kab/kota: Kediri

  • Polisi Amankan Kamar Hotel Lokasi Mutilasi Uswatun Khasanah di Kediri, Nomor 301?

    Polisi Amankan Kamar Hotel Lokasi Mutilasi Uswatun Khasanah di Kediri, Nomor 301?

    Kediri (beritajatim.com) – Uswatun Khasanah, korban pembunuhan mutilasi oleh suami siri, diduga dieksekusi di kamar 301 Hotel Adisurya di Jalan Mayor Bismo, Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Lokasi tersebut kini diamankan oleh pihak kepolisian.

    Satpam Hotel Adisurya Kediri, Irfan, mengaku mengetahui sejumlah anggota polisi dengan beberapa mobil datang pada Sabtu malam (25/1/2025).

    “Polisi dari semalam datang ke hotel ini, sepertinya terkait kasus itu (mayat dalam koper),” jelas dia, pada Minggu (26/1/2025).

    Kehadiran polisi, imbuh Irfan, untuk melakukan olah TKP. Polisi memeriksa kamar 301 dan memasang garis polisi di tempat tersebut.

    “Sampai siang ini polisi masih memeriksa di dalam,” jelasnya.

    Menurut Irfan, korban sempat diketahui berada di kamar hotel pada Minggu (19/1/2025). Namun, dia tidak mengetahui detail kapan korban check out dari hotel.

    “Sehari di sini, tanggal 19 Januari itu,” katanya.

    Sebelumnya, Lilin, salah satu pedagang yang berjualan di sekitar hotel, mengaku sempat melihat korban. Ia mengatakan korban pernah datang ke warungnya untuk membeli makanan.

    “Kayak di foto tadi. Beli soto di sini pagi dan siang saja. Kalau tempat tinggalnya tidak tahu, tidak bicara. Diam saja orangnya,” ungkap Lilin.

    Menurut kesaksiannya, korban datang seorang diri dan tidak banyak berbicara. Lilin juga tidak ingat waktu pasti korban membeli makanan di warungnya.

    Pelaku Ditangkap di Madiun

    Sementara itu, pelaku akhirnya berhasil diringkus Tim Polda Jatim di daerah Madiun pada Sabtu malam, 25 Januari 2025. Berdasarkan pengembangan kasus, polisi juga menemukan kepala korban yang sebelumnya hilang. Potongan kepala korban ditemukan di Jurug Bang, di tepi jalan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

    Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Firman membenarkan penangkapan pelaku. Kata dia, pelaku berinisial A yang diringkus pada pukul 00.00 WIB.

    “Panggilan atau inisial pelaku A. Pengakuan sementara, katanya suami siri,” jelas Firman.

    Penyidik Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku A untuk menguak motif pelaku menghabisi istrinya.

    “Pelaku mutilasi kami tangkap tadi malam sekitar pukul 00.00 WIB. Tapi untuk info lebih lengkapnya nanti kita rilis,” tutupnya.

    Profil Korban

    Korban mutilasi wanita dalam koper tersebut bernama Uswatun Khasanah, seorang sales berusia 29 tahun asal Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala dan kaki pada Kamis (23/1/2025) lalu.

    Menurut ayah korban, Nur Khalim, anaknya sudah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak. Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang, tetapi kembali kandas meskipun memiliki satu anak.

    Pernikahan ketiga dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan seorang pria asal Tulungagung, Jawa Timur. [nm/aje]

  • Uswatun Khasanah Dimutilasi, Kamar 303 Hotel di Kediri Digaris Polisi

    Uswatun Khasanah Dimutilasi, Kamar 303 Hotel di Kediri Digaris Polisi

    Jakarta

    Misteri pembunuhan disertai mutilasi terhadap perempuan asal Blitar, Uswatun Khasanah (29), mulai terkuak. Berdasarkan informasi yang diperoleh dan penelusuran detikJatim, tempat kejadian perkara (TKP) diduga berada di sebuah hotel di Kota Kediri.

    Korban yang merupakan warga Desa Garum, Blitar, ini menjadi perhatian setelah jasadnya ditemukan dalam koper di Desa Dadapan, Ngawi, Kamis (23/1).

    Dilansir detikJatim, pantauan di lokasi pada Minggu (26/1/2025) terlihat mobil Inafis Polda Jatim terlihat memasuki halaman hotel yang berada di Jalan Mayor Bismo, Kota Kediri. Salah satu kamar di lantai bawah, tepatnya di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota Kediri, telah dipasangi garis polisi.

    Salah seorang satpam hotel, Irfan mengungkapkan, polisi sudah berada di lokasi sejak Sabtu (25/1/2025) malam.

    “Polisi dari semalam datang ke hotel ini, sepertinya terkait kasus itu (mayat dalam koper),” ujar Irfan.

    Irfan juga mengatakan, korban sempat menginap di kamar hotel tersebut pada Minggu (19/1/2025). Namun, ia tidak mengetahui kapan korban meninggalkan hotel.

    (fca/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ratusan Masyayikh dan Aktivis Nahdlatul Ulama Hadiri Silaturahmi Presidium PO dan MLB di Jatim – Halaman all

    Ratusan Masyayikh dan Aktivis Nahdlatul Ulama Hadiri Silaturahmi Presidium PO dan MLB di Jatim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ratusan masyayikh, aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Presidium Penyelamat Organisasi (Presidium PO) dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) Koordinator Jawa Timur (Jatim), menggelar silaturahmi sekaligus acara diskusi publik dan bahtsul masail dengan tema ‘Mencari Sosok Rois Aam dan Ketum PBNU yang Teduh, Kapabel, dan Berintegritas’ di Ballaroom Grand Surya, Kediri Jawa Timur, Sabtu (25/1/2025).

    Dalam silaturahmi itu Ketua Presidium PO dan MLB NUsekakigus Pengasuh PP Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang KH Abdussalam Shohib mengatakan, silaturahmi itu terbangun kesadaran bersama bahwa Kebanggaan terhadap jam’iyyah Nahdlatul Ulama tidak berseger sedikitpun. 

    “Bangga dengan landasan teologis, filosofis dan sosiologis NU yang kokoh. Bangga dengan kemuliaan Muassis dan Masyayikh NU atas keluhuran pribadi dan kebesaran jiwanya. Bangga dengan ulama dan pesantren yang menopang Jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” kata dia dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    “Forum silaturahmi menyadari bahwa marwah NU, kehormatan, harga diri dan nama baik NU tidak bergantung pada pengurusnya, dan sebaliknya, pengurus berkewajiban dan bertanggung jawab menjaga marwah NU demi ta’dhim dan memuliakan para pendiri (muassis) dan masyayikh pendahulu serta ulama pesantren, penopang jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” imbuhnya.

    Gus Salam sapaan akrab KH Abdussalam Shohib, mengatakan kebesaran NU tidak identik dengan pengurusnya, dan pengurus wajib diingatkan dan dinasihati bila bersikap dan bertindak diluar garis batas penyelenggaraan dan kepemimpinan jam’iyyah. 

    Bahkan, konstitusi NU menyediakan mekanisme organisasi bila Mandataris (Rais Aam dan Ketua Umum PBNU) melakukan pelanggaran berat.

    “Dalam diskusi diungkap doktrin Muassis NU, bahwa Ulamā Umanā’ullāh ‘Alā ‘Ibādihi; ulama NU adalah pemegang amanat Allah atas hambaNya dengan orientasi ashlah (membangkitkan pemajuan) umat, negara dan alam/lingkungan (ruang hidup umat),” ucapnya.

    Gus Salam berkata pemimpin jam’iyyah Nahldatul Ulama adalah mereka dengan sifat-sifat mulia, kepeloporan, teladan dan orientasi ikhlas, mewarisi kepemimpinan dan perjuangan nabi, sebagaimana maksud “Al Ulama Warosatul Anbiya’”.

    Tidak hanya ilmu, amal dan spiritual; ideologi atau sistem berpikir yang membentuk jiwa-kepribadian khidmat berjuang pemimpin NU, memiliki sandaran terangkai dengan pendahulu hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

    “Rais Aam PBNU, mulai dari Kiai Ma’ruf Amin, Kiai Sahal Mahfudz, Kiai Ilyas Ruhiyat, Kiai Ali Yafie, Kiai Ahmad Shiddiq, dan Kiai Ali Ma’shum, adalah sosok ulama, munadzdzim, dan muharrik dengan karya dan khdimat monumental, di zamannya,” ujarnya.

    “Beliau-beliau adalah teladan silaturrohim antar masyayikh pesantren, penguat persatuan, kesatuan dan soliditas jam’iyyah. Kepeloporan luhur mereka tidak diragukan, termasuk kepeloporan khidmat-ikhlas Kiai Sahal Mahfudz yang membiayai sendiri kebutuhannya, saat beraktivitas di NU. Figur ulama teduh, kapabel dan berintegritas,” lanjutnya.

    Selain itu kata dia, Ketua Umum PBNU dari Kiai Said Aqil Siroj, Kiai Hasyim Muzadi, dan Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur), adalah sosok ulama operator lapangan yang paham dan bergelut dengan realita serta memiliki kecerdasan emosional dan sosial yang monumental.

    “Beliau bertiga juga memberi teladan silaturrohim antar masyayikh hingga dikenal sangat dekat dengan pondok pesantren dan nahdliyyin arus bawah. Perbedaan pandangan dan kepentingan, tidak mengurangi sikap untuk tetap merangkul, akomodatif, dan menghormati,” ucapnya.

    “Dan bagi Gus Dur, tidak ada kawan-lawan yang tidak diperlakukan secara proporsional, sekeras apapun perbedaan dan pertentangannya. Sosok operator jam’iyyah yang teduh, kapabel dan berintegritas,” lanjutnya.

    Forum Diskusi Publik berharap pemimpin NU adalah figur-figur yang bagi kalangan bawah adalah panutan kharistik yang teduh dan berwibawa. 

    Bagi kalangan menengah adalah pembangkit perubahan karena kapasitas dan kepemimpinannya.

    “Dan bagi kalangan atas adalah inspirator dan guru bagi kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara-bangsa, sekaligus penguat bagi gerakan civil society,” tandasnya.

  • Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Eksekusi Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper Merah – Halaman all

    Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Eksekusi Uswatun Khasanah, Mayat Dalam Koper Merah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kamar 301 sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur dipasangi garis polisi, Minggu (26/1/2025).

    Kamar tersebut diduga menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (30), jasad termutilasi dalam koper merah yang ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Pantauan TribunJatim.com di lokasi, sejak pagi aparat kepolisian telah melakukan sterilisasi area.

    Korban disebut sempat menginap di kamar 301 di hotel tersebut.

    Kamar di hotel tersebut menyerupai penginapan dengan akses langsung ke area luar.

    Satpam hotel, Irfan mengatakan, sejak pagi telah datang mobil Inafis dari kepolisian untuk melakukan olah TKP.

    “Ada dua petugas yang datang dan memasang garis polisi,” terangnya.

    Sementara itu, pihak manajemen hotel belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut.

    Mereka menyatakan menunggu perkembangan dari pihak kepolisian.

    Sebelumnya, polisi telah mengamankan pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah, warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekira jam 24.00 WIB,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2025).

    Sementara itu, polisi menemukan dua potongan tubuh di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo.

    Di Kabupaten Trenggalek, polisi menemukan kepala korban, Minggu sekira pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim Jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” ujar Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro, Minggu.

    Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil.

    Kepala tersebut dibungkus plastik kresek berwarna putih.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkannya,” terangnya.

    Selain itu, ditemukan juga potongan tubuh berupa kaki di Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

    Potongan kaki tersebut diduga adalah milik Uswatun Khasanah.

    “Potongan kaki dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Harjono Ponorogo,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo, Rudy Hidajanto, Minggu.

    Rudy menjelaskan, penemuan potongan tubuh ini berawal dari pengakuan pelaku yang telah ditangkap Polda Jatim.

    “Pelaku ngaku di mana-mana membuang potongan tubuh lain,” terangnya.

    “Jadi berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” sambungnya.

    Polda Jatim akan melakukan uji forensik untuk memastikan kecocokan potongan kaki yang ditemukan dengan Uswatun Khasanah.

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban.”

    “Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga.”

    “Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” paparnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pelaku Mutilasi Ngawi Tertangkap, Kamar 301 Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Uswatun Dieksekusi

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Isya Anshori/Sofyan Arif Candra Sakti/Pramita Kusumaningrum)

  • Anggota Tubuh Uswatun Khasanah Korban Mutilasi Ditemukan: Kaki di Ponorogo, Kepala di Trenggalek – Halaman all

    Anggota Tubuh Uswatun Khasanah Korban Mutilasi Ditemukan: Kaki di Ponorogo, Kepala di Trenggalek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Potongan tubuh Uswatun Khasanah (30), korban mutilasi yang jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025) lalu, akhirnya ditemukan.

    Saat ditemukan, jasad Uswatun Khasanah tidak utuh karena ada beberapa anggota tubuh yang hilang seperti kaki dan kepala.

    Adapun hal itu diketahui setelah jasadnya diautopsi di RSUD Dr. Soeroto, Ngawi.

    Setelah beberapa hari melakukan pencarian terhadap anggota tubuh sosok yang akrab disapa Ana itu, polisi akhirnya menemukannya.

    Dikutip dari Tribun Jatim, anggota tubuh Ana tidak ditemukan di satu lokasi yang sama.

    Menurut Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widianto, kepala Ana ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Minggu (26/1/2025) pagi sekira pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” kata Eko.

    Eko menuturkan, saat ditemukan, kepala Ana terbungkus dalam plastik berwarna putih dan berada di jembatan kecil yang dekat dengan jalan provinsi.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan,” lanjutnya.

    Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek namun untuk otopsi yang lebih optimal dirujuk ke rumah sakit lain.

    “Dibawa tim Polda Jatim untuk di labforkan,” katanya.

    Potongan Kaki Ditemukan di Ponorogo

    Beberapa jam kemudian, tepatnya pada Minggu siang, ada kabar dari Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto terkait penemuan potongan kaki.

    Masih dikutip dari Tribun Jatim, potongan kaki tersebut ditemukan pada Minggu dini hari di Desa Sampung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

    Rudy mengatakan penemuan tersebut berawal dari pengakuan pelaku yang telah berhasil ditangkap oleh Polda Jatim.

    “Pelaku ngaku dimana-mana membuang potongan tubuh lain,” sambungnya.

    Rudy menuturkan potongan kaki yang diduga anggota tubuh Ana itu kini sudah dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Harjono, Ponorogo.

    Kemudian, potongan kaki itu akan dicocokkan dengan bagian tubuh Ana yang telah dimakamkan pada Jumat (24/1/2025) lalu.

    “Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono,” tambahnya.

    AKP Rudy mengaku bahwa tim Polda berencana melakukan uji forensik untuk memastikan kebenaran dan kecocokan potongan kaki yang ditemukan. 

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” terangnya.

    Humas RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Sugiyanto, membenarkan dari kepolisian menitipkan sebuah bungkusan yang diduga potongan kaki korban mutilasi.

    “Tadi kami 5 kamar jenazah menerima bungkusan kresek panjang dari Polsek Sampung dan Polres Ponorogo,” katanya.

    Pelaku Mutilasi Ditangkap, Hotel di Kediri Diduga Jadi Tempat Eksekusi

    Suasana kamar di 301 salah satu hotel di Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang diduga menjadi lokasi eksekusi mutilasi jasad dalam koper, Uswatun Khasanah, Minggu (26/1/2025). Pelaku mutilasi Ngawi sebelumnya telah tertangkap.

    Pelaku mutilasi Ana ditangkap oleh Ditreskrimum Polda Jatim pada Minggu malam pukul 00.00 WIB.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekitar jam 24.00 WIB,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman.

    Namun, tentang kronologi penangkapan, Farman masih enggan untuk menjelaskan. Dia menegaskan hal tersebut akan diungkap saat rilis pers.

    Hanya saja, dia tidak menjelaskan kapan rilis pers tersebut akan digelar.

    “Tapi lengkapnya nanti kami rilis ya,” terangnya. 

    Di sisi lain, pelaku diduga memutilasi korban di sebuah hotel di Kabupaten kediri, Jawa Timur.

    Berdasarkan pantauan Tribun Jatim, aparat kepolisian sudah melakukan sterilisasi dan memasang police line atau garis polisi.

    Adapun kamar 301 di hotel tersebut diduga menjadi tempat menginap korban dan tempat pelaku memutilasi.

    Petugas terlihat mondar-mandir melakukan pemeriksaan, sementara awak media masih kesulitan menggali informasi lebih lanjut karena penyelidikan masih berlangsung.  

    Menurut satpam hotel, Irfan, mobil Inafis dari kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sejak Minggu pagi.

    Kendati hotel diduga menjadi TKP pembunuhan disertai mutilasi, namun kegiatan operasional tampak seperti biasa.

    Tamu hotel masih keluar masuk dan pelayanan tidak terganggu meski masih dilakukan olah TKP di salah saut kamar hotel.

    “Mohon maaf untuk informasi belum bisa saya berikan,” imbuh Irfan sambil mengatakan bahwa pelayanan hotel masih berjalan lancar seperti biasa.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Kepala Korban Mutilasi di Ngawi Ditemukan Terbungkus Plastik Kresek Putih di Trenggalek”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Sofyan Arif Candra Sakti/Pramita Kusumaningrum/Samsul Arifin/Ndaru Wijayanto)

    Artikel lain terkait Mayat dalam Koper di Ngawi 

  • Tragedi Mutilasi Koper Merah di Ngawi: Dugaan Eksekusi Dilakukan di Hotel Kota Kediri

    Tragedi Mutilasi Koper Merah di Ngawi: Dugaan Eksekusi Dilakukan di Hotel Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Eksekusi kasus mutilasi seorang wanita yang jasadnya ditemukan di Ngawi, Jawa Timur, diduga kuat terjadi di Kediri. Korban diduga dieksekusi oleh pelaku di salah satu hotel di Kota Kediri.

    Kamar salah satu hotel di kawasan Semampir, Kota Kediri, telah dipasang garis polisi. Lokasi ini diduga menjadi tempat Uswatun Khasanah, warga Blitar, dimutilasi oleh pelaku.

    Pihak Polres Kediri Kota belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan lokasi mutilasi tersebut. Namun, sejumlah anggota Jatanras Polda Jatim terlihat masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.

    Lilin, salah satu pedagang yang berjualan di sekitar hotel, mengaku sempat melihat korban. Ia mengatakan korban pernah datang ke warungnya untuk membeli makanan.

    “Kayak di foto tadi. Beli soto di sini pagi dan siang saja. Kalau tempat tinggalnya tidak tahu, tidak bicara. Diam saja orangnya,” ungkap Lilin usai ditunjukkan foto korban, pada Minggu (26/1/2025).

    Menurut kesaksiannya, korban datang seorang diri dan tidak banyak berbicara. Lilin juga tidak ingat waktu pasti korban membeli makanan di warungnya.

    Sementara itu, pelaku akhirnya berhasil diringkus Tim Polda Jatim di daerah Madiun pada Sabtu malam, 25 Januari 2025. Berdasarkan pengembangan kasus, polisi juga menemukan kepala korban yang sebelumnya hilang.

    Potongan kepala korban ditemukan di Jurug Bang, di tepi jalan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.[nm/aje]

  • Fatwa Kiai NU: Dana Baznas Tak Boleh Digunakan untuk Program Makan Bergizi Gratis

    Fatwa Kiai NU: Dana Baznas Tak Boleh Digunakan untuk Program Makan Bergizi Gratis

    Kediri (beritajatim.com) – Munculnya rumor bahwa program makan bergizi gratis (MBG) akan dibiayai menggunakan dana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendapat reaksi keras dari para kiai Nahdlatul Ulama (NU).

    Dalam forum Bahtsul Masail yang digelar di Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (25/1/2025), para kiai menegaskan bahwa dana zakat tidak boleh digunakan untuk program tersebut.

    Forum yang dihadiri oleh puluhan kiai NU dari Jawa Timur dan Jawa Tengah ini merupakan bagian dari Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama. Para ulama merasa perlu memberikan klarifikasi terkait pemanfaatan dana Baznas setelah muncul kekhawatiran di masyarakat.

    Bahtsul Masail ini dipimpin oleh mubahits Kiai Haji Achmad Rosikh Roghibi dan Kyai Haji Lora Dimyati Muhammad, dengan mushohhih Kyai Haji Marzuki Mustamar. Meski berlangsung dalam waktu singkat, fatwa yang dihasilkan sangat tegas: dana Baznas tidak boleh digunakan untuk membiayai program makan bergizi gratis.

    “Menurut sepengetahuan kami. Dari kitab-kitab kami mengaji bahwa zakat itu ditarik ada syaratnya, kemudian diambil dan dikelola oleh siapa ada aturannya dalam Islam, dana yang berhak menerima pun juga ada ketentuannya. Kami memandang ketika dana zakat itu dialihkan untuk program penambahan gizi itu tidak memenuhi ketentuan dalam kitab-kitab ini sehingga kami tidak setuju,” jelas KH. Marzuki Mustamar.

    Selain itu, KH. Marzuki Mustamar menegaskan bahwa dana Baznas harus diperuntukkan bagi kaum muslim yang kurang mampu. Ia menyoroti fakta bahwa penerima manfaat program MBG tidak semuanya berasal dari keluarga miskin dan banyak di antaranya merupakan non-muslim.

    “Kami memegang keyakinan kami, agama kami dan syariat kami. Tahu-tahu Baznas diambil untuk itu dalam hal pentasarufan menabrak aturan-aturan dalam syariat, karena dalam program itu yang menerima ada yang kaya, selain itu juga ada anak-anak yang non muslim, sementara itu zakat tidak bisa diberikan kepada non muslim,” tandasnya.

    Meskipun demikian, para kyai NU tidak menentang program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah. Mereka hanya berharap agar anggaran yang digunakan berasal dari sumber yang sesuai dengan prinsip syariat Islam dan tetap berpihak kepada masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan. [nm/suf]

  • Wacana MLB NU Terus Menggelinding, Sejumlah Pengurus Gelar Konsolidasi di Kediri

    Wacana MLB NU Terus Menggelinding, Sejumlah Pengurus Gelar Konsolidasi di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wacana Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) untuk pergantian Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terus menggelinding. Sejumlah pengurus struktural NU Jawa Timur hari ini mengadakan pertemuan di Kediri dengan agenda pembahasan rencana MLB NU yang dikemas dalam Diskusi Publik bertajuk “Mencari Sosok Rois Am & Ketum PBNU yang Teduh, Kapabel dan Berintegritas”.

    Ketua Panitia Mohammad Maftuh menjelaskan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pra MLB NU di Surabaya. Ia menegaskan bahwa pertemuan-pertemuan serupa akan terus dilakukan hingga pelaksanaan MLB NU.

    “Diskusi publik ini mengangkat tema bagaimana seorang PBNU dan Rois Am yang berintegritas. Kita ingin PBNU yang adem ayem. Kita masih melakukan beberapa koordinasi. Kita mulai dari Jawa Timur, insya Allah setelah ini ada konsolidasi korwil Jawa Tengah, Jawa Barat dan juga luar Jawa,” paparnya di Hotel Grand Surya Kediri.

    Mohammad Maftuh juga mengungkapkan bahwa agenda MLB NU direncanakan berlangsung pada bulan Syawal mendatang. Beberapa daerah bahkan telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah, seperti Semarang di Jawa Tengah dan Cirebon di Jawa Barat.

    “Rencana kita ini insya Allah di bulan Syawal. Tentunya MLB ini menunggu restu dari kiai-kiai sepuh. Kita tunggu, kita akan sowan lagi, kalau sudah ada restu, akan kita laksanakan. Ada beberapa daerah sudah siap tempat dan akomodasi juga,” tegasnya.

    Sejumlah pengurus struktural NU Jawa Timur hari ini mengadakan pertemuan di Kediri

    Melalui diskusi publik tersebut, Mohammad Maftuh menyebutkan bahwa pihaknya akan menampung aspirasi dari PCNU dan PWNU di masing-masing korwil mengenai sosok yang dianggap pantas menjadi Ketua Umum PBNU. Di Jawa Timur sendiri, sudah ada tiga nama yang dianggap memenuhi kriteria.

    “Di Jatim saya sebutkan inisialnya ya. Ada GK, ada KMA dan KRA,” sebut Mohammad Maftuh. Nama-nama tersebut, katanya, juga hadir dalam pertemuan hari ini di Kediri.

    Menurut Mohammad Maftuh, wacana MLB NU muncul karena adanya pelanggaran kode etik dan hukum asasi yang dilakukan oleh KH Yahya Cholil Staquf selama masa kepemimpinannya.

    Di tempat yang sama, Prof. H. M. Nasir, yang pernah menjabat sebagai Menristekdikti 2014-2019 sekaligus Ketua LPTNU PBNU 2015-2021, menegaskan bahwa setiap organisasi harus berjalan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

    “Dalam hal ini, NU diatur AD/RT. Maka, kalau AD/RT tidak dipatuhi, yang muncul adalah konflik. Maka organisasi tidak bisa berjalan dengan baik, akhirnya berjalan sesuai like dis like,” tegas Prof. M. Nasir.

    Selain Diskusi Publik, agenda pertemuan itu juga diisi dengan Bahtsul Masail. Adapun hal yang dibahas adalah Hukum Menggunakan Zakat, Infaq, Sodaqoh untuk Program Makan Bergizi Gratis dengan narasumber KH Rosikh dan KH. Dimyati Muhammad. [nm/kun]

  • Khofifah Bakal Hadiri Pelantikan 9.545 Pengurus PAC dan Ranting Muslimat NU Kabupaten Kediri

    Khofifah Bakal Hadiri Pelantikan 9.545 Pengurus PAC dan Ranting Muslimat NU Kabupaten Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Ranting Muslimat NU Kabupaten Kediri masa khidmat 2025-2030 akan dilantik di GOR Jayabaya Kediri, pada Minggu, 26 Januari 2025. Acara ini dipastikan akan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

    Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Kediri, Dr. Hj. Mudawamah, M.Pd., menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pelantikan dengan matang. “Mulai tempat, fasilitas yang harus dipenuhi, bahkan kita sampai di titik gladi bersih. Insya Allah semua sudah ready untuk pelantikan besok,” tutur Hj. Mudawamah.

    Mudawamah menambahkan, sejumlah tokoh penting akan hadir dalam pelantikan tersebut. Di antaranya adalah Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Timur Dra. Hj. Masruroh Wahid, serta penceramah kondang KH. Miftah Maulana Habiburrohman (Gus Miftah).

    “Ibu Khofifah insya Allah hadir sebagai Ketua PP Muslimat NU. Juga banyak tokoh-tokoh yang kita undang baik di Kabupaten dan Kota Kediri. Kita juga mengundang seluruh Pimpinan Cabang Muslimat NU se-Korda Kediri. Mas Dhito juga kita undang sebagai Bupati Kediri, mudah-mudahan beliau hadir,” imbuh Mudawamah.

    Ketua Panitia Pelantikan, Dr. Hj. Muawanah, M.Pd., mengungkapkan bahwa sebanyak 9.545 pengurus PAC dan Ranting Muslimat NU akan dilantik. Mereka terdiri dari 26 PAC dan 445 Ranting dengan masing-masing kepengurusan sebanyak 20 orang.

    “Mereka secara formal memiliki kepemimpinan di PAC dan Ranting, sehingga membangun komitmen bersama. Komitmen kepemimpinan di Muslimat yang dilandasi oleh Islam ahlu sunnah wal jamaah dan mengemban beberapa agenda penting, seperti pendidikan, koperasi, dan lain-lain, sesuai yang diprogramkan dalam konfercab,” papar Hj. Muawanah.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mayoritas pengurus yang akan dilantik besok adalah ketua baru yang terpilih kembali untuk satu periode berikutnya. Sebagian lainnya merupakan pengurus lama yang belum pernah menjabat sebagai ketua dan kini terpilih untuk posisi tersebut.

    Selain pelantikan pengurus PAC dan Ranting, acara ini juga akan dirangkaikan dengan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Hari Lahir (Harlah) NU ke-102. Panitia juga mengundang berbagai tokoh NU serta masyarakat untuk memeriahkan acara tersebut. [nm/kun]

  • Pj Wali Kota Kediri Donor Darah di HUT ke-79 Persit Kartika Chandra Kirana

    Pj Wali Kota Kediri Donor Darah di HUT ke-79 Persit Kartika Chandra Kirana

    Kediri (beritajatim.com) – Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, turut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah yang digelar di Makodim 0809 Kediri, Sabtu (25/1/2025). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Dim 0809 Kediri.

    “Atas nama Pemerintah Kota Kediri mengucapkan selamat hari ulang tahun kepada Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXV Dim 0809 Kediri. Semoga Persit semakin jaya, solid, dan senantiasa menjadi mitra sejati TNI dalam membangun bangsa. Saya juga sampaikan terima kasih atas kolaborasi yang telah terjalin baik selama ini antara Pemkot Kediri dengan Kodim 0809,” ujar Zanariah.

    Zanariah juga menyoroti peran penting para istri prajurit dalam mendukung tugas suami sekaligus menjadi sosok yang mandiri dan tangguh. Ia mengapresiasi kontribusi Persit Kartika Chandra Kirana yang telah memberdayakan istri TNI melalui berbagai program positif.

    “Kehadiran Persit Kartika Chandra Kirana telah memberikan warna tersendiri. Melalui berbagai program pemberdayaan, Persit telah berhasil memberdayakan para istri TNI. Sehingga tidak hanya menjadi pendamping yang setia, tetapi juga menjadi sosok yang produktif dan inspiratif,” tambahnya.

    Donor Darah sebagai Bentuk Kepedulian Sosial

    Pada kesempatan itu, Zanariah menegaskan pentingnya kegiatan donor darah sebagai bentuk kepedulian sosial.

    “Kegiatan donor darah pagi ini menjadi salah satu bentuk kepedulian sosial yang sangat mulia. Dengan menyumbangkan setetes darah, kita telah menyelamatkan nyawa sesama manusia. Untuk itu saya mengapresiasi semangat gotong-royong dan kepedulian sosial yang telah ditunjukkan hari ini,” ungkapnya.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0809, Dian Arimbi Ragil Jaka Utama, perwakilan Forkopimda, Ketua Dharma Wanita Novita Bagus Alit, dan sejumlah tamu undangan lainnya. [nm/aje]