kab/kota: Kediri

  • Gernas Ayo Mondok: Gelar Muhalaqoh Bareng Raffi Ahmad, Siapkan Santri Melek Digital

    Gernas Ayo Mondok: Gelar Muhalaqoh Bareng Raffi Ahmad, Siapkan Santri Melek Digital

    Surabaya (beritajatim.com) – Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok menggelar Muhasabah dan Halaqoh (Muhalaqoh) di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien, Ngasinan, Kota Kediri. Forum ini dihadiri oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

    Muhalaqoh ini bertema ‘Digitalisasi Dakwah: Dari Mimbar ke Layar TV’. 600 kiai se-Jawa Timur mengikuti dengan penuh khidmat.

    Ketua Harian Gernas Ayo Mondok, KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan paket lengkap. Sesi awal, yaknk muhasabah, para peserta diajak untuk melihat dan mengakui bahawa internal pesantren masih tak luput dari kekurangan.

    “Kami membuka diri untuk evaluasi, menyadari bahwa ada hal-hal yang perlu diperbaiki,” ujar Gus Hans.

    Setelah muhasabah, dilanjutkan dengan halaqah. Di sesi ini, para ulama berembug untuk mencari solusi dan arah pesantren ke depan.

    Salah satunya, kata Gus Hans, yakni bagaimana membangun sinergi antara pesantren dan media. Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan santri sebagai pelaku aktif dalam dunia digital.

    “Jika media digital dikelola oleh orang-orang pesantren, mereka tidak akan tega menyebarkan informasi yang tidak benar. Mereka akan menyampaikan informasi sesuai dengan kebenaran yang mereka pahami,” katanya.

    Raffi Ahmad dalam sesi halaqoh, menyampaikan era digital membuka peluang besar bagi para santri untuk tampil dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara lebih luas dan modern

    “Santri harus percaya diri. Mereka bukan hanya pewaris tradisi, tetapi juga pemimpin masa depan. Kita harus mengajarkan agama dengan cinta dan menjangkau masyarakat lewat media seperti Instagram dan TikTok,” ujarnya

    Pria yang juga aktor dan juga presenter kawakan itu menceritakan sebuah kisah inspiratif, di mana ada seseorang yang membuat konten saat dirinya secara membersihkan masjid. Konten itu akhirnya viral, hingga diundang menunaikan ibadah haji oleh Raja Arab Saudi.

    “Itu dari mana viralnya? Dari teman-teman, dari media sosial, ada televisi. Kalau waktu belajar, 100% kita belajar. Tapi nanti kalau ada waktunya kita lagi memang santai, kita bisa viralkan kebaikan-kebaikan di sosial media,” tuturnya.

    Adapun muhalaqoh ini turut diapresiasi Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati. Mbak Vinanda ikut hadir sekaligus ikut membuka kegiatan ini.

    “Kegiatan ini adalah kegiatan yang positif di mana seluruh kiai, ibu nyai, gawagis dan nawaning se-Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri,” kata perempuan yang akrab disapa Mbak Vinanda ini.

    Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Umum MUI sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien KH Anwar Iskandar, Ketua Gerakan Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harist Dimyathi, Ketua PBNU yang jadi salah satu narasumber, Alissa Wahid, Gus Faried, Gus Maksum, CEO TVOne Maria Goretti Limi, dan Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha. [tok/aje]

  • BPBD Kediri Tegaskan Video Erupsi Gunung Kelud 29 Mei 2025 adalah Hoaks

    BPBD Kediri Tegaskan Video Erupsi Gunung Kelud 29 Mei 2025 adalah Hoaks

    Kediri (beritajatim.com) – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno menegaskan bahwa video erupsi Gunung Kelud yang beredar di media sosial adalah hoaks.

    “Gunung Kelud saat ini dalam kondisi stabil. Tidak ada tanda-tanda aktivitas vulkanik yang mengarah ke erupsi. Kami minta masyarakat tidak mudah panik dan selalu cek kebenaran informasi,” ujarnya, Kamis, 29 Mei 2025.

    Terkait aktivitas Gunung Kelud, BPBD meminta masyarakat selalu berpedoman pada sumber resmi, yakni PVMBG maupun BPBD. “Kami terus melakukan pemantauan dan akan segera menginformasikan perkembangan resmi jika ada. Jangan mudah terprovokasi berita yang belum jelas sumbernya,” tambahnya.

    Video yang beredar di media sosial memperlihatkan aktivitas awan putih yang disebut berada di atas Gunung Kelud. Beberapa potongan video turut disertai narasi dan suara warga yang menyebut terjadinya erupsi.

    Salah satu video menuliskan keterangan “Gunung Kelud 29 Mei 2025”. Dalam video tersebut, terdengar seseorang berkata, “Gunung Kelud mbledos to cah. Kok enek kilat-kilat ngunu. Lakok ngeri. Infone daerah Kediri piye iki. Mugo-mugo orang mbledos cah-cah. Koyok ngunu kilate.”

    Video lainnya, dengan latar malam hari dan tampak di area persawahan, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. “Infone Gunung Kelud opo mbledos iki kok lap-lap-lap,” ucap seseorang dalam video itu. Gambar dalam video juga memperlihatkan awan putih tebal yang membumbung di langit, disertai kilatan cahaya.

    Sementara itu, berdasarkan data Laporan Aktivitas Gunung Api yang dirilis PVMBG untuk periode pengamatan 28 Mei 2025 pukul 00.00–24.00 WIB, Gunung Kelud (1.731 mdpl) yang terletak di wilayah Kediri, Blitar, dan Malang, terpantau dalam kondisi normal.

    Meteorologi: Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara berkisar antara 21–31 derajat Celcius dengan kelembaban udara 60–89 persen.

    Visual: Gunung jelas dengan kabul 0–1. Asap kawah nihil. Melalui CCTV, visual air danau kawah Gunung Kelud terlihat jelas berwarna biru muda. Bualan air di tengah danau teramati samar-samar. Suhu air danau berdasarkan telemetri berada pada 20,73 derajat Celcius.

    Kegempaan: Terpantau tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2–9 mm, waktu S-P 31,1 detik, dan durasi gempa antara 123–239 detik. Keterangan lain: Nihil. [nm/kun]

  • Pemkot Kediri Siapkan BOSDA Rp 15,5 Miliar di 2025, Fokus Pendidikan Gratis dan Tanpa Pungutan

    Pemkot Kediri Siapkan BOSDA Rp 15,5 Miliar di 2025, Fokus Pendidikan Gratis dan Tanpa Pungutan

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pendidikan mengalokasikan anggaran BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) sebesar Rp 7.796.280.000 untuk enam bulan pertama tahun 2025. Rincian anggaran tersebut mencakup TK sebesar Rp 395.460.000, KB/SPS/TPA Rp 186.840.000, SD Negeri Rp 2.097.720.000, SD Swasta Rp 856.560.000, SMP Negeri Rp 2.860.500.000, dan SMP Swasta Rp 1.399.200.000.

    Mulai tahun depan, Pemkot Kediri berencana menaikkan alokasi BOSDA menjadi Rp 15.592.560.000 untuk 12 bulan anggaran. Program ini menjadi salah satu prioritas utama Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Qowimuddin Thoha dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayahnya.

    “Dana BOSDA ini dapat digunakan untuk meningkatkan sarana prasarana pembelajaran di sekolah, meningkatkan digitalisasi dan literasi sekolah, serta untuk kegiatan minat dan bakat peserta didik,” ujar Vinanda, yang akrab disapa Mbak Wali.

    Dana BOSDA berasal dari Pemerintah Kota Kediri sebagai pelengkap dan penguat atas alokasi dana BOS dari pemerintah pusat. Penggunaan dana ini dapat mencakup belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal yang belum tercakup oleh BOS Reguler.

    Mbak Wali menegaskan bahwa pengelolaan dana BOSDA harus dilakukan secara transparan, efisien, dan efektif serta dapat dipertanggungjawabkan. “Dana BOSDA dilarang untuk membiayai kegiatan yang sudah dibiayai oleh BOS Pusat atau sumber dana lainnya (double accounting), serta membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah atau memerlukan biaya besar,” ungkapnya.

    Vinanda berharap BOSDA dapat menjadi solusi nyata untuk meringankan beban masyarakat serta mewujudkan pendidikan gratis dan berkualitas di Kota Kediri. Ia menekankan bahwa tidak boleh ada lagi pungutan biaya pendidikan kepada siswa, terutama bagi keluarga kurang mampu, serta ijazah yang tertahan di sekolah swasta.

    Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Anang Kurniawan, menyatakan bahwa penyaluran BOSDA dilakukan dua kali dalam setahun, yakni tahap I pada Maret–April dan tahap II pada Juli–Agustus. Untuk tahun ini, pencairan direncanakan berlangsung pada Agustus melalui rekening sekolah atas nama institusi, bukan atas nama pribadi atau rekening BOS pusat.

    “Untuk Tahun 2025, rencana dicairkan pada bulan Agustus, melalui rekening sekolah atas nama sekolah, bukan rekening BOS Pusat atau atas nama pribadi,” jelas Anang. [nm/kun]

  • Demam Emas di Tulungagung: Sungai Bamban Diserbu Pemburu Harta Karun

    Demam Emas di Tulungagung: Sungai Bamban Diserbu Pemburu Harta Karun

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sejumlah warga mencari emas di aliran Sungai Bamban, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Dengan peralatan sederhana mereka berusaha memisahkan biji emas dari tanah dan pasir. Aktifitas tersebut mulai ramai dilakukan warga sejak 10 hari terakhir ini. Video pencarian emas di sungai tersebut telah viral di media sosial. Beberapa warga dari luar kota juga ikut mendatangi sungai tersebut untuk mencari emas.

    Salah seorang warga, Siran mengatakan aktifitas pencarian emas ini mulai ramai sejak viral di media sosial. Menurutnya pencarian emas ini berawal dari seorang warga Kediri. Setelah itu banyak warga yang ikut-ikutan mencari emas. Mereka penasaran dengan informasi temuan emas yang menyebar di media sosial. “Banyak juga yang hanya iseng ikut ikutan mencari emas di sungai ini,” ujarnya, Kamis (29/05/2025).

    Warga Tulungagung ramai-ramai cari emas di Sungai

    Informasi yang menyebar di media sosial tersebut membuat Adi, warga Blitar ikut mencari emas di sungai ini. Setelah beberapa jam berusaha, Adi mulai menemukan butiran emas di sungai tersebut. Menurutnya ini merupakan jenis emas lepas. Kadar emas juga disebut mencapai antara 80-90 persen. “Di kalangan penambang emas ini disebut emas lepas, saya yakin di hulu sungai semakin banyak ditemukan,” tuturnya.

    Meski begitu emas yang diperoleh di sungai tersebut masih perlu diolah lagi. Nantinya butiran emas ini akan diberi air raksa untuk mengikat. Setelah itu emas baru bisa dilebur dan dijual. Dari informasi warga terdapat pembeli emas yang datang lagsung ke lokasi tersebut. Mereka membeli langsung emas yang ditemukan warga. “Kalau tadi saya tanya warga sini harganya bisa Rp 900- Rp 950 ribu per gram nya,” pungkasnya. [nm/kun]

  • Raffi Ahmad Ajak Santri Melek Media Digital

    Raffi Ahmad Ajak Santri Melek Media Digital

    Kediri, Beritasatu.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, menghadiri acara halaqoh “Gerakan Ayo Mondok” yang digelar di Pondok Pesantren Al Amien, Kelurahan Ngasinan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025).

    Gerakan Ayo Mondok merupakan inisiatif bersama sejumlah tokoh nasional dan tokoh agama untuk mengajak generasi muda menimba ilmu di pesantren.

    Dalam kesempatan ini, Raffi Ahmad mengajak para santri untuk tidak ketinggalan zaman dan mulai menguasai dunia digital, terutama media sosial. Menurutnya, pesantren adalah tempat yang menyenangkan dan mendidik, serta memiliki nilai-nilai penting seperti sopan santun, adab, dan agama. Karena itu, Raffi ingin mengajak para kreator konten untuk turut mempromosikan citra positif pesantren kepada publik.

    “Di pondok pesantren itu diajarkan sopan santun, etika, adab dan agama. Jadi kami juga mendorong kepada para santri untuk menguasai digital. Karena berdakwah itu bukan hanya lewat pengajian saja, tetapi juga dapat dilakukan melalui media sosial,” kata Raffi Ahmad.

    Sementara itu, penggagas Gerakan Ayo Mondok, KH Zahrul Azhar Asumta, menegaskan pentingnya santri memahami dan menggunakan media secara bijak. Tahun ini, acara halaqoh mengangkat tema “Santri Melek Media” sebagai bentuk respons terhadap era digital yang terus berkembang.

    “Santri sekarang harus mampu memahami dan memanfaatkan media, baik multiplatform maupun mainstream. Dari sini, mereka bisa menyebarkan informasi yang sehat dan positif untuk dunia pesantren,” ujar KH Zahrul Azhar.

  • Mbak Wali dan Ning Faiqoh Berikan Paket Bantuan Pangan Kepada Balita Stunting di Kelurahan Gayam

    Mbak Wali dan Ning Faiqoh Berikan Paket Bantuan Pangan Kepada Balita Stunting di Kelurahan Gayam

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati bersama Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad memberikan paket bantuan pangan secara simbolis kepada 3 balita stunting yang ada di Kelurahan Gayam, Rabu (28/5/2025).

    Saat berbincang untuk mengetahui kondisi para balita, Mbak Wali juga menitipkan pesan kepada ibu balita agar paket bantuan pangan ini dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk mendukung tumbuh kembang balita. “Bahan pangan ini bisa diolah dan dikreasikan, dibuat menarik agar si anak mau makan. Semoga para balita ini selalu sehat dan tumbuh kembangnya baik,” terangnya.

    Wali Kota Kediri menambahkan, dalam paket bantuan pangan Gemarikan ini juga tersedia contoh menu olahan yang mudah, namun tetap mempertimbangkan prinsip pangan yang B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman). Lalu perlu diperhatikan juga tata cara penyimpanan bahan pangan ini apabila tidak segera habis.

    “Perhatikan masa simpan bahan pangan ini, apabila sudah mendekati masa kadaluwarsa segera diolah dan dikonsumsi. Jaga selalu kebersihan dan kesehatan, serta rutin datang ke posyandu,” pesannya.

    Perlu diketahui, para balita stunting tersebut diberikan bantuan makanan tambahan berbahan baku ikan yakni 2 pak Abon Ikan Tuna Kemasan 100 gram, 2 pak Bakso Ikan Lele kemasan 250 gram, 1 pak Otak-otak Ikan Lele 500 gram, 1 pak Ikan Lele Marinasi 700 gram, dan 1 pak Ikan Gurame marinasi 500 gram.

    Selain itu, juga diberikan makanan pendamping (MPASI) yakni 1 pak beras kemasan 3 kg, 1 pak daging ayam beku kemasan 1 kg, 1 pak telur ayam ras kemasan 1 kg, 1 pak nugget ayam kemasan 250 gram, 1 bungkus kacang hijau kemasan 1 kg, 1 bungkus wortel segar kemasan 500 gram, 4 bungkus agar-agar instan, serta 4 bungkus fiber cream.

    Turut mendampingi Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Muhammad Ridwan, Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin Yuswanto, Kepala Bappeda Chevy Ning Suyudi, Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Fajri, Camat Mojoroto Bambang Tri Lasmono, Lurah Gayam Andri, kader kesehatan dan warga. [nm/ian]

  • Mbak Wali Bersama Para Kyai dan Ibu Nyai di Jawa Timur Buka Gerakan Nasional Ayo Mondok

    Mbak Wali Bersama Para Kyai dan Ibu Nyai di Jawa Timur Buka Gerakan Nasional Ayo Mondok

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati membuka Gerakan Nasional Ayo Mondok, bersama KH Anwar Iskandar, Kyai Luqman, Gus Hans, Gus Faried, Gus Maksum dan Ning Eva Munir, Rabu (28/5/2025). Pembukaan Gerakan Nasional Ayo Mondok yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri, ditandai dengan pemukulan rebana secara simbolis.

    Gerakan Nasional Ayo Mondok ini dihadiri oleh para kyai, ibu nyai, gawagis dan nawaning dan diisi dengan kegiatan Muhasabah dan Halaqoh (Muhalaqoh). Selain itu, yang menjadi tema pada gelaran ini adalah Digitalisasi Dakwah: Dari Mimbar ke Layar TV.

    “Tadi saya telah membuka Gerakan Nasional Ayo Mondok. Kegiatan ini adalah kegiatan yang positif di mana seluruh kyai, ibu nyai, gawagis dan nawaning se-Jawa Timur berkumpul di Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan Kediri ini,” terang Mbak Wali.

    Lebih lanjut, Wali Kota Kediri mengungkapkan bahwa para kyai, ibu nyai, gawagis dan nawaning hadir dalam kegiatan Gerakan Nasional Ayo Mondok ini, untuk bersama-sama melakukan rembuk atau diskusi terkait permasalahan yang ada di pondok pesantren khususnya terkait kekerasan perempuan dan anak. Nantinya hasil rembuk ini, harapannya dapat memberikan solusi terbaik agar ke depan tidak ada lagi permasalahan kekerasan di pondok pesantren.

    Pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurut Mbak Wali juga sesuai dengan visi misi Kota Kediri yakni membangun Kota Kediri yang lebih Mapan (Maju, Agamis, Produktif, Aman dan Ngangeni). Karena Pemerintah Kota Kediri terus berupaya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

    Sementara itu, Gus Hans Ketua Panitia Gerakan Nasional Ayo Mondok mengungkapkan bahwa Gerakan Nasional Ayo Mondok ini adalah support system dari organisasi-organisasi yang sudah ada, yang berkaitan dengan pemberdayaan dunia pesantren. Namun, pada Gerakan Nasional Ayo Mondok tahun ini, fokusnya pada kemediaan.

    Maka dari itu, Gerakan Nasional Ayo Mondok turut mengundang CEO dari TV One salah satu televisi nasional untuk bisa mengajari, agar para santri juga melek terhadap dunia media, multiplatform dan media mainstream. “Nanti mereka akan dilatih menjadi bagian dari dunia televisi, dengan harapan bisa memberikan kontribusi positif terhadap informasi-informasi yang menyehatkan bagi dunia pesantren di Indonesia,” jelasnya.

    Pada kesempatan ini, Mbak Wali juga menyambut kehadiran Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Farid Ahmad, yang juga diundang sebagai narasumber pada kegiatan Gerakan Nasional Ayo Mondok.

    Hadir pula, Ketua MUI Pusat sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien KH. Anwar Iskandar, Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha, Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Kasdim 0809 Kediri Mayor Inf Yuliadi Purnomo, Ibu Nyai Yayan Hanyani, Ketua Gerakan Nasional Ayo Mondok KH Luqman Harist Dimyathi.

    Ketua Panitia Muhalaqoh H. Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Segenap Narasumber Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, Hj. Aina ‘Ainaul Mardliyah, KH. Maksum Faqih, KH. Misbahul Munir, Kepala Kemenag  Kota Kediri Zamroni, segenap Pengasuh Pondok Pesantren se-Jawa Timur, serta segenap Gus dan Ning Pondok Pesantren se-Jawa Timur. [nm/ian]

  • Buka Sosialisasi dan Fasilitasi Sertifikasi Halal, Mbak Wali Ungkap Pentingnya untuk Pelaku Usaha

    Buka Sosialisasi dan Fasilitasi Sertifikasi Halal, Mbak Wali Ungkap Pentingnya untuk Pelaku Usaha

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati membuka Sosialisasi dan Fasilitasi Sertifikasi Halal, Rabu (28/05/2025) di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri. Sertifikasi halal ini sangat penting bagi pelaku usaha untuk memastikan produknya halal dikonsumsi oleh konsumen. Begitu pun para konsumen juga merasa aman dan nyaman untuk membeli produk tersebut.

    “Tadi saya sudah melihat bagaimana proses para pelaku usaha ini diberikan wadah memperoleh sertifikasi halal. Mulai pengurusan NIB lalu pengurusan syarat-syarat untuk memperoleh sertifikasi halal. Sertifikasi halal ini penting sekali untuk menjamin produk kita ini aman, nyaman, dan sesuai syariat,” ujarnya.

    Mbak Wali mengungkapkan sebagai kota dengan ekosistem perdagangan yang bertumbuh baik, sering dikunjungi oleh wisatawan, dan dihuni oleh mayoritas warga muslim, tentu kawasan wisata halal, produk halal di Kota Kediri harus dihadirkan.

    Pemkot Kediri pun berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha untuk tetap bisa bertahan dan eksis dengan fasilitasi halal. Dukungan dalam bentuk sosialisasi dan fasilitasi sertifikasi halal ini sudah digelar secara gratis sejak 2017. Menurut data dari Disperdagin pada tahun 2017 sampai 2024 Pemkot Kediri sudah memberikan fasilitasi sertifikasi halal kepada 197 pelaku usaha.

    Terdiri dari 30 halal self declare dan 167 halal reguler. Secara keseluruhan data dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) menunjukkan sampai 30 April 2025 terdapat 6.728 pelaku usaha Kota Kediri yang sudah bersertifikat halal. Terdiri dari 6.520 halal self declare dan 208 halal regular.

    “Alhamdulillah ini sudah menunjukkan kepedulian pelaku usaha Kota Kediri terhadap pentingnya sertifikasi halal. Saya harap selanjutnya pelaku usaha lain juga terinspirasi dan termotivasi untuk melengkapi dokumen-dokumen penunjang produk. Salah satunya sertifikasi halal,” ungkapnya.

    Wali kota termuda ini menambahkan dalam UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal pasal 4 sudah diamanatkan bahwa paling lambat 17 Oktober 2026 semua produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Kesempatan ini, dapat dimanfaatkan sebaik mungkin apalagi nanti sudah ada pendampingan untuk mempermudah pelaku usaha dalam proses pendaftaran sertifikat halal.

    Dengan semakin banyak pelaku usaha yang bersertifikat halal, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, sekaligus mewujudkan Sapta Cita produktif, kreatif, dan inovatif. Terutama mendorong pengembangan UMKM hingga pasar halal global.

    “Saya berharap semoga fasilitasi sertifikasi halal ini bermanfaat dalam pengembangan usaha perdagangan dan perindustrian di Kota Kediri. Sehingga roda perekonomian Kota Kediri makin baik dan meningkat. Serta Kota Kediri MAPAN bisa terwujud,” imbuhnya.

    Dalam kegiatan ini diserahkan sertifikat halal kepada pelaku usaha secara simbolis. Sosialisasi ini menghadirkan narasumber dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Moh. Taufiq dan Nurun Nayiroh. Turut hadir, Ketua Dekranasda Kota Kediri Faiqoh Azizah Mohammad Qowimuddin, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Endang Kartika Sari, Kepala Disperdagin Wahyu Kusuma Wardani, Kepala Bagian Perekonomian Tetuko Erwin, dan tamu undangan lainnya. [nm/ian]

  • Sigap Terima Aduan Warga 24 Jam, Pemkot Kediri Luncurkan Program Lapor Mbak Wali 112

    Sigap Terima Aduan Warga 24 Jam, Pemkot Kediri Luncurkan Program Lapor Mbak Wali 112

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai bentuk nyata menghadirkan pelayanan publik yang tanggap, cepat dan mudah diakses masyarakat, Pemerintah Kota Kediri resmi meluncurkan layanan aduan Lapor Mbak Wali 112. Digawangi Dinas Komunikasi dan Informatika, program ini telah menerima banyak aduan dari masyarakat.

    “Sebelum dilaunching, kita sudah melakukan ujicoba dan membuka layanan aduan pada awal bulan Mei lalu. Ternyata respon masyarakat sangat luar biasa sehingga sejak dibuka sampai hari ini rata-rata kita bisa menerima 406 aduan per hari,” ujar Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Chevy Ning Suyudi, Rabu (28/5).

    Selain melalui kanal Lapor Mbak Wali 112, Chevy mengatakan masyarakat Kota Kediri juga bisa memanfaatkan kanal aduan lain yang sudah disiapkan. Diantaranya chatbot WA di nomor 085142281103 Atau melalui media sosial di akun Instagram @LaporMbakWali 112.

    Layanan ini menerima berbagai jenis laporan seperti pelayanan publik, kondisi darurat hingga non-darurat. Untuk kondisi darurat, seperti kebakaran, kecelakaan, gangguan keamanan, hingga kondisi medis yang membutuhkan pertolongan segera. Sementara untuk non-darurat, seperti permasalahan sampah menumpuk, fasilitas umum rusak, saluran air terganggu, pohon tumbang, maupun keluhan sosial lainnya.

    “Panggilan ini gratis bahkan bisa dilakukan meskipun ponsel dalam kondisi terkunci. Masyarakat bisa juga melalui chatbot WA, kemudian dari operator akan meneruskan ke OPD terkait. Tidak usah khawatir karena walaupun melalui WA data pribadi dan nomor pengadu aman,” ujarnya.

    Untuk menindaklanjuti aduan yang masuk, Chevy mengungkapkan sinergitas antar OPD selama ini sudah terjalin dengan baik. Dimana masing- masing OPD telah memiliki tim penanganan aduan yang siaga 24 jam.

    “Kita juga sudah membuat grup WA sehingga segala sesuatu bisa dibahas dan diselesaikan di sana. Setiap aduan yang masuk terus kita pantau agar segera diproses OPD terkait. Bahkan hingga selesai diproses pun tetap kita pantau dan harus disertai dengan bukti dukung,” terangnya.

    Dari total aduan masuk, masih banyak aduan yang bersifat ghost dan prank. Untuk itu, Chevy juga menghimbau kepada masyarakat agar bijak dalam menggunakan layanan aduan ini. “Untuk masyarakat, mari gunakan layanan ini dengan bijak. Jangan hanya karena ingin coba-coba kemudian melakukan panggilan karena ini bisa mengganggu warga lain yang benar-benar ingin melapor,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Mbak Wali Vinanda dan Gus Qowim Jamin Kesehatan Masyarakat Kota Kediri

    Mbak Wali Vinanda dan Gus Qowim Jamin Kesehatan Masyarakat Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Peningkatan kualitas kesehatan menjadi salah satu fokus Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin dalam memimpin Kota Kediri. Salah satunya melalui penandatangan perjanjian kerjasama penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Kota Kediri yaitu pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang tidak dicakup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk yang pertama bekerjasama dengan RS Bhayangkara Kediri.

    Wali Kota Kediri mengungkapkan kesehatan merupakan salah satu sektor prioritas yang menjadi bagian dari Nawa Cita Persiden Prabowo. Oleh karena itu, pemerintah sangat concern memberikan program jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Baik melalui berbagai program kebijakan dan juga melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan. Namun ada beberapa layanan Kesehatan yang tidak bisa diklaim dengan JKN.

    Oleh karena itu Pemerintah Kota Kediri hadir memberikan jaminan pelayanan kesehatan di luar cakupan JKN pada seluruh warganya. Pelayanan yang diberikan antara lain, IGD di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, rawat inap kelas 3 di RSUD, kecelakaan tunggal yang bukan kategori kecelakaan kerja yang tidak terlaporkan di kepolisian.

    Lalu gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol, gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri, pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah yang tidak dibiayai oleh pemerintah pusat. Serta pelayanan kesehatan akibat tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang.

    “Ini adalah komitmen saya dan Gus Qowim untuk memberikan layanan kesehatan yang prima kepada masyarakat. Jadi kesehatan masyarakat Kota Kediri ini sudah terjamin. Kesehatan ini salah satu pondasi untuk mewujudkan Kota Kediri yang lebih baik dan MAPAN,” ujar wali kota termuda ini, Rabu (28/05/2025).

    Mbak Wali menambahkan apabila tidak masuk dalam kriteria kegawatdaruratan, pihak rumah sakit tetap wajib memberikan pelayanan kesehatan. Seperti, untuk pelayanan di IGD dilakukan penanganan, observasi dan pelayanan penunjang untuk kepentingan penegakan diagnosa. Selanjutnya, apabila menurut dokter penanggung jawab (DPJP) tidak termasuk dalam kasus gawat darurat maka pasien tersebut dilakukan penanganan kegawatdaruratan disertai dengan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan untuk penegakan diagnosa, dan pasien dipulangkan dengan terapi maksimal untuk tiga hari dan dianjurkan untuk berkunjung ke FKTP tempat pasien tersebut terdaftar.

    Terakhir, apabila menurut DPJP termasuk gawat darurat dan memerlukan rawat inap, tetapi pelayanannya tidak bisa ditanggung oleh BPJS, maka pasien tersebut dilakukan penanganan kegawatdaruratan disertai dengan pemeriksaan penunjang sesuai kebutuhan untuk penegakan diagnosa dan apabila keadaan pasien aman dalam transportasi selama proses rujukan, segera dirujuk di Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yaitu RSUD Gambiran dan RSUD Kilisuci untuk pelayanan rawat inap.

    Rumah Sakit yang bekerjasama bisa memberikan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan kepada pasien, dengan persyaratan memiliki Dokumen Kependudukan sebagai warga Kota Kediri selambatnya dalam waktu 1 x 24 jam kerja sejak pasien masuk.

    “Saat ini kita telah bekerjasama dengan RS Bhayangkara Kota Kediri untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar tanggunggan JKN. Pembiayaannya dapat diklaim pada Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan. Ke depan secara bertahap kita juga akan bekerjasama dengan rumah sakit dan klinik kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan yang sama,” jelas Mbak Wali Vinanda. [nm/ian]