kab/kota: Kramat Jati

  • Tak Terawat, JPO Cawang Kompor Jadi Tempat Gulungan Kabel Udara

    Tak Terawat, JPO Cawang Kompor Jadi Tempat Gulungan Kabel Udara

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI – Kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur dibiarkan rusak terbengkalai tanpa perawatan.

    Selain tidak memiliki atap, JPO Cawang Kompor tampak memperhatinkan karena di sepanjang anak tangga hingga badan JPO justru dijadikan tempat untuk gulungan kabel utilitas.

    Gulungan kabel udara pada akses JPO Cawang Kompor menandakan tidak adanya perawatan berkala, pun hingga kini JPO masih digunakan warga untuk bermobilitas.

    “Belum ada perawatan. Memang sempat dengar mau ada renovasi (JPO), tapi sampai sekarang belum ada. Jadinya seperti ini saja,” kata warga sekitar, Handi (45), Selasa (29/4/2025).

    Gulungan kabel udara yang teronggok pada akses JPO Cawang Kompor di Jalan Dewi Sartika, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/4/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA

    Gulungan kabel udara pada akses JPO Cawang Kompor ini berbanding terbalik dengan program Pemprov DKI Jakarta yang sejak tahun 2022 mulai menertibkan kabel udara semrawut.

    Pasalnya di saat Pemprov DKI Jakarta menggaungkan penertiban kabel udara dan memindahkannya ke dalam tanah, gulungan kabel udara justru teronggok di fasilitas umum.

    Bahkan bila dilihat dari sisi wilayah Kecamatan Jatinegara yang berbatasan dengan JPO, tampak jelas bentangan kabel udara semrawut di sepanjang badan JPO Cawang Kompor.

    “Sebenarnya JPO ini kalau secara (kondisi) bangunan betonnya masih bagus. Hanya memang belum ada perawatan saja jadi terlihat belum bagus lah. Kalau JPO depan PGC kan bagus,” ujar Handi.

    Tidak hanya gulungan kabel udara yang dibiarkan berserakan begitu saja, terdapat banyak bagian besi pengaman JPO Cawang Kompor yang hilang akibat terdampak karat.

    Padahal JPO yang berada di lampu merah Cawang Kompor ini merupakan akses penting, mengingat di sepanjang Jalan Dewi Sartika, Kramat Jati hanya terdapat dua JPO saja.

    Pertama JPO di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC) yang baru diresmikan pada tahun 2024 lalu, dan kedua JPO Cawang Kompor yang kondisinya kini rusak tak tersentuh perawatan.

    “Di sepanjang Jalan Dewi Sartika cuman ada dua JPO. Tapi kalau JPO yang depan PGC bagus, ada lampu-lampunya segala macam. Kalau yang di sini belum ada perawatan,” tutur Handi.

    Awak media sudah berupaya mengonfirmasi terkait alasan ketiadaan atap dan kondisi JPO Cawang Kompor kepada Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Timur, Benhard Hutajulu.

    Tapi hingga berita ditulis, orang nomor satu di jajaran Sudin Bina Marga Jakarta Timur itu tidak kunjung memberikan respons saat dikonfirmasi terkait kondisi JPO Cawang Kompor.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sudah Puluhan Tahun, Kondisi JPO Cawang Kompor Jakarta Timur Dibiarkan Terbengkalai Tanpa Atap

    Sudah Puluhan Tahun, Kondisi JPO Cawang Kompor Jakarta Timur Dibiarkan Terbengkalai Tanpa Atap

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI – Akses Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Cawang Kompor di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur kini rusak dah terbengkalai.

    Berbeda dengan JPO lainnya di Jakarta yang memiliki atap untuk menghalau pejalan kaki dari terik matahari dan hujan, JPO Cawang Kompor justru tidak tertutupi atap sama sekali.

    Sehingga warga yang melintas di JPO Cawang Kompor dipastikan terkena paparan langsung sinar matahari saat siang hari, dan tidak terlindung ketika hujan turun.

    Warga sekitar, Handi (45) mengatakan sejak awal dibangun sekitar tahun 1985 silam hingga kini JPO Cawang Kompor memang tidak dilengkapi atap sebagaimana lazimnya JPO.

    “Memang dari dulu pas awal dibangun sudah enggak ada bagian atapnya. Jadi bukan atapnya hilang, rusak atau bagaimana,” kata Handi di Jakarta Timur, Selasa (29/4/2025).

    Padahal JPO yang berada di lampu merah Cawang Kompor ini merupakan akses penting, mengingat di sepanjang Jalanan Dewi Sartika, Kramat Jati hanya terdapat dua JPO saja.

    KONDISI JPO CAWANG KOMPOR – Kondisi JPO Cawang Kompor di Jalan Dewi Sartika yang dibiarkan selama puluhan tahun tanpa memiliki atap, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/4/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

    Pertama JPO di depan Pusat Grosir Cililitan (PGC) yang baru diresmikan pada tahun 2024 lalu, dan kedua JPO Cawang Kompor yang kondisinya kini rusak tak tersentuh perawatan.

    Meski hingga kini JPO Cawang Kompor masih digunakan para pejalan kaki, tapi selama puluhan tahun kondisinya dibiarkan begitu saja tanpa adanya perbaikan.

    “Masih ada yang lewat, apalagi yang orang tua. Kan mereka takut kalau (nyeberang) lewat bawah, jadi pasti lewat atas. Kadang ada juga yang nanya tangga untuk naik JPO dari mana,” ujar Handi.

    Selain tidak memiliki atap kondisi JPO Cawang Kompor kian buruk karena banyak besi pengaman pada anak tangga, hingga bagian badan JPO yang sudah hilang.

    Bahkan pada beberapa titik sampah-sampah makanan dan botol dibiarkan begitu saja berserakan, sehingga nyaris tidak ada bagian JPO Cawang Kompor yang terlihat bagus.

    KONDISI JPO CAWANG KOMPOR – Kondisi JPO Cawang Kompor di Jalan Dewi Sartika yang dibiarkan selama puluhan tahun tanpa memiliki atap, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/4/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

    Satu-satunya hal baik yang tampak pada JPO Cawang Kompor hanya keberadaan satu CCTV di lokasi, pun tidak diketahui apakah kamera pengawas tersebut masih berfungsi atau tidak.

    “Ya kalau kita lihat sih kondisi JPO sekarang memang belum bagus, belum terawat lah. Besi-besi pagar pengamannya juga sudah pada hilang karena banyak berkarat,” tutur Handi.

    Awak media sudah berupaya mengonfirmasi terkait alasan ketiadaan atap dan kondisi JPO Cawang Kompor kepada Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Timur, Benhard Hutajulu.

    Tapi hingga berita ditulis, orang nomor satu di jajaran Sudin Bina Marga Jakarta Timur itu tidak kunjung memberikan respons apapun saat dikonfirmasi terkait kondisi JPO Cawang Kompor.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Wanita Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Penginapan Bekasi

    Wanita Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Penginapan Bekasi

    BEKASI – Seorang wanita yang belum diketahui identitas ditemukan tewas di sebuah kamar penginapan nomor 108 Kampung Cibuntu Asem, Desa Cibuntu, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar).

    “Jasad korban pertama kali ditemukan oleh pengelola penginapan saat hendak membersihkan kamar,” kata Bachtiar, warga setempat di lokasi, Senin 28 April, disitat Antara.

    Saat ditemukan, katya dia, tubuh korban alami sejumlah luka. Melihat kejadian ini, pengelola segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

    Tak lama berselang, tim Inafis Polres Metro Bekasi tiba di lokasi pada Minggu 27 April malam untuk mengevakuasi jasad korban ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan autopsi.

    “Dari informasi yang didapatkan, ada luka sayatan di leher, di perut, dan di tangan,” kata Bachtiar lagi.

    Diungkapkan pula bahwa korban masuk ke kamar 108 sejak Sabtu 26 April malam bersama seorang pria.

    Sehari sebelum penemuan mayat, warga sempat melihat keduanya terlibat cekcok.

    “Sempat cekcok di depan, banyak juga yang lihat. Ya kayaknya berantem, entah pacaran atau suami istri,” katanya.

    Bachtiar menyebutkan kamar transit tersebut memang sering disewa oleh warga dari luar Gang Ninjo.

    Tidak ditemukan identitas apa pun di kamar, bahkan warga sekitar juga tidak mengenali korban.

    “Warga tidak ada yang mengenali karena di sini ‘kan banyak yang keluar masuk, namanya juga tempat transit,” ucap dia.

    Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan oleh Polsek Cikarang Barat dan Polres Metro Bekasi.

  • WNA yang Mengamuk di Kalibata City Positif Narkoba, Polisi Bakal Geledah Apartemen
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    WNA yang Mengamuk di Kalibata City Positif Narkoba, Polisi Bakal Geledah Apartemen Megapolitan 28 April 2025

    WNA yang Mengamuk di Kalibata City Positif Narkoba, Polisi Bakal Geledah Apartemen
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Setelah seorang warga negara asing (WNA) asal Ghana di
    Kalibata City
    , Jakarta Selatan, terkonfirmasi mengonsumsi narkotika jenis sabu, polisi bakal mencari barang bukti di apartemen pelaku.
    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Murodih menjelaskan, polisi masih menunggu hasil
    pemeriksaan medis
    yang saat ini dijalani oleh pelaku di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Setelah proses tersebut selesai, polisi akan menggeledah  unit apartemen
    WNA Ghana
    di Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.
    “Kemungkinan nanti akan berlanjut ya, setelah selesai dari rumah sakit,” ungkap Murodih saat dikonfirmasi, Senin (28/4/2025).
    WNA Ghana tersebut dinyatakan positif mengonsumsi sabu setelah menjalani tes urine di rumah sakit.
    “Memang kemarin ditemukan hasil cek urine juga positif amphetamine (sabu),” katanya.
    Selain pemeriksaan penggunaan narkotika, WNA Ghana ini juga menjalani pemeriksaan psikiatri dan kejiwaan untuk memastikan kondisinya saat terjadi kerusuhan.
    “Kemudian juga masalah kejiwaan juga diperiksa. Karena memang pada waktu kejadian banyak yang menjadi korban, sehingga perlu ada pengecekan,” jelasnya.
    Pemeriksaan medis
    yang dilakukan terhadap WNA Ghana ini diperkirakan akan memakan waktu hingga dua minggu.
    Namun, terdapat kondisi medis serius yang dialami oleh WNA tersebut pasca kerusuhan.
    Sembari menunggu proses pemeriksaan oleh tim medis, pihak kepolisian terus melanjutkan penyelidikan dengan mengumpulkan keterangan dan barang bukti.
    “Polres Metro Jakarta Selatan masih terus menyelidiki dan mengumpulkan bukti-bukti, walaupun sementara ini orang asing ini masih dalam perawatan di Kramat Jati,” jelas Murodih.
    Hingga saat ini, belum ada keputusan terkait hukuman yang akan diberikan kepada WNA tersebut oleh kepolisian.
    Kantor Imigrasi (Kanim) Jakarta Selatan juga masih menunggu kepastian dari kepolisian untuk menindaklanjuti kasus ini.
    “Kami sudah komunikasi ya dengan imigrasi. Namun dari pihak imigrasi menyatakan bahwa itu bagaimana dari pihak kepolisian dulu tentang kelanjutannya,” jelasnya.
    Adapun WNA asal Ghana ini terlibat dalam kerusuhan dan kerusakan properti di kawasan Kalibata City pada Senin (21/4/2025).
    Aksinya sempat viral karena ia melumuri tubuhnya dengan minyak dan merusak barang-barang di dalam supermarket di kawasan tersebut.
    “Mau kami amankan dia kabur. Setelah dia kabur, kami kejar. Kami kejar dia mandi minyak supaya badannya licin,” ujar Kapolsek Pancoran Komisaris Mansur, saat dikonfirmasi, Senin.
    Ia juga sempat melukai seorang tukang cat dan menyandera dua orang. Pada malam hari, WNA tersebut ditangkap dan dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis.
    “Sekitar pukul 20.00 WIB, piket Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan tiba dan WNA tersebut berhasil dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramatjati,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Rabu (23/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WNA yang Mengamuk di Kalibata City Positif Narkoba, Polisi Bakal Geledah Apartemen
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    WN Ghana yang Ngamuk di Kalibata City Positif Sabu Megapolitan 28 April 2025

    WN Ghana yang Ngamuk di Kalibata City Positif Sabu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Negara Ghana berinisial KUV, yang mengamuk di apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, positif mengonsumsi sabu.
    “Memang kemarin ditemukan hasil cek urine juga positif amphetamine (sabu). Kemudian juga masalah kejiwaan juga diperiksa,” ujar Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih saat dikonfirmasi, Senin (28/4/2025).
    Saat ini KUV masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati hingga seminggu ke depan.
    “Kurang lebih mungkin 14 hari waktu yang di sana,” kata dia.
    WN Ghana yang mengamuk di Kalibata City itu juga akan dipantau kondisi kejiwaannya.
    “Kalau lukanya sih dia nggak terlalu begitu berisiko ya, nggak terlalu berat. Cuma kan karena dia terpengaruh dengan obat2 itu. Sehingga dia mungkin dia hilang kontrol, emosinya jadi tinggi,” ungkap Murodih.
    Sebelumnya diberitakan, WN Ghana berinisial KUV, melakukan kerusuhan dan kerusakan properti di kawasan Kalibata City pada Senin (21/4/2025) lalu.
    Aksinya itu sempat viral karena WNA itu melumuri tubuhnya dengan minyak dan merusak barang-barang di dalam supermarket di kawasan itu.
    “Mau kita amankan dia kabur. Setelah dia kabur, kita kejar. Kita kejar dia mandi minyak supaya badannya licin,” ujar Kapolsek Pancoran Kompol Mansur saat dikonfirmasi, Senin.
    Ia juga sempat melukai seorang tukang cat dan menyandera dua orang.
    “Sekitar pukul 20.00 WIB, piket Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan tiba yang di mana WNA tersebut berhasil dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramatjati,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary, Rabu (23/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Ghana yang Ngamuk di Apartemen Kalibata City Dijerat Pasal Perusakan dan Pengancaman – Halaman all

    Warga Ghana yang Ngamuk di Apartemen Kalibata City Dijerat Pasal Perusakan dan Pengancaman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi sudah menahan pria berinisial KUV, Warga Negara Asing (WNA) asal Ghana, yang mengamuk di supermarket apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 22 April 2025 lalu.

    Polisi menjerat UV dengan pasal tindak pidana pengrusakan dan/atau penganiayaan.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih mengatakan, UV menjalani proses pemeriksaan kesehatan selama 14 hari.

    “Masih dalam proses pengecekan kesehatan selama 14 hari,” kata Kompol Murodih, Minggu (27/4/2025).

    Apakah KUV telah jadi tersangka dan ditahan, Kompol Murodih belum mengungkapnya secara gamblang.

    “(KUV dijerat pasal tentang) dugaan tindak pidana pengrusakan dan/atau penganiayaan,” ucapnya.

    Dia juga belum bisa memastikan apakah KUV deportasi atau tidak karena polisi masih berkoordinasi dengan Imigrasi. “Sudah koordinasi dengan pihak Imigrasi. Masih dalam proses,” kata Murodih.

    Kasus yang sebelumnya ditangani oleh Polsek Pancoran telah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. 

    KUV mengamuk ini usai menganiaya pekerja berinisial AR. KUV memukul AR di bagian leher dan telinga. Saksi AM mengaku mendengar teriakan minta tolong AR.

    “Setelah sampai di lantai 20 Zona B, AM melihat WNA tersebut sedang merusak lampu koridor. Tanpa alasan yang jelas, WNA itu memukul AM menggunakan lampu sintetis yang menyebabkan luka di bagian kuping dan leher,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025).

    Menurut keterangan saksi lainnya inisial W selaku penghuni apartemen, AM menghindari pemukulan yang dilakukan KUV, lalu lari ke lobi dan melaporkan kejadian ini kepada petugas.

    KUV kemudian melempar meja kecil dari unit G 20 CC yang mengenai mobil CRV dengan pelat nomor polisi B 1780 JFE. Mobil tersebut rusak di bagian spion kanan.

    “Selanjutnya petugas keamanan koordinasi dengan pihak Imigrasi. Kemudian merapat pihak Imigrasi tiga anggota yang diketuai saudara AG,” ucapnya.

    “Setelah mediasi, WNA tersebut tidak kooperatif dan berbelit,” sambung Ade Ary, mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.

    Pukul 17.20 WIB, KUV turun dari unit dengan membawa sebilah pisau bersama anaknya yang masih berusia 4 tahun.

    WNA itu kemudian pergi menggunakan mobil Toyota Agya dan berhenti di pintu masuk Farmers Market Kalibata City Square.

    “Menghindari hal yang tidak diinginkan, petugas keamanan koordinasi dengan Polsek Pancoran sekitar pukul 18.00 WIB,” kata Ade Ary.

    KUV kembali tak kooperatif dan lari ke area dalam Farmers Market ketika petugas tiba di tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengamankannya.

    Di dalam Farmers Market, WNA tersebut mengamuk dan memecahkan barang-barang yang ada di sana.

    Mediasi yang kedua dilakukan oleh pihak Polsek Pancoran dengan KUV, dengan kesepakatan minta dikawal Chief Mall yang merupakan wanita berinisial V.

    “Sampai di area Gate 2, keadaan kembali ricuh dengan keadaan saudari V dicekik atau disandera oleh WNA tersebut,” tutur dia.

    Melihat keadaan tersebut, salah satu petugas keamanan melakukan perlawanan kepada pelaku untuk berupaya membebaskan V.

    Namun, KUV melarikan diri ke area Klinik GWS Medika Kalibata yang lokasinya masih berada di area Apartemen Kalibata City.

    Sekitar pukul 20.00 WIB, piket Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan tiba. WNA tersebut akhirnya berhasil dievakusi dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati.

    “Menurut keterangan istri dari pelaku saudari D, suaminya sedang dalam keadaan mabuk karena meminum minuman beralkohol,” ucap Ade Ary.

    “Namun istri dari pelaku tidak mengetahui peristiwa yang terjadi karena pihak Polsek Metro Pancoran sudah mengamankanya,” lanjutnya. 

    Laporan Reporter: Ramadhan LQ | Sumber: Warta Kota 

     

     

     

     

     

     

     

      

     

     

  • Awalnya Tukang Kebun, Pria Ini Banting Setir Bisnis Buah Omzet Puluhan Juta

    Awalnya Tukang Kebun, Pria Ini Banting Setir Bisnis Buah Omzet Puluhan Juta

    Jakarta

    Banyak cara untuk menaklukkan Jakarta, setiap tahunnya warga dari beragam daerah mengadu nasib di Ibu Kota, salah satunya Sucipno asal Wonosobo. Berbekal ijazah Sekolah Dasar, ia memulai petualangannya saat memberanikan diri merantau meski sebagai pembantu rumah tangga.

    Saat itu Sucipno muda tergabung dalam sebuah Yayasan yang menyalurkannya ke beragam pilihan pekerjaan di Jakarta, kesempatan itu ia ambil dan terjadilah pekerjaan pertamanya sebagai tukang kebun sekaligus pembantu rumah tangga di salah satu kompleks mewah dan bertahan selama tiga tahun.

    “Saya ke Jakarta tahun 1992, saya langsung kerja dulu masuk yayasan, ada yang bawa dulu setelah tamat SD, di kampung masih susah SMP saat itu, kalo yayasan penampung tenaga kerja masuk ke sana untuk disalurkan. Tiba di Jakarta waktu itu pekerjaan rumah tangga sebagai tukang kebun di rumah mewah cukup lama ada 3 tahunan,” ujar Sucipno saat ditemui detikcom di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (14/4/2025).

    Usai mendapatkan pengalaman, Sucipno kembali ke kampungnya mencoba mencari peruntungan baru dengan beternak kambing, menjadi kuli bangunan dan akhirnya memutuskan kembali ke Jakarta.

    Di Jakarta ia langsung bekerja di Pasar Induk Kramat Jati membantu saudaranya dalam berbisnis buah, melihat peluang yang besar ia memberanikan diri untuk menabung dan meminta izin kepada saudaranya untuk membuka kios baru.

    Dalam satu bulan Sucipno harus menyiapkan uang sebesar Rp 25 juta untuk membayar kios, namun usaha jual beli buah itu mendulang omzet yang besar hingga membuatnya bertahan sampai saat ini.

    “Kios ini kita bulanan mas, 1 bulan 25 juta ini ukuran 5×5 meter, alhamdulillah ketutup karena sudah sekolah 3 tahun di kios saudara,” lanjut Sucipno.

    Modal saling percaya dengan para petani, Sucipno mampu mendatangkan ratusan peti buah dari Banyuwangi dan Wonosobo. Di kios berukuran 5×5 meter itu ia beserta tiga karyawannya sibuk membongkar muat peti buah dari truk, tak lama berselang para pelanggan datang ia dan karyawannya memindahkan buah itu ke pelanggan.

    Pasar Induk Kramat Jati memang menjadi tempat transit bagi kebutuhan pangan warga di Jabodetabek, masyarakat yang ingin berbisnis ataupun membeli kebutuhan dengan harga yang lebih murah kerap datang ke pasar ini. Sucipno selaku pedagang buah menjadi perpanjangan tangan petani untuk menjangkau masyarakat.

    Dalam sehari petani di Banyuwangi mengantarkan hingga 100 peti atau sekitar 260 kilogram buah naga, sementara salak yang dikirim dari Wonosobo mencapai 3 ton. Diketahui saat ini harga – harga pangan termasuk buah sedang stabil, harga yang tidak mahal dari petani turut membuat para pembeli senang karena tak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

    “Kita perhari bisa kalo lagi ramai turun 100 peti bisa habis, para pembeli memang buat dijual lagi sudah langganan mereka, biasanya dijual untuk di sekitar Jabodetabek,” ujar Sucipno.

    Jaga Kepercayaan Petani, Bayar Cepat Pakai BRIMO

    Sebagai perpanjangan tangan dari petani ke pelanggan, Sucipno mengaku senang karena bisa membantu para petani di kampungnya untuk menemukan pembeli di Jakarta. Selain itu omzetnya pun tembus Rp 10 juta sehari, perputaran uang yang cukup besar itu harus dilaksanakan secara cepat agar kepercayaan dengan para petani tak redup.

    Sucipno kerap mengandalkan BRIMO untuk mentransferkan biaya pengiriman buah kepada petani di kampung dengan depat, sebelum mengenal BRIMO ia rutin datang ke Agen BRILink atau ke Kantor BRI Unit Kramat Jati. Namun hal itu membuatnya tak cukup cepat, saat ke kantor BRI ia minta diajarkan cara penggunaan BRIMO oleh petugas Bank BRI.

    “Untuk mengirim uang ke petani saya transfer pakai BRIMO, saya pakai BRIMO sekitar 1 tahun. Kita instal di sini saya bikin sendiri, terus datang ke kantor dan langsung diajari sama petugasnya. Sekarang BRIMO untuk transfer ke petani,” ucap Sucipno.

    Memang untuk mengirim uang ke petani sudah dimudahkan dengan BRIMO, namun para pembeli masih ada juga yang membayarkan buah menggunakan cash. Sucipno bahkan pernah mendapatkan uang palsu sebesar Rp 300 ribu karena kurang teliti, uang itu ketahuan saat akan menyetorkan melalui Agen BRILink di dekat kiosnya.

    Mendapat pengalaman itu, sekarang Sucipno lebih berhati-hati ia juga lebih menyarankan pembeli untuk bertransaksi melalui transfer atau QRIS agar lebih aman. Di sisi lain Pimpinan KC BRI Kramat Jati menyatakan komitmennya dalam mendigitalkan pasar untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi.

    “BRI mengedukasi pedagang untuk menggunakan BRIMO, BRI tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga berperan dalam mencegah peredaran uang palsu. Dengan digitalisasi transaksi, pelacakan menjadi lebih efektif dan risiko beredarnya uang palsu di pasar dapat diminimalkan,” ujar Pimpinan KC BRI Kramat Jati Indra Bayu Wira Permana.

    Diketahui BRI Kramat Jati rutin mengadakan acara di Pasar Induk Kramat Jati untuk memperkenalkan aplikasi BRIMO kepada nasabah yang sebelumnya kurang familiar dengan teknologi. Mantri BRI berkeliling pasar untuk memberikan edukasi langsung kepada pedagang mengenai cara menggunakan BRIMO, termasuk melakukan transaksi digital seperti transfer gratis.

    (hns/hns)

  • Awalnya Iseng Cari Hewan Peliharaan, Pria Ini Malah Jadi Juragan Lobster

    Awalnya Iseng Cari Hewan Peliharaan, Pria Ini Malah Jadi Juragan Lobster

    Jakarta

    Budi daya lobster memang menjadi salah satu pilihan bisnis yang cukup menjanjikan. permintaan pasar yang banyak baik dalam negeri maupun luar negeri membuat tekad Putra (33) menekuni bidang lobster air tawar.

    Bermula saat Putra mencari ide untuk memelihara hewan yang bisa membuatnya betah di rumah sekaligus mudah dipelihara, dirinya diperkenalkan lobster oleh rekannya melalui suguhan daging lobster yang fresh dari kolam. Usai mencicipi daging lobster dan diberi sedikit penjelasan ia lantas langsung mencoba mempraktikkannya

    “Awalnya nyari piaraan yang nggak ribet kaya lele dan nila, pas main ke rumah teman ditawari lobster padahal di daerah situ nggak ada seafood, tiba-tiba diserok dari kolam sebelah rumahnya. Setelah tahu cara peliharaanya yang nggak rumit akhirnya coba buat satu kolam.” cerita Putra saat ditemui detikcom di kolam budidaya Lobstar.co, Setu, Kabupaten Bekasi. Sabtu (8/2/2024).

    Pada percobaan pertamanya Putra menemui sejumlah kegagalan hingga bisa melewati fase demi fase dan mencoba menawarkan lobsternya ke beberapa pembeli, tak butuh waktu lama dirinya pun mampu mendapatkan buyer hingga resign dari kantornya di Jakarta.

    Keyakinan untuk resign pun diperkuat dengan isu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang ketahanan pangan dunia yang memburuk sehingga membuka peluang untuk berbisnis di bidang pangan.

    “Isu PBB tentang security food dunia yg merosot, dulu kepikiran untuk tape in di bisnis terkait namun belum tau (jenis bisnis apa), pas udah tau ada bisnis ini dan pesaingnya masih sedikit kayaknya ada peluang yang masih bisa dimaksimalkan.” ucap Putra.

    Kala itu Putra mencoba bisnis ini dengan modal di bawah Rp 5 Juta, lobster yang ditawarkan ke pembeli pun mulai dari bibit, lobster dengan ukuran 3 inch hingga 4 inch. Namun untuk mengoptimalkan omzet Putra terus menambah kolam sehingga dapat memanen setiap bulan.

    Kini bisnis dengan nama Lobstar.co itu memiliki puluhan kolam dan mampu melayani pasar dengan permintaan 50 hingga 100 kilogram perbulan, dengan harga per kilogramnya mulai dari Rp 140 ribu.

    Omzet yang besar memang cukup menggiurkan, namun dibalik itu Putra cukup prihatin dengan beredarnya video yang menyebut bisnis lobster dengan modal 1-2 kolam bisa mendapatkan omzet hingga puluhan juta rupiah.

    “Di YouTube ada yang mengatakan modal 1-2 kolam bisa dapat sekian belas juta itu bisa membuat keliru, kasian jadi banyak orang yang ketipu mau mulai tapi caranya salah. Belum lagi jika dapat benih lobster dari orang yang nggak amanah itu semakin besar rasio kegagalannya,” lanjut Putra.

    Meski Putra mengaku belum mumpuni di bidang ini, namun ia cukup peduli dengan orang-orang yang ingin memulai dari nol. Ia berharap masyarakat lebih bijak dan mempelajari cara budidaya lobster dari sumber-sumber terpercaya.

    Sebab ada juga orang yang menjual bibit lobster danau mengaku lobster budidaya hal itu tentu membuat rasio kegagalannya cukup tinggi karena sangat berbeda cara lobster untuk beradaptasi.

    Pria yang memulai bisnis lobster sejak tahun 2019 itu turut merasakan dampak COVID-19 yang nyaris menggoyangkan usaha lobsternya, kala itu Putra tengah memindahkan kolam dari Ciracas Jakarta Timur ke Setu Kabupaten Bekasi.

    KUR BRI

    Namun badai Pandemi membuat permintaan lobster hancur banyak restoran yang tak kunjung bangkit. Ia lalu mendatangi kantor BRI Ciracas untuk mengajukan KUR BRI.

    “KUR BRI itu saat menjelang COVID-19, mengajukan karena kita mau proses bangun kolam di sini (Setu Kab Bekasi), pas pembeli nggak ada yang jalan sehingga sangat terbantulah sama program itu, mulai dari sistemnya yang nggak teralu sulit akhirnya KUR BRI itu jadi penolong kita di fase itu,” kenang Putra.

    Bagi Putra pencapaian bisnisnya memang saat bisa melalui Covid dengan mulus ditengah banyaknya bisnis serupa yang tak mampu bertahan, kini Putra tengah mengambil KUR BRI keduanya untuk pembangunan kolam guna menggedor permintaan lobster yang terus meningkat.

    Restrukturisasi menjadi kebijakan strategis BRI dalam membantu para UMKM yang tentunya terdampak COVID-19 kala itu, hal ini dikonfirmasi oleh Pimpinan Cabang BRI Kramat Jati yang menjalankan restrukturisasi. Program itu meliputi penundaan pembayaran pokok, pengurangan bunga, hingga perpanjangan tenor pinjaman dengan tujuan memberikan ruang gerak bagi pelaku usaha untuk tetap bertahan dan menjalankan usahanya tanpa tekanan finansial yang berat.

    “Ya benar, salah satu kebijakan utama BRI yang sangat membantu nasabah KUR selama pandemi adalah restrukturisasi kredit. Pada masa pandemi COVID-19, BRI menerapkan kebijakan restrukturisasi kredit untuk nasabah KUR yang terdampak secara ekonomi. Langkah ini sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM untuk menghindari risiko gagal bayar dan memungkinkan mereka untuk bangkit secara perlahan,” ujar Pimpinan Cabang BRI Kramat Jati Indra Bayu Wira Permana.

    Selain itu KUR masih menjadi pilihan UMKM untuk meningkatkan usahanya, disaat yang bersamaan Pinca BRI Kramat Jati juga menjelaskan porsi KUR yang terbagi dua yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel.

    “KUR BRI masih menjadi pilihan utama UMKM dalam meningkatkan usahanya, Jenis KUR terbagi menjadi 2 yaitu KUR Mikro dan KUR Ritel. KUR Mikro di tahun 2025, dengan target KUR senilai 55M jumlah penyaluran KUR senilai 64 Miliar dan 1.587 Nasabah. Sedangkan, KUR ritel, target Ritel senilai 90 Miliar, Jumlah penyaluran KUR mencapai 96 Miliar dan 495 nasabah yang telah mendapatkan serta menerima penyaluran KUR di BRI KC Kramat Jati,” tutup Indra Bayu Wira Permana.

    (hns/hns)

  • Kisah Juragan Singkong Rintis Bisnis dari Kuping ke Kuping, Kini Omzet Miliaran

    Kisah Juragan Singkong Rintis Bisnis dari Kuping ke Kuping, Kini Omzet Miliaran

    Jakarta

    Indonesia menjadi salah satu dari lima negara penghasil singkong terbesar di dunia, pada tahun 2023 Indonesia memproduksi singkong sebanyak 18,3 juta ton.

    Hal itu dapat terlihat dari banyaknya stok singkong yang selalu tersedia di pasaran salah satunya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, harganya pun lebih stabil bahkan omzetnya mencapai miliaran rupiah dalam setahun.

    Pendapatan itu diakui oleh Shodiq pedagang singkong Pasar Induk Kramat Jati yang dalam sehari mendatangkan 60 ton singkong dari Lampung dan Sukabumi, hasil bumi tersebut dikumpulkan dan dijual secara grosir maupun eceran dengan harga Rp 2.800 hingga Rp 3.000 per kilo.

    “Singkong dari Lampung dan Sukabumi cuma mayoritas Lampung karena lebih stabil, setiap hari normalnya 60 ton. Pembeli di sini dari Jabodetabek, ibarat pakaian di sini seperti Tanah Abang bisa eceran dan grosiran,” terang Shodiq saat ditemui di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (25/2/2025).

    Banyaknya usaha cemilan belakangan ini membuat jual beli singkong turut bergairah, dalam satu tahun berjualan singkong Shodiq mencatat mendapat keuntungan bersih hingga Rp 3,6 miliar. Baginya menjual singkong di sini hampir tak memiliki kendala berarti karena singkong tak harus laku dalam sehari.

    “Omzet berapa-berapanya nggak bisa diprediksi, taunya keuntungan saya dari lebaran tahun kemarin hingga tahun ini saya hitung Rp 3,6 miliar. Saya hitungnya nggak perbulan karena naik turun taunya setahun segitu,” lanjut Shodiq.

    Memiliki pendapatan sebesar itu tak lepas dari keberanian Shodiq berspekulasi dalam mencari petani, tak heran jika namanya cukup terkenal di kalangan petani singkong. Shodiq mengaku sering mendapat tawaran singkong dari petani yang belum ia kenal karena ternyata namanya sudah tersebar sebagai pengepul singkong dengan bayaran lancar. Hal itulah yang membuat dia tak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pasar.

    “Dulunya kita merintis dari kuping ke kuping, kalau kita belanja di kampung kita harus berani berspekulasi. Contoh si A belum tau saya, dia pasti mencari tahu siapa saya nah tergantung keberanian kita, kalo kita yakin kasih aja duitnya baru ngirim ke saya. Nanti dari mulut ke mulut pada nanya ‘pak sodik pembayarannya gimana? oh rapih’ orang yg tadinya ngga kenal jadi pengen kenal,” lanjut Shodiq.

    Namun spekulasi itu juga sempat salah, ia juga pernah ditinggal kabur petani nakal. Total uang ratusan juga pun raib, namun Shodiq mengaku memiliki prinsip jika itu memang uangnya maka tak akan kemana. Sebab jika sekalipun dikejar ia hanya akan rugi waktu dan tenaga karena belum tentu akan ketemu dan uangnya dikembalikan.

    Sudah berkecimpung di dunia singkong sejak 1998, ia paham betul bulan-bulan dimana stok akan sedikit terhambat seperti pada akhir tahun ombak tinggi membuat pengiriman tersendat. Selain itu ada juga musim kemarau panjang yang membuat petani kesulitan untuk menanam kembali seusai panen.

    27 tahun lalu Shodiq merintis usaha ini dari bawah, ia merupakan buruh bongkar muat di Pasar Induk Kramat Jati. Tekadnya yang kuat membawanya untuk terus belajar memahami alur jual beli kebutuhan primer ini, gajinya yang saat itu Rp 2500 dikumpulkan untuk ikut berjualan singkong hingga terkumpul modal Rp 1 juta dan mendapat keuntungan hingga Rp 5 juta.

    Keuntungan itu terus ia kumpulkan dan turut memperluas jangkauan petani dan penjualan, pengiriman singkong pun yang semula mobil bak terbuka kecil kini hingga 6 truk besar dalam sehari dengan total karyawan mencapai 27 orang. Pria asli Demak ini dulunya susah payah untuk menjangkau Jakarta, ia mengaku sempat dikira ODGJ saat akan menaiki angkutan umum saat akan merantau ke Ibu Kota.

    “Dulu saya orang nggak punya mas, pertamanya pindah ke Jakarta saya berhentiin angkot aja itu angkot nggak mau berhenti karena dikira saya orang gila,” kenang Shodiq.

    Dari singkong ia pun mengembangkan usaha lain seperti membuat ternak ayam dengan kapasitas 40.000 ekor, bengkel hingga menyewakan lapak. Dengan semua usahanya itu Shodiq kini tengah fokus mempersiapkan bekal akhirat, ia kerap membantu pembangunan rumah ibadah hingga rutin memberangkatkan keluarga untuk umroh.

    Peran BRI Digitalisasikan Pasar

    Shodiq yang kini berusia 47 tahun sempat kesulitan dalam melakukan transaksi digital, pria yang mengaku tak lulus Sekolah Dasar (SD) itu juga sempat mempekerjakan orang untuk mentransfer uang kepada petani.

    “Saya satu tahun ini andalin BRIMO, tadinya saya nyuruh orang mas jadi saya tuh punya asisten untuk bayar-bayar gitu dia kerjanya duduk manis di rumah saya bayar Rp 200 sehari. Jadi nanti saya tinggal yang manual, sebelum ada BRIMO saya nggak ngerti bank mas, orang SD aja nggak lulus, cuma alhamdulilah bisa matematika pakai kalkulator seperti ini,” lanjut Shodiq.

    Memiliki asisten untuk transfer ia lakukan bertahun-tahun, hingga Bank BRI menggelar kegiatan di Pasar Induk Kramat Jati untuk memperkenalkan aplikasi BRIMO. Shodiq mengaku diajari secara detail penggunaan aplikasi ini, hingga sekarang ia mengandalkannya dalam segala keperluan mulai dari membeli tanah, rumah, listrik, pembayaran rumah sakit hingga membeli mobil.

    “Kalau BRIMO transfer segala macam, yo beli rumah, beli mobil, beli tanah itu dari BRIMO semua jadi saya pembelian apa-apa itu ngga pernah bawa uang cash gitu. Apalagi mobil, selagi dealer masih buka mah gampang, wong saya beli-beli mobil nggak pernah ke dealer mas tinggal telpon dia datang,” tutup Shodiq.

    Penggunaan BRIMO oleh para pedagang Pasar Induk Kramat Jati tak lepas dari peran Bank BRI yang terus memberikan edukasi agar pedagang bisa melek digital dan mempersiapkan transformasi pasar tradisional menuju era digital. Tepatnya pada tahun 2024 dan dilanjutkan tahun 2025 BRI mengadakan acara dengan tujuan memperkenalkan aplikasi BRIMO kepada para pedagang yang belum familiar dengan teknologi.

    Mantri BRI berkeliling pasar untuk memberikan edukasi langsung kepada pedagang mengenai cara menggunakan BRIMO, termasuk melakukan transaksi digital seperti transfer gratis. Dengan pendekatan personal dan sederhana mereka menjelaskan cara menggunakan BRIMO untuk berbagai transaksi digital.

    “Tujuannya untuk membantu para pedagang pasar beradaptasi dengan ekosistem digital, meningkatkan efisiensi usaha mereka, dan mendukung transformasi pasar tradisional menuju era digital. Inisiatif ini disambut baik oleh para pedagang karena mereka merasa dimudahkan dalam bertransaksi serta mendapatkan akses layanan perbankan secara langsung dan praktis,” Ujar Pimpinan Cabang BRI Kramat Jati Indra Bayu Wira Permana.

    Lebih lanjut Pimpinan Cabang Kramat Jati menyatakan komitmennya dalam mendigitalkan pasar untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi. Dengan mengedukasi pedagang untuk menggunakan BRIMO, BRI tidak hanya mempermudah proses transaksi, tetapi juga berperan dalam mencegah peredaran uang palsu.

    (hns/hns)

  • Keluarga Tolak Keputusan Polres Jakarta Timur Hentikan Penyelidikan Kematian Kenzha

    Keluarga Tolak Keputusan Polres Jakarta Timur Hentikan Penyelidikan Kematian Kenzha

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI – Keluarga mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Walewangko (22) menolak keputusan Polres Metro Jakarta Timur menghentikan penyelidikan kasus kematian Kenzha.

    Ayah Kenzha, EH Happy Walewangko mengatakan menolak keputusan karena menilai penyelidikan yang dilakukan terkait kasus meninggalnya sang anak tidak sesuai dengan fakta kejadian.

    Menurut pihak keluarga terdapat banyak saksi, baik yang telah diperiksa maupun belum dipanggil sebagai saksi menyatakan terjadi pengeroyokan terhadap Kenzha Walewangko.

    “Namun justru saksi-saksi penting ini tidak digali keterangannya lebih lanjut. Di sinilah kami melihat adanya upaya pembelokan arah penyidikan,” kata Happy dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).

    Pihak keluarga juga menyebut proses pemeriksaan saksi-saksi dilakukan tidak dilakukan sesuai prosedur, di antaranya karena tak ada surat panggilan resmi dan pendampingan pengacara.

    Hal tersebut membuat pihak keluarga menduga pemeriksaan saksi dilakukan dalam tekanan dan sarat rekayasa, sehingga berbeda dengan laporan awal kasus kematian Kenzha.

    Pihak keluarga menilai terjadi pelanggaran kode etik, sehingga hari ini melaporkan jajaran Polres Metro Jakarta Timur ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.

    “Kami berharap publik menyaksikan secara langsung praktik-praktik buruk dan ketidakprofesionalan oknum-oknum aparat penegak hukum yang justru merusak kepercayaan masyarakat,” ujar Happy.

    Laporan awal kematian Kenzha memang sempat diterima diterima dengan dugaan tindak pidana Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, atau Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.

    Kemudian Pasal 359 KUHP tentang kealpaan mengakibatkan kematian, tapi dari hasil penyelidikanPolres Metro Jakarta Timur tidak ditemukan unsur tindak pidana terkait kasus.

    Dikonfirmasi pernyataan keluarga yang menolak hasil penyelidikan, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Armunanto Hutahean menuturkan hal tersebut merupakan hak keluarga.

    “Itu hak keluarga,” tutur AKBP Armunanto Hutahean.

    Sebelumnya Polres Metro Jakarta Timur menyatakan dari hasil penyelidikan secara scientific crime investigation tidak ditemukan adanya unsur tindak pidana dalam kasus tewasnya Kenzha.

    Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyatakan sudah memeriksa 47 saksi meliputi mahasiswa, petugas keamanan, dan pihak kampus, ahli hukum pidana, dan ahli forensik.

    Kemudian mengamankan barang bukti berupa bekas botol minuman keras yang sempat diminum korban dan teman-temannya, pagar, sebongkah baut, dan DVR CCTV kampus UKI.

    Dari hasil pemeriksaan seluruh saksi, alat bukti berupa dokumen hasil autopsi, dan barang bukti tersebut tidak ditemukan bukti Kenzha mengalami pengeroyokan sebagaimana laporan kasus.

    “Hasil gelar perkara memutuskan tidak dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan, dengan alasan peristiwa yang dilaporkan bukan tindak pidana,” kata Nicolas di Jakarta Timur, Kamis (24/4/2025).

     Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya