kab/kota: Kartini

  • Sukatani Tidak Suka Tambang, Aksi Band Punk Asal Purbalingga di Hari Kartini dan Hari Bumi di Pati

    Sukatani Tidak Suka Tambang, Aksi Band Punk Asal Purbalingga di Hari Kartini dan Hari Bumi di Pati

    TRIBUNJATENG.COM, PATI – Band punk asal Purbalingga, Sukatani, memeriahkan perhelatan Halalbihalal sekaligus Peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi bertajuk “Nyawiji Bumi” yang digelar oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Senin (21/4/2025) sore.

    Acara ini digelar di Omah Sonokeling, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Pati.

    Grup musik yang digawangi Muhammad Syifa Al Lufti alias Alectroguy sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel sebagai vokalis ini membawakan sejumlah lagu, di antaranya “Jangan Bicara Solidaritas”, “Gelap Gempita”, “Semakin Tua Semakin Punk”, dan single terbaru mereka “Tumbal Proyek”.

    Lagu viral yang bermuatan kritik terhadap institusi kepolisian, “Bayar Bayar Bayar”, tidak mereka bawakan meskipun penonton terus meminta mereka menyanyikan lagu itu setiap kali jeda pergantian lagu.

    Sukatani tampil di panggung dengan durasi sekira 30 menit mulai sekira pukul 17.00 WIB.

    Ratusan penonton kompak melantunkan lagu-lagu yang dibawakan Sukatani. Suasana makin panas dengan slam dancing atau moshing yang dilakukan para penonton.

    Di belakang kerumunan penonton, dipasang spanduk berukuran besar bertuliskan “Sukatani Tidak Suka Tambang”.

    Gitaris Sukatani, Alectroguy, juga menegaskan pesan tersebut di jeda pergantian lagu. 

    ”Salam Kendeng! Terima kasih kepada teman-teman. Perjuangan kawan-kawan di Kendeng menjadikan cerminan bagi kami untuk berjuang melawan tambang,” ujar dia. 

    Ketua JMPPK, Gunretno, mengatakan bahwa kegiatan ini rutin dilakukan oleh JMPPK setiap April.

    Dia menyebut, bagi JMPPK, April adalah momentum bersejarah.

    “Bulan April bagi kami selalu diperingati. 21 April Hari Kartini dan 22 April Hari Bumi. Tapi sebelum Hari Kartini, 12 April adalah hari lahirnya kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang diperintahkan presiden yang ke-7, Pak Jokowi, yang kami minta untuk dilakukan KLHS di Pegunungan Kendeng Utara,” jelas dia.

    Selain panggung musik, acara ini juga diisi pembacaan puisi di alam, yakni di lokasi penambangan.

    Gunretno mengatakan, dulur-dulur Kendeng datang ke lokasi tambang untuk mengingatkan agar di saat Hari Bumi ibu bumi jangan sampai tersakiti.

    Dia menegaskan, acara ini menunjukkan totalisme JMPPK dalam memerangi perusakan lingkungan.

    Banyak pihak yang menunjukkan dukungan dengan menghadiri acara ini. Termasuk tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas.

    “Kegiatan ini juga diisi dengan pengajian yang berbicara tentang lingkungan. Hadir Busyro Muqoddas, lalu Kiai Budi Harjono, ada juga Gus Faishol dari NU Jateng dan lain-lain. Semuanya totalitas karena ini Hari Bumi. Ibu yang melahirkan manusia. Ibu Bumi yang menghasilkan buliran padi untuk kehidupan manusia melalui para petani, bukan dari bongkahan batu yang ditambang untuk keuntungan pribadi tanpa memikirkan bagaimana dampak kerusakan lingkungan,” tegas dia.

    Sebelum Sukatani tampil, ada pula penampilan dari Usman and The Blackstones, band yang dipelopori tokoh aktivis HAM dan advokat, Usman Hamid.

    Gunretno mengatakan, acara ini bukan seremoni belaka. 

    Pihaknya menjamin akan terus ada tindak lanjut untuk menyadarkan semua orang tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

    Kita berpijak di bumi, maka harus berbakti kepada bumi, mengembalikan keterawatan bumi ini. 14 April kami sudah datangi DPR, kepolisian, berkaitan tambang-tambang di Pegunungan Kendeng yang dibiarkan begitu saja, dan ketika kami lapor tidak ada kegiatan berikutnya, kami datang ke lokasi tambang. Kami tidak berhenti. Di wilayah Kendeng kalau ada perusakan lingkungan, tidak hanya tambang, termasuk penggundulan hutan, yang dirugikan adalah masyarakat petani secara luas,” papar dia.

    Menurut Gunretno, para ibu di JMPPK selama ini selalu menunjukkan semangat Kartini dalam langkah-langkah perjuangan mereka.

    Selama ini,  bukan hanya kaum pria yang berjuang di JMPPK.

    Bahkan para “Kartini Kendeng” beberapa waktu lampau pernah melakukan aksi ikonik mengecor kaki untuk melawan perusakan lingkungan oleh korporasi semen.

    “Karena sadar betul bahwa dengan rusaknya gunung menjadikan hilangnya mata air, di saat itu terjadi ibulah yang paling merasakan. Maka di JMPPK ada Kartini Kendeng yang pernah berani mengecor kaki, berani mati demi memperjuangkan Kendeng.

    Karena memikirkan ke depan, Indonesia dibelenggu semen, sudah overproduksi sejak 2014. Namun pemerintah malah mengobral izin seenaknya untuk tambang semen, industri ekstraktif yang tidak bisa diperbaharui. Maka dengan mengecor kaki mereka menegaskan, jangan belenggu anak cucu kami, belenggulah kaki kami,” tandas dia. (mzk)

     

     

  • SDN Gajahmungkur 03 Deklarasikan Sekolah Cinta Budaya di Peringatan Hari Kartini

    SDN Gajahmungkur 03 Deklarasikan Sekolah Cinta Budaya di Peringatan Hari Kartini

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Suasana halaman SDN Gajahmungkur 03, Kota Semarang, pagi itu berbeda.

    Di bawah kibaran bendera merah putih, ratusan siswa berbaris rapi mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.

    Di tengah upacara sederhana memperingati Hari Kartini, sebuah momen istimewa terjadi yakni pembacaan Deklarasi Sekolah Cinta Budaya sebagai komitmen nyata menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa sejak usia dini.

    lihat foto
    SDN Gajahmungkur 03 Semarang deklarasikan Sekolah Cinta Budaya, ajak siswa cintai budaya lewat aksi nyata sejak dini.

    Deklarasi ini bukan sekadar seremonial.

    Terinspirasi dari pemikiran R.A. Kartini dalam suratnya kepada Stella Zeehandelaar pada 6 November 1899, SDN Gajahmungkur 03 ingin memastikan bahwa ajakan mencintai budaya tidak berhenti pada hafalan, melainkan benar-benar hidup dalam keseharian anak-anak.

    Betapa sering di sekolah terdengar ajakan “Ayo cintai budaya Indonesia!” namun tanpa teladan nyata, kata-kata itu kerap kehilangan makna.

    Anak-anak mungkin dengan cepat menjawab “melestarikannya”, tetapi sesungguhnya istilah itu masih terasa abstrak di benak mereka.

    Terlebih bagi siswa-siswi usia dini, mereka lebih membutuhkan contoh konkret daripada sekadar teori.

    Melalui Deklarasi Sekolah Cinta Budaya, SDN Gajahmungkur 03 berusaha mengubah itu semua.

    Usai pembacaan deklarasi bersama, kepala sekolah menyerahkan naskah deklarasi kepada setiap wali kelas untuk dipajang di ruang kelas.

    Murid-murid membubuhkan tanda tangan di atas lembar deklarasi sebagai simbol persetujuan dan komitmen pribadi mereka.

    Deklarasi ini memuat tiga komitmen sederhana namun bermakna yaitu mengenakan pakaian bermotif batik Nusantara setiap Kamis, menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari di hari yang sama, serta menutup pembelajaran dengan menyanyikan lagu daerah.

    Kebiasaan kecil ini diharapkan membentuk karakter cinta budaya sejak dini.

    Kemeriahan peringatan Hari Kartini tidak berhenti sampai di situ.

    Anak-anak tampil memukau dalam lomba peragaan busana adat daerah.

    Mereka tak hanya mengenakan pakaian tradisional, tetapi juga diminta menuliskan asal daerah pakaian tersebut pada secarik kertas yang dikumpulkan kepada guru.

    Budaya yang selama ini hanya dikenali lewat gambar dalam buku pelajaran kini benar-benar bisa mereka rasakan dan ceritakan.

    Tak hanya murid, seluruh guru dan karyawan sekolah turut serta mengenakan pakaian adat.

    Kepala sekolah pun memilih mengenakan busana adat Dayak berwarna hitam yang penuh makna.

    Kegiatan berlanjut dengan lomba duet lagu daerah antarkelas.

    Lewat lagu dan iringan musik sederhana, anak-anak diajak mengenal lebih dekat kekayaan budaya Nusantara.

    Juara pertama lomba duet lagu daerah, Alika dan Adelways, menyampaikan bahwa mereka sangat bahagia menjadi juara.

    Mereka sebelumnya telah berlatih agar bisa tampil kompak dan selaras.

    “Semakin sering berlatih, maka kemampuan bernyanyi akan semakin baik,” kata Adelways.

    Kalimat sederhana ini sangat sesuai dengan semangat Deklarasi Sekolah Cinta Budaya, bahwa menyanyikan lagu daerah setiap hari sangat penting.

    Selain dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap lagu daerah, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap kebudayaan tersebut.

    Dari kegiatan ini, SDN Gajahmungkur 03 mengajarkan bahwa melestarikan budaya bukanlah konsep abstrak, melainkan sebuah tindakan nyata yang bisa dirasakan, dihidupi, dan dibanggakan.

    Sebuah langkah kecil namun bermakna, menghidupkan kembali semangat R.A. Kartini bahwa pendidikan sejati adalah mengajarkan makna, bukan sekadar kata-kata.

  • Pakai Kebaya, Dian Sastro Ungkap Fitur AI Andalan di HP

    Pakai Kebaya, Dian Sastro Ungkap Fitur AI Andalan di HP

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aktris Dian Sastrowardoyo mengungkapkan pentingnya teknologi dalam membantu aktivitasnya sebagai perempuan modern.

    Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Dian membagikan pengalamannya menggunakan Samsung Galaxy S25 Ultra untuk membantu mengelola waktu dan energi yang dia miliki.

    “Sebagai perempuan, kita punya keterbatasan energi dan waktu. Makanya harus play smarter,” ujar Dian dalam acara Galaxy S25 Series Faces of Kartini Breaking the Boundaries di Jakarta, Senin (21/4/2025).

    Dian mengaku terbantu dengan fitur Now Brief, yang memberikan ringkasan aktivitas harian di pagi, siang, dan malam.

    Ia mengatakan bahwa ada berbagai macam peran yang harus ia lakukan sehari-hari, dan dengan fitur Now Brief dapat membantu Dian melakukan secara maksimal peran-peran tersebut.

    “Aku gak ngebayangin kalau misalnya gak ada kecanggihan teknologi sebaik ini, mungkin aku juga enggak bisa play smarter. Jadi ya so thankful dengan teknologi yang bisa selalu jadi partner kita,” ujarnya

    Selain itu, Dian juga memanfaatkan fitur AI Gemini Live untuk brainstorming ide presentasi secara cepat hanya dengan berbicara, mempercepat proses kreatif yang biasanya membutuhkan waktu berjam-jam.

    “Misalnya, besok ketemu investor film, aku harus bikin presentasi mengenai film bergenre thriller baru. Apa yang harus aku lakukan? Aku bisa langsung ngobrolin sama Gemini Live ‘menurut kamu apa sih yang belum ada’, dan bahkan membantu menyusun struktur pitch deck-ku. Semua bisa dikerjakan jauh lebih cepat, lebih fokus,” ungkap Dian.

    Menurut Dian, teknologi kini menjadi partner penting bagi perempuan untuk bekerja lebih cerdas dan tetap mindful.

    “Jadi memang yang paling penting itu bukan seberapa banyak aktivitas yang di checklist, tapi bagaimana bisa memberikan yang terbaik pada kegiatan-kegiatan tersebut.” pungkasnya.

    (dem/dem)

  • Cerminan Kartini Masa Kini, Mantri Perempuan BRI ini Pantang Menyerah Berdayakan Pengusaha Mikro – Halaman all

    Cerminan Kartini Masa Kini, Mantri Perempuan BRI ini Pantang Menyerah Berdayakan Pengusaha Mikro – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April adalah momen yang menandai perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan. 

    Salah satunya dalam mendapatkan hak pekerjaan yang layak, berkarier sekaligus yang bisa memberikan dampak nyata, baik bagi dirinya sendiri, keluarga hingga orang-orang di sekitarnya.

    Setidaknya hal itulah yang berhasil diwujudkan oleh Nuraini. Perempuan berusia 38 tahun ini sudah menjadi Mantri BRI selama 12 tahun lamanya. 

    Berawal dari menjadi customer service, Eni panggilan akrabnya, kemudian memantapkan hati dengan menjadi Mantri BRI sejak tahun 2013. 

    “Sebelumnya saya sempat kerja sebagai customer service selama 2 tahun, tetapi saya kurang puas dan tertantang. Sebaliknya, saya suka tantangan dan ketemu orang-orang baru. Dari situ saya kemudian tertarik untuk pindah ke bagian marketing untuk segmen Mikro yang disebut Mantri BRI. Mobilitasnya tinggi, jadi saya tak gampang jenuh dan lebih seru menjalaninya, daripada kerja di kantor saja,” jelas Eni.

    Mantri BRI sendiri merupakan tenaga pemasar BRI yang melayani masyarakat khususnya di sektor mikro, dengan fokus pada penyaluran kredit, pemasaran produk BRI dan pemberdayaan nasabah. 

    Menariknya, seiring dengan perkembangan digital, Mantri BRI juga berperan dalam mendorong literasi digital dan penggunaan produk keuangan digital, seperti AgenBRILink dan transaksi melalui QRIS. 

    Demikian juga yang dilakukan oleh Eny yang selalu mengunjungi nasabah, melakukan pick up service, mengedukasi QRIS hingga melakukan pendampingan klaster UMKM binaan industri gerabah atau Creating Carving di unit kerjanya, di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

    Creative Carving sendiri merupakan perkumpulan nasabah-nasabah BRI yang berprofesi sebagai perajin gerabah. Setelah diproduksi, gerabah-gerabah tersebut biasanya dipasarkan di Bali. 

    “Khusus di Desa Banyumulek, Kediri, Lombok Barat, hampir 90 persen mata pencaharian utama masyarakatnya adalah perajin gerabah. Kami sebagai Mantri BRI membantu permodalan, seperti memfasilitasi pinjaman KUR BRI dan memberikan pendampingan,” imbuhnya.

    Tak sampai di situ, Eny juga menjelaskan suka dukanya sebagai Mantri BRI. Sukanya, dengan pekerjaan yang Ia jalani, Eny selalu dianggap seperti keluarga sendiri oleh nasabah. 

    Ia juga lebih mudah mendapatkan informasi tentang calon nasabah baru. Dukanya, adalah ketika harus menghadapi nasabah yang menunggak atau tidak membayar angsuran kredit.

    Terlepas dari itu semua, Eny mengaku senang karena pekerjaannya bisa berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian mikro, seperti UMKM gerabah yang ada di Lombok Barat. 

    Terlebih Eny juga mengaku menjadi Mantri BRI ini membantunya memberikan penghidupan yang lebih baik. Selain membuat masyarakat memandangnya sebagai perempuan yang berdaya, Eny juga berhasil mengangkat perekonomian keluarganya juga.

    “Saya pun berharap kepada perempuan-perempuan Indonesia di luar sana agar tidak ragu untuk memulai dan melangkah dalam meniti karir di bidang yang kita minati. Sebab, saat kita sungguh-sungguh menekuninya, ternyata dampaknya tidak hanya buat kita sendiri, tetapi juga bisa dirasakan oleh keluarga hingga masyarakat sekitar,” pesan Eny.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa mantri BRI telah menjadi simbol ketangguhan dan kepedulian. 

    Dengan semangat melayani dan memberdayakan, mereka hadir di tengah pelaku UMKM untuk memberikan akses keuangan, pendampingan, dan memberikan harapan untuk menggerakkan roda perekonomian sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak UMKM.

    “Tidak terkecuali bagi para Mantri perempuan BRI yang tersebar diseluruh pelosok negeri. Dengan kontribusi tersebut, kami berharap perempuan Indonesia bisa semakin berdaya dan turut mendorong geliat ekonomi nasional,” pungkas Hendy.

  • Meriahkan Hari Kartini, Anak-anak TK Sidodadi Demak Tampil Memukau Mengenakan Pakaian Adat

    Meriahkan Hari Kartini, Anak-anak TK Sidodadi Demak Tampil Memukau Mengenakan Pakaian Adat

    TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – TK Sidodadi yang terletak di Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, menggelar perayaan Hari Kartini dengan penuh semangat dan keceriaan, Senin (21/4/2025).

    Anak-anak tampil memukau mengenakan berbagai pakaian adat dari seluruh Nusantara.

    Mulai dari busana adat Jawa, Madura, Kalimantan, hingga Papua, anak-anak tampak antusias menunjukkan keragaman budaya Indonesia.

    “Ada pakaian adat Jawa, Irian, Kalimantan, ada yang pakai adat Madura itu kebetulan anaknya memang berasal dari Madura,” ujar Idayu, guru TK Sidodadi kepada TribunJateng.com.

    Kegiatan perayaan Hari Kartini diawali dengan menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini” di dalam kelas, yang dilantunkan dengan semangat oleh seluruh siswa.

    Setelah itu, mereka diajak naik kereta wisata atau odong-odong dalam sebuah pawai keliling lingkungan sekitar sekolah.

    Warga yang melihat pun turut antusias, memberikan senyum dan semangat kepada para peserta kecil yang tampak ceria.

    Sri Mulyati, Kepala TK Sidodadi menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai perjuangan R.A. Kartini serta menanamkan rasa cinta terhadap keberagaman budaya bangsa sejak usia dini.

    “Kami ingin anak-anak memahami keanekaragaman budaya yang kaya di Indonesia. Serta mengajarkan persatuan, walaupun berbeda-beda tetap satu jua,” tutur Sri.

    Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para orang tua yang turut mendampingi dan mengabadikan momen spesial tersebut.

    Anak-anak juga terlihat senang dan ceria mengikuti setiap kegiatan, seperti yang diungkapkan oleh Syafiq dan Syifa.

    “Saya pakai baju adat Jawa, Ibu Kartini itu pahlawan dari Jepara, senang sekali hari ini,” kata Syafiq.

    “Saya senang hari ini, tadi naik odong-odong, suka sekali dengan Ibu Kartini,” imbuh Syifa. (*)

     

  • Sambut Hari Kartini, Samsung Promo Galaxy S25 Khusus Perempuan

    Sambut Hari Kartini, Samsung Promo Galaxy S25 Khusus Perempuan

    Jakarta

    Samsung turut merayakan Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. Vendor ponsel asal Korea Selatan itu menghadirkan promo Galaxy S25 series khusus untuk pelanggan perempuan.

    Head of MX Marketing & Demand Generation Samsung Electronics Indonesia Andi Airin mengatakan promo ini hadir untuk mendukung perempuan modern dalam berkarya dan beraktivitas sehari-hari.

    “Mulai dari tanggal 21 April sampai dengan 12 Mei kita tuh ada promo khusus untuk perempuan-perempuan Indonesia,” kata Airin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4/2025).

    “Setiap pembelian S25 series itu bisa mendapatkan original casing gitu khusus untuk perempuan,” sambungnya.

    Selama periode promo tersebut, setiap pembelian Galaxy S25, Galaxy S25+, dan Galaxy S25 Ultra akan menerima Standing Grip Case gratis senilai Rp 749.000 dan cashback hingga Rp 3.000.000.

    Promo terbaru Samsung Galaxy S25 series Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

    Selain itu, sejak tanggal 16 April hingga 15 Mei 2025 Samsung juga memberikan penawaran dan bonus eksklusif berupa cashback trade-in sebesar Rp 3.500.000 untuk pembelian dengan metode trade-in Galaxy Wearables atau aksesoris lainnya.

    Guna mendukung produktivitas dan kreativitas perempuan Indonesia, setiap pembelian Galaxy S25, Galaxy S25+, dan Galaxy S25 Ultra juga akan mendapatkan gratis Google Gemini Advanced selama enam bulan.

    Samsung Galaxy S25 hadir dalam dua konfigurasi yaitu 12/256GB (Rp 14.999.000) dan 12/512GB (Rp 16.999.000), sedangkan Galaxy S25+ tersedia dalam konfigurasi 12/256GB (Rp 17.999.000) dan 12/512GB (19.999.000). Kedua model tersebut tersedia dalam pilihan warna Navy, Icyblue, Mint, dan Silver Shadow, serta warna eksklusif online Blueblack, Coralred, dan Pinkgold.

    Sementara itu, Galaxy S25 Ultra hadir dalam tiga opsi yaitu 12/256GB (Rp 22.999.000), 12/512GB (Rp 24.999.000), dan 12GB/1TB (Rp 28.999.000). Ponsel ini tersedia dalam pilihan warna Titanium Silverblue, Titanium Whitesilver, Titanium Gray, dan Titanium Black, serta warna eksklusif online Titanium Pinkgold, Titanium Jetblack, dan Titanium Jadegreen.

    (vmp/vmp)

  • Peringati Hari Kartini, Gus Ipul: Perempuan Indonesia Harus Tingkatkan Kapasitas Diri – Page 3

    Peringati Hari Kartini, Gus Ipul: Perempuan Indonesia Harus Tingkatkan Kapasitas Diri – Page 3

    Makna sosial kedua yang bisa diambil adalah pentingnya pendidikan bagi perempuan. Gus Ipul pun bersyukur bahwa ada sosok Kartini yang memperjuangkan pendidikan bahkan sebelum Indonesia merdeka sehingga kini setiap anak bangsa pun berhak mengenyam pendidikan.

    Setelah membangun pendidikan, R.A Kartini juga berjasa dalam pemberdayaan perempuan. “Kita lihat hari ini Alhamdulillah kita bersyukur banyak perempuan yang berprestasi di banyak bidang politik, banyak bupati, wali kota, gubernur, di menteri juga banyak. Di jabatan-jabatan sosial-sosial atau di non-government itu juga banyak sekali,” kata Gus Ipul.

    Hari Kartini 2025 dirayakan jajaran Kementerian Sosial baik di kantor pusat maupun sentra dan balai Kemensos di seluruh Indonesia secara serentak. Berbagai perlombaan digelar untuk memeriahkan hari lahir R.A Kartini.

    Misalnya saja di kantor Kementerian Sosial di Salemba, Jakarta Pusat, tepuk tangan meriah menyambut para pegawai yang tampil cantik mengenakan kebaya Kartini dalam perlombaan fashion show. Perlombaan ini diikuti oleh perwakilan dari Unit Kerja Eselon (UKE) 1 di lingkup Kementerian Sosial. Ada pula ajang pemilihan kostum atau baju adat favorit dari masing-masing UKE.

    Sorak riuh pegawai pun terdengar saat Gus Ipul bersama Wamensos Agus Jabo menjadi juri untuk lomba paduan suara antar UKE 1. Mereka berdua bahkan sempat mendatangi masing-masing tim UKE untuk memastikan apakah semua turut menyanyi dengan kompak.

    Kemeriahan Peringatan Hari Kartini 2025 juga dirasakan oleh 20 penerima manfaat lanjut usia yang menerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Mereka merupakan lansia wanita yang berusia di atas 70 tahun yang masih aktif berkegiatan di masyarakat.

    Para penerima manfaat tersebut menerima paket sembako, nutrisi, alat kebersihan diri dan juga satu set kebaya encim. Total bantuan yang diterima masing-masing penerima manfaat senilai Rp1.535.000,-.

    Tak ketinggalan, ada pula penampilan seni angklung yang apik oleh Sekolah Lansia Bahtera Bekasi Utara. Pertunjukan ini membuktikan meski para perempuan tersebut sudah lanjut usia, namun tak menjadi penghalang untuk terus berkarya.

  • Hujan Tak Membuat Gentar Mahasiswa Ikuti Parade Senja 1.000 Wastra Nusantara UKSW di Salatiga

    Hujan Tak Membuat Gentar Mahasiswa Ikuti Parade Senja 1.000 Wastra Nusantara UKSW di Salatiga

     

    TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA –  Di tengah kondisi hujan lebat yang mengguyur Kota Salatiga, seribuan peserta melangkahkan kaki dalam Parade Senja 1.000 Wastra Nusantara yang digelar oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di sepanjang ruas Jalan Diponegoro, Senin (21/4/2025) sore.

    Parade tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini, Hari Bumi, dan Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) UKSW.

    Sesuai dengan tema wastra Nusantara, parade tersebut diwarnai dengan para peserta yang mengenakan beragam pakaian adat khas daerah.

    Parade yang dimulai dari halaman Rumah Dinas Wali Kota Salatiga dan berakhir di Kampus UKSW tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari kalangan pemerintahan, mahasiswa hingga masyarakat umum.

    Satu di antara peserta yang ikut dalam parade tersebut adalah Nabila Farel, mahasiswi semester 9 dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UKSW.

    KENAKAN KEBAYA JAWA – Seorang mahasiswi, Nabila Farel mengenakan kebaya khas Jawa dalam Parade Senja 1.000 Wastra Nusantara di lingkungan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kota Salatiga, Senin (21/4/2025) sore. Dalam kondisi hujan, parade tersebut tetap digelar dalam rangka memperingati Hari Kartini, Hari Bumi, dan Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) UKSW.  (TRIBUN JATENG/ REZA GUSTAV)

    Dia mengenakan kebaya khas adat Jawa dengan rapi sambil berjalan.

    Meskipun hujan lebat membasahi jalanan, Nabila dan para peserta lainnya nampak tidak goyah. “Pengalamannya seru, meskipun hujan deras kami tetap semangat jalan sambil pakai payung.

    Rasanya sangat menyentuh untuk bisa ikut melestarikan budaya melalui wastra,” kata mahasiswi asal Kabupaten Boyolali tersebut kepada Tribunjateng.com.

    Sepekan sebelum acara, Nabila mengaku bahwa sudah mempersiapkan pakaian adat Jawa yang dia pinjam dari ibunya. 

    Menurut dia, wastra bukanlah sekadar kain, namun juga cerita dan nilai budaya yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. 

    “Saya pakai punya mama dan bangga menjaga identitas bangsa,” imbuh Nabila.

    Tak hanya parade, terdapat juga rangkaian acara lain yang turut memeriahkan kegiatan ini, meliputi Launching Komunitas Wastra Nusantara di Salatiga, Talkshow Wastra Nusantara, serta penampilan Teater Semut Geni yang melibatkan Sujiwo Tejo. 

    Pada kesempatan itu, UKSW juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia atau LEPRID untuk kategori “Parade Senja Wastra Nusantara Peserta Terbanyak,” dengan total 1.527 peserta.

    Penghargaan itu dinilai layak diberikan karena merupakan upaya UKSW bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga dalam mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya dan tradisi Indonesia.

    Rektor UKSW, Prof Intiyas Utami mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen kampusnya dalam menjaga persatuan Indonesia melalui warisan budaya.

    “UKSW adalah kampus Indonesia Mini.

    Melalui acara ini, kami ingin menegaskan pentingnya merawat dan menghargai wastra sebagai bagian dari identitas bangsa,” jelas dia.

    Selain itu, Dekan FISKOM UKSW, Dr Ir Sri Suwartiningsih menambahkan, acara itu juga menjadi sarana refleksi budaya di tengah tantangan global yang semakin kompleks. “Wastra adalah kearifan lokal yang memiliki banyak makna, dan kami ingin generasi muda mengenalnya lebih dalam,” pungkas dia. (*)

     

  • Hari Kartini, Srikandi BUMN Kumpulkan Pemimpin Perempuan Inspiratif

    Hari Kartini, Srikandi BUMN Kumpulkan Pemimpin Perempuan Inspiratif

    Jakarta, Beritasatu.com –  Komunitas perempuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disebut Srikandi BUMN menggelar acara peringatan Hari Kartini 2025.

    Acara ini digelar untuk memperingati perjuangan besar pahlawan nasional RA Kartini, seorang pemimpin perempuan yang visioner, berani dan tangguh.

    Ketua Srikandi BUMN, Fikha Lutfi mengatakan, melalui kegiatan Women Leadership Series yang ketiga pada hari ini, Srikandi BUMN ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk tampil berani menjadi profesional yang unggul, serta menjadi agen perubahan yang berdampak pada negara dan masyarakat.

    “Sejalan dengan arahan Bapak Presiden Prabowo untuk meningkatkan jumlah kepemimpinan perempuan yang juga merupakan aspirasi Bapak Menteri BUMN serta semangat transformasi yang terus diagungkan,” kata Fikha dalam pidato pembukanya, di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Fikha menuturkan, Srikandi BUMN percaya bahwa perempuan-perempuan Indonesia bisa mengikuti jejak RA Kartini yang terus bergerak maju, melawan stigma, memperjuangkan kesempatan dan mengambil peran dalam kepentingan.

    Sejalan dengan itu, BUMN berkomitmen menghadirkan program-program nyata untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan juga mewujudkan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan setara.

    “Mari kita terus menyalakan semangat Kartini dalam diri kita untuk terus berani melangkah, memimpin dengan hati dan terus menginspirasi dengan aksi. Selamat Hari Kartini, perempuan BUMN, tangguh, berdaya dan menginspirasi,” tuturnya.

    Adapun acara yang bertajuk “Memimpin dengan Hati, Menginspirasi dengan Aksi” ini menghadirkan tokoh-tokoh pemimpin perempuan inspiratif di Tanah Air, mulai dari pimpinan direksi BUMN perempuan, hingga pemimpin redaksi perempuan di sejumlah media massa. Acara ini juga turut dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

    Sejumlah tokoh perempuan inspiratif di BUMN pun turut menjadi pembicara, di antaranya yakni Direktur Utama Peruri Dwina S Wijaya, Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Triandayani, Direktur Utama Injourney Maya Carolina Watono dan Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy.

    Dalam sesi bincang-bincang, salah satu pemimpin media massa yakni Managing Director B-Universe Apreyvita Wulansari memberikan kisah inspiratifnya sebagai seorang perempuan, ibu, jurnalis sekaligus pemimpin.

    Vita menyoroti tentang tanggung jawab besar dalam setiap pilihan dan keputusan yang diambil oleh seorang perempuan.

    Dia bercerita, pilihan hidup yang sulit sebagai perempuan pernah ia lalui saat pertama kali menjadi seorang ibu sekaligus seorang pekerja media.

    “Sebagai wanita, karena saya sudah punya anak, harus ada note. Yang utama adalah kita harus tahu diri. Mana yang menjadi prioritas pertama dan yang berikutnya,” tuturnya.

    “Kemudian itu dijalani. Memang tidak mudah bagi waktu, mungkin yang lain di jam-jam tertentu untuk istirahat, tetapi buat seorang ibu yang berkarier, waktu istirahat kita dedikasikan untuk anak, memastikan semuanya berjalan baik, kondisi rumah baik, suami baik, keluarga baik dan lain sebagainya,” tambahnya.

    Cerita Vita kemudian ditanggapi oleh para narasumber. Para narasumber mengatakan, perempuan yang berkarir memang seringkali dihadapi oleh berbagai tantangan.

    Namun, semua itu harus bisa dihadapi dengan percaya diri dan mengingat value seorang perempuan yang selalu mampu menghadapi berbagai tantangan, seperti perjuangan yang telah dicontohkan oleh RA Kartini. 

  • Momen Hari Kartini, Agustina Wali Kota Semarang Raih Penghargaan Anugerah Puspa Bangsa

    Momen Hari Kartini, Agustina Wali Kota Semarang Raih Penghargaan Anugerah Puspa Bangsa

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Bertepatan dengan Hari Kartini, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti menerima penghargaan Anugerah Puspa Bangsa 2025 kategori Puspa Adidaya. Penghargaan yang dipersembahkan Kompas TV di Jakarta pada Minggu (20/4) malam tersebut diberikan kepada para pemimpin perempuan yang tidak hanya cakap dan visioner, tetapi juga memiliki kekuatan karakter dan menginspirasi banyak perempuan lainnya.

    “Saya berterima kasih dan sangat mengapresiasi acara ini, kan bagus banget ya. Kita diingatkan bahwa ada perjuangan Kartini, perjuangan perempuan-perempuan Indonesia yang banyak sekali di sisi kita, bersama berbagai tokoh hebat perempuan Indonesia,” ungkap Agustina usai menerima penghargaan. 

    Sebagai pemimpin perempuan Kota Semarang, Agustina menekankan fokus dan tantangan kerjanya dalam lima tahun mendatang meliputi peningkatan kebersihan kota, pemerataan akses pendidikan dengan pendekatan money follow student, pelayanan inklusif bagi penyandang disabilitas melalui Rumah Inspirasi, serta percepatan pembangunan dan perawatan infrastruktur.

    Sementara terkait isu perempuan, Agustina menilai bahwa ruang bagi perempuan untuk berekspresi masih harus terus diperluas. Kesejahteraan perempuan harus lebih diperhatikan, terutama ruangnya. Karena jumlah perempuan dan laki-laki hampir berimbang. Tetapi ruang yang dimiliki untuk para perempuan mengekspresikan diri itu kurang,” jelasnya.

    Agustina juga mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus maju dan mandiri tanpa melupakan kodratnya. “Kita diberkati sebagai insan yang memproduksi dan memelihara. Itu dua hal yang mungkin kodratnya tidak dimiliki oleh laki-laki. Walau demikian kita memiliki hak dan memiliki kewajiban untuk berjuang bagi diri sendiri maupun bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.

    Sementara itu Wakil Direktur KompasTV, Rosianna Silalahi, menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah bentuk apresiasi dan dukungan terhadap perempuan hebat di Indonesia. “Kami ingin menyuarakan bahwa perempuan dari berbagai wilayah mampu menjadi kekuatan masyarakat dan pejuang keadilan bagi kelompok marginal,” ujar Rosianna.

    Anugerah Puspa Bangsa merupakan ajang tahunan yang memperingati semangat Kartini dan menghormati kontribusi nyata perempuan Indonesia di berbagai bidang. Tahun ini, acara dihadiri berbagai tokoh nasional, termasuk Ibu Negara ke empat Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Menteri PPPA Arifah Fauzi.

    Proses seleksi sendiri dilakukan melalui kerja jurnalistik mendalam oleh 32 biro KompasTV di seluruh Indonesia, dengan menilai dampak sosial, komitmen, pencapaian, dan kemampuan menginspirasi perempuan-perempuan yang berkontribusi nyata di masyarakat akar rumput.

    Turut hadir dalam Anugerah Puspa Bangsa yakni Ibu Negara Indonesia ke empat Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid; Ketua DPR RI Puan Maharani; Menteri PPPA RI Arifah Fauzi; Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri; Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Isyana Bagoes Oka; dan Wakil Direktur Utama di Kompas TV Rosianna Silalahi. (*)