kab/kota: Koja

  • Pohon Setinggi 7 Meter Tumbang Timpa Pemotor hingga Alami Luka-luka di Koja Jakarta Utara

    Pohon Setinggi 7 Meter Tumbang Timpa Pemotor hingga Alami Luka-luka di Koja Jakarta Utara

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA – Peristiwa pohon tumbang terjadi di Jalan Kramat Jaya, RT 02 RW 09 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Rabu (23/4/2025).

    Akibat peristiwa ini, pengendara motor menjadi korban usai tertimpa pohon tersebut.

    Kasiops Suku Dinas Penanggulangan dan Kebakaran Jakarta Utara Gatot Sulaeman mengatakan, pohon tumbang terjadi sekitar pukul 16.25 WIB.

    “Kami terima berita pohon tumbang pada Rabu sore di Jalan Kramat Jaya, tepatnya di dekat Ramayana Semper,” ucap Gatot.

    Gatot mengatakan, pohon yang tumbang itu merupakan pohon jenis akasia.

    Ketinggian pohon mencapai 7 meter dan diameternya sekitar 70 sentimeter.

    “Pohon sudah tua dan terjadi angin kencang, menyebabkan pohon tersebut tumbang,” jelas Gatot Sulaeman.

    Zaenal Mustofa sosok pengacara yang baru ditetapkan tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen perguruan tinggi. Ia merupakan pengacara yang tergabung dalam tim Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM) melaporkan Jokowi atas dugaan ijazah palsu.

    Gatot menambahkan, akibat peristiwa ini, pohon tersebut menimpa pengendara motor yang sedang melintas.

    Pemotor itu mengalami luka-luka dan motor yang dikemudikannya sempat terjebak di bawah batang pohon yang tumbang.

    “Korban mengalami luka ringan,” ucap Gatot Sulaeman.

    Adapun untuk menangani pohon tumbang itu, sebanyak lima personel pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.

    Petugas damkar juga dibantu oleh petugas Sudin Kehutanan Jakarta Utara untuk melakukan pembersihan batang dan ranting pohon yang sempat menutupi jalan.

    “Evakuasi berjalan sekitar pukul 16.35 WIB dan dipastikan selesai pukul 17.03 WIB,” pungkas Gatot Sulaeman.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pelindo ungkap penyebab kemacetan Priok usai evaluasi internal

    Pelindo ungkap penyebab kemacetan Priok usai evaluasi internal

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelindo menemukan penyebab utama kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara usai melakukan evaluasi internal menyusul penumpukan kendaraan.

    Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono di Jakarta, Rabu menyatakan bahwa hasil evaluasi internal menunjukkan Terminal NPCT1 di Tanjung Priok melayani pelanggan melebihi kapasitas ideal operasional sehingga menyebabkan kemacetan.

    “Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi,” kata Arif.

    Dia juga menegaskan jika kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.

    Arif menambahkan bahwa lonjakan aktivitas tersebut sebagai kombinasi dari adanya tiga kapal yang sandar bersama-sama di NPCT1, peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) melebihi ambang normal.

    Pada saat yang sama, alat bongkar muat di lapangan juga harus melayani receiving dan delivery truk peti kemas melebihi kapasitas peralatan.

    Untuk terminal peti kemas internasional yang lain, seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3, tidak ada permasalahan apapun.

    Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar sehingga tingkat kepadatan lapangan peti kemas lebih cepat turun.

    “Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga,” lanjut Arif.

    Ia menuturkan bahwa pada Jumat (18/4) malam secara perlahan kemacetan sudah dapat dikendalikan dan kembali normal sepenuhnya pada Sabtu(19/4) dini hari.

    “Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar Arif.

    Arif melanjutkan bahwa karena penyebab permasalahan sudah diketahui dengan detail maka solusi penyelesaiannya pun dapat diambil dengan baik. Langkah pertama adalah saat kejadian memindahkan kapal sebagian ke terminal lain.

    Selanjutnya ke depan NPCT1 diminta untuk mengurangi jumlah kapal yang ada. Di samping, itu ada inisiatif lain untuk melakukan pembatasan truk atau pengendalian truk, yaitu dengan penerapan TBS dan juga akan mendorong penerapan dual move operation untuk angkutan pelabuhan.

    Sistem tersebut dinilai dapat mengurangi trafik karena truk akan membawa peti kemas saat datang maupun meninggalkan terminal di Tanjung Priok, sehingga konsep dual move itu lebih efisien termasuk mengurangi biaya karena ada penghematan bahan bakar.

    Sedangkan untuk solusi jangka panjang, pihaknya telah menyiapkan pembangunan jalan baru, yaitu New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan.

    “Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Arif.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jakut beri layanan kependudukan langsung ke rumah warga

    Jakut beri layanan kependudukan langsung ke rumah warga

    Jakarta (ANTARA) –

    Petugas Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jakarta Utara memberi layanan administrasi kependudukan (adminduk) secara langsung dari satu pintu ke pintu rumah lainnya di RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, pada Rabu.

    “Layanan jemput bola ‘door to door’ ini bertujuan mengoptimalkan pendataan pendatang baru dan non-permanen,” kata Kepala Seksi Pelayanan Pendaftaran Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Utara, Yudi Hermawan di Jakarta.

    Selain membuka layanan di kantor RW, pihaknya juga langsung mendatangi rumah-rumah warga untuk memberikan pembinaan atau sosialisasi mengenai tertib adminduk.

    Yudi menjelaskan, layanan adminduk yang diberikan antara lain perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) dan aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD).

    Kemudian penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA), pencetakan Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, akta kematian dan konsultasi.

    Menurut dia, warga antusias memanfaatkan layanan ini dan tercatat ada 90 orang yang melakukan perekaman KTP elektronik, perubahan KK, pembuatan akta kelahiran, aktivasi IKD dan konsultasi.

    Dirma berharap layanan jemput bola ini dapat memudahkan dan menyadarkan masyarakat untuk tertib adminduk karena sangat penting kegunaannya.

    Ia mengatakan, bagi warga yang belum sempat hadir dalam pelayanan ini, bisa langsung mendatangi kantor kelurahan atau kantor Dukcapil.

    “Kegiatan ini akan terus kami adakan sesuai dengan program 100 hari kerja Pak Gubernur,” katanya.

    Warga Koja Yudha Permana (31) mengapresiasi layanan jemput bola adminduk karena sangat memudahkan warga.

    “Saya mengganti KK baru dan prosesnya sangat cepat dan gratis serta tidak perlu ke kantor kelurahan. Terima kasih, layanan ini sangat membantu kami,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hambat Ekspor Impor hingga Biaya Logistik Melonjak, Pekerja Tak Ada Kompensasi

    Hambat Ekspor Impor hingga Biaya Logistik Melonjak, Pekerja Tak Ada Kompensasi

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta terjadi pada Rabu, 16 April hingga Kamis, 17 April 2025.

    Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat (SP TKBM) Indonesia menilai kemacetan Pelabuhan Tanjung Priok beberapa hari adalah kegagalan sinkronisasi antarinstansi.

    “Kemacetan ini sudah berlangsung lama dan dampaknya sangat nyata bagi kami pekerja harian serta tidak ada kompensasi untuk hari kerja yang hilang,” ucap Ketua Umum Pimpinan Pusat SP TKBM Indonesia, Subhan Hadil di Jakarta pada Senin, 21 April 2025.

    Dampak Ekonomi

    Menurut Subhan, para sopir truk peti kemas terdampak ekonomi akibat kejadian luar biasa ini karena kehilangan waktu dan hanya dapat menunggu.

    Ia mengatakan, kemacetan ini menimbulkan dampak ekonomi, sosial dan imateril seperti terhambatnya alur ekspor-impor, biaya logistik melonjak drastis dan efisiensi industri menurun.

    “Bahkan bisa saja menggerus kepercayaan global atas sistem pelabuhan nasional,” lanjut Subhan.

    Pihaknya mengaku dampak yang dirasakan sopir truk dan armada logistik seperti kehilangan waktu, pendapatan, serta peningkatan risiko keselamatan kerja.

    “Tidak adanya dukungan moril, finansial, atau asuransi sosial dari pengusaha menambah beban mereka,” lanjutnya.

    Class Action

    Menurut Pimpinan Rumah Demokrasi Ramdansyah yang bertempat tinggal di Tanjung Priok, pihak terdampak bisa mengajukan class action sesuai Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002.

    Ia mengaku rasionalisasi class action karena ada beberapa peristiwa, kegiatan-kegiatan atau suatu perkembangan bisa menimbulkan pelanggaran hukum yang merugikan secara serentak, sekaligus dan masal pada orang banyak.

    Rumah Demokrasi menyatakan syarat class action berupa kerugian yang diderita sekelompok orang/masyarakat.

    “Inilah yang disebut ‘class action’,” ujar Ramdansyah.

    Kerugian publik dalam horor macet secara nyata tampak akibat kelalaian/kesalahan pihak lain. Ada tenaga medis yang mendorong pasien di ranjang dengan infus di tangan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Koja saat kemacetan.

    Saat itu jalur kendaraan yang nyaris tertutup aksesnya dengan kemacetan lalu lintas. Ia berharap pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat tetap diperhatikan meskipun di tengah kemacetan lalu lintas.

    Jika hal tersebut diabaikan, maka mereka yang terdampak bisa bersama-sama melakukan “class action”.

    “Kami akan melakukan upaya menegakkan hak- hak warga Jakarta Utara untuk menyampaikan pandangannya agar tidak terkena dampak yang lebih luas,” lanjutnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kemacetan di Tanjung Priok merupakan kegagalan sinkronisasi instansi

    Kemacetan di Tanjung Priok merupakan kegagalan sinkronisasi instansi

    Jakarta (ANTARA) –

    Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat (SP TKBM) Indonesia menilai kemacetan parah di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu (16/4) dan Kamis (17/4) merupakan kegagalan sinkronisasi antarinstansi.

    “Kemacetan ini sudah berlangsung lama dan dampaknya sangat nyata bagi kami pekerja harian serta tidak ada kompensasi untuk hari kerja yang hilang,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat SP TKBM Indonesia, Subhan Hadil di Jakarta, Senin.

    Ia menambahkan, para sopir truk peti kemas juga terdampak ekonomi akibat kejadian luar biasa tersebut karena kehilangan waktu dan hanya bisa menunggu.

    Subhan menegaskan bahwa kemacetan tersebut menimbulkan dampak ekonomi, sosial dan imateril seperti terhambatnya alur ekspor-impor, biaya logistik melonjak drastis dan efisiensi industri menurun.

    “Bahkan bisa saja menggerus kepercayaan global atas sistem pelabuhan nasional,” kata dia.

    Ia mengatakan, dampak yang dirasakan sopir truk dan armada logistik seperti kehilangan waktu, pendapatan dan peningkatan risiko keselamatan kerja.

    “Tidak adanya dukungan moril, finansial, atau asuransi sosial dari pengusaha menambah beban mereka,” kata dia.

    Pimpinan Rumah Demokrasi Ramdansyah yang bertempat tinggal di Tanjung Priok menjelaskan, pihak terdampak dapat mengajukan “class action” sesuai Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002.

    Menurut dia, rasionalisasi dari “class action” karena ada sejumlah peristiwa, kegiatan-kegiatan atau suatu perkembangan dapat menimbulkan pelanggaran hukum yang merugikan secara serentak atau sekaligus dan masal terhadap orang banyak.

    Rumah Demokrasi menyampaikan bahwa syarat untuk “class action” berupa kerugian yang diderita oleh sekelompok orang/masyarakat. “Inilah yang disebut ‘class action’,” kata dia.

    Kerugian publik dalam horor macet secara nyata terlihat akibat kelalaian/kesalahan pihak lain.

    Ia menambahkan ada tenaga medis yang mendorong pasien di ranjang dengan infus di tangan untuk menuju Rumah Sakit Umum Daerah Koja pada saat kemacetan. Pada saat itu jalur kendaraan yang nyaris tertutup aksesnya dengan kemacetan lalu lintas.

    Ia mengharapkan pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat tetap diperhatikan meskipun di tengah kemacetan lalu lintas. Kalau ini diabaikan, maka mereka yang terdampak dapat bersama- sama melakukan “class action”.

    “Kami akan melakukan upaya menegakkan hak- hak warga Jakarta Utara untuk menyampaikan pandangannya agar tidak terkena dampak yang lebih luas,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Masih Dalami Motif Pemuda Habisi Temannya di Tanjung Priok, Warga Dibuat Ngeri

    Polisi Masih Dalami Motif Pemuda Habisi Temannya di Tanjung Priok, Warga Dibuat Ngeri

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Kepolisian masih menyelidiki motif dari YA (24) tega menganiaya secara brutal temannya sendiri sampai korban meninggal dunia.

    “Untuk motif dan modusnya kami masih menyelidiki dan meminta keterangan dari pelaku,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Tomy Brian kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025).

    Kini YA telah ditangkap pada Sabtu dini hari di kawasan Semper, Cilincing, Jakarta Utara atau beberap jam setelah menyerang Laode Haerudin (27) di tempat tinggal korban di Jalan Enggano, Tanjung Priok.

    Dari tangan pelaku, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk ponsel korban yang telah terkena cipratan darah.

    “Untuk barang bukti yang kami amankan yakni satu bilah parang yang untuk menganiaya korban, handphone korban dan pakaian korban,” kata Tomy.

    Sementara itu, peristiwa penganiayaan yang berujung tewasnya korban pada Jumat (18/4/2025) malam membuat sejumlah warga ngeri.

    Hal itu bermula dari sejumlah warga yang melihat bercak darah di depan rumah kontrakan korban.

    Warga makin dibuat kaget ketika mengintip dari kaca jendela, ternyata korban sudah tergeletak dengan sejumlah luka bacokan.

    “Korban dibawa ke rumah sakit deket sini tapi kemudian dibawa ke RSUD Koja,” ujar warga bernama Siam.

    Nahas saat berada di RSUD Koja, nyawa korban tak tertolong karena luka parah yang diderita.

     

  • Keributan Berujung Maut, Pria Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Tanjung Priok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 April 2025

    Keributan Berujung Maut, Pria Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Tanjung Priok Megapolitan 19 April 2025

    Keributan Berujung Maut, Pria Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Tanjung Priok
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang
    pria tewas
    usai dianiaya di rumahnya di Jalan Enggano,
    Tanjung Priok
    ,
    Jakarta Utara
    , pada Jumat (18/4/2024) malam.
    Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah oleh sejumlah saksi yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
    Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Tony Brian, mengatakan para saksi mendengar adanya keributan sebelum menemukan korban terkapar di depan pintu rumah.
    “Saat para saksi sedang berada di dalam mes tidak jauh dari TKP, mendengar ada keributan di luar. Kemudian para saksi keluar dan melihat di TKP korban sudah tergeletak di depan pintu kondisi sudah berlumuran darah,” kata Tony kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025), dikutip dari
    Tribunjakarta.com
    .
    Korban sempat dilarikan ke RS PMC, namun karena luka yang cukup parah, ia kemudian dirujuk ke RSUD Koja, Jakarta Utara.
    Sesampainya di ruang UGD, korban dinyatakan meninggal dunia.
    “Sesampainya di ruang UGD RSUD Koja, korban dinyatakan sudah meninggal dunia,” ujarnya.
    Polisi kemudian berhasil menangkap pelaku berinisial YA (24) tidak lama setelah kejadian.
    Pelaku langsung dibawa ke Mapolsek Tanjung Priok. Dari tangan pelaku, petugas juga menyita senjata tajam yang diduga digunakan untuk menganiaya korban hingga tewas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aksi Joko Widodo, Sang Petugas Ambulans Selamatkan Pasien Gagal Jantung di Tengah Macet Tanjung Priok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 April 2025

    Aksi Joko Widodo, Sang Petugas Ambulans Selamatkan Pasien Gagal Jantung di Tengah Macet Tanjung Priok Megapolitan 19 April 2025

    Aksi Joko Widodo, Sang Petugas Ambulans Selamatkan Pasien Gagal Jantung di Tengah Macet Tanjung Priok
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketika sirine tak lagi cukup lantang melawan kemacetan, dan waktu terus berdetak menuntut keputusan cepat, seorang
    petugas ambulans
    memilih langkah yang tak biasa.
    Di tengah kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang tercekik kendaraan kontainer, suara hati seorang petugas medis menjadi lebih nyaring daripada deru mesin.
    Pagi itu, Kamis (17/4/2025), langit Jakarta masih berwarna kelabu ketika
    Joko Widodo
    ,
    petugas Ambulans
    Gawat Darurat (AGD) DKI Jakarta, menerima panggilan darurat.
    Ia ditugaskan merujuk seorang pasien
    gagal jantung
    dari RSUD Cilincing ke RSUD Koja. Waktu menunjukkan sekitar pukul 05.00 WIB.
    Waktu itu di mana harapan dan kegelisahan berjalan beriringan di ruang-ruang UGD.
    Perjalanan semula mulus. Jalanan masih lengang hingga arah Bogasari.
    Namun harapan itu seketika berubah di depan Pertamina, dekat RSUD Koja. Macet total. Tidak sekadar padat merayap, tapi berhenti total.
    “Pas sampai di depan Pertamina dekat RSUD Koja, tiba-tiba macet total,” kata Joko, Jumat (18/4/2025), dikutip dari
    TribunJakarta.com
    .
    Di depan ambulansnya, kontainer besar berdiri seperti tembok. Mesinnya mati, dan itu pertanda buruk yakni antrean tak akan bergerak dalam waktu dekat. Waktu berjalan lambat, tapi napas pasien tak bisa menunggu.
    Ia sempat menunggu, berusaha memberi kesempatan keadaan berubah. Namun detik bergulir tanpa kejelasan, dan suplai oksigen pasien terus menipis.
    “Daripada nanti pasien kenapa-kenapa, akhirnya saya putuskan untuk menurunkan pasien dan saya dorong pakai stretcher ke IGD RSUD Koja. Jaraknya sekitar 500 sampai 700 meter,” ujar Joko.
    Bersama seorang rekan, Joko melawan logika jalanan Jakarta pagi kala itu. Mereka mendorong pasien yang terbaring lemah di atas kasur beroda, lalu melewati sela-sela truk trailer.
    Bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi menunjukkan bahwa kemanusiaan tak boleh kalah oleh kondisi jalanan.
    “Alhamdulillah pasien selamat tanpa kendala. Mungkin karena kita cepat dorongnya. Soalnya pasien gagal jantung itu nggak bisa ditunda-tunda, harus segera,” kata Joko, penuh syukur.
    Langkah kecil mereka, sepanjang 700 meter, menjadi perpanjangan napas bagi satu jiwa yang bertarung melawan waktu.
    Kemacetan yang mengurung Jakarta Utara sejak Rabu (15/4/2025) malam itu belum juga usai.
    Volume kendaraan membengkak akibat aktivitas bongkar muat di terminal peti kemas yang melonjak karena keterlambatan tiga kapal.
    Jalanan berubah jadi lautan kendaraan besar, sementara Joko dan rekannya melangkah melawan arus, karena bagi mereka, satu nyawa tetap lebih penting dari ribuan kendaraan yang berhenti.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dianiaya Brutal di Rumahnya, Nyawa Pria di Tanjung Priok Jakarta Utara Tak Tertolong

    Dianiaya Brutal di Rumahnya, Nyawa Pria di Tanjung Priok Jakarta Utara Tak Tertolong

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Nyawa pria di Tanjung Priok, Jakarta Utara tak tertolong usai dianiaya secara brutal di kediamannya sendiri pada Jumat (18/4/2024) malam.

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok, AKP Tony Brian mengatakan, berdasarkan penuturan sejumlah saksi, terdengar keributan antara korban dan pelaku.

    Namun, saat para saksi itu masuk ke dalam rumah tersebut, korban sudah ditemukan dalam kondisi terkapar dengan luka cukup parah.

    “Pada saat para saksi sedang berada didalam mes tidak jauh dari TKP mendengar ada keributan di luar. Kemudian para saksi keluar dan melihat di TKP korban sudah tergeletak di depan pintu kondisi sudah berlumuran darah (TKP),” kata Tony kepada wartawan, Sabtu (19/4/2025).

    Tony mengatakan, korban sempat dibawa ke RS PMC. Namun karena lukanya cukup parah korban akhirnya dirujuk ke RSUD Koja Jakarta Utara.

    “Sesampainya diruang UGD RSUD Koja Korban dinyatakan sudah meninggal dunia,” ujarnya.

    Sementara itu, tak berselang lama, pelaku yakni YA (24) berhasil dibekuk dan langsung dibawa ke Mapolsek Tanjung Priok.

    Dari tangan pelaku, polisi juga turut menyita sajam yang digunakan untuk menganiaya korban hingga meninggal dunia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan parah melanda kawasan Jalan Yos Sudarso hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis 17 April 2025. Ribuan kendaraan, terutama truk-truk kontainer, terjebak antrean panjang sejak malam sebelumnya.

    Situasi ini memicu keresahan tidak hanya di kalangan sopir, tetapi juga masyarakat yang melintasi kawasan tersebut. Apa penyebab kemacetan ini dan langkah apa saja yang telah diambil?

    Kronologi Kemacetan Priok: Dimulai Sejak Malam Hari

    Menurut Kasat Lantas Polres Jakarta Utara, AKBP Donni Bagus Wibisono, kemacetan mulai terjadi sejak Rabu 16  April 2025 malam dan memuncak pada Kamis pagi.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ucapnya, Kamis 17 April 2025.

    Titik kemacetan terpantau dari Pos 9 Pelabuhan hingga depan terminal NPCT1 (New Priok Container Terminal One).

    Kemacetan ini diperparah oleh dominasi kendaraan besar yang antre masuk pelabuhan, serta penumpukan truk akibat libur panjang Idulfitri dan pembatasan operasional selama masa arus mudik.

    Penyebab Kemacetan: Lonjakan Aktivitas Bongkar Muat

    Kemacetan disebabkan oleh tingginya volume aktivitas bongkar muat peti kemas di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Donni Bagus Wibisono, kemacetan dimulai sejak malam hari dan terus berlanjut hingga keesokan paginya.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ujarnya.

    Beberapa titik kemacetan dilaporkan terjadi di sekitar Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok dan depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1). Jalan Yos Sudarso didominasi oleh kendaraan besar yang ingin masuk ke pelabuhan, memicu kepadatan yang tidak terkendali.

    Antrean Truk Akibat Penumpukan Pasca Libur Lebaran

    Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, menjelaskan bahwa kemacetan ini dipicu oleh penumpukan barang impor dan antrean truk yang tertahan selama libur Idul Fitri dan cuti bersama.

    Volume logistik meningkat drastis karena aktivitas pengangkutan dilakukan bersamaan sebelum libur lanjutan Jumat–Minggu (18–20 April 2025).

    “Kami khawatir akan terjadi antrean panjang karena barang impor yang menumpuk dan tertahan saat libur,” ujar Hendrico.

    Untuk mengantisipasi, rapat koordinasi telah dilakukan bersama pihak terkait, termasuk PT Pelindo, kepolisian, Satpol PP, dan lainnya. Namun lonjakan volume kendaraan tetap tak terhindarkan.

    Volume Truk Meningkat Dua Kali Lipat

    Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengakui bahwa jumlah truk yang masuk ke pelabuhan melonjak drastis. Jika biasanya terdapat sekitar 2.500 truk per hari, maka pada Kamis 17 April 2025 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 4.000 unit.

    “Data menunjukkan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal,” kata Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri.

    Dia menambahkan bahwa tidak ada kerusakan sistem atau gangguan teknis di gerbang pelabuhan maupun terminal peti kemas. Artinya, masalah bukan pada sistem, tetapi pada volume kendaraan yang melonjak secara tidak terkendali.

    Delapan Ruas Jalan dan Empat Pintu Tol Macet Total

    Kemacetan tidak hanya terjadi di dalam pelabuhan. Delapan ruas jalan utama dan empat pintu keluar tol menuju Tanjung Priok juga mengalami kepadatan luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:

    Jalan Yos Sudarso ke Pos 9 Pelabuhan Jalan Pos 9 ke Lampu Merah Kramat Jalur dari Plumpang ke Simpang Lima Jalan Enggano dan Jalan Syech Nawawi Al Bantani Pintu keluar Tol Cakung, KBN Marunda, Dewa Ruci, dan Koja

    Petugas Dishub, kepolisian, dan TNI AL bekerja keras untuk mengurai kemacetan dengan rekayasa lalu lintas, pengalihan arus, hingga sistem buka-tutup jalan.

    “Kami meminta maaf kepada para pengendara karena kemacetan total hari ini,” ucap Hendrico.

    Tanggapan dan Tindakan dari Pihak Pelabuhan

    Pelindo menyatakan permohonan maaf atas kejadian ini. Pihaknya mengakui kemacetan dipicu oleh peningkatan bongkar muat bersamaan dengan berakhirnya pembatasan arus mudik.

    “Kami mohon maaf kepada masyarakat, mitra dan stakeholder yang terdampak akibat kemacetan ini,” ujar Adi Sugiri.

    Upaya yang dilakukan antara lain:

    Menambah pintu masuk NPCT1 menjadi tujuh (enam normal + satu manual) Memaksimalkan lahan kosong sebagai kantong parkir truk Mengalihkan kendaraan dari jalan utama ke Pos 9 Memberikan bantuan makanan dan minuman bagi sopir truk yang terjebak Kompensasi untuk Sopir: Makanan dan Minuman

    Sebagai bentuk kompensasi atas kemacetan yang terjadi, PT Pelindo dan aparat kepolisian memberikan bantuan berupa makanan dan minuman kepada sopir truk yang terjebak berjam-jam di jalan.

    “Kami berikan 150 paket makanan untuk membantu sopir yang terjebak macet,” ucap AKP Martha Catur dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Pelindo juga menyiagakan pos bantuan dan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mempercepat penguraian antrean kendaraan.

    Jaminan Keamanan dan Penegasan Tidak Ada Premanisme

    Kapolres Pelabuhan, AKBP Martuasah Tobing, menegaskan bahwa jajarannya telah melakukan patroli untuk menjamin keamanan para sopir.

    “Kami pastikan tidak ada premanisme dan pungli di dalam pelabuhan. Segera laporkan jika ada,” tutur Martuasah.

    Koordinasi juga dilakukan dengan operator terminal agar jumlah gate pass harian bisa disesuaikan dan tidak memicu lonjakan mendadak seperti saat ini.

    Penanganan Kemacetan oleh Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya melalui Ditlantas turut membantu penguraian kemacetan dengan membuka sodetan dari jalan tol, agar kendaraan kecil dapat keluar lebih cepat.

    “Dari dalam tol bakal dibuat sodetan agar bisa mengurai kendaraan kecil, karena truk besar tidak bisa ngapa-ngapain,” ujar AKBP Argo Wiyono.

    Menurutnya, kemacetan dipicu oleh aktivitas bongkar muat serentak yang tidak diimbangi dengan kapasitas zona penyangga yang memadai.

    Seruan untuk Evaluasi Sistem Manajemen Pelabuhan

    Kepala KSOP Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Takwim Masuku, mendorong agar terminal-terminal di pelabuhan mulai mengatur ulang sistem “gate pass” harian untuk menghindari lonjakan mendadak.

    “Kami berharap ke depan terminal juga dapat mengatur jumlah gate pass harian agar tidak terjadi lonjakan signifikan,” ujarnya.

    Jalan Masih Macet, Ratusan Truk Masih Mengantre

    Kemacetan parah masih terjadi di kawasan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Jumat 18 April 2025 pagi. Sejumlah sopir truk mengeluhkan kondisi lalu lintas yang tak kunjung membaik meski masa libur Lebaran telah berakhir.

    Salah satu sopir truk, Yusman (53), mengaku sudah terjebak kemacetan selama lebih dari tiga jam di Jalan Yos Sudarso sejak pukul 04.00 WIB.

    “Saya pikir ini hari libur jadi sudah tidak macet lagi, tapi ternyata macetnya masih parah,” kata Yusman saat ditemui di kawasan Jakarta, Jumat pagi.

    Yusman datang dari Bogor untuk mengantarkan barang ke kawasan pelabuhan. Namun sejak memasuki Tol Cawang, arus kendaraan sudah padat merayap. Ia bahkan terjebak di pintu keluar Tol Kebon Bawang dan tidak bisa bergerak.

    “Sejak dalam tol arah dari Cawang sudah padat merayap dan benar-benar terjebak di pintu keluar (exit) Tol Kebon Bawang,” ucapnya.

    Karena kondisi lalu lintas yang nyaris tidak bergerak, Yusman dan sejumlah sopir lainnya terpaksa mematikan mesin mobil demi menghemat bahan bakar.

    “Kami terpaksa matikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar,” ujarnya.

    Yusman mengaku telah mendapat informasi soal kemacetan dari rekan-rekannya sesama sopir truk. Beberapa bahkan mengaku sudah terjebak selama lebih dari enam jam di kawasan tersebut. Namun, meski sudah diperingatkan perusahaan, Yusman tetap berangkat karena harus menjalankan tugas pengiriman barang pesanan.

    “Kami pusing dengan kemacetan seperti ini, jadi tidak bergerak. Ini sangat merugikan,” tambahnya.

    Kemacetan panjang ini tidak hanya merugikan pengendara truk, tetapi juga mengganggu mobilitas masyarakat yang melintas di jalur utama sekitar pelabuhan. Yusman mengatakan, kondisi kali ini merupakan yang terparah dibanding kemacetan yang pernah dialaminya di lokasi yang sama.

    “Kemacetan ini yang paling parah dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

    Dia berharap pemerintah dan pihak berwenang segera turun tangan untuk mengurai kemacetan dan menata ulang sistem bongkar muat di pelabuhan.

    “Jangan ada lagi kemacetan seperti ini karena merugikan banyak pihak,” kata Yusman.

    Selain itu, kemacetan juga mulai merambat ke kawasan pemukiman sekitar pelabuhan. Warga sekitar Jalan Enggano dan Jalan Sindang Laut mengeluhkan terganggunya aktivitas harian karena truk-truk menumpuk hingga ke jalur perumahan.

    Petugas dari Dishub dan kepolisian masih disiagakan di sejumlah titik untuk melakukan pengalihan arus dan sistem buka-tutup kendaraan. Namun, lonjakan volume truk yang terus berdatangan sejak pagi hari membuat proses penguraian tidak berjalan maksimal.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri, mengakui bahwa penguraian antrean membutuhkan waktu. Pihaknya terus bekerja sama dengan operator terminal dan aparat untuk mengoptimalkan sistem keluar-masuk truk.

    “Kami minta waktu untuk menormalkan situasi. Kami terus evaluasi distribusi gate pass dan jadwal bongkar muat agar lebih merata,” ujarnya.

    Pihak kepolisian dan Dishub mengimbau kendaraan pribadi untuk menghindari jalur menuju pelabuhan hingga situasi benar-benar terkendali. Penumpukan logistik pasca-libur Lebaran diprediksi masih akan berdampak hingga akhir pekan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News