kab/kota: Kediri

  • Pasok Kebutuhan Pangan Ibu Kota, Mas Dhito Ingatkan Pentingnya Jaga Kualitas

    Pasok Kebutuhan Pangan Ibu Kota, Mas Dhito Ingatkan Pentingnya Jaga Kualitas

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menekankan kerja sama antar daerah dalam memasarkan komoditas unggulan menjadi upaya memperluas akses pasar yang berkesinambungan.

    Melalui kerja sama yang telah dijalin dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Mas Dhito sapaannya berharap komoditas pertanian dan peternakan dari Kabupaten Kediri bisa menjadi pemasok kebutuhan pangan di ibu kota.

    “Intinya bagaimana produk unggulan Kabupaten Kediri bisa menjadi bagian dari kebutuhan pokok yang ada di ibu kota,” katanya, Jumat (26/9)

    Kesepakatan kerja sama antar dua daerah itu ditindaklanjuti oleh masing-masing perusahaan daerah. PD Canda Birawa sebagai perusahaan daerah Kabupaten Kediri menyediakan bahan pangan yang dibutuhkan Perumda Pasar Jaya untuk dipasarkan di Jakarta.

    Mas Dhito mengingatkan, kerja sama tersebut harus memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua belah pihak dan dilakukan secara transparan. Komoditas yang dikirim pun harus disesuaikan dengan kualitas yang dibutuhkan Perumda Pasar Jaya.

    “Jangan sampai terjadi hal-hal yang sifatnya under quality,” ungkapnya.

    Dengan selalu menjaga kualitas barang yang dikirim, diharapkan kerja sama yang dijalin dapat terus berkelanjutan sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani maupun peternak di Kabupaten Kediri.

    Perumda Pasar Jaya sebagai perusahaan daerah milik Pemprov DKI telah berkunjung ke Kabupaten Kediri pada Kamis (25/9). Dari kunjungannya itu, setidaknya ada dua komoditas yang diambil untuk dipasarkan di ibu kota, yakni beras kemasan 5 kg dan ayam karkas frozen.

    Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan Widiyanto menyebut, kerja sama tersebut menjadi upaya membangun perdagangan antar daerah yang saling menguntungkan, adil dan berkesinambungan.

    “Kami siap mendukung lewat promosi supaya komoditas kabupaten Kediri dapat dikenal luas. Ini langkah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak lokal,” ucapnya. [nm/ian]

  • Hampir 400 Pesepeda Ramaikan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025, Gowes dengan Latar Gunung dan Laut

    Hampir 400 Pesepeda Ramaikan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025, Gowes dengan Latar Gunung dan Laut

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 394 cyclist dari berbagai daerah dan mancanegara meramaikan Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025. Selain diikuti atlet profesional, ajang ini juga diramaikan komunitas dan pecinta balap sepeda.

    Peserta datang dari Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Lampung, Maluku, dan berbagai daerah lain. Dari mancanegara hadir cyclist dari Kolombia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, New Zealand, Filipina, hingga Singapura.

    Dilepas Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pantai Marina Boom, para rider menempuh rute sejauh 86,9 kilometer yang menyajikan keindahan alam Banyuwangi hingga garis finish di Paltuding, Ijen.

    Bupati Ipuk menyebut event ini menjadi bagian dari upaya memperkuat branding Banyuwangi sebagai kota sepeda. “Saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Ijen KOM 2025. Mari nikmati bersepeda di Banyuwangi,” kata Ipuk, Sabtu (27/9/2025).

    Event ini melengkapi deretan balap sepeda bergengsi di Banyuwangi, mulai Tour de Banyuwangi Ijen (28-31 Juli), Banyuwangi Ijen Geopark Downhill (20-21 September), hingga Banyuwangi BMX (15-16 November). Melalui ajang sport tourism, Banyuwangi bukan hanya memamerkan keindahan alam, tapi juga seni dan budaya lokal.

    Bupati ipuk melepas para riders dalam momen bluefire ijem KOM 2025. [Ayu Lestari/Beritajatim.com]Pantai Marina Boom dipilih sebagai titik start agar rider bisa menikmati sunrise dengan latar siluet Gunung Ijen. Rute sepanjang perjalanan juga menawarkan hamparan sawah, perkampungan, perkebunan, hingga lanskap kaki Gunung Ijen yang terkenal menantang.

    Penggiat olahraga sepeda, Azrul Ananda, menyebut rute Ijen adalah salah satu yang paling legendaris di Indonesia dan sudah mendunia. Ajang ini juga menjadi seri penutup Mainsepeda Trilogy 2025, setelah Bromo KOM (17 Mei) dan Kediri Dholo KOM (20 Juli).

    Tanjakan Ijen sendiri masuk kategori hors categorie, level tertinggi dalam balap sepeda dunia, dan pernah dilalui pembalap profesional kelas Union Cycliste Internationale (UCI).

    Liliana Herawati, peserta kategori Women 35-39 asal Purwokerto, mengaku terkesan. “View-nya bagus banget, ya. Sepertinya baru pertama kali start dari pantai. Jam 5 sudah terang banget, saya sampai kaget, kirain telat,” ujarnya. [tar/ian]

  • Alfamart dan Zwitsal Lanjutkan Program “Sahabat Posyandu” di Kediri

    Alfamart dan Zwitsal Lanjutkan Program “Sahabat Posyandu” di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Alfamart bersama Zwitsal kembali menggelar program “Alfamart Sahabat Posyandu” yang menyasar ibu dan anak di 34 kota/kabupaten di Indonesia.

    Sepanjang September 2025, ribuan keluarga berkesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sekaligus edukasi pentingnya menjaga kesehatan kulit bayi.

    Program yang pertama kali diluncurkan pada 2023 ini terus berlanjut setiap bulan. Hingga kini, kegiatan tersebut telah menjangkau puluhan ribu keluarga melalui ribuan titik posyandu yang bekerja sama dengan kader posyandu dan dinas kesehatan setempat.

    Untuk wilayah Cabang Madiun, pelaksanaan berlangsung di halaman gerai Alfamart Harinjing, Desa Kepung, Kabupaten Kediri, Jumat (26/9).

    Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat.

    “Alfamart berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama ibu dan anak. Melalui program Alfamart Sahabat Posyandu, kami ingin memastikan edukasi gizi, pelayanan kesehatan dasar, termasuk pengecekan kesehatan kulit bayi bisa diakses lebih dekat oleh keluarga,” ujarnya.

    Dalam kegiatan yang digelar di halaman gerai Alfamart maupun posyandu sekitar, para ibu membawa anak-anak mereka untuk mengikuti berbagai layanan, mulai dari pemeriksaan tumbuh kembang, pengukuran tinggi dan berat badan, pemberian vitamin, imunisasi, pengecekan kesehatan kulit, hingga distribusi Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

    Senior Brand Manager Zwitsal, Niken Kinanti Suryanto, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Zwitsal untuk mendampingi ibu dalam menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

    “Dalam kegiatan Sahabat Posyandu, Zwitsal juga mengedukasi pentingnya melakukan pengecekan kesehatan kulit bayi secara teratur dengan ‘Analisis Kulit Si Kecil’ atau AKSI,” ungkapnya.

    Niken menambahkan, “Selama lebih dari 50 tahun, Zwitsal dengan kelembutannya telah menemani perjalanan ibu bersama buah hati melalui rangkaian produk yang teruji hypoallergenic sehingga aman digunakan untuk kulit bayi yang sensitif sekalipun sejak hari pertama.

    Melalui berbagai kampanye edukatif, Zwitsal ingin mendampingi ibu menjaga kesehatan kulit Si Kecil melalui edukasi 4 Langkah AKSI: cek ruam dan lecet, cek tekstur kulit, cek luka di kulit, dan cek tangisan si kecil.”

    Program “Alfamart Sahabat Posyandu” tahun ini ditargetkan menjangkau lebih dari 3.400 ibu dan anak dari barat hingga timur Indonesia. Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya partisipasi orang tua yang memanfaatkan layanan kesehatan gratis ini.

    Salah satu peserta, Siti Fatimai, mengaku sangat terbantu. “Anak saya bisa diperiksa kesehatannya tanpa harus jauh-jauh ke puskesmas. Lokasinya dekat rumah, di halaman Alfamart, jadi praktis sekali,” tuturnya.

    Ketua Posyandu Desa Kepung, Umi Hanik, juga mengapresiasi sinergi antara sektor swasta dan komunitas kesehatan. “Respon masyarakat sangat positif, dan kegiatan ini menjadi contoh baik sinergi antara sektor swasta dan komunitas kesehatan,” ujarnya.

    Dengan kolaborasi Alfamart dan Zwitsal, program ini tidak hanya mendukung agenda pemerintah dalam memperkuat kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa edukasi dan layanan kesehatan dapat dihadirkan lebih dekat ke masyarakat. (ted)

  • Hadiri Musda XI DPD Partai Golkar Kota Kediri, Mbak Wali Tekankan Pentingnya Kolaborasi Bangun Daerah

    Hadiri Musda XI DPD Partai Golkar Kota Kediri, Mbak Wali Tekankan Pentingnya Kolaborasi Bangun Daerah

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Kediri. Acara berlangsung di Insumo Palace, Jumat (26/09/2025). Musda dibuka langsung oleh Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur Ali Mufthi.

    Dalam sambutannya Mbak Wali mengungkapkan musyawarah daerah menjadi forum strategis untuk merumuskan arah kebijakan dan konsolidasi internal partai.

    Apalagi Partai Golkar dengan sejarah panjang dan kiprah besar dalam perjalanan Bangsa Indonesia memiliki modal kuat untuk terus berkontribusi dalam pembangunan. Termasuk di tingkat daerah, khususnya Kota Kediri.

    “Besar harapan kita semua melalui Musda ini akan terpilih pimpinan dan jajaran Partai Golkar yang semakin solid, visioner, dan merangkul semua elemen. Kuat dalam menjaga soliditas internal dan terbuka membangun sinergi dengan pemda serta pemangku kepentingan,” ungkapnya.

    Wali kota termuda ini sadar dalam membangun Kota Kediri yang MAPAN tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi termasuk bersama partai politik yang menjadi mitra strategis pemerintah. Dalam menyerap aspirasi masyarakat dan kepentingan masyarakat.

    Keberadaan partai politik memiliki peran vital dalam memperkuat demokrasi dan menegakkan keadilan sosial. Di Kota Kediri yang saat ini tengah berkembang pesat, peran partai sangat diperlukan untuk menjaga dinamika politik tetap sehat, kondusif dan produktif bagi pembangunan.

    “Kami sampaikan terima kasih atas sinergi yang telah terjalin baik antara Pemkot Kediri dan Partai Golkar. Berbagai masukan konstruktif sangat mendukung kami yang berada di eksekutif dalam membangun Kota Kediri,” tegasnya.

    Turut hadir, Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Timur Adi Wibowo, Bendahara DPD Golkar Jatim Eko Wahyudi, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jatim Hery Sugiono, Anggota DPR RI Dapil 6 Heru Tjahjono, Anggota DPRD Jatim Dapil Jatim 8 Hadi Setiawan, Ketua DPD Partai Golkar Kota Kediri Sudjono Teguh, Ketua DPRD Firdaus, perwakilan Forkopimda, perwakilan partai politik, dan tamu undangan lainnya. [nm/ian]

  • Penangkapan Terpidana Penggelapan Aset Pemkot Surabaya, Soendari Sempat Berontak

    Penangkapan Terpidana Penggelapan Aset Pemkot Surabaya, Soendari Sempat Berontak

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim Intelijen gabungan Kejaksaan Agung (Satgas SIRI) bersama Kejari Kota Blitar dan Kejari Surabaya menangkap Soendari, buronan kasus tindak pidana korupsi aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Kamis (25/9/2025). Saat diamankan di Kabupaten Kediri. Soendari sempat melakukan perlawanan, berontak.

    Kepala Kejaksaan Negeri Surabaya, Ajie Prasetya membenarkan penangkapan tersebut. Operasi berlangsung di Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. “Yang bersangkutan merupakan terpidana dalam perkara korupsi aset Pemkot Surabaya di Jalan Kenjeran Nomor 254. Ia telah lama masuk dalam DPO dan terus berupaya menghindari proses hukum,” ungkap Ajie kepada wartawan.

    Ajie menjelaskan, saat Soendari diamankan, sempat tidak kooperatif dan mencoba menghalangi petugas. “Yang bersangkutan bahkan dengan sengaja melepaskan pakaiannya sambil berteriak menolak untuk dibawa. Namun, tim gabungan tetap berhasil mengamankan yang bersangkutan,” jelasnya.

    Setelah ditangkap, Soendari terlebih dahulu dibawa ke ruang tahanan Kejaksaan Negeri Blitar di Jalan Sudanco Supriadi No.54, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

    Pada malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB, Tim Kejari Surabaya mengeksekusi terpidana ke Rutan Perempuan Klas IIA Porong, Kabupaten Sidoarjo.

    Diketahui, kasus korupsi yang menjerat Soendari bermula dari dugaan penggelapan lahan milik Pemkot Surabaya seluas 537 meter persegi di Jalan Kenjeran No. 254.

    Lahan tersebut merupakan aset Pemkot sejak 1926, berdasarkan Besluit 4276, dan sempat difungsikan sebagai Kantor Kelurahan Rangkah. Namun, pada 2003, Soendari membuat peta bidang atas tanah itu tanpa bukti kepemilikan sah.

    Tidak lama kemudian, pada 2004, lahan tersebut terkena proyek pelebaran akses menuju Jembatan Suramadu. Dari situ, Soendari mendapat tawaran ganti rugi bangunan sebesar Rp116 juta, tetapi menolak dan malah menggugat ke pengadilan.

    Pada 2014, Soendari justru menjual lahan tersebut kepada pihak lain dengan nilai lebih dari Rp2 miliar. Tindakan itu dinilai jelas merugikan keuangan negara sekaligus mencederai kepercayaan publik terhadap pengelolaan aset pemerintah.

    “Perbuatan terpidana tidak hanya menimbulkan kerugian material bagi negara, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan aset publik. Penangkapan ini menjadi bentuk komitmen kami dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi,” tegas Kepala Seksi Intelijen Kejari Surabaya, Aji Candra.

    Dengan penangkapan ini, Kejari Surabaya menegaskan tidak ada ruang bagi terpidana korupsi untuk menghindari proses hukum. “Siapa pun yang mencoba melarikan diri akan tetap kami kejar sampai berhasil dieksekusi,” tandasnya. [uci/kun]

  • Wali Kota Kediri Lantik 23 Pejabat Tinggi Pratama, Ini Nama Lengkap

    Wali Kota Kediri Lantik 23 Pejabat Tinggi Pratama, Ini Nama Lengkap

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengambil sumpah dan melantik Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Pengambilan sumpah dan pelatikan ini dilakukan di Ruang Joyoboyo, Kamis (25/09/2025). Ada 23 pejabat yang dilantik. Bertindak sebagai saksi Wakil Wali Kota Qowimuddin dan Kepala DPM PTSP Edi Darmasto.

    “Mutasi atau rotasi ini adalah hal yang wajar. Tujuannya untuk meningkatkan kinerja dari Pemkot Kediri, mengahdirkan penyegaran, memenuhi kebutuhan organisasi agar supaya kedepan berjalan efektif dan efisien. Mutasi ini dinilai berdasarkan hasil uji psikolog dan uji kompetensi,” ujarnya.

    Mbak Wali menekankan mutasi atau rotasi ini bukan suatu kegalalan. Melainkan ini merupakan kesempatan untuk belajar hal-hal baru, mengembangkan diri, dan berkontribusi lebih luas bagi masyarakat. Sebagai garda terdepan pelayan publik. Sehingga harus bekerja dengan profesional, adaptif dan memiliki semangat pengabdian.

    “Saya yakin Bapak Ibu punya kompetensi dan kapabilitas. Maka dari itu di tempat yang baru akan lebih cepat adaptasi bekerja dengan baik. Harapannya Bapak Ibu bisa mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan terus memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tegasnya.

    Wali kota termuda ini mengajak seluruh jajaran Pemkot Kediri untuk terus berkarya dan menujukkan kemampuan terbaik. Jajaran Pemkot Kediri harus terus kompak, saling mendukung dan kolaborasi.

    Hal ini untuk mewujudkan Kota Kediri lebih sejahtera dan lebih MAPAN. “Kami akan lakukan penilaian terus. Bukan berarti seterusnya Bapak Ibu akan di sini. Kami juga akan evaluasi terus,” ungkapnya.

    Terhadap pejabat yang dilantik hari ini, Mbak Wali memberikan beberapa pesan. Pertama, pelajari seluruh aturan yang merupakan dasar pelaksanaan tugas. Mulai dari, peraturan Wali Kota, peraturan daerah, sampai dengan undang-undang. Harapannya dengan memahami berbagai aturan dapat menghindari permasalahan-permasalahan.

    Kedua, untuk segera melaksanakan konsolidasi dengan pegawai di lingkungan masing-masing. Dengan tetap melakukan konsultasi ke atas dan koordinasi ke samping sehingga terjadi sinergi dalam pelaksanaan tugas kepemimpinan.

    “Meski berada di tempat yang baru saya harapkan Bapak Ibu tetap saling menyayangi dan mendukung rekannya. Kita tidak boleh pelit ilmu terhadap program-program yang telah berjalan selama ini,” pungkasnya.

    Untuk diketahui 23 pejabat tinggi pratama yang dilantik sebagai berikut :
    1. Bagus Alit sebagai Asisten Administrasi Umum
    2. Endang Kartika Sari Kepala Dinas PUPR
    3. Rony Yusianto sebagai Kepala Diskominfo
    4. Mandung Sulaksono sebagai Kepala Dinas Pendidikan
    5. M. Ferry Djatmiko sebagai Kepala Bappeda
    6. Tanto Widjohari sebagai Kepala BKPSDM
    7. Muklis Isnaini sebagai Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik
    8. Moh. Ridwan sebagai Kepala Disperdagin
    9. Didik Catur sebagai Kepala Bakesbangpol
    10. Zachrie Achmad sebagai Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM
    11. Bambang Priambodo sebagai Kepala Disbudparpora
    12. Arief Cholisudin sebagai Kepala Dinas Perhubungan
    13. Fajri Mubasysyir sebagai Kepala DP3AP2KB
    14. Anang Kurniawan sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
    15. Paulus Luhur sebagai Kepala Satpol PP
    16. Imam Muttakin sebagai Kepala Dinas Sosial
    17. Wahyu Kusuma Wardhani sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan
    18. Eko Lukmono sebagai Kepala Dinkop UMTK
    19. Heri Purnomo sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan
    20. Syamsul Bahri sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesra
    21. Chevy Ning Suyudi sebagai Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
    22. Un Ahmad Nurdin sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
    23. Indun Munawaroh sebagai Kepala DLHKP

    Turut hadir, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, dan tamu undangan lainnya. [nm/aje]

     

  • AFY, Pelajar yang Ditahan Polisi Terkait Demo 30 Agustus Ajukan Penangguhan Penahanan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 September 2025

    AFY, Pelajar yang Ditahan Polisi Terkait Demo 30 Agustus Ajukan Penangguhan Penahanan Surabaya 25 September 2025

    AFY, Pelajar yang Ditahan Polisi Terkait Demo 30 Agustus Ajukan Penangguhan Penahanan
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Pihak keluarga AFY (19), seorang pelajar madrasah aliah asal Kabupaten Nganjuk yang ditangkap polisi Kota Kediri, Jawa Timur, atas dugaan keterlibatan aksi demo 30 Agustus mengajukan penangguhan penahanan.
    Pihak pengacara dan keluarga AFY telah menyerahkan surat permohonan tersebut secara resmi kepada Kepolisian Resor Kediri Kota, Kamis (25/9/2025).
    “Sore tadi kami sudah datangi Mapolres untuk menyampaikan surat penangguhan penahanan,” ujar Anang Hartoyo, dari Lembaga Bantuan Hukum Advokasi Publik (LBH AP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk.
    Penangguhan penahanan itu, kata Anang, dilandasi sejumlah alasan yang cukup mendasar, yakni bagian dari hak konstitusionalnya sebagai warga negara yang sedang berurusan dengan hukum.
    “Itu sebagaimana yang diatur dalam Pasal 31 KUHAP,” ucap direktur LBH AP ini.
    Alasan selanjutnya, AFY masih berstatus pelajar sehingga harus segera dikeluarkan dari tahanan agar bisa mengikuti kegiatan belajarnya di sekolah, supaya tidak sampai putus sekolah.
    Apalagi, pelajar di sebuah sekolah madrasah aliah di Kabupaten Nganjuk itu kini sudah berada di kelas 12, yang artinya membutuhkan waktu belajar yang cukup serta kenyamanan sebagai bekal menghadapi ujian nasional nantinya.
    AFY yang menggemari bidang filsafat itu juga merasa perlu menyiapkan banyak hal lainnya untuk menggapai cita-citanya berkuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
    “Surat sudah kami sampaikan, saat ini kami menunggu kebijakan dari Pak Kapolres,” ucap Anang.
    Adapun pihak penjamin dalam penangguhan itu adalah pengacara serta Imroatun, ibu dari AFY.
    Pihak Polres Kediri Kota melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal AKP Cipto Dwi Laksono belum merespons upaya konfirmasi
    Kompas.com
    perihal langkah AFY ini.
    AFY ditangkap polisi Kediri Kota pada 21 September 2025 atas dugaan keterlibatannya pada aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh pada akhir Agustus 2025.
    AFY yang cukup aktif di bidang literasi itu dijerat dengan Pasal 28 Ayat (3) jo Pasal 45A Ayat (3) Undang-Undang Transaksi Elektronik (ITE), perihal ujaran kebencian dan penghasutan unjuk rasa.
    Sejumlah barang bukti yang disita kepolisian, di antaranya adalah dua buku bacaan dan sebuah buku catatan harian.
    Selain itu, ada laptop dan poster. Semua barang itu diambil dari rumah AFY.
    Menurut LBH AP Muhammadiyah, barang yang disita itu hanyalah alat ekspresi berpikir, dan jika itu dianggap alat kejahatan, maka yang diserang adalah kebebasan berpikir itu sendiri.
    “Jika hari ini pelajar bisa dikriminalisasi karena berpikir, maka besok siapa pun bisa mengalami hal yang sama. Ini bukan penegakan hukum, ini pembungkaman yang dibungkus pasal,” ujar Anang dalam kesempatan sebelumnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mbak Wali Sampaikan Nota Keuangan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025

    Mbak Wali Sampaikan Nota Keuangan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menjelaskan Nota Keuangan Rancangan Perubahan APBD tahun anggaran 2025. Penjelasan itu disampaikan pada Rapat paripurna DPRD, di Ruang Soekarno Hatta BKPSDM, Kamis (25/9/2025). Rapat paripurna ini dipimpin oleh Ketua DPRD Firdaus.

    Menurut Wali Kota Kediri perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2025 ini dikarenakan ada beberapa kondisi dan kebijakan sehingga perlu dilakukan perubahan. Antara lain, keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja.

    Adanya sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun anggaran 2024. “Tujuannya meningkatkan capaian kerja dari Pemkot Kediri. Lalu juga meningkatkan mutu pendidikan, layanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, dan lain sebagainya. Intinya untuk peningkatan layanan publik dan kesejahteraan masyarakat,” ujar wali kota termuda ini.

    Mbak Wali memaparkan rincian APBD tahun anggaran 2025 baik dari sisi pendapatan daerah, sisi belanja daerah maupun sisi pembiayaan daerah. Pertama, pendapatan daerah yang semula direncanakan sebesar Rp 1.520.762.610.181 berkurang sebesar Rp 11.872.867.638,38 sehingga menjadi Rp 1.508.889.742.542,62 mengalami penurunan sebesar 0,78%.

    Untuk penerimaan pendapatan asli daerah mengalami kenaikan yang semula direncanakan sebesar Rp 414.828.604.181 bertambah Rp 16.046.739.832,62 sehingga menjadi Rp 430.875.344.013,62 atau mengalami kenaikan 3,87%. Pendapatan asli daerah ini terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah. Lalu ada juga pendapatan transfer.

    Dalam pos belanja daerah, Mbak Wali juga menjelaskan secara keseluruhan baik dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga maupun belanja transfer, yang semula direncanakan sebesar Rp 1.851.705.607.815 mengalami penurunan sebesar Rp 4.632.487.490,55 sehingga menjadi Rp 1.847.073.120.324,45 atau mengalami penurunan sebesar 0,25%.

    Perubahan sisi belanja ini disebabkan oleh perubahan dari belanja operasi untuk belanja pegawai, belanja barang/jasa, belanja hibah, belanja bantuan sosial. Belanja modal untuk belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, belanja modal aset tetap lainnya, dan belanja modal aset lainnya. Lalu masih ada belanja tidak terduga.

    Pada pembiayaan, Mbak Wali mengungkapkan pembiayaan merupakan penyeimbang terjadinya defisit pada APBD awal yang direncanakan sebesar Rp 330.942.997.634 bertambah sebesar Rp 7.240.380.147,83 sehingga menjadi Rp 338.183.377.781,83 atau naik sebesar 2,19% yang berasal dari SILPA tahun sebelumnya sesuai dengan hasil audit BPK atas laporan keuangan tahun 2024.

    “Uraian tersebut masih berupa gambaran umum secara garis besar. Untuk pembahasan lebih lanjut saya serahkan sepenuhnya kepada dewan,” pungkasnya.

    Turut Hadir Wakil Wali Kota Qowimuddin, Pimpinan dan anggota DPRD, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Sekretaris DPRD Kota Kediri Rahmad Hari Basuki, perwakilan Forkopimda, Asisten, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, serta tamu undangan lainnya. [nm/suf]

  • Begini SOP Pendirian Rumah Ibadah di Kota Kediri

    Begini SOP Pendirian Rumah Ibadah di Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bersama Pemerintah Kota Kediri menggelar sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) pendirian rumah ibadah di wilayah Kecamatan Kota, Rabu malam (24/9) di Kantor Kecamatan Kota.

    Kegiatan yang dihadiri tokoh masyarakat, lurah se-Kecamatan Kota, serta unsur tiga pilar kecamatan ini merupakan bagian dari rangkaian sosialisasi yang dilaksanakan bergilir di tiga kecamatan. Setelah sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Mojoroto, selanjutnya kegiatan akan berlanjut di Kecamatan Pesantren.

    Ketua FKUB Kota Kediri, Moch. Salim, menjelaskan bahwa dasar kegiatan ini adalah SKB 2 Menteri Tahun 2006 yang mengatur pedoman pemeliharaan kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadah.

    “Rekomendasi FKUB bukan izin, melainkan salah satu syarat penting untuk memperoleh izin pendirian rumah ibadah. Semua pihak harus memahami tahapannya agar proses berjalan tertib, transparan, dan tidak menimbulkan persoalan,” ujarnya.

    Kepala Bakesbangpol Kota Kediri, Indun Munawaroh, menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam membimbing masyarakat agar prosedur pendirian rumah ibadah dijalankan sesuai aturan.
    “Melalui sosialisasi ini, kami ingin memastikan Kota Kediri tetap menjunjung tinggi toleransi. Jangan sampai ada rumah ibadah yang berdiri tanpa prosedur sah, karena bisa memicu polemik. Dengan pemahaman bersama, konflik seperti yang pernah terjadi di Mojoroto tidak terulang,” terangnya.

    Secara singkat, alur SOP pendirian rumah ibadah meliputi: pengajuan permohonan oleh panitia kepada FKUB; pemeriksaan administrasi berkas; verifikasi lapangan oleh tim FKUB; rapat musyawarah untuk mengambil keputusan secara mufakat; dan penerbitan rekomendasi yang ditembuskan kepada Kementerian Agama serta Pemerintah Kota Kediri.

    Persyaratan utama yang ditekankan antara lain legalitas lembaga keagamaan, daftar minimal 90 pengguna tetap, serta dukungan minimal 60 warga setempat yang disahkan oleh RT, RW, dan lurah setempat. SOP pendirian rumah ibadat bisa dilihat disini (https://tinyurl.com/SOPRumahIbadat).

    Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Bakesbangpol Miftahur Rozak, Kepala Bagian Kesra Ahmad Jainudin, Camat Kota Bagus Hermawan Apriyanto, Ketua FKUB Moch. Salim beserta pengurus, perwakilan Kantor Kemenag Kota Kediri, Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Kecamatan Kota, serta para tokoh masyarakat. [nm/but]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]