Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Penemuan mayat bayi perempuan di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu (10/8/2025) pagi, masih diselidiki oleh pihak kepolisian.
Polisi Sektor (Polsek) Cipayung bekerja sama dengan Polres dan Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus ini.
“Masih upaya penyelidikan yang dilakukan gabungan Polsek, Polres, dan Polda Metro Jaya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, saat dikonfirmasi, Senin (18/8/2025).
Meski penyelidikan melibatkan gabungan aparat, penanganan kasus tetap berada di bawah Polsek Cipayung.
“Penanganan tetap masih Polsek, tetapi penyelidikan masih dilakukan gabungan,” tambah Edi.
Hingga kini, polisi telah memeriksa lima saksi dan meninjau rekaman
closed-circuit television
(CCTV).
“Lima saksi serta sejumlah CCTV sudah diperiksa, tetapi belum mengarah kepada terduga pelaku,” ungkapnya.
Mayat bayi perempuan itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang melintas di bagian dalam TPU Cipayung pada pukul 06.30 WIB.
Warga kemudian melapor kepada saksi lain, Pak Sanusi, sebelum diteruskan ke Polsek Cipayung.
Polisi yang mendatangi lokasi menemukan bayi tersebut diduga baru lahir dengan ari-ari yang masih menempel.
Bayinya sudah meninggal, masih sama ari-arinya ada. Dugaannya mungkin baru lahir malam sebelumnya,” kata Edi.
Mayat bayi itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan otopsi. Polisi masih menyelidiki untuk menemukan orang tua atau pihak yang bertanggung jawab atas pembuangan bayi tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kramat Jati
-
/data/photo/2025/03/11/67cf9d0b88e9d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mayat Bayi Ditemukan di TPU Cipayung, Polisi Masih Selidiki Pelaku Megapolitan 18 Agustus 2025
-
/data/photo/2025/08/17/68a156f3ae8f2.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Sebut Bocah 5 Tahun yang Jatuh dari Lantai 27 Apartemen di Jakbar Murni Kecelakaan Megapolitan 17 Agustus 2025
Polisi Sebut Bocah 5 Tahun yang Jatuh dari Lantai 27 Apartemen di Jakbar Murni Kecelakaan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang bocah berusia 5 tahun tewas setelah terjatuh dari lantai 27 sebuah apartemen di kawasan Jakarta Barat pada Kamis (14/8/2025). Korban diduga terpeleset dari unit apartemennya.
Kapolsek Tamansari AKBP Riyanto menjelaskan, berdasarkan rekaman CCTV, korban sempat terlihat sendirian di unit apartemen sebelum terjatuh.
Saat itu, ibu korban sedang keluar rumah, sedangkan kakaknya telah berangkat sekolah sekitar pukul 06.10 WIB.
“Anak itu memang terlihat jalan mondar-mandir. Pintu unit juga masih tertutup,” ujar Riyanto saat dikonfirmasi
Kompas.com,
Minggu (17/8/2025).
“Jadi dari CCTV, tidak ada orang lain yang masuk. Kami juga sudah mengecek semua rekaman CCTV,” kata dia lagi.
Beberapa saat kemudian, korban diduga memanjat jendela unit apartemen. Dari jejak kaki berdebu yang ditemukan polisi, anak tersebut diduga sempat naik sebelum akhirnya terjatuh.
“Korban keluar sendiri lewat jendela, bukan balkon karena di unit itu memang tidak ada balkon. Jendela itu muat, ukurannya sekitar 80 sentimeter. Dari jejak kaki di atasnya terlihat anak itu naik,” tambah Riyanto.
Korban jatuh ke area dekat kolam apartemen, bukan ke dalam kolam.
“Kalau jatuh ke dalam kolam mungkin kondisinya berbeda, tapi karena jatuh di pinggir, kondisinya parah,” jelasnya.
Jenazah korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk keperluan pemeriksaan. Hingga kini, polisi masih memasang garis polisi di unit apartemen tempat kejadian.
Diketahui, jendela tersebut tidak dipasang teralis karena menjadi langkah antisipasi keadaan darurat kebakaran.
“Kemarin saya tanya kenapa tidak dipasang teralis, tapi kata mereka tidak boleh agar menghindari risiko saat kebakaran,” ucap Riyanto.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5011844/original/052279000_1732003394-20241119-Pembersihan_Sampah-MER_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jelang Usia 500 Tahun, Jakarta Butuh Paradigma Baru Pengelolaan Sampah – Page 3
Monang, perwakilan DLH DKI Jakarta, memaparkan persoalan pengelolaan sampah di Jakarta.
“Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 juta jiwa, ada 3,6 juta kepala keluarga, 2.741 RW, dan 30.894 RW, menghasilkan 8600 ton sampah per hari. Dengan menangani itu, kami hanya punya 1000-an pendamping,” jelas Monang.
Menurutnya, meskipun pengelolaan sampah Jakarta sudah menekankan pemilahan sampah di rumah tangga, tetapi partisipasi warga masih kurang. Di Jakarta, ada 3356 unit bank sampah yang terdaftar dengan 140 nasabah.
Sementara itu, Direktur Utama Perusda Pasar Jaya Agus Himawan menyampaikan soal penanganan sampah di pasar-pasar yang di bawah naungan Perumda.
“Kita menaungi 150 pasar dengan produksi sampah 500 ton per hari. Dalam hitungan produksi sampah pasar itu, ada juga sampah dari warga sekitar,” katanya.
Menurutnya, Perumda Pasar Jaya sedang memulai kebijakan baru pengelolaan sampah, yaitu mendirikan pusat pengelolaan sampah mandiri. Dengan konsep baru ini, masalah sampah di pasar akan diselesaikan di tempat.
“Kita sudah menyelesaikan pusat pengelolaan sampah mandiri di Pasar Induk Kramat Jati, yang memproduksi 200 ton sampah per hari atau hampir 50 persen sampah pasar di Jakarta,” jelasnya.
Dalam diskusi itu, Ketua KSM Sahabat Lingkungan, Hendro Wibowo, juga berbagai pengalaman soal pengelolaan sampah berbasis warga atau komunitas.
Menurut Hendro, pihaknya menyampaikan empat paradigma pengelolaan sampah, yaitu ekologi, ekonomi kreatif, edukasi, dan punishment and reward. Kata dia, mengedukasi warga agar punya kesadaran memilah dan mengolah sampah memang butuh waktu lama.
“Fukuoka di Jepang itu butuh 90 tahun. Makanya, edukasi sampah itu harus disertai dukungan pemerintah dalam bentuk politik kebijakan dan anggaran,” jelasnya.
FGD ini menghasilkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi yang nantinya akan digodok agar menjadi roadmap pengelolaan sampah di Jakarta.
-

Cegah banjir, Sudin SDA Jaktim bangun turap 350 meter di Cililitan
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur (Jaktim) membangun turap Kali Item di RW 06 dan RW 07, Kelurahan Cililitan, Kramat Jati sepanjang 350 meter.
“Turap dibangun sepanjang 350 meter di sisi kiri dan kanan Kali Item yang melintasi RT 04, 07, dan 09 di RW 06 serta di RT 08 dan 10, RW 07,” kata Kepala Seksi Pembangunan Sudin SDA Jakarta Timur Tengku Saugi Zikri di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.
Pembangunan turap itu merupakan aspirasi warga yang disampaikan melalui reses anggota dewan maupun Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) karena daerah tersebut kerap dilanda banjir saat hujan deras.
“Jadi pembangunan ini usulan warga, karena setiap hujan deras dan debit air tinggi, air selalu melimpas ke permukiman warga,” ujar Saugi.
Dia menjelaskan turap tersebut dibangun dengan menggunakan batu bronjong yang disusun tiga trap. Pengerjaannya sudah dimulai sejak 23 Juli 2025 dan ditargetkan rampung pada 15 Desember mendatang.
Selain mencegah limpasan air ke permukiman, turap itu juga akan dilengkapi jalur atau lintasan untuk lari santai (jogging track).
“Turap ini juga akan dilengkapi jogging track. Proyek pembangunan turap dilakukan pihak ketiga melalui proses lelang e-Katalog,” ucap Saugi.
Sementara itu, Wakil Camat Kramat Jati Diman mengungkapkan warga mendukung penuh pembangunan turap tersebut.
“Kita sudah adakan sosialisasi terkait rencana pembangunan itu. Tentu saja nantinya akan dirasakan manfaatnya oleh warga,” tutur Diman.
Selain Kelurahan Cililitan, Sudin SDA Jaktim juga mengebut pembangunan Waduk Giri Kencana di Jalan Giri Kencana RW 03 dan RW 06 Kelurahan Cilangkap, Cipayung, untuk mengatasi banjir yang kerap melanda wilayah RW 02, 03, 04 dan 06 Kelurahan Cilangkap.
Pembangunan itu dilakukan oleh pihak ketiga pemenang lelang e-katalog sejak awal Juni lalu dengan anggaran dari APBD DKI Jakarta sebesar Rp56,1 miliar, dan ditargetkan rampung pada 15 Desember 2025.
Pembangunan tersebut meliputi pengerukan lahan pada permukaan basah, pembuatan turap menggunakan konstruksi anyaman kawat baja yang diisi dengan batu-batuan (bronjong) dan berbagai kelengkapannya.
Dalam revitalisasi itu juga dilakukan pengerukan lahan sehingga nantinya kedalaman waduk Giri Kencana mencapai lima meter.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2014/01/03/2125300Ilustrasi-Penembakan1780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2014/01/03/2125300Ilustrasi-Penembakan1780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2022/07/12/62cd145cc24b6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/28/6887497fde251.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
