kab/kota: Kartini

  • Annisa Pohan Ajak Perempuan Indonesia jadi Kartini Masa Kini Lewat Sektor Ekonomi Kreatif – Halaman all

    Annisa Pohan Ajak Perempuan Indonesia jadi Kartini Masa Kini Lewat Sektor Ekonomi Kreatif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di momen peringatan Hari Kartini 21 April 2025, Ketua Umum Srikandi Demokrat Annisa Pohan mengajak perempuan Indonesia untuk terus melangkah maju melalui pemberdayaan ekonomi kreatif.

    Seruan ini bukan hanya simbolik, melainkan gerakan nyata untuk menciptakan perempuan yang mandiri secara ekonomi dan mampu membawa dampak bagi lingkungannya.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa semangat Kartini tidak hanya hidup dalam cerita sejarah, tetapi hadir dalam setiap langkah perempuan Indonesia yang berani, mandiri, dan berdampak, terutama di sektor ekonomi kreatif yang kini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Annisa, di DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Annisa menekankan bahwa perempuan Indonesia hari ini telah membuktikan kemampuannya, dari pengrajin, pelaku UMKM, konten kreator, pengusaha, hingga politisi, semuanya punya kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi bangsa.

    Namun, tantangan tak sedikit. Akses terhadap modal usaha, pelatihan, jaringan pasar, serta potensi kehilangan pekerjaan di sektor padat karya masih menjadi penghalang besar. Oleh karena itu, Srikandi Demokrat hadir untuk membuka jalan bagi perempuan agar bisa tumbuh bersama.

    “Kartini pernah berkata Habis gelap, Terbitlah Terang, hari ini, terang itu kita wujudkan melalui aksi nyata, dengan mendorong kewirausahaan perempuan sebagai kekuatan ekonomi bangsa,” imbuh Annisa.

    Annisa mengajak seluruh kader dan perempuan Indonesia untuk terus menjadi cahaya bagi sesamanya.

    “Sekali lagi saya mengajak seluruh Srikandi Demokrat untuk terus bergerak, bersinergi, dan menjadi inspirasi di lingkungan masing-masing. Jadilah Kartini masa kini yang berpikir kritis, bertindak solutif, dan selalu membawa cahaya harapan bagi perempuan lainnya,” serunya.

    Sebagai penutup, Annisa menyampaikan harapannya agar perjuangan Kartini dilanjutkan lewat karya nyata.

    “Selamat Hari Kartini. Mari kita lanjutkan perjuangan beliau dengan semangat inovasi dan keberanian untuk berubah.”

    Dalam perayaan “Kartinian Bareng Demokrat 2025”, Srikandi Demokrat menggelar talkshow bertema “Kiat Perempuan Kreatif & Inovatif Dalam Menciptakan Peluang Usaha”. Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh perempuan inspiratif.

    Mereka adalah Devi Erna Rachmawati (Wakil Ketua KADIN Bidang Pertanian, CEO PT Nexbio Tech International), Hesti Widayani (Ketua Umum ASBINDO, eksportir bunga) dan Ingrid Kansil (Ketua Umum IPEMI, Wasekjen Partai Demokrat).

    Talkshow ini membahas bagaimana perempuan bisa menjawab tantangan zaman, dari akses pinjaman hingga pelatihan e-commerce, yang masih minim tersedia untuk perempuan pelaku usaha.

    Tak hanya bicara strategi bisnis, kegiatan ini juga menyentuh sisi seni dan kreativitas lewat Lomba Merangkai Bunga “Bloom Box”—hasil kolaborasi dengan Ikatan Perangkai Bunga Indonesia. Ajang ini bertujuan mengasah kreativitas dan memperkuat keterampilan para kader perempuan Partai Demokrat.

     

  • Video Penampilan Band Sukatani Tak Penuhi Permintaan Penonton Nyanyikan Bayar Bayar Bayar

    Video Penampilan Band Sukatani Tak Penuhi Permintaan Penonton Nyanyikan Bayar Bayar Bayar

    TRIBUNJATENG.COM, PATI –  Berikut ini video Penampilan Band Sukatani Tak Penuhi Permintaan Penonton Nyanyikan Bayar Bayar Bayar

    Band punk asal Purbalingga, Sukatani, memeriahkan perhelatan Halalbihalal sekaligus Peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi bertajuk “Nyawiji Bumi” yang digelar oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Senin (21/4/2025) sore.

    Acara ini digelar di Omah Sonokeling, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Pati.

    Grup musik yang digawangi Muhammad Syifa Al Lufti alias Alectroguy sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel sebagai vokalis ini membawakan sejumlah lagu, di antaranya “Jangan Bicara Solidaritas”, “Gelap Gempita”, “Semakin Tua Semakin Punk”, dan single terbaru mereka “Tumbal Proyek”.

    Lagu viral yang bermuatan kritik terhadap institusi kepolisian, “Bayar Bayar Bayar”, tidak mereka bawakan meskipun penonton terus meminta mereka menyanyikan lagu itu setiap kali jeda pergantian lagu.

    Sukatani tampil di panggung dengan durasi sekira 30 menit mulai sekira pukul 17.00 WIB.

    Ratusan penonton kompak melantunkan lagu-lagu yang dibawakan Sukatani. Suasana makin panas dengan slam dancing atau moshing yang dilakukan para penonton.

    Di belakang kerumunan penonton, dipasang spanduk berukuran besar bertuliskan “Sukatani Tidak Suka Tambang”.

    Gitaris Sukatani, Alectroguy, juga menegaskan pesan tersebut di jeda pergantian lagu. 

    ”Salam Kendeng! Terima kasih kepada teman-teman. Perjuangan kawan-kawan di Kendeng menjadikan cerminan bagi kami untuk berjuang melawan tambang,” ujar dia. 

    Ketua JMPPK, Gunretno, mengatakan bahwa kegiatan ini rutin dilakukan oleh JMPPK setiap April.

    Dia menyebut, bagi JMPPK, April adalah momentum bersejarah.

    “Bulan April bagi kami selalu diperingati. 21 April Hari Kartini dan 22 April Hari Bumi. Tapi sebelum Hari Kartini, 12 April adalah hari lahirnya kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) yang diperintahkan presiden yang ke-7, Pak Jokowi, yang kami minta untuk dilakukan KLHS di Pegunungan Kendeng Utara,” jelas dia.

    Selain panggung musik, acara ini juga diisi pembacaan puisi di alam, yakni di lokasi penambangan.

    Gunretno mengatakan, dulur-dulur Kendeng datang ke lokasi tambang untuk mengingatkan agar di saat Hari Bumi ibu bumi jangan sampai tersakiti.

    Dia menegaskan, acara ini menunjukkan totalisme JMPPK dalam memerangi perusakan lingkungan.

    Banyak pihak yang menunjukkan dukungan dengan menghadiri acara ini. Termasuk tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas.

    “Kegiatan ini juga diisi dengan pengajian yang berbicara tentang lingkungan. Hadir Busyro Muqoddas, lalu Kiai Budi Harjono, ada juga Gus Faishol dari NU Jateng dan lain-lain. Semuanya totalitas karena ini Hari Bumi. Ibu yang melahirkan manusia. Ibu Bumi yang menghasilkan buliran padi untuk kehidupan manusia melalui para petani, bukan dari bongkahan batu yang ditambang untuk keuntungan pribadi tanpa memikirkan bagaimana dampak kerusakan lingkungan,” tegas dia.

    Sebelum Sukatani tampil, ada pula penampilan dari Usman and The Blackstones, band yang dipelopori tokoh aktivis HAM dan advokat, Usman Hamid.

    Gunretno mengatakan, acara ini bukan seremoni belaka. 

    Pihaknya menjamin akan terus ada tindak lanjut untuk menyadarkan semua orang tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

    Kita berpijak di bumi, maka harus berbakti kepada bumi, mengembalikan keterawatan bumi ini. 14 April kami sudah datangi DPR, kepolisian, berkaitan tambang-tambang di Pegunungan Kendeng yang dibiarkan begitu saja, dan ketika kami lapor tidak ada kegiatan berikutnya, kami datang ke lokasi tambang. Kami tidak berhenti. Di wilayah Kendeng kalau ada perusakan lingkungan, tidak hanya tambang, termasuk penggundulan hutan, yang dirugikan adalah masyarakat petani secara luas,” papar dia.

    Menurut Gunretno, para ibu di JMPPK selama ini selalu menunjukkan semangat Kartini dalam langkah-langkah perjuangan mereka.

    Selama ini,  bukan hanya kaum pria yang berjuang di JMPPK.

    Bahkan para “Kartini Kendeng” beberapa waktu lampau pernah melakukan aksi ikonik mengecor kaki untuk melawan perusakan lingkungan oleh korporasi semen.

    “Karena sadar betul bahwa dengan rusaknya gunung menjadikan hilangnya mata air, di saat itu terjadi ibulah yang paling merasakan. Maka di JMPPK ada Kartini Kendeng yang pernah berani mengecor kaki, berani mati demi memperjuangkan Kendeng.

    Karena memikirkan ke depan, Indonesia dibelenggu semen, sudah overproduksi sejak 2014. Namun pemerintah malah mengobral izin seenaknya untuk tambang semen, industri ekstraktif yang tidak bisa diperbaharui. Maka dengan mengecor kaki mereka menegaskan, jangan belenggu anak cucu kami, belenggulah kaki kami,” tandas dia. (mzk)

  • Scoopy Velocreativity Warnai Semarang, 50 Wanita Tampil Fashionable Rayakan Semangat Kartini

    Scoopy Velocreativity Warnai Semarang, 50 Wanita Tampil Fashionable Rayakan Semangat Kartini

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Turut merayakan Semangat Kartini, Honda Community Jawa Tengah mengajak sejumlah 50 Kartini Muda Semarang untuk mengikuti acara “Scoopy Velocreativity” Rolling City di Kota Semarang pada Jumat lalu (18/04/25). Menggunakan kebaya dan batik, para Wanita muda ini tampil cantik, menawan, dan fashionable dengan Honda Scoopy masing – masing.  

     

    Acara kali ini mengusung tema “Tampil Menarik dan Fashionable Bersama Honda Scoopy” dimana harapannya bisa merayakan Hari Kartini tahun ini dengan cara yang unik, inspiratif, namun tetap tampil modis bersama Honda Scoopy. Kegiatan ini dimulai dengan sesi briefing di halaman kantor Astra Motor Jawa Tengah, dilanjutkan dengan rolling city melewati berbagai ikonic kota Semarang seperti Simpang Lima, Tugu Muda, hingga kawasan heritage Kota Lama, dan finish di Hotel Kotta Semarang. Iring – iringan penuh gaya ini menarik perhatian masyarakat yang melihat langsung parade skutik stylish Honda Scoopy yang mencerminkan gaya hidup modern dan aktif.

     

    Dalam kegiatan ini, para peserta juga mendapatkan edukasi penting seputar keselamatan berkendara melalui seminar Safety Riding yang disampaikan oleh AKP Uki Ambariana Adjie, SH, MH dari Kepolisian dan Oke Desiyanto, ST selaku Instruktur Safety Riding dari Astra Motor Jawa Tengah. Materi yang disampaikan menekankan pentingnya kesadaran berlalu lintas, teknik berkendara yang aman, serta peran perempuan dalam menciptakan budaya tertib lalu lintas.

     

    Keseruan acara semakin bertambah dengan sesi Do It Yourself (DIY) meracik es krim, di mana peserta diajak untuk berkreasi menciptakan varian rasa favorit mereka. Tak hanya itu, ada juga makeup demo dari Raihan Ayu, Wardah Beauty Youth Ambassador, yang memberikan tips tampil fresh dan percaya diri dalam beraktivitas sehari – hari dan mendapatkan goodie bag special dari Wardah Beauty.

     

    PIC Honda Community Astra Motor Jateng Rendi Pradipta menjelaskan melalui Scoopy Velocreativity ini Honda Jateng ingin memberikan apresiasi kepada para wanita Indonesia, khususnya di momen Hari Kartini, untuk terus berani tampil beda dan fashionable, selaras dengan karakter Honda Scoopy yang stylish dan penuh gaya.

     

    “Melalui acara ini, kami ingin mengajak para wanita untuk terus mengekspresikan diri, aktif berkegiatan di masyarakat, dan tetap memperhatikan keselamatan saat berkendara. Honda Scoopy menjadi pilihan tepat bagi mereka yang ingin tampil unik dan trendi,” ucap Rendi.

     

    Dengan kombinasi antara gaya, edukasi, dan kreativitas, Scoopy Velocreativity membuktikan bahwa wanita masa kini bisa tampil menarik, menginspirasi, sekaligus menjadi panutan #Cari_Aman berkendara, hal ini sejalan dengan semangat Kartini yang terus hidup dalam diri setiap perempuan Indonesia. (*)

  • Mewarisi Api Kartini: Kiprah Rini Widyantini dalam Reformasi Birokrasi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 April 2025

    Mewarisi Api Kartini: Kiprah Rini Widyantini dalam Reformasi Birokrasi Nasional 21 April 2025

    Mewarisi Api Kartini: Kiprah Rini Widyantini dalam Reformasi Birokrasi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Perjuangan Raden Ajeng (RA)
    Kartini
    tidak pernah padam. Jika dahulu Kartini memperjuangkan
    emansipasi perempuan
    , kini semangat itu diteruskan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
    Reformasi Birokrasi
    (Menpan-RB)
    Rini Widyantini
    .
    Ia membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan mampu memperkuat
    reformasi birokrasi
    di pemerintahan.
    “Pemikiran, idealisme, dan perjuangan R.A. Kartini menginspirasi jalan hidup saya. Terutama untuk membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan bisa membawa perubahan positif bagi negeri,” ungkap Rini melalui siaran persnya, Senin (21/4/2025).
    Bagi Rini, emansipasi bukan sekadar soal kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. 
    Lebih dari itu, perempuan harus diberikan ruang seluas-luasnya untuk bersuara dan berkontribusi.
    “Emansipasi itu bagi saya bukan sekadar kesetaraan tetapi lebih kepada diberikan ruang yang luas supaya perempuan itu bisa memberikan kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam lingkup kecil dalam kehidupan bermasyarakat,” tambah Rini.
    Perjalanan karier Rini dimulai dari posisi paling dasar sebagai CPNS pada 1990. 
    Wanita kelahiran Bandung, 29 Mei 1965 ini telah dipercaya mengemban berbagai jabatan struktural.
    Dari 2013 hingga 2021, Rini menjabat sebagai Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana di Kemenpan-RB. Kemudian, ia dipercaya menjadi Sekretaris Kemenpan-RB .
    Tidak mudah baginya mengurai benang kusut birokrasi di negeri ini, terutama sebagai pemimpin perempuan. 
    Meski meja birokrasi kerap dianggap rumit dan kurang penting, Rini meyakini bahwa kebijakan dan pelayanan publik yang dirasakan masyarakat bermula dari birokrasi yang bersih.
    Hal itu termasuk dari gaya kepemimpinan para birokrat yang selayaknya tidak menciptakan iklim birokrasi yang rumit.
    Rini percaya, bekerja dengan jujur adalah bentuk syukur kepada Sang Pencipta. 
    “Ini adalah ungkapan terima kasih saya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini, terutama untuk mengabdi dan memberikan pelayanan terbaik bagi negeri tercinta,” ucapnya.
    Nilai-nilai dasar yang ditanamkan keluarga menjadi fondasi kuat bagi Rini. Baginya, ibadah adalah dasar dari setiap langkah, termasuk dalam pekerjaan. 
    Kejujuran, kedisiplinan, dan integritas juga ditanamkan sejak kecil. Rini percaya bahwa integritas membentuk karakter kuat pada setiap individu.
    Kedua orangtua Rini sangat menekankan pentingnya pendidikan. Sebelum merantau ke Jakarta sebagai CPNS, ia menempuh pendidikan di Bandung. 
    Rini mengaku disiplin tinggi yang dimilikinya terbentuk saat belajar di SMP dan SMA Santa Angela, sebuah sekolah yang dikenal ketat dalam kedisiplinan.
    Rini sempat bercita-cita melanjutkan pendidikan di luar kota Bandung. Namun orangtuanya tidak mengizinkan ia kuliah di luar Bumi Parahyangan.
    Jalan hidupnya menuntun Rini melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran.
    Akhirnya, ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD). Keputusan ini membentuk jalur karier yang dilaluinya kini.
    “Saya tertarik dengan dunia hukum karena ingin memahami bagaimana aturan membentuk masyarakat dan memengaruhi kehidupan sehari-hari,” jelas Rini.
    Ia lulus lebih cepat dibandingkan rekan-rekan seangkatannya. Suatu ketika, ia bertemu perwakilan dari Sekretariat Negara yang sedang mencari talenta untuk bergabung. 
    Setelah melalui serangkaian tes, Rini diterima dan mulai bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia ditugaskan ke Kemenpan-RB.
    Pada 1997, Rini mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk melanjutkan pendidikan Program Magister (S2) di The Flinders University of South Australia dengan jurusan Public Management.
    Dengan nilai-nilai yang kuat dan pendidikan yang mendukung, Rini menjadi perempuan pertama dalam sejarah yang menjabat sebagai Menpan-RB. 
    Ia menyadari bahwa posisi itu merupakan puncak karier birokrasi dan juga jabatan politik yang dinamis.
    “Meraih posisi ini bukan sekadar prestasi besar, tetapi juga pencapaian luar biasa. Jabatan menteri adalah bagian dari karier politik yang sangat dinamis,” ucap Rini.
    Sebagai perempuan, Rini tidak menampik bahwa ia kerap dipandang sebelah mata. 
    Namun dengan etos kerja dan idealismenya, ia mampu membuktikan bahwa perempuan bisa menjalankan tugas dengan integritas tinggi.
    Kementerian yang dipimpin Rini bertanggung jawab merumuskan, menetapkan, dan mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan bidang PANRB. 
    Dalam menerbitkan aturan, menurutnya, harus dilakukan dengan cermat, detail, hati-hati, dan tanpa kepentingan sepihak.
    “Terkadang ada yang menganggap saya terlalu idealis. Saya sebenarnya berupaya mencurahkan seluruh kemampuan saya dengan sepenuh hati agar peran saya dapat memberikan manfaat,” jelas Rini.
    Ia juga berpesan kepada timnya untuk bekerja dengan ikhlas. Perempuan yang memilih berkarier harus siap dengan konsekuensinya. 
    Sering kali Rini harus memimpin tim yang anggotanya lebih tua atau lebih berpengalaman. 
    Ia menyiasatinya dengan memperbaiki pola komunikasi dan tetap tegas dalam kepemimpinan.
    Sebagai ibu, istri, dan pejabat publik, Rini harus cermat mengatur waktu. 
    Ia kerap meninggalkan rumah karena tugas, namun perannya sebagai ibu tidak pernah ditinggalkan. Rini berbagi peran dengan sang suami.
    Rini bersyukur atas dukungan keluarga, rekan kerja, dan semua yang membentuknya hingga kini. Setiap langkahnya selalu disertai rasa syukur.
    “Perjalanan ini tidak mudah dan penuh perjuangan,” tegasnya.
    Pada momen
    Hari Kartini
    ini, Rini berpesan kepada seluruh perempuan agar tidak ragu untuk bermimpi. 
    Terutama bagi perempuan yang berkarier di dunia birokrasi, ia menekankan pentingnya idealisme, tanggung jawab, pengabdian, dan integritas.
    Ia membuktikan bahwa perempuan bisa melangkah dari ruang keluarga ke ruang kabinet. 
    Dari tangannya yang kini memimpin reformasi birokrasi, Rini meyakini bahwa birokrasi profesional dan berintegritas adalah kunci pelayanan publik yang berkualitas.
    Jika dahulu R.A. Kartini memperjuangkan kesetaraan dalam pendidikan, kini Rini Widyantini memperjuangkan perbaikan birokrasi dari dalam pemerintahan.
    “Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk terus mendorong reformasi birokrasi yang lebih inovatif, transparan, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Jadilah perempuan birokrat yang tidak hanya cerdas bekerja, tetapi juga bijak dalam mengambil keputusan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Musisi perempuan siap hibur penumpang Transjakarta akhir pekan ini

    Musisi perempuan siap hibur penumpang Transjakarta akhir pekan ini

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Musisi perempuan siap hibur penumpang Transjakarta akhir pekan ini
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 21 April 2025 – 19:56 WIB

    Elshinta.com – Sejumlah musisi perempuan siap menghibur para penumpang Transjakarta yang melakukan perjalanan melalui Halte CSW dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) Astra pada Sabtu, 26 April 2025.

    “Transjakarta menghadirkan pagelaran musik Transjakarta Symphony yang diisi oleh musisi-musisi perempuan,” ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat Transjakarta, Tjahyadi DPM dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan, selain menghibur penumpang, penampilan musisi perempuan ini juga sebagai representasi dari Kartini muda yang berbakat dan serba bisa. Namun, dia tak merinci siapa saja musisi yang dimaksud.

    Tjahyadi berharap melalui serangkaian kegiatan rayakan Hari Kartini, Transjakarta berkomitmen terus melakukan inovasi layanan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan khususnya bagi penumpang perempuan.

    “Bukan hanya moda transportasi melainkan menjadi platform baru bagi masyarakat untuk menyokong berbagai aktivitas dan menjadi teman perjalanan Kartini masa kini,” ujar dia.

    Lalu, masih terkait peringatan Hari Kartini, hari ini, Transjakarta menggratiskan layanannya untuk penumpang perempuan mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.

    Petugas menyiapkan pintu khusus untuk penumpang perempuan sehingga mereka bahkan tak perlu mengeluarkan kartu elektronik.

    Selain Transjakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menggratiskan layanan untuk layanan transportasi umum lainnya, yakni moda raya terpadu (MRT) Jakarta dan lintas raya terpadu (LRT) Jakarta khusus Hari Kartini pada 21 April ini.

    Sumber : Antara

  • Jateng Catat 7.903 Pernikahan Usia Anak Sepanjang 2024, Ini Risikonya 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 April 2025

    Jateng Catat 7.903 Pernikahan Usia Anak Sepanjang 2024, Ini Risikonya Regional 21 April 2025

    Jateng Catat 7.903 Pernikahan Usia Anak Sepanjang 2024, Ini Risikonya
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –

    Wakil Gubernur Jawa Tengah
    ,
    Taj Yasin
    , mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 7.903 kasus
    pernikahan anak
    di wilayahnya.
    Dari jumlah tersebut, mayoritas adalah perempuan dengan 6.082 anak, sedangkan 1.821 anak laki-laki.
    Dalam upaya menekan angka pernikahan usia anak, Yasin mendorong perempuan untuk berperan aktif, serta melibatkan Tim Penggerak PKK, Posyandu, dan Bunda Literasi untuk melindungi perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.
    “Masih ada 7.903 kasus perkawinan anak. Sebanyak 1.821 di antaranya anak laki-laki, sisanya perempuan. Kalau menikahnya di usia anak, bagaimana perempuan ini nantinya bisa menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya?” ungkap Yasin saat acara Pengukuhan dan Pelantikan TP PKK, Bunda Literasi, Tim Pembina Posyandu Provinsi Jawa Tengah, serta Pembukaan Orientasi dan Pelatihan Paralegal Tahun 2025, di Kompleks Gubernur, Senin (21/4/2025).
    Yasin menekankan bahwa pernikahan usia anak membawa banyak konsekuensi negatif, terutama bagi anak perempuan yang kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
    Selain itu, pasangan usia anak umumnya belum siap secara ekonomi, yang dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
    “Tak hanya itu, mengandung dan melahirkan di usia remaja berisiko terjadi keguguran, kematian bagi ibu maupun anak, dan stunting,” tambahnya.
    Wakil Gubernur juga menekankan pentingnya menjadi garda terdepan dalam memberikan perlindungan terhadap kaum perempuan, anak, dan penyandang disabilitas di Jawa Tengah.
    Dalam kesempatan tersebut, Yasin mengajak seluruh kader perempuan di Jawa Tengah untuk mewarisi semangat juang Kartini, tokoh emansipasi wanita asal Jepara.
    “Kartini bukan hanya milik Indonesia, tapi menjadi sosok yang mendunia. Maka kita sangat berharap, perempuan-perempuan Jateng dapat mewarisi semangat Kartini yang hebat dan visioner,” pungkas Yasin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semarak Hari Kartini, Ratusan Siswa dan Siswi SMA N 1 Padamara Gelar Karnaval Budaya 

    Semarak Hari Kartini, Ratusan Siswa dan Siswi SMA N 1 Padamara Gelar Karnaval Budaya 

    TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA — Dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun 2025, sebanyak 600 siswa dari SMA N 1 Padamara melaksanakan karnaval budaya di sepanjang jalan Desa Karangjambe. 

    Selain dalam rangka memperingati Hari Kartini, karnaval hari ini juga diselenggarakan bertepatan dengan hari ulang tahun SMA N 1 Padamara yang ke 18. 

    Sebelum dilaksanakan karnaval, terlebih dahulu dilaksanakan upacara di lapangan upacara SMA N 1 Padamara. 

    Upacara ini diikuti oleh seluruh siswa dan siswa SMA N 1 Padamara, guru-guru, sekaligus mengundang Camat dan Polsek Padamara. 

    Setelah upacara selesai, kegiatan karnaval Hari Kartini atau Kartival pun dilaksanakan. 

    Pada kegiatan karnaval hari ini, seluruh peserta yang terdiri dari kelas 10 dan 11 mengenakan pakaian adat dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. 

    Tidak hanya menggunakan kostum pakaian adat, beberapa kelas juga menggunakan property yang mendukung baju adat yang mereka gunakan. 

    “Alhamdulillah untuk acara hari ini berjalan lancar, memang sudah disiapkan untuk penampilan siswa. Mereka tampil dalam karnaval, kemudian mereka juga tampil di masyarakat umum,” ujar Widi Purnama, Kepala SMA N 1 Padamara kepada Tribunbanyumas.com pada Senin (21/4/2025). 

    Usai melakukan karnaval yang dimulai atau start di SMA N 1 Padamara, sebelum kembali finish di lokasi awal, para peserta melakukan penampilan terlebih dahulu di lokasi display yang terletak di Dusun 1 Desa Karangjambe atau tepatnya di sebelah PT. Mitra Karya Tri Utama. 

    Penampilan yang di tampilkan pun beragam, mulai dari tarian dari berbagai provinsi, solo vokal, instrumen musik, dan lain-lain. 

    “Total terdapat 16 penampilan, dari 8 kelas dari tiap angkatan,” ujar Bagus Rizki Pratama, selaku penanggung jawab acara Kartival. (*)

  • Wakil Wali Kota Tegal Refleksikan Perjuangan RA Kartini

    Wakil Wali Kota Tegal Refleksikan Perjuangan RA Kartini

    TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah bersama perempuan Kota Tegal menggelar refleksi Hari Kartini sekaligus mendeklarasikan Kota Tegal ramah perempuan dan anak serta perempuan Kota Tegal cinta lingkungan. 

    Acara tersebut digelar di Pendopo Ki Gede Sebayu yang diikuti oleh organisasi perempuan Kota Tegal, Senin (21/4/2025).

    Wakil Wali Kota Tegal, Tazkiyyatul Muthmainnah mengatakan, Hari Kartini bukan sekadar peringatan seremonial tahunan.

    Melainkan momentum untuk merefleksikan perjuangan, semangat, dan cita-cita luhur Raden Ajeng Kartini.

    ‘’Seorang pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Kartini telah membuka jalan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan, hak, dan peran strategis dalam masyarakat,’’ ujarnya.

    Iin sapaan akrabnya mengatakan, inspirasi Kartini juga sangat dirasakan di Kota Tegal, melalui adiknya RA Kardinah.

    Dia turut memperjuangkan pendidikan dan kesejahteraan perempuan. 

    ‘’Saya bangga menyampaikan bahwa perempuan-perempuan Kota Tegal kini telah menunjukkan kiprah luar biasa, sebagai ibu rumah tangga, pendidik, pelaku usaha, pejabat publik, dan pemimpin,’’ ungkapnya. 

    Terkait dengan kota ramah perempuan dan anak, Iin berkomitmen melalui deklarasi Tegal sebagai kota ramah perempuan dan anak.

    Bukan hanya slogan, tetapi semangat bersama untuk mewujudkan Kota Tegal sebagai tempat yang aman, inklusif, adil gender, dan mendukung setiap warga.

    Terutama perempuan dan anak-anak untuk tumbuh, berkembang, dan berdaya.

    Selain itu, dia menyaksikan gerakan perempuan Tegal cinta lingkungan yang ditandai dengan penukaran botol plastik dengan bibit pohon, sebagai wujud kepedulian terhadap keberlanjutan bumi. 

    ‘’Karena perempuan adalah agen perubahan, pelindung kehidupan, dan penjaga masa depan,’’ katanya. (fba)

  • Selamat Hari Kartini 21 April 2025: Kartini, Al-Qur’an, dan Gen Z yang Haus Makna

    Selamat Hari Kartini 21 April 2025: Kartini, Al-Qur’an, dan Gen Z yang Haus Makna

    Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy,M.E. Dosen UIN Saizu Purwokerto

    TRIBUNJATENG.COM – Setiap bulan April, bangsa Indonesia kembali mengenang sosok agung bernama Raden Ajeng Kartini.

    Ia bukan sekadar nama di kalender nasional atau lirik dalam lagu gubahan WR Soepratman, tetapi simbol perjuangan emansipasi perempuan, pendidikan, dan pencerahan pikiran.

    Di balik kata-kata terkenalnya “Habis gelap terbitlah terang”, tersimpan perjalanan spiritual yang mendalam: kisah perjumpaannya dengan tafsir Al-Qur’an yang membuka cakrawala hidupnya.

    Tepatnya, saat Kartini menghadiri kajian KH. Sholeh Darat di Pendopo Bupati Demak, beliau tersentak oleh tafsir surah Al-Fatihah yang begitu dalam dan menyentuh.

    Bukan sekadar bacaan yang dihafal, tetapi makna yang menghidupkan. 

    “Kyai, betapa berdosanya para kiai,” keluh Kartini yang merasa selama ini hanya dibekali mantra, bukan pemahaman. 

    Dari situ, Kartini mendorong agar tafsir Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa—agar kaum perempuan, rakyat jelata, dan masyarakat awam bisa memahami isi kitab suci itu.

    Warisan Spiritual Kartini

    Seringkali kita hanya mengenang Kartini sebagai pelopor pendidikan bagi perempuan.

    Tapi lebih dari itu, Kartini juga haus akan ilmu agama—bukan hanya ritualistik, tapi yang esensial. 

    Ia belajar akhlak, tasawuf, dan tafsir Qur’an kepada KH. Sholeh Darat, yang kelak menjadi guru dari para ulama besar seperti KH. Hasyim Asy’ari.

    Dalam usia yang sangat muda, Kartini menyadari satu hal penting: ilmu tanpa pemahaman adalah hampa.

    Dan pemahaman tanpa akhlak adalah bencana.

    Maka tak heran jika perjuangannya bukan hanya tentang membuka sekolah, tetapi membuka hati dan pikiran bangsanya.

    Di zaman modern ini, semangat Kartini masih relevan, bahkan sangat dibutuhkan. Kita hidup di era digital, zaman Gen Z yang serba cepat, penuh distraksi, dan dibanjiri informasi.

    Namun, justru di tengah derasnya arus informasi itu, banyak dari kita yang haus makna. Kita bisa dengan mudah membaca ribuan status, caption, atau thread—tapi seberapa sering kita benar-benar membaca hidup ini dengan makna?

    Kartini dan Gen Z: Titik Temu di Era Digital

    Generasi Z—yang lahir dan tumbuh bersama teknologi—memiliki akses tak terbatas pada informasi. Tapi, apakah mereka juga semakin dekat pada kebijaksanaan?

    Kartini muda mengkritik pembelajaran yang tanpa makna. Ia berani bertanya, bahkan kepada para ulama, tentang kenapa Al-Qur’an hanya diajarkan sebagai bacaan, bukan sebagai panduan hidup.

    Bukankah pertanyaan yang sama juga bisa diajukan hari ini?

    Di banyak tempat, masih banyak anak muda yang bisa membaca Al-Qur’an secara fasih, tapi tidak tahu apa itu rahmah, taqwa, atau husnudzan.

    Banyak pula yang memahami tren terkini, namun tidak tahu arah hidupnya. Maka, pertanyaannya: siapa yang akan menjadi “Kartini” baru di era ini?

    Kisah Kartini dan KH. Sholeh Darat bukan hanya romansa masa lalu, tetapi pelajaran bagi masa kini.

    Kita butuh lebih banyak ulama yang bisa menerjemahkan nilai-nilai Qur’an ke dalam bahasa zaman. 

    Kita juga butuh lebih banyak “Kartini muda” yang mau bertanya, belajar, dan berjuang agar pemahaman menjadi terang, bukan sekadar hafalan.

    Pendidikan untuk Akhlak dan Kemandirian

    Kartini adalah contoh ideal perempuan cerdas dan mandiri yang tetap menjunjung tinggi nilai dan adab.

    Ia tidak menolak kodrat sebagai perempuan, tetapi ia menolak untuk dibodohi atas nama tradisi. 

    Ia ingin perempuan bisa berdaya, bukan supaya bersaing dengan laki-laki, tetapi agar bisa mendidik generasi yang lebih baik.

    Banyak perempuan Gen Z hari ini yang punya mimpi besar.

    Mereka kuliah, bekerja, bahkan memimpin perusahaan sejak muda. 

    Tapi, apakah mereka juga membekali diri dengan akhlak dan adab yang dulu begitu dijaga Kartini? Sebab kecerdasan tanpa adab, hanya akan menciptakan generasi yang egois dan rapuh di balik layar sosial media.

    Sebaliknya, perempuan yang cerdas dan berakhlak akan menjadi fondasi keluarga dan masyarakat yang kuat.

    Ia tidak silau dengan pencapaian duniawi, tapi juga tidak meninggalkan dunia. 

    Ia bisa mandiri, sekaligus menjadi tempat bersandar. Inilah cita-cita Kartini yang mungkin belum tuntas: menjadikan perempuan Indonesia sebagai madrasah pertama dan utama, bukan hanya untuk anak-anaknya kelak, tetapi juga untuk lingkungannya sekarang.

    Menjadi Kartini Zaman Ini

    Hari ini, 21 April 2025, saat para ibu dan ayah mengantar anak-anak perempuan mereka ke sekolah, kita kembali melihat semangat Kartini itu hadir.

    Para “Kartini kecil” hari ini bukan hanya belajar berhitung atau membaca, tetapi juga diajari bagaimana menjadi pribadi yang baik, sopan, tangguh, dan bijak.

    Karena seperti Kartini, kita butuh perempuan yang tidak hanya pintar, tapi juga punya nilai.

    Perempuan Indonesia hari ini tidak kekurangan akses pendidikan, tapi jangan sampai kekurangan arah.

    Tidak kekurangan mimpi, tapi jangan sampai kekurangan makna.

    Jadilah Kartini masa kini yang bukan hanya ingin sukses secara pribadi, tapi juga memberi terang bagi orang lain. 

    Bacalah Qur’an bukan hanya sebagai bacaan, tapi sebagai cahaya. Jadikan teknologi bukan sebagai candu, tapi sebagai alat perjuangan.

    Kartini sudah menunjukkan caranya—mari kita teruskan perjuangannya.

    Selamat Hari Kartini. Untuk seluruh perempuan Indonesia. Teruslah menjadi cahaya dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. (*)

  • Kiprah Menteri PAN-RB dalam Reformasi Birokrasi

    Kiprah Menteri PAN-RB dalam Reformasi Birokrasi

    Jakarta

    Perjuangan Raden Ajeng Kartini tidak padam hingga saat ini. Jika sebelumnya Kartini memperjuangkan emansipasi wanita, kini perjuangan itu dibawa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini untuk membuktikan kepemimpinan perempuan dalam memperkuat reformasi birokrasi pada pemerintahan.

    “Pemikiran, idealisme, dan perjuangan R.A Kartini menginspirasi jalan hidup saya, terutama untuk membuktikan bahwa kepemimpinan Perempuan bisa membawa perubahan positif bagi negeri,” ungkap Rini dalam keterangan tertulis, Senin (21/4/2025).

    Emansipasi yang diperjuangkan RA Kartini dimaknai lebih luas oleh Rini. Bukan sekadar kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Namun lebih dari itu.

    “Emansipasi itu bagi saya bukan sekadar kesetaraan tetapi lebih kepada diberikan ruang yang luas supaya perempuan itu bisa memberikan suara untuk berkontribusi dan juga untuk Kontribusi. Berfikir, bertindak dan berkontribusi,” ujarnya.

    Diketahui, perjalanan karier rini sebagai birokrat dimulai dari posisi paling dasar sebagai CPNS pada tahun 1990. Sejumlah jabatan struktural pernah dipercayakan pada wanita kelahiran Bandung, 29 Mei 1965 ini. Tahun 2013 sampai dengan 2021, Rini mengemban amanah sebagai Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana di Kementerian PANRB. Kemudian ia dipercaya menjabat Sekretaris Kementerian PANRB.

    Tidak mudah baginya mengurai benang kusut birokrasi di negeri ini, terlebih sebagai seorang pemimpin perempuan. Meski meja birokrasi kerap dianggap tak penting dan rumit, Rini meyakini kebijakan serta pelayanan publik yang dirasakan masyarakat dimulai dari birokrasi yang bersih. Termasuk dari gaya kepemimpinan para birokrat yang selayaknya tidak menciptakan iklim birokrasi yang rumit.

    “Ini adalah ungkapan dan bentuk rasa terima kasih saya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang belum tentu semua orang bisa rasakan, terutama kesempatan untuk mengabdi dan memberikan pelayanan terbaik bagi negeri tercinta,” ujarnya.

    Kegigihan Rini lahir dari nilai-nilai yang ditanamkan keluarganya sejak dini. Nilai utama yang ditanamkan adalah ibadah. Baginya, ibadah adalah fondasi dalam langkahnya termasuk dalam pekerjaan.

    Pendidikan menjadi perhatian bagi kedua orang tua Rini. Sebelum merantau ke Jakarta menjadi seorang CPNS, ia mengenyam pendidikan di Kota Bandung. Rini mengisahkan, orang tuanya menginginkan agar Ia memiliki disiplin yang tinggi.

    “Salah satu pilihan pendidikan yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter saya adalah di SMP dan SMA St. Angela Bandung, sebuah sekolah yang terkenal dengan kedisiplinan yang ketat,” jelasnya.

    Rini sempat bercita-cita melanjutkan pendidikan di UGM maupun IPB. Namun orang tuanya tidak mengizinkan ia kuliah di luar Bumi Parahyangan. Jalan hidupnya menuntun Rini melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran.Sebuah keputusan yang ternyata membentuk jalur karier seorang Rini Widyantini.

    “Saya tertarik dengan dunia hukum karena ingin memahami bagaimana aturan-aturan yang ada dapat membentuk masyarakat dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

    Ia menjadi mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan lebih cepat daripada rekan angkatannya. Suatu Ketika ia bertemu seorang dari Sekretariat Negara yang tengah mencari calon-calon terbaik untuk bergabung dalam instansi tersebut.

    Dengan perhitungan tepat, Rini menerima penawaran itu. Serangkaian tes dijalaninya hingga bekerja di Sekretariat Negara, dan kemudian ditugaskan di Kementerian PANRB. Beberapa tahun mengabdikan diri, ia mendapat beasiswa dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan S-2. Pada 1997, Rini mulai berkuliah di The Flinders University of South Australia mengambil jurusan Public Management.

    Dengan berbagai nilai dasar dalam diri, serta pendidikan yang mendukung kariernya, menjadikan Rini sebagai perempuan pertama dalam sejarah yang duduk sebagai Menteri PANRB. Rini menilai perjalanannya ini penuh tantangan sekaligus makna.

    Posisi ini merupakan titik tertinggi dalam memegang komando reformasi birokrasi di Indonesia. Meski ia menyadari bahwa amanah ini adalah jabatan politik yang dinamis.

    “Meraih posisi ini bukan hanya sebuah prestasi besar dalam dunia birokrasi, tetapi juga sebuah pencapaian luar biasa mengingat jabatan menteri merupakan bagian dari karier politik yang sangat dinamis,” ungkapnya.

    Rini berkisah, dalam pemerintahan, tentu perempuan kerap dipandang sebelah mata. Namun pandangan-pandangan itu bisa dipatahkan dengan etos kerja Rini. Dengan idealisme yang dimilikinya, Rini membuktikan bahwa ia bisa melakukan pekerjaannya dengan integritas tinggi.

    Kementerian yang dipimpinnya ini bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan. Tentu dalam menerbitkan aturan, harus dilakukan dengan cermat, detail, hati-hati, dan tidak ada kepentingan sepihak.

    “Terkadang ada yang menganggap saya terlalu idealis, saya sebenarnya berupaya mencurahkan seluruh kemampuan saya dengan sepenuh hati agar peran saya dapat memberikan manfaat,” tambahnya.

    Kepada timnya di Kementerian PANRB, Rini berpesan agar melakukan pekerjaan dengan ikhlas. Ada konsekuensi ketika seorang wanita sudah menentukan pilihan untuk menjadi pekerja.

    Seringkali ia dipercaya memimpin sebuah tim yang anggotanya lebih tua atau lebih berpengalaman. Tentu itu bukan hal mudah. Rini memperbaiki pola komunikasi, menghormati mereka, tetapi tetap tegas dalam peran sebagai pimpinan tim.

    Rini membagi perannya sebagai ibu, istri, sekaligus pejabat publik. Terkadang ia harus meninggalkan rumah saat harus bertugas. Namun bukan berarti peran ibu itu hilang. Berbagi peran dengan suami dan mengatur waktu dengan cermat adalah kuncinya.

    Ia bersyukur dan berterima kasih atas keluarga, rekan kerja, dan relasi lainnya yang berhasil membentuknya hingga saat ini. Setiap langkah dan kesempatan yang Rini lalui, selalu ada ungkapan syukur yang terucap.

    “Perjalanan ini tidaklah mudah dan membutuhkan perjuangan,” tegas Rini.

    Pada Hari Kartini ini, ia berpesan kepada seluruh perempuan untuk tidak ragu dalam bermimpi. Terutama bagi Perempuan yang memilih pekerjaan sebagai seorang birokrat, ia menyampaikan bahwa harus berpegang teguh pada idealisme, tanggung jawab, pengabdian, dan integritas.

    Ia membuktikan perempuan dengan mimpi besar bisa membawa diri dari ruang keluarga ke ruang kabinet. Dari tangannya yang kini memimpin reformasi birokrasi, Rini meyakini bahwa birokrasi yang profesional dan berintegritas adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

    Jika dahulu RA Kartini berjuang untuk kesetaraan gender terutama dalam pendidikan, kini Rini Widyantini bergerak dalam koridor memperbaiki pemerintah dari internal.

    “Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk terus mendorong reformasi birokrasi yang lebih inovatif, transparan, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Jadilah perempuan birokrat yang tidak hanya cerdas dalam bekerja, tetapi juga bijak dalam mengambil keputusan,” tutupnya.

    (akd/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini