Melihat Persiapan Pasar Dugderan Semarang, Tradisi yang Dinanti Masyarakat Jelang Ramadhan
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
–
Dugderan
merupakan salah satu tradisi menyambut bulan Ramadhan di Kota Semarang.
Pasar
Dugderan
ini akan berlangsung dari 17-26 Februari 2025 di sepanjang Jalan Agus Salim Semarang. Mulai dari pertigaan Hotel Metro Park View Kota Lama
Semarang
hingga pertigaan SJC Matahari.
Pada Minggu (16/2/2025), para pedagang tampak sibuk mempersiapkan barang-barang dagangan di lapaknya.
Mulai dari pedagang permainan tradisional, gerabah, sepatu, baju, hingga berbagai kuliner.
Tak hanya itu, wahana permainan Pasar Malam seperti
bianglala
,
ombak banyu
, dan
kora-kora
juga mulai disusun.
Salah satu pedagang
Pasar Dugderan
, Jarot (52), mengatakan, dirinya sudah mempersiapkan barang dagangan untuk dijualkan di Pasar Dugderan sejak satu bulan lalu.
KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara Salah satu pedagang di Pasar Dugderan Semarang, Jarot, sedang menyipakan barang dagangannya, Minggu (16/2/2025).
Dirinya mengaku datang dari Boja, Kendal untuk menjual berbagai permainan tradisional. Di antaranya, pecut, barongan, wayang, blangkon, dan masih banyak lagi.
“Sudah sering jualan di Pasar Dugderan, mungkin sudah 5 tahun ada. Penjual yang ada di sini dari mana-mana, ada Gunungkidul, Jepara, Magelang, banyak. Soalnya ini event tradisi Semarang menyambut Ramadhan,” ucap Jarot kepada
Kompas.com
, Minggu (16/2/2025).
Jarot menyebutkan, ada sedikit perbedaan antara Pasar Dugderan 2025 dengan tahun sebelumnya. Yaitu diizinkannya kembali adanya wahana permainan Pasar Malam di Pasar Dugderan.
“Tahun kemarin tidak ada izin dari Wali Kota dengan adanya wahana Pasar Malam, jadi ada penurunan. Tapi tahun ini ada lagi, karena daya tariknya di situ. Semoga semakin ramai,” tutur dia.
Lebih jelas Jarot mengatakan, di Pasar Dugderan ini terdapat sekira 100 lebih pedagang yang menjual berbagai macam barang dan kuliner.
Sehingga dirinya berharap, Pasar Dugderan tahun ini bisa lebih ramai dan dan banyak pengunjung yang datang ke sini untuk menyambut bulan suci Ramadan.
“Harapannya semoga laris, banyak pengunjung, dan ekonominya semakin membaik,” ucap Jarot.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang kurma di Pasar Dugderan, Yuli (49).
Dirinya menyebutkan, masyarakat Kota Semarang tampak bersemangat menyambut Ramadhan.
Hal tersebut bisa terlihat dari geliat pembeli yang mampir di lapaknya.
“Ini mau
dugderan
, jadinya banyak yang mampir beli buat persiapan bulan puasa,” ucap Yuli.
Di lapaknya yang terletak di seberang Pasar Johar itu Yuli menjualkan berbagai jenis kurma. Seperti kurma Tunisia, Madinah, Mesir, Green Valley, dan masih banyak lagi.
Kendati demikian Yuli berharap, Pasar
Dugderan
tahun ini bisa lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Pendapatannya kalau sekarang masjh belum stabil, nanti kalau sudah Ramadan bisa terlihat. Senang ada Dugderan, semoga tambah ramai,” pungkas Yuli.
Setelah Pasar Dugderan, nantinya akan ada kirab
Dugderan
yang dilaksanakan pada Jumat (28/2/2025) yang dimulai dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Kauman Semarang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kendal
-
/data/photo/2024/03/09/65ec3b7b740e5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Melihat Persiapan Pasar Dugderan Semarang, Tradisi yang Dinanti Masyarakat Jelang Ramadhan Regional 16 Februari 2025
-

Denny Butuh Waktu 45 Menit Lepas Ban Mobil Incarannya, 2 Bulan 7 Kali Beraksi, Ditangkap di Kendal
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Cuma butuh waktu sekira 45 menit, Denny Zain Iman Saputra (32) ini untuk melepas ban mobil yang menjadi targetnya.
Dari pengakuannya, maling spesialis ban mobil ini telah beraksi di Kota Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang.
Denny sudah beraksi sebanyak tujuh kali dalam dua bulan terakhir ini.
Selama melakukan aksinya, warga Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang ini memperoleh keuntungan Rp16 juta.
“Saya beraksi sendiri di tujuh lokasi dalam kurun waktu 2 bulan.”
“Ban mobil hasil curian saya jual di Jalan Hasanudin Semarang.”
“Satu set ban Rp2 juta,” beber Denny, Jumat (14/2/2025).
Dalam setiap beraksi, Denny hanya berbekal dongkrak, kunci kendaraan untuk melepas ban, dan batako untuk mengganjal kendaraan.
Tersangka mengaku, membutuhkan waktu setidaknya 45 menit hingga satu jam untuk melepas satu set ban mobil.
Dia selama beraksi hanya gagal satu kali karena ada warga yang melintas.
Padahal dua ban truk sudah lepas.
“Ya kabur tinggalkan ban karena ada orang,” terangnya.
Kepolisian menangkap tersangka karena kasusnya sempat viral di media sosial pada Desember 2024.
Kala itu, tersangka mencuri empat ban mobil yang kemudian mobil diganjal menggunakan batako di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dan Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Tim Jatanras Polrestabes Semarang yang melakukan penyelidikan pun menangkap Denny pada Kamis 6 Februari 2025 di Kecamatan Boja.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena menyebut, tersangka beraksi di Kota Semarang meliputi Kecamatan Mijen, Ngaliyan, dan Tugu.
Tiga aksi lainnya di Kabupaten Kendal tepatnya di Kecamatan Boja.
“Sisanya di Ungaran, Kabupaten Semarang,” katanya.
Tersangka dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
“Barang bukti yang disita yaitu velg, dongkrak, batako, dan mobil yang digunakan pelaku,” tandasnya. (*)
-

2 Bulan Sudah 7 Kali Curi Ban Mobil, Pelaku Ditangkap di Boja Kendal, Hasil Curian Dijual Rp2 Juta
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Denny Zain Iman Saputra (32) maling spesialis ban mobil yang telah beraksi di Kota Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Semarang, akhirnya ditangkap.
Denny sudah beraksi sebanyak tujuh kali dalam dua bulan terakhir ini.
Selama melakukan aksinya, warga Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang ini memperoleh keuntungan Rp16 juta.
“Saya beraksi sendiri di tujuh lokasi dalam kurun waktu 2 bulan.”
“Ban mobil hasil curian saya jual di Jalan Hasanudin Semarang.”
“Satu set ban Rp2 juta,” beber Denny, Jumat (14/2/2025).
Dalam setiap beraksi, Denny hanya berbekal dongkrak, kunci kendaraan untuk melepas ban, dan batako untuk mengganjal kendaraan.
Tersangka mengaku, membutuhkan waktu setidaknya 45 menit hingga satu jam untuk melepas satu set ban mobil.
Dia selama beraksi hanya gagal satu kali karena ada warga yang melintas.
Padahal dua ban truk sudah lepas.
“Ya kabur tinggalkan ban karena ada orang,” terangnya.
Kepolisian menangkap tersangka karena kasusnya sempat viral di media sosial pada Desember 2024.
Kala itu, tersangka mencuri empat ban mobil yang kemudian mobil diganjal menggunakan batako di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal dan Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Tim Jatanras Polrestabes Semarang yang melakukan penyelidikan pun menangkap Denny pada Kamis 6 Februari 2025 di Kecamatan Boja.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena menyebut, tersangka beraksi di Kota Semarang meliputi Kecamatan Mijen, Ngaliyan, dan Tugu.
Tiga aksi lainnya di Kabupaten Kendal tepatnya di Kecamatan Boja.
“Sisanya di Ungaran, Kabupaten Semarang,” katanya.
Tersangka dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
“Barang bukti yang disita yaitu velg, dongkrak, batako, dan mobil yang digunakan pelaku,” tandasnya. (*)
-

Duel Maut di Semarang Menewaskan Pelajar, Bermula Saling Tantang Via Instagram – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengamankan Muhammad Rizki (18), warga Sendang Mulyo, Tembalang, Kota Semarang yang terlibat dalam duel maut di Jalan Barito, depan SMK Dr. Cipto, Semarang Timur, Rabu (12/2/2025) pukul 19.00 WIB.
Rizki terlibat duel menggunakan celurit corbek melawan APW (17), warga Kebonharjo, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Korban APW meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka berdua itu sama-sama pelajar SMK, tapi dari sekolah yang berbeda. Mereka saling tantang via Instagram,” kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/2/2025).
Syahduddi mengatakan, duel bermula ketika tersangka mengirim pesan lewat DM Instagram kepada korban pada Rabu (12/2) pukul 16.00 WIB.
Pesan tersebut berisi tantangan duel dan korban menerima tantangan itu dan sepakat untuk bertarung.
“Korban dan tersangka berasal dari dua SMK yang sering terlibat tawuran.
Mereka akhirnya janjian untuk berkelahi satu lawan satu,” ujarnya.
Keduanya sepakat membawa senjata tajam dan menentukan lokasi duel.
Sepanjang perjalanan ke lokasi, mereka terus berkomunikasi via DM Instagram untuk saling mengabarkan posisi.
Saat tiba di lokasi, korban datang bersama dua temannya, sementara tersangka hanya didampingi satu temannya.
“Sebelum berkelahi, mereka saling mengadu senjata tajam atau ‘tos’ sebagai tanda setuju pertarungan,” lanjutnya.
Perkelahian berlangsung dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, terjadi empat kali adu senjata tajam, salah satunya mengenai jari korban.
Setelah itu, mereka kembali melakukan “tos” senjata dan melanjutkan pertarungan.
Pada tahap kedua, terjadi lagi empat kali sabetan celurit, salah satunya mengenai pinggang kiri korban.
Korban mundur kesakitan, lalu teman-temannya maju untuk menyelamatkannya.
Duel tersebut berlangsung kurang lebih dua menit.
“Tersangka berhenti menyerang korban, lalu bersalaman dengan salah satu teman korban sebagai tanda pertarungan selesai,” jelas Syahduddi.
Setelah kejadian, tersangka melarikan diri ke rumah temannya di Slawi, Kabupaten Tegal.
Namun, polisi berhasil menangkapnya saat kembali ke Semarang, tepatnya di Cepiring, Kendal, Kamis (13/2/2025) pukul 16.00 WIB.
“Keduanya, baik korban maupun tersangka, tidak terindikasi mengonsumsi alkohol atau narkoba saat berkelahi,” ungkapnya.
Korban mengalami luka parah di punggung yang menembus paru-paru serta luka sabetan di pinggang kiri.
Korban akhirnya meninggal dunia setelah beberapa jam menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara,” tutup Syahduddi. (Tribun Jateng/Iwan Arifianto)
-

Video 2 Menit Duel Maut Semarang Tewaskan Pelajar Asal Kebonharjo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Berikut ini video 2 Menit Duel Maut Semarang Tewaskan Pelajar Asal Kebonharjo
Polisi menangkap Muhammad Rizki (18), warga Sendang Mulyo, Tembalang, Kota Semarang, yang terlibat dalam duel maut di Jalan Barito, depan SMK Dr. Cipto, Semarang Timur, Rabu (12/2/2025) pukul 19.00 WIB.
Rizki berduel satu lawan satu menggunakan celurit corbek melawan APW (17), warga Kebonharjo, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Korban APW meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka berdua itu sama-sama pelajar SMK, tapi dari sekolah yang berbeda. Mereka saling tantang via Instagram,” kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/2/2025).
Syahduddi menjelaskan bahwa duel bermula ketika tersangka mengirim pesan lewat DM Instagram kepada korban pada Rabu (12/2) pukul 16.00 WIB.
Pesan tersebut berisi tantangan duel.
Korban menerima tantangan itu dan sepakat untuk bertarung.
“Korban dan tersangka berasal dari dua SMK yang sering terlibat tawuran. Mereka akhirnya janjian untuk berkelahi satu lawan satu,” ujarnya.
Keduanya sepakat membawa senjata tajam dan menentukan lokasi duel.
Sepanjang perjalanan ke lokasi, mereka terus berkomunikasi via DM Instagram untuk saling mengabarkan posisi.
Saat tiba di lokasi, korban datang bersama dua temannya, sementara tersangka hanya didampingi satu temannya.
“Sebelum berkelahi, mereka saling mengadu senjata tajam atau ‘tos’ sebagai tanda setuju pertarungan,” lanjutnya.
Perkelahian berlangsung dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, terjadi empat kali adu senjata tajam, salah satunya mengenai jari korban.
Setelah itu, mereka kembali melakukan “tos” senjata dan melanjutkan pertarungan.
Pada tahap kedua, terjadi lagi empat kali sabetan celurit, salah satunya mengenai pinggang kiri korban.
Korban mundur kesakitan, lalu teman-temannya maju untuk menyelamatkannya.
Duel tersebut berlangsung kurang lebih dua menit.
“Tersangka berhenti menyerang korban, lalu bersalaman dengan salah satu teman korban sebagai tanda pertarungan selesai,” jelas Syahduddi.
Setelah kejadian, tersangka melarikan diri ke rumah temannya di Slawi, Kabupaten Tegal.
Namun, polisi berhasil menangkapnya saat kembali ke Semarang, tepatnya di Cepiring, Kendal, Kamis (13/2/2025) pukul 16.00 WIB.
“Keduanya, baik korban maupun tersangka, tidak terindikasi mengonsumsi alkohol atau narkoba saat berkelahi,” ungkapnya.
Korban mengalami luka parah di punggung yang menembus paru-paru serta luka sabetan di pinggang kiri.
Korban akhirnya meninggal dunia setelah beberapa jam menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara,” tutup Syahduddi.
-

Duel Maut di Semarang, Pelajar Tewas Usai Ditantang Duel via Instagram
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Polisi menangkap Muhammad Rizki (18), warga Sendang Mulyo, Tembalang, Kota Semarang, yang terlibat dalam duel maut di Jalan Barito, depan SMK Dr. Cipto, Semarang Timur, Rabu (12/2/2025) pukul 19.00 WIB.
Rizki berduel satu lawan satu menggunakan celurit corbek melawan APW (17), warga Kebonharjo, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Korban APW meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
“Mereka berdua itu sama-sama pelajar SMK, tapi dari sekolah yang berbeda. Mereka saling tantang via Instagram,” kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/2/2025).
Syahduddi menjelaskan bahwa duel bermula ketika tersangka mengirim pesan lewat DM Instagram kepada korban pada Rabu (12/2) pukul 16.00 WIB.
Pesan tersebut berisi tantangan duel.
Korban menerima tantangan itu dan sepakat untuk bertarung.
“Korban dan tersangka berasal dari dua SMK yang sering terlibat tawuran. Mereka akhirnya janjian untuk berkelahi satu lawan satu,” ujarnya.
Keduanya sepakat membawa senjata tajam dan menentukan lokasi duel.
Sepanjang perjalanan ke lokasi, mereka terus berkomunikasi via DM Instagram untuk saling mengabarkan posisi.
Saat tiba di lokasi, korban datang bersama dua temannya, sementara tersangka hanya didampingi satu temannya.
“Sebelum berkelahi, mereka saling mengadu senjata tajam atau ‘tos’ sebagai tanda setuju pertarungan,” lanjutnya.
Perkelahian berlangsung dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, terjadi empat kali adu senjata tajam, salah satunya mengenai jari korban.
Setelah itu, mereka kembali melakukan “tos” senjata dan melanjutkan pertarungan.
Pada tahap kedua, terjadi lagi empat kali sabetan celurit, salah satunya mengenai pinggang kiri korban.
Korban mundur kesakitan, lalu teman-temannya maju untuk menyelamatkannya.
Duel tersebut berlangsung kurang lebih dua menit.
“Tersangka berhenti menyerang korban, lalu bersalaman dengan salah satu teman korban sebagai tanda pertarungan selesai,” jelas Syahduddi.
Setelah kejadian, tersangka melarikan diri ke rumah temannya di Slawi, Kabupaten Tegal.
Namun, polisi berhasil menangkapnya saat kembali ke Semarang, tepatnya di Cepiring, Kendal, Kamis (13/2/2025) pukul 16.00 WIB.
“Keduanya, baik korban maupun tersangka, tidak terindikasi mengonsumsi alkohol atau narkoba saat berkelahi,” ungkapnya.
Korban mengalami luka parah di punggung yang menembus paru-paru serta luka sabetan di pinggang kiri.
Korban akhirnya meninggal dunia setelah beberapa jam menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara,” tutup Syahduddi.
-

Kronologi Penangkapan Maling Spesialis Ban Mobil, Beraksi 7 Kali di Kendal, Semarang dan Ungaran
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Polisi menangkap Denny Zain Iman Saputra (32) maling spesialis ban mobil yang telah beraksi di Kota Semarang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.
Tersangka telah beraksi sebanyak tujuh kali selama dua bulan terakhir.
Selama melakukan pencurian, warga Ngaliyan Kota Semarang itu memperoleh keuntungan sebanyak Rp16 juta.
“Saya beraksi sendiri di 7 lokasi dalam kurun waktu 2 bulan. Ban hasil curian saya jual di Jalan Hasanudin Semarang. Satu set ban dijual Rp 2 juta,” beber tersangka Denny saat konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/2/2025).
Dalam setiap aksinya, Denny hanya berbekal dongkrak, kunci kendaraan untuk melepas ban, dan batako untuk mengganjal kendaraan.
Tersangka mengaku, membutuhkan waktu setidaknya 45 menit hingga satu jam untuk melepas satu set ban mobil.
Dia selama beraksi hanya gagal satu kali karena ada warga yang melintas. Padahal dua ban truk sudah lepas. “Ya kabur tinggalkan ban karena ada orang,” terangnya.
Kepolisian menangkap tersangka karena kasusnya sempat viral di media sosial pada Desember 2024.
Kala itu, tersangka mencuri empat ban mobil yang kemudian mobil diganjal dengan batako di Boja, Kabupaten Kendal dan Mijen, Kota Semarang
Tim Jatanras Polrestabes Semarang yang melakukan penyelidikan berhasil menangkap Denny pada Kamis 6 Februari 2025 di daerah Boja.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena menyebut, tersangka beraksi di Kota Semarang meliputi Mijen, Ngaliyan, dan Tugu.
Tiga aksi lainnya di Kendal tepatnya Boja.
“Sisanya di Ungaran, Kabupaten Semarang,” katanya.
Tersangka dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. “Barang bukti yang diamankan yaitu velg, dongkrak, batako, dan mobil yang digunakan pelaku,” tandasnya. (Iwn)
-

Tradisi Grebeg Sumpil Mengenang Wali Hasan Abdullah di Kaliwungu
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL — Masyarakat Desa Kutoharjo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, masih mempertahankan warisan tradisional berupa kirab Grebeg Sumpil sebagai bentuk penghormatan, dan rasa syukur terhadap peran tokoh penyebar ajaran Islam di Kaliwungu.
Grebeg Sumpil merupakan tradisi berupa arak-arakan masakan khas Kaliwungu, yakni nasi yang dibungkus daun bambu dengan lauk sambal kelapa. Nasi tersebut kemudian dibuat dalam bentuk gunungan, dan diarak keliling kampung diiringi pawai budaya.
Sebelum diarak, prosesi grebeg diawali pembacaan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwojo.
Tradisi Grebeg Sumpil ini dilaksanakan warga sekaligus menyambut datangnya bulan puasa, dengan harapan bisa menjalankan ibadah dengan baik.
Warga pun rela berdesak-desakan untuk berebut gunungan tersebut yang dipercaya membawa keberkahan. Tak sampai semenit, ratusan bungkus sumpil ludes dalam kerumunan massa.
Selain berebut sumpil, warga juga berebut gunungan hasil bumi dan jajan pasar yang ikut diarak.
Warga Kaliwungu, Afif mengatakan dirinya selalu menantikan tradisi itu setiap tahunnya. Ia percaya, terdapat beribu keberkahan dari sebungkus sumpil.
“Setiap tahun selalu ada, alhamdulillah tadi bisa dapat sumpilnya meskipun harus berdesak-desakan,” kata Afif seusai mengikuti Grebeg Sumpil di sekitar kompleks makam Eyang Pakuwojo, Minggu (9/2/2025) sore.
Afif menuturkan, sumpil bercita rasa asin, pedas dari perpaduan sambal kelapa yang dibungkus terpisah.
“Rasanya enak, cara makannya kayak ketupat. Terus yang istimewa itu lauknya cuma sambal kelapa saja, tapi sangat nikmat,” tuturnya.
Pengurus makam Eyang Pakuwojo, Muhammad Mustofa menjelaskan, tradisi ini sudah berlangsung sejak 14 tahun silam. Meskipun telah beralih generasi, pihaknya tetap menyelenggarakan tradisi ini sebagai warisan leluhur yang harus dijaga.
“Setiap menjelang puasa, warga Desa Kutoharjo menggelar acara ini sebagai haul ruwahan. Ini murni keinginan masyarakat untuk menghormati para penyebar ajaran islam di Kaliwungu, terutama Eyang Pakuwojo,” kata Mustofa.
Mustofa menerangkan, antusias masyarakat tak pernah berkurang meskipun setiap tahun dilakukan tradisi Grebeg Sumpil. “Alhamdulillah antusias warga selalu ramai menyambut tradisi ini,” paparnya.
Juru kunci makam, Sobirin menambahkan sumpil adalah makanan khas masyarakat Kaliwungu yang terbuat dari beras semacam ketupat berbentuk kotak dibungkus daun kelapa.
Menurutnya, sumpil memiliki makna rasa pasrah terhadap takdir kehidupan yang telah digariskan. “Sumpil itu artinya Sumelehno uripmu marang Pangeran ingkang Langgeng,” tandasnya. (Agus Salim)

