap korban.

    Hasil pemeriksaan Propam baru akan diumumkan setelah seluruh proses penyidikan internal dinyatakan rampung.

    Adapun jenazah tersangka kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho, yakni Alex Iskandar (49) telah dimakamkan keluarga di TPU Kedaung, Kota Tangerang.

    “Sudah, jenazah diambil keluarganya dan dimakamkan Minggu malam itu juga di TPU Kedaung, Tangerang,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan di Jakarta, Selasa (25/11).

    Kepolisian menyatakan Alex ditemukan tewas diduga akibat bunuh diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan pada Minggu (23/11) pagi.

    Menurut keterangan polisi, Alex ditemukan gantung diri tidak lama usai proses penangkapan kepada dirinya.

    Polisi kemudian menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia dan menangkap Alex pada Rabu (19/11) malam.

    Polisi juga mengungkap motif pembunuhan Alvaro, yakni karena ayah tirinya itu cemburu dengan sang istri.

    Sebelumnya, polisi menemukan Alvaro yang hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, itu dalam kondisi meninggal dunia di Kali Cilalay, Bogor, Jawa Barat.

    Alvaro ditemukan dalam keadaan sudah berbentuk kerangka, yang kemudian akan dipastikan oleh Kepolisian melalui tes DNA.

    Alvaro terhitung hilang selama delapan bulan. Keberadaannya sudah tidak terdeteksi sejak Kamis, 6 Maret 2025.

    Kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah ayah tiri.

    Alvaro Kiano Nugroho dimakamkan di Tanah Wakaf Masjid Jami’ Al Muflihun Bintaro, Jakarta Selatan, pada Kamis.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga Megapolitan 4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Isak tangis mewarnai penyerahan kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6) dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kepada pihak keluarga, Rabu (4/12/2025).
    Penyerahan dilakukan setelah tim Forensik RS Polri memastikan kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan milik Alvaro.
    Dari pantauan
    Kompas.com,
    kerangka Alvaro dijemput langsung oleh sejumlah anggota keluarga, termasuk ibu dan kakeknya.
    Keluarga Alvaro juga didampingi Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Agustinus Sirait dan Ketua Komnas PA DKI Jakarta Cornelia Agatha.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly turut menyerahkan sejumlah dokumen, termasuk surat kematian Alvaro, kepada sang kakek.
    “Kita mau menyerahkan kerangka Ananda
    Alvaro Kiano
    Nugroho kepada keluarga, yang dalam hal ini diwakili oleh Kakek tercinta,” ucap Nicolas di RS Polri Kramat Jati, Kamis.
    “Kami serahkan juga surat-surat dari rumah sakit, untuk dapat dipergunakan apabila mengurus keperluan keluarga almarhum atau apa pun,” jelas Nicolas.
    Saat menerima dokumen tersebut, sang kakek tampak menahan air mata. Ia hanya mengatakan bahwa keluarga akan membawa pulang terlebih dahulu jenazah cucunya.
    “Pak. Ini sudah dikafani semua. Tinggal nanti ke rumah, dishalatkan di rumah,” kata Nicolas.
    Setelah penyerahan dokumen, peti berisi jenazah Alvaro dibawa masuk ke mobil jenazah RS Polri. Ibu Alvaro terlihat meneteskan air mata di dalam mobil sambil memegang peti anaknya.
    Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho.
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya, Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis
    Tim forensik mencocokkan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA
    post-mortem
    korban serta sampel DNA
    ante-mortem
    dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga Megapolitan 4 Desember 2025

    Isak Tangis Iringi Penyerahan Kerangka Alvaro Kiano ke Tangan Keluarga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
     – Isak tangis mewarnai penyerahan kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6) dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kepada pihak keluarga, Rabu (4/12/2025).
    Penyerahan dilakukan setelah tim Forensik RS Polri memastikan kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan milik Alvaro.
    Dari pantauan
    Kompas.com,
    kerangka Alvaro dijemput langsung oleh sejumlah anggota keluarga, termasuk ibu dan kakeknya.
    Keluarga Alvaro juga didampingi Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Agustinus Sirait dan Ketua Komnas PA DKI Jakarta Cornelia Agatha.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly turut menyerahkan sejumlah dokumen, termasuk surat kematian Alvaro, kepada sang kakek.
    “Kita mau menyerahkan kerangka Ananda
    Alvaro Kiano
    Nugroho kepada keluarga, yang dalam hal ini diwakili oleh Kakek tercinta,” ucap Nicolas di RS Polri Kramat Jati, Kamis.
    “Kami serahkan juga surat-surat dari rumah sakit, untuk dapat dipergunakan apabila mengurus keperluan keluarga almarhum atau apa pun,” jelas Nicolas.
    Saat menerima dokumen tersebut, sang kakek tampak menahan air mata. Ia hanya mengatakan bahwa keluarga akan membawa pulang terlebih dahulu jenazah cucunya.
    “Pak. Ini sudah dikafani semua. Tinggal nanti ke rumah, dishalatkan di rumah,” kata Nicolas.
    Setelah penyerahan dokumen, peti berisi jenazah Alvaro dibawa masuk ke mobil jenazah RS Polri. Ibu Alvaro terlihat meneteskan air mata di dalam mobil sambil memegang peti anaknya.
    Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho.
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya, Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah Alvaro Kiano Nugroho, anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis
    Tim forensik mencocokkan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA
    post-mortem
    korban serta sampel DNA
    ante-mortem
    dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Serahkan Jenazah Alvaro Kiano Nugroho ke Keluarga

    Polisi Serahkan Jenazah Alvaro Kiano Nugroho ke Keluarga

    Jakarta

    Polisi menyerahkan jenazah Alvaro Kiano Nugroho (6) kepada pihak keluarga di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenazah diterima langsung oleh Ibunda Arum Indah Kusumastuti dan kakeknya.

    Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (4/12/2025) penyerahan jenazah dilakukan pukul 14.05 WIB. Keluarga yang datang tampak mengenakan pakaian serba hitam.

    Ibunda Alvaro terlihat beberapa kali menyeka air mata. Ia mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ari Lilipaly dan Karumkit RS Polri Brigjen Prima Heru.

    Penyerahan jenazah berlangsung singkat. Jenazah Alvaro diangkut menggunakan peti berwarna putih.

    Dimakamkan Hari Ini

    Keluarga mengatakan sudah menerima hasil tes DNA terkait temuan kerangka yang diduga bocah Alvaro Kiano yang hilang sejak Maret lalu. Keluarga mengatakan sudah diberi informasi bahwa kerangka itu milik Alvaro.

    “Sepertinya begitu, karena kami pihak keluarga sudah diinfo begitu,” kata ibunda Alvaro, Arum Indah, dilansir Antara, Kamis (4/12/2025).

    Dia mengatakan pihaknya akan menjemput jenazah langsung ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Selanjutnya, katanya, jenazah akan langsung dimakamkan.

    “Insyaallah, siang jenazah sudah pulang ke rumah, belum tahu tepatnya jam berapa,” ujar Arum.

    Keterangan serupa juga disampaikan kakek Alvaro, Tugimin, yang menyebutkan hasil tes DNA itu telah disampaikan kepolisian kepada keluarga pada Rabu (3/12) sore.

    “Sudah, Ibu Kapolsek yang memberi tahu tadi sore,” ucap Tugimin.

    Alvaro Dibunuh Usai Diculik

    Sebelumnya, Alvaro dilaporkan hilang sejak 6 Maret 2025. Korban diculik dan dibunuh oleh ayah tirinya, AI, gara-gara cemburu dan menuding ibu korban yang juga istrinya itu telah berselingkuh.

    Selama 8 bulan menghilang, polisi telah melakukan segala upaya pencarian.

    Foto: Polisi menyerahkan jenazah Alvaro Kiano Nugroho kepada pihak keluarga di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur

    Hingga akhirnya polisi menemukan titik terang dan mengamankan AI terkait hilangnya Alvaro, pada Jumat (21/11).

    AI mengakui telah membawa Alvaro dari masjid tempat mengaji di Bintaro, Jaksel. Dia lalu membunuh korban dan membuang jasadnya ke wilayah Tenjo, Bogor, tiga hari setelah pembunuhan.

    Saat diamankan di ruang konseling di Polres Metro Jaksel, AI nekat mengakhiri hidupnya.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto dalam jumpa pers di Polres Jaksel, Senin (24/11/2025) menyampaikan proses penyelidikan kasus Alvaro dilakukan secara transparan. Dia mengatakan laporan yang diterima dilakukan analisa hingga mengumpulkan keterangan sejumlah saksi.

    “Kasus ini menjadi perhatian besar masyarakat dan penting bagi kami untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi dan transparan,” ujar Kombes Budi dalam jumpa pers di Polres Jaksel.

    Halaman 2 dari 4

    (isa/isa)

  • RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano Megapolitan 4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho (6).
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah
    Alvaro Kiano Nugroho
    , anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis (4/12/2025).
    Tim forensik melakukan pencocokan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA post-mortem korban serta sampel DNA ante-mortem dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” ungkapnya.
    Alvaro Kiano
    menghilang selama delapan bulan sejak Maret 2025. Ia diduga diculik dari masjid oleh orang yang mengaku ayahnya.
    Sejak saat itu, jejaknya tak terendus meski pihak keluarga mencari berbagai cara untuk menemukannya.
    Pada November 2025, kerangka Alvaro ditemukan di Tenjo, Kabupaten Bogor. Ternyata, ia diculik lalu dibunuh oleh ayah tirinya, Alex Iskandar.
    Namun, beberapa hari setelah ditangkap, Alex mengakhiri hidupnya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, awalnya Alex menjemput Alvaro untuk diajak membeli mainan ke mal.
    Namun, sebelum ke mal, Alex membawa Alvaro ke rumahnya di wilayah Tangerang terlebih dahulu untuk mandi.
    Setelah itu Alvaro mulai merasa tidak nyaman karena ayah tirinya mandi terlalu lama.
    Ia menangis dan meminta diantar pulang ke rumah kakek dan neneknya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
    Tak tahan mendengar rengekan Alvaro, Alex mengambil handuk yang tergantung di rak dan membekap mulut anak tirinya itu.
    Ia kemudian mencekik serta menindih tubuh Alvaro hingga bocah tersebut tidak lagi bernapas.
    “Karena panik, dia masih berusaha untuk bagaimana mencari supaya mau menghilangkan barang bukti korban AKN,” jelas Nicolas.
    Alex mengikat tubuh Alvaro dengan tali, memasukkannya ke dalam plastik hitam, dan menyimpannya di garasi rumah dalam posisi tertutup mobil.
    “Dari situlah dia meninggalkan korban AKN ini kurang lebih selama tiga hari,” kata dia.
    Alex mulai mencari tempat lain ketika jasad Alvaro mulai membusuk. Ia kemudian teringat wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, karena memiliki saudara yang tinggal di sana.
    Akhirnya, Alex mengangkat jasad Alvaro ke dalam mobil dan membawanya ke bawah Jembatan Cilalay, lokasi yang kerap dipakai warga untuk membuang sampah secara ilegal.
    Setelah itu, Alex bahkan membantu keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Pesanggrahan, membuat polisi tidak mencurigainya
    “Karena pada saat penjemputan itu dia mengaku bahwa, ‘saya mau jemput anak saya.’ Sedangkan juga kakek daripada si AKN ini juga meminta bantuan ayah tirinya untuk mencari,” tutur Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.