kab/kota: Kediri

  • Truk Mercedes Benz Tabrak Tronton di Jombang, Arus Lalu Lintas Terganggu

    Truk Mercedes Benz Tabrak Tronton di Jombang, Arus Lalu Lintas Terganggu

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dua truk terjadi di Jalan Raya Brigjen Kretarto, Desa Sambongdukuh, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (29/9/2025), sekitar pukul 07.00 WIB.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, menjelaskan, kecelakaan tersebut melibatkan dua kendaraan truk besar.Pertama adalah Truk Trailer Mercedes Benz dengan muatan rokok Gudang Garam, bernopol AG-9519-AH, yang dikemudikan oleh Suroto (46),asal Dusun Tawangsari, Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

    Kedua adalah truk tronton Box FAW dengan nomor polisi AB-8275-NA yang dikemudikan oleh Nanang Prasetyo (42), asal Dusun Bendo, Desa Dalem, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

    Kecelakaan bermula saat truk trailer Mercedes Benz yang bergerak dari barat ke timur. Sesampai di lokasi, diduga sopir truk kurang konsentrasi dan tidak menjaga jarak aman, sehingga menabrak bagian belakang truk tronton Box FAW yang juga sedang melaju dari arah yang sama. Truk Tronton tersebut berhenti sementara karena sedang menghindari kendaraan di depannya yang berbelok ke kanan.

    “Akibat benturan tersebut, bagian depan Truk Trailer Mercedes Benz hancur, namun untungnya tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini. Kecelakaan menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di sekitar lokasi karena kedua truk terhenti di tengah jalan. Namun sudah berhasil kita urai,” jelas Siswanto.

    Menurut informasi lebih lanjut, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini. Selain dua sopir truk yang terlibat, masyarakat sekitar, seperti Ribut, seorang pria berusia 48 tahun, dan Aria, seorang pria berusia 45 tahun, turut melihat kejadian tersebut, hingga dimintai keterangan sebagai saksi oleh polisi. [suf]

  • LBH Surabaya Ungkap Kronologi Penangkapan Aktivis Yogyakarta Paul
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 September 2025

    LBH Surabaya Ungkap Kronologi Penangkapan Aktivis Yogyakarta Paul Surabaya 29 September 2025

    LBH Surabaya Ungkap Kronologi Penangkapan Aktivis Yogyakarta Paul
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengungkap kronologi penangkapan aktivis sosial asal Yogyakarta, Muhammad Fatkhurrozi atau Paul, oleh Polda Jatim.
    Direktur LBH Surabaya, Habibus Shalihin mengatakan bahwa Paul ditangkap di rumahnya, Yogyakarta, pada Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    “Diketahui polisi juga melakukan penyitaan terhadap puluhan buku hingga perangkat elektronik,” kata Habibus, Minggu (28/9/2025).
    Setelah ditangkap di rumahnya, Paul langsung dibawa ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menjalani pemeriksaan.
    Sekitar tiga jam berselang, ia diboyong ke Polda Jatim, Surabaya.
    “Tanda ada pendampingan baik dari pihak keluarga maupun pendampingan hukum. Penangkapan ini jelas tidak sesuai dengan Pasal 17 KUHP,” ucap dia. 
    Paul kemudian tiba di Markas Polda Jatim sekitar pukul 22.10 WIB di hari yang sama penangkapan.
    Ia menunggu pendampingan hukum dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
    “Tim LBH Surabaya bersama keluarga Paul kemudian tiba di Polda Jatim sekitar pukul 23.05 WIB. Setiba di Polda Jatim, Paul tidak langsung diperiksa,” ujar Habibus.
    Namun, LBH Surabaya mendapat informasi awal dari penyidik bahwa Paul ditangkap atas pengembangan kasus penangkapan sejumlah aktivis yang ada di Kediri.
    Hal itu sesuai dengan Laporan Polisi Nomor: LP/A/17/IX/2025/SPKT.SATRESKRIM/Polres Kediri Kota/Polda Jawa Timur, tanggal 1 September 2025.
    Ia dijerat Pasal 160 KUHP juncto Pasal 187 KUHP juncto Pasal 170 KUHP juncto Pasal 55 KUHP.
    Paul baru diperiksa tim penyidik pada Minggu (28/9/2025) pukul 00.30 WIB dipimpin oleh Kanit IV Subdit I Ditreskrimum Polda Jatim.
    “Di akhir pemeriksaan, penahanan terhadap Paul langsung dilakukan,” ucap dia. 
    LBH Surabaya menilai, penangkapan terhadap Paul tak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sebagaimana tertera dalam KUHP dan disempurnakan oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No 2/PUU-XII/2014.
    “Di mana putusan tersebut menjelaskan penetapan tersangka harus berdasarkan minimal dua alat bukti sebagaimana termuat dalam Pasal 184 KUHAP dan disertai dengan pemeriksaan calon tersangkanya,” ujar dia. 
    Oleh sebab itu, Tim Hukum LBH Surabaya mendesak agar Polda Jatim membebaskan Paul atas dugaan penangkapan sewenang-wenang.
    “Kemudian mendorong Komnas HAM untuk melakukan pengawasan dan investigasi atas kriminalisasi terhadap sejumlah aktivis pro-demokrasi,” kata dia.
    Lalu, mendorong Ombudsman RI untuk melakukan pengawasan terhadap dugaan malaadministrasi dan penangkapan sewenang-wenang yang diduga dilakukan oleh Polda Jatim.
    “Terakhir, kami mendesak Kompolnas melakukan pengawasan terhadap Polda Jatim,” katanya. 
    LBH Surabaya juga mengunggah pesan yang disampaikan Paul melalui tulisan tangannya usai ditangkap.
    “Dear TemanTaman Seperjuangan, penangkapan & penetapan terhadap saya telah direncanakan sejak 1 September 2025. Ironi dan sedih sebab skenario ini disusun dengan cermat oleh rezim agar rakyat tak lagi berani menyuarakan keresahannya,”
    tulisnya.
    “Tetapi ini juga membuktikan kita ada di jalan yang benar, mereka takut melihat anak muda berani menyuarakan kebenaran. Saya harap kita tak surut dalam bersuara, mempertebal solidaritas serta memperkuat keyakinan atas apa yang telah kita pilih. Waktunya gerakan rakyat bersatu dan membangun garis batas terhadap mereka yang kompromi dengan rezim hari ini. Terima kasih,”
     tulis Paul. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ansor Kota Kediri Kecam Pengeroyokan Banser di Tangerang, Desak Polisi Jangan Lamban

    Ansor Kota Kediri Kecam Pengeroyokan Banser di Tangerang, Desak Polisi Jangan Lamban

    Kediri (beritajatim.com) – Insiden pengeroyokan brutal terhadap seorang kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Kota Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu masih menyisakan luka mendalam di tubuh organisasi sayap Nahdlatul Ulama tersebut.

    Gelombang kecaman terus bermunculan, salah satunya dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Kediri bersama Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser yang menegaskan sikap tegas atas kasus tersebut.

    Mereka menyebut tindakan pengeroyokan yang menimpa Sahabat Rida, kader Banser Tangerang, sebagai perbuatan biadab, tindakan kriminal, dan bentuk premanisme yang mencederai tatanan kerukunan berbangsa.

    Peristiwa memilukan ini terjadi usai Sahabat Rida menghadiri sebuah pengajian di wilayah Kota Tangerang. Dalam perjalanan pulang, ia tiba-tiba dikeroyok sekelompok orang tanpa alasan yang jelas. Akibatnya, korban menderita luka serius dan harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

    Video dan foto kondisi korban beredar luas di media sosial, memicu kegusaran publik dan gelombang dukungan terhadap Banser. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PP GP Ansor bahkan langsung mendesak Polda Metro Jaya untuk mengusut tuntas kasus tersebut, memastikan pelaku segera ditangkap dan diproses hukum.

    Desakan serupa juga datang dari Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang serta jajaran Ansor di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur. Mereka menilai penanganan kasus ini akan menjadi ujian serius bagi aparat kepolisian dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

    Ketua PC GP Ansor Kota Kediri, H.M. Baihaqi Nabilunnuha, atau yang akrab disapa Gus Baihaqi, menyampaikan pernyataan sikap resmi terkait insiden ini. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa GP Ansor Kediri tidak bisa tinggal diam menyaksikan kadernya menjadi korban kekerasan.

    “Atas nama PC GP Ansor Kota Kediri, kami mengutuk keras tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap sahabat kami Rida, Kader Banser Kota Tangerang. Ini adalah tindakan kriminal yang tidak bisa ditolelir,” ujar Gus Baihaqi, Senin (29/9/2025).

    Ia menilai, insiden pengeroyokan tersebut merupakan tindakan biadab yang mengancam persatuan masyarakat. “Segala bentuk kekerasan, terlebih penganiayaan, adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi dalam negara hukum. Negara tidak boleh kalah dengan aksi premanisme,” tegasnya.

    Selain mengutuk keras, Ansor Kediri juga menyoroti lambannya aparat penegak hukum dalam merespons kasus ini. Menurut Gus Baihaqi, bukti-bukti insiden sudah banyak beredar di publik, namun belum ada langkah cepat dan transparan dari kepolisian.

    “Kami meminta aparat khususnya Polda Metro Jaya untuk bertindak tegas. Segera menangkap serta memproses hukum semua pelaku sesuai undang-undang yang berlaku,” ujarnya dengan nada tegas.

    Ia menambahkan, kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum dipertaruhkan dalam kasus ini. “Kalau aparat lamban, publik akan menilai hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Jangan sampai ada kesan pembiaran,” imbuhnya.

    Meski menyampaikan kecaman keras, Gus Baihaqi tetap mengingatkan seluruh kader Ansor dan Banser untuk tidak gegabah. Ia mengimbau agar kader menahan diri dan tidak melakukan aksi balasan di luar komando.

    “Kami mengimbau kepada seluruh kader Ansor Banser untuk menahan diri, tidak bertindak di luar komando dan main hakim sendiri. Tetap percaya dan menempuh prosedur hukum yang berlaku di Indonesia,” katanya.

    Menurutnya, sikap dewasa dan taat hukum justru akan menunjukkan bahwa Ansor dan Banser adalah garda terdepan dalam menjaga ketertiban, bukan memperkeruh keadaan.

    “Kita harus menjadi teladan. Banser itu dilahirkan untuk menjaga ulama, bangsa, dan negara. Bukan untuk membuat keributan baru,” tegasnya.

    Selain dari Ansor Kota Kediri, gelombang dukungan terhadap korban juga datang dari sejumlah organisasi keagamaan dan masyarakat sipil. PCNU Kota Tangerang menekankan pentingnya aparat bergerak cepat agar insiden ini tidak memicu keresahan lebih luas.

    Ansor Jawa Timur turut menyuarakan kegusaran dan menuntut keadilan. Mereka menilai, kasus ini bukan hanya soal seorang kader Banser yang menjadi korban, tetapi juga soal keberanian negara untuk melindungi warganya dari aksi kekerasan yang tidak berperikemanusiaan.

    Kasus pengeroyokan terhadap Sahabat Rida kini menjadi sorotan nasional. Publik menantikan keseriusan aparat penegak hukum, khususnya Polda Metro Jaya, dalam menangkap dan mengadili para pelaku.

    GP Ansor Kota Kediri menegaskan, keadilan bagi korban adalah harga mati. “Kami tidak akan berhenti menyuarakan kasus ini sampai para pelaku benar-benar diproses sesuai hukum. Tidak boleh ada lagi kekerasan yang dibiarkan di negeri ini,” pungkas Gus Baihaqi. [ian]

  • Tol RI Tambah Panjang Lagi 308,7 Km Tahun Depan, Tembus Yogya & Kediri

    Tol RI Tambah Panjang Lagi 308,7 Km Tahun Depan, Tembus Yogya & Kediri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Panjang tol di Indonesia akan bertambah lagi tahun depan. Sejumlah proyek tol akan rampung pengerjaannya dan siap dioperasikan pada 2026 mendatang.

    Menurut data Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), sejumlah ruas tol yang akan beres pengerjaannya seperti Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo dengan panjang 14,73 Km. Jalan tol ini menghubungkan pusat kota Solo dan Yogyakarta hingga ke bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA). Selain itu, jalan tol ini juga terkoneksi dengan Tol Trans Jawa.

    Kemudian ada juga Tol Kediri-Tulungagung sepanjang 6,82 Km. Proyek yang digarap lini bisnis PT Gudang Garam Tbk ini akan mempermudah akses menuju Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur.

    Kemudian ada juga tol di ujung timur Jawa yaitu Tol Probolinggo-Banyuwangi atau Probowangi. Tol Probowongi sudah menembus Gending Besuki sepanjang 38,48 Km. Lalu di ujung barat Jawa ada Tol Serang-Panimbang sepanjang 41,63 Km.

    Foto: Tol Yogya-Solo dibuka lagi secara gratis saat momen arus balik Lebaran 2024. (Dok. Jasa Marga)
    Tol Yogya-Solo dibuka lagi secara gratis saat momen arus balik Lebaran 2024. (Dok. Jasa Marga)

    Berikut daftar lengkapnya tol baru yang beroperasi pada 2026:

    Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo 14,73 Km
    Tol Kediri-Tulungagung 6,82 Km
    Tol Probolinggo-Banyuwangi seksi Gending-Suko dan Banyuglugur-Besuki 38,48 Km
    Tol Ciawi-Sukabumi 13,7 Km
    Tol Kayu Agung-Palembang-Betung 69,19 Km
    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan 54,75 Km
    Tol Serang-Panimbang 41,63 Km
    Tol Yogyakarta-Bawen 15,10 Km
    Tol Betung-Tempino-Jambi 54,30 Km

    Menurut data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, sampai dengan Agustus 2025, tercatat Indonesia sudah memiliki jaringan tol sepanjang 3.092,7 Km.

    Rinciannya yakni sepanjang 1.838,06 km di Pulau Jawa, 1.085,93 km atau 16 ruas di Pulau Sumatera, 97,27 km atau satu ruas di Pulau Kalimantan, 61,45 km atau tiga ruas di Pulau Sulawesi, dan 10,07 km atau satu ruas di Pulau Bali.

    Untuk di Pulau Jawa sendiri, rincian tol yang sudah beroperasi yakni sepanjang 379,84 km atau 22 ruas di Jabodetabek, 1.065,49 km atau 20 ruas yang termasuk dalam Tol Trans Jawa, dan 392,73 km atau 12 ruas pada tol non-Trans Jawa dan non-Jabodetabek.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pelantikan HMI Kediri: Gus Qowim Ajak Generasi Muda Ciptakan Keadilan Sosial Lewat Pajak

    Pelantikan HMI Kediri: Gus Qowim Ajak Generasi Muda Ciptakan Keadilan Sosial Lewat Pajak

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin atau Gus Qowim, turut hadir dalam acara Pelantikan Raya HMI Cabang Kediri Masa Juang 2025-2026 dan Simposium Kebangsaan serta Keumatan yang berlangsung di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri, Sabtu (27/9/2025). Dalam acara tersebut, Chanifan Ibadi resmi dilantik sebagai Ketua Umum HMI Cabang Kediri untuk periode mendatang.

    “Atas nama Pemkot Kediri, saya sampaikan selamat dan sukses kepada pengurus baru HMI. Semoga amanah ini bisa dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dedikasi, dan semangat pengabdian. Kepada pengurus periode sebelumnya, saya sampaikan terima kasih atas kerja keras dan kontribusi yang telah diberikan,” ujar Gus Qowim dalam sambutannya.

    Acara ini juga dimeriahkan dengan simposium yang mengangkat tema Pajak Sebagai Instrumen Keadilan Sosial: Merajut Kebangsaan dan Keumatan Menuju Masyarakat Madani. Gus Qowim menjelaskan bahwa pajak adalah instrumen utama pemerataan dan keadilan sosial.

    Pajak digunakan untuk membiayai berbagai sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. “Seperti dalam membiayai jaminan kesehatan, pendidikan, bantuan sosial, hingga infrastruktur,” tambahnya.

    Pajak, dalam perspektif kebangsaan, juga memiliki nilai yang sejalan dengan prinsip gotong royong yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Gus Qowim menegaskan bahwa pajak adalah kontribusi nyata warga negara untuk menjaga keberlangsungan dan kedaulatan negara.

    Oleh karena itu, HMI diharapkan bisa memainkan peran strategis dalam menyuarakan pentingnya kesadaran pajak di kalangan generasi muda.

    “Kita harus membangun kesadaran generasi muda untuk peduli pada pajak dan mengawasi agar pajak dikelola secara transparan dan akuntabel, sehingga bisa kembali kepada rakyat dalam bentuk kesejahteraan,” ujar Gus Qowim.

    Pemkot Kediri, menurut Gus Qowim, juga tengah berupaya mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang transparan dan berkeadilan. Pajak daerah dan retribusi menjadi sumber penting untuk membiayai berbagai program pembangunan, termasuk layanan publik, pengembangan UMKM, hingga pemberdayaan masyarakat.

    “Saya mengajak kader-kader HMI menjadikan tema hari ini menjadi gerakan nyata. Mari bersama-sama membangun Kota Kediri yang MAPAN,” kata Gus Qowim.

    Turut hadir dalam acara ini, antara lain, Presidium MD KAHMI Kabupaten Kediri, Nurudin, COO PAJAKIND Abdul Ghofur, Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan, Ketua Umum BADKO HMI Jawa Timur Yusfan Firdaus, serta perwakilan Polres Kediri Kota dan berbagai organisasi massa Islam. [nm/suf]

  • Pelantikan HMI Kediri: Gus Qowim Ajak Generasi Muda Ciptakan Keadilan Sosial Lewat Pajak

    Pelantikan HMI Kediri: Gus Qowim Ajak Generasi Muda Ciptakan Keadilan Sosial Lewat Pajak

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin atau Gus Qowim, turut hadir dalam acara Pelantikan Raya HMI Cabang Kediri Masa Juang 2025-2026 dan Simposium Kebangsaan serta Keumatan yang berlangsung di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri, Sabtu (27/9/2025). Dalam acara tersebut, Chanifan Ibadi resmi dilantik sebagai Ketua Umum HMI Cabang Kediri untuk periode mendatang.

    “Atas nama Pemkot Kediri, saya sampaikan selamat dan sukses kepada pengurus baru HMI. Semoga amanah ini bisa dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dedikasi, dan semangat pengabdian. Kepada pengurus periode sebelumnya, saya sampaikan terima kasih atas kerja keras dan kontribusi yang telah diberikan,” ujar Gus Qowim dalam sambutannya.

    Acara ini juga dimeriahkan dengan simposium yang mengangkat tema Pajak Sebagai Instrumen Keadilan Sosial: Merajut Kebangsaan dan Keumatan Menuju Masyarakat Madani. Gus Qowim menjelaskan bahwa pajak adalah instrumen utama pemerataan dan keadilan sosial.

    Pajak digunakan untuk membiayai berbagai sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. “Seperti dalam membiayai jaminan kesehatan, pendidikan, bantuan sosial, hingga infrastruktur,” tambahnya.

    Pajak, dalam perspektif kebangsaan, juga memiliki nilai yang sejalan dengan prinsip gotong royong yang telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Gus Qowim menegaskan bahwa pajak adalah kontribusi nyata warga negara untuk menjaga keberlangsungan dan kedaulatan negara.

    Oleh karena itu, HMI diharapkan bisa memainkan peran strategis dalam menyuarakan pentingnya kesadaran pajak di kalangan generasi muda.

    “Kita harus membangun kesadaran generasi muda untuk peduli pada pajak dan mengawasi agar pajak dikelola secara transparan dan akuntabel, sehingga bisa kembali kepada rakyat dalam bentuk kesejahteraan,” ujar Gus Qowim.

    Pemkot Kediri, menurut Gus Qowim, juga tengah berupaya mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang transparan dan berkeadilan. Pajak daerah dan retribusi menjadi sumber penting untuk membiayai berbagai program pembangunan, termasuk layanan publik, pengembangan UMKM, hingga pemberdayaan masyarakat.

    “Saya mengajak kader-kader HMI menjadikan tema hari ini menjadi gerakan nyata. Mari bersama-sama membangun Kota Kediri yang MAPAN,” kata Gus Qowim.

    Turut hadir dalam acara ini, antara lain, Presidium MD KAHMI Kabupaten Kediri, Nurudin, COO PAJAKIND Abdul Ghofur, Ketua Umum PB HMI Bagas Kurniawan, Ketua Umum BADKO HMI Jawa Timur Yusfan Firdaus, serta perwakilan Polres Kediri Kota dan berbagai organisasi massa Islam. [nm/suf]

  • Cerita Dwi Soetjipto, Menulis Ulang Hidup di Atas Sadel Menuju Puncak Ijen

    Cerita Dwi Soetjipto, Menulis Ulang Hidup di Atas Sadel Menuju Puncak Ijen

    Liputan6.com, Jakarta Di usianya yang hampir tujuh dekade, ketika banyak orang mulai mengurangi aktivitas fisik dan memilih hidup tenang, Dwi Soetjipto justru menantang dirinya untuk menaklukan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025.

    Etape terakhir Trilogy Main sepeda seri balap sepeda tanjakan yang paling bergengsi di Indonesia. Mantan Direktur Utama Pertamina dan Kepala SKK Migas ini berhasil finish pada dua seri sebelumnya.

    Bromo KOM sudah ia lalui, Kediri Dholo KOM dengan gradien 24 persen juga ia taklukkan, dan tantangan terbesarnya di Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM berjarak 86,9 Kilometer.

    Pria kelahiran 1956 ini turun di kategori Man Age 60+. Ia mengenakan nomor 919 dengan roadbike Bastion berbahan karbon dan titanium yang selalu menjadi andalannya.

    Sepedanya itu ia kayuh untuk menaklukan tanjakan super ekstrem jalur Hors Categorie (HC) dengan gradiens puncaknya 34 persen, dengan total elevasi mencapai 1.708 meter yang ada pada rute Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM.

    Dwi mengakui dengan gradien mencapai 34 persen, jalur ini menguji tidak hanya kekuatan fisik, tetapi juga mental. Apalagi ini adalah pengalaman pertamanya menjajal track Banyuwangi.

    Dwi sadar seri terakhir ini adalah yang paling berat. Makanya ia melakukan persiapan serius. Ia berlatih di Bogor dengan rute menanjak seperti Kebo, Cipanas, hingga Puncak, sebulan penuh sebelum berangkat ke Banyuwangi.

    Ia dan enam rekannya juga sudah menjajal jalur menuju Djawatan Banyuwangi sebagai pemanasan.

    “Ini jalur terberat dari trilogi Mainsepeda,” kata pria yang kini berusia 69 tahun tersebut, Sabtu (27/09/2025)

    Dwi memang tidak menargetkan podium. Baginya, garis finish hanyalah simbol. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi, menaklukkan diri sendiri, dan membagi semangat bersepeda kepada orang lain.

    “Usia memang handicap, tapi kalau keinginan sudah kuat, saya yakin bisa. Karena pada akhirnya, hidup ini bukan soal menang atau kalah, melainkan bagaimana kita tetap bergerak maju,” kata pria kelahiran 1956 tersebut.

    Tapi siapa sangka, berangkat tanpa target upayanya justru berakhir manis. Ia berhasil finish sekira pukul 13.00 WIB atau setengah jam sebelum cut of time. Prestasi membanggakan mengingat usianya yang tak lagi muda.

    Dengan hasil tersebut, Dwi memperoleh medali Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM untuk melengkapi medali dari dua seri sebelumnya yang bisa dirangkai menjadi piramida prestisius dan menjadi bukti keberhasilannya dalam Mainsepeda Thrilogy.

    Bagi Dwi Soetjipto, ini bukan hanya lomba, melainkan babak baru dalam menulis ulang kisah hidupnya, satu kilometer demi satu kilometer. Bersepeda seolah menjadi jalan baginya untuk kembali merasa muda.

    Awalnya, sekitar tahun 2005, Dwi hanya mengayuh sepeda gunung untuk sekadar menjajal medan ekstrem Bukit Kapur Gresik. Lama kelamaan, rutinitas itu berubah menjadi kebiasaan yang lebih serius.

    Dari sekadar menempuh jalan menuju kantor bersama karyawan sambil berbagi kegiatan sosial, hobinya bertransformasi menjadi sebuah ritus baru, menjaga kesehatan, membangun disiplin, dan menemukan kedekatan batin dengan orang-orang terdekat.

    Tahun 2020, ia beralih ke roadbike, dan sejak itu intensitasnya makin teratur. Tiga kali dalam sepekan, Dwi memutar pedal, dengan jarak tempuh rata-rata 60 kilometer setiap kali berlatih.

    Baginya, tantangan sesungguhnya bukan hanya di lintasan menanjak, melainkan di dalam diri sendiri.

    “Yang terberat itu bukan melawan usia, tapi membiasakan diri bangun pagi. Makanya saya selalu minta teman untuk menjemput, agar saya terdorong keluar rumah. Setelah itu, tubuh justru merasa lebih segar,” ujarnya.

    Filosofi ini ia wujudkan dalam komunitas yang ia dirikan yakni MOBCC, Mind Over Body Cycling Club, dengan keyakinan bahwa tubuh sesungguhnya digerakkan oleh kekuatan pikiran.

    Keseriusannya bersepeda membuat namanya tercatat dalam berbagai ajang, dari Gran Fondo New York (GFNY) Bali, hingga masuk dalam jajaran 110 pesepeda tercepat dunia di event internasional.

  • Persib Bandung Kalah 1-2 Lawan Persita Tangerang

    Persib Bandung Kalah 1-2 Lawan Persita Tangerang

    JAKARTA – Persib Bandung pulang dengan tangan hampa saat memainkan pertandingan lanjutan Super League musim kompetisi 2025/2026 melawan Persita Tangerang.

    Bentrok antara kedua tim berlangsung di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada Sabtu, 27 September 2025 malam WIB. Maung Bandung dipaksa menyerah dengan skor tipis 2-1.

    Persib Bandung mendapat peluang emas terlebih dahulu di menit keenam setelah Tamirlan Kozubaev melakukan handball di dalam kotak penalti.

    Sayangnya, Luciano Guaycochea gagal mengeksekusi penalti. Tendangan dia gagal bersarang di jala gawang lawan berkat aksi sigap Igor Rodrigues di bawah mistar.

    Javlon Guseynov lalu membuka keunggulan Persita saat waktu normal babak pertama tersisa tiga menit saja. Dia mengeksekusi tendangan bebas dari tepi kotak penalti.

    Laga berjalan panas setelah itu, tetapi dua gol sisanya baru berhasil dicetak pada menit tambahan babak kedua. Persita terlebih dahulu menggandakan keunggulan sebelum dipertipis Persib Bandung.

    Esal Sahrul membawa Persita menjauh di menit ke-92+ setelah memaksimalkan umpan Ahmad Nur Hardianto, yang sama-sama masuk sebagai pemain pengganti.

    Tujuh menit berselang giliran Persib membuat gol hiburan melalui Beckham Putra. Pemain berusia 23 tahun tersebut mendapat assist dari William Marcilio.

    Ini merupakan kekalahan kedua Persib dari enam pertandingan mereka sejauh ini. Gagal mendapat poin membuat mereka bertahan di tempat keenam klasemen sementara dengan 10 poin.

    Adapun kemenangan ini membuat Persita Tangerang naik ke tempat kesembilan dengan koleksi poin yang sama. Ini adalah kemenangan ketiga Pendekar Cisadane.

    Di laga lainnya kemenangan juga diamankan oleh Persik Kediri saat tandang ke markas Persijap Jepara di Stadion Gelora Bumi Kartini. Mereka menang dua gol tanpa balas.

    Sementara itu, PSM Makassar hanya bisa menahan imbang PSIM Yogyakarta. Kedua tim menutup pertandingan tanpa mencetak gol.

    Susunan Pemain

    Persita Tangerang (4-3-3): Igor Rodrigues; Charisma Fathoni, Ryuji Utomo, Tamirlan Kozubaev, Mario Jardel; Bae Shin Yeong, Pablo Ganet, Javlon Guseynov; Hokky Caraka, Aleksa Andrejic, Rayco Rodríguez.

    Persib Bandung (4-3-3): Adam Przybek; Eliano Reijnders, Julio, Federico Barba, Kakang Rudianto; Luciano Guaycochea, Thom Haye, Saddil Ramdani; Uilliam, Ramon Souza, Beckham Putra.

  • Kupas Tuntas Kesehatan Mental ASN dalam Webinar Lentera Mapan Seri 2

    Kupas Tuntas Kesehatan Mental ASN dalam Webinar Lentera Mapan Seri 2

    Kediri (beritajatim.com) – Dalam rangka mewujudkan pengembangan kompetensi ASN yang terintegrasi dan masif, Pemerintah Kota Kediri melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) kembali menghadirkan Webinar Lentera Mapan Seri 2, Jumat (26/9).

    Kegiatan yang dilaksanakan secara daring, tersebut merupakan rangkaian dari Webinar “Lentera Mapan”, adapun tema yang dibahas pada seri ini yakni Mental Health Bagi ASN Menuju Kediri Mapan.

    Guna menunjang pembahasan materi secara mendalam, Pemkot Kediri menghadirkan narasumber Ilham Nur Alfian, dosen Psikologi di Fakuktas PsikologinUnibersitas Airlangga dan dr Novi Agung Rahmawati, SpKj, Psikoater RSUD Gambiran Kota Kediri.

    Dikonfirmasi secara terpisah, Tanto Wijohari, Kepala BKPSDM Kota Kediri menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan pilar utama dalam memegang kualitas kinerja ASN.

    Menurutnya, kecemasan bisa menurunkan kualitas pelayanan publik, mengganggu hubungan antar rekan kerja dan pada akhirnya menghambat laju pencapaian visi Kota Kediri Mapan.

    “Untuk itu kita perlu menciptakan lingkungan kerja yang suportif, di mana ASN tidak merasa sendiri, ada tempat berbagi, saling menjaga keseimbangan hidup,” ujarnya.

    Kinerja dan produktivitas merupakan aspek penentu tercapainya visi Kota Kediri Mapan, yang mana bukan sekedar pembangunan fisik dan ekonomi, melainkan sebuah visi dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, stabil, dan berdaya.

    “Namun di balik tuntutan yang tinggi, tanggung jawab besar, dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat, ASN sering kali lupa pada satu hal paling fubdamental yakni kesehatan diri kita sendiri terutama kesehatan mental. Karena di dalam jiwa yang sehat terdapat ASN yang produktif dan inovatif,” ucapnya.

    Melalui webinar ini diharapkan menjadi kesempatan berharga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya self care dan mampu melakukan manajemen stres, menumbuhkan budaya peduli, dan tidak membully sesama rekan kerja.

    “Saya harap setelah mengikuti ini ASN tidak hanya mendapatkan ilmu yang luar biasa dari narasumber, tapi juga berkomitmen untuk menjaga kesehatan mental sebagai prioritas,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Polres Kediri Kota Tangkap 5 Pengeroyok dan Pembacok Pemuda 21 Tahun

    Polres Kediri Kota Tangkap 5 Pengeroyok dan Pembacok Pemuda 21 Tahun

    Kediri (beritajatim.com) – Kasus pengeroyokan dan pembacokan menimpa RAS (21), warga Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, pada Minggu (21/9/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Satreskrim Polres Kediri Kota bergerak cepat dan berhasil menangkap lima pelaku yang terlibat dalam aksi brutal tersebut.

    Kelima tersangka memiliki peran berbeda dalam pengeroyokan. FSJ (18) memukul korban dengan gagang kayu sapu, SFK (16) melempar batu ke arah tubuh korban, RTQ (16) membacok korban menggunakan celurit hingga menyebabkan luka tusuk di bagian pinggang, FRA (17) menendang tubuh korban, sementara MTN (17) memukul saksi dengan double stick serta memukul wajah korban sebanyak lima kali.

    Kasat Reskrim Polres Kediri Kota, AKP Cipto Dwi Leksana, menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika korban berpapasan dengan kelompok pelaku. Salah satu dari mereka menghadang dan menanyakan asal-usul korban dengan kalimat “cah opo we?” yang kemudian memicu pengeroyokan.

    Menurut Cipto, motif pengeroyokan didasari anggapan para pelaku bahwa korban berasal dari kelompok lawan. “Motifnya adalah pelaku ingin mengkonfirmasi kelompok korban berasal dari mana, karena mereka merasa ini ada kelompok lawan. Dari situlah terjadi pengeroyokan,” jelasnya.

    Polisi menangkap lima pelaku di rumah masing-masing. Dari jumlah itu, satu orang berstatus dewasa sementara empat lainnya masih anak di bawah umur. Sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, hanya satu tersangka dewasa yang ditampilkan dalam konferensi pers.

    Atas perbuatannya, kelima pelaku dijerat Pasal 170 ayat (1) dan (2) KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

    “Dari lima orang tersangka, hanya satu yang berstatus dewasa kami tampilkan dalam konferensi pers. Empat lainnya masih anak, sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak,” ujar AKP Cipto.

    Ia menegaskan, pihaknya tidak akan memberi ruang bagi aksi kekerasan di wilayah hukum Polres Kediri Kota. “Kami akan merespon cepat serta menindak tegas aksi kekerasan maupun premanisme di wilayah Kota Kediri,” tegasnya. [nm/ian]