kab/kota: Kartini

  • 70 Link Twibbon Hari Kartini 2025, Dilengkapi dengan Cara Mudah Mengunggahnya ke Sosial Media – Halaman all

    70 Link Twibbon Hari Kartini 2025, Dilengkapi dengan Cara Mudah Mengunggahnya ke Sosial Media – Halaman all

    Berikut 70 twibbon Hari Kartini 2025 yang dapat digunakan untuk update status di sosial media ataupun dikirimkan sebagai pesan.

    Tayang: Senin, 21 April 2025 06:22 WIB

    (Tangkap layarr Twibbonize)

    TWIBBON HARI KARTINI – Berikut 70 twibbon Hari Kartini 2025 yang dapat digunakan untuk update status di sosial media ataupun dikirimkan sebagai pesan. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Negara dan Perempuan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 April 2025

    Negara dan Perempuan Nasional 21 April 2025

    Negara dan Perempuan
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    SETIAP
    21 April, kita merayakan nama
    Kartini
    . Sekolah-sekolah penuh kebaya. Kantor-kantor menggelar lomba menghias tumpeng. Pidato-pidato menyebut
    perempuan
    sebagai tiang bangsa, penyangga keluarga, pejuang ganda yang tabah.
    Namun Kartini, jika bisa hadir sejenak hari ini, mungkin tak akan tersenyum. Ia akan bertanya: “Sudahkah negara benar-benar berpihak kepada perempuan?”
    Karena peringatan bukan soal bunga dan busana. Ia soal warisan pemikiran. Kartini bukan selebrasi, tapi protes yang ditulis dalam surat. Bukan simbol, tapi suara dari yang dibungkam.
    Dan jika kita ingin sungguh-sungguh menghormatinya, maka kita harus melihat hubungan perempuan dan negara dengan mata yang jujur.
    Setiap kali negara berbicara tentang perempuan, yang terdengar bukan suara, tapi gema. Gema dari ruang-ruang sidang yang disterilkan dari pengalaman perempuan.
    Gema dari podium seremonial yang gemar memuji perempuan sebagai “pilar bangsa”, tetapi tak pernah menanyakan bagaimana rasanya menjadi pilar yang terus retak karena beban struktural.
    Dalam pidato-pidato resmi, perempuan dipanggil dengan kata hormat: ibu, bunda,
    kartini
    , srikandi. Namun dalam kebijakan dan hukum, suara mereka tereduksi menjadi angka, program, dan indikator.
    Negara mencintai perempuan dalam bentuk simbolik, tetapi gagal mencintai mereka sebagai subjek yang hidup dalam tubuh dan luka.
    Perempuan
    di republik ini telah lama tahu: negara bisa hadir, tapi tak selalu berpihak.
    Kita hidup di negara yang rajin menyusun strategi kesetaraan gender—mulai dari RPJMN, Renstra Kementerian PPPA, hingga SDG’s Goal 5. Namun, perempuan tetap saja menjadi kelompok yang paling sering dilupakan dalam pengambilan keputusan.
    Lihat bagaimana penyusunan UU penting seperti Omnibus Law Cipta Kerja dilakukan tanpa melibatkan buruh perempuan yang terdampak langsung oleh deregulasi.
    Lihat bagaimana revisi KUHP diloloskan dengan pasal-pasal kesusilaan yang bisa menghukum korban, bukannya pelaku. Lihat bagaimana RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dibiarkan menggantung selama dua dekade.
    Negara bicara dalam bahasa birokrasi. Perempuan bicara dari perut yang lapar, rahim yang dilecehkan, tubuh yang dijadikan instrumen politik moral. Dan dua bahasa ini tak pernah sungguh-sungguh disambungkan.
    Setiap tahun Komnas Perempuan merilis Catatan Tahunan. Angka kekerasan seksual naik. Kekerasan dalam rumah tangga tetap tinggi.
    Kasus perkawinan anak merayap di bawah karpet adat. Namun, negara tak bergerak secepat data. Ia sibuk menyusun rencana aksi, menyusun forum lintas kementerian, menyusun draft, draft, dan draft.
    Kita tahu negara tak buta. Ia punya semua alat—BPS, KemenPPPA, LSM, bahkan teknologi big data. Namun, masalahnya bukan pada ketidaktahuan. Masalahnya pada ketidakpedulian.
    Karena bagi negara, perempuan sering hanya dihitung saat dibutuhkan. Dalam pemilu sebagai pemilih. Dalam statistik sebagai penerima bansos. Dalam pembangunan sebagai target, bukan subjek.
    Dari total 48 menteri dalam kabinet pemerintahan saat ini, hanya 5 yang perempuan. Dari 481 kepala daerah hasil Pilkada terakhir, hanya 43 yang perempuan.
    Dan di DPR RI, dari 580 anggota, hanya 127 yang perempuan—itu pun sebagian besar berasal dari lingkaran politik dinasti atau keluarga elite partai.
    Di negeri dengan lebih dari separuh penduduknya adalah perempuan, keterwakilan dalam pengambilan keputusan masih tersandera sistem patriarkis dan pragmatisme politik elektoral.
    Dalam sistem politik yang maskulin, kebijakan menjadi bias maskulin. Perempuan masuk dalam kategori “penerima manfaat”, tapi jarang dilibatkan dalam proses perumusan. Mereka dicatat, tapi tak pernah diajak bicara.
    Negara senang mengatur tubuh perempuan—dari cara berpakaian hingga urusan moral—tapi enggan melindungi tubuh yang disakiti.
    Kekerasan terhadap perempuan bukan sekadar tindakan individual. Ia adalah bentuk kegagalan negara melindungi warganya. Ia adalah cermin sistemik dari relasi kuasa yang timpang.
    Ketika seorang perempuan diperkosa di rumah, dan aparat menyuruhnya “memaafkan demi keluarga”—itu adalah kekerasan negara.
    Ketika seorang PRT dianiaya majikan, dan negara tidak memiliki payung hukum untuk membelanya—itu adalah kekerasan negara.
    Ketika seorang mahasiswi dilecehkan dosen, dan kampus bungkam karena pelaku adalah guru besar—itu adalah kekerasan negara.
    Karena negara yang membiarkan, sama saja dengan negara yang melakukan.
    UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual adalah langkah penting. Namun, satu undang-undang tak cukup jika sistem hukum dan budaya aparatnya masih misoginis. UU TPKS adalah jendela, tapi dinding ruang keadilan masih gelap.
    Kita menyaksikan, bahkan setelah UU TPKS disahkan, proses hukum terhadap pelaku kekerasan seksual masih lambat, berbelit, dan sering menjatuhkan korban dalam reviktimisasi.
    Seolah korban harus membuktikan bukan hanya ia disakiti, tetapi bahwa ia layak untuk diselamatkan.
    Negara hadir lewat undang-undang. Perempuan butuh negara yang hadir lewat pendampingan, perlindungan, dan keberpihakan di ruang sidang.
    Di banyak tempat, negara justru hadir untuk mengatur tubuh perempuan—bukan melindunginya. Kita lihat itu dalam regulasi berpakaian, pengawasan moral terhadap konten perempuan, bahkan dalam pembatasan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
    Tubuh perempuan dianggap “milik bersama”. Negara merasa berhak ikut mengatur, mengawasi, bahkan menghakimi. Namun, saat tubuh itu dilukai, negara sering lambat, kaku, dan diam.
    Perempuan yang ingin aborsi karena pemerkosaan, harus menghadapi prosedur medis dan hukum yang panjang. Sementara pelaku pemerkosaan bisa bebas karena “tidak cukup alat bukti”. Negara seolah lebih khawatir pada moral publik daripada pada penderitaan warganya.
    Kita tak sedang menuntut negara menjadi feminis. Tapi kita menuntut negara belajar mendengar. Bukan dengan menyusun program dari balik meja, tetapi dengan turun, menyelami, dan mengakui bahwa luka perempuan adalah luka bangsa.
    Negara yang setara gender bukan negara yang menambah kuota perempuan, lalu merasa selesai. Namun, negara yang mengubah cara kerja: dari vertikal menjadi partisipatif, dari prosedural menjadi empatik.
    Negara yang adil gender bukan negara yang memuji perempuan sebagai ibu, tetapi memperlakukan mereka sebagai warga negara seutuhnya: dengan hak, suara, dan agensi.
    Kartini, jika hidup hari ini, mungkin tidak bangga. Karena namanya dijadikan simbol, tapi pemikirannya tidak dijalankan.
    Ia menulis tentang kesetaraan, tapi negara masih bicara soal kodrat. Ia menulis tentang pendidikan dan kebebasan, tapi negara masih mengatur pakaian dan perilaku perempuan.
    Kartini tidak meminta perempuan disayangi. Ia meminta mereka dihormati. Dan penghormatan itu tidak lahir dari bunga di pundak, tapi dari perlindungan yang nyata.
    Kesetaraan gender bukan soal pilihan politik. Ia adalah mandat konstitusi. Negara yang abai pada perempuan adalah negara yang melanggar keadilan sosial.
    Karena itu, negara tak boleh netral. Dalam dunia yang timpang, netralitas adalah keberpihakan pada yang kuat.
    Perempuan telah berjalan jauh tanpa negara. Kini saatnya negara berjalan bersama mereka. Bukan di depan, bukan di belakang—tapi di samping. Dengan telinga terbuka dan hati yang bersedia berubah.
    Karena perempuan tidak butuh pujian. Mereka butuh negara yang hadir dan berpihak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gen Z Surabaya Tetap Kenal Kartini, Sekolah Jadi Benteng Pelestarian Semangat Emansipasi

    Gen Z Surabaya Tetap Kenal Kartini, Sekolah Jadi Benteng Pelestarian Semangat Emansipasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah gempuran teknologi dan derasnya arus informasi, sosok Raden Ajeng Kartini dan peringatan Hari Kartini pada 21 April ternyata masih melekat di benak generasi muda,

    khususnya Generasi Z (Gen Z) di Surabaya dan sekitarnya. Survei terbatas yang dilakukan StatsMe dalam tujuh hari, melibatkan 109 responden yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi, dengan mayoritas (sekitar 80 persen) berasal dari Jawa Timur, menunjukkan hal tersebut.

    Survei yang menyasar langsung Gen Z ini bertujuan untuk melihat bagaimana generasi yang tumbuh di era digital ini memandang ketokohan RA Kartini dan relevansi Hari Kartini di tengah isu-isu modern seperti *gender equality*, *gender equity*, feminisme, dan *independent women*.

    Hasilnya cukup menggembirakan. Sebanyak 82,57 persen responden masih mengingat bahwa 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Bahkan, RA Kartini hingga kini masih identik dengan emansipasi. Namun, makna emansipasi di mata Gen Z Surabaya telah mengalami pergeseran. Jika dulu identik dengan kesetaraan akses pendidikan, kini maknanya meluas.

    “Hari-hari ini, makna emansipasi saat ini sudah bergeser menjadi lebih luas. Tidak hanya tentang kesetaraan akses di dunia pendidikan,” terang Direktur StatsMe Lussi Agustin pada Sabtu (19/4).

    Sebanyak 58 persen responden mengaitkan emansipasi dengan konsep kesetaraan gender. Sementara, 18 persen responden lainnya menilai emansipasi sebagai kebebasan dan kemandirian perempuan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, baik dalam pendidikan, karier, maupun peran dalam keluarga dan masyarakat. Sebanyak 24 persen responden masih menganggap emansipasi erat kaitannya dengan perjuangan perempuan, selaras dengan jejak langkah RA Kartini.

    **Sekolah Memainkan Peran Sentral**

    Survei juga mengungkap bahwa sekolah memiliki peran yang sangat signifikan dalam melestarikan semangat Kartini di kalangan Gen Z. Sebanyak 64,22 persen responden menilai ketokohan RA Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan Indonesia sangat berpengaruh, dan 32,11 persen lainnya menyebut berpengaruh.

    Menariknya, Gen Z menyatakan bahwa sekolah menjadi sumber utama informasi dan pengetahuan tentang RA Kartini. Peringatan Hari Kartini pun masih dominan dilakukan di lingkungan pendidikan. “Rupanya, segala bentuk peringatan maupun perayaan yang sifatnya seremonial, seperti memakai baju adat pada tanggal 21 April atau perlombaan Hari Kartini, penting bagi generasi muda. Buktinya, hal-hal yang seremonial itulah yang justru membuat mereka selalu ingat pada RA Kartini dan ingat bahwa 21 April adalah Hari Kartini,” papar Lussi.

    Sebanyak 63 persen responden menyebut sekolah sebagai tempat terakhir kali mereka memperingati Hari Kartini. Menurut Lussi, hal ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di berbagai wilayah, termasuk Surabaya dan sekitarnya, masih rutin menggelar peringatan Hari Kartini.

    Tantangan Kesetaraan Gender Masih Nyata

    Meskipun semangat Kartini masih terjaga, survei StatsMe juga menyoroti bahwa mewujudkan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) mengalami penurunan tipis sebesar 0,012 poin menjadi 0,447 pada 2024, namun angka ini masih menunjukkan adanya ketidaksetaraan.

    Responden survei mengungkapkan bahwa budaya patriarki menjadi tantangan utama bagi perempuan dalam mencapai kesetaraan gender (52,29 persen). “Ada banyak sekali anggapan miring terhadap perempuan dalam masyarakat akibat budaya patriarki yang kental. Ini tentunya sangat disayangkan,” ungkap Lussi. Ia mencontohkan anggapan bahwa pendidikan perempuan tidak terlalu penting, atau anggapan bahwa perempuan mandiri secara finansial akan merendahkan laki-laki.

    Selain budaya patriarki, kesenjangan dalam kesempatan kerja dan karier juga menjadi hambatan serius (36,7 persen). Hal ini terlihat dalam peluang promosi, ketimpangan upah, dan stereotip negatif terhadap kemampuan perempuan di sektor tertentu. “Itu membuat perempuan harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pengakuan dan posisi yang sama dengan laki-laki,” tandas Lussi.

    Lussi menekankan perlunya partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, serta konsistensi dalam upaya untuk mengubah pandangan dan struktur sosial yang menghambat kesetaraan gender.[rea]

  • Tarif TransJakarta Rp1 di Hari Kartini Berlaku Mulai Pukul 00.00 Wib

    Tarif TransJakarta Rp1 di Hari Kartini Berlaku Mulai Pukul 00.00 Wib

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan tarif khusus layanan TransJakarta yakni Rp1 untuk penumpang wanita berlaku saat peringatan Hari Kartini 21 April 2025.

    “Tarif khusus ini berlaku mulai pukul 00.00 hingga 23.59,” kata Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza melalui keterangan resmi, Minggu, 20 April 2025.

    Welfizon Yuza mengajak kaum hawa untuk memanfaatkan fasilitas tarif khusus pada 21 April. Adapun nantinya, Transjakarta menyediakan gate (pintu) khusus bagi penumpang perempuan untuk mempermudah penerapan tarif khusus di seluruh halte.

    Sementara untuk layanan non-BRT (bus rapid transit/layanan non koridor atau melayani di jalur umum), akan ada petugas pramusapa yang membantu penumpang. 
     

    Tarif khusus di Hari Transportasi Nasional

    Selain pada Hari Kartini, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan tarif khusus untuk transportasi umum meliputi Transjakarta (BRT, Non-BRT, dan Mikrotrans), MRT Jakarta dan LRT Jakarta pada 24 April 2025 yang bertepatan dengan peringatan Hari Transportasi Nasional.

    Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan dinas terkait di luar Jakarta untuk menyiapkan layanan transportasi umum secara gratis bagi 15 golongan masyarakat untuk mendukung akses mobilisasi warga Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

    Ke-15 golongan masyarakat penerima manfaat tersebut yakni PNS Pemprov DKI Jakarta, pensiunan PNS, tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta, siswa penerima KJP Plus, penghuni Rusunawa, Tim Penggerak PKK, dan karyawan bergaji setara UMP.

    Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan tarif khusus layanan TransJakarta yakni Rp1 untuk penumpang wanita berlaku saat peringatan Hari Kartini 21 April 2025.
     
    “Tarif khusus ini berlaku mulai pukul 00.00 hingga 23.59,” kata Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza melalui keterangan resmi, Minggu, 20 April 2025.
     
    Welfizon Yuza mengajak kaum hawa untuk memanfaatkan fasilitas tarif khusus pada 21 April. Adapun nantinya, Transjakarta menyediakan gate (pintu) khusus bagi penumpang perempuan untuk mempermudah penerapan tarif khusus di seluruh halte.

    Sementara untuk layanan non-BRT (bus rapid transit/layanan non koridor atau melayani di jalur umum), akan ada petugas pramusapa yang membantu penumpang. 
     

    Tarif khusus di Hari Transportasi Nasional

    Selain pada Hari Kartini, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan tarif khusus untuk transportasi umum meliputi Transjakarta (BRT, Non-BRT, dan Mikrotrans), MRT Jakarta dan LRT Jakarta pada 24 April 2025 yang bertepatan dengan peringatan Hari Transportasi Nasional.
     
    Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan dinas terkait di luar Jakarta untuk menyiapkan layanan transportasi umum secara gratis bagi 15 golongan masyarakat untuk mendukung akses mobilisasi warga Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
     
    Ke-15 golongan masyarakat penerima manfaat tersebut yakni PNS Pemprov DKI Jakarta, pensiunan PNS, tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta, siswa penerima KJP Plus, penghuni Rusunawa, Tim Penggerak PKK, dan karyawan bergaji setara UMP.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Tarif Rp1 Transjakarta untuk wanita berlaku 21 April pukul 00.00 WIB

    Tarif Rp1 Transjakarta untuk wanita berlaku 21 April pukul 00.00 WIB

    Ilustrasi bus Transjakarta. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan tarif khusus layanan Transjakarta yakni Rp1 untuk penumpang perempuan berlaku saat peringatan Hari Kartini 21 April 2025 mulai pukul 00.00-23.59 WIB. ANTARA/HO-PT Transportasi Jakarta

    Tarif Rp1 Transjakarta untuk wanita berlaku 21 April pukul 00.00 WIB
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 20 April 2025 – 16:13 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan tarif khusus layanan Transjakarta yakni Rp1 untuk penumpang wanita berlaku saat peringatan Hari Kartini 21 April 2025 mulai pukul 00.00-23.59 WIB. Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu menyatakan sedangkan untuk pengguna Mikrotrans, Transjakarta Cares dan kategori penerima manfaat kartu layanan gratis, tarif Rp 0 masih berlaku.

    Dia  mengajak  kaum hawa untuk memanfaatkan fasilitas tarif khusus pada 21 April. Adapun nantinya, Transjakarta menyediakan gate (pintu) khusus bagi penumpang perempuan untuk mempermudah penerapan tarif khusus di seluruh halte. Sementara untuk layanan non-BRT (bus rapid transit/layanan non koridor atau melayani di jalur umum), akan ada petugas pramusapa yang membantu penumpang, sekaligus memastikan penumpang perempuan bisa mendapatkan tarif khusus.

    Selain pada Hari Kartini, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan tarif khusus untuk transportasi umum meliputi Transjakarta (BRT, Non-BRT, dan Mikrotrans), MRT Jakarta dan LRT Jakarta pada 24 April 2025 yang bertepatan dengan peringatan Hari Transportasi Nasional.

    Adapun saat ini, Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan dinas terkait di luar Jakarta untuk menyiapkan layanan transportasi umum secara gratis bagi 15 golongan masyarakat untuk mendukung akses mobilisasi warga Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

    Ke-15 golongan masyarakat penerima manfaat tersebut yakni PNS Pemprov DKI Jakarta, pensiunan PNS, tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta, siswa penerima KJP Plus, penghuni Rusunawa, Tim Penggerak PKK, dan karyawan bergaji setara UMP.

    Sumber : Antara

  • Mahkota Binokasih Disambut Sakral, Kabupaten Bogor Kembali ke Akar Sejarah Pajajaran

    Mahkota Binokasih Disambut Sakral, Kabupaten Bogor Kembali ke Akar Sejarah Pajajaran

    JABAR EKSPRES – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, mengungkapkan bahwa prosesi penyambutan Mahkota Binokasih Pajajaran akan dilakukan secara sakral dan penuh makna di Kabupaten Bogor.

    Sebagai informasi, Mahkota Binokasih Pajajaran dijadwalkan akan melintasi Kabupaten Bogor dalam rangkaian kirab budaya yang berlangsung pada Senin (21/4) hingga Selasa (22/4) mendatang.

    Rudy menjelaskan bahwa persiapan penyambutan tidak dilakukan secara mewah, melainkan dengan nuansa khidmat dan sakral sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Sunda.

    “Kami mempersiapkan tidak dengan cara yang mewah tapi dengan cara yang sakral disambut oleh masyarakat Kabupaten Bogor, dan inilah asal muasal cikal bakal Kerajaan Pajajaran sebelum Kabupaten Bogor berdiri,” jelas Rudy di Area Stadion Pakansari, pada Minggu (20/4/2025).

    BACA JUGA: Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    Ia menambahkan, tujuan utama dari kirab Mahkota Binokasih adalah untuk mengenang dan melestarikan warisan sejarah serta budaya yang ada di Tanah Pajajaran, yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.

    “Tujuannya hanya satu, kita sama-sama mengenang dan melestarikan sejarah budaya yang ada di Kabupaten Bogor yaitu Tanah Pajajaran,” tuturnya.

    Sebagai bagian dari penyambutan, seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengenakan pakaian adat Sunda. Hal ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kartini pada 21 April.

    “Dresscode nya kebetulan tanggal 21 besok hari Kartini. Maka pada saat hari kartini semua ASN, semua pemerintah Kabupaten Bogor. Kita pakai baju adat sunda bersama-sama,” kata dia.

    Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menyiapkan sebanyak 2.500 jajanan gratis untuk masyarakat yang hadir dalam acara penyambutan Mahkota Binokasih sebagai bentuk perayaan rakyat.

    BACA JUGA: Izin Tambang di Jabar Bakal Dievaluasi, KDM Tak Segan Cabut Jika Nakal

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menjelaskan, bahwa kirab Mahkota Binokasih akan memasuki wilayah Bogor melalui jalur Puncak pada 20 April.

    “Akan diterima oleh komunitas budaya di kawasan Puncak. Mereka akan menginap dan melakukan kegiatan spiritual seperti tawasulan di Telaga Warna, karena tempat itu punya nilai historis,” ujarnya, Rabu (16/4).

  • Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    Sambut Mahkota Binokasih, ASN Kabupaten Bogor Akan Kenakan Baju Adat Sunda

    JABAR EKSPRES – Mahkota Raja Pajajaran Binokasih dijadwalkan akan tiba di Kabupaten Bogor pada Senin (21/4/2025) besok.

    Penyambutannya akan dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara, seperti kirab budaya, talkshow, hingga pertunjukan wayang golek.

    Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyatakan bahwa seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor akan mengenakan pakaian adat Sunda dalam rangka penyambutan tersebut.

    “Dresscode nya kebetulan tanggal 21 besok Hari Kartini, semua asn pemerintah Kabupaten Bogor, kita pakai baju adat sunda bersama-sama,” ujarnya, Minggu (20/4).

    BACA JUGA: Dari Kandang ke Kampus, Bupati Bogor Yakin Anak Peternak Bisa Jadi Dokter hingga Presiden

    Selain penampilan budaya, Rudy juga mengungkapkan bahwa akan ada 2.500 porsi jajanan gratis untuk masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

    “Namanya juga pesta rakyat, harus bisa dinikmati semua lapisan masyarakat. Jajanan nanti berasal dari para pedagang kaki lima dan pelaku UMKM lokal. Kita kumpulkan gerobak-gerobak makanan mereka untuk meramaikan acara,” jelasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menjelaskan, bahwa kirab Mahkota Binokasih akan memasuki wilayah Bogor melalui jalur Puncak pada 20 April.

    “Akan diterima oleh komunitas budaya di kawasan Puncak. Mereka akan menginap dan melakukan kegiatan spiritual seperti tawasulan di Telaga Warna, karena tempat itu punya nilai historis,” ujarnya, Rabu (16/4).

    BACA JUGA: Berhasil Juara, Domba Pesta Patok Alami Kenaikan Harga Jual

    Keesokan harinya, kirab akan bergerak menuju Cibinong dan direncanakan berhenti di kawasan Muara Beres.

    Di sana, akan dilakukan prosesi serah terima Mahkota Binokasih dari pihak Anom Sumedang Larang kepada Bupati Bogor.

    “Ini baru pertama kali Mahkota Binokasih hadir di Kabupaten Bogor. Tahun lalu ke Kota Bogor, sekarang giliran ke sini, dan kebetulan di masa Pak Rudy Susmanto,” tuturnya.

    Setelah prosesi serah terima, kirab akan dilanjutkan ke kompleks Pemkab Bogor. Malam harinya, kegiatan akan dimulai dengan doa bersama (tawasulan) yang dipimpin para ulama.

    Agenda berikutnya adalah makan malam dan pembekalan kepemimpinan bagi para pemangku jabatan, mulai dari tingkat desa hingga dinas, yang akan digelar di Auditorium Pemkab Bogor. Pembekalan ini akan dipimpin langsung oleh Anom Sumedang Larang, raja muda dari Sumedang.

  • Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    Menyambut Hari Kartini, Antarestar Outdoor Angkat Semangat Kartini Lewat Aksi Positif Opsih dan LessWaste

    JABAR EKSPRES – Memperingati Hari Kartini, Antarestar Outdoor menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Langkah Perempuan, Langkah Perubahan” di Area Camp Pasir Reungit, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor. Kegiatan ini menjadi wujud penghormatan terhadap semangat emansipasi perempuan sekaligus kampanye lingkungan yang menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan dalam menjaga alam.

    Acara yang digelar selama dua hari ini merupakan hasil kolaborasi antara Antarestar Outdoor dan Kementerian Kehutanan, yang diwakili oleh Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tidak hanya membawa semangat petualangan dan kebersamaan, kegiatan ini juga mengusung nilai keberlanjutan melalui pendekatan minim sampah (less waste) serta edukasi mengenai pentingnya merawat bumi.

    Perempuan sebagai Katalis Perubahan

    Penanggung jawab kegiatan, Ferri Pratama Septian, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan R.A. Kartini dan ajakan kepada perempuan masa kini untuk turut berperan dalam pelestarian lingkungan.
    “Kartini memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan di zamannya. Kini, kita melanjutkan langkah itu dengan menempatkan perempuan sebagai garda depan dalam menjaga bumi. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” ujar Ferri.

    Aksi Nyata di Alam Terbuka

    Selama kegiatan berlangsung, peserta mengikuti berbagai aktivitas yang menyatukan unsur petualangan dan kesadaran lingkungan. Di antaranya adalah trekking dan camping, pemasangan plang petunjuk dan himbauan di kawasan Kawah Ratu, gerakan membawa perlengkapan makan sendiri sebagai bagian dari kampanye reuse movement, serta diskusi inspiratif bersama Abex, seorang petualang perempuan yang dikenal atas kontribusinya dalam dunia eksplorasi alam.

    Para peserta juga diwajibkan membawa perlengkapan pribadi yang ramah lingkungan serta menghindari penggunaan plastik sekali pakai.

    “Kita ingin menunjukkan bahwa kegiatan outdoor juga bisa dilakukan secara bertanggung jawab tanpa membebani alam. Kita tak hanya melangkah, tapi juga menjaga setiap jejak yang kita tinggalkan,” tambah Ferri.

    Kampanye Berkelanjutan Lewat Media Sosial

    Selain aktivitas lapangan, semangat kegiatan ini turut digaungkan melalui media sosial. Kampanye digital ini menggunakan tagar #LangkahPerempuan, #LangkahPerubahan, dan #MerawatBumi agar pesan cinta lingkungan bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

  • Senin, Transjakarta Terapkan Tarif Khusus Rp 1 untuk Perempuan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 April 2025

    Senin, Transjakarta Terapkan Tarif Khusus Rp 1 untuk Perempuan Megapolitan 20 April 2025

    Senin, Transjakarta Terapkan Tarif Khusus Rp 1 untuk Perempuan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi Jakarta akan menerapkan tarif khusus Rp 1 untuk pelanggan perempuan Transjakarta dalam rangka memperingati Hari Kartini pada Senin (21/4/2025).
    Tarif ini berlaku untuk seluruh jaringan layanan Transjakarta, baik Bus Rapid Transit (BRT) maupun Non BRT, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.
    “Tarif khusus Rp 1 untuk pelanggan perempuan adalah Transjakarta,” ujar Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/4/2025).
    Sementara itu, untuk layanan mikrotrans, Transjakarta Cares, dan penerima manfaat kartu layanan gratis, tarif Rp 0 akan tetap berlaku.
    Untuk merealisasikan tarif Rp 1 itu, Transjakarta akan menyediakan pintu masuk khusus bagi penumpang perempuan di seluruh halte.
    Sementara, untuk layanan Non BRT, akan ada petugas pramusapa yang membantu, sekaligus memastikan pelanggan perempuan bisa mendapatkan tarif khusus tersebut.
    “Pemprov DKI jakarta, melalui Transjakarta terus menghadirkan pelayanan transportasi publik yang aman, nyaman, dan inklusif bagi seluruh pelanggan,” kata Welfizon. 
    Sebelumnya diberitakan, Pemprov Jakarta akan menggratiskan seluruh layanan MRT, LRT, dan TransJakarta pada 21 April 2025 dalam rangka memperingati Hari Kartini.
    Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, layanan transportasi umum pada 21 April digratiskan hanya untuk perempuan.
    “Secara khusus saya ingin menyampaikan bahwa nanti tanggal 21 April hari Kartini, nanti bagi siapa pun selama dia perempuan, naik transportasi di Jakarta gratis. Tapi naik MRT, LRT, Tj, itu kita gratiskan,” ucap Pramono saat ditemui di Gedung Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Anung Akan Resmikan Rute Baru Transjabodetabek 24 April
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 April 2025

    Pramono Anung Akan Resmikan Rute Baru Transjabodetabek 24 April Megapolitan 20 April 2025

    Pramono Anung Akan Resmikan Rute Baru Transjabodetabek 24 April
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI Jakarta Pramono akan meresmikan rute baru
    Transjabodetabek
    pada Kamis (24/4/2025).
    Rute tersebut menghubungan Jakarta dengan daerah penyangga. Salah satunya rute Blok M menuju Alam Sutera, Tangerang Selatan.
    “Kami akan meluncurkan trayek baru sebagai komitmen kami untuk membuka yang memulai dengan Transjabodetabek, yaitu dari Blok M ke Alam Sutera,” kata
    Pramono Anung
    di Hutan Lindung Angke Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025).
    Menurut dia, peluncuran rute baru tersebut hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi
    Banten
    .
    “Kami akan membuka empat trayek baru yang semuanya menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitar Jakarta atau sub-area ya,” katanya.
    Selain itu, Pramono mengatakan transportasi LRT, MRT dan Transjakarta digratiskan bagi perempuan pada Hari Kartini, Senin (21/4/2025).
    “Jadi tanggal 21 April, semua perempuan yang naik transportasi umum, apakah itu LRT, MRT, Transjakarta, gratis,” kata dia.
    Sementara kebijakan serupa juga diterapkan dalam rangka memperingati Hari Transportasi Nasional pada Kamis (24/4/2025). Pada hari itu, semua warga baik perempuan dan laki-laki gratis naik LRT, MRT dan Transjakarta.
    “Nanti tanggal 24, kami juga akan menggratiskan bukan hanya perempuan, tetapi juga pria, laki-laki juga dibebaskan, karena itu merupakan hari transportasi nasional,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, Pramono Anung akan membuka lima
    rute baru Transjabodetabek
    . Dua di antaranya berkesinambungan dengan wilayah Tangerang.
    Hal ini disampaikan Pramono usai bertemu dengan Gubernur Banten Andra Soni, Rabu (9/4/2025).
    “Pemerintah Jakarta sudah memutuskan akan membuka lima rute baru, yang dua di antaranya berhubungan langsung dengan Tangerang dan Tangerang Selatan,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta.
    Pembukaan rute baru itu merupakan bagian dari upaya perluasan Transjabodetabek. Harapannya, dapat mengatasi macet di wilayah Jabodetabek.
    “Karena memang tidak bisa Jakarta itu menyelesaikan persoalan macetnya dengan Jakarta sendiri,” jelas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.