Pariyem, Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Tulang Punggung Keluarga
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pariyem (25), korban tewas saat kebakaran di Gedung Terra Drone, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025), merupakan tulang punggung keluarga.
Sulaiman, tetangga yang menemani kakak Pariyem mengatakan bahwa korban bekerja membiayai kebutuhan ibunya di Lampung setelah ayahnya meninggal dunia.
Pariyem sudah bekerja di
Terra Drone
selama kurang lebih empat tahun.
“Iya dia tulang punggung keluarga, karena bapaknya sudah enggak ada, ibunya sudah tua, sudah enggak bisa jalan jauh,” kata Sulaiman, bersama kakak Pariyem di RS Polri Kramat Jati, Rabu (10/12/2025).
Sulaiman mengatakan Pariyem sempat mengunggah status WhatsApp berisi gambar makanan dan aktivitas istirahat.
Saat itu memang Pariyem sedang istirahat makan siang.
“(Status WA lagi) makan. Jam makan siang. Karena ada yang makan siang, ada yang shalat. Itu pas jam makan siang,” jelas Sulaiman.
Sore hari ketika keluarga menerima kabar duka, Pariyem sudah tak bisa dihubungi lagi, ponselnya mati total.
Sulaiman dan kakak Pariyem langsung bertolak ke Jakarta dan baru tiba Rabu subuh.
Hingga kini, mereka belum menerima informasi terkait identifikasi korban untuk segera membawa pulang jenazah.
“Nyampe sini subuh. Ya kondisi seperti inilah di sini. Belum ada dari pihak rumah sakit belum ada keterangan mau kapan selesainya, mau bawa pulangnya,” kata dia.
Keluarga korban tak menuntut banyak. Mereka berharap agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membantu pemulangan jenazah Pariyem ke Lampung.
“Karena kami ya orang enggak punya di Lampung. Jadi kami mohon sama Gubernur DKI untuk dibantu ambulansnya lah sepenuhnya,” tutur Sulaiman.
Baik Sulaiman maupun kakak korban belum menginformasikan kabar duka ini kepada sang ibu.
Mereka tak kuasa menyampaikannya mengingat ibu korban yang sudah lanjut usia.
“Kalau sementara ibunya belum (terinformasi), karena posisinya masih tua, rentan drop lah. Cuma kalau saudara-saudara lain sudah dikasih informasi semua,” ungkap dia.
Sebelumnya,
kebakaran
terjadi di Gedung Kantor Terra Drone, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Selasa kemarin.
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta menyebut, kebakaran di
Gedung Terra Drone
mulai diketahui sejak pukul 12.43 WIB.
Tim damkar kemudian meluncur ke lokasi kejadian dan mulai melakukan pemadaman pada pukul 12.50 WIB.
Lalu sekitar pukul 14.10 WIB, tim damkar telah berhasil memadamkan api dan melakukan pendinginan di lokasi kejadian.
Polres Metro Jakarta Pusat pada pukul 17.00 WIB mengonfirmasi jumlah total korban meninggal sebanyak 22 orang.
“Terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Untuk 22 korban sudah dibawa ke RS Polri,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi, Selasa.
Dari keseluruhan korban meninggal, ada satu orang ibu hamil dengan usia kandungan tujuh bulan.
“Rata-rata korban meninggal ditemukan di lantai 3, 4, dan 5. Sebab (karyawan) yang berada di lantai 6 bisa langsung ke rooftop,” tutur Susatyo.
Menurutnya, para korban meninggal rata-rata disebabkan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan lemas dan berujung kepada kematian.
“Asap naik ke lantai 2, 3, dan sebagainya, oksigen juga kurang, sehingga banyak yang meninggal karena lemas di atas,” kata Susatyo.
Seluruh korban meninggal dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kemayoran
-

Profil Terra Drone, Pemain Besar Drone Dunia yang Kantornya Terbakar
Jakarta: Peristiwa kebakaran ruko milik Terra Drone di Jalan Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, menjadi perhatian publik. Hingga pukul 17.00 WIB, sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia.
Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik pada baterai drone yang meledak di lantai satu saat jam istirahat.
Api dengan cepat merambat ke lantai atas dan membuat sejumlah pegawai terjebak.
Meski insiden tersebut sangat menyedihkan, publik mulai menyoroti lebih jauh tentang siapa sebenarnya Terra Drone.
Perusahaan drone global dengan operasi di 25 negara
Merangkum laman resmi perusahaan, Terra Drone merupakan salah satu penyedia layanan drone terbesar di dunia. Berbasis di Jepang, perusahaan ini menyediakan solusi teknologi untuk survei udara, inspeksi infrastruktur, analisis data, hingga kolaborasi teknologi di berbagai sektor industri.Didirikan pada 2016, Terra Drone tumbuh dengan cepat melalui strategi akuisisi penyedia layanan drone lokal terbaik di banyak negara. Pendekatan ini memadukan teknologi mutakhir dengan pengetahuan pasar lokal.
Pada 2020, Drone Industry Insight menominasikan Terra Drone sebagai penyedia jasa drone nomor satu di dunia, menegaskan posisi globalnya sebagai pemimpin industri.
Terra Drone Indonesia
Di Indonesia, operasi perusahaan dijalankan oleh Terra Drone Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai PT Aero Geosurvey Indonesia. Perusahaan ini fokus pada pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone untuk berbagai kebutuhan industri, di antaranya pemetaan, pemodelan, inspeksi, dan pemantauan udara.Selain layanan operasional, Terra Drone Indonesia juga menyediakan pelatihan dan konsultasi bagi perusahaan yang sudah menggunakan drone untuk kegiatan sehari-hari.
Jejaring global dan kolaborasi teknologi
Hingga hari ini, Terra Drone telah hadir di lebih dari 25 negara, bekerja sama dengan puluhan produsen teknologi drone terkemuka.Drone Industry Insight menyebutkan bahwa pertumbuhan ini terjadi berkat agresivitas Terra Drone memperluas pasar dan merambah berbagai wilayah geografis penting di dunia.
Layanan Terra Drone untuk industri di Indonesia
Terra Drone menawarkan beragam solusi drone untuk sektor-sektor strategis, seperti Energi, Oil & Gas, Konstruksi & Infrastruktur, Pertambangan, Transmisi & Pembangkit, Perkebunan, Pertanahan & Perencanaan Kota, Kebencanaan, Kelautan & Lepas Pantai, dan Entertainment.Perusahaan ini juga sudah menjadi mitra bagi banyak nama besar seperti PT Antam, Amman Mineral, Ultrajaya, Kalbe, Chevron, Toshiba, Pertamina, Brantas Energi, PLN, Perhutani, Angkasa Pura II, Kereta Api Indonesia, SKK Migas, Wika, PP, Waskita, serta sejumlah kementerian termasuk Kementerian PUPR.
Jakarta: Peristiwa kebakaran ruko milik Terra Drone di Jalan Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, menjadi perhatian publik. Hingga pukul 17.00 WIB, sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia.
Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik pada baterai drone yang meledak di lantai satu saat jam istirahat.
Api dengan cepat merambat ke lantai atas dan membuat sejumlah pegawai terjebak.Meski insiden tersebut sangat menyedihkan, publik mulai menyoroti lebih jauh tentang siapa sebenarnya Terra Drone.
Perusahaan drone global dengan operasi di 25 negara
Merangkum laman resmi perusahaan, Terra Drone merupakan salah satu penyedia layanan drone terbesar di dunia. Berbasis di Jepang, perusahaan ini menyediakan solusi teknologi untuk survei udara, inspeksi infrastruktur, analisis data, hingga kolaborasi teknologi di berbagai sektor industri.
Didirikan pada 2016, Terra Drone tumbuh dengan cepat melalui strategi akuisisi penyedia layanan drone lokal terbaik di banyak negara. Pendekatan ini memadukan teknologi mutakhir dengan pengetahuan pasar lokal.
Pada 2020, Drone Industry Insight menominasikan Terra Drone sebagai penyedia jasa drone nomor satu di dunia, menegaskan posisi globalnya sebagai pemimpin industri.
Terra Drone Indonesia
Di Indonesia, operasi perusahaan dijalankan oleh Terra Drone Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai PT Aero Geosurvey Indonesia. Perusahaan ini fokus pada pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone untuk berbagai kebutuhan industri, di antaranya pemetaan, pemodelan, inspeksi, dan pemantauan udara.
Selain layanan operasional, Terra Drone Indonesia juga menyediakan pelatihan dan konsultasi bagi perusahaan yang sudah menggunakan drone untuk kegiatan sehari-hari.
Jejaring global dan kolaborasi teknologi
Hingga hari ini, Terra Drone telah hadir di lebih dari 25 negara, bekerja sama dengan puluhan produsen teknologi drone terkemuka.
Drone Industry Insight menyebutkan bahwa pertumbuhan ini terjadi berkat agresivitas Terra Drone memperluas pasar dan merambah berbagai wilayah geografis penting di dunia.
Layanan Terra Drone untuk industri di Indonesia
Terra Drone menawarkan beragam solusi drone untuk sektor-sektor strategis, seperti Energi, Oil & Gas, Konstruksi & Infrastruktur, Pertambangan, Transmisi & Pembangkit, Perkebunan, Pertanahan & Perencanaan Kota, Kebencanaan, Kelautan & Lepas Pantai, dan Entertainment.
Perusahaan ini juga sudah menjadi mitra bagi banyak nama besar seperti PT Antam, Amman Mineral, Ultrajaya, Kalbe, Chevron, Toshiba, Pertamina, Brantas Energi, PLN, Perhutani, Angkasa Pura II, Kereta Api Indonesia, SKK Migas, Wika, PP, Waskita, serta sejumlah kementerian termasuk Kementerian PUPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(ANN)
-

Kemensos Siapkan Santunan Korban Kebakaran Gedung Terra Drone
Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan pemerintah akan memberikan santunan kepada para korban tewas maupun luka-luka dalam insiden kebakaran hebat yang melanda Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Soeprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kebakaran yang terjadi pada Selasa (9/12/2025) siang ini menimbulkan korban jiwa dan luka serius, sehingga penanganan lanjutan terus dilakukan.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan, negara hadir untuk membantu para penyintas dan keluarga korban demi meringankan beban mereka.
Menurutnya, dukungan pemerintah menjadi bagian penting dari proses pemulihan sosial masyarakat terdampak bencana.
Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menjelaskan, Kemensos akan menyalurkan santunan kepada ahli waris dari 22 korban tewas. Setiap ahli waris berhak menerima bantuan sebesar Rp 15 juta sesuai ketentuan program perlindungan sosial yang berlaku.
“Insyaallah nanti kita akan memberikan tali asih bagi yang wafat. Sesuai program Kemensos, santunan sebesar Rp 15 juta per orang akan diberikan kepada ahli waris,” ujar Saifullah Yusuf.
Selain bagi korban meninggal dunia, Kemensos juga menyiapkan bantuan untuk korban luka-luka. Korban dengan luka berat berhak mendapatkan santunan sebesar Rp 5 juta. Besaran bantuan untuk masing-masing penyintas akan ditentukan berdasarkan asesmen lapangan yang tengah dilakukan tim Kemensos.
Meski skema bantuan telah disiapkan, proses penyaluran masih menunggu pendataan korban kebakaran Gedung Terra Drone selesai. Identifikasi, verifikasi, dan pencocokan data dengan ahli waris sedang berlangsung agar penyaluran santunan berjalan tepat sasaran.
“Saat ini kami sedang melakukan asesmen. Setelah teridentifikasi dan kami berkoordinasi dengan ahli waris, pada waktunya santunan akan kami salurkan,” tegasnya.
Kemensos berharap bantuan tersebut dapat mengurangi beban keluarga korban atas musibah kebakaran Gedung Terra Drone. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi kebakaran di area padat aktivitas dan teknologi seperti gedung perkantoran maupun fasilitas industri.
-

Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone Dipicu Ledakan Baterai Lithium
Jakarta: Kebakaran melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025.
Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
Ledakan baterai lithium drone memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone. Salah satu karyawan, Dimitri, yang berada di dalam gedung saat kejadian, menggambarkan kondisi ketika ledakan terjadi.
Ia menyebut baterai drone berada di lantai satu. Saat meledak, asap langsung merambat ke lantai dua. “Baterai di lantai satu. Kami di tanggal lima,” ujar Dimitri dalam program Breaking News Metro TV, Selasa, 9 Desember 2025.
Api yang kian membesar memaksa Dimitri dan sejumlah pekerja lainnya naik ke rooftop. Sekitar setengah jam mereka menunggu pertolongan, namun tidak ada akses untuk dievakuasi.
Mereka akhirnya berinisiatif mencari jalur penyelamatan sendiri. Sebuah tangga luar gedung menjadi satu-satunya pilihan, dan Dimitri turun lebih dulu. Namun kondisi tangga tidak stabil. “Karena goyang, jebol atapnya hingga jatuh ke bawah,” katanya.
Dimitri terjatuh ke bangunan di sebelah gedung dan menembus atap. Ia mengalami luka memar pada tangan dan cedera di kepala, namun kondisinya masih lebih baik dibandingkan korban lain yang terjebak di dalam gedung. Total 24 jenazah berhasil dievakuasi pascakebakaran tersebut.
Jakarta: Kebakaran melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025.
Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
Ledakan baterai lithium drone memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone. Salah satu karyawan, Dimitri, yang berada di dalam gedung saat kejadian, menggambarkan kondisi ketika ledakan terjadi.Ia menyebut baterai drone berada di lantai satu. Saat meledak, asap langsung merambat ke lantai dua. “Baterai di lantai satu. Kami di tanggal lima,” ujar Dimitri dalam program Breaking News Metro TV, Selasa, 9 Desember 2025.
Api yang kian membesar memaksa Dimitri dan sejumlah pekerja lainnya naik ke rooftop. Sekitar setengah jam mereka menunggu pertolongan, namun tidak ada akses untuk dievakuasi.
Mereka akhirnya berinisiatif mencari jalur penyelamatan sendiri. Sebuah tangga luar gedung menjadi satu-satunya pilihan, dan Dimitri turun lebih dulu. Namun kondisi tangga tidak stabil. “Karena goyang, jebol atapnya hingga jatuh ke bawah,” katanya.
Dimitri terjatuh ke bangunan di sebelah gedung dan menembus atap. Ia mengalami luka memar pada tangan dan cedera di kepala, namun kondisinya masih lebih baik dibandingkan korban lain yang terjebak di dalam gedung. Total 24 jenazah berhasil dievakuasi pascakebakaran tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(PRI)
-

Picu Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Faktor Baterai Lithium Bisa Meledak
Jakarta: Kebakaran hebat melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025. Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion.
Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
Ledakan baterai lithium drone terjadi di lantai 1 sehingga memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone.
Faktor penyebab baterai lithium-ion bisa meledak
Baterai lithium dikenal memiliki efisiensi tinggi dan ukuran ringkas, namun di balik keunggulannya tersimpan risiko besar seperti mudah terbakar dan berpotensi meledak.
Akar dari sebagian besar insiden ledakan adalah thermal runaway atau pelarian panas, yaitu kondisi ketika suhu dalam baterai meningkat tak terkendali hingga memicu reaksi berantai yang menghasilkan panas, gas, dan akhirnya ledakan.
Begitu proses ini terjadi, energi yang tersimpan dalam baterai akan dilepaskan secara cepat dan agresif, membuat kebakaran sulit dihentikan. Berikut ini faktor-faktor penyebab baterai lithium meledak:
1. Faktor Kimia dan Desain Baterai
Baterai lithium memiliki kepadatan energi sangat tinggi, sehingga ketika terjadi gangguan kecil saja, panas yang dihasilkan bisa berlipat ganda. Selain itu, litium adalah logam yang sangat reaktif, mudah bereaksi dengan udara atau air.
Elektrolit yang digunakan pun berbahan dasar organik yang mudah menyala dan dapat terbakar jika suhu baterai meningkat akibat korsleting atau tekanan internal.
2. Kesalahan Penggunaan
Kesalahan penggunaan seperti pengisian daya yang tidak benar menjadi salah satu penyebab baterai meledak.
– Overcharge membuat bahan elektroda rusak, memicu pembentukan gas dan meningkatkan tekanan dalam baterai.
– Overdischarge (pengosongan berlebih) juga dapat memicu reaksi kimia yang tidak stabil.
– Arus berlebih, misalnya karena penggunaan perangkat berat atau charger palsu, meningkatkan panas internal.
– Lingkungan ekstrem, baik terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu lembap juga mempercepat degradasi komponen baterai, membuatnya lebih mudah mengalami kegagalan.
– Kerusakan fisik seperti tertekan, terjatuh, atau tertusuk dapat merobek struktur sel hingga menyebabkan korsleting langsung antara elektroda positif dan negatif.Ketika ini terjadi, arus besar mengalir di dalam baterai, memicu panas ekstrem yang dapat menyebabkan ledakan.
3. Cacat Produksi
Masalah pada proses manufaktur juga berperan besar dalam insiden baterai meledak. Kontaminasi kotoran di bagian dalam sel dapat memicu korsleting.Lapisan elektroda tidak merata membuat distribusi panas tidak stabil.
Diafragma (separator) rusak memungkinkan kedua elektroda bersinggungan langsung, memicu arus pendek internal.
4. Faktor Lain yang Memperbesar Risiko
Menggunakan charger yang tidak kompatibel, sel baterai berkualitas rendah, atau papan proteksi yang tidak sesuai dapat menghilangkan fungsi pengaman yang seharusnya mencegah baterai memasuki kondisi berbahaya.
Dalam beberapa kasus, korsleting internal yang tak terdeteksi membuat tekanan gas meningkat cepat, dan karena litium sangat aktif, cangkang baterai akhirnya tidak mampu menahan tekanan sehingga terjadi ledakan dan kebakaran.
Jakarta: Kebakaran hebat melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025. Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion.
Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
Ledakan baterai lithium drone terjadi di lantai 1 sehingga memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone.
Faktor penyebab baterai lithium-ion bisa meledak
Baterai lithium dikenal memiliki efisiensi tinggi dan ukuran ringkas, namun di balik keunggulannya tersimpan risiko besar seperti mudah terbakar dan berpotensi meledak.
Akar dari sebagian besar insiden ledakan adalah thermal runaway atau pelarian panas, yaitu kondisi ketika suhu dalam baterai meningkat tak terkendali hingga memicu reaksi berantai yang menghasilkan panas, gas, dan akhirnya ledakan.
Begitu proses ini terjadi, energi yang tersimpan dalam baterai akan dilepaskan secara cepat dan agresif, membuat kebakaran sulit dihentikan. Berikut ini faktor-faktor penyebab baterai lithium meledak:
1. Faktor Kimia dan Desain Baterai
Baterai lithium memiliki kepadatan energi sangat tinggi, sehingga ketika terjadi gangguan kecil saja, panas yang dihasilkan bisa berlipat ganda. Selain itu, litium adalah logam yang sangat reaktif, mudah bereaksi dengan udara atau air.
Elektrolit yang digunakan pun berbahan dasar organik yang mudah menyala dan dapat terbakar jika suhu baterai meningkat akibat korsleting atau tekanan internal.
2. Kesalahan Penggunaan
Kesalahan penggunaan seperti pengisian daya yang tidak benar menjadi salah satu penyebab baterai meledak.
– Overcharge membuat bahan elektroda rusak, memicu pembentukan gas dan meningkatkan tekanan dalam baterai.
– Overdischarge (pengosongan berlebih) juga dapat memicu reaksi kimia yang tidak stabil.
– Arus berlebih, misalnya karena penggunaan perangkat berat atau charger palsu, meningkatkan panas internal.
– Lingkungan ekstrem, baik terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu lembap juga mempercepat degradasi komponen baterai, membuatnya lebih mudah mengalami kegagalan.
– Kerusakan fisik seperti tertekan, terjatuh, atau tertusuk dapat merobek struktur sel hingga menyebabkan korsleting langsung antara elektroda positif dan negatif.
Ketika ini terjadi, arus besar mengalir di dalam baterai, memicu panas ekstrem yang dapat menyebabkan ledakan.
3. Cacat Produksi
Masalah pada proses manufaktur juga berperan besar dalam insiden baterai meledak. Kontaminasi kotoran di bagian dalam sel dapat memicu korsleting.Lapisan elektroda tidak merata membuat distribusi panas tidak stabil.
Diafragma (separator) rusak memungkinkan kedua elektroda bersinggungan langsung, memicu arus pendek internal.
4. Faktor Lain yang Memperbesar Risiko
Menggunakan charger yang tidak kompatibel, sel baterai berkualitas rendah, atau papan proteksi yang tidak sesuai dapat menghilangkan fungsi pengaman yang seharusnya mencegah baterai memasuki kondisi berbahaya.
Dalam beberapa kasus, korsleting internal yang tak terdeteksi membuat tekanan gas meningkat cepat, dan karena litium sangat aktif, cangkang baterai akhirnya tidak mampu menahan tekanan sehingga terjadi ledakan dan kebakaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(PRI)
/data/photo/2025/12/10/6938eac46082a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/09/69381f591f617.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/12/09/6937d6abcf597.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
