kab/kota: Kemanggisan

  • VIRAL TERPOPULER: Daftar Harga Elpiji 3 Kg Terbaru – Penjual Durian Tolak Anaknya Dilamar Gubernur

    VIRAL TERPOPULER: Daftar Harga Elpiji 3 Kg Terbaru – Penjual Durian Tolak Anaknya Dilamar Gubernur

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa viral di media sosial yang tersangkum dalam berita viral terpopuler hari Kamis, 6 Februari 2025.

    Berita pertama tersaji daftar harga Elpiji 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg di Jawa Timur serta kota lainnya. 

    Selanjutnya berita pengamen waria ngamuk di apotek yang sempat viral di media sosial, akhirnya diciduk polisi.

    Ada juga berita penjual durian keliling di Pangandaran menolak Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi yang ingin melamar anaknya.

    Berikut selengkapnya berita viral terpopuler hari ini, Kamis (6/2/2025) di TribunJatim.com.

    1. Daftar Harga Terbaru Elpiji 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg di Jawa Timur serta Kota Lainnya, Wamen: Sesuai

    HARGA ELPIJI TERBARU – Simak daftar harga elpiji 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg di Jawa Timur dan kota di Indonesia lainnya. Daftar harga elipiji menjadi sorotan usai kebijakan terbaru yang diterapkan pemerintah. (KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA-AMINULLAH)

    Inilah daftar harga terbaru elpiji 3 kg di Jawa Timur dan kota di Indonesia lainnya per Februari 2025.

    Simak pula daftar harga elpiji 5,5 kg dan daftar harga elpiji 12 kg.

    Setelah kehebohan beberapa hari belakangan, pemerintah kembali mengizinkan pengecer untuk menjual elpiji 3 kg, yang sebelumnya hanya tersedia di pangkalan resmi.

    Keputusan ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Dengan kebijakan ini, pengecer akan dijadikan sub-pangkalan untuk penjualan gas 3 kg yang dilakukan oleh pemerintah dan PT Pertamina.

    “Mulai hari ini, pengecer di seluruh Indonesia akan kembali menjual elpiji 3 kg dengan status sebagai sub-pangkalan,” ujar Bahlil saat meninjau pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025), melansir dari Kompas.com.

    Harga elpiji 3 kg bervariasi di berbagai tempat, baik di pangkalan resmi maupun pengecer.

    Di Palmerah, Jakarta Barat, misalnya, harga per tabung tercatat sekitar Rp 16.000 di pangkalan resmi, sementara harga di pengecer bisa mencapai Rp 25.000 per tabung.

    Bahlil mengungkapkan, ada laporan tentang lonjakan harga hingga Rp 25.000, yang berisiko membuat subsidi pemerintah tidak tepat sasaran.

    Di Blitar, Jawa Timur, harga elpiji 3 kg tercatat Rp 22.000 per tabung.

    Baca selengkapnya

    2. Akhirnya Diciduk Pengamen Waria Ngamuk di Apotek Viral, Ngaku Punya Mobil tapi Hidup Pindah-pindah

    PENGAMEN WARIA VIRAL – T (35) pengamen waria yang viral akibat aksinya saat melabrak pegawai apotek di Jakbar, Kamis (23/1/2025). Kini T akhirnya ditangkap pihak berwajib di Jakut pada Senin (3/2/2025). (Tangkapan Layar YouTube TribunPekanbaru.com)

    Setelah sempat viral di media sosial, pengamen waria ngamuk di apotek akhirnya diciduk polisi.

    Pengamen tersebut mengaku memiliki mobil namun ternyata hidupnya nomaden.

    Pengamen waria yang sempat viral akibat aksinya saat melabrak pegawai apotek di Kembangan, Jakarta Barat akhirnya ditangkap pihak berwajib.

    Pengamen berinisial T (35) itu dianggap meresahkan karena sering mengintimidasi dan memaksa warga.

    Bahkan dalam video yang beredar, T nekat merampas handphone milik pegawai apotek lantaran tak terima aksinya viral.

    Sebelumnya, petugas P3S Sudinsos Jakarta Barat telah mengunjungi lokasi kejadian yakni Apotek Rapha Farma di Jalan Haji Lebar, Meruya Selatan, Kembangan pada Jumat (24/1/2025).

    Tetapi, T belum ditangkap oleh petugas karena tidak ditemukan keberadaannya.

    Kini petugas berhasil mengamankan pengamen tersebut di sebuah rumah kontrakan kawasan Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (3/2/2025).

    Saat ditangkap, T tidak memberikan perlawanan dan tampak tenang saat polisi menjemputnya.

    Hal ini diungkapkan oleh Kapolsek Kembangan Komisaris Moch Taufik.

    “Tidak ada menangis atau cengengesan. Dia biasa saja,” ujar Taufik saat dikonfirmasi Kompas.com pada Selasa (4/2/2025).

    Baca selengkapnya

    3. Penjual Durian Tolak Anaknya Dilamar Gubernur, Mimin Minta Sang Putri Selesaikan Kuliah: Nanti

    TOLAK LAMARAN KDM – Dedi Mulyadi saat bertemu penjual durian Mimin di Pangandaran, Jumat (31/1/2025). Lamarannya ditolak saat ingin meminang anak Mimin. (YouTube/LEMBUR PAKUAN)

    Seorang penjual durian keliling di Pangandaran menolak Dedi Mulyadi yang ingin melamar anaknya.

    Penjual durian tersebut lebih memilih anaknya selesaikan kuliah dan bekerja ketimbang jadi istri Gubernur Jawa Barat terpilih. 

    Keputusannya itu pun ditanggapi Dedi Mulyadi.

    Adapun penjual durian keliling yang menolak lamaran Dedi Mulyadi tersebut bernama Mimin Aminah.

    Ia merupakan penjual keliling yang biasa menjajakan dagangannya di Pantai Pangandaran.

    Mimin setiap harinya biasa menjual durian, petai, hingga alpukat.

    Ia lalu dipanggil oleh Dedi Mulyadi yang memborong duriannya.

    Kepada Dedi Mulyadi, Mimin mengaku memiliki dua anak.

    Anak pertamanya sedang kuliah keperawatan, sementara anak keduanya masih duduk di bangku SD.

    Kegigihan Mimin menjadi pedagang demi menyekolahkan anaknya tersebut dipuji oleh Dedi Mulyadi.

    Ia pun berkelakar ingin melamar anak Mimin.

    Awalnya Mimin mengatakan kalau anaknya ada di rumah karena sedang libur kuliah.

    “Geulis teu budak teh? (Cantik tidak anaknya?)” tanya Dedi Mulyadi.

    “Geulis atuh siga mamahna (Cantik dong seperti ibunya),” kata Mimin sambil tertawa.

    Baca selengkapnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Tak Ada Lagi Antrean Pengguna Elpiji 3 Kg di Sejumlah Pangkalan Jakbar dan Jaksel – Halaman all

    Tak Ada Lagi Antrean Pengguna Elpiji 3 Kg di Sejumlah Pangkalan Jakbar dan Jaksel – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Antrean konsumen elpiji 3 kg mulai tak terlihat di pangkalan gas khususnya di kawasan Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jakarta Barat (Jakbar) pada Rabu (5/9/2025).

    Pantauan Tribunnews.com, di kawasan pangkalan toko Kevin Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, terlihat sudah tidak ada masyarakat yang mengantre untuk mendapat gas.

    Pangkalan itu diketahui menjadi tempat yang dikunjungi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia pada Selasa (4/1/2025) kemarin.

    Terlihat stok elpiji 3 kg masih cukup banyak bertumpuk di dalam sebuah ruko. 

    Satu mobil pikap yang membawa elpiji terlihat menambah stok di pangkalan tersebut.

    “Udah enggak ada antrean sekarang. Ini lihat udah sepi,” kata Hari, pemilik pangkalan gas toko Kevin kepada Tribunnnews.com siang ini.

    Hari mengatakan sudah ada beberapa pemilik warung kelontong yang mulai menjual gas elpiji 3 kg tersebut setelah sebelumnya sudah diaktifkan kembali pemerintah.

    “Iya kemarin kan udah dibuat itu buat pengecer sub pangkalan,” tuturnya.

    Hal yang sama terdapat di pangkalan gas toko Nanda yang terletak di Jalan Inspeksi I, Palmerah, Jakarta Barat.

    Hanya beberapa orang yang membeli elpiji 3 kg secara bergantian dengan harga Rp18 ribu.

    Nampak  elipiji 3 kg yang bertumpuk dj bagian dalam toko tersebut. 

    Maryam, salah satu pembeli gas di toko tersebut mengatakan memilih membeli gas di pangkalan karena harga yang lebih terjangkau.

    “Kemaren susah dapatnya. Ini beli di sini tuh sekarang Rp18 ribu. Kalau di warung Rp25 ribu,” tuturnya.

    Selain itu, beberapa pangkalan di kawasan Mampang Prapatan dan Cipete, Jakarta Selatan pun sudah tak ada antrean pembeli.

    Nampak toko yang dijadikan pangkalan gas tersebut hanya melayani beberapa masyarakat yang membeli gas.

    Diperbolehkan Lagi

    Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia kembali memperbolehkan para pengecer menjual gas elpiji 3 Kg setelah terjadinya polemik dalam beberapa hari terakhir. 

    Hal ini sesuai dengan intruksi Presiden RI Prabowo Subianto dengan tujuan agar elpiji tepat sasaran. 

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh indonesia, dengan nama sub-pangkalan,” kata Bahlil di pangkalan elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/1/2025).

    Bahlil mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PT Pertamina akan membekali para pengecer ini dengan sebuah aplikasi untuk memonitor penjualan elpiji khususnya ukuran 3 kg. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi subpangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” tuturnya. 

    Dalam hal ini, Bahlil berharap nantinya harga gas elpiji di para pengecer ini bisa stabil atau tidak ada lonjakan harga yang jauh dari agen maupun pangkalan. 

    “Sebenarnya rakyat itu mendapatkan harga LPG harusnya maksimal 19 ribu. Itu udah paling mahal itu. Karena harusnya itu negara itu mensubsidi itu sampai dengan 12 ribu. Jadi satu tabung itu negara kasih ke agen ya Pak ya, itu sekitar 12 ribu sampai 13 ribu,” tuturnya. 

    “Agen baru ke Pangkalan itu 16 ribu. Sampai ke Pengecer harusnya 19 ribu maksimal, 18 ribu, 19 ribu,” sambungnya.

     

  • Kisah Pengecer Gas Melon di Surabaya Setelah Kebijakan Baru, Sembunyikan Stok demi Pelanggan Setia
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 Februari 2025

    Kisah Pengecer Gas Melon di Surabaya Setelah Kebijakan Baru, Sembunyikan Stok demi Pelanggan Setia Surabaya 4 Februari 2025

    Kisah Pengecer Gas Melon di Surabaya Setelah Kebijakan Baru, Sembunyikan Stok demi Pelanggan Setia
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Nur (33), seorang pengecer gas LPG 3 kilogram di kawasan Manukan, Surabaya, mengaku hanya mendapatkan jatah empat tabung gas dari agennya pada Selasa (4/2/2025).
    Dalam situasi tersebut, ia terpaksa menyembunyikan stok gas melon yang dimilikinya.
    “Saya kan punya banyak gas, tapi cuma dikasih segitu. Itu pun saya sembunyikan, untuk langganan saya,” ungkap Nur kepada Kompas.com.
    Tindakan Nur menyembunyikan gas melon bukan tanpa alasan. Ia melakukan hal ini demi mengamankan pasokan bagi pelanggan setianya.
    “Jadi kalau misal yang beli orang lain, saya bilang kosong. Tapi, kalau langganan saya, saya kasih. Rahasia sebenarnya,” tambahnya.
    Strategi Nur ini dibenarkan oleh Ima (23), salah satu pelanggan tetapnya. Warga Manukan ini mengaku mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas melon sebelumnya.
    “Kemarin saya keliling memang nggak ada. Kosong di daerah sini,” kata Ima.
    Ima merasa beruntung karena statusnya sebagai pelanggan tetap.
    “Hari ini saya datang lagi ke toko Mbak Nur. Dari depan gasnya kosong semua. Tapi Mbak Nur bilang kalau yang beli saya dikasih, soalnya langganan,” ujarnya.
    Situasi serupa juga dialami oleh Sulistiyani (38), yang akrab disapa Bu Lis. Ia mengaku harus berkeliling mencari gas melon bersama anaknya.
    “Kemarin juga muter-muter saya. Hampir semua kosong,” tuturnya.
    Kelangkaan gas melon
    ini terjadi menyusul kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melarang pengecer menjual LPG 3 kilogram.
    Namun, pada hari ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan kebijakan baru yang memperbolehkan pengecer kembali menjual gas melon.
    Para pengecer akan diangkat menjadi subpangkalan.
    “Jadi mulai hari ini pengecer-pengecer seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama subpangkalan,” kata Bahlil saat meninjau pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.
    Perubahan kebijakan ini merupakan respons atas arahan Presiden Prabowo Subianto.
    Pemerintah berencana memfasilitasi para pengecer dengan aplikasi untuk mengontrol penjualan
    elpiji 3 kg
    agar tepat sasaran.
    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi subpangkalan tidak dikenakan biaya apapun. Bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian yang formal agar mereka menjadi UMKM,” ujar Bahlil.
    Di Manukan, Bu Lis menyambut positif kebijakan baru ini. “Ya susah juga kalau pedagang eceran nggak boleh, dan izinnya ribet,” ujarnya.
    Ia berharap situasi segera membaik. “Beberapa toko eceran ngisi lagi hari ini, cuma dibatasi. Semoga ya lekas membaik, kasian pedagang sama yang beli,” pungkasnya.
    Berdasarkan data Kementerian ESDM, tercatat ada 370.000 supplier
    elpiji 3 Kg
    di seluruh Indonesia yang akan diangkat menjadi subpangkalan.
    Mereka akan diawasi ketat terkait harga jual.
    “Kriterianya yang sudah beroperasi semuanya kita angkat jadi subpangkalan sambil kita lihat ke depan.” 
    “Andai kalau ada yang tidak mengikuti, contoh dia jual harganya mahal, harus dikasih sanksi, jangan harga dibuat semau-maunya,” tegas Bahlil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pangkalan di Kemanggisan nyatakan warga yang tak kebagian gas sedikit

    Pangkalan di Kemanggisan nyatakan warga yang tak kebagian gas sedikit

    Aman sampai saat ini.  Sudah mulai sedikit yang datang ke sini

    Jakarta (ANTARA) – Hari selaku pemilik pangkalan gas di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat menyatakan warga yang tidak kebagian gas elpiji 3 kg di lapaknya hanya sedikit.

    Hal itu disampaikan Hari menyusul fenomena kelangkaan tabung gas yang viral di media sosial beberapa waktu belakangan.

    “Aman sampai saat ini. Sudah mulai sedikit yang datang ke sini (dalam kondisi kesediaan tabung gas) habis. Jadi enggak sampai 20-30 orang yang enggak kebagian. Paling tersisa dua atau tiga orang saja,” ucap Hari kepada wartawan di Jakarta, Selasa, setelah pangkalannya dikunjungi Menteri Sumber Daya Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Hari menyebut biaya isi ulang satu tabung gas 3 kilogram sebesar Rp16 ribu, meskipun warga sekitar mengaku harga yang dipatok Hari Rp18 ribu.

    “Enggak di sini tetap Rp16 ribu, karena dia (warga yang menyebut harga di pangkalan Hari Rp18 ribu) mungkin bukan (isi ulang) di sini,” tutur Hari.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa penyalahgunaan distribusi elpiji 3 kilogram bersubsidi yang dilakukan oknum pengecer merupakan bahan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak tahun 2023.

    Menurut Bahlil, kebijakan larangan pengecer menjual elpiji 3 kilogram atau gas melon ini telah dikaji secara mendalam.

    “Semuanya adalah kebijakan yang sudah kita kaji secara mendalam, jadi ini sebenarnya barang sudah dari 2023 dengan hasil ada audit dari BPK, bahwa ada penyalahgunaannya dari oknum-oknum pengecer,” kata Bahlil saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

    Bahlil mengaku dampak dari kebijakan larangan penjualan elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer memang tanggung jawab pemerintah.

    Kebijakan larangan pengecer untuk menjual elpiji 3 kilogram awalnya bertujuan mengendalikan harga jual di masyarakat agar tidak ada yang dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • IRT di Palmerah mengaku sudah keliling tiga hari cari elpiji 3 kg

    IRT di Palmerah mengaku sudah keliling tiga hari cari elpiji 3 kg

    sempat tiga hari enggak masak

    Jakarta (ANTARA) – Khusnul Khotimah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat mengaku sudah berkeliling Jakarta selama tiga hari mencari elpiji 3 kilogram.

    “Ya kemarin langka. Jadi cari kemana-mana, sempat tiga hari enggak masak. Mutar-mutar, nyari, enggak ada yang jual, enggak dapat satu pun,” ucap Khusnul di Jakarta, Selasa, berkeluh kesah.

    Khusnul menyebut pangkalan gas yang menjadi langganan bersama warga lainnya sudah tiga hari ini tutup.

    “Saya memang mengandalkan di sini tapi, karena kemarin enggak ada. Saya ke warung Madura ada 10 warung, enggak dapat. Akhirnya saya pasrah tiga hari beli makan di luar,” ucap Khusnul.

    Khusnul mengaku menemukan elpiji 3 kilogram tetapi harganya menjadi Rp20-22 ribu per tabungnya.

    “Enggak antri. Kalau di sini biasanya Rp18 ribu. Tempat lain kan Rp20-22 ribu kalau di warung biasa,” ungkap Khusnul.

    Khusnul tidak keberatan jika harus ke tempat tersebut untuk membeli elpiji 3 kilogram dengan menunjukkan KTP.

    “Enggak, saya nurut sajalah kebijakan pemerintah bagaimana. Saya kan punya dua elpiji 3 kilogram buat cadangan, kan bisa ngisi kalau satu kosong,” imbuh Khusnul.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan masyarakat perlu membawa KTP bila ingin membeli elpiji 3 kg di pengecer, yang kini bernama sub-pangkalan.

    “Harus (pakai KTP), karena kalau tidak pakai KTP gimana kita bisa tahu? Jangan sampai satu orang tanpa KTP bisa beli 20 tabung,” ucap Bahlil setelah melakukan sidak pangkalan elpiji 3 kg di wilayah Palmerah, Jakarta Barat pada hari ini.

    Bahlil menyampaikan penggunaan KTP untuk pembelian elpiji 3 kg di pengecer bertujuan untuk mendata dan memastikan bahwa subsidi gas yang disalurkan tepat sasaran, sebagaimana keinginan pemerintah.

    Para pengecer yang kini berubah nama menjadi sub-pangkalan, kata Bahlil, dibekali aplikasi Pertamina yang bernama MerchantApps Pangkalan Pertamina.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gas 3 LPG Kg Langka, Mamang Osa Bela Tukang Nasgor: Oke Gas, Oke Gas, Ternyata Gak Oke Tuh Gasnya!

    Gas 3 LPG Kg Langka, Mamang Osa Bela Tukang Nasgor: Oke Gas, Oke Gas, Ternyata Gak Oke Tuh Gasnya!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Aktor, Mamang Osa ikut menanggapi kekisruhan terkait langkanya gas LPG 3 kg beberapa hari terakhir. 

    Selebriti TikTok yang juga bisa bergaya ala-ala kewanitaan ini geregetan dengan situasi tersebut. 

    Ia melayangkan kritik kepada pemerintah. 

    “Ah lagi-lagi peraturan baru yang belum dimitigasi, udah langsung dilakuin dan makan korban. Buat ibu-ibu yang meninggal waktu beli gas melon, Husnul Khotimah,” ujarnya seperti dilansir dari akun Instagramnya pada Selasa (4/2/2025). 

    Ia pun menyindir lagu kampanye paslon nomor dua Prabowo-Gibran saat Pilpres 2024 silam.

    “Oke gas, oke gas, ternyata enggak oke tuh gasnya,” sindir Mamang Osa. 

    Mamang Osa pun meluapkan keresahannya dengan membela tukang nasi goreng di depan rumahnya. 

    Pasalnya, gara-gara gas melon itu langka, tukang nasi goreng langganannya tak berjualan. 

    “Gue bukan buzzer oposisi ya, gue wakilin abang nasgor gue di depan. Beli yang gas melon cuma di agen resmi, yaudah terserah lo aja deh bang.”

    “Tapi let me run through you the basic, gas melon hijau gemoy yang seiprit segede telor gacha itu kan buat kalangan menengah ke bawah bener dor? Buktinya waktu dipilih sama Prili aja semua pada ngereog,” ujarnya. 

    Semestinya, kata mantan freelancer desain grafis itu, peredaran gas melon harus mudah diakses. 

    Pasalnya, kebanyakan rakyat Indonesia bukan dari kalangan berada. 

    “Berarti harus zero cost (tanpa biaya) juga ngedapetinnya,” katanya. 

    Ia pun menyenggol pejabat-pejabat lantaran kebijakannya tak masuk di akal.

    “Hey, pejabat-pejabat yang mobilnya udah pada listrik, ye mawar (mau) sentralisasi ke resmi boleh-boleh aja, tapi pakai akal dikit aja,” omelnya. 

    Pemerintah semestinya memetakan terlebih dulu tata letak agen resmi gas agar nantinya mudah diakses oleh rakyat. 

    “Terus ramein pasokan gasnya sesuai volume kebutuhan masyarakat,” ujarnya. 

    Mamang Osa pun menggambarkan situasi antrean LPG 3 kg yang panjang seperti menaiki wahana kora-kora di tempat rekreasi. 

    “Kayak gini-gini kan esensial, krusial jadinya malah bawa sial, di-skip sih jadinya antreannya kayak naik kora-kora pas weekend kasian. Mereka tuh cuma orang-orang kecil yang cari pemasukan buat mekong (makan), ngantrinya ujan-ujan, panas-panas, banyak lansia, banyak yang pada bawa bayi, sampai ada korban. Ini zaman udah modern tapi pemandangan feodal, ah takut,” ujarnya. 

    Ia ingin menyampaikan bahwa kelangkaan gas 3 kg berimbas terhadap tukang nasi goreng langganannya. 

    “Intinya apa? Intinya gara-gara semua ini abang nasgor gua semalam kagak jualan, gue enggak bisa nyelesain drakor gue kalau enggak nasgoran,” katanya lalu menangis. 

    Pengecer jadi subpangkalan

    Berkaca dari kecaman rakyat yang menilai kebijakannya justru bikin repot, Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia mengatakan, pengecer-pengecer elpiji 3 kilogram akan dijadikan subpangkalan.

    Subpangkalan itu nantinya akan dibekali sistem sehingga Kementerian ESDM dan Pertamina bisa memonitor harga di tingkat konsumen.

    “Tujuannya apa? Mereka (subpangkalan) ini akan kami fasilitasi dengan IT, supaya siapa yang beli, berapa jumlahnya, berapa harganya, itu betul-betul terkontrol. Supaya niat dari oknum yang tidak sesuai dengan arah tujuan daripada subsidi ini tidak lagi terjadi,” kata Bahlil saat ditemui di pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

    Bahlil menyatakan, proses pengecer elpiji menjadi subpangkalan gratis.

    Pemerintah akan membiayai digitalisasi subpangkalan. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi sub pangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” ujar Bahlil.

    Per hari ini, pemerintah kembali mengaktifkan kembali seluruh pengecer elpiji 3 kilogram. Hal itu dijalakan setelah mendapat instruksi Presiden Prabowo Subianto.

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama subpangkalan,” kata Bahlil.

    Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Presiden Prabowo menginstruksikan agar pengecer boleh berjualan elpiji 3 kg seperti biasa.

    Sambil berjualan, para pengecer akan diproses menjadi subpangkalan.

    “Ya, DPR RI sudah berkomunikasi dengan Presiden sejak semalam. Dan bahwa kemudian ada keinginan dari Kementerian ESDM untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    “Namun setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian telah menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa, sambil kemudian pengecer-pengecer itu akan dijadikan sub daripada pangkalan,” kata Dasco.

    Menurut Dasco, aturan-aturan yang ada nanti akan menertibkan harga elpiji subsidi supaya tidak mahal di masyarakat.

    Dengan demikian, para pengecer akan diatur mengenai harga jual elpiji 3 kg-nya, supaya tidak melonjak harganya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Bahlil Bilang Harga LPG 3 Kg Seharusnya Rp15 Ribu, Agen Mengaku Membeli Rp16 Ribu di Pertamina

    Bahlil Bilang Harga LPG 3 Kg Seharusnya Rp15 Ribu, Agen Mengaku Membeli Rp16 Ribu di Pertamina

    Kata Ahmad, ia sejauh ini masih menjual ke masyarakat seharga Rp18,500. Sebab, belum ada informasi perubahan harga dari pihak Pertamina.

    “Kalau di sini harganya Rp18.500 yang 3 Kg. Dari dulu harganya begini, kecuali di Pertamina ada juga jual sama tabungnya,” Ahmad menuturkan.

    Per 1 Februari kemarin, Ahmad mengaku memang ada informasi mengenai larangan memberikan suplai ke pengecer. Hal itu sebelum adanya informasi terbaru dari pemerintah pusat.

    “Iye, tidak bisa memang kalau dari WA-nya Pertamina, tapi sekarang saya tidak tahu bisa atau tidak,” tandasnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa harga eceran gas LPG 3 kg seharusnya hanya Rp15 ribu per tabung.

    Hal ini berdasarkan perhitungan subsidi pemerintah yang mencapai Rp36 ribu per tabung.

    “Artinya satu tabung itu harusnya cuma Rp15 ribu, karena subsidi negara per tabung itu Rp36 ribu,” ujar Bahlil saat meninjau pasokan LPG 3 kg di salah satu pangkalan di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

    Menurutnya, jika ada kenaikan harga di tingkat pengecer, seharusnya tidak melebihi Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per tabung.

    “(Subsidi) sekitar Rp12 ribu sampai Rp13 ribu. Agen ke pangkalan itu (jual) Rp16 ribu. Sampai ke pengecer harusnya Rp19 ribu maksimal. Rp18 ribu sampai Rp19 ribu (paling mahal),” jelasnya.

    Namun, Bahlil menyayangkan kondisi di lapangan di mana harga gas bersubsidi itu bisa melambung hingga Rp26 ribu per tabung.

    Sebagai langkah antisipasi, pemerintah akan melakukan penataan ulang distribusi LPG 3 kg agar lebih terpantau dan terkontrol.

  • Curhat Emak-emak Warga Jakarta Barat Susah Dapat Elpiji 3 Kg: Sampai Enggak Masak 3 Hari – Halaman all

    Curhat Emak-emak Warga Jakarta Barat Susah Dapat Elpiji 3 Kg: Sampai Enggak Masak 3 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Husnul Khotimah, seorang ibu rumah tangga warga Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat terlihat senang setelah membeli gas elpiji 3 kilogram (kg) pada Senin (4/1/2025).

    Raut wajahnya tak bisa dibohongi lagi ketika dirinya membeli di pangkalan gas elpiji di sekitar rumahnya usai tutup beberapa hari belakangan.

    Husnul menceritakan dirinya hanya bisa pasrah ketika gas elpiji 3 kg tersebut sulit untuk didapat. 

    “Ya kemarin langka, saya tiga hari nggak masak. Jadi nyari ke mana-mana, sempat tiga hari nggak masak,” kata Husnul kepada wartawan, Selasa (4/2/2025).

    Usahanya untuk mendapatkan gas ini terus dilakukan. Dia berkeliling ke sejumlah warung kelontong yang menjadi pengecer gas yang kerap disebut gas melon itu.

    Namun, usahanya itu nampaknya tak berbuah hasil. Seluruh warung yang ia datangi tidak mempunyai stok gas tersebut.

    “Muter-muter, nyari. Nggak ada yang jual, nggak dapat satu pun. Saya ngider, ada 10 warung, gak dapat. Akhirnya saya pasrah tiga hari. Beli makan di luar,” tuturnya.

    Dia tak masalah soal pembatasan yang diberikan pemerintah yakni penunjukkan KTP untuk mendapatkan gas tersebut.

    Hal ini juga karena gas tersebut hanya dibutuhkan untuk keperluan rumah tangganya saja yakni menghabiskan waktu satu minggu per satu tabung gasnya.

    “Nggak masalah, saya mah nurut ajalah kebijakan pemerintah gimana. Saya kan punya dua, buat cadangan, kan bisa ngisi kalau satu kosong,” ucap dia.

    Ia berharap, pemerintah bisa mencari solusi di tengah kegelisahan masyarakat karena terbatasnya gas pasokan LPG subsidi. 

    Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia kembali mengaktifkan para pengecer gas elpiji 3 Kg setelah terjadinya polemik dalam beberapa hari terakhir. 

    Hal ini sesuai dengan intruksi Presiden RI Prabowo Subianto dengan tujuan agar elpiji tepat sasaran. 

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh indonesia, dengan nama sub-pangkalan,” kata Bahlil di pangkalan elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/1/2025).

    Bahlil mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PT Pertamina akan membekali para pengecer ini dengan sebuah aplikasi untuk memonitor penjualan elpiji khususnya ukuran 3 kg. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi subpangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” tuturnya. 

    Dalam hal ini, Bahlil berharap nantinya harga gas elpiji di para pengecer ini bisa stabil atau tidak ada lonjakan harga yang jauh dari agen maupun pangkalan. 

    “Sebenarnya rakyat itu mendapatkan harga LPG harusnya maksimal 19 ribu. Itu udah paling mahal itu. Karena harusnya itu negara itu mensubsidi itu sampai dengan 12 ribu. Jadi satu tabung itu negara kasih ke agen ya Pak ya, itu sekitar 12 ribu sampai 13 ribu,” tuturnya. 

    “Agen baru ke Pangkalan itu 16 ribu. Sampai ke Pengecer harusnya 19 ribu maksimal, 18 ribu, 19 ribu,” sambungnya.

     

     

  • Rocky Gerung Sentil Bahlil yang Bikin Emak-emak Kerepotan Beli Gas 3 Kg: Dikira Pakai Drone Perginya

    Rocky Gerung Sentil Bahlil yang Bikin Emak-emak Kerepotan Beli Gas 3 Kg: Dikira Pakai Drone Perginya

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia menjadi pusat perbicangan karena kebijakannya yang justru merepotkan rakyat, terutama kaum emak-emak, dengan memotong rantai pasokan gas elpiji 3 kg di pasaran. 

    Pengamat politik, Rocky Gerung, menyentil kebijakan Bahlil yang memangkas rantai distribusi gas ‘melon’ dari tingkat pengecer menjadi langsung ke tingkat pangkalan. 

    Pasalnya, kebijakan itu membuat rakyat harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut.

    Rocky menilai Bahlil tidak melihat efeknya bahwa rakyat terutama kaum emak-emak harus mengeluarkan tenaga ekstra atau merogoh kocek lagi untuk ongkos transportasi.

    “Jadi kalau Bahlil anggap wah ini cuma soal dipotongnya rantai distribusi, lalu beliau meminta supaya bersabar sedikit, bisa muter satu km atau yang biasa jarak 100 meter sekarang bisa sampai 500 sampai 1 KM,” ujar Rocky Gerung seperti dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official yang tayang pada Selasa (4/1/2025). 

    Rocky pun mengkritik Bahlil yang dinilainya menggampangkan persoalan itu. 

    “Itu kalau dalam bayangan Bahlil, kalau emak-emak itu pergi pakai drone perginya,” sentil Rocky. 

    Kaum emak-emak yang didera rasa frustrasi saat ini, kata Rocky, bukan karena mereka tidak bisa membeli gas bersubsidi tersebut. 

    Namun, akses lebih cepat untuk mendapatkan gas agar langsung tersedia di dapur mereka menghilang. 

    “Jadi frustrasi itu masuk akal,” katanya. 

    Rocky juga mencurigai adanya niat tak baik dari kebijakan tersebut. 

    Ia menduga upaya memutus rantai distribusi ini lantaran adanya permainan kongkalikong. 

    Bahlil pun diminta untuk memberikan klarifikasi terkait kekacauan yang terjadi karena pemangkasan jalur distribusi tersebut. 

    “Nah itu yang harusnya diterangkan kepada publik bahwa emak-emak itu hanya ingin di depan rumahnya itu ada kios untuk dia bisa beli elpiji yang bisa diakses setiap hari, kan enggak mungkin emak-emak itu beli 10 kg elpiji subsidi kan, itu kan kebutuhan harian yang mestinya juga dekat dengan pusat penjualan harian kan, jadi soalnya di situ,” jelasnya. 

    Rocky juga menanggapi pemangkasan distribusi gas elpiji di tingkat pengecer lantaran ada permainan harga. 

    Ia tidak mempermasalahkan hal itu sejauh pihak pengecer tidak mempermainkan harga yang tidak masuk akal hingga diprotes rakyat. 

    “Hak dari para pengecer untuk dapat untung mau sedikit mau enggak sedikit, itu kan soal rasionalitas ekonomi, kalau emak-emak punya uang, dia bisa bilang ‘oke gapapa naik 3 sampai 4 ribu asal cepat bisa saya akses enggak perlu saya nunggu berjam-jam karena nasi di rumah atau ikan yang mesti digoreng itu semua yang kita sebut sebagai urgensi atau perisitwa konkrit yang harusnya dipahami. Jadi, peristiwa konkritnya tidak ada akses untuk cepat-cepat memasak,” pungkasnya.

    Pengecer jadi subpangkalan

    Berkaca dari kecaman rakyat yang menilai kebijakannya justru bikin repot, Bahlil Lahadalia mengatakan, pengecer-pengecer elpiji 3 kilogram akan dijadikan subpangkalan.

    Subpangkalan itu nantinya akan dibekali sistem sehingga Kementerian ESDM dan Pertamina bisa memonitor harga di tingkat konsumen.

    “Tujuannya apa? Mereka (subpangkalan) ini akan kami fasilitasi dengan IT, supaya siapa yang beli, berapa jumlahnya, berapa harganya, itu betul-betul terkontrol. Supaya niat dari oknum yang tidak sesuai dengan arah tujuan daripada subsidi ini tidak lagi terjadi,” kata Bahlil saat ditemui di pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

    Bahlil menyatakan, proses pengecer elpiji menjadi subpangkalan gratis.

    Pemerintah akan membiayai digitalisasi subpangkalan. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi sub pangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” ujar Bahlil.

    Per hari ini, pemerintah kembali mengaktifkan kembali seluruh pengecer elpiji 3 kilogram. Hal itu dijalakan setelah mendapat instruksi Presiden Prabowo Subianto.

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama subpangkalan,” kata Bahlil.

    Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Presiden Prabowo menginstruksikan agar pengecer boleh berjualan elpiji 3 kg seperti biasa.

    Sambil berjualan, para pengecer akan diproses menjadi subpangkalan.

    “Ya, DPR RI sudah berkomunikasi dengan Presiden sejak semalam. Dan bahwa kemudian ada keinginan dari Kementerian ESDM untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    “Namun setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian telah menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa, sambil kemudian pengecer-pengecer itu akan dijadikan sub daripada pangkalan,” kata Dasco.

    Menurut Dasco, aturan-aturan yang ada nanti akan menertibkan harga elpiji subsidi supaya tidak mahal di masyarakat.

    Dengan demikian, para pengecer akan diatur mengenai harga jual elpiji 3 kg-nya, supaya tidak melonjak harganya.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Cerita Pengusaha Laundry Tempuh Jarak Jauh Berburu Gas Elpiji 3 Kg: Cari Agen dari Mulut ke Mulut – Halaman all

    Cerita Pengusaha Laundry Tempuh Jarak Jauh Berburu Gas Elpiji 3 Kg: Cari Agen dari Mulut ke Mulut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gunawan (34), nampak kesulitan membawa empat tabung gas bersama rekannya Mariyani (40) di sebuah pangkalan gas elpiji 3 kilogram di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (4/1/2025).

    Helm berwarna merah marun pun masih terpasang di kepalanya sambil melihat kondisi apakah masih tersedia gas 3 kilogram di pangkalan tersebut.

    Tak lama kemudian, dia pun beranjak dari sepeda motornya dan membeli gas dengan harga Rp16 ribu di pangkalan yang baru saja didatangi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

    Warga Kelapa Dua, Kebon Jeruk Jakarta Barat ini rela menunggangi kuda besinya itu hingga ke wilayah Palmerah agar bisa mendapatkan gas untuk keperluan usahanya.

    “Susah dapatin gasnya, tadinya kan deket-deket tuh, kalau misalkan warung langsung dapat kan gas. Tapi kayaknya harus ke agen,” kata Gunawan saat ditemui.

    Dia bercerita, sebelum ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, Gunawan membeli di warung eceran dengan harga hingga Rp25 ribu per tabung gas.

    Menurutnya, 3 kilogram ini sangat diperlukan untuk kelancaran usaha laundry yang dia jalankan. 

    Di mana, setiap harinya dibutuhkan paling sedikit lima tabung untuk alat pengering pakaian.

    “Per hari biasanya bisa butuh lima gas ya, minimal lima sampai 10,” tuturnya.

    Sehingga, kata Gunawan, dia harus rela mencari sejumlah agen meski tak dekat dari tempat usahanya.

    “Tahu agen-agen kayak gini tuh dari mulut ke mulut, atau dari yang lewat pakai motor dia lagi bawa gas kosong gitu, atau mungkin dia udah dapat terus ngasih tahu,” ungkapnya.

    Gunawan mengaku kesulitan dengan kondisi seperti ini. Sehingga, dia meminta agar pemerintah segera menemukan solusi agar masyarakat tak kesulitan.

    “Harapannya jangan seperti ini lah, apalagi kita ini kan diperuntukkan untuk masyarakat kan ya, kalau bisa terus ada,” pintanya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia kembali mengaktifkan para pengecer gas elpiji 3 Kg setelah terjadinya polemik dalam beberapa hari terakhir. 

    Hal ini sesuai dengan intruksi Presiden RI Prabowo Subianto dengan tujuan agar elpiji tepat sasaran. 

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh indonesia, dengan nama sub-pangkalan,” kata Bahlil di pangkalan elpiji di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/1/2025).

    Bahlil mengatakan pihaknya bekerja sama dengan PT Pertamina akan membekali para pengecer ini dengan sebuah aplikasi untuk memonitor penjualan elpiji khususnya ukuran 3 kg. 

    “Nanti Pertamina dengan ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi dan proses mereka menjadi subpangkalan tidak dikenakan biaya apapun, bahkan kami akan proaktif mendaftarkan mereka menjadi bagian formal agar mereka bisa menjadi UMKM,” tuturnya. 

    Dalam hal ini, Bahlil berharap nantinya harga gas elpiji di para pengecer ini bisa stabil atau tidak ada lonjakan harga yang jauh dari agen maupun pangkalan. 

    “Sebenarnya rakyat itu mendapatkan harga LPG harusnya maksimal 19 ribu. Itu udah paling mahal itu. Karena harusnya itu negara itu mensubsidi itu sampai dengan 12 ribu. Jadi satu tabung itu negara kasih ke agen ya Pak ya, itu sekitar 12 ribu sampai 13 ribu,” tuturnya. 

    “Agen baru ke Pangkalan itu 16 ribu. Sampai ke Pengecer harusnya 19 ribu maksimal, 18 ribu, 19 ribu,” sambungnya.