kab/kota: Kediri

  • Siswa PSHT Kediri Meninggal Dikeroyok, Ini Seruan Ketua Cabang

    Siswa PSHT Kediri Meninggal Dikeroyok, Ini Seruan Ketua Cabang

    Kediri (beritajatim.com) – Siswa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kota Kediri Andan Wisnu Pradana meninggal dunia usai dikeroyok sejumlah orang di kawasan Bantaran Brantas Kediri.

    Pasca peristiwa pengeroyokan yang mengakibatkan salah satu siswanya meninggal dunia, Ketua PSHT Cabang Kota Kediri Agung Sediana memberikan instruksi kepada seluruh simpatisan.

    Seruan itu disampaikan oleh Ketua PSHT Cabang Kota Kediri Agung Sediana saat mendatangi Markas Polres Kediri Kota untuk menuntut kepolisian segera menangkap para pelaku pengeroyokan terhadap salah satu siswa hingga meninggal.

    Agung meminta kepada seluruh warga PSHT di mana pun berada untuk tidak datang ke Kota Kediri. Pihaknya sudah menyerahkan masalah ini ke polisi, dan percaya pelaku akan segera tertangkap.

    “Kami mengimbau kepada saudara PSHT dimanapun, jangan datang ke Kota Kediri. Bantu kami dengan doa, dan percaya sepenuhnya kepada Polres Kediri Kota,” tutur Agung di Markas Polres Kediri Kota, pada Sabtu (7/10/2023).

    Baca Juga : Siswa PSHT Kota Kediri Meninggal Dikeroyok di Kawasan Dermaga Brantas

    Ketua Cabang PSHT Kota Kediri dan Ketua Dewan PSHT Cabang Kota Kediri Yusuf Supanuju meminta polisi bergerak cepat menangkap pelaku.

    “Kedatangan kami ke sini, untuk meminta kejelasan terkait musibah yang menimpa adik kami. Kami minta kepolisian segera menangkap pelaku, agar suasana cepat kondusif,” ucap Agung Sediana.

    Sebelumnya pada Jumat (6/10/2023) malam, ratusan massa PSHT sempat ingin mendatangi Polres Kediri Kota. Mereka ingin mempertanyakan sejauh mana penanganan kasus yang menimpa Andan Wisnu Pradana.

    Namun untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, petugas Polres Kediri Kota dan Polres Kediri menghalau massa di perbatasan masuk Kota Kediri.

    Polisi juga membubarkan massa yang konvoi bermotor karena dinilai membuat macet jalan dan meresahkan masyarakat. Bahkan, petugas sempat memukul sejumlah massa yang bandel. [nm/ted]

  • Siswa PSHT Kota Kediri Meninggal Dikeroyok di Kawasan Dermaga Brantas

    Siswa PSHT Kota Kediri Meninggal Dikeroyok di Kawasan Dermaga Brantas

    Kediri (beritajatim.com) – Seorang siswa Persaudaraan Setia Hari Terate (PSHT) Kota Kediri bernama Andan Wisnu Pradana meninggal dunia setelah dikeroyok sejumlah orang.

    Peristiwa pengeroyokan siswa PSHT Kota Kediri ini terjadi di kawasan Dermaga Jembatan Brawijaya Kota Kediri, pada Rabu (4/10/2023) lalu.

    Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, siswa PSHT Kota Kediri korban pengeroyokan orang tak dikenal itu sempat dirawat di Rumah sakit di Kediri.

    Menurut Ketua Dewan PSHT Cabang Kota Kediri Yusuf Supanuji, korban sempat tidak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit. Tapi, pada Sabtu pagi (7/10/2023) korban dinyatakan meningal dunia.

    Baca Juga : Tugu PSHT Palang di Tuban Beralih Fungsi Jadi Tugu Pancasila

    Korban mengalami luka cukup parah akibat pengeroyokan tersebut. Itu sebabnya, Ketua Dewan PSHT Cabang Kota Kediri dan Ketua Cabang PSHT Kota Kediri Agung Sediana hari ini datang ke Polres Kediri Kota.

    Mereka berdua minta kepolisian bergera cepat untuk menangkap pelaku pengeroyokan terhadap salah satu siswanya yang menyebabkan meninggal dunia.

    “Kedatangan kami ke sini, untuk meminta kejelasan terkait musibah yang menimpa adik kami. Kami minta kepolisian segera menangkap pelaku, agar suasana cepat kondusif,” ucap Agung Sediana. [nm/ted]

  • Viral, Video Polisi Kediri Bubarkan Konvoi Perguruan Silat

    Viral, Video Polisi Kediri Bubarkan Konvoi Perguruan Silat

    Kediri (beritajatim.com) – Sebuah video yang memperlihatkan polisi di Kediri tengah membubarkan konvoi rombongan salah satu perguruan silat viral di sosial media (sosmed).

    Dalam video yang diunggah di instagram @kediriray_info tersebut memperlihatkan tindakan represif dari aparat kepolisian yang membubarkan ratusan massa konvoi bersepeda motor.

    Tampak, aparat berseragam lengkap dengan membawa pentungan di tangan menendang sejumlah massa yang bandel dan tetap bergerombol di jalanan serta menimbulkan kemacetan.

    Kapolres Kediri AKBP. Agung Setyo Nugroho membenarkan tindakan tegas yang dilakukan oleh anggotanya terhadap konvoi yang mengakibatkan kemacetan dan mengganggu pengguna jalan itu.

    “Kejadian itu tadi malam hingga dini hari, adanya laporan warga rombongan massa salah satu perguruan silat melakukan konvoi sepeda motor, mengakibatkan kemacetan dari arah selatan masuk ke wilayah Kabupaten Kediri. Kami bertindak tegas tim gabungan Polres Kediri membubarkan konvoi dan mengembalikan rombongan ke Tulungagung,” kata AKBP Agung Setyo, Sabtu (7/10/2023).

    Petugas gabungan Satreskrim, Intelkam, Sabhara Polres Kediri dengan tegas membubarkan massa dan mengembalikan massa yang datang dari arah Tulungagung ke perbatasan Kabupaten Kediri.

    Baca Juga : KONI Kabupaten Kediri Bakal Helat Kejuraan Porkab

    “Alhamdulillah tadi malam anggota menghalau dan membubarkan massa dan tidak ada gesekan dan konflik yang terjadi. Aman dan kondusif,” pungkas Agung.

    Sementara itu, menurut netizen yang merespon unggahan video viral pembubaran konvoi itu menyebutkan, apabila mereka berasal dari salah satu perguruan silat yang hendak melakukan aksi unjuk rasa ke Markas Polres Kediri Kota.

    Massa berniat menuntut aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku penganiayaan terhadap salah satu anggota perguruan silat tersebut. Informasi terkini, korban pengeroyokan itu dinyatakan meninggal dunia.

    Akun @maxixart menuliskan komentar bahwa peristiwa malam itu adalah bentuk demo dari salah satu organisasi silat, karena terjadi pengroyokan siswa didiknya dengan indikasi dilakukan oleh organisasi silat lainnya.

    Dimana terjadi di barat Jembatan Brawijaya Kediri pada trotoar sisi selatan dengan kondisi kritis, dan para pelaku belum tertangkap dalam kurun waktu sudah 3×24 jam.

    Sehingga ada upaya pergerakan massa untuk mendesak Polres Kediri Kota, namun belum sampai tujuan, massa dibubarkan oleh pihak kepolisian.

    “Karena terlalu banyak dan berpotensi mengganggu kamtibmas wilayah kediri raya, selain itu rawan terjadi bentrokan susulan / ajang balas dendam,” tulis akun tersebut.

    Warganet lainnya juga mendukung upaya kepolisian. “Salut pak polisi, sing konvoi, ndang dicekeli ae,” tulis @rangga_dioxide01. [nm/ted]

  • Tipu 6 Warga Jember, 3 Tersangka Perdagangan Orang Ditahan

    Tipu 6 Warga Jember, 3 Tersangka Perdagangan Orang Ditahan

    Jember (beritajatim.com) – Tiga orang tersangka perdagangan, salah satunya perempuan, ditangkap dan ditahan di sel Kejaksaan Negeri Jember, Jawa Timur, Kamis (5/10/2023).

    Mereka berinisial AD (28), perempuan warga Kecamatan Silo, Kabupaten Jember; DED (41), laki – laki warga Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember; dan HAR (30), laki – laki warga Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya dan Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.

    Kepala Kejaksaan Negeri Jember I Nyoman Sucitrawan memastikan perkara tersebut segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jember. “Para tersangka dikenakan penahanan selama dua puluh hari ke depan agar jaksa penuntut umum mempersiapkan dakwaan dan melakukan pelimpahan ke pengadilan,” kata Sucitrawan.

    Semua berawal saat DEB dan saudara AD yang berinisial TIR mendapat kabar adanya lowongan pekerjaan di Kamboja. Memastikan itu, AD ke Kamboja menemui seseorang bernama Amey. AD diminta mengirim tenaga kerja Indonesia ke Kamboja.

    AD pun bergerak cepat. Dia menawarkan pekerjaan ke enam orang warga Jember yang berinisial AZ, ID, ACH, PER, LAT, dan NAS. Mereka diiming-imingi gaji 700 dolar per bulan atau sekitar Rp 10,5 juta plus bonus.

    Namun tentu saja tak gratis. AD meminta AZ dan ID menyiapkan biaya sebesar Rp 15 juta dan biaya-biaya lainnya. Begitu bersemangatnya, suami ID berinisial IZ memberikan surat tanah sebagai jaminan dan biaya-biaya lainnya.

    Sementara itu ACH dan PERdiminta menyiapkan biaya sebesar Rp 12 juta. LAT mendapat biaya talangan dari tersangka AD. Sementara itu korban NAS dimintai biaya sebesar Rp 13,5 juta.

    Keenam korban tertarik dengan tawaran itu dan bersedia menyiapkan uang tersebut. ACH, PER, NAS, dan LAT membuat paspor di Kantor Imigrasi Jember. AZ dan ID membuat paspor di Kantor Imigrasi Kediri sesuai perintah AD.

    AZ dan ID diperkenalkan oleh tersangka DED kepada tersangka HAR yang bekerja sebagai perantara pembuatan paspor. Usia AZ pun dipalsukan daru 1979 menjadi 1987. Tak gratis, karena HAR memperoleh imbalan Rp 1,4 juta dari AD melalui DED. Rp 350 ribu di antaranya digunakan untuk membayar billing, Rp 700 ribu diserahkan kepada oknum petugas imigrasi, dan sisa Rp 350 ribu masuk ke kantong HAR.

    Mereka berangkat pada ke Kamboja pada 15 April 2023 dengan pesawat tujuan Bali – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Ho Chi Minh City. Memuluskan di Kantor Imigrasi, AD memberikan uang Rp 7,2 juta kepada DED, yang kemudian mentransfernya sebesar Rp 6 juta kepada seorang petugas imigrasi di bandara. Enam korban itu mendapatkan fasilitas jalur crew airlines, yang sebenarnya hanya boleh dilewati oleh awak penerbangan.

    Sesampai di Kamboja, enam korban dijemput orang Vietnam dengan kode 7777. “Mereka dipekerjakan sebagai scammer atau penipu di perbatasan Vietnam dan Kamboja dengan gaji sebesar Rp 4,5 juta,” kata Sucitrawan.

    Namun janji tinggal janji. Mereka tidak mendapat gaji sama sekali kendati bekerja 13 ham sehari. Enam korban itu memutuskan mengundurkan diri pada 1 Juni 2023. Namun keluarga malah dimintai tebusan. Berkat bantuan pemerintah akhirnya mereka bisa pulang.

    Para tersangka dijerat Pasal 4 Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) subsider Pasal 81 jo pasal 69 Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia jo pasal 1 Peraturan Pemerintah no. 59 tahun 2021.

    Jaksa juga menerapkan pasal subsider, Pasal 83 jo pasal 68 jo pasal 5 huruf b, c, d, e Undang-Undang RI No. 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) jo pasal 1 Peraturan Pemerintah no. 59 tahun 2021. [wir]

  • Polres Blitar Selidiki Dugaan Perampasan Mobil Oleh Oknum Polisi Jombang

    Polres Blitar Selidiki Dugaan Perampasan Mobil Oleh Oknum Polisi Jombang

    Blitar (beritajatim.com) – Polres Blitar masih menyelidiki kasus perampasan mobil yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Polsek Diwek Jombang, Aiptu S. Polres Blitar tengah mengumpulkan sejumlah bukti terkait laporan perampasan mobil yang diajukan oleh Ani Usnawati warga Panggungrejo Kabupaten Blitar.

    Ani Usnawati sendiri merupakan pemilik mobil Mitsubishi L300 yang dirampas oleh seseorang yang mengatasnamakan anggota Polsek Diwek Jombang. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (27/09/23) lalu sekitar pukul 20.00 WIB.

    Saat itu, Ani Usnawati didatangi oleh 4 orang yang mengaku anggota Polsek Diwek Jombang. Para pelaku langsung meminta Ani untuk menyerahkan mobil Mitsubishi L300 yang baru dibelinya senilai Rp 45 juta.

    Para pelaku yang mengaku polisi tersebut menyebut bahwa mobil yang baru dibeli oleh Ani itu bermasalah. Pelaku juga sempat menunjukkan secarik surat terkait permasalah tersebut, namun belum sempat dibaca dokumen itu dirampas kembali.

    “Masih dalam penyelidikan kami masih mengumpulkan bukti-bukti,” kata Iptu Udiyono, Kasi Humas Polres Blitar, Kamis (5/10/2023).

    BACA JUGA:
    Akui Anak Buahnya Lakukan Kesalahan, Kapolsek Diwek Jombang: Pasti Ditindak!

    Polres Blitar juga akan memastikan apakah pelaku yang mengaku anggota Polsek Diwek Jombang tersebut benar-benar sebagai polisi atau bukan. Nantinya jika benar, maka Polres Blitar akan berkoordinasi dengan Polres Jombang untuk menyelesaikan kasus tersebut.

    “Kalau itu benar anggota kepolisian, pasti nanti dilakukan koordinasi antar pimpinan,” pungkasnya.

    Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi mengonfirmasi adanya permasalahan tersebut. Menurutnya, saat ini permasalahan itu sedang didalami. Aiptu S menjalani pemeriksaan oleh Propam Polres Jombang. Nah, jika memang dugaan tersebut benar maka pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pimpinan Polres Blitar.

    “Yang bersangkutan sedang menjalani pemeriksaan. Ini untuk pendalaman. Jika benar, maka kami akan melakukan koordinasi dengan pimpinan Polres Blitar. Pasalnya, lokasi kejadiannya di sana (Blitar),” ujar Kapolres Jombang ketika dihubungi secara terpisah.

    Dari keterangan Ani, mobil Mitsubishi L300 tersebut baru dibelinya dari seseorang yang di Kediri. Mobil tersebut dibeli Ani dengan harga Rp 45 juta. Saat membeli Ani tidak mendapatkan informasi permasalahan apapun terkait mobil tersebut.

    BACA JUGA:
    Warga Blitar Jadi Korban Perampasan Mobil, Pelaku Mengaku Anggota Polsek Diwek Jombang

    Ani juga diberikan seluruh surat-surat kendaraan oleh sang penjual. Dengan adanya perampasan itu, Ani pun cukup terkejut. Pasalnya ia membeli resmi dan juga diberikan surat-surat kendaraan yang legal.

    “Harapan saya ya ada kejelasan, itu ada masalah apa atau ganti rugi dan sebagainya. Karena suami saya belinya juga tunai Rp 45 juta dari orang Kediri, dan dokumen juga beres. Makanya saya menyayangkan kejadian itu,” kata Ani Usnawati.

    Kasus perampasan mobil ini pun sudah dilaporkan Ani ke Polres Blitar. Kini pihaknya juga siap untuk dimintai keterangan untuk mengungkap kasus perampasan mobil yang menimpanya. [owi/suf]

  • Akui Anak Buahnya Lakukan Kesalahan, Kapolsek Diwek Jombang: Pasti Ditindak!

    Akui Anak Buahnya Lakukan Kesalahan, Kapolsek Diwek Jombang: Pasti Ditindak!

    Jombang (beritajatim.com) – Kapolsek Diwek Jombang AKP AKP Dwi Basuki Nugroho mengaku bahwa salah satu orang yang diduga merampas mobil pikap milik warga Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, adalah anak buahnya. Dia adalah Aiptu S.

    Basuki juga mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh oknum anak buahnya tersebut adalah kesalahan. Atas tindakannya, Aiptu S sudah dipanggil oleh petinggi Polres Jombang. “Tentu akan diberi tindakan tegas atas kesalahannya tersebut,” ujar Basuki ketika ditemui di kantornya, Kamis (5/10/2023).

    Basuki menjelaskan, mobil pikap Mitsubishi L300 yang menjadi sengketa itu awalnya milik San, warga Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Oleh San, mobil pikap ini digadaikan kepada SL sebesar Rp 35 juta. Hanya saja, San ceroboh, karena BPKB mobil tersebut berada di dalamnya.

    Nah, hal itulah yang dimanfaatkan oleh SL. Karena oleh SL yang merupakan warga Kediri, L300 ini dijual kepada warga Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, seharga Rp 45 juta. Seiring laju waktu, San hendak menebus mobilnya yang digadaikan tersebut.

    Namun SL malah menghilang. Mobil milik San juga tak karuan rimbanya. San melakukan pelacakan hingga kemudian ada informasi bahwa mobil itu berada di Blitar. “Pak San ini kemudian meminta tolong ke Aiptu S untuk mengambil mobil tersebut,” kata Basuki.

    “Namun apapun alasannya, tindakan yang dilakukan oleh anak buahnya saya tersebut tidak bisa dibenarkan. Saya sudah bertemua dengannya. Akan tetapi mengenai sanksi menjadi wewenang Polres Jombang. Pasti ditindak,” tegas Basuki.

    BACA JUGA:
    Warga Blitar Jadi Korban Perampasan Mobil, Pelaku Mengaku Anggota Polsek Diwek Jombang

    Lalu dimana posisi mobil tersebut sekarang? Basuki mengungkapkan bahwa kendaraan tersebut masih dibawa oleh anaknya San. “Saya upayakan hari ini mobil tersebut sudah ada di Polsek Diwek,” sambung Basuki.

    Ani Usnawati (38) warga kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar menjadi korban perampasan mobil oleh empat orang. Salah satu dari mereka mengaku sebagai anggota Polsek Diwek Jombang. Para pelaku tersebut merampas mobil pikap Mitsubishi L300 milik Anis Usnawati yang baru saja dibeli.

    Oknum polisi itu menyebut bahwa mobil yang baru dibeli korban bermasalah. Ani Usnawati lalu melaporkan dugaan perampasan mobil itu ke Polres Blitar. Dugaan perampasan itu terjadi Minggu lalu sekitar pukul 22.00 WIB. [suf]

  • Pemilu 2024, Dandim Kediri Petakan Daerah Rawan Konflik

    Pemilu 2024, Dandim Kediri Petakan Daerah Rawan Konflik

    Kediri (beritajatim.com) – Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Inf. Aris Setiawan menyatakan telah memetakan daerah-daerah rawan konflik dalam Pemilu 2024. Pihaknya juga sudah siap mengawal pesta demokrasi lima tahunan itu.

    Pernyataan itu disampaikan oleh Dandim Kediri Letkol Inf. Aris Setiawan usai memimpin Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Lapangan Mako Kodam Brawijaya.

    “TNI Patriot NKRI Pengawal Demokrasi Menuju Indonesia Maju,” tegas Letkol Inf. Aris Setiawan, pada Kamis (5/10/2023).

    Dalam upacara tersebut, Letkol Inf. Aris Setiawan bertindak sebagai inspektur upacara. Pihaknya menjelaskan tema HUT TNI tahun ini adalah selaras dengan tahun demokrasi.

    “Tadi amanat dari Panglima TNI itu menyampaikan bahwa TNI siap untuk mengawal pesta demokrasi yang akan kita laksanakan,” tambahnya.

    Baca Juga : Istri Bupati Kediri Pesan pada Lulusan Stikes Pamenang

    “Tentunya kita akan bersinergi dengan teman teman dari kepolisian, teman teman dari ya aparat atau dari kewilayahan, di situ ada satu TPS, Bawaslu dan lain-lainnya,” jelasnya.

    Letkol Inf. Aris setiawan menambahkan, untuk daerah-daerah rawan konflik sudah mulai dipetakan.

    “Seandainya ada pelanggaran pelanggaran yang dilaksanakan oleh teman teman dari partai, ya tentunya kita bersinergi dengan kepolisian dan Bawaslu ya tentunya,” tambahnya.

    Ia juga berpesan kepada masyarakat bahwa jangan sampai ada yang tidak menggunakan hak pilih, satu suara bisa menentukan negara kita mau dibawa kemana.

    Pada kesempatan itu, Letkol Inf. Aris setiawan meminpin langsung pemotongan tumpeng dan potongan tumpeng pertama diberikan kepada Babinsa yang berprestasi.

    “Babinsa saya itu kemarin prestasi Brawijaya Award kemarin itu di level kodam itu karena idenya Inovasinya bersama merekrut masyarakat atau teman-teman yang belum punya pekerjaan buat komunitas yaitu film enggak salah itu. Jadi akhirnya kemarin atas idenya diberikan penghargaan yaitu Brawijaya Award,” tutup Aris. [nm/ted]

  • Polres Blitar Selidiki Dugaan Perampasan Mobil Oleh Oknum Polisi Jombang

    Warga Blitar Jadi Korban Perampasan Mobil, Pelaku Mengaku Anggota Polsek Diwek Jombang

    Blitar (beritajatim.com) – Ani Usnawati warga kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar menjadi korban perampasan mobil oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai polisi dari Jombang.

    Saat itu ada 4 orang yang mengaku sebagai oknum polisi dari Polsek Diwek Jombang.

    Para pelaku tersebut merampas mobil pikap Mitsubishi L300 milik Anis Usnawati yang baru saja dibeli. Oknum polisi tersebut, menyebut mobil yang baru dibeli korban bermasalah.

    Ani Usnawati (38) melaporkan dugaan perampasan mobil itu ke Polres Blitar. Anik mengatakan rumahnya tiba-tiba didatangi empat orang dan mengambil mobil pikap miliknya. Ada salah seorang yang mengaku sebagai oknum polisi dari Polsek Diwek, Jombang.

    “Kejadiannya minggu lalu, sekitar pukul 20.00 WIB. Pas itu tiba-tiba ada datang empat orang, satu orang mengaku dari Polsek Diwek, Jombang. Sekarang sudah lapor Polres Blitar,” ungkap Ani sembari menunjukkan bukti, Kamis (05/10/2023).

    Sebagai orang awam Ani ketakutan saat didatangi oleh 4 orang bertubuh besar dan mengaku sebagai polisi. Apalagi para pelaku sempat menunjukkan bukti berupa selembar kertas.

    Namun belum sempat dibaca oleh Ani, selembar kertas tersebut langsung dirampas oleh para pelaku yang mengaku polisi tersebut. Dengan nada tinggi layaknya polisi, pelaku pun meminta Ani untuk menyerahkan surat-surat kendaran.

    “Enggak tahu, alasannya cuma bermasalah saja. Karena takut, pas ditanya ada BPKB dan STNK ya saya kasihkan. Terus tiba-tiba diambil unitnya (mobilnya),” katanya.

    Setelah surat-surat kendaraan tersebut diserahkan, tak berselang lama oknum polisi dan tiga orang lainnya membawa mobil pikap dengan nopol DE 8915 AC tersebut. Ani pun sempat tidak percaya dan membuntuti para pelaku yang membawa mobilnya tersebut.

    “Ya takut karena pas itu di rumah, hanya saya dan anak, suami masih kerja. Jadi ya tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya.

    Kini, Ani masih menunggu tidak lanjut atas laporan dari Polres Blitar terkait masih mobil pikapnya. Dia berharap ada titik terang terhadap mobil pikap itu, termasuk ganti rugi dan sebagainya.

    Pasalnya mobil pick up tersebut baru saja dibeli Ani dari seseorang di Kediri. Saat itu Ani dan sang suami membelinya dengan uang cash senilai 45 juta rupiah. Saat proses pembelian pun Ani juga tidak diberikan informasi bahwa mobil tersebut bermasalah atau tidak.

    “Harapan saya ya ada kejelasan, itu ada masalah apa atau ganti rugi dan sebagainya. Karena suami saya belinya juga cash Rp 45 juta dari orang Kediri, dan dokumen juga beres. Makanya saya menyayangkan kejadian itu,” tutupnya. (owi/ted)

  • Warga Desa Plunturan Ponorogo Tangkap Pelaku Pencuri Ayam

    Warga Desa Plunturan Ponorogo Tangkap Pelaku Pencuri Ayam

    Ponorogo (beritajatim.com) – Warga Desa Plunturan Kecamatan Pulung Ponorogo berhasil mengamankan pelaku pencurian ayam. Kejadian pencurian ayam ini, sangat meresahkan warga desa setempat. Pelaku pencurian yang bernama Woto diamankan warga setelah kepergok mencuri ayam di dalam kandang milik Miseno,warga Desa Plunturan  yang terletak di belakang rumah. Pelaku pun sempat menjadi bulan-bulanan warga.

    “Pencurian ayam di daerah sini sudah sweing terjadi, namun ini untuk pertama kalinya pelakunya berhasil ditangkap,” ungkap Miseno, warga Desa Plunturan yang ayamnya dicuri, Rabu (04/10/2023).

    Kronologi pencurian itu berawal saat Miseno mendengar suara gemuruh dari dalam kandang ayamnya yang terletak di belakang rumahnya. Ia curiga dan segera mendatangi kandang ayam tersebut. Saat sudah berada di kandangnya, Miseno mendapati pelaku Woto, sedang menyembunyikan satu ekor ayam jantan aduan di dalam bajunya.

    Baca Juga: Gengster Gukgukguk Pernah Bacok Warga Sukorame Kediri

    “Saya mendengar suara ayam berisik, dan ketika saya mengecek, melihat seseorang di kandang,” katanya.

    Merasa terpergoki, pelaku pun ambil langkah seribu untuk melarikan diri. Tak ingin pelakunya lepas, Miseno pun mengejar pelaku. Teriakan Miseno pun membuat warga lain juga ikut bergabung untuk mengejar, hingga akhirnya warga berhasil menangkap pelaku.

    “Sempat terjadi kejar-kejaran, akhirnya warga bisa menangkap pelaku,” kata Miseno.

    Baca Juga: Di Hadapan Kang Giri, Kasek SMPN 1 Ponorogo Undur Diri

    Bogem mentah warga pun mendarat ke beberapa bagian tubuh pelaku. Beruntung, polisi segera datang ke lokasi untuk mengamankan Woto dan membawanya ke Polsek Pulung. Polisi masih terus melakukan penyelidikan. Selain itu, ada dugaan bahwa pelaku yang tertangkap ini mengalami gangguan jiwa.

    “Ini pelaku masih kita mintai keterangan,” kata Kapolsek Pulung AKP Mujiono. (end/ian)

  • Bikin Onar di Kediri, 4 Remaja Gengster Gukgukguk Diringkus

    Bikin Onar di Kediri, 4 Remaja Gengster Gukgukguk Diringkus

    Kediri (beritajatim.com) – Empat orang remaja yang mengaku anggota Gengster Gukgukguk di Kediri diringkus oleh polisi. Mereka bikin onar dalam keadaan mabuk dan membawa celurit.

    Keempat anggota Gengster Gukgukguk ini diringkus oleh Polsek Mojoroto. Dari keempat anggota gengster ini, tiga orang masih dibawah umur.

    Mereka, H (17) warga Desa Ponggok, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, KM (16) dan MDS (17) warga Gondang Legi, Prambon, Nganjuk serta V alias Joko (20) warga Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

    Kapolsek Mojoroto Kompol Mukhlason mengatakan, keempatnya diamankan dari kawasan Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pada Selasa dini hari (3/10/2023).

    “Penangkapan empat remaja yang mengaku anggota Gengster Gukgukguk dalam kondisi mabuk minum-minuman keras dan salah satunya membawa celurit,” kata Kompol Mukhlason.

    Keempat anggota Gengster Gukgukguk ini sebelumnya bikin ulah, serta menimbulkan keresahan masyarakat di kawasan Ngampel Kecamatan Mojoroto.

    Baca Juga : OJK Kediri Ajak Wartawan Melihat Produksi Tekstil PT Dan Liris

    “Mereka mengendarai sepeda motor dengan bleyer-bleyer, sehingga menimbulkan kebisingan dan mengganggu ketenteraman warga setempat,” imbuh Mukhlason.

    Tak hanya itu, salah satu di antara mereka juga menenteng senjata tajam jenis celurit. Warga yang mengetahui kejadian itu, kemudian menghubungi Ketua RT setempat.

    Keempat remaja itu, akhirnya diamankan oleh warga. Setelah itu, mereka diserahkan kepada Polsek Mojoroto.

    “Kemudian petugas pun langsung meluncur ke TKP untuk melakukan langkah-langkah kepolisian. Mereka kemudian dibawa ke Kantor Polsek Mojoroto untuk proses lebih lanjut,” ungkapnya.

    Kapolsek Mojoroto mengungkapkan, barang bukti yang berhasil diamankan, berupa dua sepeda motor dan senjata tajam sebilah celurit dengan panjang 80 cm. [nm/ted].