kab/kota: Kediri

  • Kejati Jatim Gelar Ekspose Legal Opinion dari Instansi Pemda

    Kejati Jatim Gelar Ekspose Legal Opinion dari Instansi Pemda

    Surabaya (beritajatim.com) – Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati Jatim) menggelar kegiatan Ekspose Permohonan Pendapat Hukum (Legal Opinion/LO) dari sejumlah instansi pemerintah daerah secara daring. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Kejati Jatim, Dr. Kuntadi, dan diikuti jajaran Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun), termasuk Bangkit Sormin, SH., MH., serta struktur bidang Datun Kejati Jatim.

    Forum ekspose ini melibatkan Kejaksaan Negeri dari Kota Malang, Kabupaten Kediri, Bojonegoro, Ponorogo, dan Tuban yang masing-masing menyampaikan hasil kajian hukum atas permintaan pendapat dari instansi pemerintah di wilayahnya. Tujuan ekspose adalah untuk memperkuat analisis serta menguji akurasi substansi hukum sebelum diterbitkan secara resmi sebagai pendapat hukum institusional.

    Dalam sambutannya, Dr. Kuntadi mengapresiasi keseriusan Kejari dalam menyusun LO yang telah sesuai pedoman. Namun, ia juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas substansi agar pendapat hukum yang dikeluarkan benar-benar memberikan kontribusi nyata bagi penyelesaian persoalan hukum publik.

    “Kegiatan Ekspose Legal Opinion ini bukan sekadar formalitas, tetapi ruang untuk menyamakan pemahaman, mempertajam substansi, dan meningkatkan dampak rekomendasi hukum terhadap kebijakan pemerintah daerah,” ujar Dr. Kuntadi, Selasa (17/6/2025).

    Kegiatan ini dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021, yang mewajibkan tahapan ekspose sebelum pendapat hukum diberikan secara resmi oleh Jaksa Pengacara Negara (JPN). Dalam forum ini, para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Seksi Datun turut memaparkan konteks permasalahan hukum serta pendekatan solutif yang ditawarkan dalam LO.

    Dr. Kuntadi juga mengingatkan pentingnya peran strategis JPN dalam merespons dinamika hukum di daerah. Menurutnya, pendapat hukum tidak boleh sebatas pemenuhan administratif, tetapi harus menjadi panduan praktis yang mencegah konflik hukum, memperkuat tata kelola, serta menjawab kebutuhan masyarakat.

    “Jaksa Pengacara Negara harus mampu membaca persoalan hukum dari sudut pandang sosiologis dan yuridis. LO harus menjadi solusi nyata, bukan hanya produk tertulis,” tegasnya.

    Melalui kegiatan ini, Kejati Jatim mendorong penguatan kapabilitas Kejaksaan Negeri dalam memberikan pendapat hukum yang adaptif, responsif, dan berorientasi pada keadilan. Pendekatan kolaboratif dan konsultatif seperti ekspose ini diharapkan dapat mendukung kinerja pemerintah daerah secara hukum dan administratif. [uci/beq]

  • Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF 2025

    Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF 2025

    JAKARTA – Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjuangan di Piala AFF U-23 2025 pada pertengahan Juli 2025. Untuk agenda ini, Gerald Vanenburg telah merilis 30 nama pemain yang akan melengkapi tim. 

    Resmi dirilis pada Senin, 16 Juni 2025, nantinya 30 nama pemain terpilih akan lebih dulu menjalani pemusatan latihan (TC). Pada kesempatan kali ini, sejumlah nama kejutan masuk daftar panggil, sebut saja Jens Raven yang sejatinya tampil untuk Timnas Indonesia U-19. 

    Bukan hanya itu, Vanenburg juga menyertakan deretan nama yang punya pengalaman membela Timnas Indonesia senior, sebut saja Hokky Craaka, Kadek Arel, Rayhan Hanan, dan beberapa nama lainnya. 

    Sebelum berlaga di Piala AFF U-23 2025, pemain yang terpilih masuk skuad akan lebih dulu digembleng dalam TC. Agenda persiapan ini akan mulai dilaksanakan pada 20 Juni 2025 di Jakarta. 

    Piala AFF U-23 2025 akan berlangsung pada 15-29 Juli 2025 di Jakarta dan Bekasi. Dua stadion yang akan menjadi venue pertandingan adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Patriot Chandrabhaga. 

    Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF U-23 2025

    Kiper

    Cahya Supriadi (PSIM Yogyakarta)

    Dafa Fasya (Borneo FC)

    Erlangga Setyo (PSPS Pekanbaru)

    Muhammad Ardiansyah (PSM Makassar)

    Husna Al Malik (Persik Kediri)

    Putra Sheva Sanggasi (Persib Bandung)

    Belakang

    Kadek Arel Priyatna (Bali United)

    Muhammad Ferrari

    Rahmat Syawal (PSIS Semarang)

    Alfhafrezzi Buffon (Borneo FC)

    Brandon Scheunemann (Arema FC)

    Ahmad Maulana (Arema FC)

    Kakang Rudianto (Persib Bandung)

    Frengky Missa (Bhayangkara Presisi FC)

    Mikael Alfredo Tata (Persebaya Surabaya)

    Tengah

    Rivaldo Enero Pakpahan (Borneo FC)

    Roby Darwis (Persib Bandung)

    Toni Firmansyah (Persebaya Surabaya)

    Muhammad Rayhan Hannan (Persija Jakarta)

    Dony Tri Pamungkas (Persija Jakarta)

    Yardan Yafi (Persita Tangerang)

    Arkhan Fikri (Arema FC)

    Depan 

    Victor Dethan (PSM Makassar)

    Althaf Indie Alrizky (Persis Solo)

    Hokky Caraka (PSS Sleman)

    Jens Raven (FC Dordrecht)

    Dominikus Dion (PSS Sleman)

    Firman Juliansyah (Semen Padang)

    Rahmat Arjuna Reski (Bali United)

    Ahmad Wadil (Malut United)

  • Gudang Garam dkk Tak Lagi Serap Tembakau Temanggung Imbas Cukai Tinggi

    Gudang Garam dkk Tak Lagi Serap Tembakau Temanggung Imbas Cukai Tinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Bupati Temanggung Agus Setyawan mengungkap kondisi penyerapan hasil pertanian tembakau oleh pabrikan rokok golongan I mengalami penurunan. Bahkan, ada yang menghentikan pembelian bahan baku tahun ini, salah satunya PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). 

    Berdasarkan hasil kunjungan ke industri hasil tembakau di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, Agus menerangkan bahwa kondisi penjualan rokok golongan I mengalami penurunan yang signifikan. 

    “Penjualan rokok seluruh Indonesia ini kan turun ini, yang paling parah itu di golongan rokok golongan satu. Salah satu golongan I yang ambil bahan baku tembakau Temanggung itu Gudang Garam dan Djarum yang paling banyak,” kata Agus kepada Bisnis, Senin (16/6/2025). 

    Menurut dia, tak hanya Temanggung yang merupakan sentra tembakau Jawa Tengah, kondisi pabrikan di wilayah Kudus, Malang, dan Kediri juga mengalami hal serupa. 

    Dia bercerita, sejak tahun lalu pabrik Gudang Garam mengurangi pembelian bahan baku di Temanggung. Bahkan, tahun ini perusahaan tersebut juga tidak dapat lagi membeli tembakau di wilayah tersebut. 

    “Gudang Garam posisi saat ini memang dari manajemen mengatakan posisinya secara perusahaan tidak baik-baik saja karena pasar-pasarnya kan turun drastis,” ujarnya. 

    Adapun, hasil panen tembakau di Temanggung berkisar 10.000-11.000 ton per tahun, sementara Gudang Garam menjadi penyerap terbesar yakni 7.000-8.000 ton. 

    Dia menerangkan, berdasarkan keterangan manajemen, bahan baku di pabrikan masih banyak, sedangkan produksi kian menurun. Kondisi ini yang menyebabkan serapan tembakau petani turun. 

    “Karena kebijakan info dari pabrik karena cukai yang naik dan ini sepertinya sudah diakui oleh pasar, memang karena kenaikan cukai rokok yang luar biasa khususnya di golongan satu. Tinggi sekali,” tuturnya. 

    Permintaan pasar yang menurun disebut lantaran harga rokok yang menjulang tinggi imbas cukai, sementara daya beli masyarakat melemah. Alhasil, konsumen beralih ke rokok yang lebih murah. 

    “Ditambah lagi menurut info dari banyak pabrik rokok yang menginfokan pada kita bahwa beredar rokok non-cukai yang tanpa pita cukai itu beredarnya luar biasa. Jadi sebetulnya prevalensi merokok itu tidak menurun. Cuma mereka berganti saja dari rokok pre-golongan satu yang mahal ke rokok murah dan rokok yang tanpa cukai,” terangnya. 

    Tak hanya Gudang Garam, produsen rokok Djarum juga disebut menurunkan pembelian hingga di kisaran 4.000 ton. Di wilayah Kudus, Nojorono juga mengalami penurunan serapan tembakau. 

    “Itu Temanggung, belum daerah di sekitar Temanggung ada Wonosobo, ada Kendal, ada Magelang, ada Boyolali. Itu kan juga sebetulnya kebanyakan masuk ke Temanggung, sama kondisinya,” imbuhnya. 

    Bisnis telah mencoba untuk menghubungi Direktur PT Gudang Garam Istata Sidharta untuk meminta konfirmasi. Namun, hingga berita ini diterbitkan belum ada respons dari pihaknya.

    Sementara itu, dikutip dari laman resmi Pemprov Jawa Tengah, perwakilan manajemen dari pergudangan tembakau PT Gudang Garam Hartanto mengatakan, perusahaan saat ini mengalami penurunan omzet hingga 40%—45%. 

    Alhasil, pihaknya terpaksa melakukan efisiensi atau penghematan. Menurutnya, regulasi kenaikan tarif pita cukai rokok yang terus terjadi, menjadi faktor utama menurunnya omzet perusahaan. 

    Pasalnya, kenaikan harga rokok berdampak pada menurunnya daya beli konsumen sehingga stok bahan baku tembakau juga bertumpuk di dalam gudang penyimpanan.

    Kondisi ini diperparah dengan maraknya produk ilegal yang merajalela di tengah masyarakat, lantaran harganya yang cenderung lebih terjangkau.

    “Bukan kami tidak mau beli, tapi kondisinya memang sedang tidak baik-baik saja. Apalagi, karena dampak kenaikan tarif pita cukai rokok sejak tahun 2021, sangat berdampak pada menurunnya daya beli konsumen,” jelasnya.

    Wakil Direktur PT Gudang Garam Maxin Arisandi mengatakan, pihaknya juga sangat ingin membantu mewujudkan kesejahteraan para petani dan masyarakat. Dia memastikan bahwa pabrik tidak tutup, melainkan dalam kondisi kurang baik. 

    “Kami selaku pihak swasta selalu menghitung masalah supply dan demand. Semua harus tetap berimbang. Apalagi kami juga harus mematuhi seluruh peraturan yang ada,” jelasnya. 

  • Mas Dhito Berharap Kontingen Kabupaten Kediri Masuk 5 Besar Porprov 2025

    Mas Dhito Berharap Kontingen Kabupaten Kediri Masuk 5 Besar Porprov 2025

    Kediri, Beritasatu.com – Mendekati pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur Ke-IX Tahun 2025 pengelolaan teknik bagi atlet-atlet Kabupaten Kediri yang akan ikut berlaga terus dimantabkan. 

    Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kediri, Hakim Rahmadsyah Parnata menyebut 450 atlet dari 42 cabang olahraga akan turun berlaga di ajang Porprov 2025 ini.

    Dukungan bagi para atlet sejauh ini diakui terus diberikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, termasuk pemberian beasiswa bagi 50 atlet berprestasi.

    Untuk memacu semangat para atlet, lanjut dia Mas Dhito sapaan akrab bupati Kediri juga telah mempersiapkan reward bagi atlet peraih medali di Porprov 2025 ini.

    “Harapan Mas Dhito di Porprov 2025 kita bisa masuk 5 besar, tentunya tantangan ini dapat memotivasi kita (KONI), pelatih maupun atlet untuk mendapatkan medali,” katanya, Kamis (12/6/2025).

    Menurut Hakim, dalam beberapa pekan terakhir ini para atlet menjalani penguatan mental dan pengelolaan teknik di pusat-pusat pelatihan masing-masing cabor. 

    Untuk dapat masuk lima besar sebagaimana yang diharapkan Mas Dhito, ada beberapa cabor yang diunggulkan. Khususnya, beladiri Tarung Derajat, Kickboxing, Sambo, Wushu kemudian Pordasi dan IMI untuk balap motor. 

    “Total target perolehan medali kita setidaknya mendapat 35 emas,” ungkapnya.

    Ketua Umum Tarung Derajat Kabupaten Kediri Suhardi ditemui di pusat pelatihan Desa Duwet Kecamatan Wates menyampaikan, saat ini para atlet tarung derajat semuanya telah siap berlaga untuk merebut medali.

    Keseluruhan pada Porprov IX yang diselenggarakan di wilayah Malang Raya ini ada 17 atlet tarung derajat yang akan diterjunkan di 20 kelas.

    “Kita di tarung derajat sendiri menargetkan masuk juara umum 1 dengan perolehan lebih dari 3 medali emas,” ucapnya.

    Target ini meningkat dari perolehan medali di Porprov 2023 silam, dimana cabor tarung derajat saat itu mendapatkan 11 medali, diantaranya 2 medali emas.

  • Wali Kota Kediri Sidak Puskesmas Pesantren II, Dorong Layanan 24 Jam dan Standar Tinggi

    Wali Kota Kediri Sidak Puskesmas Pesantren II, Dorong Layanan 24 Jam dan Standar Tinggi

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke UPT Puskesmas Pesantren II di Kelurahan Singonegaran, Senin pagi (16/6/2025), untuk memastikan seluruh layanan kesehatan berjalan optimal dan sesuai prosedur medis.

    Dalam kunjungan tersebut, kepala daerah termuda di Indonesia ini meninjau seluruh unit layanan, mulai dari ruang tunggu hingga laboratorium. Ia mengecek langsung kesiapan fasilitas, kelengkapan sarana penunjang, dan kualitas pelayanan yang diterima masyarakat.

    “Kami ingin memastikan apakah pelayanan di Puskesmas ini berjalan dengan baik, apakah pelayanannya ini ramah, sesuai prosedur kesehatan dan lain sebagainya. Tapi tadi saya keliling rata-rata masyarakat kami tanyakan mereka semua puas, pelayanannya cepat kemudian juga tadi ada beberapa ruangan sarana dan prasarananya sudah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, harapan kami ke depan bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan,” ujar Vinanda.

    Ia juga menyoroti laboratorium di Puskesmas Pesantren II yang dinilai telah memadai, termasuk untuk pemeriksaan penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). “Tadi sudah cukup baik di sini, saya lihat laboratoriumnya juga sudah memadai bahkan lengkap juga, ada tes TBC, DB juga sudah ada, dan lain sebagainya. Saya lihat sudah bagus di sini,” jelasnya.

    Soal tenaga medis, Vinanda mengapresiasi program magang (internship) yang mendukung layanan kesehatan. Menurutnya, keberadaan empat dokter yang dibantu oleh tenaga magang cukup memadai untuk menangani pasien dengan cepat dan efisien.

    Wali kota muda ini juga menyampaikan harapannya agar Puskesmas Pesantren II dapat buka 24 jam ke depan, untuk menghindari keharusan warga sekitar mengakses layanan kesehatan ke wilayah lain seperti Ngletih.

    “Untuk yang ditingkatkan, pertama, syukur-syukur nanti ke depan puskesmas ini bisa buka 24 jam sehingga masyarakat yang tinggal di sini tidak jauh-jauh lagi, biasanya harus ke Ngletih ya, harapannya kalau puskesmas ini buka 24 jam nanti yang rumahnya deket di sini bisa mendapatkan pelayanan di sini,” imbuhnya.

    Menutup kunjungannya, Vinanda mengimbau seluruh puskesmas di Kota Kediri untuk terus mengutamakan keramahan dan disiplin menjalankan prosedur medis. Ia menegaskan pentingnya menjaga standar pelayanan karena puskesmas merupakan garda terdepan dalam sistem layanan kesehatan dasar.

    “Imbauan untuk puskesmas yang lain pertama tetap memperhatikan keramahan jadi ketika memberikan pelayanan harus ramah kemudian juga puskesmas harus bersih dan jangan lupa memperhatikan prosedur kesehatan. Jangan sampai puskesmas ini kan garda terdepan untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan. Jangan sampai tidak memenuhi prosedur sehingga salah dalam memberikan pelayanan,” tandas Vinanda. [nm/beq]

  • Hampir 7.000 Koperasi Merah Putih Telah Terdaftar di Jatim, 13 Daerah Capai 100%

    Hampir 7.000 Koperasi Merah Putih Telah Terdaftar di Jatim, 13 Daerah Capai 100%

    Surabaya (beritajatim.com) – Progres percepatan pembentukan dan pendaftaran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KD/KMP) di Jawa Timur terus menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga pertengahan Juni 2025, tercatat sebanyak 6.984 koperasi telah resmi terdaftar melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Jawa Timur.

    “Jumlah tersebut setara 82,2 persen dari total 8.494 desa dan kelurahan di Jawa Timur,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jatim, Haris Sukamto, Senin (16/6/2025).

    Berdasarkan data resmi dari Kanwil Kemenkum HAM Jatim, terdapat 13 kabupaten/kota yang telah menuntaskan pendaftaran SABH untuk seluruh KD/KMP-nya. Daerah tersebut meliputi Ponorogo, Nganjuk, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Malang, Kota Probolinggo, Trenggalek, Kota Madiun, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kota Malang, Kabupaten Probolinggo, dan yang terbaru Kota Blitar.

    Sementara itu, sejumlah daerah lain mencatatkan progres tinggi dan hampir mencapai 100 persen. Beberapa di antaranya adalah Jombang dengan capaian 99,7 persen, Jember 99,6 persen, Surabaya 99,3 persen, Bangkalan 98,6 persen, dan Gresik 98,3 persen. Wilayah-wilayah ini hanya menyisakan 1 hingga 6 berkas untuk diselesaikan.

    Namun demikian, Haris juga menyoroti beberapa daerah yang menunjukkan progres lambat dan membutuhkan intervensi segera. Wilayah tersebut di antaranya adalah Bojonegoro (10,9 persen), Kota Pasuruan (20,6 persen), Kota Batu (37,5 persen), dan Kabupaten Pasuruan (41,4 persen).

    “Beberapa kendala yang ditemukan meliputi keterlambatan penganggaran, revisi berkas notaris, hingga keraguan pengurus,” terang Haris.

    “Perlu langkah percepatan dan pendampingan lebih intensif, terutama pada kabupaten/kota yang stagnan,” imbuhnya.

    Tren pertambahan pendaftaran koperasi melalui SABH harian menunjukkan angka rata-rata lebih dari 280 koperasi per hari. Dengan laju ini, Kemenkum HAM Jatim optimistis target 100 persen dapat tercapai pada pekan ketiga Juni 2025.

    Untuk mendukung target tersebut, sejumlah strategi percepatan tengah dilakukan. Di antaranya penandatanganan akta secara massal di hadapan notaris, audit kelengkapan dokumen secara kolektif, serta intervensi langsung ke daerah prioritas seperti Bojonegoro, Kota Batu, Sampang, dan Situbondo.

    “Kami tentu mengapresiasi seluruh mitra kerja kami yang terlibat, mulai dari Pemprov dan Pemkab, Notaris dan Ditjen AHU dengan keandalan sistem yang dimiliki,” tutup Haris.

    Program pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih merupakan bagian dari agenda strategis nasional untuk mendorong kemandirian ekonomi desa melalui koperasi berbadan hukum. Jawa Timur saat ini tercatat sebagai provinsi dengan jumlah koperasi berbadan hukum terbanyak secara nasional. [uci/beq]

  • Mas Dhito Selamatkan 6000 Lebih Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Kediri

    Mas Dhito Selamatkan 6000 Lebih Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berhasil mengembalikan 6000 lebih anak tidak sekolah untuk mendapatkan akses pendidikan. Capaian ini diperoleh dengan berbagai langkah taktis yang dilakukan.

    Menurut bupati yang akrab disapa Mas Dhito melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mochamad Muhsin menyampaikan penurunan angka anak tidak sekolah ini berkat kerja keras berbagai sektor.

    Catatan Dapodik menunjukkan, dari angka hampir 12 ribu anak tidak sekolah di tahun 2024 dapat ditekan hingga 5027 pada awal Mei lalu. Dimana kondisi tersebut menjadi salah satu konsern utama yang kerap disampaikan Mas Dhito.

    Berbagai program intervensi yang dilakukan adalah pemberian beasiswa, home visit teacher award, hingga kerjasama dengan pelaku seni seperti jaranan dan karawitan. Bahkan di beberapa kegiatan kesenian, dikhususkan untuk mensosialisasikan agar anak tidak sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.

    Jika ditemukan anak-anak tidak sekolah pada pentas seni ini, petugas dari Dinas Pendidikan langsung mendaftarkan kembali ke bangku sekolah.

    “Atas perintah Mas Bup (Mas Dhito) agar ada percepatan, kita minta guru-guru agar bergerak ke lapangan, ke tetangga yang terdeteksi tidak sekolah, putus sekolah, supaya diminta kembali bersekolah,” jelas Muhsin pada Sabtu (14/6/2025).

    Lebih detail, Muhsin menjelaskan, 5027 anak tidak sekolah ini berasal dari difabel hingga anak mondok yang tidak terdaftar di sekolah formal. Bagi difabel, Mas Dhito memberikan kebijakan agar seluruh satuan pendidikan dapat memberikan akses kepada difabel.

    Saat ini, di Kabupaten Kediri sendiri sudah ada lebih dari 270 sekolah membuka akses tersebut. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah memberikan pelatihan kepada 300 guru sebagai pendamping anak berkebutuhan khusus. Rencananya, tahun ini akan ada pendambahan 300 guru pendamping untuk mendapatkan pelatihan tersebut.

    Menjelang tahun ajaran baru 2025-2026 ini, Mas Dhito juga mewajibkan seluruh sekolah untuk memberikan ruang kepada anak-anak difabel. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan akses pendidikan yang setara.

    “Saat SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru), sekolah wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus,” tandas Muhsin.

    Pemerintah Kabupaten Kediri berharap dengan kembalinya anak-anak sekolah ini, bisa kembali melanjutkan mimpi anak-anak muda yang kemudian bisa berdampak kepada kesejahteraan keluarga.

    Sebagaimana disampaikan Mas Dhito, kemiskinan ekstrem ditargetkan bisa hilang di Kabupaten Kediri dalam 5 tahun kedepan. Dimana salah satu indikator penyumbangnya adalah angka anak putus sekolah. [ADV PKP/nm/but]

  • Penjualan Rokok Anjlok, Gudang Garam Stop Beli Tembakau

    Penjualan Rokok Anjlok, Gudang Garam Stop Beli Tembakau

    Temanggung, Beritasatu.com – Penurunan penjualan rokok yang luar biasa di Indonesia membuat PT Gudang Garam tidak membeli bahan baku tembakau dari Temanggung, Jawa Tengah, untuk sementara.

    Bupati Temanggung Agus Setyawan menyampaikan, penurunan harga saham ditengari jadi salah satu penyebab Gudang Garam menahan pembelian. Pasalnya, harga saham mereka turun dari Rp 90.000 per lembar menjadi Rp 9.600 per lembar.

    “Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku khususnya dari Temanggung,” katanya di Temanggung seperti dilansir dari Antara, Minggu (15/6/2025).

    Menurut dia, saat ini bahan baku tembakau di PT Gudang Garam juga mengelami kelebihan pasokan. Bahkan, jumlah produksi tembakau mencukupi sampai empat tahun ke depan. “Infonya seperti itu dari manajemen PT Gudang Garam Kediri,” katanya.

    Selain itu, dia menyampaikan sudah mencoba menghubungi Bea Cukai untuk memberikan kemudahan dalam mendapatkan cukai. Hal ini dilakukan untuk membentuk kawasan industri di wilayah tersebut.

    “Kita akan mencoba untuk bisa merintis itu dan kemarin dari asisten dua sudah mengajukan ke saya untuk rintisan di tahun 2026, tapi apakah nanti bisa direalisasi kita lihat nanti. Kita masih berhitung karena efisiensi dan macam-macam,” katanya.

    Menurutnya, Pemkab Temanggung akan mendukung rencana tersebut untuk membesarkan UMKM bidang industri hasil tembakau khususnya rokok. Dia yakin, hal ini akan berimbas positif pada masyarakat luas khususnya pelaku pertembakauan di Kabupaten Temanggung.

  • Lengah Sesaat, Bus Harapan Jaya Tabrak Pohon di Jalur Blitar-Kediri

    Lengah Sesaat, Bus Harapan Jaya Tabrak Pohon di Jalur Blitar-Kediri

    Blitar (beritajatim.com) – Bus Harapan Jaya menabrak pohon di jalur alternatif Blitar-Kediri, Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Kerasnya benturan membuat bagian depan bus Harapan Jaya ringsek.

    Beruntung, semua penumpang, sopir dan kernet bus selamat dari kecelakaan tersebut. Dari penyelidikan polisi, diketahui bus Harapan Jaya tersebut mengangkut 8 orang penumpang saat mengalami kecelakaan.

    “Diduga karena kurang konsentrasinya pengemudi kendaraan Bus Harapan Jaya No.Pol. AG 7625 UT ketika mengemudikan kendaraannya dan tidak menjaga jarak dengan kendaraan yang melaju searah di depannya, sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas,” ucap AKP Agus Prayitno, Sabtu (14/06/2025).

    Dari hasil penyelidikan diketahui bus Harapan Jaya itu melaju dari arah Kediri menuju Kota Blitar. Setibanya di jalan raya Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, sopir bus kurang konsentrasi dan terkejut dengan adanya mobil pick up yang ada di depannya.

    Seketika kemudi dibanting ke kiri hingga akhirnya bus menabrak pohon yang ada di tepi jalan. Akibat kejadian itu bagian depan bus Harapan Jaya ringsek, namun beruntung sopir dan kernet bisa menyelamatkan diri. “Tidak ada korban jiwa, jumlah penumpangnya juga cuma 8 orang jadi selamat semua,” tegasnya.

    Akibat kecelakaan itu lalu lintas di jalur alternatif Blitar-Kediri sempat terganggu. Satlantas Polres Blitar yang tiba di lokasi pun langsung melakukan pengaturan lalu lintas dan mengevakuasi penumpang bus. “Petugas sudah di lokasi ini masih kita lakukan penyelidikan dan bus bisa segera dievakuasi sehingga lalu lintas bisa lancar kembali,” tandasnya. (owi/kun)

  • Tani Siaga: Gagasan Bimbim untuk Menjawab Keresahan Petani Kediri

    Tani Siaga: Gagasan Bimbim untuk Menjawab Keresahan Petani Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Sebagai daerah agraris, Kabupaten Kediri menyimpan potensi pertanian yang luas, mulai dari padi, sayur-mayur hingga tanaman perkebunan. Namun, dinamika cuaca yang tidak menentu dan ancaman penyakit tanaman kerap menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Dalam kondisi seperti ini, perhatian dan langkah konkret dari pemerintah daerah dinilai sangat krusial.

    Irham Abimnyu, pegiat pertanian organik di Kediri, mengungkapkan keresahannya soal minimnya respons dari dinas pertanian terhadap kebutuhan lapangan. Pria yang akrab disapa Bimbim ini menilai bahwa pemerintah seharusnya lebih peka terhadap siklus tanam dan tantangan iklim yang makin sulit diprediksi.

    “Harusnya dinas pertanian disini itu peka oh pak ini musim tidak menentu coba pertanian itu metodenya perenggangan tanah trus pemilihan benih yang kuat dengan antraks. Keduanya itu ada regulasi perputaran tanamnya ini dari Baskoro didadekne Perkasa. Ketiga ada perputaran rolling, keempatnya PH-nya harus betul-betul dijaga lha disitu baru ada petani,” jelasnya, pada Sabtu (14/6/2025).

    Menurutnya, jika perlu, Kabupaten Kediri harus memiliki sistem respons cepat seperti layanan darurat namun khusus untuk masalah pertanian. Ia menamai gagasannya sebagai “Tani Siaga”.

    “Maka dari itu kita dorong Mas Bup (panggilan akrab Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana), kita buat namanya apa ya, Tani Siaga. Tani siaga maksudnya Mas Bup punya dinas pertanian yang siaga koyok (seperti) hal di desa ada Halo Masbub, nah disini harus ada Halo Petani,” terang Bimbim dengan semangat.

    Salah satu ancaman terbesar bagi tanaman di Kediri adalah penyakit antraknosa, yang disebabkan oleh jamur dan bisa mengakibatkan kerugian besar dalam waktu singkat. Menurut Bimbim, penyakit ini sebenarnya bisa dikendalikan dengan cara-cara alami.

    “Sebenarnya penyakit antraknosa bisa dikendalikan dengan menggunakan bahan-bahan organik seperti kulitnya jahe dan kulitnya bawang putih, kemudian difermentasi dan dijadikan fungisida,” tuturnya.

    Namun, ia menyayangkan bahwa metode-metode alami ini seringkali tidak dipercaya oleh petani lain jika hanya disampaikan dari sesama petani. Kepercayaan justru lebih besar jika datang dari petugas penyuluh lapangan (PPL) atau dinas pertanian.

    “Lha lek sing omong sesama petani kan nggak digugu, kalau sing ngomong wong PPL, wong dinas yang betul-betul dia itu sebagai narasumber dan pengawalan ketahanan pangan di Kediri harusnya mereka itu yang lebih berkembang,” pungkasnya. [nm/ian]