kab/kota: Kemayoran

  • Pariyem, Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Tulang Punggung Keluarga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Desember 2025

    Pariyem, Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Tulang Punggung Keluarga Megapolitan 10 Desember 2025

    Pariyem, Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Tulang Punggung Keluarga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pariyem (25), korban tewas saat kebakaran di Gedung Terra Drone, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025), merupakan tulang punggung keluarga. 
    Sulaiman, tetangga yang menemani kakak Pariyem mengatakan bahwa korban bekerja membiayai kebutuhan ibunya di Lampung setelah ayahnya meninggal dunia.  
    Pariyem sudah bekerja di
    Terra Drone
    selama kurang lebih empat tahun.
    “Iya dia tulang punggung keluarga, karena bapaknya sudah enggak ada, ibunya sudah tua, sudah enggak bisa jalan jauh,” kata Sulaiman, bersama kakak Pariyem di RS Polri Kramat Jati, Rabu (10/12/2025).
    Sulaiman mengatakan Pariyem sempat mengunggah status WhatsApp berisi gambar makanan dan aktivitas istirahat.
    Saat itu memang Pariyem sedang istirahat makan siang.
    “(Status WA lagi) makan. Jam makan siang. Karena ada yang makan siang, ada yang shalat. Itu pas jam makan siang,” jelas Sulaiman.
    Sore hari ketika keluarga menerima kabar duka, Pariyem sudah tak bisa dihubungi lagi, ponselnya mati total.
    Sulaiman dan kakak Pariyem langsung bertolak ke Jakarta dan baru tiba Rabu subuh.
    Hingga kini, mereka belum menerima informasi terkait identifikasi korban untuk segera membawa pulang jenazah.
    “Nyampe sini subuh. Ya kondisi seperti inilah di sini. Belum ada dari pihak rumah sakit belum ada keterangan mau kapan selesainya, mau bawa pulangnya,” kata dia.
    Keluarga korban tak menuntut banyak. Mereka berharap agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membantu pemulangan jenazah Pariyem ke Lampung.
    “Karena kami ya orang enggak punya di Lampung. Jadi kami mohon sama Gubernur DKI untuk dibantu ambulansnya lah sepenuhnya,” tutur Sulaiman.
    Baik Sulaiman maupun kakak korban belum menginformasikan kabar duka ini kepada sang ibu.
    Mereka tak kuasa menyampaikannya mengingat ibu korban yang sudah lanjut usia.
    “Kalau sementara ibunya belum (terinformasi), karena posisinya masih tua, rentan drop lah. Cuma kalau saudara-saudara lain sudah dikasih informasi semua,” ungkap dia.
    Sebelumnya,
    kebakaran
    terjadi di Gedung Kantor Terra Drone, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Selasa kemarin.
    Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta menyebut, kebakaran di
    Gedung Terra Drone
    mulai diketahui sejak pukul 12.43 WIB.
    Tim damkar kemudian meluncur ke lokasi kejadian dan mulai melakukan pemadaman pada pukul 12.50 WIB.
    Lalu sekitar pukul 14.10 WIB, tim damkar telah berhasil memadamkan api dan melakukan pendinginan di lokasi kejadian.
    Polres Metro Jakarta Pusat pada pukul 17.00 WIB mengonfirmasi jumlah total korban meninggal sebanyak 22 orang.
    “Terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Untuk 22 korban sudah dibawa ke RS Polri,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di lokasi, Selasa.
    Dari keseluruhan korban meninggal, ada satu orang ibu hamil dengan usia kandungan tujuh bulan.
    “Rata-rata korban meninggal ditemukan di lantai 3, 4, dan 5. Sebab (karyawan) yang berada di lantai 6 bisa langsung ke rooftop,” tutur Susatyo.
    Menurutnya, para korban meninggal rata-rata disebabkan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan lemas dan berujung kepada kematian.
    “Asap naik ke lantai 2, 3, dan sebagainya, oksigen juga kurang, sehingga banyak yang meninggal karena lemas di atas,” kata Susatyo.
    Seluruh korban meninggal dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk diidentifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Periksa 8 Orang Saksi Terkait Kebakaran Gedung Terra Drone
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Desember 2025

    Polisi Periksa 8 Orang Saksi Terkait Kebakaran Gedung Terra Drone Megapolitan 10 Desember 2025

    Polisi Periksa 8 Orang Saksi Terkait Kebakaran Gedung Terra Drone
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Polisi memeriksa delapan orang saksi terkait kebakaran Gedung Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025). Data tersebut terhitung hingga Rabu (10/12/2025).
    “Jumlah saksi delapan (orang) yang sudah diperiksa,” ujar Kasatreskrim Polres Metro
    Jakarta Pusat
    , AKBP Roby Saputra saat dikonfirmasi wartawan, Rabu.
    Saksi yang diperiksa terdiri dari pemilik gedung Terra Drone, manajemen perusahaan, dan warga di lingkungan sekitar lokasi.
    Namun, pemilik perusahaan hingga kini belum diperiksa.
    Kepolisian masih memastikan posisi dan alamat pemilik PT Terra Drone.
    Roby mengungkapkan, PT Terra Drone merupakan perusahaan Jepang.
    Namun, pemimpin perusahaan di kantor Kemayoran bukan merupakan WNA Jepang.
    “Perusahaannya perusahaan Jepang. Kalau pemimpin perusahaan yang di situ bukan (orang Jepang),” tutur Roby.
    Sebelumnya, kebakaran terjadi di Gedung Kantor Terra Drone, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Selasa kemarin.
    Informasi resmi dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta menyebut, kebakaran di Gedung Terra Drone mulai diketahui sejak pukul 12.43 WIB.
    Tim damkar kemudian meluncur ke lokasi kejadian dan mulai melakukan pemadaman pada pukul 12.50 WIB.
    Lalu sekitar pukul 14.10 WIB, tim damkar telah berhasil memadamkan api dan melakukan pendinginan di lokasi kejadian.
    Polres Metro Jakarta Pusat pada pukul 17.00 WIB mengonfirmasi jumlah total korban meninggal sebanyak 22 orang.
    “Terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Untuk 22 korban sudah dibawa ke RS Polri,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
    Dari keseluruhan korban meninggal, ada satu orang ibu hamil dengan usia kandungan tujuh bulan.
    “Rata-rata korban meninggal ditemukan di lantai 3, 4, dan 5. Sebab (karyawan) yang berada di lantai 6 bisa langsung ke rooftop,” tutur Susatyo.
    Menurutnya, para korban meninggal rata-rata disebabkan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan lemas dan berujung kepada kematian.
    “Asap naik ke lantai 2, 3, dan sebagainya, oksigen juga kurang, sehingga banyak yang meninggal karena lemas di atas,” kata Susatyo.
    Seluruh korban meninggal dibawa ke RS Polri Kramatjati.
    Selain itu, menurutnya ada dua orang petugas damkar mengalami luka ringan saat penanganan kejadian.
    Lalu Kapolsek Kemayoran Kompol Agung Adriansyah mengalami luka berat di tangan ketika meninjau lokasi kebakaran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Terra Drone, Pemain Besar Drone Dunia yang Kantornya Terbakar

    Profil Terra Drone, Pemain Besar Drone Dunia yang Kantornya Terbakar

    Jakarta: Peristiwa kebakaran ruko milik Terra Drone di Jalan Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, menjadi perhatian publik. Hingga pukul 17.00 WIB, sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia.

    Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik pada baterai drone yang meledak di lantai satu saat jam istirahat. 

    Api dengan cepat merambat ke lantai atas dan membuat sejumlah pegawai terjebak.

    Meski insiden tersebut sangat menyedihkan, publik mulai menyoroti lebih jauh tentang siapa sebenarnya Terra Drone.
    Perusahaan drone global dengan operasi di 25 negara
    Merangkum laman resmi perusahaan, Terra Drone merupakan salah satu penyedia layanan drone terbesar di dunia. Berbasis di Jepang, perusahaan ini menyediakan solusi teknologi untuk survei udara, inspeksi infrastruktur, analisis data, hingga kolaborasi teknologi di berbagai sektor industri.

    Didirikan pada 2016, Terra Drone tumbuh dengan cepat melalui strategi akuisisi penyedia layanan drone lokal terbaik di banyak negara. Pendekatan ini memadukan teknologi mutakhir dengan pengetahuan pasar lokal.

    Pada 2020, Drone Industry Insight menominasikan Terra Drone sebagai penyedia jasa drone nomor satu di dunia, menegaskan posisi globalnya sebagai pemimpin industri.
     

    Terra Drone Indonesia
    Di Indonesia, operasi perusahaan dijalankan oleh Terra Drone Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai PT Aero Geosurvey Indonesia. Perusahaan ini fokus pada pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone untuk berbagai kebutuhan industri, di antaranya pemetaan, pemodelan, inspeksi, dan pemantauan udara.

    Selain layanan operasional, Terra Drone Indonesia juga menyediakan pelatihan dan konsultasi bagi perusahaan yang sudah menggunakan drone untuk kegiatan sehari-hari.
    Jejaring global dan kolaborasi teknologi
    Hingga hari ini, Terra Drone telah hadir di lebih dari 25 negara, bekerja sama dengan puluhan produsen teknologi drone terkemuka.

    Drone Industry Insight menyebutkan bahwa pertumbuhan ini terjadi berkat agresivitas Terra Drone memperluas pasar dan merambah berbagai wilayah geografis penting di dunia.
    Layanan Terra Drone untuk industri di Indonesia
    Terra Drone menawarkan beragam solusi drone untuk sektor-sektor strategis, seperti Energi, Oil & Gas, Konstruksi & Infrastruktur, Pertambangan, Transmisi & Pembangkit, Perkebunan, Pertanahan & Perencanaan Kota, Kebencanaan, Kelautan & Lepas Pantai, dan Entertainment.

    Perusahaan ini juga sudah menjadi mitra bagi banyak nama besar seperti PT Antam, Amman Mineral, Ultrajaya, Kalbe, Chevron, Toshiba, Pertamina, Brantas Energi, PLN, Perhutani, Angkasa Pura II, Kereta Api Indonesia, SKK Migas, Wika, PP, Waskita, serta sejumlah kementerian termasuk Kementerian PUPR.

    Jakarta: Peristiwa kebakaran ruko milik Terra Drone di Jalan Suprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, menjadi perhatian publik. Hingga pukul 17.00 WIB, sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia.
     
    Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik pada baterai drone yang meledak di lantai satu saat jam istirahat. 
     
    Api dengan cepat merambat ke lantai atas dan membuat sejumlah pegawai terjebak.

    Meski insiden tersebut sangat menyedihkan, publik mulai menyoroti lebih jauh tentang siapa sebenarnya Terra Drone.

    Perusahaan drone global dengan operasi di 25 negara
    Merangkum laman resmi perusahaan, Terra Drone merupakan salah satu penyedia layanan drone terbesar di dunia. Berbasis di Jepang, perusahaan ini menyediakan solusi teknologi untuk survei udara, inspeksi infrastruktur, analisis data, hingga kolaborasi teknologi di berbagai sektor industri.
     
    Didirikan pada 2016, Terra Drone tumbuh dengan cepat melalui strategi akuisisi penyedia layanan drone lokal terbaik di banyak negara. Pendekatan ini memadukan teknologi mutakhir dengan pengetahuan pasar lokal.
     
    Pada 2020, Drone Industry Insight menominasikan Terra Drone sebagai penyedia jasa drone nomor satu di dunia, menegaskan posisi globalnya sebagai pemimpin industri.
     

    Terra Drone Indonesia
    Di Indonesia, operasi perusahaan dijalankan oleh Terra Drone Indonesia, sebelumnya dikenal sebagai PT Aero Geosurvey Indonesia. Perusahaan ini fokus pada pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone untuk berbagai kebutuhan industri, di antaranya pemetaan, pemodelan, inspeksi, dan pemantauan udara.
     
    Selain layanan operasional, Terra Drone Indonesia juga menyediakan pelatihan dan konsultasi bagi perusahaan yang sudah menggunakan drone untuk kegiatan sehari-hari.
    Jejaring global dan kolaborasi teknologi
    Hingga hari ini, Terra Drone telah hadir di lebih dari 25 negara, bekerja sama dengan puluhan produsen teknologi drone terkemuka.
     
    Drone Industry Insight menyebutkan bahwa pertumbuhan ini terjadi berkat agresivitas Terra Drone memperluas pasar dan merambah berbagai wilayah geografis penting di dunia.
    Layanan Terra Drone untuk industri di Indonesia
    Terra Drone menawarkan beragam solusi drone untuk sektor-sektor strategis, seperti Energi, Oil & Gas, Konstruksi & Infrastruktur, Pertambangan, Transmisi & Pembangkit, Perkebunan, Pertanahan & Perencanaan Kota, Kebencanaan, Kelautan & Lepas Pantai, dan Entertainment.
     
    Perusahaan ini juga sudah menjadi mitra bagi banyak nama besar seperti PT Antam, Amman Mineral, Ultrajaya, Kalbe, Chevron, Toshiba, Pertamina, Brantas Energi, PLN, Perhutani, Angkasa Pura II, Kereta Api Indonesia, SKK Migas, Wika, PP, Waskita, serta sejumlah kementerian termasuk Kementerian PUPR.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Fakta-fakta Kebakaran Gedung Terra Drone yang Tewaskan 22 Orang

    Fakta-fakta Kebakaran Gedung Terra Drone yang Tewaskan 22 Orang

    Bisnis.com, JAKARTA — Peristiwa kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta telah menewaskan 22 orang pada Selasa (9/12/2025).

    Puluhan korban meninggal dunia itu masih memiliki jenazah yang utuh. Pasalnya, penyebab kematiannya diduga akibat kekurangan oksigen sehingga menyebabkan mati lemas.

    Dari 22 orang yang meninggal itu baru teridentifikasi tiga orang. Mereka yakni Rufaidha Lathiifunnisa, Novia Nurwana, dan Yoga Valdier Yaseer. Ketiganya, berhasil diidentifikasi oleh RS Polri melalui pendalaman sidik jari, gigi hingga properti.

    Lantas, bagaimana fakta-fakta kebakaran sejauh ini?

    Fakta-fakta Kebakaran Gedung Terra Drone

    Kronologi Kebakaran Gedung Terra Drone

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Susatyo Purnomo Condro mengatakan peristiwa kebakaran terendus dari baterai litium yang terbakar di lantai satu gedung.

    “Sekitar pukul 12.30 memang ada baterai di lantai 1, itu yang terbakar,” ujar Susatyo di Jakarta, Selasa (9/12/2025).

    Dia menambahkan baterai terbakar itu memang sempat dilakukan upaya pemadaman oleh karyawan. Namun, baterai yang terbakar malah menyebar di lokasi penyimpanan lantai satu hingga menjalar ke lantai di atasnya.

    Susatyo juga menjelaskan banyak karyawan sedang istirahat makan siang saat peristiwa itu berlangsung. Sementara, beberapa karyawan lain ada juga yang berada di lantai dua hingga enam gedung.

    Kemudian, saat asap kebakaran semakin pekat, para karyawan yang terjebak di lokasi sudah tidak memungkinkan untuk keluar. Pasalnya, kadar oksigen di lokasi diduga sudah menipis sehingga menyebabkan korban mati lemas.

    Dugaan Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone

    Di lain sisi, Susatyo mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan sementara, kebakaran itu disebabkan oleh baterai drone yang terbakar.

    Namun, Susatyo menyatakan tim laboratorium forensik (Labfor) masih mendalami soal pemicu baterai litium itu bisa terbakar.

    “Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini Tim Labfor masih bekerja,” ujar Susatyo di Jakarta, Selasa (9/12/2025).

    Adapun, Susatyo juga menyatakan bahwa kepolisian bakal memeriksa pemilik maupun pihak-pihak dari perusahaan Terra Drone. Pemeriksaan itu akan dilakukan untuk mencari asal-usul penyebab apakah itu disebabkan karena kelalaian atau karena faktor lainnya.

    “Tentunya dari penyebab tersebut kita akan kaji lagi, apakah penyebab tersebut juga dihubungkan dengan kelalaian atau ada pihak-pihak lain yang bertanggung jawab. Termasuk izin-izin dan sebagainya,” pungkasnya.

    Akses Cuma Satu Pintu 

    Adapun, Kabid Fiskomfor Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Romylus Tamtelahitu mengemukakan bahwa Gedung Terra Drone itu hanya memiliki satu akses pintu masuk dan keluar.

    “Ya, jika teman-teman melihat memang tadi sejak siang atau sore hari untuk akses hanya satu ya,” ujarnya usai olah TKP.

    Romylus menambahkan Labfor masih mendalami akses lainnya ke gedung berupa tangga. Namun, akses gedung melalui tangga itu diduga menyulitkan jalur evakuasi karena memiliki ukuran yang kecil.

    “Memang itu [tangga] menjadi salah satu instrumen yang nanti akan kita uji dan kita lakukan pemeriksaan secara forensik,” pungkasnya.

    Korban Selamat Terjebak di Rooftop

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra memastikan bahwa sejumlah orang yang terjebak di rooftop gedung dipastikan selamat dari peristiwa ini.

    Sebelumnya, video viral menampilkan sejumlah orang yang menyelamatkan diri ke lantai paling atas. Tampak sejumlah karyawan yang berdiri di satu sudut atap sambil melambaikan tangan dan meminta pertolongan.

    Dalam hal ini, Roby memastikan total ada 19 orang dalam video dipastikan selamat usai dibantu oleh tim Damkar.

    “Jadi untuk yang dalam video yang cukup viral itu, ada karyawan-karyawannya yang selamat sampai dengan lantai paling atas, itu sudah diselamatkan oleh tim Damkar. Itu ada berjumlah sekitar 19 orang, selamat semua yang sampai ke atas,” ujar Roby.

    Pramono Tanggung Biaya Medis Korban

    Selanjutnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya akan menanggung biaya pemakaman korban meninggal dunia.

    Selain itu, Pramono juga mengungkap kesediaan pemerintah Jakarta untuk memberikan bantuan medis terhadap korban luka.

    “Pemerintah DKI Jakarta akan bertanggung jawab untuk seluruh korban pemakaman yang meninggal dunia, berapapun jumlahnya,” ujar Pramono di TKP kebakaran.

  • HNW Ingatkan Pemda Pastikan Gedung Tinggi Penuhi Syarat Proteksi Kebakaran

    HNW Ingatkan Pemda Pastikan Gedung Tinggi Penuhi Syarat Proteksi Kebakaran

    Jakarta

    Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden kebakaran di Gedung Terra Drone, Cempaka Baru, Kemayoran Jakarta, pada Selasa (9/12). HNW mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk memastikan pemenuhan standar proteksi kebakaran pada gedung-gedung di Ibu Kota agar kejadian serupa tak terulang.

    Diketahui, berdasarkan keterangan Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, setidaknya 76 orang menjadi korban, di mana 54 orang selamat dan 22 orang meninggal.

    “Masyarakat khususnya yang berada di lokasi rentan bencana berhak mendapatkan perlindungan dan rasa aman, sebagaimana amanat Pasal 26 UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Ini hanya bisa dipenuhi jika gedung tempat banyak warga Jakarta bekerja dapat melengkapi syarat proteksi dari kebakaran,” ujar HNW, dalam keterangan tertulis, Rabu (10/12/2025).

    HNW menjelaskan bahwa Jakarta sebenarnya telah memiliki Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Aturan tersebut mewajibkan pemilik, pengguna, maupun pengelola gedung menyediakan sarana penyelamatan jiwa, akses pemadam, proteksi kebakaran, serta manajemen keselamatan gedung.

    HNW menegaskan sarana penyelamatan jiwa mencakup tangga darurat, balkon, dan jalur evakuasi. Sementara proteksi kebakaran meliputi APAR, sistem sprinkler otomatis, hingga kompartemenisasi ruangan.

    “Sayangnya berdasarkan keterangan Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, sebanyak 694 gedung bertingkat di Jakarta belum memenuhi syarat proteksi kebakaran. Ini yang harus segera dikejar pemenuhannya oleh Pemprov Jakarta agar tidak ada lagi korban nyawa akibat kebakaran di gedung perkantoran,” tambahnya.

    Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Gubernur Jakarta Pramono Anung yang menyatakan siap membantu proses pemakaman korban meninggal serta pengobatan korban luka. Hidayat juga mengingatkan Kementerian Sosial sebagai mitra Komisi VIII untuk memenuhi hak korban sesuai regulasi.

    Berdasarkan Permensos Nomor 4 Tahun 2015, bagi korban bencana yang meninggal diberikan santunan ahli waris sebesar Rp 15 juta, dan korban luka berat sebesar Rp 5 juta. Selain itu fasilitasi pencairan BPJS Ketenagakerjaan baik terkait Jaminan Kecelakaan Kerja atau Jaminan Kematian sesuai ketentuan perundang-undangan.

    HNW menutup pernyataan dengan doa dan harapan agar peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.

    “Semoga keluarga yang ditinggalkan wafat diberi ketabahan, korban yang luka segera diberi kesembuhan, dan Pemerintah selalu hadir mendampingi korban selamat, memaksimalkan pengobatan, memberikan keringanan bagi para ahli waris korban meninggal, serta memenuhi janji terhadap para korban yang meninggal. Dan berharap musibah ini jadi pelajaran penting, agar masalah serupa tidak terulang lagi,” tutupnya.

    (akd/ega)

  • Kemensos Siapkan Santunan Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

    Kemensos Siapkan Santunan Korban Kebakaran Gedung Terra Drone

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan pemerintah akan memberikan santunan kepada para korban tewas maupun luka-luka dalam insiden kebakaran hebat yang melanda Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Soeprapto, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kebakaran yang terjadi pada Selasa (9/12/2025) siang ini menimbulkan korban jiwa dan luka serius, sehingga penanganan lanjutan terus dilakukan.

    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan, negara hadir untuk membantu para penyintas dan keluarga korban demi meringankan beban mereka.

    Menurutnya, dukungan pemerintah menjadi bagian penting dari proses pemulihan sosial masyarakat terdampak bencana.

    Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menjelaskan, Kemensos akan menyalurkan santunan kepada ahli waris dari 22 korban tewas. Setiap ahli waris berhak menerima bantuan sebesar Rp 15 juta sesuai ketentuan program perlindungan sosial yang berlaku.

    “Insyaallah nanti kita akan memberikan tali asih bagi yang wafat. Sesuai program Kemensos, santunan sebesar Rp 15 juta per orang akan diberikan kepada ahli waris,” ujar Saifullah Yusuf.

    Selain bagi korban meninggal dunia, Kemensos juga menyiapkan bantuan untuk korban luka-luka. Korban dengan luka berat berhak mendapatkan santunan sebesar Rp 5 juta. Besaran bantuan untuk masing-masing penyintas akan ditentukan berdasarkan asesmen lapangan yang tengah dilakukan tim Kemensos.

    Meski skema bantuan telah disiapkan, proses penyaluran masih menunggu pendataan korban kebakaran Gedung Terra Drone selesai. Identifikasi, verifikasi, dan pencocokan data dengan ahli waris sedang berlangsung agar penyaluran santunan berjalan tepat sasaran.

    “Saat ini kami sedang melakukan asesmen. Setelah teridentifikasi dan kami berkoordinasi dengan ahli waris, pada waktunya santunan akan kami salurkan,” tegasnya.

    Kemensos berharap bantuan tersebut dapat mengurangi beban keluarga korban atas musibah kebakaran Gedung Terra Drone. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi kebakaran di area padat aktivitas dan teknologi seperti gedung perkantoran maupun fasilitas industri.

  • Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone Dipicu Ledakan Baterai Lithium

    Penyebab Kebakaran Gedung Terra Drone Dipicu Ledakan Baterai Lithium

    Jakarta: Kebakaran melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025.

    Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.

    Ledakan baterai lithium drone memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone.  Salah satu karyawan, Dimitri, yang berada di dalam gedung saat kejadian, menggambarkan kondisi ketika ledakan terjadi.

    Ia menyebut baterai drone berada di lantai satu. Saat meledak, asap langsung merambat ke lantai dua. “Baterai di lantai satu. Kami di tanggal lima,” ujar Dimitri dalam program Breaking News Metro TV, Selasa, 9 Desember 2025.
     

    Api yang kian membesar memaksa Dimitri dan sejumlah pekerja lainnya naik ke rooftop. Sekitar setengah jam mereka menunggu pertolongan, namun tidak ada akses untuk dievakuasi.

    Mereka akhirnya berinisiatif mencari jalur penyelamatan sendiri. Sebuah tangga luar gedung menjadi satu-satunya pilihan, dan Dimitri turun lebih dulu. Namun kondisi tangga tidak stabil. “Karena goyang, jebol atapnya hingga jatuh ke bawah,” katanya.

    Dimitri terjatuh ke bangunan di sebelah gedung dan menembus atap. Ia mengalami luka memar pada tangan dan cedera di kepala, namun kondisinya masih lebih baik dibandingkan korban lain yang terjebak di dalam gedung. Total 24 jenazah berhasil dievakuasi pascakebakaran tersebut.

    Jakarta: Kebakaran melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025.
     
    Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
     
    Ledakan baterai lithium drone memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone.  Salah satu karyawan, Dimitri, yang berada di dalam gedung saat kejadian, menggambarkan kondisi ketika ledakan terjadi.

    Ia menyebut baterai drone berada di lantai satu. Saat meledak, asap langsung merambat ke lantai dua. “Baterai di lantai satu. Kami di tanggal lima,” ujar Dimitri dalam program Breaking News Metro TV, Selasa, 9 Desember 2025.
     

     
    Api yang kian membesar memaksa Dimitri dan sejumlah pekerja lainnya naik ke rooftop. Sekitar setengah jam mereka menunggu pertolongan, namun tidak ada akses untuk dievakuasi.
     
    Mereka akhirnya berinisiatif mencari jalur penyelamatan sendiri. Sebuah tangga luar gedung menjadi satu-satunya pilihan, dan Dimitri turun lebih dulu. Namun kondisi tangga tidak stabil. “Karena goyang, jebol atapnya hingga jatuh ke bawah,” katanya.
     
    Dimitri terjatuh ke bangunan di sebelah gedung dan menembus atap. Ia mengalami luka memar pada tangan dan cedera di kepala, namun kondisinya masih lebih baik dibandingkan korban lain yang terjebak di dalam gedung. Total 24 jenazah berhasil dievakuasi pascakebakaran tersebut.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Picu Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Faktor Baterai Lithium Bisa Meledak

    Picu Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Faktor Baterai Lithium Bisa Meledak

    Jakarta: Kebakaran hebat melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025. Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. 

    Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.

    Ledakan baterai lithium drone terjadi di lantai 1 sehingga memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone. 
     

    Faktor penyebab baterai lithium-ion bisa meledak

    Baterai lithium dikenal memiliki efisiensi tinggi dan ukuran ringkas, namun di balik keunggulannya tersimpan risiko besar seperti mudah terbakar dan berpotensi meledak.

    Akar dari sebagian besar insiden ledakan adalah thermal runaway atau pelarian panas, yaitu kondisi ketika suhu dalam baterai meningkat tak terkendali hingga memicu reaksi berantai yang menghasilkan panas, gas, dan akhirnya ledakan. 

    Begitu proses ini terjadi, energi yang tersimpan dalam baterai akan dilepaskan secara cepat dan agresif, membuat kebakaran sulit dihentikan. Berikut ini faktor-faktor penyebab baterai lithium meledak: 

    1. Faktor Kimia dan Desain Baterai

    Baterai lithium memiliki kepadatan energi sangat tinggi, sehingga ketika terjadi gangguan kecil saja, panas yang dihasilkan bisa berlipat ganda. Selain itu, litium adalah logam yang sangat reaktif, mudah bereaksi dengan udara atau air.

    Elektrolit yang digunakan pun berbahan dasar organik yang mudah menyala dan dapat terbakar jika suhu baterai meningkat akibat korsleting atau tekanan internal.

    2. Kesalahan Penggunaan

    Kesalahan penggunaan seperti pengisian daya yang tidak benar menjadi salah satu penyebab baterai meledak. 

    – Overcharge membuat bahan elektroda rusak, memicu pembentukan gas dan meningkatkan tekanan dalam baterai.
    – Overdischarge (pengosongan berlebih) juga dapat memicu reaksi kimia yang tidak stabil.
    – Arus berlebih, misalnya karena penggunaan perangkat berat atau charger palsu, meningkatkan panas internal.
    – Lingkungan ekstrem, baik terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu lembap juga mempercepat degradasi komponen baterai, membuatnya lebih mudah mengalami kegagalan.
    – Kerusakan fisik seperti tertekan, terjatuh, atau tertusuk dapat merobek struktur sel hingga menyebabkan korsleting langsung antara elektroda positif dan negatif.

    Ketika ini terjadi, arus besar mengalir di dalam baterai, memicu panas ekstrem yang dapat menyebabkan ledakan.

    3. Cacat Produksi

    Masalah pada proses manufaktur juga berperan besar dalam insiden baterai meledak. Kontaminasi kotoran di bagian dalam sel dapat memicu korsleting.Lapisan elektroda tidak merata membuat distribusi panas tidak stabil.

    Diafragma (separator) rusak memungkinkan kedua elektroda bersinggungan langsung, memicu arus pendek internal.

    4. Faktor Lain yang Memperbesar Risiko

    Menggunakan charger yang tidak kompatibel, sel baterai berkualitas rendah, atau papan proteksi yang tidak sesuai dapat menghilangkan fungsi pengaman yang seharusnya mencegah baterai memasuki kondisi berbahaya.

    Dalam beberapa kasus, korsleting internal yang tak terdeteksi membuat tekanan gas meningkat cepat, dan karena litium sangat aktif, cangkang baterai akhirnya tidak mampu menahan tekanan sehingga terjadi ledakan dan kebakaran.

    Jakarta: Kebakaran hebat melanda gedung milik PT Terra Drone Indonesia di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025. Insiden ini diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion. 
     
    Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, skuter listrik, drone, hingga mobil listrik. Meski sangat powerful, baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
     
    Ledakan baterai lithium drone terjadi di lantai 1 sehingga memicu api dan menjalar ke seluruh bangunan gedung Terra Drone. 
     

    Faktor penyebab baterai lithium-ion bisa meledak

    Baterai lithium dikenal memiliki efisiensi tinggi dan ukuran ringkas, namun di balik keunggulannya tersimpan risiko besar seperti mudah terbakar dan berpotensi meledak.

    Akar dari sebagian besar insiden ledakan adalah thermal runaway atau pelarian panas, yaitu kondisi ketika suhu dalam baterai meningkat tak terkendali hingga memicu reaksi berantai yang menghasilkan panas, gas, dan akhirnya ledakan. 
     
    Begitu proses ini terjadi, energi yang tersimpan dalam baterai akan dilepaskan secara cepat dan agresif, membuat kebakaran sulit dihentikan. Berikut ini faktor-faktor penyebab baterai lithium meledak: 
     
    1. Faktor Kimia dan Desain Baterai
     
    Baterai lithium memiliki kepadatan energi sangat tinggi, sehingga ketika terjadi gangguan kecil saja, panas yang dihasilkan bisa berlipat ganda. Selain itu, litium adalah logam yang sangat reaktif, mudah bereaksi dengan udara atau air.
     
    Elektrolit yang digunakan pun berbahan dasar organik yang mudah menyala dan dapat terbakar jika suhu baterai meningkat akibat korsleting atau tekanan internal.
     
    2. Kesalahan Penggunaan
     
    Kesalahan penggunaan seperti pengisian daya yang tidak benar menjadi salah satu penyebab baterai meledak. 
     
    – Overcharge membuat bahan elektroda rusak, memicu pembentukan gas dan meningkatkan tekanan dalam baterai.
    – Overdischarge (pengosongan berlebih) juga dapat memicu reaksi kimia yang tidak stabil.
    – Arus berlebih, misalnya karena penggunaan perangkat berat atau charger palsu, meningkatkan panas internal.
    – Lingkungan ekstrem, baik terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu lembap juga mempercepat degradasi komponen baterai, membuatnya lebih mudah mengalami kegagalan.
    – Kerusakan fisik seperti tertekan, terjatuh, atau tertusuk dapat merobek struktur sel hingga menyebabkan korsleting langsung antara elektroda positif dan negatif.
     
    Ketika ini terjadi, arus besar mengalir di dalam baterai, memicu panas ekstrem yang dapat menyebabkan ledakan.
     
    3. Cacat Produksi
     
    Masalah pada proses manufaktur juga berperan besar dalam insiden baterai meledak. Kontaminasi kotoran di bagian dalam sel dapat memicu korsleting.Lapisan elektroda tidak merata membuat distribusi panas tidak stabil.
     
    Diafragma (separator) rusak memungkinkan kedua elektroda bersinggungan langsung, memicu arus pendek internal.
     
    4. Faktor Lain yang Memperbesar Risiko
     
    Menggunakan charger yang tidak kompatibel, sel baterai berkualitas rendah, atau papan proteksi yang tidak sesuai dapat menghilangkan fungsi pengaman yang seharusnya mencegah baterai memasuki kondisi berbahaya.
     
    Dalam beberapa kasus, korsleting internal yang tak terdeteksi membuat tekanan gas meningkat cepat, dan karena litium sangat aktif, cangkang baterai akhirnya tidak mampu menahan tekanan sehingga terjadi ledakan dan kebakaran.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • 1
                    
                        Cerita Korban Selamat Kebakaran Gedung Terra Drone: Kantor Meledak, Bos Aku Meninggal
                        Megapolitan

    1 Cerita Korban Selamat Kebakaran Gedung Terra Drone: Kantor Meledak, Bos Aku Meninggal Megapolitan

    Cerita Korban Selamat Kebakaran Gedung Terra Drone: Kantor Meledak, Bos Aku Meninggal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang staf
    Human Resources Development
    (HRD) berinisial SA (20) selamat dari kebakaran di gedung Terra Drone yang berada di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).
    Ibunda SA, Dea Anjani (52), mengatakan bahwa anaknya menjadi satu-satunya karyawan yang berhasil selamat saat berada di lantai 3 gedung tersebut.
    Dea menceritakan, awalnya SA mengabarkan kejadian kebakaran di kantor Terra Drone melalui sambungan telepon.
    “Anak saya bilang, ‘Kantor aku meledak, bos aku mati’, gitu katanya. Saya ya lemes dong,” ujar Dea ketika ditemui di lokasi kejadian pada Selasa.
    Setelah itu, Dea tak bisa lagi menghubungi SA. Ia pun bergegas menuju lokasi kebakaran.
    Sesampainya di lokasi, Dea begitu lega ketika mendapat kabar bahwa putrinya selamat.
    “Anak saya nangis pas ketemu saya. Dia bilang ‘aku selamat ibu, aku selamat’,” tutur Dea menirukan perkataan SA.
    Kemudian, putrinya menceritakan bahwa saat kejadian ia sedang berada di lantai 3.
    Sekitar pukul 12.00 WIB, para karyawan PT Terra Drone di lantai 3 yang baru saja selesai makan siang tiba-tiba mendengar ledakan dari lantai bawah.
    “Iya, tiba-tiba meledak saja. Pas bunyi “bum” gitu, anak saya langsung sigap dia ke bawah. Alhamdulillah bisa selamat,” tutur Dea.
    Karena langsung turun dari lantai 3, SA menjadi satu-satunya karyawan yang selamat. Sementara itu, semua rekan kerjanya meninggal dunia.
    Menurut Dea, hal itu membuat putrinya sangat syok.
    “Anak saya cerita, tadi pagi masih ngobrol sama bosnya, masih sama temen-temennya pas makan siang. Lalu tiba-tiba mereka sudah meninggal,” tutur Dea.
    “Dia syok sekali. Terus temannya tadi nelepon pas dia udah di bawah, temannya masih di atas. Kata temennya, ‘Gue udah enggak kuat, tolongin gue, tolong gue,’ gitu kata anak saya,” lanjutnya.
    Kepada Dea, SA menyebut bahwa rekan-rekannya sempat mengeluhkan sesak napas sebelum akhirnya tidak tertolong.
    Sebagai staf HRD, SA juga harus mendata rekan-rekannya yang meninggal ataupun selamat. Hal itu membuatnya semakin tertekan.
    “Apalagi dia lihat data-data gitu kan. Melihat teman satu per satu sudah tidak ada,” tutur Dea.
    Sebelumnya, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta menginformasikan bahwa kebakaran terjadi di kantor PT Terra Drone Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, sekitar pukul 12.40 WIB.
    Petugas pemadam kebakaran langsung menuju ke lokasi dan tiba pukul 12.50 WIB dan langsung melakukan penanganan.
    Akibat kebakaran itu, 22 korban meninggal dunia. Korban terdiri dari tujuh orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Soal Mitigasi Kebakaran Gedung, Pengamat Usul Jakarta Tiru Hong Kong

    Soal Mitigasi Kebakaran Gedung, Pengamat Usul Jakarta Tiru Hong Kong

    Jakarta: Kebakaran hebat melahap gedung PT Terra Drone di kawasan Jalan Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025. Sebanyak 22 jenazah berhasil dievakuasi dari dalam gedung Terra Drone yang hangus dilalap api.

    Proses pencarian korban berlangsung sejak siang hingga sore hari, menyisakan duka mendalam bagi rekan kerja dan keluarga para karyawan.

    Dari penelusuran di lokasi, petugas pemadam kebakaran Jakarta Pusat mengevakuasi jenazah satu per satu dari dalam bangunan bertingkat itu. Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Terkait dengan tingginya jumlah korban dan banyaknya kebakaran di Ibu Kota, pengamat Tata Kota, Yayat Supriyanta menyoroti lemahnya penerapan standar proteksi kebakaran sesuai Permen PUPR 2006-2008.

    “Bangunan itu harus punya alarm, detektor panas, hidran, sprinkler, sampai jalur evakuasi yang jelas. Tapi kita lihat sendiri, banyak yang tidak punya,” ujar Yayat dikutip dari Media Indonesia.

    Yayat menekankan jalur evakuasi adalah masalah paling fatal. Dari sejumlah kasus kebakaran, banyak pekerja dan pengunjung tidak tahu ke mana harus lari karena tidak ada tanda arah atau jalurnya tertutup partisi bangunan. 
     

    “Ini kesalahan desain dan pengawasan. Jalur evakuasi itu bukan aksesori, itu penyelamat nyawa,” tegasnya.

    Ia juga mengajak semua pihak berkaca dari Hong Kong khususnya soal penggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar pada interior maupun fasad. Demi estetika, banyak gedung menutup struktur dengan material plastik atau panel dekoratif yang memperparah penyebaran api.

    “Kita belajar dari kebakaran besar di Hong Kong. Material fasad yang mudah terbakar membuat api merambat dengan cepat. Jakarta harus belajar dari itu,” ucapnya.
     
    Gedung lama perlu diaudit

    Menurut Yayat, gedung yang sudah berusia 20–30 tahun perlu diaudit ulang karena sistem pemadaman, alarm, hingga jalur evakuasi kemungkinan tidak lagi sesuai standar.

    Namun belum ada ketegasan siapa lembaga yang bertanggung jawab melakukan audit tersebut. “Harus jelas, apakah dinas bangunan, pemadam, atau pihak independen. Kalau tidak jelas, semua saling lempar,” katanya.

    Ia meminta pemerintah segera mewajibkan audit ulang pada gedung-gedung lama dan memastikan instalasi proteksi kebakaran dalam kondisi berfungsi. “Sprinkler ada tapi tidak tahu hidup atau tidak. Hidran ada tapi tidak ada tekanan air. Ini problem klasik,” tegasnya.

    Menurut Yayat, tanpa pengawasan tegas dan revitalisasi sistem keselamatan, Jakarta akan terus berada dalam siklus kebakaran yang sama setiap tahunnya.

    Jakarta: Kebakaran hebat melahap gedung PT Terra Drone di kawasan Jalan Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025. Sebanyak 22 jenazah berhasil dievakuasi dari dalam gedung Terra Drone yang hangus dilalap api.
     
    Proses pencarian korban berlangsung sejak siang hingga sore hari, menyisakan duka mendalam bagi rekan kerja dan keluarga para karyawan.
     
    Dari penelusuran di lokasi, petugas pemadam kebakaran Jakarta Pusat mengevakuasi jenazah satu per satu dari dalam bangunan bertingkat itu. Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    Terkait dengan tingginya jumlah korban dan banyaknya kebakaran di Ibu Kota, pengamat Tata Kota, Yayat Supriyanta menyoroti lemahnya penerapan standar proteksi kebakaran sesuai Permen PUPR 2006-2008.
     
    “Bangunan itu harus punya alarm, detektor panas, hidran, sprinkler, sampai jalur evakuasi yang jelas. Tapi kita lihat sendiri, banyak yang tidak punya,” ujar Yayat dikutip dari Media Indonesia.
     
    Yayat menekankan jalur evakuasi adalah masalah paling fatal. Dari sejumlah kasus kebakaran, banyak pekerja dan pengunjung tidak tahu ke mana harus lari karena tidak ada tanda arah atau jalurnya tertutup partisi bangunan. 
     

     
    “Ini kesalahan desain dan pengawasan. Jalur evakuasi itu bukan aksesori, itu penyelamat nyawa,” tegasnya.
     
    Ia juga mengajak semua pihak berkaca dari Hong Kong khususnya soal penggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar pada interior maupun fasad. Demi estetika, banyak gedung menutup struktur dengan material plastik atau panel dekoratif yang memperparah penyebaran api.
     
    “Kita belajar dari kebakaran besar di Hong Kong. Material fasad yang mudah terbakar membuat api merambat dengan cepat. Jakarta harus belajar dari itu,” ucapnya.
     

    Gedung lama perlu diaudit

    Menurut Yayat, gedung yang sudah berusia 20–30 tahun perlu diaudit ulang karena sistem pemadaman, alarm, hingga jalur evakuasi kemungkinan tidak lagi sesuai standar.
     
    Namun belum ada ketegasan siapa lembaga yang bertanggung jawab melakukan audit tersebut. “Harus jelas, apakah dinas bangunan, pemadam, atau pihak independen. Kalau tidak jelas, semua saling lempar,” katanya.
     
    Ia meminta pemerintah segera mewajibkan audit ulang pada gedung-gedung lama dan memastikan instalasi proteksi kebakaran dalam kondisi berfungsi. “Sprinkler ada tapi tidak tahu hidup atau tidak. Hidran ada tapi tidak ada tekanan air. Ini problem klasik,” tegasnya.
     
    Menurut Yayat, tanpa pengawasan tegas dan revitalisasi sistem keselamatan, Jakarta akan terus berada dalam siklus kebakaran yang sama setiap tahunnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)