kab/kota: Kramat Jati

  • Korban Kebakaran Tebet Mengungsi ke Tenda Darurat, Status Tanggap Darurat Diterapkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

    Korban Kebakaran Tebet Mengungsi ke Tenda Darurat, Status Tanggap Darurat Diterapkan Megapolitan 19 Juli 2025

    Korban Kebakaran Tebet Mengungsi ke Tenda Darurat, Status Tanggap Darurat Diterapkan
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sebanyak 27 korban selamat dalam
    kebakaran
    yang melanda permukiman padat penduduk di
    Tebet
    ,
    Jakarta
    Selatan, mengungsi ke tenda darurat yang telah disiapkan pemerintah.
    “Saat ini jumlah pengungsinya 27 jiwa dari 13 KK,” kata Camat Tebet, Dyan Airlangga kepada wartawan di lokasi, Sabtu (19/6/2025).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, tenda darurat tersebut didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
    Tenda dengan luas sekitar 15 meter x 100 meter itu berdiri di sebuah lapangan yang tak jauh dari lokasi kebakaran.
    Di samping tenda darurat juga berdiri sebuah posko pengungsian.
    Posko ini berfungsi sebagai pusat data, mencatat daftar nama korban, jumlah pengungsi, serta logistik bantuan yang masuk.
    Dyan juga mengungkapkan bahwa status tanggap darurat ditetapkan selama tiga hari ke depan untuk wilayah sekitar lokasi kebakaran.
    Penetapan status tersebut dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dalam situasi bencana kebakaran.
    “Dan ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan, bisa satu minggu, bisa satu bulan, disesuaikan dengan kondisi lapangan,” ungkap Dyan.
    Meski berstatus tanggap darurat, Dyan memastikan tidak ada pembatasan aktivitas bagi masyarakat sekitar.
    “Jadi kita tidak membatasi sampai dengan warga itu bisa beraktivitas normal kembali,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, empat anak tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025) pagi.
    Keempat korban tewas berinisial L (13), K (3), A (7), dan A (4). Dua korban terakhir, A (7) dan A (4), diketahui merupakan kakak-beradik. Seluruh jenazah telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas menduga penyebab kebakaran adalah korsleting listrik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Camat Tebet siapkan pelayanan adminduk bagi terdampak kebakaran

    Camat Tebet siapkan pelayanan adminduk bagi terdampak kebakaran

    Jakarta (ANTARA) – Camat Tebet, Dyan Airlangga menyiapkan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) bagi warga terdampak kebakaran di Jalan Kutilang, RW 02, Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan yang akan dimulai pada Senin (21/7).

    “Kita sudah berkoordinasi kepada pihak terkait, untuk mencetak dokumen kependudukan seperti KTP elektronik, KK, akte kelahiran dan lainnya akan dilakukan Senin (21/7) nanti,” kata Dyan kepada wartawan di lokasi pengungsian kebakaran Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu.

    Dalam kebakaran yang menghanguskan satu rumah induk dan sembilan pintu kos-kosan tersebut, pihaknya memberikan keleluasaan kepada para penyintas kebakaran terkait tempat tinggal berikutnya.

    Kecamatan Tebet pun menjamin kebutuhan mereka terpenuhi sampai keadaan pulih seperti menyediakan rusun.

    “Apakah mereka ingin kembali kos di daerah sekitar sini, ataupun nantinya ingin kita bantu pengajuan tempat tinggal seperti rusun,” ujarnya.

    Korban kebakaran di Jalan Kutilang, RW 02, Bukit Duri, Jakarta Selatan mendapatkan bantuan makanan dan toilet portabel.

    Kini, empat jenazah anak kebakaran di Jalan Kutilang, RW 02, Bukit Duri, Jakarta Selatan masih diidentifikasi oleh Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.

    Empat korban jiwa yakni perempuan inisial PL (13), perempuan K (3), laki-laki A (7) dan perempuan A (4).

    Mereka termasuk dalam korban terdampak yakni 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

    Kemudian, dua orang ibu-ibu terluka inisial A dan M yang bersama dengan empat orang korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Polri.

    Penyebab kebakaran pada area luas yang terbakar sebesar 200 meter persegi (m2) itu diduga karena korsleting aliran listrik dengan taksiran kerugian sekitar Rp674 juta.

    Sebelumnya, kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.21 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Empat korban tewas kebakaran Tebet masih diidentifikasi di RS Polri

    Empat korban tewas kebakaran Tebet masih diidentifikasi di RS Polri

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati sampai saat ini masih identifikasi empat korban tewas kebakaran di Jalan Kutilang, RW 02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

    “Ada empat korban kebakaran yang saat ini masih diidentifikasi oleh kesehatan di RS. Polri Kramat Jati,” kata Camat Tebet Dyan Airlangga kepada wartawan di lokasi pengungsian Bukit Duri, Jakarta Selatan, Sabtu.

    Dyan memastikan seluruh prosesnya hingga pemakaman akan berjalan dengan baik dan sudah dikoordinasikan kepada unsur terkait.

    “Ada empat korban, yang satu akan dibawa oleh keluarganya ke Bogor. Kemudian yang tiga korban lainnya akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Menteng Dalam, Tebet,” ucapnya.

    Kemudian, lanjut dia, agar kejadian kebakaran seperti ini tidak terulang kembali, ia meminta seluruh jajarannya dan pengurus lingkungan untuk menggencarkan terkait kepemilikan alat pemadam api ringan (APAR) pada setiap RT ataupun masing-masing rumah.

    Pihaknya juga akan melakukan pemantauan terhadap rumah kos-kosan atau kontrakan di wilayah permukiman padat penduduk, terutama terkait instalasi listrik dan perlengkapan lainnya.

    “Intinya kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali, apalagi permukiman padat penduduk seperti ini terkadang sangat menyulitkan petugas pemadam kebakaran. Jadi, kami akan gencarkan kepemilikan APAR untuk memudahkan penanganan dini kebakaran,” ucapnya.

    Korban empat tewas akibat kebakaran tiga rumah di Jalan Kutilang 28, RW02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan adalah anak-anak.

    Empat korban jiwa yakni perempuan inisial PL (13), perempuan K (3), laki-laki A (7) dan perempuan A (4).

    Mereka termasuk dalam korban terdampak yakni 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

    Kemudian, dua orang ibu-ibu terluka inisial A dan M yang bersama dengan empat orang korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Polri.

    Penyebab kebakaran pada area luas yang terbakar sebesar 200 meter persegi (m2) itu diduga karena korsleting aliran listrik dengan taksiran kerugian sekitar Rp674 juta.

    Sebelumnya, kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.21 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Korban Kebakaran Tebet: KK dan KTP Ludes, Anak Butuh Seragam Sekolah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

    Warga Korban Kebakaran Tebet: KK dan KTP Ludes, Anak Butuh Seragam Sekolah Megapolitan 19 Juli 2025

    Warga Korban Kebakaran Tebet: KK dan KTP Ludes, Anak Butuh Seragam Sekolah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Korban selamat dari
    kebakaran
    yang melanda kawasan padat penduduk di Jalan Kutilang, Bukit Duri,
    Tebet
    ,
    Jakarta
    Selatan, berharap mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
    Anwar Sanusi (52), salah satu warga terdampak, menyampaikan harapannya agar Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno dapat memberikan perhatian khusus kepada para korban, terutama terkait dokumen penting yang turut hangus terbakar dalam peristiwa tersebut.
    “Identitas saya, istri sama anak, itu enggak ada yang kebawa. KK, KTP, habis,” ujar Anwar kepada
    Kompas.com
    di lokasi, Sabtu (19/7/2025).
    Anwar mengatakan sangat membutuhkan bantuan untuk pengurusan kembali dokumen-dokumen pribadi seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), yang menurutnya penting untuk keperluan administrasi dan bantuan lanjutan.
    Tidak hanya itu, Anwar juga berharap pemerintah dapat membantu perlengkapan sekolah untuk anak perempuannya yang masih aktif bersekolah.
    Sejumlah perlengkapan seperti buku dan seragam, kata dia, turut ludes dalam kebakaran.
    “Anak saya kan masih sekolah, kalau bisa dibantu perlengkapannya,” ucapnya.
    Anwar pun berharap agar Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno dapat meninjau langsung lokasi kebakaran.
    Ia menilai, kehadiran pemimpin daerah sangat penting untuk melihat langsung kondisi para korban serta memberikan dukungan moral dan bantuan nyata.
    “Semoga memperhatikan warganya yang terkena musibah, datang ke tempat melihat dan meninjau. Kalau bisa sih, sedikit banyaknya ngasih bantuan lah,” imbuhnya.
    Sebelumnya diberitakan, kebakaran hebat terjadi di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi.
    Peristiwa ini menelan korban jiwa sebanyak empat anak. Keempat korban tewas berinisial L (13), K (3), A (7), dan A (4). Dua korban berinisial A diketahui merupakan kakak-beradik.
    Seluruh jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas menduga sumber api berasal dari korsleting listrik yang terjadi di salah satu kontrakan di kawasan padat penduduk tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Korban Selamat Kebakaran Tebet: Saya Terobos Api Demi Anak dan Istri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

    Kesaksian Korban Selamat Kebakaran Tebet: Saya Terobos Api Demi Anak dan Istri Megapolitan 19 Juli 2025

    Kesaksian Korban Selamat Kebakaran Tebet: Saya Terobos Api Demi Anak dan Istri
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Kebakaran
    hebat melanda permukiman padat penduduk di Jalan Kutilang, Bukit Duri,
    Tebet
    ,
    Jakarta
    Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi.
    Sebanyak empat anak tewas dalam kejadian tersebut. Seluruh korban merupakan penghuni sebuah kamar kontrakan di lantai dua.
    Seorang warga yang selamat dari
    kebakaran
    Tebet hari ini, Anwar Sanusi (52), mengaku sedang tertidur pulas ketika peristiwa tersebut terjadi.
    Ia baru menyadari kediamannya dikepung api ketika dibangunkan oleh sang istri yang panik setelah melihat kepulan asap hitam mulai merangsek ke dalam rumah.
    “Sama istri saya dibangunin, ada apa? Saya lihat asap sudah gede sama api,” ujar Anwar kepada
    Kompas.com
    di lokasi.
    Seketika, Anwar langsung membangunkan putrinya yang tengah tertidur pulas. Ia kemudian membawa anak dan istrinya keluar rumah.
    “Saya enggak berpikir panjang lagi, saya menyelamatkan anak istri saya, saya terobos keluar,” ujar Anwar.
    Anwar mengaku dilanda kepanikan saat mengevakuasi keluarganya. Ia bahkan berlarian sejadi-jadinya untuk menyelamatkan diri dan keluarganya.
    Harta benda tak sempat ia selamatkan. Semua barang elektronik di dalam rumah hangus terbakar.
    Bahkan, dokumen penting seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) turut musnah dalam kebakaran tersebut.
    “Terus identitas saya, istri sama anak, itu enggak ada yang kebawa, KK, KTP, habis,” jelas Anwar.
    Setelah berhasil mengevakuasi keluarganya, Anwar baru menyadari bahwa tangannya mengalami luka.
    “Iya, luka goresan,” ungkapnya.
    Korban selamat lainnya, Sukiyanti, mengatakan bahwa saat kebakaran terjadi ia tengah berada di dalam rumah. Ia mendadak terkejut ketika melihat asap dan api mulai menyambar atap rumahnya.
    Seketika itu juga, Sukiyanti langsung keluar rumah dengan mendobrak pintu untuk menyelamatkan diri.
    “Saya lari keluar enggak ingat apa-apa, pokoknya pintu saya buka, lalu kabur,” ungkapnya.
    Menurut Sukiyanti, api membesar dengan sangat cepat, sehingga ia tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.
    “Saya sampai enggak bawa apapun,” tambahnya.
    Meski demikian, ia tetap bersyukur karena berhasil selamat dari kobaran api yang nyaris merenggut nyawanya.
    Sebelumnya diberitakan, empat anak tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi.
    Keempat korban tewas berinisial L (13), K (3), A (7), dan A (4). Dua korban tewas yang berinisial A diketahui merupakan kakak-beradik.
    Seluruh jenazah kini telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas menduga kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Enggan Langsung Tinjau Kebakaran di Tebet, Rano Karno: Kalau Saya Datang Malah Bikin Kisruh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

    Enggan Langsung Tinjau Kebakaran di Tebet, Rano Karno: Kalau Saya Datang Malah Bikin Kisruh Megapolitan 19 Juli 2025

    Enggan Langsung Tinjau Kebakaran di Tebet, Rano Karno: Kalau Saya Datang Malah Bikin Kisruh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Gubernur Jakarta
    Rano Karno
    mengaku enggan untuk berkunjung langsung ke tempat-tempat yang tengah mengalami peristiwa kebakaran karena khawatir malah akan mengganggu.
    Hal itu ia sampaikan sehubungan dengan peristiwa kebakaran rumah yang terjadi di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi.
    “Kadang-kadang kalau saya datang ke tempat begitu (TKP kebakaran) bukan membantu, malah jadi bikin kisruh. Ya maaf, mungkin masyarakat antusias menyambut, tapi saya pantau kok,” kata Rano kepada wartawan di Lapangan STIK Pamentas, Jakarta Selatan, Sabtu.
    Meski begitu, ia memastikan tetap mengawasi proses penanganan kebakaran yang menewaskan empat anak-anak tersebut.
    Rano menjelaskan, seluruh tim dan dinas terkait semuanya sudah ke lokasi tanpa menunggu instruksi lebih lanjut.
    Oleh karena itu, kunjungannya ke TKP memungkinkan baru bisa dilakukan usai situasi sudah lebih kondusif sehingga tak mengganggu para petugas yang masih bertugas.
    “Cuma memang kalau kita berkunjung, mungkin lebih bagus kalau suasananya sudah agak normal dalam pengertian, supaya enggak menghambat operasional yang ada di sana,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, empat anak tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu pagi.
    Keempat korban tewas dalam peristiwa ini berinisial L (13), K (3), A (7), dan A (4).
    Kedua korban tewas berinisial A merupakan kakak-beradik. Saat ini seluruh jenazah keempat korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas menduga kebakaran yang disebabkan oleh korsleting.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Kebakaran Rumah di Tebet yang Tewaskan 4 Bocah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Juli 2025

    Kronologi Kebakaran Rumah di Tebet yang Tewaskan 4 Bocah Megapolitan 19 Juli 2025

    Kronologi Kebakaran Rumah di Tebet yang Tewaskan 4 Bocah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kebakaran melanda sebuah rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet,
    Jakarta
    Selatan, pada Sabtu (19/7/2025) pagi hingga mengakibatkan empat anak tewas.
    Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda, menjelaskan, insiden kebakaran pertama kali diketahui oleh warga sekitar pukul 06.23 WIB.
    Warga kemudian langsung melaporkan temuan tersebut ke petugas pemadam kebakaran.
    “Warga sekitar TKP melihat kebakaran lalu meminta salah seorang warga untuk melapor ke damkar,” ujar Syamsul, Sabtu.
    Pada saat itu juga, terdapat salah satu orangtua yang sempat meminta tolong petugas pemadam kebakaran untuk menyelamatkan anaknya yang terjebak di lantai dua.
    Menurut Syamsul, orangtua tersebut meminta tolong kepada petugas setelah berhasil menyelamatkan diri dari kobaran api.
    Namun, petugas yang baru tiba di lokasi tak berhasil menyelamatkan nyawa sang anak lantaran gagal menembus kobaran api di lantai dua.
    “Setelah petugas pertama datang, orangtua meminta tolong untuk menyelamatkan anaknya yang terjebak, petugas yang sudah menggunakan alat SCBA tidak berhasil menembus untuk menyelamatkan karena api sudah besar,” jelas Syamsul.
    Berdasarkan informasi yang diterimanya, sejumlah warga berupaya menyelamatkan diri dengan meloncat melalui jendela lantai dua kontrakan ketika petugas tiba di lokasi.
    Namun, empat anak yang tak sempat diselamatkan orangtuanya terjebak dan meninggal di lantai dua kontrakan.
    “Dikarenakan panik akhirnya korban jiwa terdiri dari anak-anak tertinggal, orangtua korban tidak sempat membawa anak untuk menghindar dari kebakaran,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, empat anak tewas dalam kebakaran rumah kontrakan di Jalan Kutilang, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025) pagi.
    Keempat korban tewas dalam peristiwa ini berinisial L (13), K (3), A (7) dan A (4).
    Kedua korban tewas berinisial A merupakan kakak-beradik. Saat ini seluruh jenazah keempat korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Petugas menduga kebakaran disebabkan karena korsleting listrik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pungli Masih Marak, Satu Truk Bisa Kena Palak Rp 100-150 Juta Setahun

    Pungli Masih Marak, Satu Truk Bisa Kena Palak Rp 100-150 Juta Setahun

    Jakarta

    Praktik pungutan liar (pungli) terkait dengan angkutan barang masih marak. Bahkan, dalam setahun ratusan juta harus melayang karena membayar pungli.

    Truk over dimension over load (ODOL) masih beredar di jalan raya. Pemerintah menanggapi serius praktik truk ODOL ini. Berbagai persoalan mengenai truk ODOL akan diatasi. Ditargetkan tahun depan tidak ada lagi truk ODOL di jalan raya.

    Salah satu penyebab maraknya truk ODOL adalah karena masih banyak praktik pungli di lapangan. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, dalam setahun satu truk harus keluar duit ratusan juta untuk pungli.

    AHY menegaskan praktik pungli harus segera diberantas lantaran menjadi salah satu penyebab biaya logistik membengkak. Ia menilai jika pungli berhasil dihentikan, maka biaya perjalanan logistik akan turun secara signifikan, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mengoperasikan angkutan over dimension over load demi efisiensi biaya.

    “Kita harus menghapus praktik pungli. Sudah ada data bahwa satu truk bisa mengeluarkan Rp 100 juta hingga Rp 150 juta setiap tahun hanya untuk pungli. Kalau biaya perjalanan bisa efisien tanpa pungli maka tidak perlu lagi mengoperasikan kendaraan over dimension over load, tidak ada alasan lagi untuk melanggar, karena sistem kita sudah lebih adil dan efisien,” kata AHY dikutip dari siaran pers Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

    Sebagai tindak lanjut, AHY meminta seluruh kementerian/lembaga terkait termasuk aparat penegak hukum untuk memperkuat pengawasan hingga penegakan hukum terhadap praktik pungli.

    Sebelumnya, pengamat transportasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, banyak keluhan dari sopir truk terkait masalah pungli di lapangan.

    “Pemalakan oknum preman dari Tol Cikampek hingga Kramat Jati, sopir truk bawa besar harus bayar pungli Rp 200 ribu. Jika istirahat di bahu jalan (setelah gerbang tol), mereka juga kena pungli petugas tol. Katanya, sudah pernah disampaikan ke direksi, tetapi sampai sekarang masih ada pungli,” kata Djoko.

    “Sementara menurut komunitas sopir truk, jika di bahu jalan dipungli sama oknum PJR, di rest area dipungli sama satpam rest area. Pengakuan pengusaha angkutan barang, di sekitar Tanjung Priok ada kampung, jalur menuju gudang yang masuk portal harus bayar Rp 100 ribu dengan stempel RT setempat. Mengangkut sayuran dari Garut ke Pasar Kramatjati (Jakarta), harus menyisihkan paling tidak Rp 175 ribu melewati 5-6 titik pungutan liar,” sambungnya.

    Menurut Djoko, pemilik barang dan pengusaha juga menjadi korban pungli yang jumlahnya lebih besar. Hal itu membuat ongkos logistik lebih tinggi.

    “Diperkirakan praktik pungli di sektor logistik telah membebani 15-20 persen ongkos angkut logistik di Indonesia. Punglinya dilakukan mulai baju seragam hingga tidak memakai baju. Penuturan pengusaha truk, ongkos logistik di Indonesia sudah lebih tinggi dari Thailand. Pungli di angkutan logistik Indonesia harus dihilangkan dan harus dimasukkan dalam program Zero ODOL yang sedang ditangani Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,” tegas Djoko.

    (rgr/dry)

  • Penemuan Mayat Perempuan di Cisauk Bermula dari Warga Cium Bau Busuk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Penemuan Mayat Perempuan di Cisauk Bermula dari Warga Cium Bau Busuk Megapolitan 18 Juli 2025

    Penemuan Mayat Perempuan di Cisauk Bermula dari Warga Cium Bau Busuk
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Warga
    Cisauk
    , Kabupaten Tangerang, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan dengan tangan terborgol dan membusuk di semak-semak pada Rabu (17/7/2025) sore.
    Penemuan mayat
    ini bermula ketika sejumlah warga mencium bau busuk yang menyengat dari sekitar lokasi kejadian.
    “Awalnya warga sekitaran situ mencium bau. ‘Kok ini bau busuk?’ ‘Iya nih bau banget dari kemarin, kenapa?’ kira-kira begitu,” ujar Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya, kepada
    Kompas.com
    , Jumat (18/7/2025).
    Setelah itu, warga berinisiatif menelusuri sumber bau dan menemukan titik yang paling menyengat.
    “Terus dicarilah baunya itu di mana. ‘Oh iya tambah bau nih di sini.’ Terus disamperin ke sumber baunya, dikorek-korek sedikit, tapi warga enggak berani lanjut karena sudah ketahuan sumber baunya,” ujar Dhady.
    Merasa curiga, warga melaporkan hal ini ke Polsek Cisauk sekitar pukul 17.30 WIB. Usai mendapat laporan, polisi mendatangi lokasi kejadian.
    Ternyata, sumber bau itu berasal dari sesosok mayat perempuan yang ketika ditemukan memakai setelan jas hujan warna merah muda, serta mengenakan kerudung warna ungu. 
    Namun, kondisi jenazah sudah membusuk sehingga sulit dikenali. 
    “Sekitar lebih dari seminggu. Saya enggak bisa memastikan karena itu hanya ahli yang bisa mengetahui kapan waktu kematiannya” kata Dhady.
    Pada hari yang sama, polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak pukul 18.30 WIB hingga sekitar pukul 21.00 WIB.
    Kini, jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk dilakukan visum guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
    “Baru ciri-cirinya saja yang kita dapat. Kami tidak mau menduga-duga misalnya ‘oh ini kayak si A’, padahal belum ada hasil resmi dari yang ahlinya,” ucap Dhady.
    Sebelumnya,
    penemuan mayat
    tanpa identitas itu diunggah oleh akun Instagram @kabar.
    cisauk
    dan ramai di media sosial.
    Dalam unggahan tersebut, terlihat warga tengah berkumpul untuk melihat proses evakuasi yang dilakukan di sebuah lahan yang diduga tempat kejadian perkara (TKP).
    Di lokasi tersebut juga terlihat tim Inafis Polri datang dengan mobil bewarna oranye yang bertuliskan ‘crime scene investigation polisi evidence response team’ di bagian belakang mobil, serta tulisan ‘Inafis’ di bagian samping mobil.
    Pada keterangan unggahan akun Instagram tersebut tertulis bahwa jasad itu ditemukan usai warga mencium bau tak sedap di sekitar lokasi.
    Jasad tanpa identitas itu kemudian dievakuasi dan masih dalam penyelidikan Polres Tangerang Selatan.
    “Penemuan bermula saat warga mencium bau menyengat seperti bangkai di sekitar lokasi. Saat ini, jenazah telah dievakuasi dan tengah dalam proses penyidikan oleh tim forensik Polres Tangerang Selatan,” tulis dalam unggahan akun Instagram @kabar.cisauk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tawuran 36 Remaja di Lubang Buaya Bermula dari Saling Ejek di Media Sosial
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Tawuran 36 Remaja di Lubang Buaya Bermula dari Saling Ejek di Media Sosial Megapolitan 18 Juli 2025

    Tawuran 36 Remaja di Lubang Buaya Bermula dari Saling Ejek di Media Sosial
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Rencana
    tawuran
    36 remaja di wilayah
    Lubang Buaya
    , Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2025) dini hari bermula dari saling ejek di media sosial.
    Dari saling ejek, kelompok remaja itu lantas janjian untuk saling serang.
    “Kelompok remaja yang saling mengejek dan akan melakukan tawuran. Awalnya akan melakukan tawuran di sekitar Condet wilayah Kramat Jati,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, di Mapolsek Cipayung, Kamis (17/7/2025).
    Rencana tawuran itu terdeteksi oleh patroli siber Polri. Dit Sat Samapta Polda Metro Jaya lantas melakukan penyisiran di wilayah Condet, namun tidak ditemukan aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut.
    Polisi kemudian melanjutkan patroli ke arah Lubang Buaya, Cipayung.
    “Sesampainya di lapangan sepak bola di daerah Lubang Buaya Cipayung, tim melihat ada segerombolan remaja yang mereka curigai kelompok tersebut yang kurang lebih berjumlah 100 orang,” tutur Nicolas. 
    Dari lokasi, polisi mengamankan 36 orang, sisanya melarikan diri saat akan ditangkap. Selain itu, turut diamankan 60 sepeda motor dan dua mobil.
    “Kita amankan sebanyak 60 sepeda motor dan dua mobil dan kami melakukan penangkapan terhadap 36 orang yang sisanya melarikan diri,” tutur Nicolas.
    Nicolas menerangkan, dua mobil digunakan para pelaku untuk membawa senjata tajam yang dipakai tawuran. Ada sebanyak 27 senjata tajam berupa celurit disita.
    “Kami melakukan penggeledahan, ternyata di dalam mobil terdapat 27 senjata tajam jenis corbet dan celurit ditambah lagi ada juga handphone,” ungkap Nicolas.
    Para remaja ini dikenakan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang mengatur tentang larangan memasukkan, membuat, memiliki, membawa, atau menggunakan senjata tajam tanpa hak.
    Selain itu, Pasal 55, 56, dan 53 KUHP berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama atau turut serta, serta delik aduan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.