kab/kota: Kendal

  • Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran

    Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran

    Foto: Istimewa

    Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 30 Januari 2025 – 19:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama BAZNAS Pesawaran meresmikan Rumah Sehat BAZNAS (RSB) untuk memberikan kemudahan dan memfasilitasi akses kesehatan gratis bagi mustahik, di Pesawaran, Provinsi Lampung, Kamis (30/01).

    Hingga kini, terdapat 30 Rumah Sehat BAZNAS di seluruh Indonesia, 23 RSB sudah berjalan dan beroperasi, dan 7 RSB lainnya dalam proses launching. Sampai Januari 2025, total sebanyak 362.690 jiwa lebih telah menerima manfaat dari layanan kesehatan Rumah Sehat BAZNAS di seluruh Indonesia yang telah beroperasi.

    Turut hadir dalam acara tersebut Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Bupati Kabupaten Pesawaran Dr. H. Dendi Ramadhona, ST.,M.,Tr.,IP, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H.M Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., Ketua BAZNAS Provinsi Lampung DR. Drs. H. Iskandar Zulkarnain, M.H., serta Ketua BAZNAS Kabupaten Pesawaran Hi. A. Hamid, S., S.H., M.M.

    Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA dalam sambutannya mengatakan kehadiran RSB Kabupaten Pesawaran ini dalam rangka memberikan jaminan pelayanan kesehatan gratis bagi para mustahik.

    “Dengan adanya RSB Kabupaten Pesawaran ini, kami ingin agar mustahik dapat mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik,” kata Kiai Noor, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    Lebih lanjut, Kiai Noor menambahkan, semua RSB hadir untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, di antaranya pemberian vitamin, penyuluhan kesehatan, pendampingan, skrining kesehatan, khitanan massal, hingga operasi katarak.

    “Siapa pun yang memenuhi kriteria mustahik, akan langsung mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya,” ucap Kiai Noor.

    “Adanya RSB di Kabupaten Pesawaran ini merupakan wujud nyata BAZNAS untuk terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia, khususnya melalui peningkatan akses kesehatan,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Pesawaran Dr. H. Dendi Ramadhona, ST.,M.,Tr.,IP, mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS RI dan BAZNAS Kabupaten Pesawaran atas dibangunnya Rumah Sehat BAZNAS di Kabupaten Pesawaran.

    Menurutnya, saat ini kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi umat manusia, akan tetapi bagi kaum duafa seringkali sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

    “Hadirnya RSB Pesawaran ini merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Pesawaran. Kami berharap dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat khususnya kaum duafa di Kabupaten Pesawaran,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua BAZNAS Kabupaten Pesawaran Hi. A. Hamid, S., S.H., M.M mengungkapkan rasa syukur atas peresmian Rumah Sehat BAZNAS Kabupaten Pesawaran.

    “Kehadiran RSB Pesawaran diharapkan mampu memberikan akses pelayanan kesehatan gratis yang layak bagi para mustahik,” jelasnya.

    Pihaknya juga mengatakan RSB Pesawaran dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan akses kesehatan yang baik.

    Adapun 23 RSB yang sudah beroperasi di antaranya, RSB Sumatra Utara, Batam, Lampung Tengah, Pesawaran, Jakarta, Banten, Kota Bogor, Cirebon, Yogyakarta, Kendal, Sidoarjo, Sragen, Brebes, Karanganyar, Pangkal Pinang, Sambas, Berau, Makassar, Lombok, Bima, Palu, Parigi Moutong, dan Papua. Ke depan, ada 7 RSB yang akan disiapkan, yakni RSB Sarolangun, Kepulauan Riau, Palembang, Mamuju Tengah, Pohuwato, Kabupaten Bogor, dan Masjid Istiqlal.

    Sumber : Sumber Lain

  • Kendal Diguyur Hujan Deras dan Angin Lebat, Pemotor di Jalur Pantura Was-was

    Kendal Diguyur Hujan Deras dan Angin Lebat, Pemotor di Jalur Pantura Was-was

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Hujan deras disertai angin lebat masih mengguyur Kabupaten Kendal hingga Kamis (30/1/2025) pukul 11:30 WIB.

    Imbasnya, sejumlah ruas jalan tergenang air dengan ketinggian bervariasi. 

    Bahkan, pengendara sepeda motor yang melintas di jalur pantura lingkar Kaliwungu, juga was-was dengan kondisi angin yang cukup kencang.

    Salah satu pemotor, Rendi mengatakan dirinya harus memelankan laju kendaraan di tengah guyuran hujan deras dan angin lebat.

    Ia juga memilih meneduh di warung pinggir jalan demi keselamatan.

    “Tadi cepet-cepet nerabas hujan karena ada acara mau pulang ke rumah. Tapi anginnya kenceng banget,” kata Rendi, Kamis (30/1/2025).

    Ia juga menceritakan detik-detik saat dirinya hampir terhempas angin saat berkendara. Awalnya, Rendi berkendara dengan kecepatan 60 Kilometer per jam. 

    Namun, tiba-tiba motor yang ia kendarai hampir oleng terhempas angin. Akhirnya, Rendi memelankan laju kendaraan hingga 40 Kilometer per jam sembari berdoa meminta keselamatan.

    “Lagi jalan tiba-tiba kaget kayak oleng hampir terhempas ke kiri. Untung saya sadar dan memelankan kendaraan. Tadi ada juga pemotor di depan saya yang ikut pelan motornya karena angin kencang, sambil motoran saya dzikiran,” terangnya.

    Tak hanya memelankan laju kendaraan di pantura lingkar Kaliwungu saja, Rendi juga berhati-hati saat melintas di Pantura Brangsong Kendal.

    Meskipun di jalur tersebut sudah mulus, namun terdapat titik rawan Aquaplaning yang bisa menimbulkan kecelakaan.

    Sebelumnya, Kasat Lantas Polres Kendal AKP Engkos Sarkosi juga telah mewanti-wanti titik Aquaplaning di Pantura Kendal, yang berada di jalur yang baru selesai dilakukan pengecoran.

    “Untuk titik Aquaplaning di Pantura Kendal ada di jalur arteri yang kemarin selesai dicor,” tuturnya.

    Engkos menerangkan, pihaknya telah beberapa kali menangani kecelakaan di Pantura Kendal akibat Aquaplaning.

    “Beberapa kecelakaan di Pantura Kendal yang baru selesai perbaikan karena Aquaplaning. Kami minta pengendara tetap waspada,” terangnya.

    Menurutnya, pengendara seringkali terbawa suasana ketika berkendara di kontur jalan yang nyaman dan mulus. 

    Sehingga tidak memperhatikan titik lelah dan lebih memilih memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

    “Iya karena sudah merasa jalannya enak, jadi kenceng lajunya dan kurang waspada juga dengan jalan yang mulus,” sambungnya.

    Bahkan, Engkos tak jarang menemukan pengendara motor maupun pengemudi mobil yang melaju melebihi batas kecepatan di Pantura Kendal.

    Padahal, hal itu bisa membahayakan pengguna jalan yang lain.

    “Memang perbaikan jalan kemarin sudah selesai teratasi, tapi muncul masalah baru yakni banyak yang jadi pembalap dadakan karena jalannya mulus,” papar Engkos.

    Ia berharap pengguna jalan tetap memperhatikan kondisi jalanan meskipun konturnya sudah bagus.

    “Tetap berhati-hati dan selalu patuhi rambu-rambu lalu lintas saat berkendara,” tandasnya. (ags)

  • Kasus Mayat Dalam Koper Merah di Ngawi, Modus Kejahatan yang Berulang

    Kasus Mayat Dalam Koper Merah di Ngawi, Modus Kejahatan yang Berulang

    GELORA.CO – Kasus penemuan mayat wanita dalam koper di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengejutkan publik. Identitas korban diketahui bernama Uswatun Khasanah berusia 29 tahun, seorang sales kosmetik asal Kabupaten Blitar.

    Kasus pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah warga menemukan koper berisi potongan tubuh yang tidak lengkap di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi pada Kamis 23 Januari 2025. Koper ditemukan terbungkus plastik rapi tergeletak di area pembuangan sampah.

    Penyelidikan polisi mengungkap, pelaku bernama Rohmad Tri Hartanto, alias Antok berusia 33 tahun. Pembunuhan ini telah direncanakan jauh sebelumnya. Antok memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian yang dikemas dalam koper dan dua kantong plastik.

    Potongan tubuh korban dibuang menyebar di tiga lokasi, yakni Ponorogo, Ngawi dan Trenggalek. Sementara proses pembunuhan hingga mutilasi dilakukan di hotel wilayah Kediri.

    Motif pembunuhan keji ini terungkap setelah polisi menangkap Antok di Madiun. Dalam pemeriksaan, Antok mengungkap aksi keji dilakukan karena cemburu dan sakit hati terhadap korban yang diakuinya sebagai istri siri.

    Modus kejahatan serupa sebelumnya juga terjadi di beberapa daerah. Beberapa yang menggemparkan, yaitu di Bekasi pada April 2024. Mayat wanita bernama Rini Mariany ditemukan dalam koper di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang. 

    Kasus lainnya pernah terjadi di Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan pada Agustus 2024. Korban seorang wanita bernama Ramla, penjual gorengan keliling, ditemukan tewas dalam koper merah di gudang samping rumah kontrakannya. 

    Modus kejahatan dengan cara mutilasi dalam koper merupakan salah satu bentuk kekerasan sangat mengerikan. Kasus-kasus seperti ini sering kali melibatkan perencanaan yang matang dan pelaku memiliki niat jahat yang mendalam. 

    Berkaca dari kasus-kasus serupa sebelumnya, mutilasi dalam koper biasanya dilakukan untuk menyembunyikan identitas korban dan mempersulit proses penyelidikan. Pelaku berharap dengan memotong-motong tubuh korban dan menyimpannya dalam koper, dapat menghindari deteksi polisi. 

    Modus kejahatan seperti ini menunjukkan kekejaman yang luar biasa dan tidak manusiawi

  • Asal Muasal Koper Merah yang Dipakai Antok Simpan Jasad Uswatun Khasanah – Halaman all

    Asal Muasal Koper Merah yang Dipakai Antok Simpan Jasad Uswatun Khasanah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah koper ikut diperlihatkan saat Ditreskrimum Polda Jatim menggelar konferensi pers terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Uswatun Khasanah, Senin (27/1/2025).

    Koper tersebut berwarna merah dengan aksen garis di sekelilingnya. Koper merah itu berdiri di antara meja dan plastik kresek hitam berisi bubble wrap.

    Tampak ada goresan-goresan di badan koper tersebut. Pada handle koper, terdapat plastik wrap yang tampak mulai memudar.

    Koper merah itu rupanya dipakai tersangka Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok untuk menyimpan jasad Uswatun Khasanah yang telah dibunuhnya.

    Diketahui, Antok membunuh lalu melakukan mutilasi Uswatun Khasanah di sebuah hotel di Kediri, Minggu (19/1/2025).

    Potongan tubuh Uswatun Khasanah lantas disimpan Antok ke dalam koper merah.

    Lalu, darimana ia mendapatkan koper merah tersebut?

    KOPER MERAH: Koper yang digunakan Antok untuk membawa potongan tubuh Uswatun Khasanah saat diperlihatkan dalam konferensi pers di Polda Jatim, Senin (27/1/2025).

    Ternyata, koper merah yang dipakai untuk menyimpan potongan tubuh Uswatun Khasanah adalah koper milik Antok sendiri.

    Koper merah itu pernah dipakai Antok saat bekerja di Korea Selatan. Koper merah tersebut, dulunya dipakai untuk menyimpan pakaian selama di perantauan.

    PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi menjelaskan, koper merah itu disimpan di dalam rumahnya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim). 

    “Itu koper pelaku pribadi. Diambil sendiri sama pelaku,” kata Fauzi, dikutip dari Surya.co.id.

    Rupanya, Antok tak sendirian mengambil koper merah tersebut. Ia ditemani seorang temannya.

    Selain koper merah, ia juga mengambil tali pramuka dan kantong kresek 10 buah pada Senin (20/1/2025) atau satu hari setelah membunuh Uswatun Khasanah.

    Dalam perjalanannya ke hotel usai mengambil koper merah, Antok sempat mampir ke minimarket untuk membeli sebuah pisau yang dipakai untuk memutilasi.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, tersangka sempat mencoba untuk memasukkan tubuh korban ke dalam koper secara utuh, tapi tidak cukup. 

    Hingga akhirnya, ia melakukan mutilasi dengan memotong jasad korban menjadi beberapa bagian pada Selasa (21/1/2025) dini hari.

    Setelah memotong, bagian tubuh korban dimasukkan ke dalam koper, sedangkan bagian-bagian lainnya dimasukkan ke dalam kantong kresek yang berbeda-beda.

    “Setelah itu tersangka merencanakan untuk membuang beberapa potongan baik kepala maupun kaki,” kata Farman, dikutip Tribunnews.com dari Instagram @jatanraspoldajatim, Rabu (29/1/2025).

    Sekitar pukul 05.00 WIB, Antok bersama temannya menggunakan mobil korban membawa koper dan kantong plastik berisi potongan tubuh menuju rumah nenek tersangka di Tulungagung.

    Di rumah itulah, potongan tubuh korban sempat menginap. Sebab tersangka menuju Sidoarjo untuk menjual mobil korban.

    Sekira pukul 08.00 WIB, koper merah yang berisi tubuh korban diberi lakban dan plastik wrap. 

    Lalu, sekitar pukul 18.30 WIB, tersangka mengangkut koper dan plastik berisi potongan tubuh korban ke dalam mobil yang disewanya.

    Sekitar pukul 22.00 WIB, tersangka tiba pada lokasi pembuangan pertama di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Satu jam kemudian, ia menuju lokasi pembuangan kedua di daerah hutan Sampung Jalan Raya Parang, Ponorogo. Di tempat itulah kaki korban dibuang.

    Keesokan harinya, Rabu (22/1/2025) sekitar pukul 19.00 WIB, tersangka membuang kresek berisikan kepala korban di Jalan Raya Desa Gemahharjo, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.

    “Mayat ini sempat nginap di beberapa tempat, di rumah kosong di Tulungagung. Tanggal 21 itu pembuangan tahap pertama, baru dilanjutkan tanggal 22,” ujar Farman.

    Sempat Bekerja di Bagian Packing Barang

    Selain itu, terungkap sisi lain dari Antok yang ternyata pernah bekerja di sebuah pabrik pengemasan barang di Korea Selatan selama 8 tahun.

    Tersangka bekerja di Korea Selatan sebanyak dua kali. Sekali berangkat, tersangka menjalani kontrak kerja selama 4 tahun. 

    “Delapan tahun di Korea, bungkus-bungkus packing. Makanya cara dia packing potong mayat korban sangat rajin dan rapi. Iya kemampuan itu didapatkan selama kerja di Korea,” ujar PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi. 

    Menurut Fauzi, cara pengemasan potongan tubuh korban, terutama bagian kedua kaki dan kepala begitu canggih. Sebab teknik pelapisan plastik begitu rapat dan efisien. 

    Saat menganalisis temuan kantong plastik paket berisi kepala dan kedua kaki korban, Fauzi meyakini tersangka memiliki kemampuan lebih dalam teknik pengemasan (packing). 

    “Sangat rapi. Ketemu kakinya. Sama kayak packing pabrik. Kepalanya juga. Kayak packing paket barang. Bukan seperti orang panik, santai,” ungkapnya. 

    Kini, pelaku tidak hanya dijerat pasal pembunuhan, tetapi juga pencurian terkait mobil milik Uswatun yang dijualnya. 

    Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup. 

    Dengan tindak pidana pembunuhan berencana subsider, pembunuhan lebih subsider penganiayaan berat yang mengakibatkan korban mati, serta pencurian dengan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan korban mati.

    Kronologi Kasus Mayat dalam Koper di Ngawi

    Diketahui, peristiwa pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah diketahui usai penemuan mayat dalam koper merah di Ngawi.

    Jasad korban ditemukan warga di dalam koper yang dibuang di sebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.00.

    Korban ternyata seorang warga Blitar yang berprofesi sebagai Sales Promotion Girl (SPG) kosmetik di Tulungagung.

    Ia adalah seorang janda dengan dua anak. Rupanya, korban dibunuh teman lelakinya yaitu Antok yang ditangkap polisi pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.00 WIB.

    Adapun motif pembunuhan disertai mutilasi itu adalah Antok tak terima dengan ucapan yang dilontarkan korban.

    (Tribunnews.com/Sri Juliati) (Surya.co.id/Luhur Pambudi)

  • Dimutilasi Ketua Silat, Sempat Disimpan di Rumah Nenek

    Dimutilasi Ketua Silat, Sempat Disimpan di Rumah Nenek

    GELORA.CO –  Kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap perempuan bernama Uswatun Khasanah (29) menggegerkan jagat dunia maya.

    Apalagi jasad Uswatun Khasanah tanpa kepala ditemukan dalam koper merah pada Kamis 23 Januari 2025 lalu di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

    Saat ditemukan memang bagian tubuh korban terpisah-pisah tidak ditemukan dalam satu koper saja.

    Pelaku yang merupakan suami siri korban meletakkan jasad kekasihnya itu di dalam koper merah yang sudah terbungkus seperti paket.

    Berikut adalah beberapa informasi terbaru mengenai kasus mutilasi yang mengerikan terhadap seorang wanita di Ngawi, Jawa Timur.

    1. Pelaku Ketua Pesilat

    Ketua Silat bernama Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32) telah secara resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah.

    Antok berasal dari Dusun Banaran, Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    Ia dikenal sebagai tokoh di salah satu perguruan pencak silat di Tulungagung dan juga aktif sebagai anggota LSM yang sering berhubungan dengan kepolisian.

    2. Penyimpanan Jasad di Rumah Nenek

    Antok pernah menitipkan koper besar merah berisi potongan tubuh Uswatun Khasanah di rumah neneknya di Desa Banaran, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

    Hal ini diungkapkan oleh Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, saat menjelaskan bahwa seorang pria terekam dalam video CCTV sedang duduk santai ketika Antok membawa keluar koper merah tersebut.

    Pria tersebut ternyata adalah kerabat Antok yang diminta oleh pelaku untuk membantu membawa jasad korban ke rumah kosong milik neneknya.

    Kemudian jasad korban dibawa untuk menginap di rumah nenek Antok sebelum akhirnya dibuang ke tiga kabupaten di Jawa Timur.

    3. Motif Pembunuhan

    Motif pembunuhan Rohmad Tri Hartanto alias Antok terhadap UK dilandasi oleh rasa cemburu dan sakit hati atas ucapannya yang menyakitkan.

    Antok mengungkap bahwa korban pernah berdoa agar anak Antok kelak menjadi seorang pelacur ketika dewasa.

    Hal ini tentu membuat Antok merasa sangat tersinggung dan terluka.

    Diungkap bahwa korban pernah menyatakan kepada Antok tentang doanya yang tidak pantas tersebut, yang kemudian membuat Antok merasa sakit hati.

    Bahkan korban juga meminta Antok untuk membunuh anaknya karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa Antok memiliki anak lain dari istri sahnya.

    Motif cemburu juga mendorong Antok untuk mengakhiri nyawa UK dengan cara yang sadis.

    Pelaku merasa cemburu setelah melihat UK membawa seorang laki-laki ke dalam kos-kosannya.

    Tindakan tersebut membuat Antok semakin menyiksa dan menghabisi nyawa UK dengan kejam.

    Akibat perbuatannya tersebut, Antok akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP, serta Pasal 365 ayat 3 KUHP.

  • Penyesalan Warga 20 Tahun Lalu Tanah Pesisir Cuma Dijual Rp 2000 Per Meter, Kini Nelayan Jadi Miskin

    Penyesalan Warga 20 Tahun Lalu Tanah Pesisir Cuma Dijual Rp 2000 Per Meter, Kini Nelayan Jadi Miskin

    TRIBUNJATIM.COM – Kini penyesalan barulah dirasakan warga yang telah menjual tanah di pesisir pantai utara Semarang-Demak.

    Makelar tanah berhasil menguasai tanah tersebut dengan dulunya dibeli pada harga yang sangat murah.

    20 tahun yang lalu, warga menjual tanah tersebut dengan harga yang sangatlah murah.

    Hanya Rp 2000 per meter, warga kini terpaksa mendapati kondisi mereka terancam dan bakal kena gusur.

    Warga telah menjual tanah di pesisir pantai utara (pantura) khususnya Semarang-Demak ke para cukong atau makelar dengan harga yang sangat murah.

    Kini mereka dihinggapi rasa khawatir.

    Seperti diungkapkan para nelayan dari Aliansi Rakyat Miskin Semarang-Demak (ARMSD).

    Mereka khawatir tak bisa melaut menyusul adanya dugaan penguasaan wilayah pesisir oleh para cukong maupun korporasi perusahaan.

    Penguasaan para cukong di wilayah Semarang-Demak dilakukan dengan cara membeli tanah musnah dari para warga pesisir.

    Tanah-tanah yang sudah terendam air laut akibat abrasi itu kemudian hendak diubah dengan rencana beragam proyek seperti reklamasi dan pembangunan jalan tol.

    “Kondisi tersebut sebenarnya sudah mulai terjadi seperti yang dialami oleh nelayan pesisir Timbulsloko (Demak) dan Trimulyo (Semarang) yang kesulitan melaut karena pesisirnya tertutup proyek jalan tol,” ujar Koordinator ARMSD , Ahmad Marzuki, Senin (27/1/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.com, Rabu (29/1/2025).

    Marzuki menyebut, kondisi tersebut  kian mengkhawatirkan manakala  pesisir di Demak dan Semarang dikuasainya oleh para pengusaha.

    Pihaknya mengetahui hal itu ketika melihat peta pesisir Semarang-Demak di situs bhumi.atrbpn.go.id yang menunjukkan pesisir di Semarang-Demak sudah dipetak-petakan.

    “Kami tidak tahu apakah itu sama dengan proyek PIK 2 (Pantai Indah Kapuk) di Tangerang sana, tetapi melihat delineasi peta sudah terpetak-petak yang mengkhawatirkan ketika ada pola pembangunan yang menggusur nelayan,” kata nelayan Tambakrejo, Kota Semarang ini.

    Nelayan yang menambatkan perahunya di Kali Sringin hendak menuju ke laut melewati sebuah barat pabrik di sisi barat Kawasan Industri Terboyo, Genuk, Kota Semarang. Mereka kondisinya kian terdesak saat proyek TTLSD mulai dijalankan, Jumat (2/2/2024). (TribunJateng.com)

    Kekhawatiran nelayan di pesisir Semarang-Demak ini diperkuat oleh kajian dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah (Jateng). 

    Hasil kajian Walhi menyebutkan, sejumlah tanah di pesisir pantai utara (pantura) khususnya Semarang-Demak telah dikuasai oleh korporasi melalui pembelian oleh para cukong dengan harga murah meriah yakni Rp 2 ribu sampai Rp 4 ribu permeter pada rentang tahun 2000-2010. 

    Pengusaha berani membelinya karena investasi jangka panjang.

    Buktinya dapat dilihat saat ini yang mana pemerintah dan perusahaan kini kongkalikong mengeringkan daratan melalui proyek tanggul Semarang-Kendal dan Semarang-Demak. 

    Tentu tanah yang dibeli tersebut harganya bakal meroket ketika proyek tersebut direalisasi.

    “Tanah warga yang hilang akibat abrasi dibeli dengan harga sangat murah bisa melonjak harganya sampai 1.000 kali lipat ketika proyek reklamasi dilakukan,” jelas Manajer advokasi dan Kampanye  Walhi  Jateng, Iqbal Alma.

    Iqbal menyebut, belum bisa mengungkap siapa dalang pengusaha yang menguasai pesisir Semarang-Demak.

    Merujuk ke situs bhumi.atrbpn.go.id hanya dapat mengetahui status lahan seperti  Hak Pengelolaan Atas (HPL), Hak Guna Usaha (HGU) dan Sertifikat Hak Milik (SHM). Namun, situs tersebut tak bisa mengungkap status kepemilikannya.

    “Kami sudah meminta data itu dibuka, tapi Badan Pertanahan Nasional (Jawa Tengah) beralasan tidak bisa dengan alasan itu data pribadi atau hanya internal BPN saja yang boleh mengakses,” terangnya.

    Menurut Iabal, ada sejumlah pihak yang ingin bermain dengan memanfaatkan ketidaktahuan warga pesisir yakni membeli tanah musnah dengan harga murah lalu dimanfaatkan untuk proyek-proyek tertentu berimbas buruk ke para nelayan.

    Hal itu bisa terjadi pada rencana proyek reklamasi di pesisir Mangkang-Tugu yang bakal melahap seluas 750 hektare wilayah pesisir.

    “Wilayah pesisir yang dikuasai oleh korporasi bakal berdampak besar terhadap nelayan berupa hilangnya ruang tangkap nelayan dalam mencari ikan,” sambung Iqbal.

    Peneliti pada Yayasan Amerta Air Indonesia , Eka Handriana mengatakan, kondisi nelayan saat ini memang bisa melaut tetapi secara faktual lahan yang dulunya dikuasai nelayan kini telah berpindah tangan ke pengusaha.

    Proses jual beli lahan yang kini telah menjadi lautan akibat abrasi melibatkan sejumlah makelar hingga sarekat atau perangkat desa. Artinya, perusahan-perusahaan tersebut tak terjun secara langsung.

    “Ketika ada proyek reklamasi orang-orang tersebut akan untung, tapi mengkhawatirkan nasib teman-teman nelayan,” ungkapnya yang bergabung juga dalam kelompok ARMSD.

    Eka menilai, lahan-lahan tenggelam milik warga di Semarang-Demak mulai ada rencana perluasan untuk kawasan industri.

    Seperti di Kabupaten Demak rencananya ada proyek Kawasan industri di Kecamatan Sayung. Rencana ini sudah tertuang dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Demak yang terbaru.

    Sedangkan di Kecamatan Tugu, lahan-lahan tenggelam sudah muncul dalam rencana reklamasi yang tercantum dalam RDTRK (Rencana Detil Tata Ruang Kecamatan) Tugu, yang merupakan turunan dari RTRW Kota Semarang.

    Dia meminta, Menteri ATR/BPN membatalkan hak-hak di tanah-tanah tenggelam di Kecamatan Tugu dan Dukuh Timbulsloko, yang telah diajukan dalam skema Reforma Agraria Perkotaan. 

    Namun, tidak berhenti sampai di situ pihaknya juga mengusulkan agar lahan bekas tambak dan sawah yang tenggelam menjadi wilayah tangkap bagi nelayan setempat.

    “Untuk area yang masih ada rumahnya di Dukuh Timbulsloko, supaya dijadikan hak kolektif yang dipegang lembaga warga untuk ditinggali,” tuturnya.

    Koordinator ARMSD , Ahmad Marzuki meminta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN),  Nusron Wahid untuk mencermati data HGB dan SHM di laut di daerah Kecamatan Tugu, Kota Semarang, dan Kampung Timbulsloko, Kabupaten Demak.

    Kemudian membatalkan HGB dan SHM di laut pada kedua area tersebut

    Selanjutnya, menjadikan area laut yang tadinya darat, namun sudah tenggelam karena abrasi sebagai obyek reforma agraria yakni kawasan yang bebas dimanfaatkan oleh siapapun.

    “Pemerintah perlu membebaskannya dari klaim kepemilikan tanah dan hak yang ada di daerah itu, dan menjadikannya sebagai area milik umum untuk dipakai nelayan sebagai area tangkap,” terangnya.

    Iqbal Alma dari Walhi Jateng mengungkapkan, Kementerian terkait untuk segera menghapus status lahan di pesisir Semarang karena itu merupakan hasil dari pembodohan terhadap masyarakat.

    Wilayah itu jangan sampai diprivatisasi yang hanya menguntungkan korporasi maupun orang-orang tertentu. Sebaliknya, wilayah tersebut ditetapkan sebagai wilayah laut kolektif atau wilayah tangkap nelayan.

    “Ketika sudah ditetapkan sebagai wilayah tangkap nelayan maka tidak boleh diganggu tetapi sayangnya nelayan semakin terpinggirkan dengan tidak bisa memanfaatkan laut,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang  (Kabid) Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jawa Tengah, Imam Nawawi mengatakan, kawasan pesisir Semarang-Demak sepertinya banyak yang terkena abrasi sehingga sudah ditetapkan sebagai tanah musnah. “Lebih jelasnya minta penjelasan langsung ke kantah (kantor pertanahan) Semarang dan Demak,” katanya. 

    Imam menambahkan, terkait informasi daftar tanah dan nama pemenang hak sesuai ketentuan memang dikecualikan dari informasi publik. 

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 5 Fakta Aksi Keji Antok Mutilasi Uswatun Khasanah di Ngawi

    5 Fakta Aksi Keji Antok Mutilasi Uswatun Khasanah di Ngawi

    Jakarta

    Polisi mengungkap sederet aksi keji Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32), tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi wanita bernama Uswatun Khasanah (29). Mayat korban ditemukan pertama kali dalam kondisi tanpa kepala dan kaki dalam koper di Ngawi, Jawa Timur (Jatim).

    Seperti dilansir detikJatim, pihak kepolisian mengungkap mayat Uswatun pertama kali ditemukan warga di dalam sebuah koper yang berada di tumpukan sampah di Desa Dapdapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis (23/1/2025). Mayat korban ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan kedua kaki.

    Berikut ini sederet fakta kasus pembunuhan dan mutilasi tersebut:

    Sebar 4 Potongan Tubuh Korban

    Tak lama setelah Antok ditangkap, beberapa potongan tubuh Uswatun lainnya ditemukan di lokasi berbeda. Potongan kedua kaki korban tersebut ditemukan warga di Desa/Kecamatan Sampung, Ponorogo, dalam kondisi terbungkus plastik.

    “Jam 5 pagi tadi, kamar jenazah menerima bungkusan, kresek hitam lebar 28 sentimeter dan panjang 45 sentimeter,” tutur Humas RSUD dr Harjono Sugianto, seperti dilansir detikJatim.

    Selang beberapa jam usai penemuan tersebut, potongan tubuh Uswatun lainnya kembali ditemukan. Kali ini potongan kepala korban tersebut ditemukan di Trenggalek, tepatnya di pinggir jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, sekitar pukul 08.00 WIB.

    Polisi menyebut rentetan peristiwa pembunuhan dan mutilasi Uswatun dimulai sejak Minggu (19/1/2025) hingga Kamis (23/1/2025). Kejinya, mayat korban sempat tertahan atau menginap di rumah kosong milik Antok yang berlokasi di Tulungagung.

    Kemudian, pada Selasa (21/1/2025), tersangka mulai membuang potongan tubuh korban. Sekitar pukul 08.00 WIB koper berisi tubuh korban oleh tersangka diisolasi menggunakan lakban dan plastic wrap. Kemudian koper tersebut diangkut menggunakan mobil Toyota Avanza yang disewa oleh pelaku.

    Motif Sakit Hati dan Cemburu

    Menurut keterangan pelaku kepada polisi, motif membunuh dan memutilasi korban karena sakit hati dan cemburu. Latar belakang tersangka sakit hati dan cemburu karena merasa korban pernah memasukkan seorang laki-laki ke dalam kamar kosannya.

    “Motifnya sakit hati dan cemburu karena tersangka merasa korban pernah memasukkan laki-laki lain dalam kosannya,” ujar Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman, seperti dilansir detikJatim, Senin (27/1/2025).

    Selain itu, Antok juga berdalih dirinya kesal dengan Uswatun yang kerap meminta uang kepadanya. “Ya minta-minta, cuman minta-minta uang gitu. (tapi) Paling kuat cemburu,” ungkap Antok dalam video pengakuannya yang diterima detikJatim, Selasa (28/1/2025).

    Mengaku Sebagai Suami Korban

    Selain itu, polisi juga mengungkap tersangka ternyata bukan merupakan suami siri korban. Polisi menyebutkan tersangka mengaku suami siri demi mengelabui orang di sekitarnya. “Faktanya tidak. Berhubungan sudah 3 tahun,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman.

    “Kita temukan yang bersangkutan sering berhubungan dengan korban. Untuk mengelabui yang bersangkutan tidak dicurigai, mengaku sebagai suami siri,” lanjut dia.

    Alasan Bunuh Korban di Hotel

    Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengungkapkan, Antok sudah merencanakan pembuhan terhadap Uswatun. Untuk itu, tersangka mengajak korban check-in pada malam hari di Hotel Kediri hingga berujung pembunuhan.

    “Pelaku mengajak korban check-in pada malam hari. Terjadi percekcokan hingga akhirnya korban dicekik sampai meninggal dunia,” ungkap Farman.

    Dalam video pengakuannya, tersangka Antok mengaku sengaja memilih hotel sebagai lokasi eksekusi. Terkait alasan memilih hotel sebagai lokasi pembunuhan, Antok menilai hotel lebih aman dijadikan lokasi pembunuhan dan mutilasi.

    “Iya (dieksekusi di hotel). Tujuannya ke Kediri kan mau hotel itu, biar aman lah,” kata Antok dalam video yang diterima detikJatim, Selasa (28/1/2025).

    Mutilasi Korban Pakai Pisau Buah

    Tersangka memutilasi tubuh korban dengan pisau buah yang sempat digunakan ibunya untuk memasak. Kepada penyidik, Antok mengaku menggunakan pisau yang dibelinya di minimarket tersebut untuk memutilasi Uswatun.

    “Pengakuan tersangka pisau itu setelah dipakai untuk melakukan mutilasi, sempat dibawa pulang dan diserahkan ke ibu, sempat dibuat masak-masak juga itu,” kata Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman di Surabaya, Selasa (28/1/2025).

    Namun, Farman menegaskan penyidik tidak langsung percaya dengan pengakuan Antok tersebut. Sejumlah upaya dilakukan untuk membuktikan bahwa pisau bergagang hijau itu digunakan untuk memutilasi korban. Untuk itu, pihak kepolisian meminta bantuan forensik.

    (wia/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Wati Lega, Harga Bumbu Dapur di Pasar Kendal Berangsur Turun Sepekan Terakhir

    Wati Lega, Harga Bumbu Dapur di Pasar Kendal Berangsur Turun Sepekan Terakhir

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Sejumlah harga bumbu dapur di pasar tradisional Kendal mengalami penurunan sejak sepekan terakhir.

    Sebelumnya harga bumbu dapur di pasaran membuat pedagang warung makan mengeluh.

    Harga cabai setan tembus Rp 80 ribu per kilogram, diikuti harga cabai teropong hijau yang mencapai Rp 25 ribu per kilogram. 

    Harga bawang merah besar mencapai Rp 32 ribu per kilogram, sedangkan harga bawang putih masih stabil di kisaran Rp 38 ribu per kilogram.

    Pemilik warung makan, Wati menuturkan dirinya sempat bimbang menjaga kepercayaan pelanggan.

    Akan tetapi, Wati akhirnya tidak menaikkan harga menu makan, dan lebih memilih mengurangi sedikit porsinya.

    “Kalau saya hanya dikurangi sedikit saja, daripada menaikkan harga ditakutkan pelanggan pergi,” katanya, Selasa (28/1/2025).

    Keputusan Wati untuk tidak menaikkan harga menu makanan terbukti tepat. Selang sepekan kemudian, harga bumbu dapur berangsur turun.

    Harga cabai setan saat ini menjadi Rp 70 ribu per kilogram, disusul cabai teropong hijau yang dijual di pasar seharga Rp 22 ribu per kilogram.

    Penurunan harga juga terjadi pada bawang merah besar yang kini menjadi Rp 26 ribu. 

    Harga telur ayam horn yang semula Rp 30 ribu per kilogram, juga ikut turun menjadi Rp 26 ribu.

    “Sekarang sudah turun harganya, saya lega. Tapi sebenarnya kenaikan itu hal biasa kalau naiknya tidak terlalu tinggi ya,” sambungnya.

    Pedagang di pasar Kendal, Yati tak memungkiri beberapa penurunan harga komoditas bumbu dapur membuatnya ikut lega.

    Ia berharap, harga kebutuhan pokok maupun bumbu dapur tetap stabil agar tidak membebankan.

    “Ya memang masih ada beberapa harga komoditas yang tinggi, tapi itu masih dalam batas normal,”

    “Yang penting bagi pedagang maupun pembeli, harganya tidak naik terlalu tinggi, dan stok tetap aman.” imbuhnya. (ags) 

     

  • Touring via Pantura saat Long Weekend, Masih Sepi Bak Radiator Springs?

    Touring via Pantura saat Long Weekend, Masih Sepi Bak Radiator Springs?

    Jakarta

    Jalur Pantai Utara (Patura) menjadi rute yang dilalui para bikers yang hendak lintas ke Timur pulau Jawa. Bagaimana kondisinya saat memasuki musim liburan panjang alias long weekend?

    Tim redaksi detikOto mengadakan agenda touring dari Depok, Bekasi menuju Magelang. Perjalanan dimulai sejak Sabtu (25/1/2025) pagi dengan titik kumpul di daerah Tambun.

    Berdasarkan pengalaman kami. Jalan Pantura terasa sepi, pemotor pun lebih sering berbagi jalan dengan angkutan barang seperti truk.

    Kami sengaja melakukan perjalanan pagi, sebab digadang-gadang jalur Pantura dari Bekasi hingga Tegal masih ditemukan jalur berlubang.

    Sekitar Camiang dan Patokbeusi, tim detikcom pertama kali menemukan adanya restoran yang tutup. Bahkan, saat ini bangunan bekas restoran itu ditinggalkan begitu saja dan tidak terawat.

    Perjalanan pun berlanjut, saat masuk ke Indramayu, dulu ada RM Pringsewu di Eretan Kulon tapi kini sudah tutup permanen.

    Masih di sepanjang jalan tersebut, terlihat papan nama RM Pesona Laut hingga RM Abah Pantura. Tapi di jejeran Eretan Kulon, dulu juga hadir RM Laut Indah. Kini hanya tersisa bekas bangunan restoran saja.

    RM Laut Indah Foto: Ridwan Arifin

    Mayoritas yang melintas di Jalur Pantura dari Kendal hingga Weleri kebanyakan adalah kendaraan besar. Belakangan juga muncul isu bahwa para supir truk lebih memilih Pantura lantaran Tarif Tol Trans Jawa terlampau mahal.

    Meski begitu, kami sempat bertemu beberapa grup touring yang hendak melakukan perjalanan menuju Magelang, Jogja, dan Dieng.

    Jalur Pantura memang lebih ramai saat musim liburan. Namun dipenuhi oleh pemotor yang melakukan touring berpelat dari Jabodetabek, dan Bandung.

    Tempat beristirahat sampai rumah makan pinggir jalan terlihat sepi. Tak jarang malah kebanyakan kendaraan truk yang berjejer parkir di pinggir jalan.

    Mungkinkah popularitas Pantura sirna layaknya Radiator Springs seperti di film animasi Cars? Digadang-gadang ketenaran itu Pantura lantaran kalah pamor dari Tol Trans Jawa, jalan tol yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya.

    Jalur berlubang

    Benar saja di sepanjang jalur Pantura begitu mudahnya menemukan jalan rusak dan bergelombang. Apalagi area jalan sebelah kanan pada wilayah Cirebon, Brebes, dan Indramayu. Bukan hanya daerah itu saja, lubang-lubang yang mengejutkan juga ditemukan saat melintasi Batang-Pekalongan, termasuk Alas Roban.

    Selain itu, pengendara motor harus berbagi jalan dengan kendaraan besar seperti truk. Ada beberapa area jalan yang membuat motor terasa bergoyang alias tidak stabil.

    Tim detikOto menggunakan motor saat melintasi Alas Roban di malam hari. Bagaimana situasinya? kondisi Jalan Baru Alas Roban cenderung lengang pada Sabtu (25/1/2025). Minimnya penerangan juga membuat Alas Roban rawan akan kecelakaan lalu lintas, belum lagi ada lubang di jalan tidak terlihat.

    Dikutip dari Antara, Pejabat Pembuat Komitmen 1.2 Provinsi Jawa Tengah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – DIY Christianto Yudha di Batang, Rabu, mengatakan bahwa fenomena kerusakan jalan pantura kini sudah cukup memprihatinkan sehingga perlu dilakukan penambalan.

    “Saat curah hujan deras, kemunculan lubang jalan di pantura bisa mencapai 100 lubang hingga 200 lubang sehingga bisa menjadi ancaman serius keselamatan pengendara,” katanya.

    Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan dua tim tambal jalan untuk menanggulangi kerusakan jalan berlubang di jalur pantura itu.

    “Kami menyediakan sekitar 2.000 ton aspal untuk menambal lubang. Akan tetapi, umur tambalan dari aspal ini pendek apalagi jika terus diguyur hujan deras,” katanya.

    Ia mengatakan ada dua faktor utama yang menyebabkan lubang-lubang jalan di pantura terus bermunculan yaitu tingginya curah hujan yang merusak struktur aspal dan beratnya beban muatan (Over Dimension Over Load (ODOL) yang melintas di jalur pantura.

    (riar/din)

  • Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Ngawi (beritajatim.com) – Jalan penghubung utama Ngawi-Magetan, Jawa Timur, mengalami longsor dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga sore pada Senin (27/1/2025). Seluruh kendaraan yang melintas diwajibkan untuk berhati-hati.

    Longsor ini terjadi di Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Selasa (28/01/2025) siang hari. Bahu jalan sepanjang lebih dari 50 meter longsor ke jurang dengan kedalaman mencapai 30 meter.

    Jalan alternatif tersebut kini hanya bisa dilewati secara bergantian, sehingga pengendara yang melintas harus ekstra waspada. Untuk mencegah kecelakaan, warga setempat telah memasang rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi longsor, terlebih karena jalur ini berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan yang menurun.

    Salah seorang warga, Saifudin, menyampaikan bahwa kejadian ini berlangsung tiba-tiba setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    “Saat itu hujan deras sejak pagi, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dan jalan ini longsor ke jurang. Panjang area longsornya cukup besar,” ujar Saifudin.

    Sementara itu, Harnowo, perangkat Desa Karanggupito, menjelaskan bahwa retakan kecil di jalan tersebut sebenarnya sudah terlihat sebelum kejadian.

    “Hujan deras terus menerus menyebabkan tanah tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi longsor sepanjang 50 meter dengan kedalaman 30 meter. Padahal, jalan ini adalah penghubung penting antara Ngawi dan Magetan,” kata Harnowo.

    Warga dan para pengguna jalan mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan. Mereka khawatir kondisi longsor akan semakin parah mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi. [fiq/beq]