kab/kota: Kediri

  • Belum Puas Gasak Mixer Masjid di Trenggalek, Pasangan Muda-mudi Ini Curi Kotak Amal di Tulungagung

    Belum Puas Gasak Mixer Masjid di Trenggalek, Pasangan Muda-mudi Ini Curi Kotak Amal di Tulungagung

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Warga Desa Talun Kulon, Kecamatan Bandung mengamankan pasangan kekasih yang diduga mencuri uang dari kotak amal Masjid Baitul Ahmad desa setempat, Senin (3/2/2025) sekitar pukul 00.30 WIB.

    Kedua terduga pelaku ini adalah GWP (19) laki-laki asal Desa Padangan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Kediri dan IN (22) perempuan asal Desa Krandang, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

    Sebelumnya pasangan yang mengaku sudah menikah siri ini diduga mencuri sebuah mixer dari sebuah masjid di wilayah Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

    “Keduanya diserahkan warga ke Polsek Bandung. Saat ini keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka,” jelas Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto.

    Saat ini GWP dan IN ditahan di Polsek Bandung untuk menjalani proses hukum.

    Kepada penyidik, mereka mengaku berangkat dari Kras, Kabupaten Kediri pada Minggu (2/2/2025) pukul 22.00 WIB ke Pantai Prigi Trenggalek, dengan mengendarai sepeda motor.

    Sebelumnya mereka sempat berhenti di sebuah masjid di Kecamatan Watulimo, dengan maksud mengambil yang di kotak amal.

    “Ternyata kotak amalnya kosong, tidak ada uang. Mereka kemudian mengambil mixer masjid,” ungkap Nanang.

    Dari Watulimo, mereka beralih ke wilayah Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, tepatnya di Desa Talun Kulon.

    Sesampai di Masjid Baitul Ahmad, pasangan muda-mudi ini sepakat untuk kembali beraksi.

    IN bertugas mengawasi situasi masjid, sementara GWP bertugas mencungkil kotak amal dan mengambil yang di dalamnya.

    “Ada 2 kotak amal yang dipindah ke bagian belakang masjid. Namun ternyata ada warga yang melihat mereka saat sedang beraksi,” sambung Nanang.

    Saat itu GWP sudah berhasil mencungkil kotak amal dan mengeluarkan uang Rp 527.500.

    Warga menangkap GWP dan IN, kemudian memanggil personel Polsek Bandung.

    Polisi kemudian membawa mereka ke Mapolsek Bandung bersama 2 kotak amal dan uang yang berhasil mereka ambil

    Polisi juga menyita sebuah sepeda motor yang dipakai beraksi, obeng yang digunakan mencungkil, dan sebuah jaket warna hitam.  

    “Dari pemeriksaan catatan kepolisian, mereka belum pernah melakukan tindakan kriminal. Mereka mengaku pertama kali melakukan,” ujar Nanang.

    Penyidik masih mendalami pengakuan kedua tersangka, untuk mengungkap kemungkinan adanya TKP lain.

    Penyidik kepolisian menjerat mereka dengan pasal 363 KUHPidana tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman 7 tahun pidana penjara.

  • Tersangka Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi Psikopat Narsistik

    Tersangka Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi Psikopat Narsistik

    Surabaya (beritajatim.com) – Tersangka mutilasi wanita dalam koper di Ngawi, Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32), didiagnosa sebagai seorang psikopat yang tidak memiliki rasa iba dan tetap tenang saat melakukan aksinya. Hasil pemeriksaan kejiwaan terhadap Antok ini diungkap oleh penyidik Subdit Jatanras Polda Jatim setelah serangkaian tes oleh ahli kejiwaan.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim, Kombes Pol Farman, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan Antok termasuk dalam kategori psikopat narsistik.

    “Kita juga melakukan serangkaian tes psikologi terhadap pelaku. Didapati hasil dari tes psikologi ini oleh psikolog forensik antara lain termasuk dalam golongan psikopat narsistik,” kata Farman di Mapolda Jatim, Senin (03/02/2025).

    Antok didiagnosa sebagai psikopat narsistik setelah menunjukkan ciri-ciri anti-sosial, tidak memiliki perasaan iba, dan emosi yang meledak-ledak. Ia juga memiliki sifat yang tidak bisa mengendalikan amarahnya ketika tersinggung.

    “Secara keilmuan, nanti kami hadirkan langsung psikolognya yang bisa menjelaskan apa itu psikopat narsistik. Yang jelas, psikopat ini pada saat melakukan [tindakan kejahatan], dia anti-sosial, tidak punya perasaan iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan. Intinya, emosinya meledak-ledak dan keibaannya kurang,” ujarnya.

    Dalam rekaman CCTV yang beredar, Antok terlihat tenang saat membawa koper besar berwarna merah di hotel tempat ia membunuh dan memutilasi Uswatun Khasanah menggunakan pisau. Fakta ini mendorong petugas kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaannya.

    Peristiwa pembunuhan dan mutilasi ini terjadi di sebuah hotel di Kota Kediri pada Minggu (19/01/2025) malam. Saat itu, tersangka Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32) mengajak korban Uswatun Khasanah (29), warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, untuk bertemu.

    Di kamar hotel 303, keduanya terlibat cekcok hingga akhirnya Antok membunuh Uswatun Khasanah. Untuk menghilangkan jejak, ia kemudian memutilasi tubuh korban menggunakan pisau buah yang dibelinya di minimarket. Tubuh Uswatun Khasanah dimutilasi menjadi tiga bagian, yakni bagian tubuh, kepala, dan kaki.

    Potongan tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik serta koper berwarna merah sebelum akhirnya dibuang ke tiga lokasi berbeda: Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek.

    Atas perbuatannya, Antok dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP, subsider Pasal 351 KUHP ayat 3, serta Pasal 365 ayat 3 KUHP. Dengan dakwaan tersebut, tersangka terancam hukuman maksimal, yakni hukuman mati atau penjara seumur hidup. [ang/beq]

  • Daftar Harga Gas LPG dan Bright Gas Februari 2025

    Daftar Harga Gas LPG dan Bright Gas Februari 2025

    Selain gas LPG, Bright Gas juga menjadi pilihan utama masyarakat, terutama bagi konsumen yang menginginkan gas dengan kualitas lebih tinggi dan dengan harga yang tidak disubsidi.

    Bright Gas memiliki berbagai pilihan ukuran, seperti 5,5 kg dan 12 kg, dan tersedia di berbagai daerah di Indonesia dengan harga yang bervariasi sesuai dengan lokasi distribusinya. 

    Berikut ini adalah daftar harga Bright Gas untuk bulan Februari 2025 berdasarkan wilayah di Indonesia:

    1. Di Aceh, termasuk di wilayah Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sedangkan untuk ukuran 12 kg dihargai Rp194.000.

    2. Di Sumatera Utara, yang mencakup Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun, harga elpiji 5,5 kg mencapai Rp94.000, sedangkan elpiji 12 kg dibanderol Rp194.000.

    3. Di Sumatera Barat, khususnya di Padang dan Payakumbuh, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan untuk elpiji 12 kg dibanderol Rp194.000.

    4. Di Riau, mencakup Dumai dan Pekanbaru, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp194.000.

    5. Di Kepulauan Riau, meliputi Batam dan Bintan, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp194.000.

    6. Di Jambi, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sedangkan elpiji 12 kg dihargai Rp194.000 di kota Jambi.

    7. Di Sumatera Selatan, termasuk Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp94.000, sementara elpiji ukuran 12 kg harganya Rp194.000.

    8. Di Bengkulu, tepatnya di kota Bengkulu, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara elpiji 12 kg dihargai Rp194.000.

    9. Di Lampung, termasuk Bandar Lampung dan Metro, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp194.000.

    10. Di Bangka Belitung, yang meliputi Bangka, Bangka Barat, dan Belitung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    11. Di Banten, termasuk Serang dan Tangerang, harga elpiji 5,5 kg dibanderol Rp90.000, sedangkan elpiji 12 kg seharga Rp192.000.

    12. Di DKI Jakarta, yang mencakup Jakarta Barat dan Jakarta Utara, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp192.000.

    13. Di Jawa Barat, termasuk kota-kota seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp192.000.

    14. Di Jawa Tengah, yang mencakup Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sedangkan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    15. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Bantul dan Sleman, harga elpiji ukuran 5,5 kg tercatat Rp90.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    16. Di Jawa Timur, termasuk kota-kota seperti Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sedangkan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    17. Di Bali, yang meliputi Badung, Denpasar, dan Tabanan, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp90.000, sementara harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    18. Di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Lombok, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp90.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp192.000.

    19. Di Kalimantan Barat, tepatnya di Pontianak, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg dibanderol Rp202.000.

    20. Di Kalimantan Tengah, yang meliputi Palangkaraya dan Kotawaringin Timur, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    21. Di Kalimantan Selatan, termasuk Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp97.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp202.000.

    22. Di Kalimantan Timur, yang mencakup Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp202.000.

    23. Di Kalimantan Utara, khususnya di Tarakan, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp107.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp229.000.

    24. Di Sulawesi Selatan, yang meliputi Makassar dan Pare-Pare, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp194.000.

    25. Di Sulawesi Tengah, tepatnya di Palu, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp194.000.

    26. Di Gorontalo, khususnya di kota Gorontalo, harga elpiji ukuran 5,5 kg tercatat Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    27. Di Sulawesi Utara, tepatnya di Bitung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, dan harga elpiji 12 kg dibanderol Rp202.000.

    28. Di Sulawesi Tenggara, yang meliputi Kendari, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    29. Di Maluku, khususnya di Ambon, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp117.000, sementara harga elpiji 12 kg dibanderol Rp249.000.

    30. Di Papua, tepatnya di Jayapura, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp117.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp249.000.

    Dengan rincian harga tersebut, dapat dipahami bahwa harga gas LPG dan Bright Gas sangat bervariasi tergantung pada lokasi distribusi. Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya transportasi, jarak distribusi, dan kebutuhan setempat di setiap daerah.
     

  • Saroja Pertanyakan Penanganan Kasus Tabrakan Maut di Baruna Kediri

    Saroja Pertanyakan Penanganan Kasus Tabrakan Maut di Baruna Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Aktivis LSM Sahabat Boro Jarakan (Saroja) Kediri mempertanyakan penanganan kasus kecelakaan maut yang terjadi di simpang empat Baruna, Kota Kediri, seminggu lalu. Kasus ini melibatkan seorang pengasong yang meninggal dunia setelah tertabrak Bus Harapan Jaya.

    “Kami dari LSM Saroja hari ini ingin mempertanyakan pihak Satlantas Polres Kediri Kota yang menangani perkara tabrakan, terhadap salah satu korban yang meninggal di Baruna, seminggu lalu. Tadi setelah saya cek di kejaksaan, pihak kejaksaan belum menerima satu cuilpun entah SPDP atau pemberitahuan apapun, sehingga kami diminta untuk menanyakan langsung ke sini,” ujar Dewan Pengawas LSM Sahabat Boro Jarakan (Saroja) Kediri, Supriyo saat mendatangi Mako Satlantas Polres Kediri Kota, pada Senin (3/2/2025).

    Supriyo mengungkapkan kekecewaannya terhadap koordinasi di unit laka Satlantas Polres Kediri Kota. “Setelah kami dari laka, hari ini, kasat lantas tidak ada, tidak tahu kemana. Kanit laka juga tidak ada, perkara itu disampaikan sudah ditangani. Ditangani sejauh mana, pihaknya ditahan di mana, statusnya tersangka atau apa belum ada. Sehingga ini tidak ada,” lanjutnya.

    Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mengawal kasus ini hingga ke pengadilan demi memberikan efek jera kepada perusahaan otobus dan para sopir agar lebih menghormati pengguna jalan lainnya.

    “Kami tidak ingin kecolongan seperti kasus-kasus sebelumnya. Kita akan kawal seperti janji saya. Kasus laka yang mengakibatkan korban di salah satu otobus harus sampai ke pengadilan sebagai efek jera kepada seluruh perusahaan otobus dan kepada seluruh sopir yang menjalankan operasional otobus di jalanan, juga menghormati pengguna jalan yang lain. Kita akan kawal kasus ini sampai ke pengadilan, kita akan datangi Polres kita tanyakan kepada pihak humas,” tegas Supriyo.

    Supriyo juga meminta Kapolres Kediri Kota untuk mengevaluasi kinerja unit laka karena pelayanan yang diberikan dianggap kurang memuaskan.

    “Mohon izin bapak Kapolres, tolong dievaluasi kegiatan di unit laka, tidak ada pelayanan yang baik buat kami, dijawab seadanya. Kami LSM, kami bisa bayangkan LSM aja begini, bagaimana kalau masyarakat biasa,” tuturnya.

    Hingga berita ini diturunkan, Kasat Lantas Polres Kediri Kota AKP Afandy Dwi belum memberikan keterangan resmi terkait hal ini meskipun telah dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.

    Kronologi Kecelakaan Maut di Baruna

    Sebelumnya, seorang pengasong di Kediri meninggal dunia setelah tertabrak Bus Harapan Jaya di simpang empat Baruna, Kota Kediri, pada Kamis (30/1/2025). Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka parah di kepala.

    Korban diketahui bernama Alfin Setiawan (24). Ia tertabrak Bus Harapan Jaya dengan nomor polisi AG 7635 US yang dikemudikan oleh Malik Alfian (59), warga Purwodadi, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.

    Kecelakaan terjadi ketika bus melaju dari arah timur Jalan MT Haryono dan mengambil jalur kanan di lampu merah. Menurut saksi mata, bus tersebut mendahului dari kanan dan tidak menyadari adanya korban yang terjebak di antara bus dan truk hingga akhirnya tertabrak.

    Sopir truk yang berada di lokasi sempat memberikan kode dengan menggedor-gedor kendaraan, namun sopir bus baru menyadari insiden tersebut setelah memundurkan kendaraannya. Saat itu, korban sudah dalam kondisi terkapar dengan luka berat.

    Kecelakaan ini diduga akibat kelalaian sopir bus yang mengemudi secara ugal-ugalan. Berdasarkan data dari Satlantas Polres Kediri Kota, sopir bus tersebut diketahui memiliki riwayat sanksi tilang sebelumnya karena melanggar marka jalan di Jombang, Jawa Timur. [nm/beq]

  • Kasatlantas Polres Blitar Kota Ditabrak Pelaku Balap Liar

    Kasatlantas Polres Blitar Kota Ditabrak Pelaku Balap Liar

    Blitar (beritajatim.com) – Kasatlantas Polres Blitar Kota, AKP Andreas Andang Wastiyono ditabrak pelaku balap liar di Jalan Sudanco Soepriadi. Andang sampai mengalamu luka.

    Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Mojo Kediri itu ditabrak oleh pembalap liar saat berusaha membubarkan aksi balap liar di jalanan. Diduga para pembalap liar tersebut sengaja menabrak Kasatlantas Polres Blitar agar bisa melarikan diri.

    “Faktanya seperti yang saya alami, sudah saya berhentikan tapi justru tambah kenceng sehingga saya jadi korbannya,” ungkap Kasatlantas Polres Blitar Kota, AKP Andreas Andang Wastiyono, Senin (3/1/2025).

    Akibatnya Kasatlantas Polres Blitar mengalami luka dibagian kaki. Meski tidak parah dan sudah bisa menjalankan tugas kembali, namun kejadian itu sempat membuat kaki AKP Andang sakit dan harus mendapatkan perawatan medis.

    “Mereka tidak akan mengindahkan perintah dari aparat kepolisian justru mereka akan mencari jalan keluar agar bisa lolos dari polisi,” tegasnya.

    Aksi balap di Kota Blitar sendiri memang cukup mengkhawatirkan. Meski setiap pekan dilakukan razia dan operasi namun aktivitas balap liar tetap saja berlangsung.

    Bahkan para pembalap liar ini nekat untuk melakukan apapun agar bisa lolos dari razia polisi. Tak jarang anggota polisi lah yang justru menjadi korban keganasan para pembalap liar tersebut.

    “Sudah setiap pekan kita razia tapi nyatanya tetap ada, makanya sanksi tilangnya kita lakukan selama 1 bulan, jadi kendaraan boleh diambil dan dilengkapi oleh pemilik usai 1 bulan,” tandasnya. [owi/beq]

  • Temuan Seragam Pramuka Bersimbah Darah di Kras Kediri, Milik Siswa Tulungagung?

    Temuan Seragam Pramuka Bersimbah Darah di Kras Kediri, Milik Siswa Tulungagung?

    Kediri (beritajatim.com) – Warga di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, digemparkan dengan penemuan seragam pramuka yang bersimbah darah. Informasi ini pertama kali dibagikan oleh akun Facebook Pitek Sobo melalui Grup Facebook Wong Wong Kecamatan Kras pada Senin (3/2/2025).

    Dalam unggahannya, akun tersebut menyampaikan bahwa seragam pramuka tersebut ditemukan dalam kondisi berlumuran darah di dalam kantong plastik di Jalan Kras, Kabupaten Kediri. Seragam tersebut bertuliskan nama “Andika Krisna” dan diduga berasal dari salah satu SMK di Tulungagung, Jawa Timur.

    “Mohon maaf sebelumnya. Ditemukan seragam sekolah pramuka dengan kondisi bersimbah darah semua, nama Andika Krisna. Saya disini cuma berniat membantu kalau terjadi apa-apa, semoga tidak terjadi apa apa dengan anaknya. Dari seragamnya seperti sekolah SMK di Tulungagung, Jawa Timur. Kondisi di kantong plastik, ditemukan di Jalan Kras, Kabupaten Kediri,” tulis akun Pitek Sobo dalam unggahannya.

    Menanggapi unggahan tersebut, warganet pun menunjukkan kekhawatiran. Salah satu pengguna Facebook, Arziva Luna, berkomentar, “Ya Allah semoga masih diberi keselamatan pemiliknya.”

    Polisi Belum Beri Keterangan Lengkap
    Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait temuan ini. Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kasi Humas Polres Kediri, AKP Sriatik, hanya menyampaikan ucapan terima kasih atas informasi yang diberikan.

    “Terima kasih atas informasinya,” tulis AKP Sriatik dalam pesan singkatnya berupa emoticon.

    Klarifikasi dari Keluarga Pemilik Seragam

    Sementara itu, akun Facebook bernama Galang Roberth Andhika mengungkapkan bahwa seragam pramuka yang ditemukan tersebut merupakan milik sepupunya.

    “Terima kasih sudah memberikan informasi. Baju tersebut milik sepupu saya yang tinggal di Tulungagung, kemudian diberikan kepada sepupu saya yang kebetulan tinggal di Kecamatan Kras. Setelah saya konfirmasi, sepupu saya yang di Kras ternyata sempat mengalami kecelakaan sehingga baju tersebut digunakan sebagai kain pembungkus dan tanpa sengaja sewaktu perjalanan pulang baju tersebut jatuh entah di mana.”

    Lebih lanjut, Galang menambahkan bahwa sepupunya mengalami luka robek di tangan kanan, tetapi kondisinya tidak terlalu parah. [nm/aje]

  • Resepsi Harlah ke-102 di Kediri, Pj Wali Kota: NU Berperan Besar Bangun Peradaban

    Resepsi Harlah ke-102 di Kediri, Pj Wali Kota: NU Berperan Besar Bangun Peradaban

    Kediri (beritajatim.com) – Resepsi peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) digelar di Yayasan Al Asyari, Minggu (2/2/2025) malam. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Pj Wali Kota Kediri Zanariah, Rois Syuriah PCNU Kota Kediri KH. Abdul Hamid, Ketua DPRD Firdaus, Wali Kota Terpilih Vinanda Prameswati, Wakil Wali Kota Terpilih Qowimuddin, serta perwakilan Forkopimda.

    Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Kediri Zanariah menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada seluruh warga Nahdliyin atas peringatan hari lahir organisasi yang telah berdiri selama lebih dari satu abad ini.

    Apresiasi Pemkot Kediri untuk NU

    “Saya atas nama Pemerintah Kota Kediri mengucapkan selamat memperingati Hari Lahir ke-102 tahun Nahdlatul Ulama kepada segenap warga Nahdliyin. Terima kasih atas komitmen Bapak Ibu dalam membangun peradaban dan menjaga akhlusunah wal jamaah di Kota Kediri pada khususnya, serta NKRI yang kita cintai,” ujar Zanariah.

    Ia menambahkan bahwa organisasi yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan para kiai lainnya pada 16 Rajab 1334 Hijriyah ini telah berkiprah panjang dalam memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan negara.

    Kontribusi NU di Berbagai Bidang

    Di bidang pendidikan, pesantren-pesantren di bawah naungan NU telah melahirkan banyak ulama, cendekiawan, dan pemimpin yang turut serta dalam membangun bangsa. Sementara di sektor ekonomi, NU terus mengembangkan berbagai inisiatif kemandirian umat melalui koperasi serta pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.

    “Dalam menjaga kebangsaan, NU selalu berada di garis depan dalam merawat persatuan dan membela nilai-nilai kebhinekaan,” lanjutnya.

    Peringatan Harlah tahun ini mengusung tema Bekerja Bersama Umat Untuk Indonesia Maslahat, yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan gotong royong dalam menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan umat.

    Masa Jabatan Pj Wali Kota Segera Berakhir

    Di penghujung sambutannya, Zanariah juga menyampaikan refleksi atas masa tugasnya sebagai Pj Wali Kota Kediri yang segera berakhir seiring dengan telah terpilihnya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri yang baru.

    “Saya bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk mengabdi di Kota Kediri. Terima kasih atas segala kolaborasi dan sinergi yang luar biasa. Tentu dalam perjalanan ini ada kekhilafan dan kesalahan yang mungkin saya lakukan, saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ungkapnya.

    Acara ini menjadi momen penting bagi warga Nahdliyin di Kediri untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan memperkokoh peran NU dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. [nm]

  • Pj Zanariah Pamit kepada Tokoh Agama dan Wali Kota Kediri Sebelumnya

    Pj Zanariah Pamit kepada Tokoh Agama dan Wali Kota Kediri Sebelumnya

    Kediri (beritajatim.com) – Menjelang akhir masa jabatannya, Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri, Zanariah, berpamitan kepada sejumlah tokoh agama (toga) serta Wali Kota Kediri periode 2014–2019 dan 2019–2023, Minggu (2/2/2025).

    Kunjungan diawali di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri untuk menemui KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Selanjutnya, Zanariah berkunjung ke kediaman KH Anwar Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Terakhir, ia bersilaturahmi ke kediaman Abdullah Abu Bakar yang menjabat sebagai Wali Kota Kediri selama dua periode, 2014–2019 dan 2019–2023.

    Dalam pertemuan tersebut, Zanariah menyampaikan pamit seiring dengan selesainya masa tugasnya sebagai Pj Wali Kota Kediri. “Saya mohon pamit dan mohon doa restunya untuk kembali ke Jakarta menjalankan pekerjaan saya di sana. Mohon maaf apabila selama saya bertugas di Kota Kediri ada kekurangan dan juga kesalahan yang saya lakukan,” terangnya.

    Menghargai Dukungan Para Tokoh Agama

    Lebih lanjut, Zanariah menuturkan bahwa sejak awal penugasannya sebagai Pj Wali Kota Kediri, ia juga telah bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh agama untuk memohon doa serta dukungan dalam menjalankan tugasnya. Karena itu, ia merasa perlu untuk kembali berpamitan dan menyampaikan rasa terima kasih.

    “Terima kasih kepada pak kyai karena selalu mendoakan Kota Kediri sehingga kota ini selalu aman, nyaman, dan damai. Terima kasih juga selama 15 bulan saya di sini saya selalu didukung dan didoakan,” imbuhnya.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri, Zanariah, berpamitan kepada Wali Kota Kediri sebelumnya

    Apresiasi dari Ketua Umum MUI Pusat

    Dalam kesempatan tersebut, KH Anwar Iskandar mengapresiasi kepemimpinan Zanariah selama menjabat sebagai Pj Wali Kota Kediri. Menurutnya, Zanariah telah memberikan kontribusi yang baik dalam pembangunan Kota Kediri.

    “Terima kasih kepada Ibu Pj selama memimpin Kota Kediri. Hasil pemantauan saya sudah meletakkan pondasi yang baik dari berbagai aspek. Saya harap tali silaturahmi dengan Kota Kediri tetap terjaga,” ujar KH Anwar Iskandar.

    Kegiatan ini turut dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Roni Yusianto, Kepala Bakesbangpol Indun Munawaroh serta Kepala Bagian Kesra Ahmad Jainuddin. [nm/aje]

  • Diduga Mabuk, Pemuda Asal Nganjuk Tabrak Ibu dan Balita di Kediri

    Diduga Mabuk, Pemuda Asal Nganjuk Tabrak Ibu dan Balita di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Kecelakaan terjadi di Jalan Umum Desa Gempolan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, pada Minggu (2/2/2025) dini hari. Seorang pemuda bernama Raja (20), asal Nganjuk, diduga mengemudi dalam keadaan mabuk hingga menabrak sepeda motor yang dikendarai Sri (25), warga Desa Kerkep, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

    Kecelakaan ini juga melibatkan seorang balita bernama Thaliya Putri Rahayu (4), yang dibonceng oleh ibunya, Sri. Insiden tersebut berakhir setelah mobil yang dikendarai Raja menabrak sebuah pohon.

    Kronologi Kecelakaan

    Kepala Unit (Kanit) Penegakan Hukum (Gakkum) Polres Kediri, Iptu Budi Winariyanto, membenarkan kejadian ini.

    “Saat dilakukan penggeledahan oleh warga didapatkan sebuah minuman keras dengan merk Iceland Vodka yang diduga diminum pengendara mobil hingga mabuk,” katanya.

    Berdasarkan keterangan polisi, Raja mengemudikan mobil Honda BRV dengan nomor polisi BD 1744 EJ. Ia tidak sendirian, melainkan bersama seorang penumpang bernama Jurdalino (22).

    Sesampainya di lokasi kejadian, mobil yang melaju dari arah selatan ke utara tiba-tiba oleng ke kanan. Di saat yang bersamaan, dari arah berlawanan, Sri datang mengendarai sepeda motor dengan membonceng anaknya.

    Benturan keras tak terhindarkan hingga akhirnya mobil baru berhenti setelah menabrak sebuah pohon.

    Dugaan Pengemudi Mabuk

    Mengenai dugaan bahwa pengemudi dalam kondisi mabuk, pihak kepolisian menyerahkan pemeriksaan lebih lanjut kepada tim medis. “Tadi saya ajak ngobrol nyambung namun masih syok,” ujar Iptu Budi.

    Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban dan perkembangan kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. [nm/suf]

  • Bupati Mas Dhito Imbau Warga Kediri Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Bencana

    Bupati Mas Dhito Imbau Warga Kediri Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Bencana

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori 

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Menghadapi cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Kediri, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mengimbau kepada seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan.

    Hal ini menyusul bencana yang terjadi di wilayah Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kediri, yang mengakibatkan jalan utama di desa tersebut terputus beberapa waktu lalu.

    Cuaca yang tidak menentu, dengan hujan lebat disertai angin kencang, telah menyebabkan beberapa musibah di wilayah Kabupaten Kediri.

    Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar, terutama saat beraktivitas di daerah rawan bencana seperti aliran sungai, daerah berbukit, dan lokasi lain yang berpotensi menimbulkan bahaya. 

    “Kami mengimbau seluruh warga Kabupaten Kediri untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam berkegiatan, terutama di sekitar aliran sungai, daerah berbukit, atau tempat-tempat yang memiliki potensi kerawanan lainnya,” terang Mas Dhito dalam rilisnya yang diterima pada Sabtu (1/2/2025).

    Ia juga meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika menemui kondisi yang berpotensi menimbulkan bencana kepada aparatur desa atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

    Mas Dhito menegaskan, BPBD Kabupaten Kediri saat ini telah bekerja sama dengan seluruh tim pemerintah daerah untuk menangani setiap bencana yang terjadi.

    Satu di antara titik yang menjadi perhatian adalah wilayah Plosoklaten, yang baru-baru ini dilanda banjir hingga menyebabkan akses jalan terputus. 

    “Kami berharap Kabupaten Kediri tetap diberikan perlindungan hingga musim cuaca ekstrem ini berakhir,” imbuhnya.

    Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Kediri tidak hanya menyebabkan banjir, tetapi juga meningkatkan risiko bencana alam lainnya seperti tanah longsor dan angin kencang.

    Oleh karena itu, Mas Dhito mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dan menghindari aktivitas di daerah rawan bencana jika tidak diperlukan.

    Selain itu, Mas Dhito juga mengajak seluruh warga untuk bersama-sama menjaga lingkungan. 

    “Mari kita jaga lingkungan bersama-sama. Hindari membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai, karena hal ini dapat memperparah risiko banjir,” pesannya.

    Untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan kejadian bencana atau kondisi darurat, pemerintah Kabupaten Kediri menyediakan sejumlah nomor kontak penting.

    Masyarakat dapat menghubungi BPBD di nomor 085259186866, Tim Kesehatan PSC 119 di 085212117119, serta Damkar wilayah Kecamatan Grogol di 081232051122, Ngadiluwih di 081231200028, dan Pare di 0354 391113.

    “Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan dapat melewati musim cuaca ekstrem ini dengan selamat,” tutupnya.