kab/kota: Kediri

  • Vinanda Prameswati Umur 26 Sudah Jadi Wali Kota Kediri, Ternyata Anak Perwira Polri

    Vinanda Prameswati Umur 26 Sudah Jadi Wali Kota Kediri, Ternyata Anak Perwira Polri

    PIKIRAN RAKYAT – Vinanda Prameswati menjadi perhatian publik setelah terpilih sebagai Wali Kota Kediri dalam Pilkada 2024 di usia 26 tahun. Kemenangan Vinanda tidak hanya mencerminkan popularitasnya di kalangan pemilih muda, tetapi juga menunjukkan bagaimana kekuatan politik keluarga dan jaringan yang kuat berperan dalam pencapaiannya.

    Sebagai putri dari seorang perwira menengah kepolisian, AKBP Edy Herwiyanto, Vinanda Prameswati tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan kedisiplinan dan pengalaman di bidang hukum serta pemerintahan.

    Dukungan keluarga, pengalaman di berbagai organisasi sosial, serta rekam jejaknya di dunia akademik menjadi modal besar dalam karier politiknya yang melesat cepat.

    Profil dan Latar Belakang Keluarga

    Vinanda Prameswati lahir di Surabaya pada 12 Juni 1998. Dia merupakan anak dari pasangan AKBP Edy Herwiyanto dan Siskawati.

    Ayahnya adalah seorang perwira menengah yang dikenal memiliki pengaruh kuat dalam kepolisian, terutama dalam penanganan kasus korupsi dan kejahatan ekonomi di Jawa Timur.

    Didikan keluarganya yang sarat akan kedisiplinan dan wawasan hukum menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter Vinanda. Sejak kecil, Prameswati sudah dikenalkan dengan dunia sosial dan hukum, yang kemudian membentuk kepekaannya terhadap isu-isu publik dan pemerintahan.

    Latar Belakang Pendidikan dan Karier Akademik

    Vinanda Prameswati menempuh pendidikan dasarnya di SD Plus Rahmat Kediri, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kediri, dan akhirnya menamatkan SMA di SMAN 3 Kediri pada 2016.

    Setelah lulus SMA, dia melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya Malang dengan mengambil jurusan Hukum dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada 2020.
    Ambisinya dalam dunia hukum membawanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

    Pada 2023, Prameswati meraih gelar Magister Kenotariatan dari Universitas Airlangga Surabaya dengan predikat cum laude. Dengan latar belakang akademik yang kuat, Vinanda dianggap memiliki pemahaman hukum yang baik, yang menjadi bekalnya dalam dunia politik.

    Rekam Jejak Karier dan Organisasi

    Vinanda Prameswati tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Sejak kuliah, dia aktif dalam Forum Kajian dan Penelitian Hukum (FKPH) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

    Kemudian, dia terlibat dalam Indonesia Youth Opportunities in International Networking (IYOIN), di mana ia menjabat sebagai Divisi Acara.

    Setelah menyelesaikan pendidikannya, Vinanda Prameswati terjun lebih dalam ke dunia sosial dan kemasyarakatan dengan memimpin Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN), sebuah organisasi yang fokus pada pemberdayaan masyarakat marginal.

    Dia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKL), di mana ia aktif memperjuangkan hak-hak pedagang kecil.

    Di dunia politik, Vinanda bergabung dengan DPD Partai Golkar Kota Kediri dan langsung menduduki posisi Wakil Ketua. Kiprahnya dalam partai ini semakin memperkuat jaringan politiknya, yang akhirnya mengantarkannya menjadi calon Wali Kota Kediri.

    Bagaimana Vinanda Bisa Menjadi Wali Kota Kediri di Usia 26 Tahun?

    Menjadi Wali Kota di usia muda tentu bukan hal yang mudah. Vinanda Prameswati diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari tujuh partai parlemen: Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, PDIP, PKB, PKS, dan Hanura.

    Selain itu, enam partai non-parlemen seperti PSI, PPP, Partai Gelora, PKN, Partai Garuda, dan PBB juga mendukung pencalonannya. Dukungan masif dari berbagai partai ini menunjukkan bahwa Vinanda memiliki kekuatan politik yang tidak bisa dianggap remeh.

    Selain faktor partai, jaringan keluarganya juga menjadi aspek penting dalam perjalanan politiknya. Dengan ayahnya yang memiliki posisi strategis di kepolisian, Vinanda mendapatkan akses ke berbagai tokoh dan jejaring politik yang mendukung pencalonannya.

    Vinanda Prameswati juga didukung oleh kalangan pesantren dengan menggandeng KH Qowimuddin Thoha (Gus Qowim) sebagai pasangannya dalam Pilkada Kediri 2024.

    Dalam kampanye, Vinanda Prameswati dan Gus Qowim mengusung visi MAPAN (Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni). Konsep ini menarik perhatian masyarakat, terutama kalangan muda dan santri, yang melihat duet ini sebagai representasi keseimbangan antara modernitas dan nilai-nilai keagamaan.

    Sosok Ayahnya, AKBP Edy Herwiyanto

    AKBP Edy Herwiyanto bukanlah sosok yang asing dalam dunia hukum dan kepolisian. Pria kelahiran Nganjuk ini dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam menangani kasus-kasus besar, terutama yang berkaitan dengan korupsi dan kejahatan ekonomi.

    Dia saat ini menjabat sebagai Kasubdit Tipikor Ditkrimsus Polda Jatim, posisi yang membuatnya banyak berinteraksi dengan pejabat publik dan politisi.

    Dalam beberapa kasus besar, AKBP Edy Herwiyanto sempat menjadi sorotan, termasuk dalam penyelidikan mega skandal korupsi pengisian jabatan perangkat desa di Kabupaten Kediri tahun 2023. Kasus ini melibatkan ratusan desa dan dugaan penyelewengan dana miliaran rupiah, tetapi hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan.

    Selain itu, AKBP Edy Herwiyanto juga terlibat dalam penyelidikan kasus ruislag (pertukaran tanah) di Sumenep yang menyebabkan kerugian negara lebih dari 100 miliar rupiah. Kasus ini melibatkan sejumlah pejabat daerah dan pengusaha yang diduga memanfaatkan celah hukum untuk melakukan transaksi ilegal.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Serba-serbi Hari Pertama Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Februari 2025

    Serba-serbi Hari Pertama Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang Regional 22 Februari 2025

    Serba-serbi Hari Pertama Retret Kepala Daerah di Akmil Magelang
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com –
    Ratusan kepala daerah telah tiba di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, untuk mengikuti kegiatan retret yang dimulai pada Jumat (21/2/2025).
    Kedatangan mereka terjadi hanya sehari setelah dilantik secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta.
    Dalam rangkaian kegiatan retret yang dijadwalkan berlangsung hingga 28 Februari mendatang, Kompas.com mencatat beberapa  hal menarik pada hari pertama.
    1.
    Lapangan Rindam IV/Diponegoro, Magelang, menjadi titik kumpul bagi ratusan kepala daerah sebelum berangkat ke Akmil.
    Mereka diangkut menggunakan belasan bus milik Akmil.
    Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menyatakan persiapannya menghadapi retret yang berlangsung selama delapan hari ke depan.
    “Retret ini cuma menyiapkan kondisi tubuh tetap sehat karena acaranya nanti dari pagi sampai malam,” tuturnya di Rindam.
    2.
    Salah satu kewajiban bagi kepala daerah dalam kegiatan retret adalah mengenakan seragam Komponen Cadangan (Komcad) yang bermotif loreng khas tentara.
    Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, adalah salah satu peserta yang mengenakan seragam tersebut dan menyatakan bahwa ia merasa nyaman.
    “Seru dan keren,” ujarnya saat ditanya tentang kesan mengenakan seragam itu.
    3.
    Selama berkumpul di lapangan Rindam IV/Diponegoro, kepala daerah menerima gelang indikator kesehatan yang dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kondisi kesehatan.
    Gelang berwarna hijau menandakan peserta dalam keadaan sehat dan fit, kuning menunjukkan perlu observasi, sedangkan merah mengindikasikan perlu perhatian khusus.
    Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memperoleh gelang hijau.
    “Sudah cek tensi,” katanya ketika ditanya mengenai kesehatannya.
    Sementara itu, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, tidak mendapatkan gelang dan tidak mengetahui penyebabnya.
    “Sudah dicek (kesehatan) sebenarnya. Seharusnya sehat,” tuturnya.
    Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri, terdapat 19 kepala daerah yang menerima gelang merah.
    “Tetapi, mereka bersemangat untuk hadir. Tentu kami izinkan dengan atensi yang sangat serius dan dispensasi pada kegiatan-kegiatan tertentu,” jelas Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto.
    Kepala daerah yang menggunakan gelang merah memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes melitus, asma, hingga berada dalam kondisi pasca-operasi.
    4.
    Kementerian Dalam Negeri mencatat bahwa dari 503 kepala daerah yang terdaftar, 450 di antaranya melakukan registrasi untuk mengikuti retret.
    Dari jumlah tersebut, terdapat 53 orang yang absen, terdiri atas enam orang yang memiliki izin dan 47 orang tanpa alasan yang jelas.
    Kepala daerah yang izin absen harus digantikan oleh wakil kepala daerah.
    Jika wakil kepala daerah juga tidak dapat hadir, maka akan digantikan oleh sekretaris daerah.
    Hal ini juga berlaku bagi 47 kepala daerah yang tidak memberikan kabar hingga saat ini.
    “Karena acara ini sangat penting untuk memastikan program-program pusat sinkron dengan program-program di daerah,” cetus Bima Arya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Jatim Besok, 22 Februari 2025: Mayoritas Daerah Dilanda Hujan, Intensitas Ringan hingga Sedang

    Cuaca Jatim Besok, 22 Februari 2025: Mayoritas Daerah Dilanda Hujan, Intensitas Ringan hingga Sedang

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah ramalan cuaca Jatim besok Sabtu, 22 Februari 2025.

    Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mayoritas daerah dilanda hujan besok.

    Intensitas hujan yaitu ringan dan sedang.

    Hujan mulai mengguyur sekira pukul 06.00 WIB, yaitu di Bangkalan, Blitar, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Malang, Mojokerto, Lumajang, Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Tuban, dan Tulungagung.

    Saat pukul 09.00 WIB, hujan juga turun di hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

    Tak hanya ringan, intensitas sedang akan terjadi, yaitu di Bojonegoro, Bondowoso, Madiun, Malang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, dan Situbondo.

    Wilayah yang tak hujan akan mengalami cuaca berawan, seperti Gresik, Pasuruan, Probolinggo, dan Sumenep.

    Hujan masih mengguyur sekira pukul 12.00 WIB.

    Wilayah yang dimaksud tersebut antara lain:

    Sumenep
    Sidoarjo
    Probolinggo
    Pasuruan
    Ngawi
    Magetan
    Lumajang
    Bojonegoro

    Cuaca cenderung berawan saat sore dan malam.

    Namun, Tulungagung akan berkabut pada sekira pukul 18.00 dan 21.00 WIB.

    Informasi lengkap mengenai ramalan cuaca ini dapat diakses melalui tautan ini: KLIK.

    Selamat beraktivitas!

    —–

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Lanjut Periode Kedua, Ini Rekam Jejak Mas Dhito dan Mbak Dewi Pimpin Kabupaten Kediri

    Lanjut Periode Kedua, Ini Rekam Jejak Mas Dhito dan Mbak Dewi Pimpin Kabupaten Kediri

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Hanindhito Himawan Pramana, yang akrab disapa Mas Dhito, kembali menjabat sebagai Bupati Kediri untuk periode 2025-2030 bersama wakilnya, Dewi Mariya Ulfa (Mbak Dewi).

    Pelantikan mereka berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (20/2/2025), bersamaan dengan ratusan kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2024.

    Presiden RI Prabowo Subianto secara langsung melantik para pemimpin daerah tersebut dalam seremoni bersejarah.  

    Memasuki periode kedua, Mas Dhito bersama Mbak Dewi berkomitmen untuk melanjutkan dan memperkuat program-program yang telah dirintis selama kepemimpinan sebelumnya.

    Mas Dhito menegaskan, fokus utama pemerintahannya tetap pada empat sektor pelayanan dasar, yakni kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan kesejahteraan sosial.  

    “Empat pelayanan dasar ini benar-benar menjadi perhatian utama kami,” ungkap Mas Dhito menjelang pelantikan.  

    Selama periode pertama kepemimpinannya, Mas Dhito melakukan berbagai terobosan dalam membangun Kabupaten Kediri yang memiliki 26 kecamatan, 343 desa, dan satu kelurahan.

    Salah satu inovasi yang paling dikenal adalah layanan aduan masyarakat, seperti program Jumat Ngopi, serta pemanfaatan media sosial dan aplikasi Halo MasBup untuk menampung aspirasi warga.  

    Langkah progresif lainnya adalah reformasi pelayanan publik, termasuk mempermudah pengurusan administrasi kependudukan hingga tingkat desa.

    Untuk mendukung akses kesehatan, pada tahun 2022, pemerintah daerah juga menghibahkan mobil siaga ke setiap desa sebagai kendaraan operasional bagi warga yang membutuhkan layanan medis darurat.  

    Tak hanya fokus pada pelayanan masyarakat, Mas Dhito juga menaruh perhatian besar pada sektor budaya dan identitas daerah.

    Pada 25 Maret 2023, ia melakukan rebranding tagline Kabupaten Kediri dari ‘Kediri Lagi’ menjadi ‘Kediri Berbudaya.’

    Perubahan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya, termasuk mematenkan kesenian khas seperti jaranan jowo, wayang krucil, serta kuliner tradisional seperti getuk lindri dan tiwul.

    Selain itu, Kediri kini memiliki pakaian khas daerah dengan motif utama lidah api dan gringsing, yang dinamai Wdihan Kadiri untuk pria dan Ken Kadiri untuk wanita.  

    Dari segi infrastruktur, Mas Dhito berhasil meningkatkan konektivitas antarwilayah melalui berbagai proyek strategis.

    Selain menggunakan dana APBD, pembangunan juga didukung oleh anggaran provinsi dan APBN.

    Salah satu pencapaian besar adalah pembangunan kembali dua jembatan di Desa Ngadi dan Desa Jongbiru yang sempat hancur sejak tahun 2017.

    Keberadaan jembatan ini sangat vital karena menunjang akses lalu lintas menuju Bandara Dhoho Kediri.  

    Di sekitar kawasan bandara, pada tahun 2023, Mas Dhito juga memulai pembangunan Stadion Gelora Daha Jayati Kediri, yang rencananya akan dilanjutkan secara bertahap pada periode keduanya.

    Revitalisasi pasar tradisional, seperti Pasar Wates yang telah selesai dan Pasar Ngadiluwih yang akan segera dikerjakan, menjadi bukti kepeduliannya terhadap perekonomian rakyat. 

    Selain itu, Masjid An-Nur di Kecamatan Pare dan pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP) juga masuk dalam daftar proyek prioritas pada tahun 2025.  

    Di sektor kesehatan, Mas Dhito terus meningkatkan cakupan Universal Health Coverage (UHC), yang hingga Februari 2025 telah mencapai 97,05 persen.

    Upaya serupa juga dilakukan di bidang pendidikan dengan memberikan insentif bagi guru madrasah diniyah (madin) yang kini telah menjangkau 9.500 penerima, serta mendirikan SMA boarding school gratis bagi siswa kurang mampu.

    Beasiswa pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi pun terus diperluas.  

    Mas Dhito juga menunjukkan perhatian besar terhadap kesejahteraan sosial, khususnya bagi penyandang disabilitas.

    Program pelatihan, pendampingan usaha, hingga bantuan modal diberikan agar mereka dapat mandiri secara ekonomi.  

    “Saya berharap lima tahun ke depan bisa lebih baik dari sebelumnya, dan semua yang telah kami kerjakan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Kabupaten Kediri,” tuturnya.

  • Wali Kota Kediri: Retret ajang koneksi dengan pusat dan daerah lain

    Wali Kota Kediri: Retret ajang koneksi dengan pusat dan daerah lain

    Kediri (ANTARA) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menilai retret yang dilakukan bersama kepala daerah lainnya se-Indonesia adalah hal positif sekaligus ajang untuk saling menjalin koneksi dengan pemerintah pusat dan daerah lainnya.

    Mbak Wali, sapaan akrabnya, menyambut baik retret yang digelar di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, selama 7 hari, mulai Jumat hingga 28 Februari 2025.

    “Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen saya selaku wali kota terhadap program Astacita Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Kami ingin astacita bisa menjadi program penguat pembangunan Kota Kediri,” katanya dalam keterangan yang diterima di Kediri, Jawa Timur, Jumat.

    Ia menilai kegiatan ini sangat positif sebagai bentuk sinergi sekaligus menjalin komunikasi antara pemerintah daerah maupun dengan daerah lainnya di Indonesia.

    “Kami terus melakukan konsolidasi dengan pemerintah pusat untuk mengusulkan program-program Kota Kediri menjadi program-program yang bisa memajukan dan menyejahterakan warga Kota Kediri,” kata dia.

    Vinanda mengatakan bahwa retret juga menambah semangatnya untuk membangun Kota Kediri lebih Mapan (Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangenin) bersama Wakil Wali Kota Kediri K.H. Qowimuddin Thoha.

    Terkait dengan kerja di Pemerintah Kota Kediri, dia juga sudah memberikan pengarahan kepada Wakil Wali Kota dan Sekda Kediri.

    “Saya juga sudah memberikan pengarahan kepada Wakil Wali Kota dan Sekda, selama saya melakukan retret, untuk terus melakukan pelayanan-pelayanan pemerintah terhadap masyarakat,” kata Mbak Wali.

    Dalam retret ini, Wali Kota Kediri Vinanda tergabung dalam Kompi D bersama Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail atau Jeje Govinda, Bupati Indramayu Lucky Hakim, dan Bupati Lamongan​​​​Yuhronur Efendy.

    Lokasi pemberangkatan retret di Rindam IV/Diponegoro, Magelang, pada Jumat siang.

    Ketika menuju Magelang, dia sempat diantar oleh jajaran Pemerintah Kota Kediri dan keluarga setelah sehari dilantik Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2).

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati Curi Perhatian di Lokasi Pemberangkatan Retret Magelang

    Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati Curi Perhatian di Lokasi Pemberangkatan Retret Magelang

    Magelang (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, mencuri perhatian saat tiba di lokasi pemberangkatan retret di Rindam IV/Diponegoro, Magelang, pada Jumat (21/2) siang. Menyandang status sebagai wali kota termuda, Mbak Wali tampil segar dalam kegiatan pembekalan ini.

    Vinanda Prameswati diantar oleh jajaran Pemerintah Kota Kediri dan keluarga, sehari setelah dirinya dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta. Saat tiba dengan mengenakan pakaian Komcad TNI lengkap, banyak pengantar lain yang langsung meminta foto bersamanya. Respon kagum pun banyak terdengar dari kepala daerah peserta retret yang hadir bergantian dan menyapa wali kota berusia 26 tahun tersebut.

    Mbak Wali, panggilan akrabnya, menyambut baik kegiatan retret yang akan berlangsung selama tujuh hari di kawasan Akademi Militer (Akmil) Magelang.

    “Kegiatan retret ini sebagai bentuk komitmen saya selaku wali kota terhadap Asta Cita Pemerintah Pusat, Bapak Presiden Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka. Saya ingin Asta Cita bisa menjadi program penguat pembangunan Kota Kediri,” terang alumnus Magister Kenotariatan Unair Surabaya tersebut.

    “Saya akan terus melakukan konsolidasi dengan pemerintah pusat untuk mengusulkan program-program Kota Kediri menjadi program-program yang bisa memajukan dan mensejahterakan warga Kota Kediri,” tambahnya.

    Selain sebagai ajang konsolidasi, kesempatan ini juga dinilai menjadi ajang mempererat koneksi antar kepala daerah lain. Mbak Wali meyakini bahwa retret ini akan menambah semangatnya dalam membangun Kota Kediri lebih maju bersama wakilnya, Qowimuddin.

    Dalam hal pemerintahan, Vinanda Prameswati telah memberikan pengarahan kepada Wakil Wali Kota dan Sekretaris Daerah agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dengan baik selama ia mengikuti retret.

    “Saya juga sudah memberikan pengarahan untuk wakil wali kota dan sekda selama saya melakukan kegiatan retret untuk terus melakukan pelayanan-pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Saya mohon doa dan restu seluruh warga Kota Kediri. Kita akan bertemu kembali di Kota Kediri setelah kegiatan retret ini,” terangnya.

    “Insya Allah saya siap untuk kegiatan retret ini,” ujarnya.

    Dalam retret ini, Mbak Wali tergabung dalam Kompi D bersama beberapa kepala daerah lainnya, seperti Bupati Bandung Barat Ritchie Ismail atau Jeje Govinda, Bupati Indramayu Lucky Hakim, dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendy. [nm/ian]

  • Jadi Wali Kota Termuda, Vinanda Prameswati Curi Perhatian di Lokasi Pemberangkatan Retret

    Jadi Wali Kota Termuda, Vinanda Prameswati Curi Perhatian di Lokasi Pemberangkatan Retret

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, mencuri perhatian saat tiba di lokasi pemberangkatan retret di Rindam IV/Diponegoro, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025).

    Menyandang status wali kota termuda, Mbak Wali, sapaan Vinanda Prameswati, tampil sangat fresh dalam kegiatan pembekalan ini.

    Vinanda Prameswati diantar oleh protokol Pemkot Kediri dan keluarga, usai sehari sebelumnya dilantik Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Merdeka, Jakarta.

    Saat tiba dengan pakaian Komcad TNI lengkap, banyak pengantar lain yang langsung memintanya untuk berfoto.

    Respons kagum juga sering diucap oleh kepala daerah peserta retret yang datang bergantian, kemudian menyapa wali kota berusia 26 tahun itu.

    Mbak Wali menyambut baik kegiatan retret yang digelar di kawasan Akademi Militer (Akmil) Magelang, selama 7 hari ke depan. 

    “Kegiatan retret ini sebagai bentuk komitmen saya selaku wali kota terhadap Asta Cita pemerintah pusat, Bapak Presiden Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka. Saya ingin Asta Cita bisa menjadi program penguat pembangunan Kota Kediri,” terang alumnus Magister Kenotariatan Unair Surabaya tersebut, Jumat (21/2/2025).

    “Saya akan terus melakukan konsolidasi dengan pemerintah pusat untuk mengusulkan program-program Kota Kediri menjadi program-program yang bisa memajukan dan mensejahterakan warga Kota Kediri,” tambahnya.

    Selain itu, kesempatan ini dapat sebagai koneksi antar kepala daerah lain.

    Terpenting, retret ini diyakini Mbak Wali akan mampu manambah semangatnya untuk membangun Kota Kediri lebih Mapan, bersama wakilnya, KH Qowimuddin Thoha.

    Terkait kerja di pemerintahan Kota Kediri, Mbak Wali sudah memberikan pengarahan kepada wakil wali kota dan sekda. Yang pasti pelayanan masyarakat tetap akan berjalan baik.

    “Saya juga sudah memberikan pengarahan untuk wakil wali kota dan sekda selama saya melakukan kegiatan retret untuk terus melakukan pelayanan-pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Saya mohon doa dan restu seluruh warga Kota Kediri. Kita akan bertemu kembali di Kota Kediri setelah kegiatan retret ini,” terangnya.

    “Insyaallah saya siap untuk kegiatan retret ini,” ujarnya.

    Dalam retret ini, Mbak Wali tergabung dalam Kompi D, di antaranya bersama Bupati Bandung Barat, Ritchie Ismail atau Jeje Govinda, Bupati Indramayu, Lucky Hakim, dan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendy. 

  • Hasil PSBS Biak vs Persik Kediri, Macan Putih Harus Puas Berbagi Poin setelah Bermain Imbang 1-1

    Hasil PSBS Biak vs Persik Kediri, Macan Putih Harus Puas Berbagi Poin setelah Bermain Imbang 1-1

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – PSBS Biak dan Persik Kediri harus puas berbagi poin setelah bermain imbang 1-1 dalam laga pekan ke-24 Liga 1 2024/2025, di Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali, Jumat (21/2/2025).

    Pertandingan yang berlangsung dengan tempo lambat di babak pertama ini tidak banyak menghadirkan peluang berarti bagi kedua tim.

    PSBS Biak maupun Persik Kediri tampak bermain hati-hati dan minim kreativitas dalam memanfaatkan ruang kosong yang tersedia.  

    Memasuki babak kedua, Pelatih Persik Kediri, Marcelo Rospide, melakukan perubahan strategi dengan menarik keluar Yusuf Meilana dan memasukkan Dede Safari.

    Pergantian ini membawa dampak positif bagi tim tamu, yang akhirnya mampu memecah kebuntuan lewat gol M Khanafi.

    Gol di menit ke-52 tersebut tercipta dari tendangan langsung M Khanafi yang gagal diantisipasi oleh kiper PSBS Biak, memanfaatkan kelengahan lini pertahanan tuan rumah.  

    Keunggulan Macan Putih, julukan Persik Kediri tidak bertahan lama. 

    PSBS Biak segera merespons dengan mencetak gol penyama kedudukan melalui aksi Alexsandro Ferreira pada menit ke-58.

    Gol tersebut membakar semangat tuan rumah, yang mulai meningkatkan intensitas permainan setelah melewati menit ke-60.  

    Persik Kediri yang berusaha kembali unggul melakukan beberapa pergantian pemain.

    Hugo Samir masuk menggantikan Rifki Ray Farandi untuk menambah daya gedor tim.

    Namun, justru dua pemain Persik Kediri, Riyatno Abiyoso dan Ousman Fane, harus menerima kartu kuning secara beruntun pada menit ke-64, membuat permainan semakin menegangkan.  

    Di menit ke-78, Marcelo kembali melakukan rotasi pemain dengan memasukkan Faris Aditama menggantikan Riyatno Abiyoso serta Ady Eko Jayanto menggantikan M Khanafi.

    Namun, tak lama berselang, Kiper Persik Kediri, Leo Navachio, melakukan pelanggaran yang berbuah kartu kuning, menambah daftar peringatan bagi tim tamu.  

    Menjelang akhir pertandingan, Marcelo masih mencoba mencari celah dengan memasukkan Rohit Chand menggantikan Ousman Fane.

    Meski demikian, hingga waktu tambahan lima menit yang diberikan wasit, tidak ada gol tambahan yang tercipta.

    Kedua tim harus puas mengakhiri laga dengan skor imbang 1-1.  

    Menyikapi hasil imbang tersebut, Pelatih Persik Kediri, Marcelo Rospide mengatakan, pemainnya sempat hilang fokus seusai mencetak gol pertama.

    Menurutnya, sebagai pencetak gol pertama, Persik tidak bisa mempertahankan posisi dan mempersempit gerak lawan.

    “Kami berhasil cetak gol pertama tapi justru kami kebobolan setelahnya. Memang sempat kehilangan fokus, harusnya setelah cetak gol bisa mempersempit ruang pergerakan lawan. Tapi justru sebaliknya, lawan mendapat peluang dan bisa mencetak gol balasan dengan jeda waktu tidak jauh,” kata Marcelo seusai pertandingan.

    Meski demikian, lanjut Marcelo, pertandingan hari ini berlangsung seimbang antar kedua tim.

    Menurutnya, baik PSBS Biak maupun Persik Kediri bermain dengan kekuatan yang imbang.

    Persik Kediri sempat mendominasi permainan selama babak pertama, namun tetap tidak ada gol tercipta sampai jeda turun minum.

    Marcelo menuturkan, pihaknya segera melupakan hasil imbang ini untuk tidak berlarut-larut, namun tetap dilakukan evaluasi atas laga yang telah berlalu.

    Pihaknya akan fokus menyiapkan strategi dan berlatih untuk menyambut laga yang akan datang, di mana Persik Kediri akan bermain di home dan disaksikan langsung oleh Persikmania.

    “Kami harus segera bangkit dan menyiapkan laga selanjutnya. Laga ke depan tidak akan mudah. Apalagi dengan hasil 6 laga terakhir yang kami lalui. Dan di laga ini kami menargetkan 3 poin namun hanya bisa membawa pulang satu poin, tetap harus disyukuri,” terangnya.

    Pelatih asal Brazil tersebut juga menyoroti konsentrasi pemain yang akan menjadi evaluasi khusus dari tim di laga selanjutnya.

    “Asal bisa fokus dan konsisten, maka hasilnya nanti akan baik,” pungkasnya.

  • Diwarnai Bakar Ban dan Penutupan Jalan, Mahasiswa di Kediri Gelar Demo Tolak Efisiensi Anggaran

    Diwarnai Bakar Ban dan Penutupan Jalan, Mahasiswa di Kediri Gelar Demo Tolak Efisiensi Anggaran

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori 

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aksi bertajuk ‘Indonesia Gelap’ menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Kediri, Jumat (21/2/2025) sore.

    Aksi ini diwarnai dengan pembakaran ban dan penutupan jalan selama tiga jam di dua arah Jalan Soekarno-Hatta, Doko, Ngasem.  

    Sekitar 200 mahasiswa tiba di lokasi dengan mengendarai sepeda motor.

    Sesampainya di depan gedung DPRD, mereka langsung membentangkan berbagai spanduk dan poster berisi kritik terhadap kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.

    Beberapa di antaranya bertuliskan “Dulu Sok Cinta Rakyat, Kini Cinta Duit Rakyat” serta “Efisiensi Anggaran Ndasmu.”

    Bahkan, ada poster bergambar Presiden RI Prabowo Subianto dengan mata tertutup bertuliskan “Efisienshit.”

    Mahasiswa menolak kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai membawa dampak buruk di berbagai sektor, terutama bagi masyarakat kecil.

    Dalam orasinya, salah satu mahasiswa, Syaiful Amin, menegaskan, kebijakan tersebut lebih merugikan rakyat kecil dibandingkan kelompok masyarakat atas. 

    “Saudara semua, aturan baru ini sangat merugikan kami, terutama rakyat kecil,” seru Syaiful dalam orasinya.

    Menurutnya, efisiensi anggaran berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan berkurangnya layanan publik.

    Sementara itu, kelompok masyarakat ekonomi atas tidak terlalu terdampak karena kebutuhan mereka tetap terpenuhi.  

    Aksi semakin memanas ketika seorang orator memanjat gerbang DPRD dan menyuarakan tuntutannya.

    Mahasiswa menuntut perwakilan dewan untuk menemui mereka dan menyampaikan aspirasi terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang menjadi polemik.  

    Setelah beberapa saat, Ketua Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, Yuli Marwantoko, bersama perwakilan sekretariat dewan akhirnya keluar menemui massa.

    Namun, mereka menjelaskan bahwa seluruh anggota DPRD Kabupaten Kediri sedang melakukan kunjungan kerja ke Jakarta, sehingga tidak ada yang bisa menerima audiensi saat itu.  

    Kecewa dengan jawaban tersebut, mahasiswa berupaya masuk ke gedung DPRD, tetapi berhasil dihalau oleh aparat kepolisian dan satpol PP yang berjaga.  

    Koordinator aksi, Shelfin Bima Prakosa, menegaskan, kebijakan efisiensi anggaran perlu dikaji ulang karena berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

    Ia menyoroti pemangkasan anggaran pendidikan dan kesehatan, yang menurutnya seharusnya lebih diutamakan dibandingkan program makan bergizi gratis.  

    “Di wilayah Kediri bagian barat, terutama di Kecamatan Semen, masih banyak infrastruktur yang kurang layak, kesejahteraan guru juga belum stabil. Seharusnya hal ini lebih diperhatikan dari pada memangkas anggaran,” ujarnya.  

    Sementara itu, Yuli Marwantoko menyampaikan, setelah berkomunikasi melalui video call dengan Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Murdi Hantoro, dipastikan akan ada pertemuan lanjutan pada Senin (24/2/2025) untuk membahas tuntutan mahasiswa.  

    “Tadi disampaikan kalau akan ada pertemuan lanjutan hari Senin pagi,” kata Yuli.  

    Meski belum mendapatkan jawaban langsung dari anggota DPRD, mahasiswa berjanji akan terus mengawal kebijakan ini dan kembali turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak diakomodasi.

    Massa aksi kemudian membubarkan diri dengan menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” di sela hujan yang mulai turun sekitar pukul 18.00 WIB. 

  • Usai Dilantik, Bupati Kediri Mas Dhito Fokus Selesaikan Pembangunan 5 Tahun ke Depan

    Usai Dilantik, Bupati Kediri Mas Dhito Fokus Selesaikan Pembangunan 5 Tahun ke Depan

    Kediri (beritajatim.com) – Selepas mengikuti proses pelantikan kepala daerah yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada Kamis (20/2/2025) di Istana Merdeka Jakarta, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

    Mas Dhito, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa momentum pelantikan serentak ini menjadi awal dari kebersamaan membangun Indonesia yang lebih baik, termasuk Kabupaten Kediri sebagai episentrum baru di Jawa Timur. Pihaknya akan fokus menyelesaikan pekerjaan yang belum rampung di periode pertamanya.

    “Tugas kita masih banyak. Tentunya saya memohon doanya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kediri untuk tetap mendoakan satu sama lain,” kata Mas Dhito, usai dilantik.

    Pada kepemimpinan periode keduanya, Mas Dhito berkomitmen menyelesaikan berbagai pembangunan di sektor infrastruktur, termasuk Stadion Gelora Daha Jayati (GDJ), Gedung Kesenian dan Museum Kabupaten Kediri, Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), revitalisasi Pasar Ngadiluwih, Masjid An-Nur Pare, dan Mal Pelayanan Publik (MPP).

    Di sektor kesehatan, ia berencana meningkatkan capaian Universal Health Coverage (UHC) serta melakukan pemerataan fasilitas pendidikan di wilayah kecamatan yang belum memiliki akses pendidikan setingkat SMP-SMA.

    Untuk itu, selain menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pusat, Mas Dhito mengajak elemen masyarakat untuk saling bergandengan tangan dan berkontribusi dalam menyukseskan pembangunan di Kabupaten Kediri.

    “Pemilu sudah selesai, sekarang waktunya bergandengan tangan membangun Kabupaten Kediri menjadi episentrum baru di Jawa Timur,” katanya, usai dilantik menjadi Bupati Kediri periode 2025-2030.

    Sebagaimana pesan Presiden Prabowo Subianto terhadap seluruh kepala daerah yang dilantik, ia menegaskan pentingnya bekerja keras dalam melayani kepentingan rakyat.

    “Saudara harus membela kepentingan rakyat, saudara harus menjaga kepentingan rakyat kita, saudara harus berjuang untuk perbaikan hidup mereka. Itu adalah tugas kita,” pesan Prabowo, saat melantik 961 kepala daerah. [ADV PKP/nm]