kab/kota: Kembangan

  • Polisi turun tangan selidiki Pertalite tercampur solar di SPBU Kembangan

    Polisi turun tangan selidiki Pertalite tercampur solar di SPBU Kembangan

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mendalami insiden dugaan tercampurnya bahan bakar minyak (BBM) solar dengan Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat yang menyebabkan mogoknya sepeda motor sejumlah pengendara.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung menyebutkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab pasti insiden tersebut.

    “Kami sudah turunkan tim untuk lakukan pemeriksaan di lokasi. Selain itu, pihak manajemen SPBU juga kami panggil untuk dimintai keterangan dan dilakukan proses BAP,” kata Arfan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Penyelidikan itu tetap tetap dilakukan, kendati pun pihak manajemen SPBU telah mengonfirmasi tercampurnya BBM solar dengan Pertalite disebabkan oleh kelalaian petugas.

    “Ada dugaan bahwa terjadi kesalahan pengisian bahan bakar yang dilakukan pegawai SPBU. Seharusnya BBM solar diisi ke dalam tangki tanam BBM jenis solar ini salah masuk ke tangki Pertalite,” kata Arfan.

    Saat ini lokasi SPBU tersebut telah diberi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

    Pihak kepolisian juga tengah berkoordinasi dengan Pertamina dan pihak SPBU untuk menyelidiki adanya unsur kelalaian atau pidana dalam peristiwa ini.

    Pihaknya pun telah memanggil lebih dari tiga orang saksi, termasuk manajer dan supervisor SPBU.

    “Saksi-saksi seperti petugas pada saat itu, manajer, supervisor. Kami periksa dari pagi pukul 10.00 WIB, belum bisa dipastikan sampai jam berapa,” ujar Arfan.

    Jika terbukti ada unsur kelalaian, kata Arfan, bisa dikenakan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

    Hingga pukul 12.08 WIB, pihak SPBU belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
    Hal itu lantaran manajemen SPBU sedang tidak berada di lokasi.

    Operasional SPBU itu juga ditutup, sehingga banyak pengendara yang akhirnya putar balik dan tak jadi mengisi bahan bakar minyak (BBM).

    Sebelumnya diberitakan, Pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat menyampaikan bahwa mogoknya sepeda motor sejumlah pengendara usai mengisi bahan bakar di SPBU itu disebabkan kelalaian petugas.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM (bahan bakar minyak) Biosolar masuk ke Pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus di lokasi, Senin (4/8).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi panggil pihak SPBU Kembangan soal pertalite tercampur solar

    Polisi panggil pihak SPBU Kembangan soal pertalite tercampur solar

    Jakarta (ANTARA) – Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat memanggil pihak manajemen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, terkait insiden tercampurnya pertalite dengan solar.

    “Pasti kami BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Kami panggil mereka hari ini untuk BAP,” ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan pihaknya memanggil lebih dari tiga orang saksi, termasuk manajer dan supervisor SPBU.

    “Saksi-saksi, seperti petugas pada saat itu, manajer, supervisor. Kami periksa dari pagi pukul 10.00 WIB, belum bisa dipastikan sampai jam berapa,” ujar dia.

    Jika terbukti ada unsur kelalaian, sambung dia, maka dapat dikenakan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

    Hingga pukul 12.08 WIB, pihak SPBU belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pemeriksaan oleh pihak kepolisian karena diketahui manajemen SPBU tidak berada di lokasi.

    Operasional SPBU tersebut juga ditutup sehingga banyak pengendara yang akhirnya putar balik dan batal mengisi bahan bakar minyak (BBM).

    Sebelumnya, pihak SPBU 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat, melaporkan akibat kelalaian petugas, sejumlah sepeda motor mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM biosolar masuk ke pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus, Senin (4/8).

    “Sejauh ini yang ada laporan, saya belum lihat semua, laporan 20 kiloliter ditambah 8.000 liter dari solarnya (yang secara lalai dimasukkan petugas),” sambung dia.

    Menindaklanjuti kelalaian tersebut, pihaknya bertanggung jawab dengan membayar kerugian atau kerusakan yang dialami oleh para pengendara.

    “Akibat dari semua ini kami tanggung jawab. Untuk kerugian dari customer kami tanggung,” tegas dia.

    Setelah mendapat laporan pertama kerusakan sepeda motor pelanggan akibat BBM yang tidak sesuai, pihak SPBU 34.116.12 langsung menghentikan penjualan BBM pertalite.

    “Sejauh ini, laporan ke saya baru 15 (motor). Dan kami akan data lagi, barang kali ada customer yang habis dari sini mungkin tidak sadar. Motornya masih jalan,” ujar Ramses.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • SPBU Jakbar buka-tutup usai insiden solar tercampur pertalite

    SPBU Jakbar buka-tutup usai insiden solar tercampur pertalite

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34.116.12 di Kembangan, Jakarta Barat sempat buka-tutup usai kejadian tercampurnya bahan bakar minyak (BBM) solar dengan pertalite.

    Berdasarkan pantauan di lokasi pada Selasa pukul 10.15 WIB, antrean pengendara motor dan mobil untuk mengisi BBM masih mengular.

    Sebagian besar dari mereka hendak mengisi bahan bakar pertamax untuk sepeda motor dan solar untuk mobil.

    Operasional di SPBU tersebut awalnya berjalan lancar, di setiap lajur terdapat pengendara yang mengantre untuk isi BBM.

    Namun pada pukul 11.00 WIB, pihak SPBU Kembangan menutup operasionalnya. Salah satu pengendara yang sempat membeli pertamax, Alwan (22), mengaku sudah mengetahui insiden tercampurnya pertalite dengan solar di SPBU tersebut.

    Akan tetapi, dia tetap mendatangi SPBU tersebut karena merupakan yang terdekat dan kondisi bensin di motornya sudah habis.

    “Kebetulan sekalian lewat habis kuliah di Mercu Buana, terus bensin abis, terus lewat sini, enggak apa-apa lah. Terpaksa sih. Soalnya mau ke sana di rasa jauh, takutnya keburu habis bensinnya,” kata Alwan saat ditemui di lokasi, Selasa.

    Meski demikian, dia mengaku khawatir dengan mesin motornya lantaran insiden tersebut.

    Menurut dia, peristiwa itu tidak hanya bisa merugikan dirinya, tetapi juga banyak konsumen lainnya.

    “Ada lah pasti (kekhawatiran) karena kan biosolar masuk ke pertalite, fatal lah buat petugas, harusnya enggak bisa begitu, enggak pantas lah sampai salah begitu,” ungkap Alwan.

    Dia pun berharap insiden tersebut ke depannya dapat menjadi pelajaran bagi pihak SPBU Kembangan agar lebih mengetatkan pengawasan sebelum menyalurkan bahan bakar kepada konsumen.

    Sebelumnya, pihak SPBU 34.116.12 di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat, melaporkan akibat kelalaian petugas, sejumlah sepeda motor mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung. BBM biosolar masuk ke pertalite. Itu kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut tidak memindahkan selangnya ke tanki. Sehingga terjadi mogok motor-motor customer,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Ramses Sitorus, Senin (4/8).

    “Sejuah ini yang ada laporan, saya belum lihat semua, laporan 20 kiloliter ditambah 8.000 liter dari solarnya (yang secara lalai dimasukkan petugas),” sambung dia.

    Menindaklanjuti kelalaian tersebut, pihaknya bertanggung jawab dengan membayar kerugian atau kerusakan yang dialami oleh para pengendara.

    “Akibat dari semua ini kami tanggung jawab. Untuk kerugian dari customer kami tanggung,” tegas dia.

    Setelah mendapat laporan pertama kerusakan sepeda motor pelanggan akibat BBM yang tidak sesuai, pihak SPBU 34.116.12 langsung menghentikan penjualan BBM pertalite.

    “Sejauh ini, laporan ke saya baru 15 (motor). Dan kami akan data lagi, barang kali ada customer yang habis dari sini mungkin tidak sadar. Motornya masih jalan,” ujar Ramses.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kriminal kemarin, penodongan senjata api hingga penyiraman air keras

    Kriminal kemarin, penodongan senjata api hingga penyiraman air keras

    Jakarta (ANTARA) –

    Sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan keamanan terjadi di Jakarta pada Senin (4/8), mulai dari penodongan senjata api di Jakarta Timur hingga penyiraman air keras di Jakarta Utara.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Polisi selidiki pria todongkan senjata api ke pemotor di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menyelidiki pria pengemudi mobil yang menodongkan senjata api ke pemotor di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Minggu (3/8) sore.

    “Terkait pengemudi mobil yang mengeluarkan senjata api di Banjir Kanal Timur (BKT), kami masih selidiki,” kata Kapolsek Duren Sawit AKP Sutikno saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya di sini

    2. Empat pelajar di Jakarta Utara jadi tersangka penyiram air keras

    Jakarta (ANTARA) – Unit Reserse Kriminal Polsek Tanjung Priok menetapkan empat pelajar berinisial AR, YA, JBS dan MA sebagai tersangka penyiram air keras terhadap pelajar berinisial AP (17) di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (1/8).

    “Keempat tersangka dijerat Pasal 80 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan pasal 170 ayat 2 kedua KUHP Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal sembilan tahun,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tanjung Priok AKP Handam Samudro di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya di sini

    3. Fariz RM dituntut enam tahun penjara atas kasus narkoba

    Jakarta (ANTARA) – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menuntut terdakwa Fariz Roestam Munaf (Fariz RM) selama enam tahun penjara atas kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya (narkoba) jenis sabu.

    “Menjatuhkan terdakwa dengan pidana penjara selama enam tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara tetap ditahan,” kata salah satu JPU, Indah Puspitarani dalam sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin.

    Berita selengkapnya di sini

    4. Pencurian motor beruntun di Jakarta Barat diusut polisi

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengusut kasus pencurian sepeda motor beruntun pada dua titik di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Minggu (3/8) dini hari.

    “Masih kita lakukan penyelidikan. Korban dan saksi-saksi sudah kita periksa. Kemudian CCTV di dua lokasi, juga sudah kita ambil untuk bahan penyelidikan,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Ganda Jaya Sibarani saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya di sini

    5. Ini penjelasan SPBU Jakbar soal motor pengendara mogok usai isi BBM

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Pertamina di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) mengakui adanya kelalaian petugas berakibat sepeda motor sejumlah pengendara mogok usai mengisi bahan bakar di tempat itu.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung BBM (bahan bakar minyak) Biosolar masuk ke Pertalite. Itu, kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut, tidak memindahkan selangnya ke tangki sehingga motor pelanggan mogok,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Pertamina, Ramses Sitorus di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya di sini

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini penjelasan SPBU Jakbar soal motor pengendara mogok usai isi BBM

    Ini penjelasan SPBU Jakbar soal motor pengendara mogok usai isi BBM

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34.116.12 Pertamina di Jalan Kembang Kerep, Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) mengakui adanya kelalaian petugas berakibat sepeda motor sejumlah pengendara mogok usai mengisi bahan bakar di tempat itu.

    “Terjadi kesalahan pengisian dari mobil tangki ke tabung BBM (bahan bakar minyak) Biosolar masuk ke Pertalite. Itu, kesalahan dari pengawas yang melakukan kegiatan tersebut, tidak memindahkan selangnya ke tangki sehingga motor pelanggan mogok,” ucap Manajer SPBU 34.116.12 Pertamina, Ramses Sitorus di Jakarta, Senin.

    Adapun tangki Pertalite di SPBU itu berkapasitas 20 kiloliter. “Sejauh ini yang ada laporan, saya belum lihat semua, laporan 20 kiloliter ditambah 8.000 liter dari solarnya (yang secara lalai dimasukkan petugas),” kata Ramses.

    Menindaklanjuti kelalaian tersebut, pihaknya siap membayar kerugian atau kerusakan yang dialami oleh para pengendara.

    “Akibat dari semua ini kami tanggung jawab. Untuk kerugian dari pelanggan, kami tanggung,” kata dia.

    Selain itu, setelah adanya laporan pertama kerusakan sepeda motor pelanggan akibat BBM yang tidak sesuai, pihaknya langsung memberhentikan semua penjualan BBM Pertalite.

    “Sejauh ini laporan ke saya baru 15 dan kami akan data lagi, barang kali ada pelanggan yang habis dari sini, mungkin tidak sadar. Motornya masih jalan,” ujar Ramses.

    Pihaknya telah bersurat ke Pertamina untuk menindaklanjuti kelalaian tersebut.

    “Kami sudah lapor Pertamina terkait kejadian ini, kami akan bersurat supaya bisa diproses lebih lanjut,” ujar dia.

    Sementara itu, petugas yang lalai itu pun telah diperiksa kepolisian. “Sudah diperiksa oleh polisi. Pengawas tersebut sedang diproses untuk di-BAP (berita acara pemeriksaan),” kata Ramses.

    Tampak di lokasi, sejumlah kendaraan memadati bengkel yang berada di samping SPBU 34.116.12. Motor-motor itu mogok usai mengisi bahan bakar di tempat itu.

    Adapun pompa BBM bagian Pertalite telah dipasangi garis polisi lantaran penjualannya diberhentikan sementara.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3
                    
                        Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite
                        Megapolitan

    3 Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite Megapolitan

    Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Liter Solar Masuk Tangki Pertalite
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kesalahan terjadi di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, Senin (4/8/2025), ketika tangki penyimpanan Pertalite tercampur Bio Solar akibat kelalaian teknis saat pembongkaran BBM dari mobil tangki.
    Manajer SPBU, Ramses Sitorus, menjelaskan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.49 WIB, saat pengawas SPBU melakukan pembongkaran isi mobil tangki ke tangki timbun.
    “Mobil tangki itu berisi Bio Solar, tapi pengawas salah memasang pia. Selangnya justru disambungkan ke tangki Pertalite, sehingga tangki Pertalite tercemar,” ujar Ramses, dikutip dari tayangan YouTube
    Kompas.com Reporter On Location
    , Senin. 
    Akibat kelalaian tersebut, sebanyak 8.000 liter Bio Solar tercampur ke dalam tangki penyimpanan Pertalite dan didistribusikan ke kendaraan konsumen.
    Pihak SPBU menyatakan telah menutup sementara penjualan Pertalite dan melakukan pengosongan (vakum) tangki guna mencegah kerusakan lebih lanjut.
    “Kami sudah lapor ke Pertamina dan lakukan penanganan. Konsumen yang sudah datang kami ganti biaya bengkel dan beri kompensasi. Kalau masih ada yang merasa dirugikan, kami tetap terbuka,” tutur Ramses.
    Ia menegaskan, insiden ini bukan disengaja, melainkan murni kesalahan prosedur internal.
    SPBU juga menyatakan tetap bertanggung jawab atas kerusakan motor yang terjadi maksimal tujuh hari setelah pengisian BBM tercemar.
    Sejumlah pengendara mengeluhkan motornya mogok tak lama setelah pengisian BBM. Salah satunya Anto, warga Kembangan, yang mengisi Pertalite senilai Rp 25.000.
    “Baru jalan belum 10 meter, motor brebet. Saya bawa ke bengkel, dicek ternyata isinya Solar. Langsung saya balik ke SPBU dan mereka tanggung jawab,” ujar Anto.
    Kasus serupa juga dialami Pisondiwan, pengemudi ojek online. Sepeda motornya mogok setelah 100 meter meninggalkan SPBU Kembangan.
    “Isi Pertalite jam 11 siang, tapi motor cuma jalan 100 meter langsung mati. Knalpot ngebul dan motor nggak bisa nyala lagi,” kata Pisondiwan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite
                        Megapolitan

    Tangki Pertalite Tercemar Solar, SPBU Kembangan Tutup Penjualan dan Ganti Rugi Megapolitan 4 Agustus 2025

    Tangki Pertalite Tercemar Solar, SPBU Kembangan Tutup Penjualan dan Ganti Rugi
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – SPBU 34.116.12 di kawasan
    Kembangan
    ,
    Jakarta Barat
    , menghentikan sementara penjualan bahan bakar jenis Pertalite setelah diketahui tangkinya tercemar Bio Solar.
    Manajer SPBU, Ramses Sitorus, menjelaskan bahwa pencemaran terjadi karena kesalahan teknis saat proses pembongkaran bahan bakar dari mobil tangki.
    “Pukul 11.49 WIB, pengawas kami melaporkan kesalahan saat membongkar mobil tangki berisi Bio Solar,” kata Ramses dikutip dari tayangan
    Kompas.com Reporter On Location
    , Senin (4/8/2025).
    Saat itu, terjadi kesalahan pemasangan selang yang seharusnya disambungkan ke tangki Bio Solar, namun justru terhubung ke tangki Pertalite, sehingga menyebabkan bahan bakar tersebut tercemar.
    Akibat kelalaian tersebut, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar tercampur ke dalam tangki Pertalite.
    Kejadian tersebut menyebabkan sejumlah kendaraan konsumen mogok tak lama setelah pengisian bahan bakar.
    Setelah menerima laporan dari pengendara yang motornya mogok, pihak SPBU segera menghentikan penjualan Pertalite untuk mencegah dampak lebih luas.
    “Kami langsung menutup penjualan Pertalite dan melakukan proses vakum tangki. Kami juga sudah melaporkan kejadian ini ke Pertamina,” ujar Ramses.
    Selain itu, Ramses juga memastikan, pihaknya bertanggung jawab atas insiden tersebut.
    “Bagi konsumen yang sudah datang, kami ganti biaya bengkel. Dan jika masih ada yang merasa dirugikan, kami siap memberikan kompensasi,” tegasnya.
    Beberapa konsumen mengeluhkan kerusakan pada motornya setelah pengisian BBM.
    Seorang warga bernama Anto mengaku, motornya mogok tidak lama setelah mengisi bahan bakar.
    “Baru jalan sekitar 10 meter, motor langsung brebet. Setelah dicek di bengkel, ternyata isi tangki saya Solar, bukan Pertalite,” katanya.
    Pengendara ojek online (ojol) bernama Pisondiwan juga mengalami hal serupa. Motornya mogok setelah 100 meter dari SPBU tempat mengisi BBM.
    “Isi Pertalite, tapi ternyata Solar. Motor saya mati total dan knalpot langsung ngebul,” kata Anto.
    Ia menyebut
    SPBU Kembangan
    bersedia mengganti kerugian termasuk pendapatan hariannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite
                        Megapolitan

    Motor Ojol Mati Usai Isi BBM, Driver Dapat Kompensasi dari SPBU Kembangan Megapolitan 4 Agustus 2025

    Motor Ojol Mati Usai Isi BBM, Driver Dapat Kompensasi dari SPBU Kembangan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pengemudi ojek online mengalami kerugian setelah motornya mogok mendadak usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, Senin (4/8/2025).
    Pengemudi bernama Pisondiwan menceritakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
    Ia mengaku membeli Pertalite seperti biasa, namun hanya berselang sekitar 100 meter dari SPBU, motornya langsung mati.
    Setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang masuk ke tangki motornya adalah Bio Solar.
    “Pas jalan 100 meter, motor langsung mati. Knalpot ngebul dan nggak bisa nyala sama sekali. Ternyata waktu dicek, yang masuk ke tangki itu Solar,” kata Pisondiwan dikutip dari tayangan YouTube
    Kompas.com Reporter On Location
    , Senin.
    Akibat insiden itu, ia sempat kehilangan potensi pendapatan harian.
    Namun, pihak SPBU bersedia memberikan kompensasi sesuai jumlah rata-rata penghasilan hariannya sebagai pengemudi ojek online.
    “Alhamdulillah pihak SPBU bertanggung jawab. Motor saya juga sudah bisa nyala lagi setelah diperbaiki,” ujarnya.
    Manajer SPBU, Ramses Sitorus, membenarkan, telah terjadi kesalahan teknis dalam proses pengisian BBM dari mobil tangki ke tangki penyimpanan.
    “Pengawas kami salah memasang selang saat pembongkaran. Harusnya Bio Solar masuk ke tangki solar, tapi malah ke tangki Pertalite,” jelas Ramses.
    Akibat kesalahan itu, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar tercampur ke dalam tangki Pertalite.
    SPBU langsung menutup penjualan Pertalite dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Pertamina.
    “Kami sudah lakukan proses vakum tangki dan memberi kompensasi kepada konsumen terdampak. Untuk masyarakat yang merasa dirugikan dan belum melapor, kami tetap terbuka dan siap bertanggung jawab,” ujar Ramses.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Kronologi Salah Isi BBM di SPBU Kembangan, 8.000 Kiloliter Solar Masuk Tangki Pertalite
                        Megapolitan

    Motor Mogok Massal Usai Isi BBM di Kembangan, Ternyata Pertalite Tercampur Solar Megapolitan 4 Agustus 2025

    Motor Mogok Massal Usai Isi BBM di Kembangan, Ternyata Pertalite Tercampur Solar
    Editor
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah pengendara motor mengalami mogok massal usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU 34.116.12 Kembangan, Jakarta Barat, pada Senin (4/8/2025).
    Setelah diperiksa, ternyata bahan bakar yang masuk ke tangki motor adalah
    Bio Solar
    , bukan Pertalite.
    Salah satu pengendara, Anto, mengatakan, motornya mulai brebet tak lama setelah ia meninggalkan SPBU.
    “Kejadiannya jam 10.30 WIB. Saya isi Pertalite Rp 25.000, belum 10 meter motor brebet. Setelah dicek di bengkel, ternyata isinya Solar,” ujar Anto dikutip dari YouTube
    Kompas.com Reporter On Location
    , Senin.
    Ia langsung kembali ke SPBU dan menyampaikan keluhan. Pihak SPBU pun menguras tangki motornya dan mengisi ulang bahan bakar.
    “Sekarang sudah selesai, tapi kalau motor mogok lagi dalam tujuh hari, SPBU masih tanggung jawab. Lewat seminggu, sudah bukan tanggung jawab mereka,” jelasnya.
    Korban lain, Pisondiwan, seorang pengemudi ojek online, juga mengalami hal serupa sekitar pukul 11.00 WIB.
    “Kita isi Pertalite, tapi ternyata yang masuk Solar. Baru jalan 100 meter, motor langsung mati. Knalpot ngebul dan sama sekali tidak bisa nyala,” ujarnya.
    Menurut Pisondiwan, pihak SPBU juga mengganti rugi kerusakan motor serta memberikan kompensasi harian sesuai pendapatan yang biasa ia terima.
    “Alhamdulillah SPBU bertanggung jawab. Motor sudah nyala lagi, dan saya juga dapat kompensasi harian,” katanya.
    Sementara itu, Manajer SPBU 34.116.12, Ramses Sitorus, membenarkan adanya kesalahan teknis dalam proses pembongkaran BBM dari mobil tangki.
    “Pukul 11.49 WIB, pengawas menelepon saya dan melaporkan ada kesalahan. Mobil tangki berisi Bio Solar, tapi selangnya salah dipasang ke tangki Pertalite, sehingga tercampur,” ujar Ramses.
    Ia menyebutkan, sekitar 8.000 kiloliter Bio Solar terlanjur masuk ke dalam tangki Pertalite.
    Menyusul kejadian itu, SPBU langsung menghentikan penjualan Pertalite untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kendaraan konsumen.
    “Kami sudah laporkan ke
    Pertamina
    dan lakukan proses vakum pada tangki. Konsumen yang terdampak sudah diberikan kompensasi, termasuk biaya bengkel,” katanya.
    Ramses menambahkan, pihaknya masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang merasa dirugikan untuk mengajukan klaim.
    “Ini bukan kesengajaan, ini murni musibah. Kami tetap siap bertanggung jawab,” ucapnya.
    (video jurnalis Kompas.com: Dimas Nanda Krisna | Produser: Abba Gabrillin)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, penamaan Taman ASEAN batal hingga Dirut FS mundur

    DKI kemarin, penamaan Taman ASEAN batal hingga Dirut FS mundur

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita di DKI Jakarta pada Jumat (1/8) masih menarik untuk disimak hari ini mulai dari batalnya pemberian nama Taman ASEAN hingga Pramono terima surat pengunduran diri Dirut Food Station.

    Berikut rangkumannya:

    1. Nama Taman ASEAN batal, akan diganti jadi Taman Bendera Pusaka

    Penggabungan Taman Ayodya, Taman Langsat dan Taman Leuser batal dinamakan Taman ASEAN dan direncanakan akan diganti menjadi Taman Bendera Pusaka.

    Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta M. Fajar Sauri Fajar di Jakarta, Jumat, menjelaskan, alasan ketiga taman tersebut batal dinamai Taman ASEAN dikarenakan perlunya waktu dan birokrasi panjang antarnegara untuk bisa menggunakan nama tersebut.

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Bensin jadi penyumbang tertinggi inflasi Jakarta pada Juli 2025

    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat bensin menjadi komoditas utama penyumbang tertinggi inflasi di Jakarta pada Juli 2025, yakni sebesar 0,04 persen.

    Secara umum, inflasi bulanan di Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11 persen.

    Baca selengkapnya di sini.

    3. DKI fokus jaga pendistribusian pangan lewat Food Station

    Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memprioritaskan untuk menjaga pendistribusian pangan melalui Food Station agar tidak terganggu.

    Hal tersebut diungkapkan Chico sebagai buntut ditetapkannya tiga pejabat PT Food Station sebagai tersangka oleh Satgas Pangan Polri dalam kasus dugaan pelanggaran mutu beras atau beras oplosan, yakni Dirut berinisial KG, Direktur Operasional berinisial RL dan Kepala Seksi Quality Control berinisial RP.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. Peralihan hak tanah secara elektronik di DKI dorong efisiensi layanan

    Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyebutkan peralihan hak tanah secara elektronik di wilayah DKI Jakarta mendorong efisiensi pelayanan hingga 30 persen dari metode sebelumnya.

    “Sekitar 30 persen lebih efisien, berdasarkan penelitian dari lembaga yang menerbitkan tanda tangan elektronik,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Kementerian ATR/BPN I Ketut Gede Ary Sucaya usai meresmikan pemberlakuan pelayanan Peralihan hak tanah secara elektronik di Kantor Pertanahan Kota Jakarta Barat, Kembangan, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    5. Pramono terima surat pengunduran diri Dirut Food Station

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo telah menerima surat pengunduran diri Direktur Utama PT Food Station (FS) Tjipinang Jaya Karyawan Gunarso (KG) menyusul ditetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelanggaran standar mutu beras premium oleh Satgas Pangan Polri.

    Surat pengunduran diri tersebut disampaikan langsung melalui Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta dan telah ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang berlaku di lingkungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.