kab/kota: Kediri

  • Buka Gerakan Nasional Ayo Mondok, Raffi Ahmad: Santri Harus Pede

    Buka Gerakan Nasional Ayo Mondok, Raffi Ahmad: Santri Harus Pede

    Kediri, Beritasatu.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad membuka secara resmi kegiatan Gerakan Nasional Ayo Mondok, di Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan, Kota Kediri, Rabu (28/5/2025).

    Forum ini membahas berbagai isu strategis di lingkungan pesantren, termasuk perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan.

    Rafi Ahmad dalam sambutannya menyampaikan era digital membuka peluang besar bagi para santri untuk tampil dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara lebih luas dan modern.

    “Santri harus percaya diri. Mereka bukan hanya pewaris tradisi, tetapi juga pemimpin masa depan. Kita harus mengajarkan agama dengan cinta dan menjangkau masyarakat lewat media seperti Instagram dan TikTok,” ujar Rafi dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 600 Ibu Nyai dan Kiai dari berbagai daerah. 

    Sementara itu, Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menyebutkan bahwa langkah-langkah konkret yang dihasilkan dari forum ini akan sejalan dengan program Pemkot Kediri dalam penanganan kekerasan berbasis gender.

    “Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini tetapi bisa menjadi gerakan berkelanjutan untuk melindungi generasi muda dan memperkuat pesantren sebagai pusat peradaban,” ujarnya.

  • Tahun Ajaran Baru, Sekolah Gratis Inisiasi Mas Dhito Cari 100 Calon Siswa Terbaik

    Tahun Ajaran Baru, Sekolah Gratis Inisiasi Mas Dhito Cari 100 Calon Siswa Terbaik

    Kediri (beritajatim.com) – Seleksi penerimaan murid baru SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School telah memasuki tahapan bootcamp. Dari 186 calon siswa yang mengikuti bootcamp nantinya bakal diambil 100 siswa untuk bersekolah gratis di sekolah yang didirikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sejak 2023 itu.

    Kepala Sekolah SMA Dharma Wanita 1 Pare Nanang Sukarsono menyampaikan, tahapan penerimaan murid baru tahun akademik 2025/2026 dimulai seleksi administrasi pada Februari-April 2025 lalu. Calon siswa yang masuk seleksi administrasi keseluruhan berjumlah 258 anak.

    Untuk memastikan anak yang mendaftar berasal dari keluarga miskin, dilakukan seleksi home visit hingga didapatkan 220 anak untuk melanjutkan tahapan bootcamp. Hanya saja saat hari pertama ada 34 anak tidak hadir diantaranya mengundurkan diri.

    “Tahapan bootcamp ini berisi tes-tes yang kita perlukan, dan ini tahapan terakhir sebelum nantinya diputuskan calon siswa yang diterima maupun tidak, pengumuman inyasalloh nanti di tanggal 2 Juni,” katanya di hari pertama bootcamp pada Selasa (27/5/2025).

    Tahapan bootcamp diselenggarakan hingga Rabu (28/5). Calon siswa selama dua hari menginap di sekolah dan menjalani berbagai kegiatan seperti ujian psikotes, tes Kesehatan, kemudian diadakan Focus Group Discussian (FGD), sharing session, termasuk tes literasi dan numerasi.

    Dalam rangkaian kegiatan itu, lanjut Nanang, akan dilihat anak yang memiliki keinginan kuat untuk mengejar pendidikan dan mewujudkan cita-citanya. Hal ini sebagaimana harapan Mas Dhito mendirikan sekolah gratis itu untuk memberikan akses pendidikan bagi anak dari keluarga miskin yang memiliki keinginan bersekolah dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga.

    “Mas Bupati (Dhito) memiliki kepedulian terhadap anak-anak miskin yang tidak sekolah. Sekolah ini didirikan untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin,” ungkapnya.

    Selama menunggu proses pengolahan data hasil tes terhadap siswa, pihak sekolah sekaligus akan melakukan konfirmasi termasuk kepada orang tua. Pasalnya, 100 anak yang diterima menjadi siswa SMA Dharma Wanita 1 Pare, nantinya akan menjalani kehidupan berasrama selama 3 tahun.

    “Setelah hasil seleksi diumumkan, untuk 86 anak yang tidak lolos seleksi mereka tetap bisa mendaftarkan sekolah SMA/SMK negeri (yang dikelola Pemprov Jawa Timur) lewat jalur afirmasi atau siswa miskin. Bukti anak ini diterima di sekolah bisa diajukan ke GNOTA untuk mendapatkan bantuan biaya pendidikan,” pungkasnya. [ADV PKP/nm]

  • Pemkab Kediri Raih Opini WTP ke-9 Secara Berturut-turut

    Pemkab Kediri Raih Opini WTP ke-9 Secara Berturut-turut

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri pada tahun ini kembali memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Timur. Capaian ini sejalan dengan komitmen Bupati Hanindhito Himawan Pramana yang terus mendorong jajarannya untuk dapat menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah.

    Opini WTP ini menjadi yang kesembilan kalinya diterima Pemerintah Kabupaten Kediri secara berturut-turut. Hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2024 ini diserahkan Plh. Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Timur Ayub Amali kepada Bupati Hanindhito Himawan Pramana yang diwakili Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa pada Selasa (27/5/2025).

    Dari hasil pemeriksaan yang diterima, Kabupaten Kediri diketahui mencatatkan prestasi membanggakan dalam hal capaian tindak lanjut penyelesaian hasil pemeriksaan BPK. Dimana hasil prosentase yang didapat melampaui rata-rata Provinsi Jawa Timur sebesar 92,37 persen dan menempatkan Kabupaten Kediri masuk 9 besar di Jawa Timur.

    “Alhamdulillah Pemerintah Kabupaten Kediri kembali mendapatkan opini WTP dari BPK RI Perwakilan Jawa Timur dengan nilai diatas rata-rata Provinsi Jawa Timur”, ungkap Mbak Dewi usai menerima hasil LKPD Tahun Anggaran 2024 bersama DPRD Kabupaten Kediri Murdi Hantoro digedung Auditorium BPKP Provinsi Jawa Timur.

    Mbak Dewi mengungkapkan, capaian yang diterima tersebut menjadi bukti dari komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menjalankan keuangan daerah dengan baik dan tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

    “Dengan capaian WTP ini tentu harapannya semakin hari integritas kita semakin meningkat dan semakin dipercaya oleh masyarakat”, ungkap Mbak Dewi.

    Plh. Kepala BPK RI Perwakilan Jawa Timur Ayub Amali dalam acara itu memberikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah, termasuk Kabupaten Kediri atas komitmen dan kerja keras dalam menjaga kualitas pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

    “Karena opini Wajar Tanpa Pengecualian itu merupakan wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat di daerah masing-masing,” ujar Ayub Amali dalam sambutannya.

    Ia menambahkan bahwa opini WTP pada dasarnya adalah kondisi yang normal jika laporan keuangan dikelola sesuai prinsip dan aturan yang berlaku. Untuk itu, BPK berharap komitmen transparansi dan akuntabilitas terus dijaga.

    “Sebenarnya opini WTP itu suatu keadaan yang normal bagi pengelolaan laporan keuangan, jadi semoga tetap dijaga,” pesannya. [ADV PKP/nm]

  • Santri Progresif dari Jombang, Elza Nikma Tawarkan Visi Baru untuk KOPRI PMII Jatim

    Santri Progresif dari Jombang, Elza Nikma Tawarkan Visi Baru untuk KOPRI PMII Jatim

    Jombang (beritajatim.com) – Berangkat dari pesantren dan ruang kaderisasi akar rumput, Elza Nikma Yunita kini melangkah menuju panggung wilayah. Ia resmi mencalonkan diri sebagai Ketua KOPRI PMII (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) Jawa Timur dengan membawa visi feminisme Islam dan keberdayaan digital.

    Ia datang ke kantor Badan Pekerja Konkoorcab PKC PMII Jatim di Surabaya, Selasa (27/5/2025), didampingi Ketua Umum PC PMII Jombang dan Ketua KOPRI PC PMII Jombang.

    Mengenakan jas biru khas PMII dan kerudung hitam, perempuan kelahiran Jombang, 15 Juni 2001 ini mencatatkan langkah penting dalam sejarah kaderisasi perempuan di tubuh PMII. Ia menjadi salah satu dari sedikit kader perempuan yang memulai dari akar basis: rayon, komisariat, hingga cabang, dan kini menuju wilayah.

    Perjalanan intelektual dan spiritual Elza dimulai dari Tebuireng hingga Kediri. Ia merupakan alumnus Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, dan saat ini sedang menempuh studi magister di UIN Syekh Wasil Kediri dengan fokus pada Ekonomi Syariah.

    “Pendidikan adalah ruang pertama perjuangan perempuan. Saya ingin membuktikan bahwa menjadi santri tidak membatasi kita untuk berpikir progresif dan melangkah jauh,” kata Elza, Rabu (28/5/2025).

    Elza juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisariat PMII Hasyim Asy’ari Unhasy Tebuireng (2022–2023) dan Sekretaris KOPRI PC PMII Jombang (2024–2025). Ia merupakan santri dari Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

    Kini, ia membawa visi besar untuk KOPRI Jawa Timur: “KOPRI PKC PMII Jawa Timur sebagai ruang aman, inklusif, dan progresif bagi perempuan muda untuk tumbuh, memimpin, dan memberi dampak nyata dalam perubahan sosial di era digital.”

    Visi tersebut ditopang oleh lima misi strategis: penguatan kepemimpinan progresif, keadilan gender, kaderisasi adaptif, solidaritas strategis, dan optimalisasi teknologi digital.

    Elza menegaskan bahwa arah perjuangan KOPRI harus berlandaskan Islam progresif, feminisme kritis, dan literasi digital taktis. “Islam tidak pernah membungkam perempuan. Islam datang membebaskan,” tegasnya, mengutip pemikiran KH. Husein Muhammad.

    Pemikiran Elza juga banyak dipengaruhi oleh tokoh feminis seperti Nancy Fraser, Musdah Mulia, dan Silvia Federici. Ia membangun narasi perlawanan terhadap kapitalisme patriarkal dan sistem sosial-politik yang bias gender.

    Salah satu gagasan penting yang ia usung adalah penguasaan ruang digital sebagai arena perjuangan perempuan masa kini.

    “Teknologi harus kita rebut kembali, bukan sebagai sarana eksistensi personal, tapi sebagai alat perjuangan kolektif,” jelasnya sambil mengutip pemikiran Zeynep Tufekci.

    Bagi Elza, perjuangan perempuan kini hadir juga di layar gawai, di antara tagar dan data, tempat narasi dan identitas perempuan dipertaruhkan.

    Pendaftaran Elza bukan sekadar proses administratif. Ia adalah pernyataan sikap bahwa KOPRI bukan hanya organisasi, melainkan ruang politik etis perempuan muda — tempat mereka bisa bertumbuh, memimpin, dan menebar dampak.

    “Perempuan tidak hanya butuh tempat untuk tumbuh, tapi juga ruang untuk memimpin. KOPRI harus jadi tempat itu,” ucapnya penuh kepercayaan diri. [suf]

  • Danrem 082/CPYJ Puji Program ATM Beras Mbak Vinanda, Dinilai Selaras dengan Visi Presiden Prabowo

    Danrem 082/CPYJ Puji Program ATM Beras Mbak Vinanda, Dinilai Selaras dengan Visi Presiden Prabowo

    Kediri (beritajatim.com) – Komandan Resor Militer (Danrem) 082/CPYJ, Kolonel Inf Batara Alex Bulo, S. Hub. Int., M. Hub. Int., mengapresiasi program ATM Beras yang diluncurkan Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, pada Selasa (27/5/2025). Melalui program untuk warga miskin ekstrem ini, Mbak Vinanda disebut telah melaksanakan tujuan dari salah satu program Presiden Prabowo Subianto.

    Hal ini disampaikan Kolonel Inf Batara saat berkunjung ke Kota Kediri. Dia yang salut dengan wali kota termuda se-Indonesia itu menyempatkan mampir ke Balai Kota. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah terobosan program ATM Beras yang baru saja dilaunching, menjelang 100 Hari Kerja Mbak Vinanda, bersama KH Qhowimuddin Thoha.

    “Ada hal yang membuat saya surprise, bahwa (Wali Kota Kediri) relatif muda dari segi umur, namun terobosan-terobosannya luar biasa. Contohnya hari ini ketepatan saya hadir, hari ini pembagian beras untuk masyarakat miskin ekstrem menggunakan alat seperti Automated Teller Machine (ATM) itu, isinya beras,” kata Kolonel Inf Batara, pada Selasa sore (27/5/2025).

    Danrem 082/CPYJ juga langsung mencoba cara kerja ATM ini, yang menurutnya sangat mudah. Penerima manfaat hanya perlu menempelkan kartu pada mesin, lalu secara otomatis keluar beras sebanyak 5 liter. Mekanisme ini juga dinilai sangat efektif dan tepat sasaran.

    Kolonel Inf Batara pun mengakui, bahwa program yang mampu menyentuh masyarakat paling bawah itu, baru pertama kali ia dengar. Baik di wilayahnya, bahkan Jawa Timur.

    “Saya buktikan tadi. Dan saya melihat, di bawah kami ini kan ada enam kabupaten dan dua kota madya, saya baru melihat ini yang pertama di sini. Dan saya rasa di Jawa Timur saya belum pernah dengar, saya lihat ini pertama,” terangnya.

    Lebih lanjut, dia berharap nantinya, program bantuan ini bisa ditingkatkan, dari rencana sekitar 3000 warga miskin ekstrem penerima manfaat. Sehingga bisa terus membantu tercapainya tujuan dari salah satu program Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo-Gibran.

    “Harapannya ini bisa ditingkatkan lagi, Bu anggarannya. Karena masih banyak lagi di luar yang sangat membutuhkan. Jadi memang ini betul-betul contoh, contoh yang sangat baik. Ide yang brilian,” pujinya.

    “Dan yang terakhir, berarti program kepala negara bapak Presiden ibu sudah laksanakan, tujuan dari program bapak Presiden, salah satunya ibu wali kota sudah laksanakan dan sudah kita buktikan sama-sama,” tandasnya.

    Untuk diketahui, ATM Beras ini merupakan tambahan dari Pemerintah Kota Kediri untuk melengkapi program-program sosial yang sudah ada. Untuk mendukung upaya pengurangan angka kemiskinan yang saat ini masih tercatat 6,51 persen.

    Program ini selaras dengan visi dan misi Wali Kota Kediri khususnya misi 1 yaitu Kota Kediri Maju, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi yang merata dan penguatan infrastruktur berkelanjutan.

    Sementara, ATM Beras yang diresmikan itu berada di depan Rumah Dinas Wali Kota Kediri, dan nantinya akan ada di setiap kantor kelurahan lainnya di Kota Kediri. [nm/aje]

  • Mbak Wali Serahkan Mobil Pelayanan Masyarakat pada Kelurahan di Kediri

    Mbak Wali Serahkan Mobil Pelayanan Masyarakat pada Kelurahan di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menyerahkan secara simbolis 3 mobil pelayanan masyarakat (Mobmas), Selasa (27/05/2025). Kelurahan yang menerima secara simbolis adalah Kelurahan Bawang, Kelurahan Ngronggo, dan Kelurahan Bandar Kidul. Mbak Wali memecah kendi untuk menandai beroperasinya mobil pelayanan masyarakat ini.

    Pada tahap pertama ini diserahkan 12 mobil pelayanan masyarakat di kelurahan. Selanjutnya bertahap akan diberikan pada 46 kelurahan. Mobil Pelayanan Masyarakat ini sebagai kendaraan operasional untuk mewujudkan pemerintahan cepat, tepat, serta melayani kebutuhan sosial masyarakat.

    “Ini merupakan aspirasi dari masyarakat Kota Kediri mereka menilai bahwa banyak kebutuhan yang perlu untuk dipenuhi. Salah satunya melalui mobil pelayanan masyarakat. Selama ini di beberapa kelurahan saya mendengar keluhan bahwa saat masyarakat ingin berobat tidak memiliki kendaraan,” ujarnya.

    Wali kota termuda ini mengungkapkan pemerintah hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat melalui mobil pelayanan keliling. Mobil ini bisa digunakan untuk pelayanan non gawat darurat. Misalnya untuk membantu warga tidak mampu untuk mendapat akses kesehatan dan lainnya.

    Mbak Wali menitipkan pesan agar mobil ini digunakan dengan amanah, tepat sasaran, dan penuh tanggung jawab. “Semoga hadirnya mobil ini bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Apapun tantangannya semoga ini bisa menjadi solusi,” ungkapnya.

    Turut mendampingi Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, dan Kepala OPD terkait. [nm/but]

  • Tak Hanya DKI Jakarta, Mas Dhito Juga Gandeng Pemkot Surabaya

    Tak Hanya DKI Jakarta, Mas Dhito Juga Gandeng Pemkot Surabaya

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintahan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana pada Mei 2025 ini telah meneken kerjasama dengan kota-kota besar untuk membantu petani memasarkan komoditas hasil pertanian. Selain DKI Jakarta, kerjasama juga dijalin dengan Pemerintah Kota Surabaya.

    Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih menyebut kerjasama yang dijalin dengan Pemkot Surabaya ini turunannya berbeda dengan kerjasama yang dijalin dengan Provinsi DKI Jakarta.

    Kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta, pelaksanannya dilanjutkan antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), adapun dengan Pemkot Surabaya pelaksanaan kerjasama ditindaklanjuti langsung dari pelaku usaha.

    Adapun komoditas pertanian yang telah masuk dalam perjanjian kerjasama yakni cabai. Dalam hal ini, asosiasi petani cabai Kediri mengirimkan barang ke Surya Kreasi Pangan (SKP) Surabaya.

    “Jadi kebutuhan cabai dipenuhi dari Kabupaten Kediri itu sudah masuk MoU. Kalau kami monitor progresnya ini masih tahap penghitungan kebutuhan cabai di wilayah kota Surabaya,” katanya, Senin (26/5/2025).

    Meski pelaksanaannya dilakukan antara pelaku usaha, pemerintah daerah melalui dinas terkait tetap melakukan sistem kontrol. Sebagai contoh, ketika dalam perjalanannya terdapat persoalan pembayaran atau pada keberlanjutan pengiriman/penerimaan barang, dinas akan melakukan teguran sebagaimana perjanjian kerjasama yang dilakukan.

    Pemkab Kediri kerjasama Pemkot Surabaya dalam memasarkan produk pertanian

    Dari kerjasama yang telah dijalin tersebut, diakui Tutik nantinya tidak menutup kemungkinan berkembang ke komoditas lain tak sebatas pada cabai. Melainkan termasuk telur maupun beras.

    “Kemarin saat diskusi (dengan SKP) kami juga sampaikan, di Kabupaten Kediri potensinya banyak, ada telur juga beras yang sangat luar biasa,” tambah Tutik.

    Kerjasama yang dijalin dengan kota-kota besar tersebut sebagai upaya Mas Dhito dalam memberikan kepastian pasar bagi petani. Hal itu, sebagaimana pernah disampaikan sejak kampanye pencalonannya di periode kedua.

    Pasalnya, dalam setiap pertemuan dengan petani, persoalan yang dikeluhkan salah satunya saat pasca panen. Dimana petani kerap kesulitan memasarkan hasil pertaniannya termasuk saat menghadapi fluktuasi harga.

    “Supaya harga panen ini terjaga kita rembugan dengan Surabaya, dengan kota-kota besar yang tidak punya lahan pertanian. Kerjasama-kerjasama dengan daerah perkotaan yang membutuhkan suplai (hasil pertanian) dari kita inilah yang kita lakukan,” terang Mas Dhito.

    Mas Dhito berharap dengan kerjasama yang dijalin, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan berdampak pada buruh tani di Kabupaten Kediri. Hal ini sebagaimana targetnya di periode kedua yang fokus penanganan kemiskinan ekstrem. [ADV PKP/nm]

  • Wali Kota Kediri Luncurkan Program ATM Beras Pertama di Indonesia, Sasar Warga Miskin Ekstrem

    Wali Kota Kediri Luncurkan Program ATM Beras Pertama di Indonesia, Sasar Warga Miskin Ekstrem

    Kediri (beritajatim.com) – Hari ini menjadi tonggak bersejarah bagi Kota Kediri dengan peluncuran program ATM Beras Mapan oleh Wali Kota Vinanda Prameswati yang bertepatan dengan 100 hari masa kerjanya bersama Wakil Wali Kota KH Qowimuddin Thoha. Program ini menjadi satu-satunya di Indonesia yang digagas langsung oleh pemerintah daerah, dengan menyasar warga dalam kategori miskin ekstrem.

    Peresmian dilakukan secara simbolis melalui pemotongan pita oleh Mbak Wali dan Gus Qowim di depan Rumah Dinas Wali Kota Kediri. Dalam tahap awal, 80 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) telah menerima kartu ATM Beras Mapan. Kartu ini memungkinkan warga untuk mengambil 5 liter beras hanya dengan menempelkan kartu ke mesin ATM, yang secara otomatis mengeluarkan beras.

    “Direncanakan program ATM Beras Mapan ini akan segera dilaksanakan, setelah seluruh mesin ATM Beras Mapan telah selesai diproduksi dan didistribusikan ke masing-masing kantor kelurahan di seluruh Kota Kediri,” ujar Mbak Wali.

    Seluruh kelurahan di Kota Kediri akan mendapatkan unit ATM Beras Mapan, sebagai bagian dari upaya Pemkot menekan angka kemiskinan yang saat ini tercatat sebesar 6,51 persen. Program ini didesain untuk memperkuat penyaluran bantuan sosial agar lebih transparan, tepat sasaran, teratur, dan berbasis teknologi.

    Sebagai pemimpin daerah termuda di Indonesia, Vinanda menegaskan bahwa program ini sejalan dengan misi utama pemerintahannya, yakni Kota Kediri MAPAN (Maju, Agamis, Produktif, Aman dan Ngangeni), yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan ekonomi dan penguatan infrastruktur berkelanjutan.

    Warga penerima manfaat merespons positif peluncuran program ini. Bantuan itu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari warga.

    “Alhamdulillah, bantuan beras ini sangat membantu sekali untuk saya. Terima kasih Mbak Wali dan Gus Qowim,” kata Rini Sukowati, salah satu KPM.

    Berdasarkan data P3KE (Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) Kota Kediri, terdapat 1.211 kepala keluarga yang menjadi target sasaran program ATM Beras. Untuk 1.131 KPM yang belum menerima kartu ATM hari ini, beras akan dikirim dalam bentuk kemasan melalui kantor kelurahan masing-masing.

    Pemkot Kediri juga menyampaikan bahwa data sasaran akan diperbarui menggunakan basis DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional), yang informasinya akan diumumkan oleh pemerintah pusat dalam waktu mendatang. Saat ini DTSEN masih dalam proses pemutakhiran data.

    Turut hadir dalam peresmian, Wakil Wali Kota KH Qowimuddin Thoha, Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Kepala Dinas Sosial Paulus Luhur Budi, serta para penerima manfaat yang menjadi saksi langsung hadirnya teknologi sosial pertama di Indonesia ini. [nm/ian]

  • Pakaian Khas Kediri Diluncurkan, Angkat Warna Ungu dan Motif Lokal Sebagai Identitas Kota

    Pakaian Khas Kediri Diluncurkan, Angkat Warna Ungu dan Motif Lokal Sebagai Identitas Kota

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, resmi meluncurkan pakaian khas Kota Kediri dalam program kerja 100 hari pertamanya.

    Dalam acara tersebut, baik Wali Kota maupun Wakil Wali Kota KH Qowimuddin Thoha tampil mengenakan pakaian khas itu sebagai simbol dimulainya pelestarian budaya lokal dalam bentuk busana resmi daerah.

    Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Kediri, Zachri Ahmad, memaparkan tentang makna mendalam dari pakaian khas ini. Tak hanya berfungsi sebagai simbol budaya, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal.

    “Filosofinya pakaian khas ini adalah kita selaku pemerintah melakukan pengembangan terhadap warisan budaya tak benda. Tenun ikat ini merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang sudah ditetapkan oleh Menristekdikti Tahun 2022. Sehingga kita kembangkan,” kata Zachri.

    Pemkot mengangkat ciri khas atau identitas Kota Kediri dengan warna ungu. Sebab, dalam Kidung Harsawijaya, warna ungu menjadi pilihan raja-raja Kediri pada waktu itu. Sehingga pemilihan warna ungu menjadi upaya pendekatan sejarah tersendiri.

    Disi lain, berdasarkan penelitian bersama akademisi sejarah dan tim pelestari budaya, pakaian adat tersebut mengusung warna ungu sebagai warna utama yang memiliki akar historis kuat.

    Inisiatif ini, imbuhnya, tak berhenti pada pelestarian semata, melainkan juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Produksi pakaian khas ini dilakukan sepenuhnya di Kediri, mulai dari pengadaan bahan baku, hingga proses jahit-menjahit oleh pengrajin lokal.

    “Sisi lain pengembangan warisan budaya ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi para pengrajin. Penjahit di Kota Kediri, terus para pelaku usaha pengrajin udeng di Kediri,” imbuhnya.

    “Bahan baku ini dicari di Kediri, dikerjakan oleh masyarakat Kediri. Tujuan lainnya adalah untuk memutar ekonomi ini supaya bertumbuh di Kota Kediri,” lanjutnya.

    Ada dua motif tenun ikat yang digunakan dalam pakaian khas ini. Pertama motif tirto dan kedua motif telur ceplok. Hal tersebut menggambarkan unsur air dan kekayaan pola tradisional.

    Zachri juga menjelaskan bentuk udeng sebagai bagian penting dari pakaian khas daerah tersebut. Ikat kepala tradisional tersebut memiliki bentuk unik berupa dua gundukan yang menggambarkan kondisi geografis Kota Kediri yang terletak di antara dua gunung besar, yaitu Kelud dan Wilis, serta dialiri oleh Sungai Brantas yang membelah kota.

    Kota Kediri sendiri telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan tenun ikat, khususnya di kawasan Bandar Kidul. Di sana, terdapat belasan perajin aktif yang menghasilkan karya tenun ikat berkualitas tinggi dan telah menembus pasar internasional. [nm/ian]

  • 100 Hari Kerja, Mbak Wali Luncurkan 11 Program Strategis untuk Wujudkan Kota Kediri MAPAN

    100 Hari Kerja, Mbak Wali Luncurkan 11 Program Strategis untuk Wujudkan Kota Kediri MAPAN

    Kediri (beritajatim.com) – Tepat di momentum 100 hari kerjanya, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan wakilnya KH Qowimuddin Thoha meluncurkan 11 program strategis yang menjadi tonggak awal perwujudan Kota Kediri yang Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni (MAPAN).

    Peluncuran ini dimulai dengan Apel 112 Lapor Mbak Wali di depan Balai Kota Kediri, yang dihadiri oleh seluruh kepala perangkat daerah.

    Dari pelayanan masyarakat hingga pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi, seluruh program tersebut dirancang agar menyentuh langsung kebutuhan warga. Di antaranya, ada layanan mobil pelayanan masyarakat, ATM beras untuk ketahanan pangan, serta pemberian beasiswa bagi pelajar, mahasiswa, hingga kader kesehatan.

    “Capaian 100 hari kerja ini tentulah bukan akhir dari segala upaya yang telah kita lakukan, ke depan kita memastikan bahwa program-program tersebut berjalan dengan baik, berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Vinanda Prameswati.

    Melalui visi Sapta Cita, Pemkot Kediri berupaya merealisasikan sejumlah program yang menyentuh berbagai aspek kehidupan warga. Di bidang sosial dan kesejahteraan, insentif untuk RT/RW, tenaga pendidikan formal dan nonformal, kader kesehatan, serta Tim Reaksi Cepat (TRC) ditingkatkan. Jaminan kesehatan gratis dan ATM Beras menjadi bagian dari upaya mewujudkan Program Merata.

    Di sektor ekonomi, diluncurkan Dana Bergulir Kredit Usaha Masyarakat Profesional Aman dan Nyaman (KUMAPAN), serta pendirian Koperasi Kelurahan Merah Putih. UMKM dan toko modern juga diberi wadah dalam program Produk Kota Kediri Mapan (PRIMA).

    Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Pemkot menghadirkan BOSDA MAPAN bagi siswa kurang mampu, serta beasiswa S1, S2, dan S3 bagi warga berprestasi dan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Guru PAUD pun mendapat perhatian dengan program beasiswa khusus.

    Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati meluncurkan 11 program strategis

    Identitas budaya juga diangkat melalui peluncuran pakaian khas Busana Panji dan Busana Galuh dalam program Kediri City Tourism (D’CITO). Di bidang digitalisasi dan layanan publik, hadir inovasi seperti “Lapor Mbak Wali 112” dan program All In kecamatan untuk pelayanan administrasi kependudukan di kelurahan.

    Pelayanan kesehatan diperluas dengan menjalin kerja sama rumah sakit non-JKN, seperti Rumah Sakit Bhayangkara, guna menjangkau layanan yang belum tercover oleh BPJS. Program CSR Green House dari Bank Jatim juga dihadirkan di tiga kelurahan sebagai bagian dari penguatan ketahanan lingkungan dan pangan.

    “Tidak ada kata puas, agar kami terus berbenah untuk mewujudkan Kota Kediri lebih baik dan lebih MAPAN lagi. Kami yakin dengan sinergi dan kekompakan seluruh pihak cita-cita Kota Kediri dapat terwujud,” kata Vinanda menegaskan komitmennya.

    Ia juga menyampaikan bahwa peningkatan infrastruktur, pengembangan ekonomi lokal, dan pelibatan masyarakat dalam pembangunan akan terus menjadi prioritas ke depan.

    “Kita lakukan mulai dari peningkatan infrastruktur, pengembangan ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan kami ajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan Kota Kediri. Kami yakin dukungan masyarakat sangat penting bagi kesuksesan program-program Kota Kediri,” tegasnya. [nm/ted]