kab/kota: Kebayoran Baru

  • Kriminalitas kemarin, kasus pembunuhan hingga penangkapan WNA

    Kriminalitas kemarin, kasus pembunuhan hingga penangkapan WNA

    Jakarta (ANTARA) –

    Berita kriminal di kanal Metro ANTARA pada Jumat (18/7) yang masih menarik dibaca hari ini antara lain pelaku pembunuhan wanita di Tangerang ditangkap di tiga lokasi berbeda. Selain itu Imigrasi Jaksel amankan 24 WNA yang langgar izin tinggal dan pelecehan.

    Berikut rangkumannya:

    1. Pelaku pembunuhan wanita di Tangerang ditangkap di tiga lokasi berbeda

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyebutkan ketiga pelaku yang melakukan pembunuhan kepada seorang wanita berinisial APSD (22) yang ditemukan tewas terborgol di Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Rabu (16/7), ditangkap di tiga lokasi berbeda.

    Ketiga pelaku itu berinisial RRP (19), IF (21) dan AP (17).

    Baca selengkapnya di sini

    2. Imigrasi Jaksel amankan 24 WNA yang langgar izin tinggal dan pelecehan

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan mengamankan sebanyak 24 warga negara asing (WNA) yang melakukan pelanggaran keimigrasian, seperti izin tinggal, bekerja secara ilegal dan pelecehan.

    Puluhan WNA yang diamankan itu terjaring dalam Operasi Wira Waspada yang digelar Imigrasi Jaksel di wilayah Cilandak dan Kalibata.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Polisi tangani kecelakaan yang tewaskan pemotor di CSW Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Pihak kepolisian menangani kecelakaan yang menewaskan pengendara motor di kawasan lampu merah CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/7) pagi sekira pukul 05.15 WIB.

    “Pengendara sepeda motor berinisial ZK, laki-laki, meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara penumpangnya, NF, perempuan, mengalami luka-luka dan saat ini dalam perawatan,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Mujiyanto di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Bugie Kurniawan (dua dari kiri) dalam konferensi pers “Operasi Wirawaspada” di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan, Jakarta, Jumat (18/7/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

    4. Ini penjelasan Polda Metro Jaya terkait video viral “SIM Jakarta”

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memberikan penjelasan terkait adanya video viral yang beredar di media sosial soal penggunaan “SIM Jakarta”.

    Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin di Jakarta, Jumat, peristiwa itu bermula saat petugas menghentikan sebuah kendaraan pada Sabtu (12/7), kemudian menanyakan surat-surat dan pengendara memberikan sebuah SIM.

    Baca selengkapnya di sini

    5.Jasad perempuan terborgol ditemukan di Cisauk

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad perempuan yang ditemukan dalam keadaan terborgol di Cisauk, Kabupaten Tangerang pada Rabu (16/7).

    “Kami telah melakukan tindakan pengecekan TKP terhadap penemuan seorang perempuan dengan ciri-ciri menggunakan celana jas hujan warna merah muda, kerudung warna ungu, tas selempang warna hitam dan tangan korban borgol ke belakang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Diduga Mabuk, Pengemudi Tabrak Pemotor hingga Tewas di Depan Halte Masjid Agung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Diduga Mabuk, Pengemudi Tabrak Pemotor hingga Tewas di Depan Halte Masjid Agung Megapolitan 18 Juli 2025

    Diduga Mabuk, Pengemudi Tabrak Pemotor hingga Tewas di Depan Halte Masjid Agung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi di depan Halte Masjid Agung, Kebayoran Baru,
    Jakarta
    Selatan, pada Jumat (18/7/2025) dini hari.
    Setelah kejadian, pelaku sempat ditangkap oleh sejumlah warga ketika korban dievakuasi. Penangkapan pelaku direkam salah satu warga dan diunggah ke media sosial, salah satunya oleh akun Instagram @jakartaselatan24jam.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh JAKARTA 24JAM (@jakarta24jam.id)
    Dalam video tersebut, tampak seorang pria berbaju hitam yang diduga dalam pengaruh alkohol terduduk di jalan dan terlihat linglung saat diseret oleh warga. Ia tidak memberikan perlawanan ketika dipukul dan ditendang warga.
    Rekaman itu juga memperlihatkan posisi mobil berwarna putih yang tampak menabrak separator jalan.
    Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro
    Jakarta Selatan
    Komisaris Mujiyanto menyebutkan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
    “Ada laporan dan penanganan. Kejadiannya pagi pukul 03.00 WIB,” kata Mujiyanto saat dikonfirmasi, Kamis.
    Korban berinisial KIBS (23) diketahui sedang mengendarai sepeda motor dan hendak memutar balik di depan Masjid Agung Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, dari arah Patung Pemuda Pembangunan.
    Pada saat bersamaan, dari arah CSW, sebuah mobil dengan nomor polisi F 1056 FAB melaju kencang dan menabrak korban. Benturan keras tak terhindarkan, korban pun tewas di tempat.
    “Motornya putar balik dari utara ke selatan di Al-Azhar itu, mobil dari selatan, dari CSW. Pas memutar itu terjadilah (kecelakaan),” jelas Mujiyanto.
    Terkait dugaan pengemudi dalam kondisi mabuk, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.
    “Kalau masalah mabuknya sudah dites, hasilnya nanti itu, masih didalami,” kata dia.
    Korban sempat dibawa ke rumah sakit dan telah dijemput pihak keluarga. Ia diketahui merupakan warga Beji, Depok.
    “Korban sama pelakunya sudah dibawa ke rumah sakit, yang meninggal sudah dibawa keluarganya,” ujar Mujiyanto.
    Sekitar dua jam setelah kejadian tersebut, insiden serupa kembali terjadi tak jauh dari lokasi. Seorang pria berinisial ZK (48) juga tewas di tempat setelah ditabrak mobil yang datang dari arah berlawanan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecelakaan Maut CSW Blok M: Polisi Dalami Dugaan Pengemudi Mobil Mabuk 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Juli 2025

    Kecelakaan Maut CSW Blok M: Polisi Dalami Dugaan Pengemudi Mobil Mabuk Megapolitan 18 Juli 2025

    Kecelakaan Maut CSW Blok M: Polisi Dalami Dugaan Pengemudi Mobil Mabuk
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Kecelakaan lalu lintas
    maut terjadi di persimpangan lampu merah
    CSW Blok M
    , Kebayoran Baru,
    Jakarta Selatan
    , pada Jumat (18/7/2025) pagi.
    Seorang pengendara sepeda motor berinisial ZK (48) tewas di tempat setelah bertabrakan dengan mobil yang melaju dari arah berlawanan.
    Beredar dugaan di media sosial bahwa pengemudi mobil dalam kondisi mabuk saat kecelakaan terjadi.
    Menanggapi hal itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin memastikan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk tes urine terhadap pengemudi mobil.
    “Pasti, setiap kejadian pasti akan kami dalami, manakala ada indikasi penggunaan alkohol atau narkoba,” kata Komarudin saat dikonfirmasi, Jumat.
    Saat ini, pengemudi mobil masih menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Komarudin mengatakan, penyidik memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum pengemudi.
    “Masih, masih dilakukan pemeriksaan. Kita punya waktu 1×24 jam untuk membuktikan itu,” ujarnya.
    Kecelakaan maut
    ini terjadi sekitar pukul 05.15 WIB. Berdasarkan keterangan awal, tabrakan terjadi di tengah persimpangan CSW Blok M ketika kedua kendaraan melintas dari arah berlawanan.
    Sepeda motor korban melaju dari utara ke selatan, sedangkan pengendara mobil dari barat ke timur.
    “Informasi sementara ada salah satu kendaraan yang menerobos lampu merah, ini masih kami dalami karena kejadiannya persis di persimpangan di saat aktivitas pagi,” ujar Komarudin.
    Sementara itu, Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan, Kompol Mujiyanto, menjelaskan bahwa korban ZK melaju dari arah Jalan Raya Sisingamangaraja dan hendak melintasi lampu merah CSW ketika tabrakan terjadi.
    “(Pengendara motor dan mobil) dari arah berbeda, bertabrakan di titik persimpangan. Pengendara motor luka berat dan meninggal di tempat, sementara penumpangnya selamat namun mengalami luka,” kata Mujiyanto.
    ZK diketahui merupakan warga Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Sedangkan pengemudi mobil berasal dari Jepara, Jawa Tengah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi masih dalami penyebab kecelakaan di CSW Jaksel

    Polisi masih dalami penyebab kecelakaan di CSW Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyebutkan masih mendalami penyebab kecelakaan yang menewaskan pengendara motor di kawasan lampu merah CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat pagi sekira pukul 05.15 WIB.

    “Saat ini masih kami dalami, informasi sementara ada salah satu kendaraan yang menerobos lampu merah. Ini masih kami dalami karena kejadiannya persis di persimpangan di saat aktivitas pagi,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin saat ditemui di Jakarta, Jumat.

    Saat dikonfirmasi terkait dugaan pengemudi kendaraan roda empat yang diduga dalam keadaan mabuk, Komarudin belum mau berkomentar.

    “Belum sampai ke sana, kita masih terus dalami,” katanya.

    Komarudin juga menyebutkan saat ini pengemudi roda empat masih dilakukan pemeriksaan terkait peristiwa tersebut.

    Pihak kepolisian menangani kecelakaan yang menewaskan pengendara motor di kawasan lampu merah CSW, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat pagi.

    “Pengendara sepeda motor berinisial ZK, laki-laki, meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara penumpangnya, NF, perempuan, mengalami luka-luka dan saat ini dalam perawatan,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Mujiyanto di Jakarta, Jumat.

    Sepeda motor Yamaha XMAX bernomor polisi F 4866 FEU mengalami insiden tabrakan dengan mobil Honda WR-V berpelat nomor B 1889 TOV.

    Kompol Mujiyanto menjelaskan kecelakaan terjadi saat sepeda motor melaju dari arah selatan ke utara di Jalan Sisingamangaraja. Di saat bersamaan, mobil datang dari arah barat ke timur dan terjadi benturan tepat di persimpangan CSW.

    Akibat kejadian tersebut, satu orang pengendara motor tewas di lokasi. Sedangkan, pengemudi mobil berinisial SD, tidak mengalami luka serius dalam kejadian tersebut.

    Kini, kedua kendaraan mengalami kerusakan akibat benturan. Korban meninggal dan luka-luka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Fatmawati untuk penanganan lebih lanjut.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cerita Panjang Pasar Barito, dari Kios Kaki Lima hingga Mau Direlokasi

    Cerita Panjang Pasar Barito, dari Kios Kaki Lima hingga Mau Direlokasi

    Jakarta

    Riuh kicauan burung yang bersahutan dengan deru mesin kendaraan masih terdengar di Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sayang perpaduan irama tersebut terancam senyap karena adanya rencana relokasi pasar.

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berencana merelokasi Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan imbas proyek pembangunan taman ASEAN akan dimulai awal Agustus 2025 mendatang. Pasar hewan legendaris itu direncanakan pindah ke kawasan Lenteng Agung.

    Rencana relokasi ini juga sudah didengar para pedagang, meski menurut mereka keputusan ini sangatlah mendadak. Terlebih mengingat rencana pembangunan taman di lokasi bekas pasar ini akan dimulai pada awal Agustus mendatang, padahal di lokasi baru dikabarkan belum berdiri bangunan pasar baru.

    “Namanya kita, ini kan memang punya pemerintah, ya kita mau nggak mau ya harus setuju gitu loh. Dikasih tahu ke dekat Stasiun Lenteng Agung, katanya gitu,” kata salah seorang pedagang Pasar Barito, Mukhlisin, kepada detikcom, Jumat (18/7/2025).

    “Lahan ada cuma belum ada bangunan. Ya kita teman-teman ini yang pada nggak mau itu kan di sana belum ada kok kita suruh pindah gitu loh. Ini sih rumor ya, belum berita resmi gitu ya, bilangnya nanti tanggal 8 Agustus itu peletakan batu pertama pembangunan taman, kita harus sudah kosong,” sambungnya.

    Meski tak bisa berbuat banyak, Mukhlisin yang sudah berdagang sejak awal tahun 2000an menyayangkan keputusan relokasi Pasar Barito, mengingat keberadaan pusat jual beli hewan legendaris ini sudah ada sejak tahun 1970an.

    “Tahun 70-an, sekitar tahun 1976 sudah ada, kalau Pasar Barito itu. Pokoknya sebelum tahun 80an itu sudah ada. Ya ibaratnya sudah jadi kayak legend gitu lah, sudah terkenal,” ucapnya.

    Sementara itu pedagang lain yang sudah membuka lapak di Pasar Barito sejak 1985 lalu, Cahyono, bercerita pusat jual beli hewan peliharaan ini sudah ada pada masa pemerintahan Gubernur Tjokropranolo (1977-1982).

    Di mana saat itu Pasar Barito belum berbentuk bangunan permanen seperti sekarang, melainkan hanya barisan gerobak yang setiap hari harus dibongkar pasang. Sampai saat ia mulai berjualan di kawasan tersebut, barulah kios-kios semi-permanen didirikan.

    Hingga akhirnya pada 2022 lalu, pasar hewan legendaris ini mulai direvitalisasi menjadi deretan kios-kios permanen lengkap dengan rolling door di masing-masing toko. Walau menurut Cahyono ukuran kios milik pedagang jadi semakin kecil.

    “Aku di sini sudah ada pasar. Dulu di zamannya Gubernur Tjokropranolo ya. Dulu di sini belum gini, itu pakai gerobak-gerobak awalnya, tahun 70an atau berapa. Jadi zamannya Gubernur Tjokropranolo,” katanya.

    “Tahun 1985 itu sudah begini. Tapi masih semi-permanen, sendiri-sendiri, tapi gede-gede (ukuran per kios). Ini nggak per lapak kecil-kecil begini. Dulu kan sampai tiga itu, maksudnya gede lah dari sini sampai tiga kios sekarang ini satu orang gitu,” cerita Cahyono lagi.

    Beban Berat Pasar Barito Usai Revitalisasi Hingga Kini Mau Direlokasi
    Usai revitalisasi, kondisi pasar memang jauh lebih baik. Namun para pedagang justru menanggung beban berat. Sebab selama proses revitalisasi, mereka tidak bisa berdagang, tabungan ludes, hingga harus berutang ke bank yang tak kunjung lunas.

    “Dulu 8 bulan kita itu kan direnovasi. Kita 8 bulan nggak jualan. Sudah masuk baru berjalan mau 2 tahun, baru masih cari pelanggan, sudah harus relokasi. Kan modalnya saja kita semua pada pinjem bank. Ada BRI, ada KUR, ada macem-macem. Terus mulanginnya gimana?” keluh Cahyono.

    Beban ini menjadi lingkaran tak berujung. Tanpa omzet yang memadai, mereka sulit menyicil pinjaman. Tanpa modal, mereka tak bisa beli stok. Beberapa bahkan harus menunda pembayaran ke pemasok dan karyawan.

    “Urusan dengan bank bermasalah, urusan dengan supplier bermasalah, urusan dengan tagihan bermasalah, urusan dengan karyawan bermasalah. Pasti besar efeknya, luar biasa,” sambung Cahyono.

    Kini pasar hewan tersebut rencananya ingin direlokasi, yang membuat para pedagang semakin resah akan masa depan. Terlebih bagaimana mereka masih harus mencari pelanggan baru di tempat baru. Karenanya tak mengherankan jika rencana relokasi ini sama saja seperti ‘upaya membunuh’ usaha para pedagang.

    “Saya sebagai pedagang pindah ke tempat yang baru, itu belum tentu bisa jalan. Bagaimana? Ke tempat baru cari pelanggan baru. Kemarin saja kita ditutup 8 bulan sudah kayak apaan, sudah hilang pelanggan. Sekarang mau direlokasi, berat,” ucapnya.

    “Sama aja kita, ya sudah mati. Mati, walaupun disediakan tempat saja mati. Apalagi nggak disediakan tempat. Artinya sudah digusur begitu ya, habis,” tandas Cahyono.

    (igo/fdl)

  • Utang Bank Menumpuk, Dagangan ‘Kosong’

    Utang Bank Menumpuk, Dagangan ‘Kosong’

    Jakarta

    Di balik deretan kios di Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tersimpan cerita pahit para pedagang yang masih terjebak dalam lilitan utang. Setelah pandemi dan penutupan pasar karena revitalisasi, banyak dari mereka belum mampu bangkit, bahkan hanya untuk mengisi barang dagangan.

    Cahyono, salah seorang pedagang, mengaku kondisi saat ini sangat berat. Penjualan sepi, modal tak kunjung kembali, sementara kewajiban terus menumpuk.

    “Kondisi ekonomi saja nggak usah direlokasi saja kita sudah ambruk. Bisa lihat barang-barang pada kosong. Sudah nggak kuat, sudah sepi, persaingannya sudah ketat sekali,” kata Cahyono saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (18/7/2025).

    Utang Menumpuk Sejak Revitalisasi

    Masalah tidak berhenti di sepinya pelanggan. Cahyono menjelaskan bahwa revitalisasi pasar pada 2022 lalu membuat para pedagang terpaksa tidak berjualan selama berbulan-bulan. Untuk bertahan, sebagian besar dari mereka harus berutang ke bank atau mengandalkan pinjaman modal usaha.

    “Dulu 8 bulan kita itu kan direnovasi. Kita 8 bulan nggak jualan. Sudah masuk baru berjalan mau 2 tahun, baru masih cari pelanggan, sudah harus relokasi. Kan modalnya saja kita semua pada pinjem bank. Ada BRI, ada KUR, ada macem-macem. Terus mulanginnya gimana?” keluh Cahyono.

    Beban ini menjadi lingkaran tak berujung. Tanpa omzet yang memadai, mereka sulit menyicil pinjaman. Tanpa modal, mereka tak bisa beli stok. Beberapa bahkan harus menunda pembayaran ke pemasok dan karyawan.

    “Urusan dengan bank bermasalah, urusan dengan supplier bermasalah, urusan dengan tagihan bermasalah, urusan dengan karyawan bermasalah. Pasti besar efeknya, luar biasa,” sambung Cahyono.

    Bukan Sekadar Relokasi, Tapi Masalah Finansial Struktural

    Mukhlisin, pedagang lainnya, mengakui sebagian besar rekan sesama pedagang masih dibebani utang hingga saat ini. Walau ia sendiri tidak punya cicilan ke bank, kondisi keuangan tetap membuatnya resah.

    “Kalau hutang ke bank iya. Kalau pinjol kayaknya sih nggak ada. Nggak ada pernah dengar gitu, nggak ada sih. Alhamdulillah sih. Kalau pinjol memang prosesnya gampang cuma balikinnya yang susah,” kata Mukhlisin.

    “Tapi kayaknya juga banyak yang pada belum lunas KUR, dengar-dengar gitu. Katanya utang saja belum lunas kok disuruh pindah,” tambahnya.

    Tanpa Tabungan, Bertahan pun Sulit

    Meski tidak terlilit utang, Mukhlisin juga mengaku tidak memiliki simpanan. Tabungan sudah habis untuk modal bertahan pasca-revitalisasi. Padahal kebutuhan hidup terus berjalan.

    “Saya terus terang KUR nggak punya tapi duit juga punya. Makanya saya juga ‘dag dig dug’,” ucapnya dengan nada khawatir.

    Lihat juga Video: Respons Pedagang Pasar Barito soal Rencana Direlokasi

    (igo/fdl)

  • Sudah Nggak Kuat, Sekarang Malah Mau Direlokasi

    Sudah Nggak Kuat, Sekarang Malah Mau Direlokasi

    Jakarta

    Suasana Pasar Hewan Barito di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, semakin sepi. Kios-kios berjejer, tapi pembeli nyaris tak tampak. Belum sempat bangkit sejak dihantam pandemi dan revitalisasi, para pedagang kini menghadapi cobaan baru: rencana relokasi.

    Mukhlisin, salah satu pedagang, menceritakan bahwa sepinya pembeli sudah berlangsung sejak masa pandemi COVID-19. Namun kondisi diperparah ketika pasar direvitalisasi pada 2022 lalu.

    Bagi para pedagang, masa revitalisasi terasa seperti titik nadir. Mereka tak hanya kehilangan pemasukan, tapi juga harus keluar modal tambahan untuk bertahan hidup.

    “Kalau penurunan sih jelas dibandingkan sebelum corona jauh separuhnya aja nggak ada. Itu kan sehabis corona juga. Kalau disuruh balik kayak sebelum corona sih belum pernah gitu,” kata Mukhlisin kepada detikcom di lokasi, Jumat (18/7/2025).

    “Soalnya kemarin juga kita udah habis-habisan mas sebenarnya. Waktu di rehab itu, itu kan 6 bulan kita harus cari tempat lagi, apa lagi, terus balik lagi ke sini kan bener-bener itu. Ini juga belum lama kan, paling sekitar 2 tahun,” jelasnya.

    Pedagang seperti Mukhlisin belum sempat pulih, tetapi kini dihadapkan pada relokasi. Ia mengaku khawatir jika tempat baru belum siap dan mereka harus berhenti berjualan lagi.

    “Ya bukan masalah pindah tempat saja. Namanya kalau di sana belum dibangun, kita juga bingung kan cari tempat dulu. Itu kan perlu biaya juga. Biaya kita selama kita nggak jualan itu loh. Kan nggak ada pemasukan tapi kita perlu pengeluaran, dapat dari mana. Kalau kita masih jualan kan ada harapan. Apalagi ini tahun ajaran baru. Anak sekolah juga perlu biaya banyak,” papar Mukhlisin.

    “Soalnya kabarnya terlalu cepat, dadakan gitu loh. Kalau waktu di rehab dulu itu kan jauh-jauh bulan sudah ada pengumuman. Jadi ibaratnya kita juga udah siap-siap. Terus juga dulu sebelum corona kan kita juga masih punya tabungan. Terus sekarang kondisi ekonomi begini, malah disuruh relokasi, terus mendadak lagi,” keluhnya lagi.

    Hal serupa juga diungkapkan Cahyono, pedagang Pasar Barito lainnya. Ia mengatakan bahwa sebagai pedagang mereka harus mengikuti keputusan pemerintah, tapi tetap berharap ada solusi yang manusiawi.

    “Ya sebenarnya kami pedagang setuju saja, tapi kalau memang harus pembongkaran ya kalau bisa di tunda, dan kalau direlokasi tempatnya juga sudah tersedia,” ucapnya.

    Menurut Cahyono, omzet para pedagang belum benar-benar pulih sejak pandemi. Modal mereka juga sudah terkuras saat revitalisasi pasar dua tahun lalu.

    “Supaya jangan memutus mata rantai. Kalau diputus kan orang mau cari apa. Sementara di Barito kan baru 2 tahun ini cari pelanggan. Dulu 8 bulan kita itu kan direnovasi. Kita 8 bulan nggak jualan. sudah masuk baru berjalan mau 2 tahun baru masih cari pelanggan sudah harus relokasi,” kata Cahyono.

    “Karena kondisi ekonomi saja nggak usah direlokasi saja kita sudah ambruk. Bisa lihat barang-barang pada kosong. Sudah nggak kuat, sudah sepi, persaingannya sudah ketat sekali. Makanya justru kondisi begini harusnya kan bisa ditolong lah,” sambungnya.

    (igo/fdl)

  • Menhut Puji Peraih Hoegeng Awards 2025: Luar Biasa, Keren Sekali!

    Menhut Puji Peraih Hoegeng Awards 2025: Luar Biasa, Keren Sekali!

    Jakarta

    Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memuji para polisi peraih Hoegeng Awards 2025. Raja Juli menyebut semua peraih Hoegeng Awards sangat luar biasa.

    “Peraih Hoegeng Award 2025 semuanya luar biasa. Profile mereka keren sekali,” kata Raja Juli di Auditorium Mutiara PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025) malam.

    Raja Juli mengaku terharu saat melihat tayangan profil para peraih Hoegeng Awards. Dia berharap keteladanan peraih Hoegeng Awards bisa menginspirasi insan polisi lainnya.

    “Saya sempat terharu ketika video profile mereka ditayangkan. Semoga mereka menginspirasi insan kepolisian yang lain,” ujarnya.

    Hoegeng Awards merupakan program yang kolaborasi detikcom dengan Polri untuk memberikan penghargaan bagi polisi-polisi teladan. Dalam acara ini, ada lima polisi yang bakal menerima Hoegeng Awards 2025. Kelima polisi teladan ini dipilih Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025 dari ribuan usulan nama anggota Polri yang masuk.

    Anggota Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025 ini terdiri dari mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., anggota Kompolnas Gufron Mabruri, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi., Wakil Ketua Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM, dan Ketua Komisi III DPR Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.

    Berikut daftar penerima Hoegeng Awards 2025:

    – Polisi Berdedikasi: Aipda Rahmad Muhajirin Bhabinkamtibmas Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro, Jawa Timur)
    – Polisi Inovatif: Iptu Andi Sri Ulva Baso (Paur Fasmat SBST Subdit Regident Ditlantas Polda Sulawesi Selatan)
    – Polisi Berintegritas: Kombes Seminar Sebayang (Kepala Sekolah Polisi Negara Polda Sulawesi Tengah)
    – Polisi Pelindung Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan: Kombes Rita Wulandari (Kasubdit 1 Dittipid PPA-PPO Bareskrim Polri)
    – Polisi Tapal Batas dan Pedalaman: Bripka Annas (Bhabinkamtibmas Banawa Selatan, Polres Donggala, Polda Sulawesi Tengah)

    (whn/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Deretan Temuan Baru Kasus Chromebook: Soal Peran Nadiem hingga Investasi GoTo

    Deretan Temuan Baru Kasus Chromebook: Soal Peran Nadiem hingga Investasi GoTo

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap temuan-temuan baru dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook. Kasus ini belakangan menyeret nama bekas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

    Nadiem telah diperiksa berkali-kali. Salah satu mantan staf khususnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara yang diduga merugikan negara lebih dari Rp1,9 triliun tersebut. Total ada 4 tersangka.

    Direktur Penyidikan JAMpidsus Kejaksaan Agung, Abdul Qohar mengemukakan peran para tersangka. Menurutnya, untuk tersangka eks staf khusus Nadiem Makarim atas nama Jurist Tan, pada Agustus 2019 lalu bersama Fiona Handayani membuat grup Whatsapp bernama Mas Menteri Core Team.

    Qohar menjelaskan bahwa grup tersebut membahas mengenai rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek apabila Nadiem terpilih sebagai menteri.

    Selanjutnya, ketika Nadiem resmi ditunjuk menjadi menteri era Presiden Jokowi, Qohar menjelaskan grup tersebut mulai membahas pengadaan TIK menggunakan Chrome OS antara Jurist Tan dengan Yeti Khim dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan. 

    “Kemudian, dilakukan penunjukan jabatan konsultan untuk Ibrahim Arief agar membantu pengadaan TIK ini,” tuturnya di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

    Qohar menjelaskan bahwa Jurist Tan juga menindaklanjuti pengadaan TIK tersebut dengan cara mempimpin sejumlah rapat melalui zoom meeting dan meminta agar rencananya itu diberi dukungan.

    “JS selaku Staf Khusus Menteri bersama Fiona memimpin rapat-rapat melalui zoom meeting meminta kepada SW selaku Direktur SD, kemudian MUL selaku Direktur SMP, kemudian IBAM yang hadir pada saat rapat meeting agar mengadakan TIK di Kementerian Kemendikbud Ristek dengan menggunakan Chrome OS,” katanya.

    Pertemuan dengan Google

    Setelah mendapatkan dukungan, kemudian Jurist Tan menindaklanjutinya dengan cara menemui Google, di mana sebelumnya Google juga telah bertemu Nadiem Makarim untuk membahas pengadaan TIK tersebut.

    Hasil pertemuan dengan Google itu lalu disampaikan Jurist Tan kepada Ibrahim Arief, Sri Wahyuningsih, Mulatsyah, dan Nadiem Makarim dalam sebuah zoom meeting.

    Sedangkan tersangka Ibrahim Arief, kata Qohar berperan membuat rencana untuk penggunaan Chromebook bersama Nadiem Makarim dalam proyek pengadaan TIK. Dia mengarahkan tim teknis mengeluarkan hasil kajian teknis berupa Chrome OS dengan cara mendemonstrasikan melalui zoom meeting.

    “Tersangka IBAM juga hadir bersama dengan tersangka JT, SW, dan MUL dalam rapat zoom meeting yang dipimpin oleh NAM yang memerintahkan menggunakan ChromeOs dari Google sedangkan saat itu pengadaan belum dilaksanakan,” ujarnya.

    Untuk hasil kajian pertama sendiri, menurut Qohar, tidak ditandatangani Ibrahim Arief karena tidak menyebutkan rekomendasi penggunaan chromebook. Sedangkan pada kajian kedua baru dijadikan acuan karena menyebutkan rekomendasi atas kajian chromebook.

    Peran Tersangka Lain

    Sementara itu, untuk peran tersangka Sri Wahyuningsih yaitu selaku Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada tahun 2020-2021 sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di Lingkungan Direktorat Sekolah Dasar. 

    Menurutnya, Sri Wahyuningsih berperan turut serta bersama Mulatsyah, Jurist Tan, Ibrahim Arief, dan Nadiem membahas pengadaan ChromeOs dari Google yang saat itu pengadaan belum dilaksanakan.

    “Tersangka SW melalui temannya berinisial IT (swasta) menyuruh saudara BH selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Direktorat SD tahun 2020) agar menindaklanjuti perintah Mendikbudristek NAM untuk memilih pengadaan TIK dengan operating system ChromeOS dengan metode e-catalog,” tuturnya.

    Sri Wahyuningsih, kata dia, juga mengganti PPK karena tidak mampu melaksanakan perintah Nadiem untuk pengadaan TIK menggunakan Chrome OS. Kemudian, Sri Wahyuningsih menyuruh PPK yang baru memesan chromebook setelah bertemu dengan perwakilan dari PT Bhinneka Mentaridimensi selaku penyedia.

    “Bahwa tersangka SW memerintahkan WH selaku PPK untuk mengubah metode e-katalog menjadi SIPLAH (system Informasi Pengadaan Sekolah) dan membuat petunjuk pelaksanaan bantuan pemerintah pengadaan TIK di Kemendikbudristek,” kata Qohar.

    Dia juga menyebutkan bahwa Sri Wahyuni berperan menyusun Juklak pengadaan chromebook. Di mana, untuk jenjang SD sebanyak 15 unit laptop dan connector satu unit per sekolah dengan harga Rp88,25 juta dari dana transfer Satuan Pendidikan Kemendikbudristek.

    Kemudian, Qohar membeberkan untuk tersangka Mulyatsyah sendiri berperan menindaklanjuti perintah Nadiem Makarim untuk pengadaan chromebook kepada PPK dan penyedia. Dia juga berperan membuat petunjuk teknis pengadaan peralatan TIK SMP tahun 2020 yang mengarahkan ChromeOs. 

    “Hal itu sebagai tindaklanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2021 yang dibuat oleh NAM selaku Mendikbudristek,” tuturnya.

    Selidiki Investasi GoTo

    Ssmsntara iru, penyidik Kejaksaan Agung tengah mendalami semua investasi dari beberapa korporasi yang masuk ke PT GoJek-Tokopedia (GoTo) Tbk.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Anang Supriatna mengemukakan penyidik telah menemukan sejumlah dokumen yang disita dari penggeledahan Kantor GoTo beberapa waktu lalu.

    Hasilnya, kata Anang, ada dokumen penting yaitu berupa investasi beberapa korporasi ke GoTo. Hal tersebut kini tengah didalami oleh tim penyidik Kejagung.

    “Jadi ini ada beberapa dokumen terkait dengan investasi yang diterima oleh GoTo,” tuturnya di Kejaksaan Agung, Rabu (16/7/2025).

    Anang menjelaskan bahwa tim penyidik Kejagung tengah memilah mana investasi yang diduga berkaitan dengan pengadaan Chromebook di Kemendikbudristik.

    “Jadi nanti kami dalami mana yang terkait dengan perkara yang sedang kita tangani ya,” katanya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Kejaksaan Agung menyita ratusan dokumen dan alat bukti elektronik dari hasil penggeledahan di Kantor GoTo yang berlokasi di Jalan Melawai Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung kala itu, Harli Siregar mengatakan penyidik melakukan penggeledahan tersebut untuk mencari alat bukti lain terkait kasus tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek. 

    “Memang benar ada penggeledahan dan sudah disita banyak dokumen dan alat bukti elektronik,” tutur Harli di Jakarta, Jumat (11/7/2025). 

    Dia berharap barang bukti yang diamankan penyidik Kejagung tersebut bisa membuat perkara korupsi pengadaan Chromebook semakin terang-berderang sekaligus untuk mencari tersangka baru.

    Peran Nadiem dan Kerugian Negara

    Adapun Qohar mengatakan kerugian negara yang muncul akibat pengadaan itu sebesar Rp1,98 triliun dari total anggaran pengadaan keseluruhan mencapai Rp9,3 triliun.

    Qohar menjelaskan bahwa anggaran Rp9,3 triliun itu berasal dari dana APBN Satuan Pendidikan Kemendikbudristek dan dana DAK. Menurut Qohar, rencananya dana itu akan digunakan untuk membeli 1,2 juta unit chromebook dengan cara menujuk pihak penyedia langsung yaitu PT Bineca Mentari Dimensi.

    “Kemudian NAM (Nadiem Makarim) yang waktu itu menjabat sebagai menteri juga mengetahui hal itu,” tuturnya di Kejaksaan Agung, Selasa (15/7) malam.

    Qohar juga mengungkapkan bahwa Nadiem Makarim yang waktu itu menjabat sebagai Mendikbudristek mengarahkan agar jutaan chromebook tersebut menggunakan OS dari Google, tanpa alasan yang jelas. “Semua unit chromebook itu diperintahkan oleh NAM (Nadiem Makarim) untuk pakai OS Google Chrome,” katanya.

    Namun belakangan, menurut Qohar, baru diketahui chromebook tersebut ternyata tidak bisa digunakan oleh guru dan siswa, sehingga timbul kerugian negara.

    “Sayangnya OS di chromebook ini ternyata tidak bisa digunakan secara optimal,” ujar Qohar.

  • Dalami Kasus Pengadaan Chromebook, Kejagung Sita Dokumen Investasi ke GOTO

    Dalami Kasus Pengadaan Chromebook, Kejagung Sita Dokumen Investasi ke GOTO

    Bisnis.com, Jakarta — Penyidik Kejaksaan Agung tengah mendalami semua investasi dari beberapa korporasi yang masuk ke PT GoJek-Tokopedia (GoTo) Tbk.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Anang Supriatna mengemukakan penyidik telah menemukan sejumlah dokumen yang disita dari penggeledahan Kantor GoTo beberapa waktu lalu.

    Hasilnya, kata Anang, ada dokumen penting yaitu berupa investasi beberapa korporasi ke GoTo. Hal tersebut kini tengah didalami oleh tim penyidik Kejagung.

    “Jadi ini ada beberapa dokumen terkait dengan investasi yang diterima oleh GoTo,” tuturnya di Kejaksaan Agung, Rabu (16/7/2025).

    Anang menjelaskan bahwa tim penyidik Kejagung tengah memilah mana investasi yang diduga berkaitan dengan pengadaan Chromebook di Kemendikbudristik.

    “Jadi nanti kami dalami mana yang terkait dengan perkara yang sedang kita tangani ya,” katanya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Kejaksaan Agung menyita ratusan dokumen dan alat bukti elektronik dari hasil penggeledahan di Kantor GoTo yang berlokasi di Jalan Melawai Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

    Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung kala itu, Harli Siregar mengatakan penyidik melakukan penggeledahan tersebut untuk mencari alat bukti lain terkait kasus tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek. 

    “Memang benar ada penggeledahan dan sudah disita banyak dokumen dan alat bukti elektronik,” tutur Harli di Jakarta, Jumat (11/7/2025). 

    Dia berharap barang bukti yang diamankan penyidik Kejagung tersebut bisa membuat perkara korupsi pengadaan Chromebook semakin terang-berderang sekaligus untuk mencari tersangka baru.