kab/kota: Kemayoran

  • Geely Klaim Baterai Mobil Listriknya Tahan Hingga 1 Juta Km

    Geely Klaim Baterai Mobil Listriknya Tahan Hingga 1 Juta Km

    Jakarta

    Geely resmi comeback ke pasar otomotif Indonesia. Produsen mobil asal China itu meluncurkan mobil listrik Geely EX5 di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta 13-23 Februari 2025.

    Geely EX5 meluncur di Indonesia dengan harga Rp 400 jutaan. Mobil ini mengusung baterai Geely Short Blade Battery berjenis lithium iron phospate (LFP). Baterai berkapasitas 60,22 kWh itu mampu membuat mobil Geely EX5 melaju hingga 495 km.

    “Geely Short Blade Battery yang menjadi inti dari EX5 menjamin keamanan maksimal, daya tahan tinggi. Mendukung pengisian cepat dari 30 persen ke 80 persen hanya dalam 20 menit,” ujar CEO of Geely Auto Indonesia Victor Gao di IIMS 2025.

    Victor menyebut, baterai ini memiliki daya tahan tinggi dengan lebih dari 3.500 siklus pengisian. Bahkan, baterai ini memungkinkan pemakaian lebih dari 1.000.000 kilometer. Selain itu, sistem keamanan berlapis yang diterapkan pada baterai ini telah dirancang dengan teknologi tahan api dan anti-ledakan untuk memastikan perlindungan maksimal bagi pengguna.

    Mengisi ulang daya baterai dengan pengisian AC slow charging membutuhkan waktu sekitar 6 jam dari 10-100 persen. Sedangkan dengan DC fast charging dari 30 persen sampai 80 persen cuma butuh waktu 20 menit.

    Geely EX5 hadir dengan sistem keselamatan canggih. Mobil listrik ini menghadirkan fitur ADAS Level 2 dengan 13 fungsi yaitu Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, Colission Mitigation Support Rear, Rear Cross Traffic Alert, Rear Cross Traffic Brake, Intelligent Cruise Control, Lane Changing Assist, Collission Mitigation Support Front, Automatic Emergency Braking, Blind Spots Detection, Emergency Lane Keeping Assist, Traffic Sign Information, dan Doors Open Warning.

    Geely EX5 mendapatkan windshield head-up display, Flyme Auto In-Vehicle Infotainment System dengan layar 15,4 inchi HD touchscreen dan instrument cluster LCD 10,2 inchi, 6-way power adjustable driver’s seat, 4-way power adjustable front passenger seat, front seat massage function, serta passenger seat with 2-way Power Adjustable Leg Support. Bagian interiornya hadir dengan ruang yang lega dan 256 warna ambient light.

    “Untuk meningkatkan pengalaman berkendara, EX5 memiliki fitur Flyme Sound Premium Audio System dengan 16 speaker premium,” ucap Victor.

    Harga Geely EX5

    Geely EX5 dijual dengan harga mulai dari Rp 400 jutaan. Khusus di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Geely menawarkan harga Rp 10 juta lebih murah. Berikut harga lengkap Geely EX5 di Indonesia:

    Geely EX5 Pro: Rp 475 jutaGeely EX5 Max: Rp 515 juta.

    Harga khusus di pameran IIMS 2025:

    Geely EX5 Pro: Rp 465 jutaGeely EX5 Max: Rp 505 juta.

    (rgr/dry)

  • Mitsubishi Belum Rilis Mobil Hybrid-Listrik Baru Nih?

    Mitsubishi Belum Rilis Mobil Hybrid-Listrik Baru Nih?

    Jakarta

    Mitsubishi belum meluncurkan mobil listrik dan hybrid terbaru di Indonesia. Apa sebabnya?

    Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 kembali digelar pada 13-23 Februari 2025 di JIExpo, Kemayoran Jakarta. Berbagai kendaraan baru diperlihatkan dengan segala kelebihan dan kemewahan, bahkan kini semakin banyaknya kendaraan listrik dan hybrid yang diluncurkan.

    Melihat perkembangan industri otomotif saat ini, sepertinya Mitsubishi Indonesia terlihat ‘anteng’. Mitsubishi tenang di atas gelombang kendaraan listrik dan hybrid.

    Director of Sales & Marketing Division PT. MMKSI, Irwan Kuncoro masih menutup rapat informasi mobil hybrid dan mobil listrik terbaru dari Mitsubishi.

    “Produk baru belum sekarang, itu nanti ya informasinya,” ucap Irwan.

    Sejatinya urusan mobil listrik, Mitsubishi sudah punya amunisi namun di segmen kendaraan komersial. Sedangkan di segmen mobil penumpang, belum ada.

    Mitsubishi L100 EV (disebut Minicab EV di Jepang) merupakan sebuah kendaraan niaga ringan kelas kei-car berbasis baterai (BEV) dan dilengkapi komponen listrik termasuk motor dan baterai penggerak. Mobil ini memiliki panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.915 mm.

    Baterainya mengusung tipe Lithium Ion dengan kapasitas 20,1 kWh. Jangkauan jelajah telah diperluas hingga 180 km (dalam mode WLTC) per pengisian daya.

    Ada peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan model sebelumnya. Pengisian daya normal pada AC200V (15A) memerlukan waktu kurang lebih 7,5 jam untuk mengisi penuh baterai, sehingga jika baterai diisi pada malam hari, baterai akan terisi penuh dan siap digunakan pada keesokan harinya.

    Selain itu, baterai dapat terisi hingga 80 persen dalam waktu sekitar 42 menit dengan pengisian cepat (DC) tipe CHAdeMO. Mobil ini menggendong motor listrik bertenaga 42 PS dan torsi maksimum sebesar 195 Nm.

    Sedangkan bicara mobil hybrid sebenarnya Mitsubishi juga sudah punya yakni Outlander PHEV. Namun penjualan mobil yang memadukan teknologi hybrid dan listrik di Indonesia itu sudah disetop.

    (lth/dry)

  • Begini Rencana Bensin Campuran Tebu-Singkong di Indonesia sampai 2030

    Begini Rencana Bensin Campuran Tebu-Singkong di Indonesia sampai 2030

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia memiliki rencana pemanfaatan bioetanol hingga 2030. Targetnya Indonesia bisa menggunakan bensin dengan campuran bioetanol kadar 10 persen dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

    Kementerian ESDM telah menyusun roadmap untuk pengembangan bioetanol di sektor transportasi. Langkah ini menjadi sangat penting mengingat potensi besar bioetanol dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia.

    Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi, Kementerian ESDM, Edi Wibowo memaparkan saat ini terdapat 13 produsen bioetanol dengan kapasitas produksi lebih dari 361 ribu kilo liter per tahun, dengan kapasitas Fuel Grade Ethanol (FGE) sebanyak 63 ribu kiloliter per tahun.

    “2025 sampai 2030, saat ini E5 nya ada tambahan dua pabrik di 2026, dengan memaksimalkan existing yang sudah ada saat ini. Kita harapkan 2026 bisa 5 persen (pencampuran bioetanol), kemudian meningkat sekitar 10 persen di tahun 2029,” kata Edi dalam acara”Carbon Neutrality (CN) Mobility Event di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Dia melanjutkan pada 2030, campuran bensin dengan bioetanol bisa lebih banyak terserap.

    “Diharapkan tahun 2030 kita bisa menyalurkan bioetanol untuk dicampur dengan gasoline itu 1,2 juta kl (kiloliter),” jelasnya lagi.

    Tantangan yang dihadapi saat ini adalah feedstock atau bahan baku untuk membuat bioetanol FGE.

    “Kita membutuhkan lebih banyak lagi bahan baku untuk memproduksi bioetanol,” kata Oki Muraza, Senior Vice President (SVP) Technology Innovation Pertamina dalam kesempatan yang sama.

    “Jadi bioetanol bisa diproduksi dengan berbagai macam feedstock,” ucap Oki.

    Izmirta Rachman, Ketua Asosisasi Produsen Spiritus dan Etanol Indonesia (APSENDO) memaparkan penggunaan bioetanol 2024 baru mencapai 373 kiloliter.

    Angka ini didapat dari suplai PT Enero mengolah tetes tebu atau molases dari pabrik gula jadi bioetanol. Bahan baku itu dicampur dengan bensin dengan kadar 5 persen yang tersebar ke 106 SPBU Pertamina yang menjual Pertamax Green yang tersebar di Pulau Jawa.

    Bioetanol merupakan transisi energi yang perlu dioptimalkan kendati masih menyimpan pekerjaan rumah, terutama soal ketersediaan bahan bakunya.

    Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang terbuat dari karbohidrat (gula) seperti sagu, jagung, gandum, tebu, kentang, dan ubi-ubian, seperti uji jalar dan ubi kayu.

    Indonesia punya potensi besar jika bisa menguasai bioetanol generasi kedua. Ahli Proses Konversi Biomassa Institut Teknologi Bandung (ITB) Ronny Purwadi mengungkap alasan kendaraan berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT), utamanya bioetanol, dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membantu mengurangi emisi.

    Dia menjelaskan terdapat 14 pabrik bioetanol dengan 4 pabrik yang memiliki fasilitas etanol mutu bahan bakar yaitu, PT. Molindo Raya Industrial, PT. Enero, PT. Acidatama, dan PT. Indonesia Ethanol Industri.

    “Bahan baku utama, tetes atau molasse (produk samping gula), singkong (bahan yang mengandung pati). Ini generasi pertama bahan pangan,” kata dia.

    “Serat sulosa, limbah pertanian atau perkebunan, generasi kedua,” ungkap Ronny.

    “Kita lihat bahan baku utamanya ada tetes molasses, singkong, tadi ada juga sorgum.”

    “Batang sorgum mungkin tidak (generasi pertama). Generasi kedua serat selulosa bukan tandan kosong sawit. Pertamina pernah mengembangkan dari rumput gajah, juga bersama,” kata Ronny.

    Dia menjelaskan produksi bioetanol dari selulosa umumnya melalui tahapan proses pre treatment, hidrolisis, fermentasi, dan destilasi. Namun untuk mengubah bahan baku menjadi bioetanol ini membutuhkan enzim, yang disebut harganya tidak murah.

    “Selulosa itu sebenarnya rantai glukosa, yang kemudian bisa dipotong-potong menjadi glukosa dengan enzim,” jelasnya lagi.

    “Enzim ini mahal, dan produsen enzim ini tertentu saja di dunia. Hanya boleh dikatakan 10 jari produsennya, jadi mereka bisa sangat-sangat politis untuk memberikan itu,” ungkapnya lagi.

    (riar/dry)

  • Seres E1 Special Edition Dijual Rp 194 Juta, Pakai Warna Dual Tone

    Seres E1 Special Edition Dijual Rp 194 Juta, Pakai Warna Dual Tone

    Jakarta

    Mobil listrik mungil Seres E1 Special Edition resmi diperkenalkan di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta. Dijual seharga Rp 194 juta, mobil listrik dengan interior dual tone ini diklaim memiliki banyak keunggulan. Apa saja?

    Seres E1 merupakan kendaraan listrik (BEV) kompak dengan jangkauan hingga 220 km untuk setiap pengisian penuh, sangat ideal untuk mobilitas perkotaan. Didukung motor listrik penggerak roda belakang (RWD), kendaraan ini diklaim menawarkan efisiensi dan performa optimal.

    Mobil city car ramah lingkungan ini dilengkapi fitur keselamatan memadai dan interior minimalis dengan layar sentuh 8,8 inci yang terintegrasi dengan sistem infotainment dan navigasi, Seres E1 memberikan pengalaman berkendara modern, praktis, dan ramah lingkungan.

    Seres E1 Special Edition Foto: Dok. Seres

    Seres juga bekerja sama dengan Scuto Indonesia untuk memasarkan Seres E1 Scuto Signature Edition, yang menawarkan beragam paket skema dua warna, memungkinkan pelanggan menyesuaikan pilihan mereka saat membeli E1.

    Lebih dari sekadar estetika, finishing tahan lama yang diterapkan oleh Scuto memastikan tampilan Seres E1 Scuto Signature Edition akan meningkatkan daya tarik visualnya dan melindungi warnanya agar tetap optimal. Seres E1 Scuto Signature Edition dipasarkan mulai dari harga Rp 194 juta OTR Jabodetabek.

    Berikut keunggulan varian tersebut:

    – Lapisan Nano Ceramic Coating

    Untuk perlindungan cat yang lebih tahan lama, mengurangi goresan ringan, dan membuat warna lebih mengkilap. Nano Ceramc Coating tersebut diklaim mampu tahan 3 – 5 tahun dengan perawatan yang tepat.

    – Perlindungan anti-karat (Rust Protection)

    Untuk mencegah korosi, terutama di area rawan seperti bagian bawah mobil. Diklaim memberikan perlindungan hingga 5 tahun terhadap korosi, bahkan bisa lebih jika dilakukan perawatan berkala.

    – Two Tone Color

    Untuk tampil beda dan lebih atraktif dengan pilihan 2 warna Black Series (Black Green, Black Blue, Black Pink, Black White) dan White Series (White Green, White Blue, White Pink), yang langsung dikerjakan oleh Scuto Paint.

    Seres E1 Special Edition Foto: Dok. Seres

    Bagi pengunjung yang berminat untuk meminang SERES E1 Scuto Signature Edition ini akan mendapatkan Scuto Nano Ceramic dengan garansi khusus selama 5 tahun bagi customer yang melakukan transaksi pada pameran IIMS 2025.

    Sebagai informasi, fungsi lain dari treatment Laminating atau Nano Ceramic Coating adalah dapat melindungi cat asli dari kerusakan seperti sinar UV Matahari, hujan asam, getah pohon, kotoran burung dan debu kotoran.

    Lapisan Nano Ceramic Coating biasanya memiliki sifat hidrofobik (anti-air), yang membuat air dan kotoran mudah mengalir dan tidak menempel pada permukaan mobil. Dengan begitu, proses pencucian mobil jadi lebih mudah dan cepat. Anda tidak perlu khawatir kotoran akan mengeras dan sulit dihilangkan.

    (lua/dry)

  • 2 Teknologi Unggulan di BYD Sealion 7, Mengemudi Makin Aman dan Nyaman

    2 Teknologi Unggulan di BYD Sealion 7, Mengemudi Makin Aman dan Nyaman

    Jakarta

    BYD Sealion 7 resmi diperkenalkan di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta. SUV listrik yang berbasis sedan listrik BYD Seal ini diklaim memiliki beberapa keunggulan fitur, contohnya adalah fitur Frequency Selective Damping (FSD) Shock Absorbers dan intelligent Torque Adaptation Control (iTAC).

    Seperti dijelaskan Product Planning Assistant Manager PT BYD Motor Indonesia, Narendro Bawono Cahyolaksono, dua fitur tersebut ada di model high-end BYD. Kedua fitur itu akan meningkatkan pengalaman berkendara pengemudi mobil BYD.

    “Untuk FSD ada di Sealion 7 varian premium dan performance. Sementara untuk yang iTAC ini ada di varian AWD (all wheel drive) atau di performance, baik di model Seal atau Sealion 7,” ungkap Narendro dalam acara media technology talk BYD di IIMS 2025, Senin (17/2/2025).

    BYD Sealion 7 Foto: Rifkianto Nugroho

    Secara sederhana, FSD adalah sistem suspensi yang dirancang untuk menyesuaikan tingkat peredaman berdasarkan frekuensi getaran yang diterima ban. FSD berfungsi untuk menyesuaikan peredaman sesuai kondisi jalan dan kecepatan kendaraan, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kestabilan berkendara.

    “Di Indonesia untungnya infrastrukturnya sudah membaik, ada banyak jalan tol atau jalanan yang cepat. Terus memang karena di Indonesia terkenal sama hujannya itu deras, maka ketika itu terjadi, pasti jalanan akan mudah slip dan berbahaya. Nah, dengan adanya FSD ini mobil akan lebih melekat ke jalan. Artinya, mobil akan lebih aman untuk dikendarai dan dikendalikan,” sambung pria yang akrab disapa Ndo itu.

    Beralih ke fitur iTAC, fitur tersebut hanya ada di Seal 7 dan Sealion 7 varian performance. Kata Ndo, teknologi intelligent Torque Adaptation Control pada mobil BYD mempunyai perbedaan dari sisi sensor.

    “Kalau yang teknologi iTEC itu dia mengikuti putaran dari si motor listriknya. Karena pakai AWD (all wheel drive), maka sensornya ada di depan dan belakang. Dengan sistem iTEC, jadi tahu mana yang dibutuhkan torsi lebih, antara di depan atau di belakang,” katanya lagi.

    Dikutip dari situs resmi BYD, teknologi iTAC dapat mengintegrasikan kondisi kendaraan dengan kebutuhan kontrol horizontal dan vertikal pengemudi, dan memajukan distribusi dan penyesuaian daya, memanfaatkan sepenuhnya potensi daya kendaraan, juga meningkatkan kinerja keselamatan dan kenyamanan berkendara.

    (lua/dry)

  • Fitur Autopilot ‘Mata Dewa’ BYD Bakal Dibawa ke Indonesia

    Fitur Autopilot ‘Mata Dewa’ BYD Bakal Dibawa ke Indonesia

    Jakarta

    BYD baru saja meluncurkan sistem autopilot ‘God’s Eye’ alias ‘Mata Dewa’ di China, pekan lalu. Fitur bantuan pengemudi itu nantinya juga akan diperkenalkan di Indonesia. Fitur ‘Mata Dewa’ akan diaplikasikan pada produk terbaru BYD. Artinya, produk-produk BYD yang sudah eksis di Indonesia saat ini tidak akan mendapat fitur tersebut.

    Diungkapkan Zheng Cuifang (Sheryl) selaku Product Strategy Manager BYD Auto Industry, meskipun sistem ‘God’s Eye’ bekerja berdasarkan perangkat lunak atau software, tidak serta merta langsung bisa diaplikasikan pada semua model BYD.

    “Memang untuk sistem mengemudi cerdas (intelligent driving) bekerja berdasarkan perangkat lunak. Lantas apakah bisa menggunakan software upgrade menggunakan OTA (over the air)? Karena semuanya bergantung juga pada perangkat keras dan sistem kamera yang kami miliki, jadi ada produk yang kami miliki saat ini tak dapat memakai pembaruan OTA seperti Dolphin. Jadi mungkin (‘God’s Eye’) akan digunakan untuk model selanjutnya,” kata Sheryl dalam acara media technology talk BYD di arena IIMS (Indonesia International Motor Show) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (17/2/2025).

    Media technology talk BYD di arena IIMS (Indonesia International Motor Show) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (17/2/2025) Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Saat ini teknologi ‘God’s Eye’ baru diperkenalkan di China oleh BYD dan baru dikembangkan. Kata Sheryl, perlu waktu sekitar 2 tahun lagi bagi teknologi tersebut supaya bisa masuk ke Indonesia.

    “Saya pikir pada tahun 2026 atau 2027 (teknologi ini akan masuk ke Indonesia). Ya, setidaknya kami harus memiliki dua tahun pengalaman dulu di China untuk memastikan bahwa teknologi ini sudah matang,” ungkapnya.

    Sheryl juga mengungkapkan bahwa teknologi ini perlu dites terlebih dahulu di jalanan Indonesia. Karena jalanan, kondisi jalan, lalu lintasnya sangat berbeda antara Indonesia dan China. Selain itu, fitur ‘God’s Eye’ ini juga akan diberikan pada model baru di Indonesia.

    “Jadi walaupun (nanti) sudah matang di China, kita butuh waktu untuk melakukan tes jalan di Indonesia. Itulah kenapa butuh waktu lebih lama. Setidaknya (teknologi ini) buat model baru,” tambahnya.

    PT BYD Motor Indonesia merilis Sealion 7 dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025). Foto: Rifkianto Nugroho

    Diberitakan sebelumnya, BYD mengklaim ‘God’s Eye’ akan menjadi teknologi pengemudian cerdas kelas atas untuk semua mobil BYD. Hatchback murahnya BYD Seagull yang dijual seharga 69.800 yuan (Rp 156 jutaan) pun akan mendapat fitur ‘God’s Eye’ ini. Sistem ADAS God’s Eye ini akan tersedia dalam tiga varian.

    Chairman BYD Wang Chuanfu menggarisbawahi bahwa BYD memiliki basis data cloud mobil terbesar di China. Ia mengklaim bahwa BYD saat ini memiliki 110.000 teknisi, dan 5.000 di antaranya adalah teknisi R&D pengemudian cerdas.

    Ada tiga kelas ‘God’s Eye’ untuk mobil BYD. Kelas terbawahnya, ‘God’s Eye’ C, memiliki 12 kamera, 5 radar gelombang mm, serta 12 radar ultrasonik. Ke-12 kamera tersebut terdiri dari 3 kamera tampak depan, 5 kamera panorama, dan 4 kamera tampak sekeliling. Lima radar gelombang mm memberikan persepsi sudut 360 derajat, radar depan memiliki jarak deteksi 300 meter. Akurasi 12 sensor radar ultrasonik adalah 1 cm, dan akurasi parkir adalah 2 cm.

    Selanjutnya ‘God’s Eye’ B. Sistem ini menyediakan sensor LiDAR untuk meningkatkan persepsi sistem bantuan mengemudi mobil. Sistem ini akan digunakan untuk mobil Denza dan beberapa kendaraan andalan di bawah merek BYD.

    Kemudian sistem autopilot BYD tingkat atas disebut ‘God’s Eye’ A. Sistem ini mengadopsi tiga LiDAR yang didukung oleh sistem DiPilot 600 dengan daya komputasi 600 TOPS. Sistem ini akan digunakan untuk kendaraan di bawah merek mewah BYD, Yangwang.

    Wang Chuanfu menegaskan, semua model BYD akan dilengkapi dengan sistem pengemudian cerdas ‘God’s Eye’. Bahkan termasuk model-model murah seperti BYD Seagull, BYD Qin Plus DM-i, dan BYD Seal 05 DM-i yang harganya di bawah Rp 200 jutaan.

    (lua/rgr)

  • Suzuki Jualan Mobil Listrik Tahun Depan, Mau Diproduksi Lokal?

    Suzuki Jualan Mobil Listrik Tahun Depan, Mau Diproduksi Lokal?

    Jakarta

    Suzuki memastikan akan meluncurkan mobil listrik di Indonesia tahun depan. Mobil listrik pertama Suzuki, Suzuki e Vitara, akan dijual di Indonesia pada awal 2026.

    “Seperti yang mungkin Anda ketahui, Suzuki telah mengumumkan secara global e Vitara, kendaraan listrik strategis pertama kami di Eropa dan India,” kata Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor dan PT Suzuki Indomobil Sales Minoru Amano di arena Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    “Dan hari ini dengan penuh antusias, saya ingin mengumumkan bahwa e Vitara akan resmi diluncurkan di pasar otomotif Indonesia pada awal tahun 2026,” sebutnya.

    Di Indonesia, untuk mendapatkan insentif pajak mobil listrik dari pemerintah, syaratnya mobil tersebut harus diproduksi di dalam negeri dan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen. Namun, Harold Donnel, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah Suzuki e Vitara akan diproduksi lokal atau tidak.

    “Jadi mengenai e Vitara ini, untuk saat ini kami fokus untuk mempertunjukkan terlebih dahulu dan juga memberitahukan mengenai perencanaan kami untuk meluncurkan ini di awal tahun 2026. Mengenai harga, lalu juga apakah ini diproduksi secara CKD atau secara CBU ini belum bisa kita informasikan secara lebih lanjut. Tapi kami akan terus mengupdate rekan-rekan sekalian mengenai hal ini. Jadi tinggal tunggu saja informasi ter-update dari Suzuki. Hari ini kita hanya fokus ingin mengintroduksikan dan juga ingin memberitahu bahwa e Vitara ini akan hadir di market Indonesia di awal tahun 2026,” ucap Harold di IIMS 2025.

    Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra mengatakan, Suzuki melihat potensi pasar otomotif Indonesia cukup besar. Untuk itu, Suzuki akan melakukan studi apakah e Vitara layak diproduksi di dalam negeri.

    “Kami dari Suzuki sendiri melihat potensi pasar kendaraan di Indonesia cukup besar. Tetapi keputusan berkaitan dengan hal tersebut itu di luar wewenang kami. Kami harus berkomunikasi dengan kantor pusat kami. Meski demikian, kami di Suzuki Indonesia terus mengevaluasi dan studi peluang produksi lokal. Bagaimana peluang produksi lokal menghadirkan solusi terbaik bagi konsumen di Indonesia,” ujar Donny di kesempatan yang sama.

    (rgr/din)

  • Perbandingan Jualan Motor Listrik vs Bensin, Beda Jauh Banget

    Perbandingan Jualan Motor Listrik vs Bensin, Beda Jauh Banget

    Jakarta

    Pasar sepeda motor listrik di Indonesia masih punya potensi besar. Namun, faktanya penjualan motor bensin secara tahunan masih jauh lebih unggul.

    Wakil Menteri Industri Indonesia, Faisol Riza, membeberkan data penjualan motor listrik vs bensin pada tahun 2024.

    “Pasar sepeda motor listrik di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Data menunjukkan bahwa pada 2024 penjualan motor konvensional di Indonesia mencapai 6,3 juta unit,” kata Faisol Riza di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

    “Namun jumlah sepeda motor listrik yang terdaftar pada tahun yang sama, baru mencapai 77 ribu unit atau sekitar 1,2 persen dari total pasar. Angka ini menjadi peluang sangat besar bagi kendaraan listrik yang terus berkembang,” ungkapnya lagi.

    Jumlah motor listrik itu disinyalir juga berkat bantuan insentif motor listrik.

    Namun konsumen kini masih menanti pengumuman subsidi motor listrik yang telah berakhir sejak tahun lalu.

    Terungkap fakta stok motor listrik menumpuk di dealer usai subsidi pembelian belum mendapat kepastian dari pemerintah. Namun ternyata ada beragam faktor lain yang bikin motor listrik belum diminati.

    “Meningkatnya biaya hidup, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi membuat banyak konsumen memilih untuk menunda pembelian kendaraan baru, apalagi yang harganya lebih tinggi seperti motor listrik. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam penjualan motor listrik,” jelas Pengamat Otomotif Yannes Pasaribu.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara kemungkinan subsidi Rp 7 juta untuk setiap pembelian unit kendaraan motor listrik diperpanjang di 2025. Subsidi ini diberikan guna mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.

    “Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

    Meski ada pertimbangan kebijakan efisiensi anggaran, Airlangga menyebut program itu sudah mendapatkan persetujuan sehingga tidak akan terganggu.

    Motor listrik sudah mendapat guyuran insentif dari pemerintah tapi penjualannya jauh dari target. Skema bantuan pemerintah dengan potongan Rp 7 juta tidak diserap baik oleh pasar.

    (riar/rgr)

  • Subsidi Motor Listrik Masih Digantung Pemerintah, Honda Bilang Begini

    Subsidi Motor Listrik Masih Digantung Pemerintah, Honda Bilang Begini

    Jakarta

    PT Astra Honda Motor (AHM) buka suara soal subsidi motor yang masih ‘digantung’ pemerintah. Mereka berharap, bagaimanapun skemanya, program tersebut bisa berlanjut tahun ini.

    Octavianus Dwi selaku Direktur Pemasaran PT AHM mengatakan, pihaknya saat ini masih dalam tahap menunggu. Dia mengaku akan mendukung apa pun keputusan yang nantinya diambil pemerintah.

    “Kami menunggu dan berharap supaya masih bisa berlanjut, tapi kita akan ikut regulasi pemerintah. Karena itu pasti menunggu,” ujar Octavianus Dwi saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

    Motor listrik Honda Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Ketika ditanya mengenai potensi subsidi tak lagi potongan Rp 7 juta per unit, melainkan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP, Octa mengaku akan patuh dengan keputusan pemerintah. Sebab, semuanya pasti telah dipertimbangkan secara matang.

    “Kita masih menunggu, kita pasti akan support apa yang diputuskan pemerintah,” ungkapnya.

    Beberapa hari lalu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sinyal, subsidi motor listrik akan berlanjut tahun ini. Bahkan, rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat.

    “Insentif motor (listrik) dalam waktu dekat (akan diumumkan), dalam waktu dekat ini, sudah finishing up,” ungkap Agus kepada wartawan di arena IIMS 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    Agus belum bisa memastikan berapa kuota subsidi untuk motor listrik tahun ini. Tapi dia memastikan subsidi untuk motor listrik akan diberikan lagi tahun ini.

    “Masih diproses, masih dihitung, tapi pasti ada. Jadi untuk insentif motor listrik akan keluar dalam waktu dekat,” tambah Agus.

    Skema Lain Subsidi Motor Listrik

    Sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan rapat dengan Menko Perekonomian untuk membahas rencana revisi Perpres 55 tahun 2019. Dia secara tak langsung menegaskan, subsidi Rp 7 juta/unit tak lanjut tahun ini.

    Sebagai gantinya, kata Budi, negara telah menyiapkan skema lain, yakni pemberian pajak penyerahan negara ditanggung pemerintah atau PPN DTP. Namun, dia belum bisa mengurai detail skemanya akan seperti apa.

    “Kemungkinan besar (pemberian) PPN DTP, karena subsidi yang Rp 7 juta/tahun bisa dikatakan sudah tidak ada lagi,” ujar Budi Setiyadi saat ditemui detikOto di Senayan, Jakarta Pusat.

    Motor listrik Honda ICON e: dan CUV e: Foto: Ridwan Arifin

    Budi menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan skema subsidi yang sama seperti tahun lalu. Sebab, besarannya dirasa cukup untuk meringankan beban konsumen yang ingin beralih ke motor ramah lingkungan. Namun, dia juga sadar, keuangan negara saat ini sedang sulit.

    “Kita sudah memberikan analisis cost benefit kalau pemerintah memberikan subsidi, kita minta kan Rp 7 juta, tapi kalau dilihat dari kondisi sekarang rasanya (sulit). Jadi, kalaupun bukan subsidi, ya paling insentif berupa PPN DTP,” tuturnya.

    Terlepas soal itu, Budi meminta agar pemerintah segera menerbitkan aturan mengenai subsidi motor listrik tahun ini. Menurutnya, jika pengumumannya diundur-undur, konsumen akan terus menahan diri untuk membeli kendaraan baru.

    (sfn/rgr)

  • Gibran Pantau Puskesmas Jakarta Pusat untuk Cek Kesehatan Gratis

    Gibran Pantau Puskesmas Jakarta Pusat untuk Cek Kesehatan Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau kesiapan alat dan tenaga kesehatan tiga puskesmas yang berlokasi di Cempaka Putih, Johar dan Kemayoran Jakarta Pusat untuk program Cek Kesehatan Gratis. 

    Gibran mengatakan hal tersebut dilakukan untuk memastikan masyarakat mendapat layanan kesehatan gratis dari puskesmas dan memastikan program Presiden Prabowo Subianto berjalan dengan baik serta tidak ada kendala.

    “Dari tiga lokasi yang saya lihat ini, semua pelayanannya sudah cukup baik, fasilitas kesehatan sudah lengkap dan nakesnya juga siap,” tuturnya di Jakarta, Senin (17/2/2027).

    Dalam waktu 1-2 minggu ke depan, Gibran akan terus meninjau seluruh puskesmas di Indonesia. Selain itu, Gibran juga akan menampung semua keluhan dari masyarakat terkait layanan kesehatan gratis tersebut.

    “Ke depan kita ingin memantau, menampung semua masukan dan evaluasi dari warga ya,” katanya.

    Gibran juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas cek kesehatan gratis yang telah disediakan pemerintah di setiap puskesmas.

    “Jadi sekiranya ada warga yang belum bisa mendaftar lewat aplikasi, masih dilayani secara manual. Jadi tenang saja, semuanya dilayani,” ujarnya.