kab/kota: Kediri

  • Angka Kekerasan di Kediri Naik Jadi 33 Kasus, Ini Pesan Vinanda Prameswati

    Angka Kekerasan di Kediri Naik Jadi 33 Kasus, Ini Pesan Vinanda Prameswati

    Kediri (beritajatim.com) – Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri mencatat, pada 2023 terjadi 22 kasus kekerasan. Terdiri dari 16 kasus kekerasan terhadap anak dan 6 kasus terhadap perempuan. Namun pada 2024, jumlahnya meningkat menjadi 33 kasus: 19 kasus kekerasan terhadap anak dan 14 terhadap perempuan.

    Atas kasus tersebut, Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, menegaskan pentingnya peran Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) dalam menangani kasus kekerasan di lingkungan masyarakat. Ia mengajak seluruh anggota satgas untuk bekerja profesional, cepat, dan humanis, serta memiliki kepekaan sosial tinggi.

    “Satgas PPA kepanjangan tangan pemerintah, harus bekerja profesional, cepat dan humanis, serta pekan terhadap kondisi sosial,” ujar Vinanda.

    Ia menekankan pentingnya peka terhadap perubahan perilaku warga di sekitar yang bisa jadi indikasi kekerasan.

    “Ketika warga kita, mungkin tetangga Satgas PPA, biasanya ceria, kemudian berbeda, menutup diri, dan besoknya lagi wajahnya biru-biru. Kita harus tanggap, ditanya kondisinya, apakah sehat dan kondisinya bagaimana. Sebetulnya beliau ini butuh teman,” jelasnya.

    Menurut wali kota termuda ini, komunikasi harus dibangun dengan cara yang baik tanpa menjadikan korban sebagai bahan gosip. Satgas PPA dituntut menjaga kerahasiaan informasi dan mampu memberikan solusi tepat.

    “Tetapi kita harus berkomunikasi dengan baik. Tetapi jangan sampai malah jadi bahan rasan-rasan. Ini Satgas PPA penting harus menjaga rahasia dalam kasus korban, sehingga profesionalitas ini penting. Setelah kita tahu kasus beliau, kita memberikan solusi dan langkah-langkah penanganan,” ungkapnya.

    Lulusan S2 Kenotariatan Universitas Airlangga Surabaya ini menambahkan, penanganan korban dewasa dan anak-anak harus dilakukan dengan pendekatan berbeda. Anak-anak cenderung tertutup dan membutuhkan pendekatan lebih lembut.

    “Kita harus tahu antara dewasa dan anak-anak. Ini perlakuannya berbeda. Ketika dewasa mereka terbuka. Tetapi anak-anak berbeda. Tertutup, dan mungkin perlu dengan mainan. Makanya kita harus koordinasi dengan pemerintah, sehingga saat terjadi kasus kekerasan anak, kita harus langsung action,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai ancaman hukum bagi pelaku kekerasan serta pentingnya laporan berkala dan evaluasi rutin agar jumlah kasus tidak meningkat.

    “Perlu komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ancaman hukuman bagi pelaku kekerasan. Ada juga yang ODGJ, karena kekerasan. Lalu perlu adanya laporan secara berkala dalam kasus kekerasan. Kita juga perlu melakukan pengecekan dan evaluasi. Jangan sampai jumlah kasusnya malah meningkat,” imbuhnya.

    Wali kota yang akrab disapa Mbak Wali ini pun mengingatkan seluruh Satgas PPA agar tidak justru menjadi pelaku kekerasan.

    “Jangan sampai sudah dapat pengetahuan dari pemerintah, malah menjadi pelaku kekerasan. Harapan saya, bisa selalu memiliki motivasi untuk memberi kontribusi dalam melaksanakan tugas, karena peran PPA sangat penting untuk Kota Kediri,” katanya.

    Diketahui, jumlah Satgas PPA di Kota Kediri saat ini berjumlah 147 orang, terdiri dari 61 laki-laki dan 86 perempuan. Komposisi ini, ada laki-laki dan perempuan, dapat menjadikan layanan yang diberikan Satgas PPA semakin komplit.

    Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati berharap, sinergi yang dibangun dapat menjadikan Kota Kediri sebagai kota yang aman, nyaman, dan sejahtera. [nm/aje]

  • Kecelakaan di Gudo Jombang, Satu Keluarga Kehilangan Sosok Ayah Usai Silaturahmi

    Kecelakaan di Gudo Jombang, Satu Keluarga Kehilangan Sosok Ayah Usai Silaturahmi

    Jombang (beritajatim.com) – Minggu malam, 18 Mei 2025, seharusnya menjadi momen hangat bagi keluarga kecil asal Kediri usai bersilaturahmi ke rumah mertua di Keboan, Ngusikan, Kabupaten Jombang. Namun perjalanan pulang yang mereka tempuh justru berakhir tragis di ruas jalan Desa Gempol Legundi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

    Sekitar pukul 21.00 WIB, dua sepeda motor terlibat dalam tabrakan hebat. Motor Honda Beat yang dikendarai seorang pelajar berusia 15 tahun, Moch Aditya Pratama, melaju dari arah selatan menuju utara.

    Saat mencoba menyalip kendaraan di depannya, laju motornya melebar ke jalur kanan. Di saat bersamaan, dari arah berlawanan datang motor Honda Vario yang ditumpangi Jaswadi (42), istrinya Siti Zumaroh (52), dan putra mereka Iqbal Fitri Nur Rohman Ibnu Zaid (12).

    Benturan pun tak terhindarkan. Tubuh para korban terpental, dan suara jeritan mengoyak sunyi malam desa. Beberapa warga sekitar yang mendengar benturan keras langsung berlari menuju lokasi. Rino (21) dan Rilo (26), warga setempat, menjadi saksi pertama di tempat kejadian.

    “Motor Beat terlalu ke kanan saat nyalip, dari arah berlawanan muncul motor Vario, langsung tabrakan,” kata Rilo.

    Keempat korban segera dievakuasi. Jaswadi, kepala keluarga dari Desa Kapi, Kecamatan Kunjang, Kediri, sempat dilarikan ke RSUD Jombang namun nyawanya tak tertolong. Siti Zumaroh mengalami luka lecet, sementara sang anak Iqbal menderita patah tulang kaki kiri dan masih dalam perawatan medis. Aditya, pengendara motor Beat, juga mengalami luka dan tengah dirawat.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, membenarkan insiden tersebut. Ia menegaskan bahwa kecelakaan terjadi akibat manuver mendahului yang membahayakan.

    “Faktor utama kecelakaan karena pengendara Beat terlalu ke kanan saat menyalip kendaraan di depannya,” ujar Siswanto.

    Kerugian materiil akibat insiden ini diperkirakan sebesar satu juta rupiah. Namun duka yang dirasakan keluarga korban tentu jauh lebih besar dan tak ternilai. Satu sosok ayah, suami, dan kepala keluarga terenggut nyawanya akibat sekejap kelalaian di jalan raya.

    Kisah ini menjadi peringatan keras bagi semua pengguna jalan. Bahwa keselamatan bukan hanya soal diri sendiri, melainkan juga tanggung jawab terhadap nyawa orang lain. Satu detik kelalaian bisa mengubah jalan pulang menjadi jalan duka. [suf]

  • Tunggu Perahu Tambangan, Pria Kediri Terjebur ke Sungai Brantas Bersama Motornya

    Tunggu Perahu Tambangan, Pria Kediri Terjebur ke Sungai Brantas Bersama Motornya

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang pria bernama Karmuji (55), warga Dusun Boto, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dilaporkan tenggelam di Sungai Brantas, Minggu (18/5/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Kejadian tersebut terjadi di lokasi tambangan Desa Ngadi, ketika korban hendak menyeberangi sungai menggunakan perahu penyeberangan tradisional.

    Kapolsek Mojo, AKP Karyawan Hadi, S.H., M.H., menyampaikan bahwa korban saat itu sedang menunggu perahu dari arah timur sambil berdiri di pinggir dermaga yang terbuat dari anyaman bambu.

    “Korban saat menunggu perahu posisi di pinggir dermaga yang terbuat dari sesek/bambu dianyam di bagian barat, tidak disadari korban berpegangan bambu kering dan rapuh. Tiba-tiba bambu patah dan korban jatuh bersama dengan motornya,” jelas Kapolsek AKP Karyawan Hadi.

    Korban bersama sepeda motor Shogun warna merah bernopol AG 4330 OAJ langsung tenggelam dan hilang di arus sungai yang deras. Sementara motor berhasil ditemukan tidak jauh dari lokasi dan telah dievakuasi warga.

    Dua saksi mata di lokasi kejadian adalah Nur (50) dan Mansur (42), keduanya warga Desa Banjarsari, Ngantru, Tulungagung. Mansur diketahui sebagai pemilik perahu tambangan urut membantu proses evakuasi motor korban dan memberikan keterangan awal kepada petugas.

    Polsek Mojo bersama jajaran Reskrim, SPKT, serta tim BPBD Kabupaten Kediri segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mencatat keterangan para saksi, dan memulai pencarian korban di sekitar lokasi.

    “Upaya pencarian masih terus dilakukan. Kami juga mengimbau warga yang ikut terlibat untuk berhati-hati karena arus sungai cukup deras,” pungkas AKP Karyawan Hadi. [nm/ted]

  • Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Hari Kedua Operasi SAR Kediri : Sisir 12 Km Sungai Demi Cari Mbah Tekat

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 50 personel Tim SAR gabungan dikerahkan dalam operasi pencarian korban banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu 18 Mei 2025. Pencarian hari kedua ini dilakukan untuk menemukan Mbah Tekat, warga yang dilaporkan hilang sejak bencana menerjang wilayah tersebut.

    Tim menyisir aliran sungai sejauh 12 kilometer dengan metode jalan kaki dan menggunakan perahu karet. Motode jalan kaki di Sungai Bruni. Sedangkan menggunakan perahu di Sungai Brantas.

    Komandan Tim Operasi SAR Mojo dari Basarnas Pos SAR Trenggalek, Candra Kristiawan, menjelaskan bahwa penyisiran dilakukan secara intensif, menyusuri Sungai Bruni hingga Sungai Brantas.

    “Untuk hari kedua, Tim SAR gabungan di Kediri, kita menggerakkan 50 personel dari Tim SAR gabungan. Untuk potensinya ada Basarnas, Polsek, Koramil, BPBD, PMI, Tagana dan relawan,” terangnya.

    Candra menyebutkan, penyisiran jalan kaki dilakukan mulai dari SDN Blimbing hingga ke Tanjung, lalu diteruskan ke Dawuhan. Untuk perahu karet di Sungai Brantas wilayah Desa Kranton hingga Alun-Alun Banda Ngalim, Kota Kediri.

    Tim SAR membagi personel menjadi dua satuan tugas penyusuran (SRU) untuk memaksimalkan pencarian melalui jalur darat dan sungai.

    “Untuk sru satu dan dua, kita maksimalkan penyisiran skoting atau penyisiran aliran sungai. Jadi, memaksimalkan, dimana TKP sampai nanti keluarnya Sungai Brantas kita maksimalkan penyisiran jalan kaki, atau susur sungai. Untuk di sungai besar di Sungai Brantas kita menggunakan LCR atau perahu karet,” jelasnya.

    Meski penyisiran terus dilakukan secara intensif, hingga kini belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Untuk tanda-tanda korban atas nama Mbah Tekat belum ada tanda-tanda. Ya, kita saling berdoa, supaya hari ini membuahkan hasil,” ujar Candra penuh harap.

    Tantangan dalam pencarian tidak ringan. Medan licin dan labil akibat lumpur serta hujan menyulitkan pergerakan tim, terutama di tepi sungai yang rawan longsor. Namun begitu, semua personel tetap bekerja secara maksimal.

    “Untuk kesulitan saat ini, potensi SAR gabungan, karena masih dalam lumpur atau curah hujan itupun dorongan dari lumpur yang longsor dari atas, penyisiran ini sedikit licin, dan tanahnya labil untuk penyisiran di tepi sungai,” katanya.

    Operasi pencarian dijadwalkan berlangsung selama tujuh hari, dengan harapan korban segera ditemukan dan keluarga mendapatkan kepastian. [nm]

  • Semangat Persaudaraan, Anniversary RX King SKOK Ketiga Warnai Tirtayasa Park Kediri

    Semangat Persaudaraan, Anniversary RX King SKOK Ketiga Warnai Tirtayasa Park Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Ratusan pecinta RX King dari berbagai daerah di Indonesia memadati Tirtayasa Park, Kota Kediri, Minggu 18 Mei 2025. Mereka berkumpul untuk merayakan Anniversary ke-3 Sedulur King Over Kediri (SKOK), sebuah komunitas otomotif yang kini dikenal dengan semangat persaudaraan dan kontribusi positif bagi masyarakat. Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, hadir langsung menyampaikan apresiasinya atas semangat kebersamaan yang dibawa komunitas ini.

    Wali Kota termuda tersebut mengungkapkan bahwa komunitas RX King kini telah menjelma menjadi wadah yang inspiratif, jauh dari stigma negatif di masa lalu.

    “Saya merasa bangga dan bersyukur hari ini bisa berkumpul di tengah keluarga besar SKOK sekaligus keluarga besar RX King. Tentu untuk bersama-sama merayakan anniversary ketiga. Ini merupakan komunitas yang luar biasa,” ujar Mbak Wali dalam sambutannya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa SKOK bukan hanya tentang motor, tetapi tentang membangun solidaritas lintas daerah. Para anggota komunitas datang dari berbagai wilayah, termasuk Lampung, Lombok, hingga Nusa Tenggara Timur.

    “Kita lihat sama-sama acara ini hadir dengan berbagai macam kegiatan seperti aksi sosial. Ini menjadi contoh nyata bagaimana komunitas motor ini bisa menjadi inspirasi dalam kebaikan. Saya juga lihat teman-teman di sini menjaga toleransi dengan pengguna jalan lain,” lanjut Vinanda.

    Acara ulang tahun SKOK ini dirancang bukan hanya untuk perayaan, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap masyarakat. Rangkaian kegiatan meliputi santunan kepada anak yatim, pemotongan tumpeng, dan bazar UMKM. Mbak Wali pun menyempatkan diri meninjau dan membeli produk dari pelaku usaha lokal yang hadir dalam acara.

    “Selamat menikmati keramahan dan kehangatan Kota Kediri. Semoga kota ini memberikan kesan yang baik bagi teman-teman semua. Sehingga semua ingin hadir lagi di Kota Kediri,” tuturnya.

    Vinanda juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini mendukung visi misi Pemkot Kediri, yaitu “Ngangeni” dan penguatan sektor pariwisata lokal melalui partisipasi komunitas.

    Turut hadir dalam perayaan tersebut Wakil Ketua DPRD Sudjono Tegus Wijaya, perwakilan Forkopimda, Presiden RX King Indonesia Hartono, Penasihat SKOK AKBP Edy Herwiyanto, Ketua Umum SKOK Amelia, Anggota DPRD Katino, Camat Kota Bagus Hermawan, serta sejumlah tamu undangan dari Surabaya dan PT Gudang Garam. [nm/aje]

  • HUT ke-185: Warga Bence Kediri Rayakan Sejarah dan Kearifan Lokal

    HUT ke-185: Warga Bence Kediri Rayakan Sejarah dan Kearifan Lokal

    Kediri (beritajatim.com) – Lingkungan Bence, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri tampil semarak pada Minggu (18/5/2025) saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-185.

    Perayaan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan perwujudan kebersamaan dan penghormatan terhadap sejarah lokal yang terus hidup dalam keseharian warganya.

    Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi dengan senam sehat bersama yang diikuti oleh warga dari berbagai usia. Kegiatan ini menjadi simbol kekompakan sekaligus ajang mempererat silaturahmi.

    Setelah itu, suasana berubah menjadi khidmat dengan digelarnya acara slametan dan tumpengan, ritual khas masyarakat Jawa sebagai bentuk syukur atas perjalanan panjang Lingkungan Bence.

    Tampak hadir dalam acara ini Plt Kepala Kelurahan Pakunden, Taufik Yusuf, bersama sejumlah tokoh penting lainnya, seperti Kalimi (mantan Lurah Pakunden), Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta tokoh sesepuh lingkungan Bence.

    Kehadiran mereka menegaskan bahwa dukungan terhadap pelestarian nilai-nilai lokal tetap kuat di tengah arus modernisasi.

    Plt Lurah Pakunden, Taufik, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif warga yang terus menjaga semangat gotong royong dan kecintaan pada sejarah kampung halaman.

    “Peringatan ini membuktikan bahwa masyarakat Bence memiliki kepedulian terhadap akar budaya dan identitas lingkungannya. Ini menjadi contoh positif bagaimana sejarah lokal bisa dirawat dengan semangat kekinian,” tuturnya.

    Bukan hanya merayakan usia, acara ini juga menggali kembali asal-usul nama “Bence” yang selama ini menyimpan cerita menarik. Mbah Katimun, salah satu sesepuh yang disegani warga, menceritakan asal muasal nama Bence yang erat kaitannya dengan mitos burung misterius.

    “Orang-orang zaman dulu percaya bahwa suara burung bentje itu jadi pertanda ada pencuri. Dari situlah muncul nama Bence sebagai penanda tempat yang dulu sering diwaspadai,” ungkap Mbah Katimun.

    Ia menambahkan, suara burung tersebut terdengar khas di malam hari, menandai kejadian yang tak biasa di kampung pada masa lampau.

    Kisah legenda dan nilai-nilai kultural seperti ini menjadi pengikat kuat bagi masyarakat Bence yang kini hidup harmonis dalam suasana guyub. Meski telah melewati hampir dua abad, semangat warga dalam menjaga tradisi tetap menyala.

    Generasi muda pun diajak untuk mengenali akar sejarah ini agar mampu melanjutkan nilai-nilai kearifan lokal dalam membangun masa depan. [nm/aje]

  • Brakk!! Mahasiswa Asal Kediri Tabrak Truk Parkir di Jombang

    Brakk!! Mahasiswa Asal Kediri Tabrak Truk Parkir di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang pada Minggu dini hari (18/5/2025) sekitar pukul 02.08 WIB. Seorang pengendara sepeda motor mengalami luka-luka setelah menabrak truk yang sedang parkir.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, membenarkan insiden tersebut. Kecelakaan melibatkan dua kendaraan, yakni truk gandeng Hino bernopol AG-9391-EE yang dikemudikan oleh Katilan (49), warga Dusun Dawuhan, Desa Mojosari, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, serta sepeda motor Honda Vario bernopol AG-6332-EDS yang dikendarai Feri Ardiansyah (25), mahasiswa asal Desa Kandangan, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri.

    “Truk Hino sedang parkir di sisi selatan jalan menghadap ke barat. Diduga truk tersebut tidak memberikan tanda atau isyarat parkir, sehingga tertabrak sepeda motor Vario yang melaju dari arah timur ke barat,” ujar Ipda Siswanto.

    Akibat kecelakaan tersebut, Feri Ardiansyah mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan di RSUD Jombang. Sementara pengemudi truk tidak mengalami luka.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pihak kepolisian mencatat satu orang mengalami luka-luka dan kerugian material ditaksir mencapai Rp1.000.000.

    Polisi juga telah meminta keterangan dari tiga orang saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian, yakni Selamet (46) warga Desa Kademangan Mojoagung, Fandy (25) warga Desa Kauman Mojoagung, dan Rudi (38) warga Desa Banjaranyar, Kras, Kediri.

    Ipda Siswanto menambahkan bahwa kasus ini masih dalam proses penyelidikan untuk mengetahui secara pasti penyebab kecelakaan. Ia mengimbau kepada pengendara, khususnya pengemudi kendaraan besar, agar selalu memasang tanda peringatan saat parkir di pinggir jalan demi keselamatan bersama. [suf]

  • Mas Dhito dan Pramono Anung Teken Kerja Sama Kediri-Jakarta

    Mas Dhito dan Pramono Anung Teken Kerja Sama Kediri-Jakarta

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menandatangani naskah kesepakatan bersama dalam rangka pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik. Kesepakatan tersebut diteken di Balaikota Pemprov DKI Jakarta, Jumat (16/5/2025). Tujuan utama kerjasama ini adalah untuk saling memperkuat sektor unggulan masing-masing daerah, khususnya bidang pertanian dan ketahanan pangan.

    “Kerjasama antara Pemkab Kediri dengan Pemprov DKI Jakarta tentunya mendapatkan dua impact (dampak) yang sama-sama bermanfaat,” ujar Bupati Kediri yang akrab disapa Mas Dhito.

    Kabupaten Kediri diketahui memiliki sekitar 70 persen wilayahnya berupa lahan pertanian, menjadikannya lumbung komoditas hasil tani yang potensial. Mas Dhito berharap kerjasama ini bisa memberi manfaat nyata bagi petani, sekaligus menjadi upaya konkret menghapus kemiskinan ekstrem di wilayahnya.

    “Saya harapkan dengan kerjasama antara Pemprov DKI dan Pemkab Kediri ini semoga membawa kesejahteraan bagi Kabupaten Kediri, di mana itu adalah tempat kelahiran pak gubernur (Pramono Anung),” ungkapnya.

    Penandatanganan ini tak berhenti pada tataran administratif saja. Implementasi kerjasama langsung ditindaklanjuti perusahaan daerah dari kedua belah pihak. PD Canda Birawa, milik Pemkab Kediri, resmi menjalin sinergi dengan tiga BUMD milik DKI Jakarta: Perumda Dharma Jaya, PT Food Station Tjipinang, dan Perumda Pasar Jaya.

    Melalui Dharma Jaya, kerjasama difokuskan pada pengadaan daging potong demi menjaga ketahanan pangan di DKI. Sementara dengan PT Food Station Tjipinang, kerjasama diarahkan untuk penyediaan beras. Adapun dengan Perumda Pasar Jaya, PD Canda Birawa berperan dalam pemasaran komoditas hortikultura dari Kabupaten Kediri.

    Mas Dhito juga menyampaikan peluang investasi kepada PT Food Station Tjipinang, terutama dalam pembangunan penggilingan padi di Kediri. “Kerjasama dengan Food Station itu (memang membantu) menjaga stabilitas harga, tapi kalau ada investasi kenapa tidak, maka kita membuka itu seluas-luasnya,” katanya.

    Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan dukungannya. Ia menekankan pentingnya manfaat dan transparansi dalam setiap bentuk kerjasama antar daerah. “Nggak boleh ada ruang yang abu-abu dalam kerjasama-kerjasama yang seperti ini,” tegas Pramono.

    Lebih jauh, ia juga membuka kesempatan bagi Pemkab Kediri untuk belajar dari DKI dalam hal pengelolaan pemerintahan dan pelayanan publik. Salah satunya melalui adopsi sistem aplikasi Jakarta Kini (Jaki), yang dinilai efektif dalam menjangkau kebutuhan warga secara digital dan real time. [ADV PKP/nm]

  • Suara Kediri untuk Palestina: Ganyang Zionis dan Boikot Produk Israel

    Suara Kediri untuk Palestina: Ganyang Zionis dan Boikot Produk Israel

    Kediri (beritajatim.com) – Di bawah terik mentari Sabtu pagi (17/5/2025), kawasan depan Masjid Agung Kota Kediri berubah menjadi lautan hitam putih. Ribuan warga dari berbagai penjuru Kediri Raya memadati alun-alun kota dalam Aksi Damai bertajuk Aksi Bela Palestina yang digelar oleh Pergerakan Umat Islam (PUI) Kediri Raya.

    Aksi ini bukan sekadar kerumunan. Ia adalah gema nurani, wujud empati terhadap krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza dan Rafah. Ketua PUI Kediri Raya, Rahmad Mahmudi, menegaskan bahwa aksi ini merupakan komitmen moral umat Islam dalam membela nilai-nilai kemanusiaan universal.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa dari Kediri, suara kemanusiaan tetap hidup. Donasi yang kami kumpulkan bukan sekadar simbol, melainkan harapan yang dikirim untuk mereka yang tengah terjajah di Gaza dan Rafah,” ujar Rahmad Mahmudi penuh haru.

    Peserta aksi mengenakan busana serba putih, simbol perdamaian dan solidaritas. Mereka mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina, bersatu dalam misi kemanusiaan lintas batas. Di tengah orasi dan doa, teriakan “Ganyang Zionis” dan “Boikot Produk Penjajah Israel” menggema, menjadi ekspresi perlawanan damai terhadap penjajahan dan ketidakadilan.

    Sebelum terkonsentrasi di alun-alun, aksi damai ini telah lebih dulu menyasar sejumlah titik strategis Kota Kediri seperti Simpang Empat Semampir, Kediri Mall, Mojoroto, dan Simpang Empat Bence.

    “Aksi ini penting untuk terus kita lakukan. Aksi penggalangan dana, boikot produk zionis adalah bentuk nyata bela Palestina,” ungkap Dani Setiawan, warga Muhammadiyah Kota Kediri yang turut hadir sebagai peserta.

    Selain penggalangan dana tunai langsung, panitia juga membuka donasi digital untuk menjangkau lebih banyak simpatisan. PUI Kediri Raya menegaskan bahwa seluruh bantuan akan disalurkan melalui lembaga resmi yang telah berpengalaman di jalur distribusi bantuan kemanusiaan internasional.

    Untuk menjaga kemurnian aksi sebagai gerakan kemanusiaan, panitia secara tegas melarang penggunaan atribut partai politik maupun simbol organisasi terlarang. Aksi berlangsung tertib, dengan pengamanan dari personel TNI dan Polri yang siaga memastikan ketertiban dan kenyamanan peserta.

    Dari Kediri, empati disuarakan. Di tengah hiruk pikuk dunia, langkah kecil ini adalah pengingat bahwa batas geografis tak mampu membatasi hati yang peduli. [nm/ian]

  • Pengamat Transportasi Minta Pemerintah Dukung Operasional Bandara Dhoho Kediri

    Pengamat Transportasi Minta Pemerintah Dukung Operasional Bandara Dhoho Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Keberadaan Bandara Dhoho Kediri kian menumbuhkan harapan akan terkoneksinya wilayah Selatan Jawa Timur dengan lebih cepat dan efisien. Sebagai proyek strategis nasional, bandara ini diyakini mampu mengubah lanskap transportasi dan ekonomi kawasan tersebut secara signifikan.

    Namun, di balik optimisme itu, ada tuntutan agar pemerintah bersikap serius dalam mendukung operasional bandara yang dibangun murni oleh sektor swasta ini.

    Pengamat transportasi Universitas Surabaya, Prof. Dr. Ir. Dadang Supriyatno, MT., IPU., ASEAN Eng., menilai Bandara Dhoho sangat strategis karena membuka alternatif baru moda transportasi udara di Jawa Timur, khususnya bagi masyarakat yang selama ini harus bergantung pada Bandara Juanda Surabaya.

    “Bandara Dhoho ini menambah pilihan moda transportasi udara di Jawa Timur, tidak harus ke Surabaya (Juanda),” ujar Dadang, pada Sabtu (17/5/2025).

    Menurutnya, agar Bandara Dhoho benar-benar beroperasi optimal, pemerintah perlu melakukan pemetaan terhadap rute-rute potensial serta menyediakan infrastruktur pendukung yang memadai.

    Dadang menyoroti pentingnya peran aktif pemerintah, merujuk pada pengalaman Bandara Banyuwangi yang dulunya sepi namun kini tumbuh berkat sinergi kebijakan pemerintah dan sektor swasta.

    “Selama ini kan urusan (membuka pasar) diserahkan maskapai. Komitmen pemerintah hanya di atas kertas saja, sehingga maskapai berjuang sendiri menciptakan pasar,” kritiknya.

    Ia berharap konsep pengembangan Bandara Dhoho dikaji ulang dengan melibatkan pakar transportasi dan akademisi agar persoalan-persoalan yang menghambat operasional bandara bisa diatasi bersama.

    Salah satu tantangan yang disoroti adalah pengaturan wilayah udara di bagian Selatan Jawa Timur yang masih menjadi area latihan pesawat tempur dari Lanud Iswahjudi.

    “Dibutuhkan intervensi pemerintah pusat untuk duduk bersama seluruh stakeholder dan pakar transportasi, sehingga cita-cita mewujudkan akses transportasi udara di Selatan Jawa Timur bisa terwujud,” tegasnya.

    Bandara Dhoho dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk., tanpa menggunakan dana APBN. Sebagai proyek murni swasta, bandara ini didesain dengan runway sepanjang 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway, serta area parkir seluas 37.108 meter persegi. Terminal penumpangnya memiliki luas 18.000 meter persegi dan kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

    Dengan infrastruktur semegah itu, Bandara Dhoho diharapkan mampu menjadi gerbang udara utama bagi 13 kota dan kabupaten di Jawa Timur bagian selatan. Selain mempercepat mobilitas orang dan barang, bandara ini berpotensi besar mendongkrak sektor ekonomi lokal, pariwisata, dan kegiatan keagamaan, termasuk layanan Umroh langsung dari Kediri ke tanah suci.

    Bandara ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi simbol dari tumbuhnya kepercayaan investasi swasta dalam mendorong pembangunan daerah. Konektivitas udara yang semakin terbuka menjadi peluang emas bagi pertumbuhan wilayah Selatan Jawa Timur yang selama ini kurang terakses oleh jalur transportasi udara reguler. [nm/beq]