Lapangan Bola di Kedoya Batal Jadi Arena Padel, Sudin Pora: Ditolak Warga karena Masih Dipakai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Rencana alih fungsi lapangan sepak bola di Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03,
Kedoya
Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menjadi arena
padel
masih sebatas pengajuan dan belum sampai ke tahap pembangunan.
Angga, petugas lapangan dari Suku Dinas Pemuda dan Olahraga (Sudin Pora) Jakarta Barat, mengatakan, rencana pembangunan arena padel itu memang tidak pernah dilanjutkan karena sudah ditolak oleh warga setempat sejak awal.
“Ngajuin ke pihak sudin, cuman ditolak karena lapangan ini masih aktif. Cuma karena memang banyak provokatornya yang bersebaran, makanya jadi rame,” kata Angga saat ditemui
Kompas.com
di lapangan sepak bola Jalan Pilar Baru, Selasa (29/7/2025).
Ia menjelaskan, lapangan tersebut masih kerap digunakan oleh warga untuk pertandingan, turnamen, maupun olahraga.
“Ini ya masyarakat, main bola. Turnamen iya ada. Jadi ya kalau gitu (lapangannya dipakai), (kenapa menolak?) ya menolak aja sih,” lanjutnya.
Menurut Angga, pihak swasta yang mengajukan rencana pembangunan hanya sekali datang dan langsung bertemu dengan pihak Sudin Pora Jakarta Barat.
Namun, usulan tersebut langsung ditolak dan tidak pernah sampai pada tahap pengukuran atau sosialisasi.
“Cuma ngobrol doang. Belum sampai ke ukur-ukur gitu. Emang udah ditolak. Dari awal juga belum sampai ke sosialisasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, alasan utama penolakan dari masyarakat adalah karena lapangan tersebut masih aktif digunakan secara rutin oleh warga.
“Pertama, lapangan ini masih aktif untuk kegiatan masyarakat yang gratis. Yang kedua, untuk kayak lapangan padel itu kan di sini udah ada dua atau tiga. Makanya dialihin ke tempat yang enggak aktif aja,” kata Angga.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta membatalkan rencana alih fungsi lapangan sepak bola pilar di Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi arena padel.
Menurut Lurah Kedoya Selatan, Aryan Safari, pembatalan itu telah dibahas dalam rapat yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta, beberapa hari lalu.
Hasilnya, tidak ada alih fungsi sarana olahraga dengan luas kurang lebih 4.725 meter persegi menjadi lapangan padel.
“Sudah beres itu. Tidak dibikin lapangan padel, tetap dipakai buat lapangan sepak bola. Itu sudah dibahas dalam rapat di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta,” ujar Aryan saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (27/7/2025), dikutip dari
Antara
.
Kendati demikian, ia masih menunggu keputusan resmi dari Pemprov Jakarta.
“Yang penting kami bersama warga sudah memperjuangkan, jadi jangan dibikin sarana padel. Tetap difungsikan sebagai lapangan bola buat masyarakat,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Kebon Jeruk
-
/data/photo/2025/07/29/68885ce883774.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lapangan Bola di Kedoya Batal Jadi Arena Padel, Sudin Pora: Ditolak Warga karena Masih Dipakai Megapolitan 29 Juli 2025
-

Alih fungsi Lapangan Bola Kedoya jadi arena padel akhirnya dibatalkan
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membatalkan rencana alih fungsi lapangan sepak bola pilar di Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi arena padel.
Menurut Lurah Kedoya Selatan, Aryan Safari, pembatalan itu telah dibahas dalam rapat yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, beberapa hari lalu.
Hasilnya, tidak ada alih fungsi sarana olahraga dengan luas kurang lebih 4.725 meter persegi menjadi lapangan padel.
“Sudah beres itu. Tidak dibikin lapangan padel, tetap dipakai buat lapangan sepak bola. Itu sudah dibahas dalam rapat di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta,” ujarnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Kendati demikian, ia menegaskan, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Pemprov DKI Jakarta.
“Yang penting kami bersama warga sudah memperjuangkan, jadi jangan dibikin sarana padel. Tetap difungsikan sebagai lapangan bola buat masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Warga RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menolak keras rencana pengubahan lapangan bola di lokasi tersebut menjadi area padel.
Seorang warga RT 05 bernama Iskandar (45) menyebut bahwa lapangan itu merupakan satu-satunya arena olahraga warga sekitar.
“Lapangan olahraga warga ya cuma ini doang, enggak ada lagi. Kalau ini jadi lapangan padel, warga gimana olahraganya,” kata Iskandar yang tengah jeda bermain bola, Kamis (24/7).
Menurutnya, padel adalah olahraga kelas menengah ke atas. Dengan dijadikannya lapangan bola RW 03 menjadi arena padel, maka akses warga akan semakin terbatas.
“Ya kalau saya sama warga sini menolak keras. Padel itu kan olahraga kelas menengah ke atas ya. Kalau di sini kan warga bisa main bola tiap sore. Kalau lapangan padel kan sudah ada dekat sini. Jadi ini buat warga aja,” kata Iskandar.
Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 17.30 WIB, penolakan warga setempat juga nampak dari coretan mural di tembok lapangan bola RW 03.
Sejumlah tulisan seperti “padel is not my style (padel bukan gaya saya)”, “olahraga bukan hanya milik si kaya”, “rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang” dan sejumlah mural lainnya memenuhi satu sisi tembok luar lapangan.
Adapun Komisi E DPRD DKI Jakarta telah menolak tegas alih-fungsi lapangan sepak bola RW 03 Kedoya Selatan menjadi area padel.
Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana dalam rapat bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di Gedung Parlemen, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (22/7).
“Saya menyampaikan kepada Pak Kadis, tolong kajiannya harus benar-benar final. Dan libatkan warga sekitar, karena sekarang sudah ada friksi-friksi. Di lapangan (sudah ada) spanduk banner penolakan pembangunan lapangan padel,” ujar Yudha.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/26/688473d2177a1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Warga Tangkap Penipu yang Diteriaki "Begal" di Jakbar Megapolitan 26 Juli 2025
Cerita Warga Tangkap Penipu yang Diteriaki “Begal” di Jakbar
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Dua pelaku penipuan babak belur usai ditangkap warga di kawasan Pos Pengumben,
Kebon Jeruk
,
Jakarta
Barat, pada Jumat (25/7/2025) malam.
Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Nur Ferdianto menegaskan dua pelaku sudah diamankan di Polsek Kebon Jeruk.
“Betul, semalam ada yang diamankan,” kata Nur Ferdianto saat dikonfirmasi, Sabtu (26/7/2025).
Namun Nur Ferdianto tidak menjelaskan identitas, kronologi dan modus pelaku melakukan penipuan. Dia hanya mengatakan bahwa dua pelaku bukan begal, melainkan percobaan penipuan motor.
“Pelaku percobaan penipuan kendaraan roda dua, bukan begal,” ujar dia.
Sementara itu, warga Pos Pengumben, Anto (40) mengatakan dua pelaku diteriaki begal saat dikejar oleh warga sekitar pukul 23.30 WIB.
“Ada orang teriak-teriak ‘begal-begal’, terus ngejar pelakunya dari arah Palmerah, lalu ketangkapnya di sini, Pos Pengumben,” ujar Anto.
Menurut Anto, ada empat warga yang mengejar pelaku menggunakan dua sepeda motor. Mereka saling berboncengan hingga salah satu pelaku ditangkap di dekat toko di Pos Pengumben.
Sementara satu pelaku yang sempat kabur naik motor akhirnya berhasil ditangkap di kawasan Jalan Madrasah I, tidak jauh, sekitar 800 meter dari lokasi pertama.
“Yang ketangkap pertama enggak naik motor, yang satunya kabur pakai motor, tapi ditangkap juga di belakang, di Madrasah,” kata dia.
Sementara itu, Rahmad (51), warga yang tinggal di Jalan Madrasah I, mengaku tidak menyaksikan langsung proses
penangkapan pelaku
.
Justru, ia hanya mendengar keributan dan keluar rumah ketika lokasi sudah ramai.
“Pas saya keluar udah ramai banget, motor juga enggak bisa lewat. Katanya yang nangkep itu warga tapi bukan dari sini, kayaknya udah ngejar dari tempat lain,” jelas dia.
Rahmad mengatakan, terduga pelaku sempat oleng dan jatuh sehingga warga dengan mudah menangkapnya.
Polisi disebut datang ke lokasi sekitar pukul 00.30 WIB. Kedua pelaku langsung diamankan dari dua lokasi berbeda, yakni di Pos Pengumben dan Jalan Madrasah I.
“Polisinya datang pas di Madrasah. Waktu itu sudah dibawa ke sana. Setelah itu warga juga mulai bubar,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Proklim RW 02 Kelapa Dua dinilai adaptif dan berorientasi ekonomi
Jakarta (ANTARA) – Program Kampung Iklim (Proklim) RW 02 Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dinilai adaptif dalam pemanfaatan lahan serta punya orientasi ekonomi.
Menurut Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Barat Achmad Hariadi di Jakarta, Jumat, indikator itu juga yang menjadikan Proklim di lokasi tersebut sebagai titik penilaian Proklim tingkat nasional.
“Adaptasi di sini cukup baik, mereka mempunyai keunggulan dari segi pemanfaatan lahan, ekonomi yang adaptif dan sebagainya yang akan menambah penilaian dari tim (Tim Verifikasi Lapangan Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup (LH),” katanya.
Dari sisi mitigasi, kata dia, Proklim RW 02 Kelapa Dua menampilkan produk unggulan seperti pengelolaan bank sampah yang membuat lingkungan semakin bersih dan menjadi ruang ekonomi bagi warga.
Sementara dari bidang kelembagaan, bisa dilihat antara sesama warga dan pemerintah di Kelapa Dua, sangat terjalin dengan baik. “Saya yakin melalui evaluasi dan penilaian yang ketat sesuai dengan spektrum penilaian yang telah ditentukan RW 02 bisa melaju lebih jauh lagi,” kata dia.
Penggerak Wilayah RW 02 Kelapa Dua, Lina menuturkan, wilayah RW 02 memiliki banyak keunggulan yang semuanya telah dipaparkan dan dinilai oleh Tim Verlap Proklim Nasional. Salah satunya, pemanfaatan lahan kosong sebagai tempat berkebun.
Selain itu kebun tembok pada setiap gang rumah warga yang bertujuan untuk membuat lingkungan hijau dan asri serta resapan air atau lubang biopori yang baik di lingkungan RW 02.
“Untuk hasil panennya di setiap pemanfaatan lahan sebagai ketahanan pangan, kami juga berikan untuk penanggulangan stunting,” ujar dia.
Lina menambahkan, pada segi mitigasi, pengelola Bank Sampah Benyamin RW 02 juga melakukan berbagai kegiatan menarik.
“Contohnya pengolahan sampah non organik jadi aksesoris. Kemudian sampah organik juga dikelola menjadi komposting, komposter serta budi daya maggot,” kata Lina.
Bahkan bank sampah RW 02 juga dijadikan penghasilan tetap untuk menopang perekonomian warga. Hal itu terlihat adanya warga yang mampu membeli atau mencicil motor dan barang lainnya sehabis menabung di Bank Sampah.
“Jadi kami optimis dengan keunggulan dan kekompakan kami ini, tim penilai pasti akan memberikan nilai yang terbaik untuk kami,” katanya.
Tim Verifikasi Lapangan (Verlap) Proklim Kementerian LH yang beranggotakan Leni Prima Astuti dan Ittaqi Sylva Aprilia meninjau sejumlah lokasi Proklim di RW 02 Kelapa Dua untuk mencocokkan kebenaran data yang telah diunggah ke sistem.
“Hari ini kami melakukan verifikasi lapangan Proklim utama. Kami cek dengan data yang telah dikirimkan, apakah benar apa adanya. Semoga verifikasi lapangan yang kami lakukan berjalan baik dan lancar,” katanya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Alih fungsi Lapangan Sepak Bola Pilar jadi arena padel ditolak warga
Jakarta (ANTARA) – Warga RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menolak keras rencana alih fungsi Lapangan Sepak Bola Pilar di lokasi tersebut menjadi arena padel.
Seorang warga RT 05 RW 03 bernama Iskandar (45) menyebutkan bahwa lapangan itu merupakan satu-satunya arena olahraga warga sekitar.
“Lapangan olahraga warga ya cuma ini doang, enggak ada lagi. Kalau ini jadi lapangan padel, warga gimana olahraganya,” kata Iskandar yang tengah jeda bermain bola pada Kamis.
Menurut dia, padel adalah olahraga kelas menengah ke atas. Dengan dijadikannya lapangan bola RW 03 menjadi arena padel, maka akses warga akan semakin terbatas.
“Ya kalau saya sama warga sini menolak keras. Padel itu kan olahraga kelas menengah ke atas ya,” katanya.
Kalau di sini warga bisa bermain bola setiap sore. “Kalau lapangan padel kan sudah ada dekat sini. Jadi ini buat warga saja,” kata Iskandar.
Penolakan itu juga datang dari ibu-ibu. Herni (43) mengaku bahwa suaminya bekerja juga mengais rezeki dari lapangan bola itu dengan menjadi pelatih tim sepak bola.
“Soalnya bukan buat hiburan olahraga saja. Mata pencaharian juga. Suami saya kan pelatih bola juga di sini,” ujar Herni.
Herni mengatakan, turnamen bola juga akan dilakukan dalam waktu dekat di lapangan tersebut.
“Turnamennya lokal gitu. Udah mulai, itu kan setiap tahun kita bikin. Jadi ya kalau warga mau olahraga atau turnamen ya di sini tempatnya,” ujar Herni.
Pantauan di lokasi pada pukul 17.30 WIB, warga tengah bermain sepak bola di lapangan tersebut.
Penolakan warga setempat terhadap rencana alih fungsi lapangan juga terlihat dari coretan mural di tembok luar lapangan bola RW 03.
Warga bermain bola di Lapangan Bola Pilar di RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi area olahraga padel, Jumat (25/7/2025). ANTARA/Risky Syukur
Sejumlah tulisan seperti “padel is not my style (padel bukan gaya saya)”, “olahraga bukan hanya milik si kaya”, “rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang” dan sejumlah mural lainnya memenuhi satu sisi tembok luar lapangan.
Sebelumnya, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta menolak tegas alih fungsi lapangan sepak bola RW 03 Kedoya Selatan menjadi area padel.
Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana dalam rapat bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di Gedung Parlemen DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (22/7).
“Saya menyampaikan kepada Pak Kadis, tolong kajiannya harus benar-benar final. Dan libatkan warga sekitar, karena sekarang sudah ada friksi-friksi.
Dia mengatakan bahwa di lapangan sudah ada spanduk penolakan pembangunan lapangan padel.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pria yang tewas di Kebon Jeruk sudah lama pisah dengan keluarga
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengungkapkan bahwa pria berinisial ET (50) yang ditemukan tewas membusuk dalam sebuah gubuk di bantaran Kali Pesanggrahan, Kebon Jeruk, telah lama berpisah dengan keluarga.
“Korban dengan keluarganya memang sudah memutuskan pisah sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu,” ujar Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Nur Aqsha Ferdianto di Jakarta, Sabtu.
Hingga kini kepolisian masih menyelidiki kasus penemuan jasad pria tersebut.
“Saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” kara Ferdianto
Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Ferdianto, pria malang tersebut diduga tewas akibat sakit yang diderita.
“Untuk penemuan mayat diduga karena sakit,” kata dia.
Nur Aqsha menegaskan, korban ditemukan dalam keadaan tubuh yang masih utuh. Bukan seperti kabar burung yang menyebut bahwa korban ditemukan tinggal tulang berulang.
“Usianya sekitar 50 tahunan. Tidak benar (ditemukan tinggal tulang), ditemukan masih lengkap,” imbuhnya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Cerita Pasien Pertama Operasi Bedah Robotik Da Vinci Xi, Bisa Pulih Lebih Cepat
Jakarta –
Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat telah mengaplikasikan metode pembedahan paling mutakhir di dunia yang kini hadir pertama di Indonesia, teknologi bedah robotik Da Vinci Xi. Operasi pertama menggunakan teknologi bedah robotik asal Amerika Serikat ini telah dilakukan sejak bulan Mei 2025.
Sagita Saraswaty merupakan pasien pertama yang melakukan tindakan bedah dengan bantuan robot ini untuk kasus pengangkatan kista ovarium dan miom. Ia mengakui semua berjalan lancar dengan pemulihan lebih cepat, serta rasa nyeri pasca bedah jauh lebih ringan.
Sagita menceritakan bahwa pada awalnya ia merasa ragu sekaligus cemas mendengar kata robot bedah dari para dokter spesialis Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Dia membayangkan sebuah proses pembedahan yang rumit, menyakitkan dengan pemulihan yang lama.
“Saat menjalani pembedahan dengan teknologi ini, saya merasa lebih nyaman dan tenang. Nyeri hampir tidak ada bahkan pemulihan jauh lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya kira akan butuh waktu lama di rumah sakit,” kata Sagita dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/7/2025).
“Ternyata hanya dalam tiga hari saya sudah pulang. Saya bisa jalan sendiri ke kamar mandi keesokan harinya. Dalam seminggu saya sudah bisa kembali bekerja ringan. Dukungan dokter dan teknologi robotik ini membuat saya merasa aman. Kekhawatiran saya berganti rasa syukur karena bisa segera kembali menjalani rutinitas,” sambungnya.
Pengalaman Sagita mencerminkan transformasi nyata perkembangan teknologi medis, terutama bedah robotik, bagi pasien. Tindakan operasi dengan metode pembedahan paling mutakhir di dunia yang kini hadir pertama di Indonesia, bedah robotik Da Vinci Xi, berjalan lancar dan tidak hanya meningkatkan presisi dalam proses pembedahan, tetapi juga memberi dampak positif dengan mengembalikan kepercayaan diri dan kualitas hidup pasien.
Siloam Hospitals secara resmi telah meluncurkan teknologi bedah robotik Da Vinci Xi yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Menkes)Budi Gunadi Sadikin pada Rabu, 16 Juli 2025. Peluncuran Da Vinci Xi ini menjadi langkah bersejarah dalam layanan kesehatan modern di Tanah Air.
Manfaat Luas Untuk Pasien di Berbagai Spesialisasi
Saat ini, Siloam Hospitals telah memiliki para dokter spesialis yang telah melakukan pelatihan tambahan dan sertifikasi penggunaan Da Vinci Xi.
Mereka adalah Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU (K), FICRS, PhD, dr Marto Sugiono, SpU (K), FRCS-Urology (UK), dr Ferdhy Suryadi Suwandinata, SpOG-KFER, dan Dr dr Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD.
“Kontrol ergonomis dan sistem robotik yang menerjemahkan gerakan tangan ke dalam gerakan mikro memungkinkan kami bekerja lebih presisi, bahkan untuk prosedur yang kompleks dan berdurasi panjang. Hasilnya, waktu operasi bisa lebih efisien, dan pasien merasakan manfaat pemulihan lebih cepat,” ujar dr Marto.
Da Vinci Xi bukan sekadar alat, tetapi simbol transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Teknologi ini, kata dr Marto, memberikan hasil pembedahan yang lebih baik, risiko minimal, dan kualitas hidup pasien yang lebih optimal.
Sebuah lompatan besar menuju masa depan bedah presisi. Dengan menghadirkan robotik Da Vinci Xi, Siloam Hospitals Kebon Jeruk menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor layanan kesehatan modern di Indonesia.
Senada, dr Agus juga mengungkapkan potensi besar penggunaan teknologi ini di bidang urologi, khususnya untuk pasien kanker prostat.
“Kamera 3D-HD Da Vinci Xi memberikan visualisasi luar biasa hingga ke struktur saraf dan pembuluh darah terkecil. Ini memungkinkan kami mempertahankan fungsi vital pasien, seperti kontrol kandung kemih dan fungsi ereksi, yang sebelumnya sulit dicapai,” katanya.
Keunggulan Da Vinci Xi juga dirasakan di bidang ginekologi, dr Ferdhy menjelaskan bahwa teknologi robot bedah ini memudahkannya dalam mengangkat miom besar dengan sayatan dan rasa nyeri yang minimal, sambil tetap menjaga anatomi rahim.
“Bahkan, banyak pasien dapat beraktivitas normal dalam waktu tiga hari setelah operasi,” tutup dr Ferdhy.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Guru Besar FKUI Sebut Dokter Umum Tak Punya Kompetensi Operasi Caesar”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up) -

Pria yang tewas membusuk di Kebon Jeruk diduga karena sakit
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menduga pria yang ditemukan tewas membusuk dalam sebuah gubuk di pinggir Kali Pesanggrahan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Sabtu, karena sakit.
“Untuk penemuan mayat diduga (tewas) karena sakit,” kata Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Nur Aqsha Ferdianto di Jakarta, Sabtu.
Kendati demikian, pihak kepolisian belum membeberkan detail penyakit yang menjadi penyebab kematian korban.
“Saat ini masih dalam penyelidikan. Nanti info lebih lanjut kami sampaikan,” tutur Ferdianto.
Sebelumnya, Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, geger karena penemuan mayat seorang pria yang telah membusuk dalam sebuah gubuk, Sabtu.
Mayat tersebut ditemukan dalam posisi duduk menghadap ke arah pintu gubuk yang sempit. Kakinya melipat ke belakang, sementara kepalanya tidak terlihat.
“Kondisinya udah membusuk, kaki tinggal tulang,” kata petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Kebon Jeruk, Satria (46) di lokasi, Sabtu.
Satria mengungkapkan mayat pria itu ditemukan pada sebuah gubuk di bantaran Kali Pesanggrahan.
Menurutnya, sebelum ia tiba di lokasi, warga sudah memenuhi lokasi sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
“Posisi sudah ramai, sudah banyak warga ada sekitar enam orang di pagar dekat kandang kambing,” kata Satria menunjuk ke arah lokasi gubuk.
Warga pun meminta Satria untuk bersama-sama memeriksa gubuk tempat mayat itu duduk.
Menurut Satria, mayat yang ditemukan dalam posisi duduk layaknya sedang duduk tahiyat akhir dalam gerakan sholat.
“Awalnya warga memanggil saya minta tolong. Kata warga ada bau, dan saya diminta tolong menemani untuk mengecek. Ternyata bau aroma busuk itu ya ternyata mayat,” ungkapnya.
Satria pun tidak mengetahui asal-usul mayat pria tersebut. Namun, berdasarkan keterangan warga, pria itu adalah suami seorang wanita yang kerap mengantarkan makanan ke gubuk tersebut.
“Ada bekas makanan dari istrinya digantung. Menurut keterangan warga, istrinya masih suka memberikan makan,” imbuh Satria.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Warga Kebon Jeruk geger, ada mayat membusuk di gubuk
Jakarta (ANTARA) – Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, geger karena penemuan mayat seorang pria yang telah membusuk dalam sebuah gubuk, Sabtu.
Mayat tersebut ditemukan dalam posisi duduk menghadap ke arah pintu gubuk yang sempit. Kakinya melipat ke belakang, sementara kepalanya tidak terlihat.
“Kondisinya udah membusuk, kaki tinggal tulang,” kata petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Kebon Jeruk, Satria (46) di lokasi, Sabtu.
Satria mengungkapkan mayat pria itu ditemukan pada sebuah gubuk di bantaran Kali Pesanggrahan.
Menurutnya, sebelum ia tiba di lokasi, warga sudah memenuhi lokasi sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
“Posisi sudah ramai, sudah banyak warga ada sekitar enam orang di pagar dekat kandang kambing,” kata Satria menunjuk ke arah lokasi gubuk.
Warga pun meminta Satria untuk bersama-sama memeriksa gubuk tempat mayat itu duduk.
Menurut Satria, mayat yang ditemukan dalam posisi duduk layaknya sedang duduk tahiyat akhir dalam gerakan sholat.
“Awalnya warga memanggil saya minta tolong. Kata warga ada bau, dan saya diminta tolong menemani untuk mengecek. Ternyata bau aroma busuk itu ya ternyata mayat,” ungkapnya.
Satria pun tidak mengetahui asal-usul mayat pria tersebut. Namun, berdasarkan keterangan warga, pria itu adalah suami seorang wanita yang kerap mengantarkan makanan ke gubuk tersebut.
“Ada bekas makanan dari istrinya digantung. Menurut keterangan warga, istrinya masih suka memberikan makan,” imbuh Satria.
Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait temuan mayat tersebut.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
