kab/kota: Kediri

  • Penasihat Hukum Beber Derita Tahanan Lapas Kediri Jadi Korban Pelecehan, Trauma hingga Sulit BAB

    Penasihat Hukum Beber Derita Tahanan Lapas Kediri Jadi Korban Pelecehan, Trauma hingga Sulit BAB

    Kediri (beritajatim.com) – Kondisi kesehatan seorang tahanan Lapas Kelas II A Kediri berinisial AP masih memprihatinkan setelah mengalami pelecehan sesama napi. Kuasa hukumnya menyebut, hingga kini korban belum bisa buang air besar dan kerap muntah saat mencoba makan.

    AP, yang baru tiga bulan menjalani masa tahanan titipan pengadilan atas kasus kekerasan seksual, harus menanggung pengalaman pahit. Malam kelam itu bermula ketika ia disodomi oleh tahanan lain, RM, pada Selasa (12/8/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.

    Tak berhenti di situ, keesokan harinya Rabu (13/8/2025) dini hari, AP kembali diincar. Meski mencoba menolak, korban dipaksa masuk ke kamar mandi oleh RM bersama rekannya, AD. Di sanalah penderitaan AP semakin berat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental.

    Bagaimana tidak, korban dipaksa memakan benda-benda yang sama sekali tidak layak, mulai dari staples, cacing, handbody, putung rokok, bahkan ikan cupang. Selain itu, tubuhnya pun dihina dan dilecehkan dengan perlakuan tak manusiawi.

    “Rabu sore, korban merasa sakit perutnya. Terus dibawa ke SLG. Cuma dia nggak ngaku kalau dikerjain, cuma ngaku perutnya sakit. Terus Kamis itu telpon kita, kita suruh jujur ternyata di lapas seperti itu,” terang penasihat hukum korban, Mahendra Adi Bintoni, pada Selasa (2/9/2025) menjelaskan perkembangan kondisi korban.

    Mahendra mengungkapkan, meski sudah kembali ke lapas, kondisi AP jauh dari kata pulih. Trauma membuatnya sulit menerima makanan, dan rasa sakit di perut terus menghantui.

    Pihak penasihat hukum yang terdiri dari Mohammad Rofian, M Ridwan, dan Mahendra Adi Bintoni telah melaporkan kasus ini serta mendesak agar pelaku dipindahkan ke Nusakambangan.

    “Ya akan kita kawal terus mulai pemindahan, dan saudara agus kita bawa ke psikolog agar psikisnya membaik,” ujarnya.

    Mereka berharap, kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh warga binaan, khususnya di Lapas Kediri, agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Sebagai pembelajaran lah untuk seluruh warga binaan lapas Kediri khususnya dan lapas-lapas lain agar seperti client kita diperintahkan agar kejadian ini tidak terulang lagi gitu aja,” tutupnya.

    Sebelumnya, pihak Lapas Kelas IIA Kediri membenarkan adanya peristiwa itu. Kepala Lapas, Solichin, mengatakan para pelaku sudah dipindahkan ke sel isolasi untuk mencegah kejadian serupa.

    “Dalam satu kamar ada 37 napi. Kejadiannya malam hari, sehingga saksi lain mengaku tidak mengetahui. Saat ini kami masih menunggu arahan Kanwil terkait sanksi lanjutan bagi para pelaku,” kata Solichin. [nm/aje]

  • Polda Jatim Tangkap 580 Pelaku saat Demo di 6 Kota
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 September 2025

    Polda Jatim Tangkap 580 Pelaku saat Demo di 6 Kota Surabaya 1 September 2025

    Polda Jatim Tangkap 580 Pelaku saat Demo di 6 Kota
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Polda Jawa Timur (Jatim) menangkap 580 pelaku yang terlibat dalam aksi perusakan dan penjarahan selama demonstrasi yang berlangsung di enam kota dalam tiga hari terakhir.
    Penangkapan ini melibatkan Polda Jatim dan jajaran Polres dari berbagai daerah, termasuk Kota Surabaya, Malang Kota, Malang Kabupaten, Kediri Kota, Kediri Kabupaten, dan Kabupaten Sidoarjo.
    Dari total 580 pelaku yang diamankan, sebanyak 89 orang telah diproses secara hukum, 12 orang sedang dalam pemeriksaan, sedangkan 479 lainnya telah dipulangkan kepada keluarga atau Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya.
    “Polda Jatim mengamankan 66 orang. Dari jumlah tersebut, 9 orang diproses hukum, dan 57 orang telah dipulangkan,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast, Senin (1/9/2025).
    Seluruh pelaku yang ditangkap diduga terlibat dalam tindakan anarkis, termasuk pembakaran di dua lokasi, yakni Gedung Grahadi dan Mapolda Jawa Timur.
    Dari Polres Kediri Kota, sebanyak 20 orang diamankan, di mana 7 orang diproses hukum dan 13 orang telah dipulangkan.
    Sementara itu, Polres Kediri mengamankan 124 orang, dengan rincian 23 orang diproses hukum, 12 orang dalam pemeriksaan, dan 89 orang dipulangkan.
    Mereka berasal dari lokasi Kantor Samsat Kediri Simpang 4 dan Polsek Kepung.
    Polrestabes Surabaya juga menangkap 288 orang, di mana 22 orang diproses hukum dan 266 orang dipulangkan.
    Seluruhnya berasal dari lokasi 18 Pos Polisi Polsek Tegalsari dan Gedung Grahadi.
    Dari Polres Malang Kota, sebanyak 61 orang diamankan, di mana 13 orang diproses hukum tanpa penahanan, sedangkan 48 orang telah dipulangkan.
    Lokasi perusakan mencakup 12 pos lantas, satu pos Sabhara, satu kantor lakalantas, dan satu pos polisi.
    Polres Malang mengamankan 13 orang yang semuanya diproses hukum, berasal dari lokasi Pos Lantas Kebun Agung, Polsek Pakisaji, Pos Pantau Kepanjen, dan Pos Lakalantas.
    Terakhir, Polresta Sidoarjo menangkap delapan orang, di mana dua orang dalam proses hukum dan enam orang telah dipulangkan, yang berasal dari lokasi Pos Waru.
    Lebih lanjut, Jules menyatakan bahwa mayoritas pelaku berusia dewasa, meskipun ada sebagian kecil yang masih di bawah umur.
    Polda Jatim berkoordinasi dengan LBH Surabaya untuk menangani kasus ini.
    “Ketika kami menangani para perusuh yang telah melakukan tindak anarkis, kami telah menghubungi pihak LBH Surabaya untuk memfasilitasi dan menyerahkan kepada LBH Surabaya maupun pihak keluarga,” terangnya.
    Asal daerah pelaku bervariasi, di mana sebagian berasal dari domisili setempat dan sebagian lainnya tidak.
    “Data yang kami himpun terkait kejadian di enam kota atau kabupaten yang ada di Jawa Timur,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Antisipasi Aksi Susulan, Mas Dhito Berlakukan Jam Malam Bagi Pelajar di Kediri

    Antisipasi Aksi Susulan, Mas Dhito Berlakukan Jam Malam Bagi Pelajar di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Mensikapi perkembangan situasi keamanan pasca aksi anarkisme yang dilakukan massa dan mencegah terjadinya aksi susulan, pemberlakukan jam malam diterapkan bagi kalangan pelajar di Kabupaten Kediri.

    Aturan itu disampaikan langsung oleh Bupati Hanindhito Himawna Pramana usai melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda, Kepala OPD, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang bertempat di Gedung Bagawanta Bhari, Senin (1/9/2025) sore.

    Mas Dhito, sapaan akrab bupati berharap kejadian kerusuhan yang telah terjadi di Kabupaten Kediri akhir pekan lalu tidak kembali terulang. Terlebih, berdasarkan informasi akan ada potensi aksi demonstrasi susulan pada 3 September mendatang di kota-kota besar.

    Disisi lain, hingga saat ini aksi demonstrasi juga masih terjadi di berbagai kota/kabupaten lain. Meski begitu, dikhawatirkan psikologis massa akan merembet hingga ke Kediri.

    “Inilah yang kami antisipasi supaya tidak terjadi,” kata Mas Dhito.

    Berkaca dari aksi anarkisme di Kabupaten Kediri pada Sabtu (30/8) malam, massa yang datang langsung melakukan perusakan, pembakaran Gedung DPRD, Kantor Samsat dan tak terkecuali gedung perkantoran di Komplek Pemkab Kediri. Dalam aksi itu, pelaku juga melakukan penjarahan.

    Dalam kejadian tersebut, Mas Dhito mengaku prihatin karena para pelaku merupakan pelajar yang usianya antara 14-17 tahun. Sebagai bentuk anstisipasi, berdasarkan hasil koordinasi dengan kepolisian, untuk beberapa waktu kedepan pemberlakuan jam malam akan dilakukan di Kabupaten Kediri.

    “Mulai dari hari ini kami menerapkan jam malam,” ungkapnya.

    Jam malam bagi kalangan pelajar itu diberlakukan mulai jam 21.00 WIB. Para pelajar pada jam itu diminta untuk sudah berada di rumah. Bilamana ditemukan masih berkerumun, akan langsung dibubarkan. Dalam hal ini kegiatan patroli akan ditingkatkan, khususnya di daerah rawan.

    Adapun di Kabupaten Kediri titik yang menjadi fokus yakni berada di wilayah Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Pare. Penerapan jam malam itu diberlakukan sampai situasi dirasa telah kembali kondusif.

    Mas Dhito pun mengimbau kepada orang tua/wali termasuk kalangan guru untuk bersama memberikan pemahaman bagi anak maupun siswanya. Termasuk kepada masyarakat Kabupaten Kediri diharapkan dapat menjaga wilayahnya masing-masing.

    Mas Dhito mengaku akan menghidupkan sistem jaga desa atau yang biasa dikenal siskamling. Untuk itu, pihaknya telah mengintruksikan kepada camat untuk berkomunikasi intens dengan para Kapolsek maupun Danramil.

    “Diharapkan para kepala desa untuk bisa menggerakkan warganya bersama dengan Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas,” tandasnya. [ADV PKP/nm]

  • Pembakaran Gedung DPR Makar! Presiden Prabowo: Sudah Ada Indikasi Aktornya

    Pembakaran Gedung DPR Makar! Presiden Prabowo: Sudah Ada Indikasi Aktornya

    Jakarta (beritajatim.com) – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa aksi pembakaran Gedung DPRD yang terjadi dalam kericuhan unjuk rasa bukanlah bentuk penyampaian aspirasi, melainkan tindakan makar yang tidak bisa ditoleransi.

    “ASN, orang tidak bersalah, bahkan masyarakat biasa yang tidak berpolitik menjadi korban. Gedung DPR dibakar. Ini tindakan makar,” tegas Presiden Prabowo saat memberikan keterangan resmi, usai jenguk Polisi dan Masyarakat Korban Demo, 1 September 2025 di RS Polri Jakarta.

    Seperti diketahui dalam aksi unjukrasa di Makassar sebanyak 4 orang ASN meninggal dunia akibat pembakaran.

    Tidak hanya di Makassar, di sejumlah kota di Jawa Timur juga aksi anarkis terjadi seperti di Surabaya pembakaran gedung samping Grahadi, DPRD Kota Kediri, Pemkab Kediri, Blitar dan sejumlah pos Polisi di Surabaya dan Waru Sidoarjo.

    Prabowo menegaskan bahwa pemerintah dan aparat negara akan menyelidiki secara tuntas siapa aktor di balik peristiwa tersebut.

    “Semua aparat negara akan selidiki. Siapa yang bertanggung jawab? Saya menduga kita sudah ada indikasi-indikasi, dan kita tidak akan ragu-ragu,” ujarnya.

    Ia juga menekankan komitmennya untuk membela kepentingan rakyat dan melawan pihak-pihak yang disebutnya sebagai mafia.

    “Saya tidak ragu-ragu membela rakyat. Saya akan hadapi mafia-mafia, sekuat apapun saya hadapi atas nama rakyat,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan itu, Prabowo kembali menegaskan komitmen pemerintahannya untuk memberantas praktik korupsi hingga ke akar-akarnya.

    “Saya bertekad memberantas korupsi. Sekuat apapun mereka, demi Allah saya tidak akan mundur setapak pun. Saya yakin rakyat bersama saya,” tegas Presiden.

    Pernyataan keras ini menjadi sinyal bahwa pemerintah tidak akan mentolerir aksi anarkis yang mengganggu stabilitas negara, sekaligus memperkuat komitmen pemberantasan korupsi yang digadang sebagai prioritas nasional. (ted)

  • 580 Perusuh Aksi Massa Diamankan Polda Jatim, 479 Dipulangkan

    580 Perusuh Aksi Massa Diamankan Polda Jatim, 479 Dipulangkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengamankan 580 orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis dan perusuh yang melakukan pembakaran di dua lokasi, yaitu Kantor Perwakilan Pemerintah (KPKP) Gedung Grahadi dan beberapa pos polisi.

    “Dari 580 orang yang diamankan, 89 orang diproses hukum, 12 orang masih dalam proses pemeriksaan, dan 479 orang telah dipulangkan ke keluarganya atau melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Senin (1/9/2025) malam.

    Secara rinci, Polda Jatim mengamankan 66 orang, di mana 9 orang diproses hukum dan 57 orang dipulangkan. Mereka adalah pelaku unjuk rasa.

    “Polres Kediri Kota mengamankan 20 orang, dengan rincian 7 orang diproses hukum dan 13 orang dipulangkan,” paparnya.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa Polda Jatim telah melaksanakan patroli gabungan skala besar yang dimulai sejak Minggu (31/8/2025) malam dan akan terus dilakukan setiap hari hingga batas waktu yang belum ditentukan.

    Patroli ini melibatkan 240 personel gabungan yang menyisir beberapa desa/kelurahan di seluruh Jawa Timur. Apel gabungan dilaksanakan sebagai persiapan sebelum patroli dimulai pada pukul 20.00 WIB.

    “Patroli skala besar ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya gangguan kamtibmas,” ujar Kombes Pol Jules Abraham Abast.

    Selain itu, Polda Jatim juga memberikan perhatian serius terhadap penanganan aksi anarkisme yang terjadi di enam kota/kabupaten di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Malang (Kota dan Kabupaten), Kediri (Kota dan Kabupaten), dan Sidoarjo.

    Polda Jatim sendiri, berkomitmen untuk terus menjaga kamtibmas di seluruh wilayah Jawa Timur dan menindak tegas segala bentuk aksi anarkisme yang dapat meresahkan masyarakat. [uci/but]

     

  • Terlibat Aksi Anarkis, 580 Orang Diamankan Polda Jatim

    Terlibat Aksi Anarkis, 580 Orang Diamankan Polda Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengamankan 580 orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis dan perusuh yang melakukan pembakaran di dua lokasi, yaitu Kantor Perwakilan Pemerintah (KPKP) Gedung Grahadi dan beberapa pos polisi.

    “Dari 580 orang yang diamankan, 89 orang diproses hukum, 12 orang masih dalam proses pemeriksaan, dan 479 orang telah dipulangkan ke keluarganya atau melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Senin (1/9/2025) malam.

    Secara rinci, Polda Jatim mengamankan 66 orang, di mana 9 orang diproses hukum dan 57 orang dipulangkan. Mereka adalah pelaku unjuk rasa.

    “Polres Kediri Kota mengamankan 20 orang, dengan rincian 7 orang diproses hukum dan 13 orang dipulangkan,” paparnya.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa Polda Jatim telah melaksanakan patroli gabungan skala besar yang dimulai sejak Minggu (31/8/2025) malam dan akan terus dilakukan setiap hari hingga batas waktu yang belum ditentukan.

    Patroli ini melibatkan 240 personel gabungan yang menyisir beberapa desa/kelurahan di seluruh Jawa Timur. Apel gabungan dilaksanakan sebagai persiapan sebelum patroli dimulai pada pukul 20.00 WIB.

    “Patroli skala besar ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya gangguan kamtibmas,” ujar Kombes Pol Jules Abraham Abast.

    Selain itu, Polda Jatim juga memberikan perhatian serius terhadap penanganan aksi anarkisme yang terjadi di enam kota/kabupaten di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Malang (Kota dan Kabupaten), Kediri (Kota dan Kabupaten), dan Sidoarjo.

    Polda Jatim sendiri, berkomitmen untuk terus menjaga kamtibmas di seluruh wilayah Jawa Timur dan menindak tegas segala bentuk aksi anarkisme yang dapat meresahkan masyarakat. [uci/ian]

  • Bupati Kediri Apresiasi Orang Tua Pelaku Penjarahan yang Kembalikan Aset

    Bupati Kediri Apresiasi Orang Tua Pelaku Penjarahan yang Kembalikan Aset

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana alias Mas Dhito, menyampaikan bahwa sejumlah orang tua pelaku penjarahan mulai mengembalikan barang yang dijarah anak-anak mereka.

    “Kami apresiasi sekali kepada orang tua yang berani untuk menegur anaknya dan memberitahu kepada anaknya bahwa itu adalah hal yang salah mengambil apa yang bukan miliknya itu adalah kriminalisme,” katanya, pada Senin (1/9/2025).

    Barang-barang yang mulai dikembalikan antara lain tabung LPG, perlengkapan alat tulis kantor, dan sejumlah aset lain. Namun, artefak Museum Bagawanta Bhari yang sempat dijarah diketahui berada di Kecamatan Banyakan, tetapi hingga kini belum diserahkan kembali.

    “Sudah dapat di Banyakan bendanya, artefaknya di Banyakan tapi kita masih dalami. Semoga yang bersangkutan mau mengembalikan ya,” bebernya.

    Terkait kemungkinan proses hukum terhadap pelaku penjarahan, meskipun barang yang diambil dikembalikan, Hanindhito menegaskan hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan aparat kepolisian.

    “Kalau jeratan hukum ranahnya di kepolisian. Saya tidak punya tupoksi untuk memberikan apakah ini dihukum atau tidak. Tapi yang jelas kami memberikan apresiasi kepada orang tuanya. Soal hukumannya seperti apa itu tetap kita kembalikan kepada polisi ya,” ungkapnya.

    Kepala daerah yang karib disapa Mas Dhito itu juga mengingatkan peran keluarga dan sekolah sangat penting untuk memastikan anak-anak tidak terseret ke dalam tindak kriminal. Ia menyebut mayoritas pelaku penjarahan berusia remaja.

    “Nah, ini tugasnya tidak bisa diselesaikan oleh Bupati, tidak bisa diselesaikan oleh Dandim, Kapolres. Ini kita akan memformulasikan bagaimana setiap orang tua bisa memastikan bahwa anak-anaknya itu tidak melakukan hal-hal yang sifatnya kriminal,” tutupnya. [nm/but]

  • Polisi Tetapkan 15 Tersangka Kerusuhan Kediri, 4 Anak dan 1 Perempuan

    Polisi Tetapkan 15 Tersangka Kerusuhan Kediri, 4 Anak dan 1 Perempuan

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 15 orang ditetapkan sebagai tersangka terkait kerusuhan yang mengguncang Kota Kediri. Dari jumlah itu, 11 merupakan orang dewasa dan 4 lainnya anak-anak, termasuk seorang perempuan.

    Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Ibrahim Saputra mengungkapkan, sebelumnya ada 20 orang diamankan aparat. Namun setelah proses pemeriksaan, 5 orang dipulangkan karena tidak terbukti ikut serta dalam aksi. “Sebelas tersangka dewasa dan 4 anak-anak, ada perempuannya satu orang,” katanya, Senin (1/9/2025).

    Polisi menegaskan masih memburu pelaku lain yang diduga terlibat. “Kita akan dalami terus,” tambahnya.

    Anggi juga mengingatkan warga yang terlibat penjarahan agar segera mengembalikan barang hasil curian. Ia menyebut langkah itu bisa menjadi pertimbangan keringanan. “Itu kan barang barang milik pemerintah. Jadi kalau memang ada niat untuk membalikkan dan ya, sementara masih kita maafkan dan kita datangkan,” bebernya.

    Namun jika tidak diindahkan, polisi memastikan bakal melakukan penindakan tegas. “Karena kita sudah dapat profil banyak, siapa-siapa saja yang mengambil itu tinggal kita tangkapin. Ini kita kasih sisa waktu untuk mereka mengembalikan. Dan mungkin pada saat itu mereka khilaf ikut-ikutan ini saatnya waktunya untuk mengembalikan,” tegasnya.

    Diketahui, para tersangka berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. “Bisa dibilang dari beberapa kelompok ini. Saya belum tahu dari berkelompok atau sendiri saya belum tahu masih di dalami ini,” tandas Anggi.

    Sementara itu, Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji menegaskan pihaknya tidak memberi imbauan pengembalian barang. “Kalau saya enggak imbau kembalikan langsung tangkap tahan. Kita sifatnya pencurian kan. Ada yang dipulangkan dan lanjut,” tutupnya. [nm/kun]

  • Kementerian Kebudayaan Pastikan Pemulihan Museum Bhagawanta Kediri Pasca Unjuk Rasa

    Kementerian Kebudayaan Pastikan Pemulihan Museum Bhagawanta Kediri Pasca Unjuk Rasa

    JAKARTA – Kementerian Kebudayaan menyesalkan insiden perusakan Museum Bhagawanta Kediri dalam aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8) malam. Museum yang menyimpan warisan sejarah penting itu rusak, beberapa koleksi hilang, bahkan ada cagar budaya lain ikut terbakar.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, museum bukan sekadar ruang koleksi, melainkan simbol memori kolektif bangsa. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Koordinasi dengan pemerintah daerah, aparat hukum, dan pengelola sudah dilakukan untuk memastikan keamanan koleksi. Pemulihan segera dilakukan,” ujar Menbud dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu, 31 Agustus.

    Sejumlah koleksi penting hilang, antara lain Kepala Ganesha, kain batik wastra, dan buku-buku lama. Miniatur lumbung rusak parah. Beberapa benda lain seperti Archa Bodhisatwa dan bata berinskripsi berhasil diselamatkan juru pelihara Kementerian.

    Menbud Fadli Zon mengimbau pihak yang membawa koleksi agar segera mengembalikannya ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau langsung ke Museum Bhagawanta. “Koleksi ini bukan sekadar benda, melainkan jejak identitas bangsa,” tegasnya.

    Selain Museum Bhagawanta, dua gedung cagar budaya lain terdampak. Gedung Negara Grahadi Surabaya, rumah dinas Gubernur Jawa Timur yang berdiri sejak 1795, terbakar di sisi barat depan. Di Bandung, Gedung cagar budaya di Jalan Diponegoro No. 20, peninggalan kolonial Belanda tahun 1920-an, juga rusak.

    Kementerian Kebudayaan mengajak seluruh elemen bangsa menjaga museum dan cagar budaya sebagai milik bersama. “Mari kita rawat warisan ini. Museum adalah simbol peradaban bangsa yang harus kita hormati,” tutup Menbud Fadli Zon.

  • Museum Bagawanta Bari di Kediri Dirusak Massa, Benda Bersejarah Kepala Ganesha Raib Dicuri

    Museum Bagawanta Bari di Kediri Dirusak Massa, Benda Bersejarah Kepala Ganesha Raib Dicuri

    Liputan6.com, Jakarta Massa melakukan perusakan museum Bagawanta Bari di Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu 30 Agustus kemarin. Mereka diduga menjarah benda purbakala berupa fragmen kepala Ganesha.

    “Kami berharap kepada para pelaku perusakan museum Bagawanta Bari untuk segera mengembalikan benda purbakala yang diambil secara paksa,” ujar Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Senin (1/9).

    Bupati mengatakan, benda purbakala yang raib dicuri oleh pelaku di antaranya fragmen kepala Ganesha serta koleksi Wastra kain batik. Tidak hanya dicuri pelaku juga melakukan perusakan terhadap miniatur lumbung serta arca bodi Satva.

    “Yang tidak kalah memprihatinkan adalah kondisi museum Bagawanta Bari kacanya banyak yang pecah. Salah satu benda peninggalan sejarah yang hilang adalah fragmen kepala Ganesha dan koleksi Wastra kain batik,” ucapnya.