kab/kota: Kebumen

  • Mengenal Tari Lengger: Asal Mula dan Filosofinya

    Mengenal Tari Lengger: Asal Mula dan Filosofinya

    YOGYAKARTA – Masyarakat mengenal tari lengger sebagai kesenian rakyat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Namun perlu diketahui bahwa tiap daerah di Jawa Tengah punya kesenian lengger dengan versinya masing-masing. Hal itu bisa terjadi karena kesenian tersebut tersebar lewat seniman yang melakukan pertunjukan keliling. Untuk memahami sejarah dan filosofinya, simak penjelasan berikut ini.

    Mengenal Tari Lengger

    Dalam penelitian yang berjudul Lengger Banyumas Sebagai Seni Pertunjukan Tradisi: Perekat Sosial Masyarakat dan Pemertahanan Ekologi Lingkungan, dijelaskan bahwa lengger berasal dari Banyumas dan sekitarnya termasuk Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, sebagian Kebumen, dan Brebes.

    Tari lengger Banyumas berkaitan dengan ritual penghormatan masyarakat terhadap Dewi Kesuburan, Dewi Pertanian, atau Dewi Padi yakni Dewi Sri. Lengger Banyumas diselenggarakan oleh para petani dengan alat musik pengiring, kostum, serta lirik tembang yang sederhana.

    Sejarah Tari Lengger

    Perlu diketahui bahwa lengger Banyumas berbeda dengan kesenian lengger dari Jawa Timur seperti Probolinggo. Perbedaan tersebut wajar terjading mengingat kesenian tersebut disebarkan oleh seniman yang menggelar pementasan keliling di masa lampau.

    Berdasarkan sejarahnya, tari lengger ada sejak era Kerajaan Jenggala dan Kediri. Konon terdapat pangeran bernama Panji yang mencari Dewi Sekartaji dengan menyamar sebagai Lengger Topeng berpakaian wanita.

    Meski bermula dari pencarian cinta, tari lengger mengalami asimilasi budaya Islam. Terlebih saat Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran agama Islam. Tari lengger kemudian dipercaya berasal dari dua kata yakni elinga yang artinya ingatlah, dan Ngger yakni panggilan untuk anak laki-laki. Dengan demikian makna filosofi tari lengger adalah hendaknya seorang laki-laki terus mengingat Tuhan sehingga dapat terus berbuat baik.

    Selain mengenal tari lengger, Anda bisa mendapatkan informasi tradisi Nusantara lain di VOI.id.

  • Rendang Lokan, Sajian Rendang Berbahan Dasar Kerang Khas Pesisir Selatan

    Rendang Lokan, Sajian Rendang Berbahan Dasar Kerang Khas Pesisir Selatan

    Liputan6.com, Padang – Rendang khas Minangkabau tak hanya dibuat dari daging sapi. Ada pula rendang lokan yang banyak ditemui di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat.

    Sama seperti rendang pada umumnya, rendang lokan juga dibuat dengan ragam bumbu rempah yang melimpah. Hanya saja, bahan dasar yang digunakan adalah lokan atau kerang laut.

    Rendang lokan konon lahir dari kreatifitas masyarakat daerah pesisir. Mereka memanfaatkan lokan yang melimpah di tengah sulitnya mendapatkan daging sapi.

    Lokan adalah kerang yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, terutama di pulau-pulau sekitar Sumatra dan Kalimantan. Rendang lokan pun menjadi makanan populer di kalangan masyarakat yang tinggal di dekat pantai. Kombinasi rasa kerang dan ragam rempah menghadirkan cita rasa khas rendang yang baru.

    Proses pembuatan rendang lokan tak jauh berbeda dengan rendang daging pada umumnya. Makanan ini dibuat dengan menggunakan bahan berupa lokan segar, santan kental, santan cair, bawang merah, bawang putih, cabai merah, serai yang dimemarkan, daun jeruk, jahe, lengkuas, garam, gula merah, dan minyak goreng.

    Sebelum dimasak, lokan dicuci terlebih dahulu di bawah air mengalir. Setelahnya, lokan direbus selama beberapa menit hingga cangkangnya terbuka. Jika setelah direbus terdapat lokan yang cangkangnya tidak terbuka, maka sebaiknya dibuang.

     

    Video Viral Daihatsu Sigra Dikejar dan Diamuk Warga Kebumen, Kenapa?

  • Bubur Ase, Sajian Bubur Dingin Khas Betawi

    Bubur Ase, Sajian Bubur Dingin Khas Betawi

    Liputan6.com, Jakarta – Jika biasanya bubur disantap selagi masih hangat, berbeda dengan bubur ase khas Betawi yang justru lebih lezat jika disajikan saat dingin. Kuliner yang satu ini masih menjadi salah satu idola kuliner bagi masyarakat setempat maupun wisatawan.

    Bubur ase menawarkan cita rasa manis, gurih, dan sedikit asam. Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, masyarakat di sekitar Kebon Kacang, Tanah Abang dan Pasar Gandaria biasa menyebut bubur ase dengan nama bubur cerancam. Sementara itu, asal-mula bubur ase memiliki dua versi berbeda.

    Versi pertama mengatakan bahwa penamaan bubur ase bermula dari kondisi penyajian bubur ase yang dingin. Istilah asenberakar dari penyebutan AC yang berarti dingin.

    Tak hanya buburnya, tetapi lauk-lauk pendampingnya juga dingin. Namun, kuah ase yang akan dituangkan harus panas, sehingga bubur, lauk, dan kuahnya menjadi sedikit hangat saat tercampur.

    Sementara itu, versi kedua mengatakan bahwa istilah ase merujuk pada singkatan asinan semur. Hal tersebut berkaitan dengan cara penyajian dari kuliner ini.

    Bubur ase bukan sekadar kuliner khas Betawi, tetapi juga merupakan refleksikan akulturasi kebudayan yang ada di Betawi. Tak tanggung-tanggung, terdapat akulturasi tiga kebudayaan dalam semangkuk bubur ase, yaitu Tionghoa, Timur Tengah, dan Eropa. 

    Pengaruh Tionghoa terlihat dari penggunaan taoge, kecap, dan tahu. Sementara itu, pengaruh Eropa terekam dalam semur yang berasal dari bahasa Belanda, smoor, yang berarti masakan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan (stew). 

     

    Video Viral Daihatsu Sigra Dikejar dan Diamuk Warga Kebumen, Kenapa?

  • Sri Mulyani ‘Bingung’ WTO Letoy

    Sri Mulyani ‘Bingung’ WTO Letoy

       

    Oleh: Sefdin Alamsyah*

    MENTERI Keuangan Sri Mulyani menyebut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sangat tidak berguna di era sekarang. Itu dikatakan perempuan berdarah Kebumen yang lahir di Lampung itu, dalam forum CNBC Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu 18 Juni 2025, yang dilansir banyak media.

    “Hari ini negara-negara besar tidak mempercayai lembaga multilateral karena merasa tidak terwadahi interest-nya. Sehingga negara-negara yang kuat merasa; ‘That I have to solve my own problem, without using those multilateral institution’,” tegas Ani.

    Masih kata Ani, saat ini era sudah bergeser ke unilateral. Ini utamanya terjadi imbas Amerika Serikat (AS) yang selalu merasa sebagai korban globalisasi. Padahal, lanjut Ani, WTO dan organisasi global lain awalnya dibentuk oleh AS bersama negara G7.

    Ani juga menyinggung negara di dunia sekarang lebih memilih mengamankan kepentingan masing-masing. Ini yang akhirnya melanggengkan persaingan politik, ideologi, militer, keamanan, sampai ekonomi.

    “Coba kita lihat akhir-akhir ini, dalam dua bulan terakhir. Negara terbesar, Amerika Serikat, terkuat, ekonominya terbesar yang merasa menjadi victim dari globalisasi yang merupakan sistem yang diadvokasi oleh Amerika Serikat sendiri,” sambung Ani.

    Pernyataan Ani ini seperti menunjukkan kebingungan. Karena tidak ada teori yang bisa menjawab situasi saat ini. Padahal, teorinya sederhana: Karma. Negara-negara yang dulu mengimpor mazhab pasar bebas, ekonomi neoliberal dan globalisasi sekarang sedang terkena karmanya sendiri.

    AS sekarang APBN-nya suffering. Karena harus menanggung biaya social safety net yang begitu besar. Akibat dari industri manufakturnya yang jeblok. Karena perusahaan di AS yang sudah diberi ruang oleh globalisasi melalui model ekonomi pasar bebas, memindahkan pabrik-pabriknya ke Asia-Afrika yang biaya buruhnya lebih murah. 

    Celakanya, hasil keuntungan mereka tidak lagi masuk ke AS. Tapi parkir dan diinvestasikan lagi di beberapa negara di luar AS. Hasilnya? Pajak yang masuk ke AS mengecil. Akibatnya: APBN negara Paman Sam itu “keringat dingin”. Karena harus membiayai penduduknya yang menjadi pengangguran dan angkanya meningkat.

    Skenario Trump menggunakan senjata hambatan tarif sejatinya adalah upaya untuk melakukan Reshoring. Untuk memindahkan kembali operasi produksi perusahaan AS dari luar negeri ke AS. Tapi rupanya doktrin ekonomi liberal dan globalisasi lebih menarik perusahaan AS untuk melakukan offshoring. Alias memindahkan operasi produksi ke luar negeri untuk mengurangi biaya produksi.

    China, sejak 40 tahun yang lalu, sebagai negara yang paling banyak menerima tamu perusahaan-perusahaan asing, cerdik mengelola. China sadar. Dirinya dituju karena upah buruh yang murah. Bukan karena persahabatan. Tapi karena buruh yang pekerja keras. Tidak banyak istirahat. Apalagi merokok sambil kerja. 

    Sekarang tiba-tiba Trump marah-marah ke China. Rupanya Trump terlambat menbaca buku ‘Globalization and Its Discontents’ karya Joseph E. Stiglitz. Yang membahas kritik terhadap dampak negatif globalisasi. Terutama dalam hubungannya dengan negara berkembang. 

    Trump rupanya juga lupa sejarah. Bahwa gagasan globalisasi melalui pendirian World Bank, IMF, GATT yang dilahirkan dalam pertemuan di Bretton Woods juga inisiasi AS. Hakikat tujuan pertemuan itu adalah agar kolonialisme tetap dapat dilanjutkan tanpa harus melakukan pendudukan fisik. 

    Rupanya dunia harus mulai sadar. Sistem pasar bebas yang menyerahkan ekonomi tersusun dengan sendirinya oleh mekanisme pasar: gagal. Sekarang saatnya kita kembali menengok sejarah. Menengok pikiran para hikmat yang dulu di Indonesia pernah ada. Mereka bersidang di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). 

    Mereka menawarkan sistem Negara Sosialisme yang Berketuhanan melalui Lima Sila yang dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli. Sebelum diobrak-abrik dalam Amandemen pada tahun 1999 hingga 2002. 

    Negara dengan sistem Sosialisme yang Berketuhanan ini adalah penjabaran dari lima Sila di dalam Pancasila. Sila Pertama, Ketuhanan yang berarti ekonomi harus mendasarkan kepada moral, karena pemilik sejati adalah Tuhan. 

    Sila Kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab, artinya ekonomi itu harus bersifat manusiawi dan adil, dengan menganggap sama semua manusia. Satu dengan yang lain tidak boleh ada yang memiliki kedudukan atau hak yang lebih tinggi untuk melakukan penghisapan kepada yang lemah. 

    Lalu Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, adalah wujud dari nasionalisme ekonomi, sehingga semua kebijakan harus sejalan dengan nasionalisme. Contoh teranyar: Jangan membuat gaduh dengan memindahkan hak atas pulau-pulau kecil. 

    Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, adalah prinsip demokrasi ekonomi. Setiap orang, meskipun dia miskin atau lemah, tetap harus diikutsertakan melalui perwakilan yang utuh dan perwakilan yang mewakili mereka dalam setiap pembuatan kebijakan. 

    Dan yang terakhir, Sila Keadilan Sosial adalah tujuan dari semuanya itu. 

    Kalau diperas: Sila Pertama dan Kedua adalah dasarnya, yaitu moral dan kemanusiaan. Sila Ketiga dan Keempat adalah caranya. Dan Sila Kelima adalah tujuannya.

    Jadi, wajar kalau Sri Mulyani bingung melihat situasi global hari ini. Tapi kata Gus Baha: Bingung itu perlu. Katanya: Barokahnya bingung orang tidak menjadi sombong dan tidak merasa paling tahu. Karena segala sesuatu harus dipikirkan dan dikaji dulu secara mendalam. 

    *(Penulis adalah pendiri Pusat Studi Pembangunan berbasis Pancasila. Kandidat Doktor Hukum dan Pembangunan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.)

  • Polisi yang Cabuli Siswi SMK di Kantor Satlantas Polresta Kupang Kota Dipecat

    Polisi yang Cabuli Siswi SMK di Kantor Satlantas Polresta Kupang Kota Dipecat

    Liputan6.com, Kupang – Anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Kupang Kota, Briptu MR alias Rizky, mendapatkan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias dipecat dari institusi Polri.

    Pria berusia 27 tahun itu dipecat lantaran melecehkan siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) berinisial PGPS (17) saat terkena razia.

    Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra mengatakan sanksi PTDH dijatuhkan kepada Muhammad Rizky dalam persidangan di Ruang Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) lantai II Polda Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Polda NTT tegas menegakkan disiplin dan kode etik profesi (KEP) dengan menjatuhkan PTDH kepada Briptu MR (Muhammad Rizky) karena terbukti melakukan pelanggaran berat berupa pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur,” ujarnya, Senin 16 Juni 2025.

    Ia mengatakan proses persidangan berlangsung secara tertib, objektif, dan transparan. Sidang dipimpin oleh para pejabat yang ditunjuk sesuai prosedur dengan melibatkan Sub Bidang Pengawasan dan Pembinaan Profesi (Subbid Wabprof) Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT, penuntut, pendamping, dan sekretariat sidang.

    Henry mengatakan Komisi KEP menjatuhkan dua bentuk sanksi. Sanksi pertama berupa etika bahwa perbuatan Muhammad Rizky merupakan perbuatan tercela. Kemudian, kedua, yakni sanksi administratif berupa PTDH dari dinas Polri. Putusan ini tertuang dalam dokumen resmi nomor PUT KKEP/21/VI/2025.

    “PTDH tersebut adalah komitmen kami dalam menjaga integritas dan kehormatan institusi. Tidak ada toleransi bagi anggota yang mencoreng nama baik institusi dengan perbuatan tidak bermoral,” tegasnya.

    Proses sidang, jelas Henry, berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri dan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perpol) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri.

     

    Jenazah Nelayan Ubur-Ubur Ditemukan Mengapung di Laut Kebumen

  • Sagara View of Karangbolong, Destinasi Wisata Komplet di Kebumen

    Sagara View of Karangbolong, Destinasi Wisata Komplet di Kebumen

    Selain itu, Sagara View of Karangbolong juga memiliki spot foto berlatar belakang laut. Pengunjung dapat berdiri di atas platform kaca yang menggantung di tebing.

    Tak hanya untuk pengunjung dewasa, destinasi wisata ini juga ramah anak. Terdapat arena bermain anak yang cukup luas. Area ini dikelilingi pepohonan rindang dengan cuaca sejuk.

    Sagara View of Karangbolong juga dilengkapi kafe yang menyajikan berbagai pilihan makanan dan minuman. Bagi pengunjung yang menyukai musik atau ingin bernyanyi, tersedia juga fasilitas karaoke di area yang teduh. Bagi yang ingin berlama-lama di sini, pihak pengelola juga menyediakan penginapan dengan pilihan kamar beragam.

    Penulis: Resla

  • 3 Proyek Tol Jumbo Rp 87 T Mau Dilepas ke Investor, Ada Warisan Jokowi

    3 Proyek Tol Jumbo Rp 87 T Mau Dilepas ke Investor, Ada Warisan Jokowi

    Jakarta

    Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko IPK) akan menawarkan sejumlah proyek infrastruktur di acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Termasuk di antaranya, akan ditawarkan 3 proyek jalan tol dengan total nilai Rp 87,74 triliun.

    Ketiga proyek itu antara lain ada Tol Gilimanuk-Mengwi dengan nilai Rp 25,4 triliun, Tol Pejagan-Cilacap dengan nilai Rp 27,59 triliun, serta yang terakhir ada Tol Sentul Selatan-Karawang dengan nilai Rp 34,75 triliun.

    “Indonesia terbuka untuk bisnis. Namun, kami juga menegaskan bahwa investasi harus sejalan dengan prioritas nasional, komitmen iklim, dan tujuan pembangunan yang mengutamakan rakyat,” ujar AHY, dalam sambutannya di pembukaan ICI 2025 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/6/2025).

    Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN) di era pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo melalui aturan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jalan ini menjadi bagian dari jaringan jalan nasional di Bali yang akan terkoneksi dengan Pelabuhan Gilimanuk.

    Jalan tol ini memiliki total panjang 96,84 kilometer (km) dan dapat ditempuh dengan kecepatan 80 km/jam. Kerja sama yang ditawarkan dalam bentuk Design Build Operate Transfer (DBFOMT), dengan masa konsesi selama 50 tahun.

    Untuk pembangunan tahap awal, proyek akan diperpendek untuk Segmen Pekutatan-Soka-Mengwi. Pengembangan tahapan baru akan dibahas lebih lanjut dan memperbarui Final Business Case and Readiness Criteria 2024.

    Berikutnya ada Tol Pejagan-Cilacap yang akan menghubungkan wilayah barat Jawa Tengah dari utara ke selatan, sehingga dapat meningkatkan konektivitas Jaringan Jalan Pulau Jawa utara-selatan. Jalan tol ini terletak di provinsi Jawa Tengah dan melewati empat Regensi: Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Cilacap.

    Jalan Tol ini adalah bagian dari jalan Pengembangan Jaringan Transportasi di Bregas Area (Brebes, Tegal, dan Slawi) dan Area Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Jalan ini memiliki panjang 95,39 km dan akan ditawarkan masa konsesi selama 50 tahun.

    Terakhir, ada Tol Sentul Selatan-Karawang Barat dengan total panjang ruas mencapai 60,36 kilometer. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jaringan JORR 3 dengan titik awal di Karawang Barat dan titik akhir di Sentul Selatan.

    Di samping itu, jalan tol ini juga akan terkoneksi dengan Jalan Tol Bogor Ring Road, Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan, dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Barat yang telah beroperasi.

    Selain proyek jalan tol, AHY juga akan menawarkan proyek-proyek lainnya yang masuk ke dalam lima prioritas Presiden Prabowo Subianto. Pertama, infrastruktur untuk ketahanan pangan dan air. Kedua, infrastruktur energi bersih.

    Ketiga, konektivitas yang lancar dan merata melalui pembangunan koridor transportasi terpadu, rel kereta api, jalan raya, pelabuhan, dan bandara, terutama di wilayah yang kurang terlayani seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.

    Keempat, kota yang layak huni dan tangguh. Dan yang terakhir atau yang kelima, transmigrasi yang mendukung masyarakat perbatasan dan keseimbangan regional. Kelima hal ini masuk ke dalam wilayah koordinasi di bawah Kemenko IPK.

    Dalam kesempatan berbeda, AHY juga sempat menyinggung rencananya untuk menawarkan berbagai proyek selama gelaran ICI 2025. Beberapa di antaranya ada Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) hingga Kereta Cepat.

    “Ada beberapa yang nanti akan mendapatkan perhatian khusus selain Giant Sea Wall. Kemudian kita juga bicara konektivitas, bagaimana pengembangan misalnya Kereta Cepat, yang saat ini sudah ada Jakarta-Bandung terus lanjutannya bagaimana. Itu juga salah satu yang akan kita tawarkan,” kata AHY dalam Konferensi Pers terkait ICI 2025, di Kantor Kemenko IPK, Jakarta, Selasa (27/5/2025).

    Selain itu, pihaknya juga akan menawarkan sejumlah proyek di sektor perumahan, baik residential area yang bersifat vertikal maupun perumahan-perumahan di pedesaan. AHY menambahkan, proyek Transit Development Oriented (TOD) juga masuk di antaranya.

    (shc/fdl)

  • Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Gempa Hari Ini Selasa 10 Juni 2025, Terjadi Satu Kali Menggetarkan Tuban Jatim – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Lindu kembali menggetarkan Bumi Pertiwi pada hari ini, Selasa (10/6/2025). Hingga pukul 20.30 WIB di Indonesia, hanya terjadi satu gempa hari ini.

    Berdasarkan laporan yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lindu menggetarkan pagi tadi pukul 06:15:07 WIB di wilayah Tuban, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

    “Pusat gempa berada di laut 119 kilometer timur laut Tuban,” terang BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id dikutip Liputan6.com, Selasa (10/6/2025).

    Lindu di Indonesia tersebut dilaporkan BMKG memiliki kekuatan magnitudo 4,5 dengan kedalaman 5 kilometer. Episenter gempa berada pada koordinat titik 5,84 Lintang Selatan (LS)-112,24 Bujur Timur (BT).

    Lindu dirasakan Modified Mercalli Intensity (MMI) II-III di Bawean.

    Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin malam, 9 Juni 2025, tepatnya pukul 23.55 WIB. Guncangan gempa turut dirasakan di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen, hingga Banyumas.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa berasal dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, bukan dari patahan aktif di permukaan.

    “Gempa terjadi pada pukul 23.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, parameter gempa terkini menunjukkan magnitudo 5,0,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa dini hari, seperti dikutip dari Antara.

    BMKG mencatat, episenter gempa terletak pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, sekitar 49 kilometer tenggara Pangandaran, dengan kedalaman 70 kilometer.

    Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis gempa menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng. Mekanisme yang terdeteksi adalah oblique thrust, yakni kombinasi antara pergerakan naik dan geser.

    Gempa jenis ini umum terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, dan menjadi penyebab utama aktivitas seismik di kawasan selatan Jawa.

     

    Basarnas Kirim Personel untuk Bantu Penanganan Gempa Cianjur

  • BMKG Ungkap Penyebab Gempa Pangandaran Magnitudo 5,0 – Page 3

    BMKG Ungkap Penyebab Gempa Pangandaran Magnitudo 5,0 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa bumi dengan magnitudo 5,0 mengguncang wilayah tenggara Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin malam, 9 Juni 2025, tepatnya pukul 23.55 WIB. Guncangan gempa turut dirasakan di sejumlah daerah Jawa Tengah seperti Cilacap, Kebumen, hingga Banyumas.

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa berasal dari aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng, bukan dari patahan aktif di permukaan.

    “Gempa terjadi pada pukul 23.55 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG, parameter gempa terkini menunjukkan magnitudo 5,0,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa dini hari, seperti dikutip dari Antara.

    BMKG mencatat, episenter gempa terletak pada koordinat 8,09 derajat Lintang Selatan dan 108,71 derajat Bujur Timur, sekitar 49 kilometer tenggara Pangandaran, dengan kedalaman 70 kilometer.

    Daryono menjelaskan, gempa tersebut termasuk jenis gempa menengah yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng. Mekanisme yang terdeteksi adalah oblique thrust, yakni kombinasi antara pergerakan naik dan geser.

    Gempa jenis ini umum terjadi di zona subduksi, tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, dan menjadi penyebab utama aktivitas seismik di kawasan selatan Jawa.

     

  • Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Pangandaran Jabar, Getaran Terasa hingga Kebumen dan Banyumas

    Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Pangandaran Jabar, Getaran Terasa hingga Kebumen dan Banyumas

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Pangandaran, Jabar, Senin (9/6/2025), pukul 23.55.05 WIB. Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKg) menyebutkan, episenter gempa Pangandaran ini terletak pada koordinat 8,09° LS ; 108,71° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 Km arah Tenggara Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.

    Direktur Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust),” katanya.

    Berdasarkan peta guncangan (shakemap), gempabumi ini menimbulkan guncangan di daerah Pangandaran, Pangandaran dengan skala intensitas III MMI, daerah di Cilacap, Garut, Banyumas, Kebumen, dan Tasikmalaya dengan skala intensitas II – III MMI.

    Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

    “Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono. Hingga pukul 00.20 WIB tadi malam, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Meski begitu, warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.