kab/kota: Kediri

  • Mas Dhito Temui 28 Tersangka Kerusuhan Kediri, Beri Pesan Ini

    Mas Dhito Temui 28 Tersangka Kerusuhan Kediri, Beri Pesan Ini

    Kediri (beritajatim.com) – Pasca kerusuhan yang berujung pembakaran dan penjarahan di komplek Kantor Pemkab Kediri, Bupati Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito mendatangi Polres Kediri. Dalam kunjungan tersebut, Mas Dhito bertemu langsung dengan para tersangka yang telah diamankan aparat kepolisian.

    Setidaknya 28 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka tidak hanya berasal dari Kabupaten Kediri, tetapi juga dari daerah lain. Bahkan, sejumlah tersangka dari Kabupaten Nganjuk diketahui datang secara berkelompok menggunakan mobil pick up.

    “Kedatangan saya ke sini untuk berkoordinasi intens dengan Pak Dandim dan Pak Kapolres karena ada informasi akan ada aksi lanjutan. Kemudian kedua untuk melihat proses hukum yang ada di Polres Kediri,” kata Mas Dhito didampingi Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji bersama Dandim 0809/Kediri Letkol Inf Ragil Jaka Utama, pada Rabu siang, 3 September 2025.

    Saat bertatap muka dengan para tersangka, Mas Dhito sempat berbincang. Ia mengaku kecewa karena sebagian pelaku justru warga Kabupaten Kediri yang seharusnya ikut menjaga daerah, bukan malah terlibat dalam perusakan dan penjarahan fasilitas pemerintah.

    Mas Dhito juga menyinggung adanya informasi mengenai rencana aksi lanjutan. Menurutnya, aksi tersebut diperkirakan melibatkan kalangan mahasiswa maupun kelompok yang ingin menyampaikan pendapat, berbeda dengan kerusuhan pada Sabtu sebelumnya di mana massa langsung melakukan perusakan tanpa orasi.

    Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji menambahkan, dari 123 orang yang diamankan setelah kericuhan, sebanyak 28 orang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk 14 di antaranya masih di bawah umur.

    “Kemarin, hari Selasa siang kita juga sudah amankan kembali 26 orang lainnya dan saat ini masih menjalani proses pemeriksaan untuk menentukan mana yang (terlibat maupun) tidak terlibat tindak pidana,” terangnya.

    Sementara itu, imbauan kepada masyarakat agar mengembalikan barang hasil jarahan terus disebarkan. Sejumlah barang telah dikembalikan melalui pemerintah desa, Kantor Satpol PP, bahkan ada yang langsung diserahkan ke Kantor Pemkab Kediri kepada Bupati.

    “Kalau mengembalikan barang-barang jarahan tersebut maka dipastikan tidak akan diproses hukum, kecuali masuk dalam kategori provokator atau aktor intelektual dibalik kericuhan ini,” tegas Mas Dhito. [ADV PKP/nm/but]

  • Bekal Kemandirian, Warga Binaan Lapas Kediri Tanam Terong di Lahan SAE

    Bekal Kemandirian, Warga Binaan Lapas Kediri Tanam Terong di Lahan SAE

    Kediri (beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri terus mengembangkan program pembinaan kemandirian warga binaan melalui sektor pertanian. Sebanyak lima warga binaan pemasyarakatan (WBP) memulai kegiatan penanaman terong di lahan Sistem Asimilasi Edukasi (SAE) dengan pendampingan langsung dari petugas.

    Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian persiapan yang dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Lahan terlebih dahulu diolah secara intensif, dibersihkan dari gulma, kemudian dibentuk bedengan rapi sesuai standar budidaya hortikultura.

    Setelah itu, lahan diperkaya dengan pupuk kandang matang untuk menjaga kesuburan tanah. Tahap berikutnya adalah persemaian benih terong yang ditanam dalam plastik kecil. Hanya bibit sehat dengan empat hingga lima helai daun sejati yang kemudian dipilih untuk dipindahkan ke lahan terbuka.

    Momentum pindah tanam berlangsung hari ini dengan penataan barisan bibit sesuai jarak tanam yang dianjurkan. Penataan tersebut tidak hanya memastikan tanaman mendapat sinar matahari merata, tetapi juga memudahkan perawatan pada fase pertumbuhan berikutnya.

    Kalapas Kediri, Solichin, menegaskan bahwa program ini tidak semata menghasilkan panen, tetapi juga menjadi sarana pembinaan yang bernilai konstruktif.

    “Kami ingin para WBP mendapatkan pengalaman langsung mengelola pertanian, sehingga kelak bisa menjadi bekal keterampilan ketika kembali ke masyarakat,” tegasnya, pada Rabu, 3 September 2025.

    Melalui keterlibatan aktif lima WBP di setiap tahap, program pertanian SAE diharapkan mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebersamaan, serta membentuk mental dan kemandirian.

    Prinsip pertanian ramah lingkungan juga menjadi pijakan utama dalam setiap kegiatan, sehingga memberikan manfaat optimal sekaligus pembelajaran praktis bagi para warga binaan. [nm/but]

  • Pemkab Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Relawan Pasca Kerusuhan

    Pemkab Kediri Dirikan Dapur Umum untuk Relawan Pasca Kerusuhan

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mendirikan dapur umum sebagai bentuk dukungan bagi petugas dan relawan kebersihan yang bekerja pasca kerusuhan di lingkungan Kantor Pemkab dan Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Dapur umum ini sudah berdiri sejak awal, tepat setelah tragedi pada 30 Agustus 2025, untuk memastikan kebutuhan konsumsi selama bertugas tetap terpenuhi.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri, Mohamad Solikin, menegaskan keberadaan dapur umum sangat penting untuk mendukung stamina para petugas dan relawan yang terus bekerja membersihkan puing-puing pembakaran sekaligus mengamankan aset pemerintah.

    “Jadi untuk Dapur Umum, ini kita dirikan sejak awal, kemarin setelah tragedi yang, bencana yang kita terima waktu tanggal 30 ya, tengah malam, minggu sudah kita siapkan,” terangnya, pada Rabu (3/9/2025).

    Dapur umum ini juga mendapat perhatian dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, serta Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa. Meski hadir di waktu yang berbeda, keduanya sama-sama menilai masakan yang disajikan dapur umum tersebut terasa lezat dan layak mendukung kerja para relawan.

    Dalam kunjungannya, Mas Dhito menyampaikan rencana puncak kegiatan pembersihan kawasan Pemkab Kediri yang akan digelar bersama masyarakat pada Jumat, 5 September 2025.

    “Kita memang rencana nanti, di hari Jumat, kita mengajak seluruh masyarakat ke Kabupaten Kediri, semuanya bebas, tidak memandang agama, asal, dari mana saja kecamatannya silakan hadir ke Pemkab, bersama-sama kita bersihkan rumah kita bersama, rumah rakyat,” tandasnya. [nm/ian]

  • Aktivis Mahasiswa Saiful Amin Tersangka Demo Rusuh di Kediri, Terancam 6 Tahun Penjara

    Aktivis Mahasiswa Saiful Amin Tersangka Demo Rusuh di Kediri, Terancam 6 Tahun Penjara

    Kediri (beritajatim.com) – Saiful Amin alias Sam Umar (29), aktivis mahasiswa asal Pontianak, Kalimantan Barat yang lama tinggal di Kediri, ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan terkait aksi demo rusuh di Kediri.

    Penetapan tersangka dilakukan pada Rabu, 3 September 2025, setelah penyidik Polres Kediri Kota mengantongi minimal dua alat bukti yang sah.

    Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Cipto Dwi Leksana mengatakan, penetapan tersangka terhadap Saiful Amin dilakukan setelah gelar perkara yang melibatkan keterangan saksi, bukti surat, serta bukti petunjuk. Saiful kemudian diamankan dari rumah kontrakannya dan langsung ditahan di Rutan Polres Kediri Kota.

    “Setelah diupdate kemarin, tanggal 2 malam Satreskrim Polres Kediri Kota telah melakukan penangkapan terhadap saudara inisial SA, atas dugaan persangkaan pasal 160 KUHP. Kita laksanakan setelah penyidik mengumpulkan minimal dua alat bukti yang sah, sehingga kita telah melaksanakan gelar perkara. Berdasarkan penetapan dari adanya alat bukti keterangan saksi, kemudian alat bukti surat dan alat bukti petunjuk yang telah kita lengkapi, kemudian kita melakukan penetapan tersangka, sehingga kita lakukan penangkapan terhadap saudara SA,” jelas AKP Cipto, pada Rabu (3/9/2025).

    Polisi menjerat Saiful dengan pasal 160 KUHP tentang Tindak Pidana Penghasutan dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.

    Dugaan peran Saiful adalah menghasut massa melalui ajakan, selebaran provokatif, hingga orasi dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan pada Sabtu, 30 Agustus 2025, di wilayah Taman Sekartaji, Kediri.

    “Persangkaannya pasal 160 KUHP dimana barang siapa setiap orang di muka umum yang mana menghasut untuk melakukan suatu perbuatan melawan hukum. Yang mana disini adalah berupa aksi anarkis, pengerusakan dan pembakaran dan juga tidak menuruti atas perintah pejabat yang berwenang yang diatur dalam peraturan perundang-undangan,” terang AKP Cipto.

    Menurut penyidik, narasi provokatif Saiful masih akan didalami dengan keterangan ahli bahasa. Polisi juga mendalami kemungkinan adanya aktor lain yang turut berperan dalam kerusuhan.

    Sementara itu, penasihat hukum Saiful Amin, Taufiq Dwi Kusuma dari LBH Al-Faruq Kediri, menegaskan kliennya bukan aktor intelektual di balik aksi massa yang berujung pada pembakaran sejumlah fasilitas umum di Kediri.

    “Kami selaku penasihat hukum tentu klien kami menghormati itu. Mengikuti proses hukum yang berlaku. Kami tegaskan disini SA bukan aktor intelektual terkait dengan kericuhan atau aksi massa yang melakukan pembakaran kepada beberapa fasilitas umum. Alhamdulillah penyidik Polres Kediri Kota profesional, transparan dalam hal memintai keterangan SA,” ujar Taufiq.

    Sebelumnya, aksi unjuk rasa di Kediri berakhir ricuh dengan massa membakar Gedung DPRD, kantor polisi, samsat, dan pos polisi. Selain itu, massa juga menjarah sejumlah barang dari fasilitas pemerintah.

    Polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam insiden tersebut, termasuk Saiful Amin yang diketahui pernah menjabat Ketua PMII Kediri periode 2023 – 2024. Kini pelaku penjarahan berbondong-bondong mengembalikan barang yang digasak, setelah polisi memberi toleransi waktu 1-3 September 2025. [nm/ted]

  • Arca Bodhi Satva Selamat dari Amukan Sekelompok Massa Saat Kerusuhan Kediri

    Arca Bodhi Satva Selamat dari Amukan Sekelompok Massa Saat Kerusuhan Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Kerusuhan yang melanda Kediri pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025, tidak hanya menyebabkan pembakaran Gedung DPRD dan Kantor Pemkab Kediri, tetapi juga berdampak pada Museum Bagawanta Bari yang berada di belakang gedung dewan. Sejumlah massa perusuh masuk ke museum dan menjarah koleksi bersejarah yang tersimpan di dalamnya.

    Beberapa benda purbakala ikut menjadi sasaran, di antaranya fragmen kepala Ganesha, koleksi wastra kain batik, hingga miniatur lumbung dan arca Bodhi Satva yang mengalami kerusakan. Aksi perusakan ini membuat sejumlah peninggalan berharga dari masa lalu hilang tak berbekas.

    Meski begitu, ada satu artefak penting yang berhasil diselamatkan dari amukan massa, yaitu kepala arca Bodhi Satva. Benda cagar budaya tersebut disebut sebagai masterpiece Museum Bagawanta Bari.

    “Museum kami ada master piece namanya arca kepala Bodhi Satva. Arca kepala Bodhi Satva ini merupakan hasil penelitian dari Puslit Arkenas tahun 2019 dan memang ada disimpan disini,” terang Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Disparbud Kabupaten Kediri Eko Priyanto, Rabu (3/9/2025).

    Eko menjelaskan bahwa arca kepala Bodhi Satva merupakan salah satu koleksi paling berharga yang dimiliki museum. “Tanpa menyebut harga bentuknya sangat indah dan luar biasa. Mungkin itu salah satu arca di Indonesia yang paling indah dan ganteng,” ungkapnya.

    Arca tersebut berhasil dievakuasi setelah pihak museum mengambil langkah cepat di tengah kondisi kacau. Beberapa staf diturunkan untuk memindahkan artefak tersebut ke tempat yang lebih aman.

    “Waktu itu massa sudah masuk dan terjadi caos,” cerita Eko Priyanto. [nm/aje]

  • Polres Kediri Kota Terima Pengembalian Barang Jarahan, Puluhan Anak Datang Didampingi Orangtua

    Polres Kediri Kota Terima Pengembalian Barang Jarahan, Puluhan Anak Datang Didampingi Orangtua

    Kediri (beritajatim.com) – Polres Kediri Kota mulai menerima pengembalian barang hasil penjarahan pasca kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (30/8/2025). Kapolres Kediri Kota, AKBP Anggi Saputra Ibrahim, menyebutkan bahwa proses pengembalian diberi batas waktu selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu (3/9/2025).

    “Jadi kita buka pengembalian sejak hari Senin hingga Rabu, total 3 hari. Sampai hari pertama flayer (pengumuman) keluar sampai subuh sudah ada 35 anak didampingi orang tua hadir di Polres Kediri kota untuk mengembalikan barang,” terangnya, Selasa (2/9/2025).

    Barang-barang yang dikembalikan cukup beragam, mulai dari pagar besi, kursi, televisi, sound system, hingga sisa rangka sepeda motor yang sempat dibakar. Bahkan ada pagar besi yang sempat dijual dengan harga Rp24 ribu.

    “Ada yang dari wilayah kabupaten dikembalikan disini. Nanti kita kembalikan ke DPRD mau pun Pemkab Kediri. Barang yang diambil, ada pagar besi dijual seharga Rp24 ribu. Kita cukup prihatin. Ada lagi sound, kursi, televisi, sisa rangka sepeda motor yang dibakar dikembalikan lagi. Melihat ini satu sisi kita miris, satu sisi lainya kita melihat ada keberanian dari anak dan orang tua yang mau hadiri ke sini mengakui perbuatanya,” ungkap Kapolres.

    Ia menegaskan, orang tua tidak perlu khawatir datang ke Polres untuk menyerahkan barang. Setiap anak dan orang tua akan didata identitasnya sebelum dipulangkan. Para pelaku yang masih di bawah umur juga diwajibkan membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya.

    “Mungkin khilaf kita juga ingatkan para orang tua untuk memberikan pembinaan kepada sang anak. Karena peran orang tua sangat krusial untuk membina kemajuan anaknya,” tambahnya.

    Polres Kediri Kota juga menegaskan, jika barang jarahan tidak dikembalikan hingga batas waktu yang ditentukan, polisi akan mengambil langkah penindakan hukum.

    Sebelumnya, kerusuhan di Kediri pecah pada Sabtu malam (30/8/2025) usai aksi unjuk rasa di Taman Sekartaji memanas. Ribuan massa, sebagian besar remaja, menyerang Mapolres Kediri Kota, membakar Gedung DPRD, pos polisi, serta polsek. Selain itu, sejumlah fasilitas pemerintah ikut dijarah. Dari peristiwa tersebut, polisi telah menetapkan 15 orang tersangka. [nm/suf]

  • Kecelakaan Maut di Pandanwangi Jombang, Pelajar Tewas Usai Terlindas Truk Kontainer

    Kecelakaan Maut di Pandanwangi Jombang, Pelajar Tewas Usai Terlindas Truk Kontainer

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada Selasa malam (2/9/2025). Peristiwa ini melibatkan dua sepeda motor dan satu truk kontainer, mengakibatkan seorang pelajar meninggal dunia di tempat.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan bermula saat sepeda motor Honda Grand bernopol S-2681-XT yang dikendarai Choiro Umatin (46), warga Desa Pundong, Kecamatan Diwek, melaju dari arah selatan ke utara.

    Saat berusaha mendahului kendaraan di depannya, motor tersebut terlalu ke kanan dan menyenggol sepeda motor Honda Supra bernopol S-2042-OAR yang dikendarai Neman (43), warga Desa Pandanwangi.

    Benturan itu membuat Choiro dan penumpangnya, Fitri Laila Septia Nisa (16), seorang pelajar asal Desa Pundong, terjatuh ke jalan. Naas, Fitri terlindas ban belakang truk kontainer bernopol N-8016-UEA yang dikemudikan Rendi Setyo Laksono (33), warga Kabupaten Kediri.

    “Truk kontainer sempat melarikan diri setelah kejadian. Namun, berhasil dikejar warga dan kemudian dibawa ke kantor Satlantas Polres Jombang,” kata Malauna Setiawan (26), seorang saksi mata di lokasi kejadian.

    Akibat insiden tersebut, Fitri meninggal dunia di tempat, sementara Choiro mengalami luka dan langsung dilarikan ke RSUD Jombang untuk mendapatkan perawatan. Neman, pengendara Honda Supra, hanya mengalami luka lecet.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipd Siswanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut faktor kelalaian pengendara Honda Grand menjadi penyebab utama kecelakaan. “Sementara diduga pengendara kurang memperhatikan kendaraan dari arah berlawanan saat mendahului,” jelasnya.

    Polisi telah mengamankan barang bukti dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sopir truk kontainer tersebut. [suf]

  • Jadi Keynote Speaker BIMA USI 2025, Mbak Wali Bagikan Motivasi Kepemimpinan Wanita di Era Modern

    Jadi Keynote Speaker BIMA USI 2025, Mbak Wali Bagikan Motivasi Kepemimpinan Wanita di Era Modern

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menjadi keynote speaker dalam kegiatan Bina Inspirasi Mahasiswa di Universitas Strada Indonesia (BIMA USI) 2025. Di hadapan ratusan mahasiswa baru, Wali Kota membagikan pengalaman sekaligus motivasi tentang gaya kepemimpinan wanita di era modern. Acara berlangsung di Auditorium USI.

    Mbak Wali mengungkapkan dahulu perempuan dipandang pekerjaannya hanya di dapur aja. Perjuangan panjang yang telah dilewati sehingga perempuan bisa masuk ke dalam berbagai sektor bahkan menjadi pemimpin. Seperti yang diketahui, R.A. Kartini memperjuangkan adanya hak yang sama bagi perempuan di segala aspek.

    Ketika perempuan menjadi pemimpin pun banyak tantangan yang harus dihadapi. Baik sosial, budaya, stereotip gender, dan lainnya. “Alhamdulillah di beberapa dekade terakhir perempuan berhasil menunjukkan kemajuan dan kemampuannya. Sehingga perempuan turut serta menjadi pemimpin,” ungkapnya, pada Selasa (2/9/2025).

    Wali kota termuda ini menjelaskan mengenai potret gender di Kota Kediri. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Kediri tahun 2024 untuk perempuan sebanyak 50,3% dan laki-laki 49,7%. Untuk angkatan kerja, prosentase laki-laki mencapai 57,1% dan perempuan mencapai 42,9%. Khusus di lingkungan Pemkot Kediri, ada 36% ASN perempuan yang menduduki jabatan pimpinan tinggi pratama, jabatan administrator dan jabatan pengawas. Data BPS juga menyebutkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) berada di angka 94,78. Angka ini berada di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional.

    Untuk data Pemberdayaan Gender Kota Kediri berada di angka 81,27. Angka ini berada di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur dan nasional. Lalu Indeks Ketimpangan Gender Kota Kediri berada di angka 0,120 atau dalam kategori rendah. “Pemkot terus berkomitmen untuk membangun ekosistem yang adil bagi seluruh pihak. Kita harapkan baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama di segala aspek. Baik perempuan dan laki-laki bisa mengembangkan potensinya,” jelasnya.

    Perempuan memiliki peran yang sangat vital di berbagai aspek. Perempuan memiliki peran penting seperti, penggerak partisipasi publik, pengambil kebijakan, dan mendorong kebijakan inklusif. Sudah banyak perempuan yang menjadi pemimpin di era saat ini. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang adaptif, empati, dan kolaboratif.

    Di era modern ini, gaya kepemimpinan tersebut sangat dibutuhkan. Sebab kepemimpinan bukan hanya tentang instruksi satu arah, tapi kemampuan untuk mendengarkan dan memiliki rasa empati. Gaya kepemimpinan kolaboratif yang hexahelix juga harus dilakukan. Model kolaborasi ini melibatkan enam pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan bersama. Yakni, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, Hukum dan Regulasi, serta Media.

    “Saya yakin dengan adanya kolaborasi ini akan lebih cepat menyelesaikan tantangan yang ada. Di masyarakat ini banyak tantangan yang harus diselesaikan tentu bukan hanya pemerintah saja tetapi harus kolaborasi,” ujarnya.

    Terakhir, Mbak Wali memberikan beberapa pesan untuk mahasiswa. Dimana mahasiswa ini memiliki kesempatan emas untuk belajar, berinovasi dan mengembangkan jiwa kepemimpinan. Dengan cara mengikuti berbagai organisasi mahasiswa dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Gunakan kesempatan yang ada sebaik mungkin, serta tunjukkan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang baik.

    “Kalian bisa memberikan kontribusi di masyarakat. Tunjukkan kalian bisa memberikan solusi bagi tantangan yang ada di masyarakat. Kembangkan karakter kepemimpinan kalian dan jangan takut untuk bermimpi besar,” pungkasnya.

    Kegiatan ini diikuti oleh 686 mahasiswa baru dari jenjang S-1, S-2, dan S-3 secara daring dan luring. Turut hadir, Pengawas Yayasan Dahlia Ishak, Ketua Yayasan Nurdina, Wakil Ketua Yayasan Koesnadi, Rektor Sentot Imam Suprapto, pejabat struktural USI, Ketua Panitia BIMA USI 2025 Ratna Wardani, dan tamu undangan lainnya. [nm/ian]

  • Polres Kediri Kota Gandeng Perguruan Silat Jaga Kamtibmas Pasca Kerusuhan

    Polres Kediri Kota Gandeng Perguruan Silat Jaga Kamtibmas Pasca Kerusuhan

    Kediri (beritajatim.com) – Pasca kerusuhan yang melanda Kota Kediri dan berujung pada rusaknya Mapolres Kediri Kota, Satlantas, sejumlah polsek, pos polisi, hingga Gedung DPRD, jajaran Polres Kediri Kota menggelar kegiatan silaturahmi kamtibmas bersama perguruan pencak silat. Acara ini melibatkan puluhan perguruan silat dari Kota maupun Kabupaten Kediri.

    Langkah ini diambil sebagai upaya meredam potensi konflik sekaligus membangun komitmen bersama dalam menjaga keamanan wilayah.

    “Tujuannya kita ajak bersama sama menjaga Kamtibmas di Kota Kediri. Mari bersama sama berkomitmen menjaga situasi yang aman ini untuk selalu ditingkatkan. Kita ajak berpartisipasi perguruan pencak silat yang ada di Kota mau pun Kabupaten turut menjaga warga, menjaga kota dan menjaga nama baik perguruan pencak silat,” jelas Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim, pada Selasa (2/9/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, digelar deklarasi bersama yang salah satu poinnya menegaskan rasa prihatin Ketua IPSI Kota dan Kabupaten atas insiden kerusuhan. Deklarasi itu juga memuat dukungan penuh kepada Polri untuk menindak tegas para pelaku kerusuhan sesuai hukum.

    Tercatat 14 perguruan silat dari Kota Kediri dan 12 perguruan silat dari Kabupaten Kediri hadir dalam kegiatan tersebut.

    Ketua Umum IPSI Kota Kediri, Siswanto, mengapresiasi inisiatif Polres Kediri Kota yang berhasil mempertemukan seluruh perguruan silat dalam satu forum pasca peristiwa yang mencoreng nama daerah tersebut.

    “Kami dari anggota IPSI semuanya dikumpulkan di Polres Kediri Kota dalam rangkah khususnya untuk membantu mengamankan menertibkan sekaligus menjaga keamanan khsusnya Kota Kediri. Kami sudah memanggil anggota kami yang tergabung di IPSI Kota Kediri untuk selalu mengamankan dan menjaga kondisi keamanan,” terangnya.

    Ia menambahkan, IPSI berkomitmen menjaga suasana guyub rukun dengan semangat seduluran saklawase.

    Sebelumnya, kerusuhan di Kediri terjadi pada Sabtu malam (30/8/2025) setelah aksi unjuk rasa di Taman Sekartaji memanas. Ribuan massa, sebagian besar remaja, menyerang Mapolres Kediri Kota, membakar Gedung DPRD, pos polisi, serta polsek. Selain itu, sejumlah fasilitas pemerintah dijarah. Polisi bergerak cepat dengan menetapkan 15 orang tersangka dari peristiwa tersebut. [nm/ian]

  • Menteri HAM Minta Aparat Tegas Bedakan Pengunjuk Rasa dan Perusuh
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 September 2025

    Menteri HAM Minta Aparat Tegas Bedakan Pengunjuk Rasa dan Perusuh Nasional 2 September 2025

    Menteri HAM Minta Aparat Tegas Bedakan Pengunjuk Rasa dan Perusuh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Merespons situasi nasional akhir Agustus dan awal September 2025 ini, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta aparat kepolisian untuk membedakan antara mereka yang merupakan bagian dari pengunjuk rasa dan perusuh.
    “Kami meminta kepada aparat penegak hukum untuk harus secara tegas dan jelas membedakan dan memisahkan para pengunjuk rasa dan perusuh,” kata Pigai di kantornya, Kuningan, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
    Pigai mengatakan, pemisahan antara pengunjuk rasa dan perusuh tersebut sangat penting agar proses hukumnya dapat dibedakan.
    “Para demonstran maupun juga mereka yang perusuh sedang diamankan di kepolisian, penegakan hukum juga harus dibedakan,” ujarnya.
    Pigai juga menegaskan, posisi pemerintah dalam penanganan aksi demonstrasi sudah sangat jelas, yang berlandaskan pada Pasal 19 Undang-Undang dalam International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR).
    Prinsip ICCPR tersebut adalah menyampaikan pikiran, pendapat, dan mengekspresikan perasaan adalah hak asasi manusia.
    Karenanya, Pigai menyatakan, setiap warga negara boleh berkumpul dan berserikat untuk menyampaikan pendapat, pikiran, dan perasaan tersebut.
    “Sebagaimana ini juga ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia,” ucap dia.
     
    Demonstrasi besar sejak 25 Agustus 2025 memprotes soal tunjangan anggota DPR serta memprotes pernyataan anggota DPR.
    Buruh, mahasiswa, hingga elemen-elemen masyarakat sipil berunjuk rasa di berbagai wilayah Indonesia, membawa beragam tuntutan.
    Pengemudi ojek online (ojol) tewas dilindas mobil kendaraan taktis (rantis) di Jakarta Pusat pada suasana protes 28 Agustus 2025 malam.
    Kerusuhan terjadi. Ada pula penjarahan terhadap rumah anggota DPR Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Nafa Urbach, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
    Di Yogyakarta, mahasiswa Amikom, Rheza Sendy Pratama, meninggal dunia pada 31 Agustus 2025.
    Gedung DPRD Makassar dan Gedung Grahadi di Surabaya dibakar. Ada tiga orang tewas di peristiwa itu.
    Sejumlah fasilitas publik juga rusak. Di Kediri, benda purbakala dilaporkan rusak atau hilang.
    Pada 2 September 2025, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut 23 daerah yang asetnya mengalami kerusakan.
    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencermati situasi di Indonesia dan mendesak penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran hukum HAM internasional terkait penggunaan kekuatan oleh aparat.
    “Kami menyerukan penyelidikan cepat, menyeluruh, dan transparan atas semua dugaan pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional, termasuk penggunaan kekuatan,” kata juru bicara Kantor HAM PBB (OHCHR), Ravina Shamdasani, Senin (1/9/2025).
    Pada Senin (2/9/2025), Komnas HAM menyebut terdapat 10 korban meninggal dunia dalam peristiwa 25,28,29,30, dan 31 Agustus 2025 di sejumlah daerah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.