kab/kota: Kediri

  • Mas Dhito Dorong Generasi Muda Cintai Wastra Panjalu

    Mas Dhito Dorong Generasi Muda Cintai Wastra Panjalu

    Kediri (beritajatim.com) – Kabupaten Kediri, salah satu daerah tertua di Indonesia yang dikenal sebagai Bumi Panjalu, memiliki kekayaan wastra batik dengan beragam motif khas seperti gringsing, lidah api, padma, tunjung, dan panji. Motif-motif tersebut menjadi simbol kuat dari identitas daerah yang mengusung tagline Kediri Berbudaya.

    Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana terus mendorong pelestarian batik sebagai bagian dari warisan budaya lokal. Berbagai langkah nyata telah dilakukan, mulai dari pematenan motif hingga penyelenggaraan rutin Kediri Fashion Batik Festival (KFBF) setiap tahun untuk memperkenalkan batik Kediri ke tingkat nasional.

    Batik khas Kediri.

    Dukungan dari pemerintah daerah ini turut membangkitkan semangat para pelaku industri kreatif, mulai dari perajin batik, desainer, hingga penjahit lokal untuk terus berinovasi menyajikan batik yang elegan dan berkelas. Bertepatan dengan Hari Batik Nasional 2025, Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri berharap seluruh pelaku industri batik tetap menjaga orisinalitas dan kualitas karya mereka.

    “Terutama bagi para pengrajin batik dan penjahit harus bisa menjaga kualitas, mutu dari motif batik tersebut, karena batik itu kalau dijahit pasti harus nyambung gambarnya,” pesan Mas Dhito.

    Suami dari Ketua Dekranasda Kabupaten Kediri, Eriani Annisa Hanindhito, optimistis batik Kediri akan semakin dikenal luas di pasar nasional. Ia menilai, tren fashion saat ini membuat batik tak hanya identik dengan orang tua, tetapi juga digemari oleh kalangan muda.

    Batik khas Kediri.

    Batik kini telah bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup modern, tidak lagi terbatas pada acara formal, tetapi juga digunakan dalam keseharian dengan desain yang lebih dinamis dan kreatif.

    Dengan kekayaan motif dan nilai historis yang dimilikinya, Mas Dhito berharap batik Kediri bisa menjadi ikon yang dicari oleh para wisatawan.

    “Saya punya harapan, proses demi proses telah kita jalani, inovasi demi inovasi kita jalani untuk apa, mencari sebuah ikon kalau orang datang ke Kediri saya harus cari batik,” ungkapnya.

    Harapan itu juga disampaikan oleh Rifki, seorang pengrajin batik asal Kecamatan Pare. Ia berharap generasi muda semakin mencintai dan mengenakan batik Indonesia, khususnya batik Kediri yang memiliki motif unik serta nilai historis tinggi. [ADV PKP/nm/but]

     

  • BRIDA Tetapkan 15 Pemenang Lomba Kediri Cerdas 2025, Inovasi Jadi Penggerak Pembangunan

    BRIDA Tetapkan 15 Pemenang Lomba Kediri Cerdas 2025, Inovasi Jadi Penggerak Pembangunan

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) resmi mengumumkan sekaligus menetapkan 15 pemenang Lomba Kediri Cerdas 2025 yang digelar di Tempat Bercakap Kopi.

    Lomba tahunan yang kini memasuki tahun ketiga ini mengusung tema “Cipta Kreativitas Teknologi dan Inovasi serta Diseminasi Informasi Kekayaan Intelektual.” Tiga kategori dilombakan, yakni Inovasi Daerah untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Inovasi Bidang Ekonomi, dan Inovasi Bidang Non-Ekonomi yang terbuka bagi pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Masing-masing kategori melahirkan lima pemenang terbaik.

    Plt. Kepala BRIDA Kabupaten Kediri, Agus Sugiarto, mengatakan bahwa Kediri Cerdas menjadi ajang strategis untuk memacu lahirnya inovasi baik dari OPD maupun masyarakat. Menurutnya, inovasi kini bukan lagi sekadar alternatif, melainkan kebutuhan utama dalam pembangunan daerah.

    “Inovasi ini bukan lagi suatu alternatif, tapi sudah menjadi jalan utama yang harus ditempuh untuk meningkatkan daya saing daerah sekaligus kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kediri,” ungkap Agus.

    Ia menambahkan, hasil-hasil inovasi diharapkan mampu memberi nilai tambah, memperkuat potensi unggulan, serta mendukung visi-misi dan program prioritas Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana periode 2025–2029.

    Inovasi juga menjadi indikator penting kinerja OPD karena berdampak langsung pada masyarakat, misalnya dalam upaya menurunkan angka stunting maupun meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Sebagai bentuk apresiasi, 15 pemenang Kediri Cerdas 2024 kategori Inovasi Daerah telah difasilitasi penerbitan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Tahun ini, BRIDA juga berencana memberikan fasilitas serupa bagi para pemenang Kediri Cerdas 2025.

    Selain itu, BRIDA membuka klinik inovasi bagi masyarakat yang belum sempat mengikuti lomba. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi sekaligus mengembangkan ide, sehingga tercipta ekosistem inovasi yang kondusif di Kabupaten Kediri.

    “Ke depan, kami berharap inovasi yang dihasilkan tidak berhenti pada ide kreatif, melainkan dapat dikembangkan menjadi teknologi yang bermanfaat serta bernilai ekonomis bagi masyarakat,” pungkas Agus. [nm/aje]

     

  • Bandara Dhoho dan YIA Ditarget Layani Haji Paling Lambat 2027

    Bandara Dhoho dan YIA Ditarget Layani Haji Paling Lambat 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — Bandara Dhoho di Kediri dan Yogyakarta International Airport (YIA) digadang-gadang akan menjadi bandara keberangkatan haji dengan target operasional pada 2026 atau paling lambat pada musim haji 2027. 

    Deputi Bidang Koordinasi Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Haji dan Umrah Puji Raharjo mengungkapkan bahwa pihaknya memang tengah mengkaji pembukaan bandara untuk embarkasi haji, termasuk di Dhoho. 

    “Tim kami juga sudah melakukan site visit ke Dhoho beberapa waktu lalu untuk mengumpulkan, melakukan evaluasi dan penilaian terkait feasibility,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (5/10/2025). 

    Puji menjelaskan bahwa pemilihan bandara haji di Kediri ini bukan memindahkan bandara haji di Surabaya, melainkan menambah jumlah pintu keberangkatan menuju Tanah Suci. 

    Dhoho dipilih, lanjut Puji, mengingat volume jemaah haji melalui Surabaya sudah terlampau tinggi sehingga perlu adanya tambahan bandara haji. 

    “Karena load embarkasi Surabaya sangat tinggi,” lanjut Puji. 

    Di samping Dhoho, pihaknya juga tengah membidik bandara di Kulon Progo—YIA—untuk turut andil dalam embarkasi haji. 

    Sama halnya dengan di Kediri, pemerintah juga telah melakukan peninjauan ke YIA untuk memastikan kesiapan bandara tersebut dalam rangka mendukung operasional embarkasi haji di wilayah Yogyakarta. 

    Sementara soal implementasi, Puji menyampaikan bahwa keberangkatan melalui YIA ditargetkan paling cepat pada musim haji 1447 H atau 2026, dan paling lambat pada musim haji 1448 H atau 2027 mendatang. 

    “Soal implementasi target paling lambat musim haji 1448H [2027 M]” tambahnya. 

    Adapun, mulai penyelenggaraan haji tahun 2026, tanggung jawab pelaksanaan haji berada di bawah Kementerian Haji dan Umrah.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menegaskan bahwa penetapan bandara embarkasi haji sepenuhnya merupakan kewenangan Kementerian Haji dan Umrah. 

    Jika terdapat permohonan atau usulan penambahan bandar udara embarkasi, Kementerian Perhubungan akan melakukan evaluasi terhadap fasilitas di bandar udara untuk memastikan kesesuaian dengan standar pelayanan jemaah haji. 

    Lukman juga menegaskan bahwa penetapan bandar udara embarkasi haji tidak hanya ditentukan berdasarkan ketersediaan fasilitas bandar udara, termasuk kesiapan Custom, Immigration dan Quarantine (CIQ), tetapi juga memperhatikan syarat minimal yaitu mampu melayani 4.000 orang jemaah serta ketersediaan asrama haji. 

    “⁠Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memastikan seluruh operasional penerbangan haji dan umrah berjalan sesuai regulasi dengan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan jemaah,” ujar Lukman.

    Sementara itu, General Manager Bandar Udara Kediri I Nyoman Noer Rohim menyampaikan saat ini PT Angkasa Pura Indonesia sedang dalam proses pemenuhan persyaratan Bandara Kediri sebagai Bandara Internasional. 

    “Adapun, secara fasilitas, Bandar Udara Kediri memiliki spesifikasi yang mumpuni dan sudah siap untuk melayani penerbangan haji dan umrah,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025)

  • Hadiri Upacara HUT ke-80 TNI, Mbak Wali Apresiasi Sinergi dan Dedikasi untuk Kota Kediri

    Hadiri Upacara HUT ke-80 TNI, Mbak Wali Apresiasi Sinergi dan Dedikasi untuk Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati turut hadir dalam upacara peringatan HUT ke-80 TNI, di Lapangan Kodim 0809 Kediri, Minggu (05/10/2025). Pada tahun ini HUT TNI mengambil tema “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”. Bertindak sebagai Inspektur Upacara Komandan Brigif 16/Wirayudha Kolonel Inf Taufik Ismail.

    “Atas nama Pemerintah Kota Kediri dan masyarakat Kota Kediri saya sampaikan selamat ulang tahun ke-80 untuk TNI. Semoga di usia yang semakin matang ini, TNI terus jaya, kuat, profesional, dan dicintai rakyat,” ujarnya.

    Mbak Wali mengungkapkan TNI telah berkontribusi dalam menjaga kedaulatan negara dan selalu hadir dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Saat ini, TNI juga berada di garis terdepan dalam mendukung ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, hingga ketahanan sosial. Di Kota Kediri, sinergi dan koordinasi antara Pemerintah Kota, TNI, dan Polri berjalan dengan baik dan rukun. “TNI selalu hadir bersama Pemkot Kediri dalam setiap gerak pembangunan, penanganan bencana, kegiatan sosial, maupun dalam pembinaan masyarakat. Guyub, rukun, dan kompak itulah ciri khas hubungan antara TNI dan Pemerintah Daerah di kota ini,” ungkapnya.

    Wali kota termuda ini menuturkan bahwa tentu masih ada dalam ingatan peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Saat Kota Kediri dan sekitarnya mengalami kerusuhan yang mengakibatkan terbakarnya Gedung DPRD Kota dan Kabupaten, Kantor Pemkab Kediri, serta sejumlah fasilitas umum lainnya. Di saat kondisi tidak stabil itu, TNI bersama Polri bergerak cepat, sigap, dan tanggap untuk menjaga keamanan dan ketertiban. “Atas nama Pemerintah Kota Kediri saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi dan pengorbanan TNI dalam menjaga kedamaian dan ketentraman di daerah kami. Semoga semangat sinergi dan solidaritas ini terus terjaga untuk bersama-sama membangun Kota Kediri yang semakin MAPAN,” pungkasnya.

    Pada kesempatan ini, Komandan Brigif 16/Wirayudha menohon doa restu di usia TNI yang ke-80 dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya. Dengan soliditas dan kerjasama seluruh _stakeholder,_ keamanan wilayah Kota dan Kabupaten Kediri dapat terjaga. Tantangan ke depan akan semakin kompleks. Seperti, globalosasi hingga media sosial. Berbagai tantangan tersebut akan dapat terlewati dengan kolaborasi yang terjalin baik. “Kami mohon doa restu agar kami dapat menjalankan tugas-tugas kami dengan baik. Dan kami juga mohon maaf apabila dalam menjalankan tugas ada perilaku dari kami yang kurang berkenan. Mohon dimaafkan dan diingatkan,” ujarnya.

    Dalam upacara peringatan HUT ke-80 TNI, juga diserahkan Tanda Kehormatan Satyalencana Kesetiaan. Tanda Kehormatan Satyalencana Dharma Bantala diberikan kepada Babinsa Koramil 01 Kodim 0809 Pelda Darwiyantono. Lalu Tanda Kehormatan Satyalencana Kesetiaan 16 Tahun diberikan kepada Bajurrad 1 Regu Radio Pleton Komunikasi Markas Kompi Perhubungan Denma Brigif 16/Wirayudha Serda Purwantoro. Tanda Kehormatan Satyalencana 8 Tahun diberikan kepada Taban Pionir 1 Regu Pionir Pleton Pimu Kompi Markas Yonif 521/Dadahayudha Praka Isran Sabrian.

    Turut hadir, Wakil Wali Kota Qowimuddin, Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa, Kepala RS Bhayangkara Kediri Kombel Pol Agung Hadi Wijanarko, Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim, Kapolres Kediri AKBP Bramastyo Priaji, jajaran Forkopimda Plus, Plh Sekretaris Daerah Kota Kediri M. Ferry Djatmiko, Ketua TP PKK Faiqoh Aziziah Muhammad Qowimuddin, Persit Kartika Chandra Kirana, Forkopimda Kabupaten Kediri, Kepala OPD terkait, dan tamu undangan lainnya. [nm/aje]

  • Kecelakaan Lalu Lintas di Mojowarno Jombang, 1 Tewas dan 3 Luka-luka

    Kecelakaan Lalu Lintas di Mojowarno Jombang, 1 Tewas dan 3 Luka-luka

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dua sepeda motor dan sebuah truk terjadi di Jalan Raya Dusun Banjarsari, Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jumat, 3 Oktober 2025, sekitar pukul 21.30 WIB.

    Kecelakaan tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka.

    Kecelakaan berawal ketika sepeda motor Honda Verza dengan nomor polisi AG-2774-BV yang dikendarai oleh Fitri Ratih Mekarsari, seorang perempuan berusia 26 tahun asal Kediri, melaju dari arah selatan menuju utara.

    Diduga, pengendara Honda Verza tersebut berusaha mendahului sepeda motor Yamaha Vega di depannya dari arah kanan. Namun, saat berusaha mendahului, kedua sepeda motor tersebut bersenggolan dan akhirnya jatuh ke kanan, tepat di depan sebuah truk Dyna yang datang dari arah berlawanan, utara ke selatan. Truk tersebut tidak bisa menghindari tabrakan dan langsung menabrak sepeda motor Honda Verza.

    Fitri Ratih Mekarsari, yang mengendarai Honda Verza, dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian karena luka yang dideritanya. Penumpang di sepeda motor tersebut, Azril Rahandika Al Fariq, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, serta Muh. Izzanuddin, pria berusia 35 tahun, keduanya mengalami luka lecet dan segera dibawa ke Rumah Sakit Khusus (RSK) Mojowarno untuk mendapatkan perawatan medis.

    Sepeda motor kedua yang terlibat dalam kecelakaan adalah Yamaha Jupiter tanpa nomor polisi, yang dikendarai oleh Ahmad Fauzi, seorang pria berusia 33 tahun. Ahmad Fauzi mengalami luka-luka dan juga dirawat di RSK Mojowarno. Truk Dyna yang terlibat dalam kecelakaan, yang dikemudikan oleh Diyan Fathur Rozik, seorang pria berusia 23 tahun, tidak mengalami luka apa pun.

    Menurut keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kejadian ini bermula ketika pengendara sepeda motor Honda Verza berusaha mendahului motor yang ada di depannya, namun kecelakaan tidak dapat dihindari setelah motor tersebut jatuh dan tertabrak truk.

    “Kecelakaan terjadi begitu cepat, di mana motor yang terjatuh langsung tertabrak truk yang melaju dari arah berlawanan,” ujarnya.

    Kondisi lalu lintas di sekitar lokasi kecelakaan pada saat kejadian cukup padat, dan cuaca malam hari juga berkontribusi terhadap sulitnya pengendara untuk melihat kendaraan lain dengan jelas. [suf]

  • Gernas Ayo Mondok Peringati Hari Santri di Ponorogo, Bupati Sugiri Dukung Penuh

    Gernas Ayo Mondok Peringati Hari Santri di Ponorogo, Bupati Sugiri Dukung Penuh

    Surabaya (beritajatim.com) – Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok akan menggelar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober yang dipusatkan di Kabupaten Ponorogo. Sejumlah pengurus bahkan sudah bertamu ke Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dan Wabup Lisdyarita.

    Mereka di antaranya Ketua Umum KH Luqman Harist Dimyathi alias Gus Luqman (Ponpes Tremas Pacitan), Sekjen KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, dan Ketua Ning Eva Munifah Djazilah (Ponpes Al Falah Ploso Kediri).

    Gus Luqman menuturkan, soal pemilihan lokasi peringatan HSN 2025 di Ponorogo, karena kabupaten berjuluk Kota Reog tersebut punya peradaban tua terkait pesantren.

    “Kita tahu Ponpes Gebang Tinatar, Si Mbah Kiai Muhammad Besari, kemudian diteruskan termasuk yang masyhur waktu itu Kiai Hasan Besari. Tentu ini, pesantren di Ponorogo, yang di buku Milal Bizawie disebutkan jejaring pesantren ketiga di Nusantara,” katanya, Jumat (3/10/2025).

    Karena itu, tandas Gus Luqman, Gernas Ayo Mondok memilih memperingati HSN 2025 di Ponorogo sembari mengadakan acara halaqoh di Ponpes Darul Huda Mayak.

    “Dan satu lagi, ada ikonik Reog Ponorogo yang sudah diakui UNESCO. Mimpi kami pesantren juga bisa diakui UNESCO,” ucapnya.

    Gus Hans menambahkan, untuk mewujudkan pesantren diakui UNESCO pihaknya akan perkuat dasarnya untuk meyakinkan pada publik, bahwa hubungan antara pesantren dan budaya sangat kuat di Ponorogo.

    “Culture-nya ada bahkan 300 tahun sebelum ini sudah kuat. Maka kita tunjukan pada publik bahwa pesantren bukanlah lembaga yang baru, tetapi sudah ada sebelum Indonesia merdeka,” terang Gus Hans.

    “Kita tunjukan pada publik semuanya, dreaming kita bagaimana meyakinkan pada publik, bahwa pesantren ini sudah teruji di dalam membangun karakter bangsa ini,” sambungnya.

    Mengenai rangkaian peringatan HSN 2025 di Ponorogo, Gus Hans menjelaskan di antaranya launching GAM Media Network, yakni jaringan media pesantren di Indonesia yang akan menjadi satu dalam membuat kekuatan mengenai pesantren.

    Lalu penayangan peserta lomba Pesantrenku Keren dalam membuat konten di Instagram, ditayangkan perdana di Ponorogo.

    “Mudah-mudahan bisa disambut baik masyarakat Ponorogo. Ini bisa menjadi jariyah bagi masyarakat Ponorogo untuk perkembangan dan sejarah pesantren di Indonesia,” ujarnya.

    Sementara itu Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mendukung penuh rencana Gernas Ayo Mondok. Kang Giri — sapaan akrabnya — sepakat bahwa keberadaan pesantren memiliki keistimewaan. Tidak hanya mengajarkan ilmu agama, juga membentuk karakter melalui keteladanan para kiai.

    “Gerakan Ayo Mondok ini sangat bagus. Pesantren tidak hanya mengajarkan ngaji, tetapi juga mentransfer karakter melalui keteladanan para kiai. Hal ini jarang ditemukan di dunia mana pun,” pungkasnya. (tok/but)

  • Mendag sebut pasokan bahan pokok aman dan harga stabil 

    Mendag sebut pasokan bahan pokok aman dan harga stabil 

    Nganjuk (ANTARA) – Menteri Perdagangan Budi Santoso meninjau langsung harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di Pasar Wage, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

    “Hari ini kami sudah mengecek pasokan dan harga bapok di Pasar Wage. Pasokannya semua ada dan harganya stabil. Kita juga terus menjaga daya beli masyarakat agar pasarnya tetap tumbuh,” kata Mendag Budi Santoso saat di Nganjuk, Jumat.

    Hasil pantauan menunjukkan, harga sejumlah komoditas bahan pokok dijual di bawah harga acuan dan harga eceran tertinggi (HET). Komoditas tersebut, yaitu beras medium Rp13.000 per kilogram, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog Rp12.000 per kilogram, telur ayam ras Rp28.000/kg, daging ayam ras Rp35.000/kg, dan gula pasir Rp16.000–17.000/kg.

    Kemudian, cabai keriting dijual dengan harga Rp42.000/kg, cabai rawit merah Rp33.000/kg, cabai merah besar Rp42.000/kg, bawang merah Rp26.000/kg, bawang putih kating Rp34.000/kg, dan bawang putih honan Rp28.000/kg.

    Selain itu, terpantau Minyakkita dijual dengan harga Rp15.700 per liter, minyak goreng premium Rp21.000/liter, beras premium Rp16.000–16.500/kg, daging sapi Rp120.000/kg, serta tepung terigu Rp12.000/kg.

    Sementara itu, pedagang ayam di Pasar Wage, Nganjuk Winarko mengatakan tentang pasokan ayam tersedia dan harganya saat ini sudah turun.

    “Stoknya aman. Harganya kemarin Rp38.000/kg, sekarang Rp35.000,”kata dia.

    Pihaknya juga menegaskan untuk memastikan kesediaan pasokan dan stabilitas bahan pokok terus terjaga, Kemendag secara aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Koordinasi dilakukan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP).

    Sementara itu pedagang cabai, Suparmi, mengungkapkan penurunan harga cabai merah.

    ”Harga cabai merah besar Rp42.000/kg—Rp43.000/kg. Ini sudah turun, kemarin sampai Rp50.000/kg,” ujar dia.

    Ia juga berharap agar harga bahan pokok dapat terus stabil sehingga terjangkau masyarakat.

    Pasar Wage yang terletak di Kabupaten Nganjuk tersebut menjadi salah satu pusat niaga Kabupaten Nganjuk. Pasar seluas 7.709 meter persegi ini berdiri sejak 1973 dan dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nganjuk.

    Pasar ini juga telah mendapat predikat Pasar Tertib Ukur. Kini, Pasar Wage mampu menampung sekitar 830 pedagang.

    Hadir dalam kunjungan tersebut, yaitu Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur Iwan Setiawan, Kepala Disperindag Kabupaten Nganjuk Sri Handayani, Pemimpin Perum Bulog Cabang Kediri Harisun dan tamu undangan lainnya.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kota Kediri Masuk 5 Besar Kota Paling Berkelanjutan di Indonesia versi UI GreenCity Metric 2025

    Kota Kediri Masuk 5 Besar Kota Paling Berkelanjutan di Indonesia versi UI GreenCity Metric 2025

    Kediri (beritajatim.com) – Kota Kediri berhasil menorehkan prestasi nasional dengan masuk dalam 5 besar Kota/Kabupaten Paling Berkelanjutan di Indonesia pada ajang UI GreenCity Metric 2025.

    Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, pada Kamis (2/10/2025) di Mercure Hotel, Madiun, dari Kepala UI Green Metric, Vishnu Juwono.

    Dalam ajang tersebut, Kota Kediri meraih posisi kelima dengan total nilai 7.497,5. Adapun posisi pertama ditempati Kota Surabaya dengan 8.122,5 poin, disusul Kota Madiun di peringkat kedua dengan 8.112,5 poin. Kota Semarang menempati posisi ketiga dengan 7.972,5 poin, sementara Kota Medan berada di peringkat keempat dengan 7.895 poin.

    Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat pembangunan berkelanjutan, Wali Kota Vinanda melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo yang kini menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan sampah. Ia bersama jajaran meninjau langsung transformasi TPA tersebut yang dinilai berhasil menerapkan inovasi ramah lingkungan.

    “Sangat berkesan sekali bisa berkeliling TPA Winongo. Tentunya pengalaman ini sangat berharga dan bermanfaat bagi kami di Kota Kediri. Apalagi TPA ini jadi percontohan TPA yang baik,” ungkap Vinanda.

    Wali kota termuda tersebut menegaskan, pihaknya akan mempelajari inovasi, metode, dan teknologi pengelolaan sampah yang ada di TPA Winongo untuk kemudian diterapkan di Kota Kediri.

    “Kami di sini ingin belajar bagaimana pengelolaan sampah di TPA Winongo. Harapannya kami aplikasi nanti di Kota Kediri,” ujarnya. [nm/beq]

  • Wali Kota Kediri Belajar Inovasi Pengelolaan Sampah di TPA Winongo Madiun

    Wali Kota Kediri Belajar Inovasi Pengelolaan Sampah di TPA Winongo Madiun

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun, pada Kamis (2/10/2025).

    Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari inovasi pengelolaan sampah yang diterapkan di TPA tersebut.

    “Ini TPA percontohan. TPA yang baik. Karenanya, kami ingin belajar terkait inovasi, metode, teknologi dan yang digunakan,” ujar Vinanda Prameswati bersama Wali Kota Madiun Dr. Maidi.

    Dalam kunjungan itu, Vinanda mengajak jajaran pejabat Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri. Dia berharap persoalan sampah yang terus meningkat di Kota Kediri bisa terjawab dengan pengalaman yang diperoleh dari Madiun.

    “Saya sangat berkesan, pengalaman dan pengetahuan ini sangat berharga. Harapannya bisa bermanfaat nantinya,” ungkapnya.

    Wali Kota Madiun Dr. Maidi menyambut baik kunjungan tersebut dan memberikan apresiasi. “Saya apresiasi sekali, beliau ini termasuk wali kota termuda. Wali kota yang bekerja keras untuk membangun kotanya. Rela datang ke TPA untuk belajar,” kata Maidi.

    Dr. Maidi menjelaskan berbagai program pengelolaan sampah yang berjalan di Kota Madiun. Mulai dari optimalisasi pemilahan sampah rumah tangga, bank sampah, pengolahan organik, hingga mengubah TPA menjadi kawasan wisata.

    Pemkot Madiun bahkan memberikan anggaran Rp10 juta per RT untuk pengelolaan sampah di tingkat warga, dengan target zero sampah pada 2027.

    Sementara itu, Kota Kediri masih bergantung pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Klotok yang telah mencapai kapasitas penuh sejak November 2024. Setiap hari, TPST tersebut menerima sekitar 180 ton sampah. Kondisi ini mendorong Pemkot Kediri membangun TPA baru di kawasan Klotok dengan konsep sanitary landfill.

    Lahan seluas 6 hektare yang disiapkan merupakan hasil penggantian lahan dari proyek Tol Kediri-Tulungagung. TPA baru yang dinamakan TPA 4 akan tetap menggunakan sistem sanitary landfill, namun Pemkot Kediri juga menyiapkan kajian jangka panjang untuk mewujudkan konsep zero waste.

    Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, DLHKP juga telah mengusulkan anggaran sekitar Rp11 miliar untuk pembangunan TPA baru berikut akses jalannya. [nm/ted]

  • Fraksi PDIP DPRD Desak Revisi Formula DBHCHT, Minta Porsi 5 Persen untuk Jatim

    Fraksi PDIP DPRD Desak Revisi Formula DBHCHT, Minta Porsi 5 Persen untuk Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Agus Wicaksono, mendesak pemerintah pusat merevisi formula pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dia menegaskan, Jawa Timur layak menerima porsi 5 persen dari total penerimaan cukai karena menjadi penyumbang terbesar secara nasional.

    “Jatim ini menyumbang lebih dari Rp100 triliun untuk penerimaan cukai hasil tembakau secara nasional, tapi yang dikembalikan ke daerah dalam bentuk Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu sangat kecil. Bisa dibilang sangat timpang. Ini bukan hanya soal fiskal, tapi juga soal keadilan bagi daerah penghasil,” ujar Agus Wicaksono, Kamis (3/10/2025).

    Wakil Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur tersebut menjelaskan, sejak berlakunya UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, ruang fiskal provinsi semakin terbatas. Hal ini terjadi karena pembagian pajak kendaraan bermotor berubah sehingga provinsi hanya memperoleh 36 persen, sementara kabupaten/kota mendapat 64 persen.

    “Kami sebagai mitra strategis pemerintah provinsi mendorong agar potensi yang ada bisa dimaksimalkan. Termasuk mendorong Kementerian Keuangan agar formula distribusi DBHCHT direvisi menjadi 5 persen,” ucap Agus.

    Data Bea Cukai tahun 2024 mencatat, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau mencapai Rp220 triliun. Dari jumlah itu, lebih dari 60 persen atau Rp132 triliun berasal dari pabrik-pabrik rokok di Jawa Timur, khususnya dari Kediri, Malang, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya.

    Namun, dari kontribusi yang besar itu, Jawa Timur hanya menerima sekitar Rp3,2 triliun dalam bentuk DBHCHT untuk seluruh daerahnya. Jumlah itu bahkan tidak mencapai 3 persen dari total penerimaan yang disumbangkan provinsi ini.

    “Ini ironi. Jatim dapat beban penuh, produksi, pengawasan, distribusi. Tapi manfaat fiskalnya minim. Kami minta pemerintah pusat fair. Idealnya DBHCHT untuk Jatim minimal sebesar 3 persen sampai 5 persen dari total penerimaan, kalau tidak begitu maka kekuatan APBD Jatim akan terus melemah,” tegas Agus.

    Selain itu, Agus mengingatkan bahwa dampak industri rokok terhadap daerah sangat besar. Pemerintah daerah harus menanggung beban biaya kesehatan, pengawasan peredaran rokok ilegal, hingga penanganan dampak sosial.

    Fraksi PDI Perjuangan, lanjut Agus, berkomitmen untuk mengawal perjuangan ini melalui fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran. Bahkan, pihaknya tengah menyiapkan usulan resmi ke DPR RI dan Kementerian Keuangan terkait perubahan formula DBHCHT.

    “Jika pengembalian bagi hasil cukai tembakau untuk Jawa Timur itu ditingkatkan menjadi 5 persen, maka manfaatnya untuk perekonomian masyarakat Jawa Timur akan semakin besar,” tandasnya. [asg/suf]