kab/kota: Kartini

  • Kiprah Ani Idrus Memperjuangkan Isu-isu Perempuan Lewat Tulisan

    Kiprah Ani Idrus Memperjuangkan Isu-isu Perempuan Lewat Tulisan

    JAKARTA – Google Doodle merayakan hari kelahiran seorang tokoh wanita Ani Idrus, hari ini. Ia adalah seorang jurnalis kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat pada 25 November 1918. Lewat tulisannya ia aktif menyuarakan isu-isu perempuan dan kesetaraan gender.

    Ani hidup dilingkungan keluarga yang termasuk dalam status sosial yang cukup baik dalam masyarakat. Ayahnya asli Minang, sementara ibunya keturunan campuran Jawa-Minang. Ayah Ani bekerja sebagai pegawai di perusahaan tambang batubara dan sempat mengenyam pendidikan di sekolah rakyat.

    Ani kecil tinggal dalam masyarakat matrilineal dengan adat yang sangat ketat di Minangkabau. Dalam masyarakat matrilineal, perempuan menjadi penentu keberlangsungan keluarganya. Sistem tersebut mendorong laki-laki untuk tidak terlibat secara setara dalam rumah tangga. Hal itu yang kemudian menurut Siti Utami Dewi Ningrum dalam “Perempuan Bicara dalam Majalah Dunia Wanita: Kesetaraan Gender dalam Rumah Tangga di Indonesia, 1950-an” (2018) seringnya menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

    Selain itu, masalah yang dialami Ani pada waktu itu adalah soal poligami. Pada 1930 tercatat tingkat poligami di Minang lebih tinggi dari Jawa dan Madura. Menurut data sensus penduduk pada tahun itu, tingkat Poligami Minangkabau mencapai 8,7 persen, sementara Jawa dan Madura hanya 1,9 persen. 

    Poligami jadi cobaan bagi kedua orang tua Ani Idrus. Ibunya memilih bercerai karena suaminya punya istri baru. Ani dan kakaknya tinggal bersama ayahnya. Ani kecil hidup dengan penuh kebebasan, ia dapat mandi di sungai hingga memanjat pohon. Hingga tiba satu hari ia dimarahi oleh ayahnya karena tingkahnya itu, saat itulah ia mulai mempertanyakan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. 

    Pada 1929 Ani memilih pindah dan tinggal bersama ibunya di Medan. Di sana Ani bersekolah di Methodist Girl Schoool selama 3 tahun, lalu melanjutkan ke Meisjeskopschool (Sekolah kepandaian putri) selama 3 tahun dan ke Tamansiswa Medan. Pada saat itu ia semakin gemar membaca dan menulis karena mendapat dukungan dari ayah tirinya yang berlangganan surat kabar. 

    Saat bersekolah di Tamansiswa pada 1934, Ani sudah mulai menulis. Ia menjadi pekerja lepas di majalah harian. 

    Ani Idrus banyak menaruh perhatian pada permasalahan perempuan dan menuangkannya dalam tulisan-tulisan. Karya pertamanya bercerita tentang seorang gadis di Batavia yang dikirim ke majalah Pandji Poestaka di Batavia dan berhasil dimuat pada tahun 1930. Keberhasilannya tersebut membuat Ani semakin percaya diri dan terus mengembangkan bakat menulisnya hingga ia dewasa

    Suara Dunia Wanita

    Ani hidup pada era kolonial. Suara-suara perempuan telah muncul sejak era itu. Salah satunya yang paling terkenal menyuarakan suara perempuan adalah Kartini. 

    Tulisan-tulisan perempuan semakin lantang dengan hadirnya majalah perempuan di masa kolonial, baik yang diterbitkan oleh orgasnisasi perempuan maupun majalah komersil. Masing-masing dari mereka punya ide yang unik dan beragam. 

    Salah satu majalah itu bertajuk Dunia Wanita. Ani Idrus yang mendirikannya. Majalah itu menghadirkan berbagai isu perempuan dari bidang sosial, politik hingga ekonomi untuk memberikan informasi dan kemajuan bagi perempuan. 

    Lewat Dunia Wanita, Ani mendorong permpuan untuk mengetahui keberadaan diri dan hak-hak perempuan dalam mengisi kemerdekaan, baik dalam politik, ekonomi, sosial dan keluarga. 

    “Oleh sebab itulah kami menerbitkan madjalah ini karena kami merasa insaf dengan djalan memberikan penerangan-penerangan dalam madjalah ini kami dapat menjumbangkan bakti untuk kemadjuan wanita,” Kata Ani Idrus dalam kata pengantar Dunia Wanita terbitan pertama, 15 Juni 1949.

    Pada edisi pertama majalahnya itu, Fatmawati menjadi sampul utamanya. Gadis Rasid, salah seorang staf majalah Dunia Wanita menjelaskan, dalam edisi tersebut bahwa meskipun majalah Dunia Wanita merupakan majalah perempuan, namun laki-laki juga dapat membacanya. Menurutnya, tidak ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, meskipun ada beberapa kepentingannya yang berbeda seperti apa yang dituliskan dalam Dunia Wanita. Keduanya harus aktif bersama untuk mencapai kebahagiaan dalam masyarakat dan memperjuangkan cita-cita bangsa.

    Keterlibatan Ani di Dunia Wanita ia jalani sampai 1961. Karirnya dalam dunia pers mencapai puncaknya sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia cabang Medan. Pada 1953-1963 ia juga sempat melakukan berbagai kunjungan ke negara-negara Asia, Eropa dan Irian Jaya dalam misinya sebagai seorang jurnalis. 

    Selain dunia pers, Ani juga aktif dalam dunia politik. Ia aktif dalam PNI dan Wanita Marhaenis pada tahun 1960-1967. Selain itu juga menjadi anggota DPRD Sumatera Utara. Ia juga sempat menjadi Wasekjen Fron Nasional Sumatera Utara mewakili golongan perempuan. 

    Ani mengembuskan nafasnya yang terakhir pada 9 Januari 1999 di Kota Medan, Sumatera Utara. 

  • Teteskan Air Mata, Orang Tua Demonstran di Jember Minta Pembebasan dari Tahanan

    Teteskan Air Mata, Orang Tua Demonstran di Jember Minta Pembebasan dari Tahanan

    Jember (beritajatim.com) – Air mata menetes di pipi Umiyati, ibunda Ali Firmansyah, demonstran yang saat ini ditahan aparat penegak hukum karena dituduh melakukan perusakan saat aksi unjuk rasa akhir Agustus 2025.

    Dengan suara serak di dalam rapat dengar pendapat umum di gedung DPRD Kabupaten Jember, Jawea Timur, Senin (20/10.2025) sore, Umiyati meminta agar sang anak dibebaskan segera.

    “Saya sebelumnya minta maaf sama Bapak-Bapak dan Ibu. Saya ibunya Adi Firmansyah. Anak saya itu sudah enggak punya bapak semenjak SMP, dan dia yang menggantikan mencari nafkah untuk mengasih makan saya,” kata Umiyati.

    Ditemani para aktivis mahasiswa, Umiyati menemui sejumlah Wakil Ketua DPRD Jember Widarto dan Fiad Akhsan, Ketua Fraksi Nasdem David Handoko Seto, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Achmad Dhagir Syah, anggota PDI Perjuangan Candra Ary Fianto, dan anggota Fraksi PPP Intan Permatasari.

    Umiyati meminta agar anaknya dibebaskan dari tahanan. Sebelum ditahan, Adi adalah seorang pekerja kafe. “Saya orang tua tunggal. Kalau anak saya lama di tahanan, siapa yang ngasih makan saya, Pak?” kata Umiyati.

    Selama ini Adi menjadi tulang punggung keluarga. “Saya mohon anak saya dibebaskan, Pak. Saya sendirian di rumah, dia yang serumah sama saya. Saya mohon kebesaran hati Bapak-Bapak untuk membebaskan anak saya,” kata Umiyati.

    Sumari, ayah Sahroni Fahmi, demonstran lainnya yang juga ditahan, tidak menduga sang anak akan ditangkap polisi. “Kalau enggak salah pada 3 September 2025, ada beberapa petugas dari kepolisian ke rumah sekitar jam 4 sore. Di sana kita banyak ngobrol tentang masalah aksi dan sebagainya,” katanya.

    Saat itu Sumari bertanya, apakah Sahroni ditahan. Petugas kepolisian yang diajak bicara mengatakan tidak ada penahanan. “Sekarang hanya mau dimintai keterangannya, selambat-lambatnya kurang dari 24 jam,” katanya, menirukan sang petugas.

    Setelah ditahan, Sumari mendapatkan informasi jika anaknya hanya berada di sel selama sepekan. “Buat efek jera,” katanya, menirukan informasi itu. Namun ternyata berkas Sahroni dianggap lengkap dan diserahkan Kejaksaan Negeri Jember.

    “Saya pribadi selaku orang tua ketika ditahan untuk efek jera seminggu, saya ikhlas. Tapi kalau berkepanjangan seperti ini, anak-anak kami ini rata-rata usianya 25 tahun ke bawah. Jenjang masa depannya masih panjang. Kalau sampai ditahan lama-lama seperti ini, jenjang kariernya akan habis. Selesai mereka. Apalagi mengingat sekarang mencari pekerjaan sulit,” kata Sumari,.

    Sumari tak ingin anaknya tercatat sebagai residivis. “Kita juga minta bantuan, ketika nanti dibutuhkan secara administrasi, membutuhkan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Dia bukan penjahat,” katanya.

    Menurut Sumari, para demonstran yang ditahan itu tidak punya niat buruk. “Firmansyah bukan mahasiswa. Tetapi kenapa dia tampil dalam aksi, jarena melihat pajak rumahnya naik lebih dari 100 persen,” katanya.

    Mambaul Muarif, kuasa hukum para demonstran yang ditahan itu, sempat menanyakan kejadian pada aksi massa 30 Agustus 2025. Saat itu hanya tinggal kurang lebih 20 orang yang berkumpul di dekat Markas Kepolisian Resor Jember di Jalam Kartini, saat azan Magrib menggema. Massa besar dari organisasi mahasiswa ekstra kampus Cipayung sudah menarik diri.

    Saat itulah terjadi aksi perusakan tenda dan pelemparan bom molotov. Ridho, salah satu demonstran yang ditahan, mengaku kepada Mambaul bahwa saat itu sedang duduk di bawah tenda.

    “Kemudian tenda itu terbakar. Kenapa kok terbakar? Tidak tahu. Sepertinya ada lemparan molotov dari arah dari bundaran Jalan Kartini,” kata Mambaul menirukan jawaban Ridho.

    Api hampir mengenai badan Ridho. Dia lantas menarik tenda itu ke tengah jalan. “Karena di pinggir itu banyak kerumunan orang dan mungkin juga ada kendaraan. Itu yang dilakukan oleh Ridho. Artinya ini kan dalam rangka upaya menyelamatkan diri dan juga orang lain,” kata Mambaul.

    Mambaul juga sempat bertanya kepada Adi Firmansyah yang menyiram bensin ke api. “Pada saat ramai itu, tiba-tiba dari belakang ada menjawil. Dia ngasih botol Aqua yang isinya bensin tapi sedikit. Suruh siram, lempar supaya mungkin apinya semakin berkobar,” katanya. Adi mengaku tidak tahu siapa yang menyuruh dan tidak mengenalnya.

    Purcahyono Juliatmoko, kuasa hukum lainnya, berharap penanganan para demonstran itu dilakukans secara humanis. “Pasal 170 KUHP subsider 187 itu ancaman hukumannya itu tujuh tahun. Tapi kembali lagi, bahwa ada prinsip proporsional yang sebenarnya harus bisa dilakukan,” katanya.

    Menurut Juliatmoko, demonstrasi pada 30 Agustus 2025 di Jember masih berjalan normal. “Tidak ada kerusakan infrastruktur yang signifikan, tidak ada pembakaran infrastruktur kepolisian yang cukup signifikan. Beda dengan kondisi yang dialami di Kediri, Makassar, dan kota-kota besar lainnya,” katanya.

    Hanya ada tenda yang rusak di Jember. “Kalau ngomong tenda, dinominalkan pun tidak lebih dari Rp 2,5 juta. Kalau kita perbandingkan dengan aksi demonstrasi Omnibus Law dulu, kerusakannya lebih signifikan saat itu: kaca gedung DPRD Jember dan rehabilitasinya lebih dari Rp 10 juta,” kata Juliatmoko.

    “Orang tua demonstrasi yang ditahan juga berani membayar ganti rugi jika hanya kerusakan tenda., ataupun kalau mau dibelikan yang baru, mereka siap. Tapi mereka minta: ‘sekali lagi, anak saya jangan ditahan’,” kata Juliatmoko.

    Juliatmoko mengatakan, tidak ada satu pun dari demonstran yang ditahan adalah pelaku pelemparan bom molotov. “Teman-teman yang ditahan ini sama sekali tidak melempar molotov. Kalau diberikan bensin oleh orang tidak dikenal, itu memang iya. Cuma orang tidak dikenal. Kalau mau mengejar aktor intelektual, ya kejarlah yang melempar Mmlotov. Itu saya pikir lebih proporsional, lebih adil buat kita semua,” katanya. [wir]

  • MenPAN-RB Sampaikan Pentingnya Peran Perempuan dalam Birokrasi

    MenPAN-RB Sampaikan Pentingnya Peran Perempuan dalam Birokrasi

    Jakarta

    Perempuan dalam birokrasi memiliki peran penting dalam mendorong kebijakan yang lebih inklusif, patuh terhadap aturan, dan menciptakan ruang aman dalam pengambilan keputusan serta penyelesaian konflik. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini mengatakan birokrasi yang dipimpin oleh perempuan juga terbukti lebih taat aturan dan kolaboratif dalam proses pengambilan keputusan.

    Penelitian menunjukkan kepemimpinan perempuan cenderung melahirkan kebijakan yang mengedepankan work-life balance. Kebijakan tersebut seperti penerapan flexible work, maternal leave bagi ayah, serta penyediaan fasilitas pendukung seperti ruang laktasi dan daycare.

    “Pemimpin perempuan memiliki kecenderungan untuk menciptakan safe space yang mendorong keterbukaan, empati, dan penyelesaian konflik secara konstruktif,” kata Rini dalam keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).

    Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara pada Kegiatan Sekolah Kepemimpinan Kartini (Kalis) di Sekolah Garuda Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School, Bogor, Sabtu (18/10).

    Rini menyampaikan untuk membuka ruang bagi kepemimpinan perempuan di birokrasi, diperlukan langkah-langkah yang konkret. Ia mengatakan setidaknya ada empat pendekatan utama yang bisa menjadi strategi bersama.

    Pertama, melalui legislasi dan kebijakan yang berpihak. Kedua, dengan transformasi budaya organisasi. Ketiga, melalui teladan dan kepemimpinan.

    Menurutnya, saat ini terdapat sinyal baik dalam upaya membangun kesetaraan gender di Indonesia. Indeks Ketimpangan Gender mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

    “Artinya, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin mengecil. Perbaikan ini ditopang oleh peningkatan partisipasi kerja perempuan, pendidikan, dan keterwakilan perempuan,” paparnya.

    “Namun, jika kita melihat lebih dalam pada aspek kepemimpinan strategis, representasi perempuan masih perlu terus diperkuat dimana keterwakilan perempuan dalam jabatan pimpinan tinggi baru mencapai 17 persen,” jelasnya.

    Kementerian PAN-RB sebagai motor penggerak reformasi birokrasi, juga terus berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung perempuan ASN untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pemimpin. Kebijakan yang dilakukan diantaranya fleksibilitas kerja, kebijakan rekrutmen dan pengembangan karier yang nondiskriminatif, serta penguatan nilai-nilai BerAKHLAK dalam budaya kerja ASN.

    Lebih lanjut, Rini menyampaikan saat ini pengarusutamaan gender merupakan strategi pembangunan yang memastikan perspektif gender terintegrasi dalam seluruh proses pembangunan, mulai dari perencanaan, penyusunan kebijakan, pelaksanaan program, hingga evaluasi. Hal ini sejalan dengan Inpres No. 9/2000 sebagai komitmen nasional untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.

    “Tujuannya adalah membangun pembangunan nasional yang berperspektif gender, guna mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendekatan ini mencakup empat aspek penting yaitu akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat,” katanya.

    Rini juga menegaskan kehadiran perempuan di level kepemimpinan merupakan manifestasi sekaligus penguat upaya kesetaraan. Perempuan bukan sekadar pelengkap dalam struktur birokrasi, tetapi penggerak nilai, pembawa empati, dan penyeimbang di tengah dinamika organisasi pemerintahan.

    “Karena pada akhirnya, kepemimpinan perempuan bukan tentang seberapa tinggi posisi yang kita raih, tetapi seberapa besar manfaat yang bisa kita hadirkan bagi sesama,” ujarnya.

    Pada kesempatan tersebut, Rini juga mengapresiasi terselenggaranya kegiatan Sekolah Kepemimpinan Kartini di Sekolah Garuda. Sekolah tersebut merupakan Sekolah unggulan yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

    “Tentunya saya berharap tempat ini akan terus menjadi tempat untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada para perempuan di Indonesia, sekaligus juga menjadi tempat untuk Kawah Candradimuka untuk anak-anak unggulan. Karena ini adalah sekolah yang memang dibangun oleh Bapak Presiden untuk membangun manusia Indonesia unggul,” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • DPRD Malang Dukung Pemasaran Online Batik Cap KWT Lebakharjo Lewat TMMD 126

    DPRD Malang Dukung Pemasaran Online Batik Cap KWT Lebakharjo Lewat TMMD 126

    Malang (beritajatim.com) – Sebagai bentuk dukungan terhadap program nonfisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126, DPRD Kabupaten Malang menyatakan siap membantu pemasaran digital hasil produksi Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading. Dukungan ini disampaikan dalam kegiatan pelatihan batik cap yang digelar di Balai Desa Lebakharjo, Jumat (17/10/2025).

    Ketua KWT Kartini Lebakharjo, Yani, menyampaikan aspirasi agar kelompoknya mendapatkan bantuan peralatan batik cap guna memperluas produksi dan membuka peluang ekonomi baru di desa.

    “Semoga juga nanti kami diberikan bantuan peralatan batik cap kepada seluruh KWT di Lebakharjo. Kami jadi punya ide untuk membuat usaha kecil bersama dan berharap ada solusi bagaimana produk kami laku di pasaran,” ujar Yani.

    Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Malang, Zulham Mubarok, menyatakan pihaknya mendukung penuh inisiatif TNI dalam pemberdayaan masyarakat melalui TMMD, termasuk membantu pengembangan pemasaran produk hasil KWT.

    Zulham menegaskan akan mendorong strategi pemasaran digital agar hasil produksi batik cap dari KWT Lebakharjo bisa dikenal lebih luas. “Semoga ke depan desa ini dapat maju dan terus berkembang melalui hasil kerajinan tangan ibu-ibu KWT,” katanya.

    Menurutnya, penguatan sektor ekonomi kreatif seperti batik cap juga dapat menjadi pintu masuk untuk mengembangkan potensi wisata desa. “Ini sudah akhir tahun. Saya akan berupaya memasukkan program terkait batik cap dan lainnya yang ada di Lebakharjo, serta menyusun strategi penjualan secara online,” ungkap Zulham.

    Program TMMD ke-126 di Lebakharjo tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat, khususnya kelompok perempuan. Dukungan DPRD diharapkan dapat memperkuat kesinambungan program dan mendorong kemandirian ekonomi desa melalui transformasi digital. [yog/beq]

  • Speed Table di Jalan Fatmawati Diklaim untuk Dukung Akses Pejalan Kaki dan Disabilitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Speed Table di Jalan Fatmawati Diklaim untuk Dukung Akses Pejalan Kaki dan Disabilitas Megapolitan 16 Oktober 2025

    Speed Table di Jalan Fatmawati Diklaim untuk Dukung Akses Pejalan Kaki dan Disabilitas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengerjaan
    speed table
    di empat titik diklaim sebagai bagian dari upaya mendukung akses pejalan kaki dan penyandang disabilitas di kawasan tersebut.
    Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan Rifki Rismal menyampaikan, hal ini dilakukan sebagai upaya Pemkot menghadirkan kawasan yang aksesibel dan aman bagi warga pejalan kaki.
    “Fasilitas ini memiliki elevasi sejajar dengan trotoar, sehingga ramah bagi pengguna kursi roda dan pejalan kaki lanjut usia,” ujarnya saat dihubungi
    Kompas.com
    pada Kamis (16/10/2025).
    Ia menambahkan,
    speed table
    diharapkan bisa mengurangi risiko adanya konflik dengan kendaraan bermotor.
    “Mengurangi risiko adanya konflik dengan kendaraan bermotor karena kecepatan berkurang,” tambahnya.
    Yusuf (28), salah seorang pengendara di kawasan Fatmawati, juga menyambut baik pembuatan
    speed table
    mengingat kawasan tersebut dekat dengan akses rumah sakit.
    “Bahaya juga ya, takutnya ada orang lewat segala macam,” ujarnya saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Kamis.
    Ia menilai pengerjaan proyek tersebut sudah cukup baik, meski pemerintah bisa menambah pekerja proyek jika ingin lebih cepat selesai.
    “Mungkin kalau ingin cepat selesai ya ditambah
    manpower
    -nya gitu,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, proyek yang sedang berjalan di kawasan Fatmawati merupakan proyek pembuatan
    speed table
    untuk mengurangi kecepatan pengendara yang melintas.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    pukul 09.48 WIB di lokasi pada Kamis (16/10/2025), beberapa
    speed table
    terlihat sudah hampir selesai dibuat.
    Kartini menuju Jalan Fatmawati (ke arah stasiun MRT Haji Nawi) terlihat sudah jadi, meskipun tepi jalan masih terbuka dan terlihat sisa tanah galian berada di jalan.
    Kondisi yang sama juga ada di Jalan Fatmawati menuju Jalan R.A. Kartini (ke arah stasiun MRT Fatmawati).
    Di sisi jalan tersebut, juga terlihat beberapa petugas Dinas Bina Marga menggunakan rompi kuning sedang mengukur jalan.
    Dari Jalan Fatmawati ke arah Jalan T.B. Simatupang (ke Cilandak Town Square),
    speed table
    terlihat sudah jadi, tetapi masih terlihat semen dan tanah untuk proyek di samping jalan.
    Untuk dari arah Jalan T.B. Simatupang menuju Jalan Fatmawati, speed table belum terlihat, dan trotoar di samping kiri jalan ditutupi terpal berwarna putih.
    Beberapa
    cone
    berwarna oranye membatasi antara wilayah proyek trotoar jalan dan jalan yang bisa dilintasi warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bina Marga DKI bangun “speed table” di Fatmawati Raya

    Bina Marga DKI bangun “speed table” di Fatmawati Raya

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Bina Marga DKI membangun “speed table” atau perangkat lalu lintas yang dirancang untuk mengurangi kecepatan kendaraan sehingga menjamin keamanan pengendara saat melintasi kawasan Fatmawati Raya.

    “Pembuatan ‘speed table’ diharapkan efektif mengurangi kecepatan kendaraan, meningkatkan keamanan pengendara dan penyeberang jalan,” kata Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Selatan, Rifki Rismal di Jakarta, Rabu.

    Rifki mengatakan, pembangunan “speed table” dilakukan di belokan Jalan Fatmawati Raya ke arah Jalan RA Kartini (Stasiun MRT Fatmawati).

    Kemudian di Jalan Fatmawati Raya (dari Haji Nawi) ke Jalan TB Simatupang (arah Citos) dan di Jalan RA Kartini-Jalan Fatmawati Raya (belokan ke utara arah H Nawi).

    Selain itu, pada pekan depan akan dilakukan pembuatan “speed table” di simpang Jalan TB Simatupang-Jalan Fatmawati (belokan arah RS Fatmawati).

    “Ketinggian ‘speed table’ disesuaikan dengan level trotoar yang ada sehingga penyeberang jalan juga dapat dengan nyaman melintasi ‘zebra cross’,” ujarnya.

    Sebelum pelaksanaan pengerjaan, menurut dia, sudah dilakukan koordinasi dengan petugas lalu lintas setempat.

    Camat Cilandak Djaharuddin mengimbau kepada pengendara kendaraan bermotor ataupun pengguna jalan agar tetap berhati-hati saat melintas.

    Ia berharap dengan adanya “speed table” tersebut dapat meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat, baik pejalan kaki maupun pengendara yang melintas.

    “Saya yakin pembangunan tersebut semata-mata hanya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penipuan Berkedok Petugas Disdukcapil Bikin Resah Warga Batam

    Penipuan Berkedok Petugas Disdukcapil Bikin Resah Warga Batam

     

    Liputan6.com, Batam – Warga Batam dibuat resah dengan penipuan bermodus petugas Disdukcapil Kota Batam. Menggunakan aplikasi tiruan, para pelaku kejahatan itu menjalankan aksinya.

    Petugas Bidang Administrator Database Kependudukan Disdukcapil Batam, Yan Nofia membenarkan adanya laporan kejahatan tersebut.

    “Aduan tentang penipuan lewat aplikasi tiruan ini memang sudah banyak kami terima, baik yang datang langsung maupun yang menelepon ke kantor,” ungkap Nofia, saat ditemui Liputan6.com di Kantor Disduk Capil, Sekupang Kota Batam, Senin (13/10/2025).

    Nofia mengatakan, penipuan modus ini bukan hanya terjadi di Batam, tapi sudah menyebar secara nasional.

    “Permasalahan ini bukan baru dan bukan hanya di Batam, tapi sudah jadi isu nasional. Kami sudah lama mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak melayani telepon atau pesan WhatsApp dari oknum yang mengatasnamakan petugas Dukcapil,” katanya.

    Ia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi melalui media sosial resmi Disdukcapil Batam untuk mengingatkan warga agar tidak mudah percaya terhadap pihak yang meminta data pribadi.

    Sementara itu, Kartini, Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Kota Batam, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan sosialisasi atau layanan aktivasi IKD melalui pesan pribadi atau telepon.

    “Kalau terkait IKD, kami tidak pernah menghubungi warga melalui WhatsApp atau telepon. Kami sudah mengimbau seluruh masyarakat Batam agar proses aktivasi dilakukan langsung di kantor Disdukcapil, kantor kecamatan, atau di Mal Pelayanan Publik (MPP),” jelas Kartini.

    Kartini menjelaskan, proses aktivasi IKD sebenarnya sederhana dan aman jika dilakukan di tempat resmi.

    “Warga cukup datang membawa KTP, mengisi email dan nomor handphone, lalu kami bantu untuk download dan aktivasi aplikasi IKD di tempat. Semua petugas kami siap membantu di lokasi,” katanya.

    Kartini mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan mengunduh aplikasi atau memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak jelas identitasnya.

    “Kami mengimbau seluruh masyarakat Kota Batam agar lebih berhati-hati. Untuk aktivasi IKD, datang langsung ke kantor Disdukcapil, kantor kecamatan terdekat, atau MPP. Kami tidak pernah memberikan layanan melalui WhatsApp atau panggilan pribadi,” tegasnya.

    Disdukcapil Batam juga mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan pesan mencurigakan atau ada pihak yang mengatasnamakan petugas resmi.

    “Laporkan ke kami atau ke pihak berwajib bila ada yang meminta data pribadi, NIK, atau kode OTP. Jangan pernah menanggapi pesan semacam itu,” kata Kartini.

     

  • Wamendagri Tekankan Peran TPAKD untuk Inklusi Keuangan Daerah

    Wamendagri Tekankan Peran TPAKD untuk Inklusi Keuangan Daerah

    Jakarta

    Wakil Menteri Dalam Negeri RI (Wamendagri) Akhmad Wiyagus menekankan pentingnya penguatan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dalam memperluas inklusi keuangan sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi dan kemandirian daerah.

    Wiyagus menuturkan TPAKD memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian target literasi dan inklusi keuangan yang sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

    “Melalui penguatan kolaborasi dan sinergitas dalam mendukung program Asta Cita melalui TPAKD,” ujar Wiyagus, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).

    Hal tersebut ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPAKD Tahun 2025 bertema ‘Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional melalui Peningkatan Akses Keuangan Daerah’ di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/10).

    Adapun Asta Cita mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari swasembada pangan dan ekonomi biru; pengembangan kewirausahaan dan industri kreatif; pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas; hingga hilirisasi dan industrialisasi ekonomi baru; serta pembangunan dari desa untuk pengentasan kemiskinan.

    Lebih lanjut, Wiyagus menjelaskan sejak dibentuk pada 2016, TPAKD berfungsi sebagai forum koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan untuk mempercepat akses keuangan di daerah. Tim ini juga menjadi wadah penting untuk membangun kolaborasi dalam memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    “Di sinilah pentingnya untuk kita memastikan akses keuangan yang merata. Pemerataan akses keuangan bukan hanya sekadar program teknis, namun juga merupakan bagian untuk mencapai kemandirian dan keadilan sosial,” tegas Wiyagus.

    Wiyagus juga memaparkan sejumlah praktik baik implementasi TPAKD di berbagai daerah. Di Sumatera Selatan (Sumsel), program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) berhasil mencatat rekor MURI sebagai rekening disabilitas terbanyak.

    Selain itu, Wiyagus mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan dan barang kebutuhan pokok sebagai bagian dari pengendalian inflasi. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

    Ia berharap TPAKD bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dapat membentuk suatu program yang nyata.

    “Sehingga pencapaiannya akan lebih maksimal dan terarah, serta terukur untuk masyarakat,” kata Wiyagus.

    Sebagai informasi, Rakornas TPAKD 2025 turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto; Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana; Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar; Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi; serta sejumlah kepala daerah di Indonesia.

    (akd/akd)

  • Wamendagri Wiyagus Tekankan Peran TPAKD untuk Inklusi Keuangan Daerah

    Wamendagri Wiyagus Tekankan Peran TPAKD untuk Inklusi Keuangan Daerah

    Wamendagri Wiyagus Tekankan Peran TPAKD untuk Inklusi Keuangan Daerah
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Akhmad Wiyagus mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Tahun 2025 bertema “Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional melalui Peningkatan Akses Keuangan Daerah” di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/10/2025).
    Pada kesempatan itu, ia menekankan signifikansi penguatan peran TPAKD dalam memperluas inklusi keuangan sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi dan kemandirian daerah.
    “Penguatan kolaborasi dan sinergisitas penting dalam mendukung program Asta Cita melalui TPAKD,” ujar Wiyagus dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/10/2025).
    Program penguatan sendiri mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari swasembada pangan dan ekonomi biru, pengembangan kewirausahaan dan industri kreatif, pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas, hilirisasi dan industrialisasi ekonomi baru, hingga pembangunan dari desa untuk pengentasan kemiskinan.
    Wiyagus melanjutkan, sejak dibentuk pada 2016, TPAKD berfungsi sebagai forum koordinasi antarlembaga dan pemangku kepentingan untuk mempercepat akses keuangan di daerah.
    Tim itu juga menjadi wadah penting untuk membangun kolaborasi dalam memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
    Menurutnya, langkah ini tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan usaha lokal, tetapi juga memperkuat pembangunan infrastruktur daerah yang berdampak pada peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.
    “Di sinilah pentingnya kita memastikan akses keuangan yang merata. Pemerataan akses keuangan tidak hanya sekadar program teknis, tapi juga merupakan bagian untuk mencapai kemandirian dan keadilan sosial,” ucapnya.
    Pada kesempatan itu, Wiyagus juga turut memaparkan sejumlah praktik baik implementasi TPAKD di berbagai daerah.
    Di Sumatera Selatan, program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) berhasil mencatat rekor MURI sebagai rekening disabilitas terbanyak.
    Di Kalimantan Barat, program Ayo Cerdas Berinvestasi berhasil melibatkan investor dengan jumlah besar.
    Sementara, di Kabupaten Langkat, program Skema Pengembangan Perkebunan Jagung Rakyat (Sejagat) telah memberikan pembiayaan kepada para petani setempat.
    Selain itu, Wiyagus mengingatkan peran penting menjaga stabilitas harga pangan dan barang kebutuhan pokok sebagai bagian dari pengendalian inflasi.
    Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
    “saya berharap, TPAKD bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dapat membentuk suatu program yang nyata. Dengan begitu, pencapaiannya akan lebih maksimal dan terarah serta terukur untuk masyarakat,” tuturnya.
    Sebagai informasi, Rakornas TPAKD 2025 turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dan Ketua Dewan.
    Hadir juga Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, serta sejumlah kepala daerah di Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Patriot Bond Bisa Jadi Jaminan Kredit Bank? Bos OJK Bilang Begini

    Patriot Bond Bisa Jadi Jaminan Kredit Bank? Bos OJK Bilang Begini

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengkaji penggunaan obligasi atau surat utang Patriot Bond sebagai agunan pinjaman ke bank. Diketahui, Patriot Bond merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengaku pihaknya masih mendalami proposal pengajuan Patriot Bond sebagai agunan kredit. Ia juga terus berdiskusi dengan pihak BPI Danantara terkait hal tersebut.

    “Kami sedang mendalami lebih lanjut proposal terkait Patriot Bond itu. Kami melakukan diskusi dengan pihak Danantara dan nanti tentu proses yang dilakukan adalah secara prudent, secara governance yang baik,” jelas Mahendra kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

    Diskusi dan kajian lebih lanjut terkait isu tersebut dinilai perlu untuk memastikan pengajuan kredit dengan agunan Patriot Bond sesuai dengan ketentuan. Namun, ia tak dapat memastikan dampak Patriot Bond sebagai agunan dapat meningkatkan kredit atau tidak.

    “Sehingga juga seluruh persyaratan-persyaratan bisa dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sehingga kami pada gilirannya bisa memfasilitasi penerbitan dari Patriot Bond itu dengan sebaik-baiknya. Kita lihat nanti ya, perkembangan lebih lanjut,” tutupnya.

    Sebagai informasi, Patriot Bond merupakan obligasi BPI Danantara yang diterbitkan untuk investasi sektor energi, transisi, dan lainnya. Obligasi ini menawarkan imbal hasil 2% ini tentu di bawah pasar obligasi Indonesia.

    Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat. Surat utang itu diterbitkan untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.

    “Melalui obligasi ini, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah-panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8).

    (acd/acd)