kab/kota: Kartini

  • Jangan Sembarangan Kasih Gelar Pejuang

    Jangan Sembarangan Kasih Gelar Pejuang

    GELORA.CO — Loyalis Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Kristia Budiarto alias Dede Budhyarto geram dengan narasi yang menyamakan Dokter Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal dengan nama Dokter Tifa dengan pahlawan nasional Raden Ajeng (RA) Kartini

    Narasi tersebut muncul di sosial media, bertepatan dengan diperiksanya dokter Tifa Cs sebagai tersangka terkait kasus dugaan ijazah palsu

    Dalam sebuah poster, foto dokter Tifa disandingkan dengan foto RA Kartini.

    Pembuat poster tersebut membubuhkan narasi yang menyebut bahwa perjuangan dokter Tifa merupakan representasi perjuangan RA Kartini di masa lampau.

    Mantan komisaris PT Pelni (Persero) itu menyebut bahwa tak layak dokter Tifa yang selama ini menarasikan ijazah Jokowi palsu disandingkan dengan sosok pahlawan

    Kang Dede menyebut bahwa RA Kartini telah banyak berkontribusi bangsa bangsa Indonesia, baik di bidang pendidikan maupun isu gender

    Di sisi lain, dia menilai bahwa dokter Tifa merupakan sosok yang hanya ingin mencari panggung dengan terus mengangkat isu soal ijazah Jokowi

    “Jangan samakan pahlawan wanita dengan orang ini. R.A. Kartini memperjuangkan pendidikan dan emansipasi, bukan mencari panggung dengan narasi menyesatkan,” demikian statemen Kang Dede dikutip Warta Kota dari akun X miliknya, Kamis (13/11/2025)

    Kang Dede pun mengingatkan agar siapapun jangan mudah melabeli seseorang dengan gelar pejuang

    “Hormati sejarah, jangan sembarangan menempelkan gelar ‘pejuang’,” imbuhnya

  • JMFW 2026 Raup US,51 Juta, Lampaui Target dan Tunjukkan Daya Saing Modest Fashion Indonesia

    JMFW 2026 Raup US$19,51 Juta, Lampaui Target dan Tunjukkan Daya Saing Modest Fashion Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perdagangan Budi Santoso secara resmi menutup perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 pada Minggu, (9/11/2025) di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta. Pameran modest fashion berskala internasional yang berlangsung pada 6-9 November ini berhasil mencatatkan total transaksi sebesar US$19,51 juta atau setara Rp 321,88 miliar, melampaui target awal sebesar US$10 juta.

    “Total transaksi dari 6-9 November 2025 tercatat sebesar US$19,51 juta atau sekitar Rp 321,88 miliar. Capaian ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar US$10 juta,” ujar Mendag Busan.

    Mendag Busan merinci, transaksi JMFW 2026 berasal dari beberapa sumber, yakni penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) senilai US$15,30 juta, transaksi fairground atau langsung di tempat selama pameran sebesar US$436,28 ribu, dan transaksi hasil business matching senilai US$3,77 juta.

    “Sekitar Rp 122,23 miliar atau 37,97 persen dari total transaksi dicatatkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Capaian ini tidak hanya mencerminkan kreativitas desainer Indonesia, tetapi juga hasil kerja sama yang solid antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat ekosistem industri modest fashion nasional,” ungkap Mendag Busan.

    Selama empat hari pelaksanaan, JMFW 2026 yang mengusung tema “Essential Lab” dikunjungi oleh 11.459 orang. JMFW 2026 juga diikuti oleh 242 jenama kebanggaan tanah air yang menampilkan beragam karya kreatif dari desainer serta pelaku usaha modest fashion dan industri penunjang fesyen lainnya.

    Mendag Busan menyampaikan, JMFW 2026 berhasil menarik perhatian buyer luar negeri, meskipun tahun ini tidak diselenggarakan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) seperti pada tahun- tahun sebelumnya. Kehadiran para buyer tersebut merupakan hasil penjaringan aktif yang dilakukan oleh perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri serta kerja sama dengan sejumlah jenama peserta JMFW.

    “Tahun ini, JMFW kembali membuktikan modest fashion Indonesia memiliki daya tarik kuat di mata dunia. Tercatat, buyer internasional yang hadir dalam JMFW 2026 berasal dari Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Sudan. Kehadiran mereka menunjukkan besarnya minat pasar global terhadap produk modest fashion Indonesia yang semakin inovatif dan berdaya saing tinggi,” kata Mendag Busan

    Mendag Busan mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi. Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan JMFW 2026 ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi lintas sektor dapat melahirkan karya dan peluang baru bagi industri fesyen tanah air.

    “Tujuan utama JMFW adalah menggaungkan kembali bahwa Indonesia adalah pusat modest fashion dunia. Saya mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi agar tahun depan JMFW dapat terselenggara lebih besar dan berdampak lebih luas,” ujar Mendag Busan.

    Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Imam Hartono menyampaikan apresiasinya kepada Kemendag beserta seluruh kementerian, lembaga, dan mitra terkait yang telah bersinergi dengan baik dalam mendorong perkembangan industri modest fashion nasional.

    “Modest fashion global saat ini mengalami tren yang positif, Indonesia tidak boleh ketinggalan. Oleh karena itu, kita harus mengambil inisiatif dan memanfaatkan peluang besar ini untuk mendorong peningkatan ekonomi, khususnya di sektor modest fashion,” ujar Imam.

    Sementara itu, pemilik jenama Kami, Istafiana Candarini atau Irin, menyampaikan tahun ini merupakan tahun kelimanya bergabung dengan JMFW. Pada pergelaran kali ini, Kami menampilkan koleksi bertajuk “Kami’s Love for Wastra”. Menurutnya, partisipasi dalam JMFW tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan karya, tetapi juga membuka peluang baru.

    “Kemarin kami berkesempatan bertemu dengan salah satu buyer dari Milan, Italia yang tertarik pada koleksi sportswear dan basic wear dari Kami. Pertemuan ini masih dalam tahap penjajakan, dan mudah-mudahan bisa berlanjut ke kerja sama,” ujar Irin.

    Penutupan JMFW 2025 menampilkan parade fashion show jenama kebanggaan Indonesia yang meliputi Unique Indonesia x Kantor Perwakilan (KPw) BI Jawa Barat, Rumah Kebaya Velga x KPw BI DKI Jakarta, Tarasari x KPw BI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pelanusa x KPw BI Malang, Visa Cottonbatik x KPw BI Solo, Nora Indonesia x KPw BI Malang, Kami, PUTHIC By Nissa Khoirina x KPW BI DIY, dan Nina Nugroho.

    JMFW 2026 terlaksana berkat dukungan dan sinergi berbagai pihak, antara lain Bank Indonesia, Kementerian Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), Sarinah, Pegadaian, PT ΚΑΙ, Bank Syariah Indonesia, Wardah, Shopee Indonesia, Ditali Cipta Kreatif, dan Balai Kartini.

    Selanjutnya, Kementerian Perdagangan juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Asia Pacific Rayon, UBS, Google Indonesia, Panasonic, Century Textile Industry, dan Deatextile. Kolaborasi ini turut diperkuat dengan partisipasi Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) yang turut berperan penting memajukan industri modest fashion Indonesia.

  • Program Kartini dorong kemandirian ekonomi keluarga pengemudi taksi

    Program Kartini dorong kemandirian ekonomi keluarga pengemudi taksi

    Jakarta (ANTARA) – Komunitas Kartini Bluebird, wadah pemberdayaan istri dan putri pengemudi Bluebird, memperkuat perannya dalam meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga pengemudi.

    “Selama 11 tahun berjalan, Kartini Bluebird menjadi ruang bagi para istri dan putri pengemudi untuk belajar, berkreasi, dan menambah penghasilan bagi keluarga,” kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto (Andre) Djokosoetono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Memasuki usia ke-11 tahun, program ini telah memberikan pelatihan keterampilan dan kewirausahaan kepada lebih dari 1.300 anggota di berbagai daerah. Sejak berdiri pada 2014, Kartini Bluebird berfokus pada pengembangan kapasitas perempuan melalui pelatihan yang relevan dengan kebutuhan rumah tangga, seperti tata boga, menjahit, tata rias, pengelolaan keuangan, hingga strategi pemasaran digital dan e-commerce.

    Salah satu anggota yang merasakan manfaat program ini adalah Mutamimah, atau Bu Tami, istri pengemudi dari Pool Ciputat, yang kini mengembangkan usaha roti rumahan “Dapur Mitmut”. Berawal dari kelas pelatihan boga di Kartini Bluebird, ia memodifikasi resep dasar menjadi produk khas yang kini dipasarkan hingga ke kantin Kartini Bluebird Mampang.

    “Sekarang saya merasa lebih independen, sehingga beban ekonomi tidak hanya bertumpu pada suami. Program Kartini benar-benar sangat membantu kami para istri pengemudi,” ujar Bu Tami.

    Andre menegaskan bahwa dukungan terhadap Kartini Bluebird merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun kesejahteraan keluarga besar Bluebird.

    “Pengemudi adalah tulang punggung layanan kami, dan keluarga mereka merupakan fondasi pendukung yang juga menguatkan. Melalui Kartini Bluebird, kami ingin memberikan wadah agar para istri dan putri pengemudi bisa berkembang dan berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi keluarga,” katanya.

    Selain pelatihan, komunitas ini juga mengelola Kantin Kartini Bluebird sebagai ruang bagi anggota untuk berkarya dan memperoleh penghasilan tambahan. Dimulai pada 2018 di Pool Sutoyo, kini kantin serupa telah hadir di Mampang dan Caready, menyediakan makanan bagi pengemudi dan karyawan Bluebird selama 24 jam.

    Saat ini, Kartini Bluebird telah hadir di 10 pool di Jakarta serta di beberapa kota lain seperti Bandung dan Surabaya. Ke depan, program ini direncanakan akan diperluas ke berbagai wilayah operasional Bluebird di Indonesia.

    Pewarta: Ida Nurcahyani
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jakarta Job Festival Digelar 13 November, Ada Ribuan Lowongan Kerja!

    Jakarta Job Festival Digelar 13 November, Ada Ribuan Lowongan Kerja!

    Jakarta

    Pemerintah Jakarta akan menggelar Jakarta Job Festival (JobFest) 2025 pada 13-14 November 2025 di Kartini Expo Center, Balai Kartini, Jakarta Selatan. Dalam gelaran ini tersedia puluhan ribu lowongan pekerjaan.

    Berdasarkan unggahan akun Instagram @sudisnakertransgijaksel pada Senin (10/11/2025), festival bursa kerja tahunan ini hadir dengan skala yang lebih besar dan menawarkan lebih banyak peluang bagi para pencari kerja untuk bekerja di dalam maupun luar negeri.

    “Dapatkan akses ke 70 perusahaan dalam negeri dan 20 perusahaan luar negeri (P3MI) dengan lebih dari 12.000 lowongan pekerjaan!” tulis keterangan dalam unggahan akun @sudisnakertransgijaksel.

    Pada festival JobFest 2025 juga menghadirkan rangkaian Career Talkshow inspiratif, dengan berbagai narasumber yang akan membagikan ilmu seputar strategi karier, kesehatan mental, hingga pengembangan diri.

    “Datang dan raih kesempatanmu untuk membangun karier impian! Temui langsung perusahaan impianmu, dapatkan inspirasi dari para narasumber, dan jadilah bagian dari generasi pekerja tangguh Jakarta!” tulis keterangan tersebut.

    Bagi masyarakat yang ingin mengikuti festival ini, terlebih dahulu mendaftarkan diri di website siapkerja.kemnaker.go.id. Setelah mendaftar, masyarakat cukup membawa Curriculum Vitae (CV) dan jangan lupa membawa identitas diri.

    Jangan kelewat, dalam festival JobFest 2025 hanya tersedia di pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.

    “Bawa CV terbaikmu, temukan ribuan peluang kerja, dan kesempatan kerja ke luar negeri secara lansgung,” tulis keterangan tersebut.

    (acd/acd)

  • 6 Cara Mengenali Video Buatan AI di Media Sosial, Cek Panduannya di Sini

    6 Cara Mengenali Video Buatan AI di Media Sosial, Cek Panduannya di Sini

    Liputan6.com, Jakarta Apa kamu pernah melihat video podcast Ken Arok dengan Kartini di Tiktok, Youtube, Instagram, atau media sosial lain?

    Video-video yang terlihat nyata itu semakin banyak berseliweran di platform media sosial (medsos), dan saking terlihat seperti nyata banyak pengguna tak sadar video atau foto tersebut dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Dilansir dari ZDnet, Sabtu (8/11/2025) video yang dihasilkan AI menampilkan tokoh-tokoh terkenal, bersejarah atau lainnya saat ini bisa dengan mudah dipalsukan.

    Beberapa waktu lalu, sebuah video memperlihatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat viral di medsos. Dalam video tersebut, mantan Menkeu tersebut mengatakan “guru beban nengara” ramai jadi pembicaraan dan memicu reaksi warganet.

    Nyatanya, video tersebut merupakan deepfake atau hasil rekayasa kecerdasan buatan. Setiap hari selalu ada video baru yang dibuat dari alat OpenAI, Sora 2 ataupun Nano Banana dari Google.

    Hasil dibuat dari kedua perangkat tersebut terlihat realistis dan lengkap dengan dialog, efek suara, dan cerita yang kompleks.

    Lalu bagaimana cara mengetahui sebuah video buatan AI? Berikut 6 ciriyang bisa kamu perhatikan untuk mengenali video buatan AI.

    1. Detail Visual Terasa Aneh

    Perhatikan bentuk wajah, tangan, gerakan tubuh, dan respons ekspresi. Pada video AI, sering muncul gerakan yang tidak alami. Misalnya jari tampak menyatu, mata berkedip tidak teratur, atau gerakan tubuh terlalu kaku. 

  • Rekomendasi akhir pekan di Jakarta, dari MBloc Design hingga fesyen

    Rekomendasi akhir pekan di Jakarta, dari MBloc Design hingga fesyen

    Jakarta (ANTARA) – Kota Metropolitan Jakarta menyajikan beragam fasilitas lengkap dan terbaru untuk menarik wisatawan terus berdatangan. Karena itu tak salah jika memilih Jakarta untuk menghabiskan waktu akhir pekan.

    Masyarakat yang menghabiskan waktu libur akhir pekan di Jakarta tentu ingin menemukan kegiatan dan lokasi yang menarik dan berkesan dikunjungi.

    ANTARA telah merangkum sejumlah pilihan kegiatan yang bisa jadi rekomendasi liburan sebagai berikut:

    1. MBloc Design Week 2025: Daur Rupa

    Pameran bertema Daur Rupa yang akan berlangsung hingga 9 November 2025 itu memamerkan lima bidang desain yakni mode, kriya, arsitektur, desain grafis dan interior dengan tujuan untuk memaknai desain berkelanjutan serta ramah lingkungan.

    Kegiatan yang dilaksanakan di M Bloc Space dan Pos Bloc Jakarta ini dimeriahkan beberapa rangkaian acara, seperti bazar buku Patjarmerah, pasar lokal Pop-up Artisan Market, pameran, hingga beragam seminar.

    2. Jakarta Muslim Fashion Week

    Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 berlangsung mulai 6-9 November di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta Selatan dengan mengusung tema “Essential Lab: Crafting the Future of Modest Fashion for Every Lifestyle”.

    Kegiatan ini menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti peragaan busana (fashion show), seminar bisnis dan pameran.

    Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso mengatakan, penyelenggaraan JMFW merupakan wujud nyata komitmen kementerian dalam mengembangkan sektor produksi untuk diperkenalkan ke pasar global.

    3. Urban Sneaker Society (USS) 2025

    Pameran Urban Sneaker USS Jakarta 2025 berlangsung dari 7 hingga 9 November di JCC Senayan sebagai ajang yang memamerkan produk-produk kreatif tersebut akan digemari anak muda Jakarta.

    Menampilkan sekitar 320 gerai (tenant), dengan 80 persen mewakili merek lokal yang menawarkan fesyen, aksesori, dan lainnya, sedangkan 20 persen sisanya merupakan merek internasional.

    4. Festival Teman Kota

    Festival Teman Kota berlangsung di Taman Literasi Martha Tiahahu, Blok M, Jakarta, pada 7–8 November 2025 yang menghadirkan kegiatan yoga, seminar hingga komunitas.

    Festival ini menjadi wadah bagi masyarakat urban untuk sejenak melepas penat, menemukan perspektif baru tentang kesehatan mental, serta menikmati harmoni dua generasi dalam satu panggung musik.

    5. Japanese Film Festival

    Japanese Film Festival berlangsung selama 6 November – 21 Desember 2025 di CGV Grand Indonesia.

    Beberapa film yang ditampilkan di Japanese Film Festival (JFF) 2025 yakni Sunset Sunrise, Angry Squad: the Civil Servant and the Seven Swindlers, The Boy and The Dog. Film Petals and Memories, Teasing Master Takagi-san, 366 Days, Showtime 7, A Big Home, dan Seven Samurai.

    Lalu, film Cells at Work, Ghost in the Hell, 6 Lying UNiversity Students, A Girl Named Ann, Linda Linda Linda (4K), dan Goodbye Dongless yang siap tayang di layar bioskop Indonesia.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cara Hasilkan Foto Setara DSLR di iPhone 17 Tanpa Aplikasi Tambahan

    Cara Hasilkan Foto Setara DSLR di iPhone 17 Tanpa Aplikasi Tambahan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seri iPhone 17 hadir dengan peningkatan kamera yang signifikan dibandingkan seri pendahulunya, baik untuk kamera depan (front camera) maupun kamera belakang (rear camera).

    Semua model iPhone 17 dan iPhone Air seragam menggunakan kamera depan ‘Center Stage’ 18MP terbaru dengan sensor persegi yang menghasilkan foto dan video beresolusi tinggi pada semua orientasi.

    Tak cuma itu, fitur ‘Action Mode’ yang sebelumnya hanya tersedia di kamera belakang, kini turut diboyong ke kamera depan iPhone 17, iPhone Air, dan iPhone 17 Pro/Pro Max. Pengguna sudah bisa merekam video super stabil dalam gerakan cepat, misalnya saat olahraga lari atau sepeda, lewat kamera depan.

    Kualitasnya bisa disetel hingga resolusi 4k dengan frame rate maksimum di 60fps. Kami sudah membahas secara perinci soal spesifikasi dan fitur-fitur mutakhir pada kamera depan iPhone 17 Pro dalam artikel sebelumnya.

    Kali ini kami akan membahas soal kemampuan penjepretan dan pengeditan foto pada iPhone 17 Pro, varian paling premium dari ‘keluarga’ iPhone 17. Adapun kemampuan perekaman video dan pengaturan audio lebih lanjut akan kami bahas dalam artikel berikutnya.

    Tiga Kamera Pro Fusion 48MP, Buat Apa?

    Pertama-tama dari spesifikasi teknisnya, iPhone 17 Pro hadir dengan tiga kamera (triple camera) Pro Fusion beresolusi 48MP. Kamera utama Fusion 48MP mumpuni digunakan untuk menjepret objek dalam kondisi cahaya minim (lowlight). Kamera utama ini juga sudah terintegrasi dengan kemampuan telefoto 2x untuk memperbesar foto dan video dengan kualitas optik.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Secara default, penjepretan kamera utama Fusion 48MP akan menghasilkan foto berkualitas 24MP, melalui penggabungan frame 48MP dengan frame 12MP untuk memaksimalkan penangkapan cahaya. Hasil foto pada resolusi 24MP memiliki ukuran yang lebih kecil, sehingga fleksibel untuk dibagikan ke orang lain atau diunggah ke media sosial.

    Namun, jika ingin hasil yang lebih detail dengan resolusi penuh 48MP, pengguna bisa menyetel opsinya lewat Settings > Camera > Formats > aktifkan toggle ProRAW & Resolution Control. Selanjutnya, pada antarmuka kamera belakang, pengguna akan melihat ikon untuk mengubah resolusi foto ke 48MP.

    Jika dilihat hanya dari layar HP atau laptop, sekilas tak terlalu beda antara tangkapan foto resolusi 24MP dan 48MP.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Selanjutnya, kamera Ultrawide Fusion 48MP memberikan hasil foto dengan focal length 13mm (0,5x) yang menangkap lebih banyak detail dalam bidang sangat luas. Menurut kami, teknologi kamera ultrawide iPhone 17 Pro bisa dibilang superior ketimbang kamera HP yang ada di pasaran saat ini.

    Pertama, kualitasnya relatif konsisten, tak menurun signifikan seperti kebanyakan tangkapan ultrawide di kamera HP lain. Memang masih terasa penurunan kualitas saat mengambil foto ultrawide di malam hari jika diperhatikan secara saksama, tetapi sekilas masih tampil prima.

    Selain itu, teknologi ultrawide iPhone 17 Pro juga menghadirkan bidang lebar tanpa merusak akurasi bentuk objek. Umumnya, tangkapan ultrawide membuat objek tengah jauh lebih kecil, dan objek di sisian jadi sangat lebar atau ‘gepeng’. Namun, hal ini tak kami rasakan saat menangkap foto ultrawide di iPhone 17 Pro.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Nah, terakhir untuk kamera Telefoto Fusion 48MP, iPhone 17 Pro dapat menangkap foto dan video yang tajam dan jernih dengan kualitas telefoto 4x yang setara lensa 100mm, serta kualitas optik 8x yang setara lensa 200mm.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro

    Pengaturan ‘Depth’ atau efek kedalaman dengan mengaburkan latar belakang (background) juga memanjakan mata dan bisa diatur langsung di galeri pasca pengambilan foto. Tekstur foto tampak tajam dan natural, dengan kekayaan warna dan pencahayaan yang akurat dalam kondisi terang maupun remang-remang.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Meski penyetelan depth bisa diatur lewat mode ‘Photo’ standar, tetapi pengguna juga bisa menggeser ke samping untuk secara khusus mengakses mode ‘Portrait’. Di situ pengguna bisa memilih zoom 2x (48mm) dan 4x (100mm) yang paling umum digunakan.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Ada 6 mode pencahayaan ‘Portrait’ yang bisa dipilih sesuai selera dan kebutuhan. Kami paling suka mode ‘Studio Light’ yang memberikan pencahayaan terang dan bersih, dan membuat tone kulit subjek lebih merona.

    Selain itu, mode ‘Contour Light’ juga bisa jadi opsi menarik ketika mengambil Portrait untuk foto profil. Saking tajamnya, kerutan, pori-pori, dan bekas jerawat memang langsung terpampang nyata. Namun, mode ini memperlihatkan kualitas kamera yang bisa dibilang setara dengan DSLR.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Beragam Gaya Fotografi di iPhone 17 Pro

    Saat menekan tombol ‘Camera Control’ di sisi samping perangkat, pengguna bisa mengatur beragam opsi penjepretan foto dan video. Selain untuk mengatur ‘Depth’, ada pula ‘Exposure’ untuk menambah atau mengurangi pencahayaan, ‘Zoom’ untuk memperbesar atau memperkecil’, dan ‘Camera’ untuk balik ke mode kamera awal dan beralih dari satu mode ke mode lain.

    Ada 2 opsi yang hanya tersedia untuk penjepretan foto dan tidak aktif ketika melakukan perekaman video, yakni ‘Styles’ dan ‘Tone’. Dalam ‘Styles’, ada 6 gaya undertone kulit dan 9 gaya mood alias nuansa yang bisa dipilih.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Ada opsi gaya ‘Bright’ terbaru yang kami jadikan opsi default saat mengambil foto. Tampilannya membuat undertone kulit lebih cerah, tetapi tidak flat atau pucat.

    Setelah memilih gaya, selanjutnya bisa pula diatur ‘Tone’ yang lebih mendetail. Ada pad khusus untuk mengatur intensitas warna dari gaya yang sudah dipilih.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Cara Edit Foto Mirip Hasil Kamera DSLR Tanpa Aplikasi Tambahan

    Hampir semua opsi penyetelan kamera yang bisa diakses lewat tombol ‘Camera Control’, bisa pula ditemukan pada opsi pengeditan di galeri setelah foto dijepret. ‘Styles’ dan ‘Tone’ bisa diutak-atik di galeri, sehingga tak perlu khawatir ketika telanjur mengambil foto tanpa menyetel gaya terlebih dahulu. 

    Salah satu opsi pengeditan favorit kami adalah ‘Portrait’. Kedalaman (depth) atau efek blur-nya bisa diatur lebih lanjut di galeri hingga f1.4, sama seperti penyetelan di aplikasi kamera. Pemisahan objek fokus dan latar juga mulus, tidak patah-patah seperti pada kebanyakan HP yang menawarkan opsi serupa.

    Canggihnya, fokus objek bisa diatur sesuka hati, hanya dengan mengetuk objek yang diinginkan. Alhasil, foto yang tadinya sengaja diambil secara ‘flat’, bisa dimodifikasi sebebas-bebasnya.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro.

    Selain Portrait dan opsi mengganti 16 pilihan ‘Styles’ dan ‘Tone’, pengguna juga bisa melakukan penyesuaian atau ‘Adjust’ yang lebih banyak di galeri. Mulai dari pengaturan ‘Exposure’, ‘Brilliance’, ‘Highlights’, ‘Shadows’, ‘Contrast’, dll.

    Foto: Kartini Bohang
    Kamera Depan Center Stage 18MP iPhone 17 Pro.

    Objek-objek mengganggu bisa pula dibersihkan dengan fitur ‘Clean Up’ yang mengandalkan teknologi Apple Intelligence. Berdasarkan pengalaman kami, pendeteksian objek mengganggu berfungsi cukup baik. Proses penghapusan dan penyetelan ulang visual relatif lebih cepat dibandingkan banyak HP di pasaran.

    Foto: Kartini Bohang
    Fitur Kamera iPhone 17 Pro

    Nah, itu dia beberapa opsi pengambilan dan pengeditan foto di iPhone 17 yang bisa dijadikan inspirasi dalam menghasilkan konten yang memukau. Ikuti terus ulasan CNBC Indonesia terkait fitur-fitur menarik di iPhone 17 Pro dalam artikel berikutnya!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wamen ESDM sebut PLTN jadi pilar transisi energi Indonesia

    Wamen ESDM sebut PLTN jadi pilar transisi energi Indonesia

    PLTN sebagai salah satu opsi strategis dalam peta transisi energi nasional dalam mencapai net zero emission 2060. PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menyebutkan pemerintah mulai mempertimbangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi salah satu pilar baru dalam upaya transisi energi menuju target nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060.

    Menurut Yuliot, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, setelah melalui kajian panjang, PLTN kini diposisikan sebagai opsi strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan emisi karbon.

    Ia mengatakan arah kebijakan tersebut sejalan dengan Astacita butir kedua, yang menekankan pentingnya memperkuat pertahanan dan keamanan nasional, sekaligus mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, serta pengembangan ekonomi hijau dan biru.

    “PLTN sebagai salah satu opsi strategis dalam peta transisi energi nasional dalam mencapai net zero emission 2060. PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional,” ujar Yuliot saat menjadi pembicara kunci pada acara Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Executive Meeting dan Penganugerahan Bapeten Award 2025 di Jakarta, Senin (27/10/2025).

    Menurut Yuliot, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam pengembangan teknologi nuklir.

    Sejak 1960-an, pemerintah telah membangun tiga reaktor riset, yakni reaktor Triga di Bandung, Jabar, berkapasitas 2 MW, reaktor Kartini di Yogyakarta, DIY, berkapasitas 100 kW, dan reaktor Serpong, Banten, berkapasitas 30 MW.

    Ia menambahkan pengembangan energi nuklir di Indonesia memiliki dasar hukum yang kuat, mulai dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1967 tentang Ketenaganukliran, arah pembangunan PLTN dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, hingga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional.

    “Dalam PP Nomor 45 Tahun 2025, PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional,” ujarnya.

    Seluruh dokumen itu, lanjutnya, menegaskan komitmen Indonesia untuk mengoperasikan PLTN pertama pada 2032 dan mencapai kapasitas 44 GW pada 2060.

    Dari total tersebut, sekitar 35 GW untuk kebutuhan listrik umum, sedangkan 9 GW digunakan untuk produksi hidrogen nasional.

    Sesuai peraturan tersebut, menurut dia, porsi energi nuklir dalam bauran energi nasional diproyeksikan meningkat menjadi 5 persen pada 2030 dan mencapai 11 persen pada 2060.

    Meski memiliki prospek besar, Yuliot mengakui bahwa pengembangan PLTN menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari sisi pendanaan dan waktu konstruksi.

    Ia menyebutkan biaya pembangunan satu unit PLTN dapat mencapai 3,8 miliar dolar AS, dengan waktu pembangunan selama empat hingga lima tahun.

    Selain itu, pemerintah juga memperhatikan kekhawatiran masyarakat terkait potensi risiko akibat bencana alam.

    Pemerintah, kata dia, akan memastikan aspek keselamatan melalui mitigasi dan pengawasan yang ketat, serta memperkuat kerja sama internasional bersama Bapeten sebagai lembaga pengawas utama dalam pengoperasian tenaga nuklir.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLTN Masuk Strategi Transisi Energi Nasional Menuju Net Zero Emission 2060 – Page 3

    PLTN Masuk Strategi Transisi Energi Nasional Menuju Net Zero Emission 2060 – Page 3

    Menurut Yuliot, Indonesia telah memiliki visi pengembangan tenaga nuklir sejak awal 1960-an. Upaya tersebut ditandai dengan pembangunan tiga reaktor riset, yaitu Reaktor Triga di Bandung (2 MW), Reaktor Kartini di Yogyakarta (100 kW), dan Reaktor Serpong di Tangerang Selatan (30 MW).

    Ia menambahkan, landasan hukum untuk pengembangan energi nuklir di Indonesia juga telah disiapkan dengan matang. Beberapa regulasi penting yang mendukung hal ini antara lain Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1967 tentang Ketenaganukliran, arah pembangunan PLTN dalam RPJPN 2025–2045, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional.

    “Dalam PP Nomor 45 Tahun 2025, PLTN tidak lagi dianggap sebagai opsi terakhir, melainkan sebagai bagian penting dari perencanaan energi nasional. Seluruh dokumen tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk mengoperasikan PLTN pertama pada tahun 2032 dan mencapai kapasitas 44 GW pada tahun 2060. Dari total rencana 44 GW, sekitar 35 MW akan dialokasikan untuk kebutuhan listrik umum, sementara 9 GW ditujukan bagi produksi hidrogen nasional,” jelasnya.

    Berdasarkan rencana tersebut, porsi energi nuklir dalam bauran energi nasional diproyeksikan mencapai 5% pada 2030 dan meningkat menjadi 11% pada 2060. Meski prospeknya besar, Yuliot mengakui pengembangan PLTN memiliki tantangan tersendiri, terutama dari sisi pendanaan dan waktu pembangunan. Satu unit PLTN membutuhkan investasi sekitar USD 3,8 miliar dengan waktu konstruksi mencapai 4–5 tahun.

    Selain itu, faktor keselamatan menjadi perhatian utama pemerintah. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, pemerintah memastikan seluruh proses pembangunan dan operasional PLTN dilakukan dengan pengawasan ketat dan standar keamanan tinggi. Pemerintah akan memperhatikan penuh aspek mitigasi dan pengawasan, serta menjalin kerja sama internasional melalui BAPETEN untuk memastikan seluruh operasional PLTN berjalan aman dan andal.

  • Pameran Studi Arsip Mia Bustam dari Karya, Kehidupan hingga Pemikiran

    Pameran Studi Arsip Mia Bustam dari Karya, Kehidupan hingga Pemikiran

    Yogyakarta: Dalam sejarah seni rupa di Indonesia, nama Mia Bustam selama ini seringkali hanya dilihat sebagai mantan istri seorang maestro. 

    Kiprah Mia yang meliputi kerja-kerja perawatan dalam berbagai interaksi kerja kolektif seni rupa (Seniman Indonesia Muda/SIM, Lembaga Kebudayaan Rakyat/LEKRA, dan Sanggar Pelukis Rakyat) sekaligus proses keseniannya sebagai seorang ibu tunggal dari delapan anak seolah dilupakan begitu saja. 
     

    Lahir dengan nama Sasmiyati Sri Mojoretno, Mia Bustam (1920–2011) adalah seorang seniman, penyulam, penulis, dan penerjemah. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Van Deventer Surakarta dan lulus pada 1937. 

    Lalu Mia bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) dan Lembaga Kebudajaan Rakjat (LEKRA), bahkan sempat memimpin LEKRA Yogyakarta (1963-1965).  Ia sempat belajar di Universitas Rakyat (UNRA) dan menjadi siswa terbaik pada 1963. Karyanya, Potret Diri (1959), pernah dipamerkan keliling Eropa Timur sebelum lenyap dalam prahara politik 1965.

    Studi arsip dari majalah Api Kartini Edisi 10 Tahun 1960 mengungkapkan cita-cita Mia Bustam mengadakan pameran tunggal. 

    Sayangnya, impian ini tak pernah terwujud selama ia hidup. Ia diciduk pada 23 November 1965 di hadapan anak-anaknya, kemudian ditahan tanpa proses peradilan selama tiga belas setengah tahun berikutnya hingga akhirnya dibebaskan pada 27 Juli 1978. 

    Temuan dalam Api Kartini tentang impian Mia Bustam mengadakan pameran tunggal inilah yang memantik tim riset dan pameran yang terdiri dari Astrid Reza, Dyah Soemarno, Sylvie Tanaga, Alfian Widi, dan Balqis Nabila menginisiasi pameran tunggal Mia Bustam di bawah payung Biennale Jogja 18 “KAWRUH: Tanah Lelaku” yang dikuratori oleh Alia Swastika. 

    Meski sebagian besar karya seni lenyap dan impian pameran tunggal tak pernah terwujud, sosok Mia Bustam tetap dikenang sebagai perupa dan penulis yang gigih berkarya di tengah represi dan stigma rezim Soeharto. 

    Mengingat sebagian besar karya visual Mia telah musnah, tim riset memilih pendekatan rekonstruksi dan interpretasi dari arsip-arsip yang ada, reproduksi dokumentasi karya yang tersisa, serta penggalian narasi biografis dan sejarah personal Mia Bustam. 

    Berangkat dari tesis Astrid Reza di jenjang Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dengan topik Memoar Mia Bustam: Melampaui Melankolia Kaum Kiri (2025), tim riset menggodok pameran ini sebagai inisiatif solidaritas kebersamaan antar generasi lintas disiplin untuk menghadirkan narasi seniman masa lalu dan menemukan konteksnya pada generasi hari ini.

    Proses kesenian Mia Bustam sempat terhenti karena tragedi 1965 walaupun ia masih melukis dalam penjara sekalipun itu pesanan sipir. Ia menuangkan banyak energi kesenian dan proses meditatif yang sarat kerinduan pada anak-anaknya. 

    “Hari ini, Mia Bustam mengajarkan kita bahwa melankolia harus dilampaui. Keteguhan Mia menjadi pelajaran tentang daya tahan sekaligus semangat menggerakkan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan pembodohan,” papar Astrid Reza dalam pembukaan pameran yang berlangsung 6 Oktober 2025 petang di pelataran Benteng Vredeburg.

    Astrid pun menegaskan pameran ini mengimajinasikan kemungkinan utopis tentang sejarah seni rupa jika tragedi 1965 tidak terjadi, sekaligus menghadirkan ruang reflektif-interaktif untuk merenungkan kembali makna kehilangan, pelarangan, dan keterputusan dalam sejarah seni perempuan.

    Senada Astrid, St. Sunardi, dosen dari Universitas Sanata Dharma yang juga pembicara dalam acara pembukaan pameran menyerukan pentingnya menggarisbawahi daya hidup Mia yang jauh lebih besar daripada karya seninya itu sendiri. 

    “Daya hidup jauh lebih penting daripada ambisi diakui sebagai seniman sukses. Kehidupan Mia Bustam yang tercermin dalam memoarnya-lah yang seharusnya merevitalisasi dunia seni rupa di Indonesia, bukan sebaliknya,” ucap Sunardi. 

    Alia Swastika, kurator pameran arsip Mia Bustam, menjabarkan peran krusial Mia sebagai pendukung kiprah para seniman muda dalam gerakan internasionalisme. 

    “Merujuk pada majalah Api Kartini yang ditemukan oleh tim riset pameran, Mia terdaftar sebagai anggota Badan Hubungan Kebudayaan Indonesia dengan Uni Soviet. Ini menunjukkan  perempuan daerah seperti Mia pun bisa punya visi yang sangat besar dan sangat kosmopolitan,” kata Alia.  

    Enam anak Mia Bustam turut menghadiri pembukaan pameran tunggal ibundanya yang sangat bersejarah. 

    “Ini pertama kalinya dalam sejarah karya-karya ibu ditampilkan dalam pameran tunggal. Dari diskusi-diskusi terkait pameran ini, kami anak-anaknya baru sadar betapa istimewanya sosok ibu. Selama ini kami tak pernah berpikir sejauh itu. Kami hanya melihatnya sebagai seorang ibu,” terang Sri Nasti Rukmawati, anak kedua Mia Bustam yang juga didapuk sebagai pembicara. 

    Pameran Studi Arsip Mia Bustam berlangsung 6 Oktober hingga 20 November 2025 mendatang di Ruang Sultan Agung, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 
    Pameran masa perjalanan hidup Mia Bustam 
    Pameran antara lain menampilkan lini masa perjalanan hidup Mia Bustam, arsip, foto, tulisan tangan, dan karya-karya visual yang masih tersisa seperti lukisan, sketsa, dan sulaman. Tim juga berkolaborasi dengan lima seniman kontemporer Yogyakarta yakni Awanda B. Destia, Kemala Hayati, Nadya Hatta, Nessa Theo, dan Chandra Rossellini yang merespons jejak artistik Mia Bustam. 

    “Saya ‘menyelesaikan’ lukisan Mia yang tak selesai karena beliau keburu masuk penjara. Di sini, saya mencoba memahami bagaimana karya seni sebetulnya lekat sekali dengan kehilangan, tetapi kita juga tidak bisa mereduksi hidup sebagai kesedihan belaka. Saya bereksperimen dengan bentuk-bentuk tiga dimensi untuk merayakan perjuangan dan cita-cita mereka yang tak gentar berjuang bagi kita yang hidup hari ini,” jelas Nessa Theo yang menjuduli lukisannya The Other Side of Melancholia (2025).

    Pimpinan Produksi Pameran Mia Bustam, Dyah Soemarno, memaknai pameran ini sebagai pintu masuk mengenalkan Mia Bustam pada publik yang selama ini tidak pernah mendengar sosok Mia sebelumnya mengingat banyaknya babak sejarah yang luput dari narasi arus utama. 

    Bagi Dyah, pameran ini permulaan dari sebuah perjalanan panjang yang bahkan berkontribusi membantu keluarga penyintas seperti dirinya mengetahui apa yang sesungguhnya menimpa nenek-moyangnya. 

    “Mia Bustam meninggalkan catatan-catatan yang seolah mewakili suara hati kakek-nenek lainnya yang juga mengalami hal serupa. Keluarga tercerai-berai karena pilihan politik dan anak-cucunya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau korban langsungnya saja bingung, apalagi kita. Saya rasa pameran ini menjadi semacam jalan menuju rekonsiliasi. Catatan Mia yang sangat detail setidaknya bisa membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu, yang selama ini tidak pernah bisa dijelaskan dengan baik dalam narasi sejarah mana pun,” tutur Dyah.

    Yogyakarta: Dalam sejarah seni rupa di Indonesia, nama Mia Bustam selama ini seringkali hanya dilihat sebagai mantan istri seorang maestro. 
     
    Kiprah Mia yang meliputi kerja-kerja perawatan dalam berbagai interaksi kerja kolektif seni rupa (Seniman Indonesia Muda/SIM, Lembaga Kebudayaan Rakyat/LEKRA, dan Sanggar Pelukis Rakyat) sekaligus proses keseniannya sebagai seorang ibu tunggal dari delapan anak seolah dilupakan begitu saja. 
     

    Lahir dengan nama Sasmiyati Sri Mojoretno, Mia Bustam (1920–2011) adalah seorang seniman, penyulam, penulis, dan penerjemah. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Van Deventer Surakarta dan lulus pada 1937. 
     
    Lalu Mia bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) dan Lembaga Kebudajaan Rakjat (LEKRA), bahkan sempat memimpin LEKRA Yogyakarta (1963-1965).  Ia sempat belajar di Universitas Rakyat (UNRA) dan menjadi siswa terbaik pada 1963. Karyanya, Potret Diri (1959), pernah dipamerkan keliling Eropa Timur sebelum lenyap dalam prahara politik 1965.

    Studi arsip dari majalah Api Kartini Edisi 10 Tahun 1960 mengungkapkan cita-cita Mia Bustam mengadakan pameran tunggal. 
     
    Sayangnya, impian ini tak pernah terwujud selama ia hidup. Ia diciduk pada 23 November 1965 di hadapan anak-anaknya, kemudian ditahan tanpa proses peradilan selama tiga belas setengah tahun berikutnya hingga akhirnya dibebaskan pada 27 Juli 1978. 
     
    Temuan dalam Api Kartini tentang impian Mia Bustam mengadakan pameran tunggal inilah yang memantik tim riset dan pameran yang terdiri dari Astrid Reza, Dyah Soemarno, Sylvie Tanaga, Alfian Widi, dan Balqis Nabila menginisiasi pameran tunggal Mia Bustam di bawah payung Biennale Jogja 18 “KAWRUH: Tanah Lelaku” yang dikuratori oleh Alia Swastika. 
     
    Meski sebagian besar karya seni lenyap dan impian pameran tunggal tak pernah terwujud, sosok Mia Bustam tetap dikenang sebagai perupa dan penulis yang gigih berkarya di tengah represi dan stigma rezim Soeharto. 
     
    Mengingat sebagian besar karya visual Mia telah musnah, tim riset memilih pendekatan rekonstruksi dan interpretasi dari arsip-arsip yang ada, reproduksi dokumentasi karya yang tersisa, serta penggalian narasi biografis dan sejarah personal Mia Bustam. 
     
    Berangkat dari tesis Astrid Reza di jenjang Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dengan topik Memoar Mia Bustam: Melampaui Melankolia Kaum Kiri (2025), tim riset menggodok pameran ini sebagai inisiatif solidaritas kebersamaan antar generasi lintas disiplin untuk menghadirkan narasi seniman masa lalu dan menemukan konteksnya pada generasi hari ini.
     
    Proses kesenian Mia Bustam sempat terhenti karena tragedi 1965 walaupun ia masih melukis dalam penjara sekalipun itu pesanan sipir. Ia menuangkan banyak energi kesenian dan proses meditatif yang sarat kerinduan pada anak-anaknya. 
     
    “Hari ini, Mia Bustam mengajarkan kita bahwa melankolia harus dilampaui. Keteguhan Mia menjadi pelajaran tentang daya tahan sekaligus semangat menggerakkan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan pembodohan,” papar Astrid Reza dalam pembukaan pameran yang berlangsung 6 Oktober 2025 petang di pelataran Benteng Vredeburg.
     
    Astrid pun menegaskan pameran ini mengimajinasikan kemungkinan utopis tentang sejarah seni rupa jika tragedi 1965 tidak terjadi, sekaligus menghadirkan ruang reflektif-interaktif untuk merenungkan kembali makna kehilangan, pelarangan, dan keterputusan dalam sejarah seni perempuan.
     
    Senada Astrid, St. Sunardi, dosen dari Universitas Sanata Dharma yang juga pembicara dalam acara pembukaan pameran menyerukan pentingnya menggarisbawahi daya hidup Mia yang jauh lebih besar daripada karya seninya itu sendiri. 
     
    “Daya hidup jauh lebih penting daripada ambisi diakui sebagai seniman sukses. Kehidupan Mia Bustam yang tercermin dalam memoarnya-lah yang seharusnya merevitalisasi dunia seni rupa di Indonesia, bukan sebaliknya,” ucap Sunardi. 
     
    Alia Swastika, kurator pameran arsip Mia Bustam, menjabarkan peran krusial Mia sebagai pendukung kiprah para seniman muda dalam gerakan internasionalisme. 
     
    “Merujuk pada majalah Api Kartini yang ditemukan oleh tim riset pameran, Mia terdaftar sebagai anggota Badan Hubungan Kebudayaan Indonesia dengan Uni Soviet. Ini menunjukkan  perempuan daerah seperti Mia pun bisa punya visi yang sangat besar dan sangat kosmopolitan,” kata Alia.  
     
    Enam anak Mia Bustam turut menghadiri pembukaan pameran tunggal ibundanya yang sangat bersejarah. 
     
    “Ini pertama kalinya dalam sejarah karya-karya ibu ditampilkan dalam pameran tunggal. Dari diskusi-diskusi terkait pameran ini, kami anak-anaknya baru sadar betapa istimewanya sosok ibu. Selama ini kami tak pernah berpikir sejauh itu. Kami hanya melihatnya sebagai seorang ibu,” terang Sri Nasti Rukmawati, anak kedua Mia Bustam yang juga didapuk sebagai pembicara. 
     
    Pameran Studi Arsip Mia Bustam berlangsung 6 Oktober hingga 20 November 2025 mendatang di Ruang Sultan Agung, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 

    Pameran masa perjalanan hidup Mia Bustam 
    Pameran antara lain menampilkan lini masa perjalanan hidup Mia Bustam, arsip, foto, tulisan tangan, dan karya-karya visual yang masih tersisa seperti lukisan, sketsa, dan sulaman. Tim juga berkolaborasi dengan lima seniman kontemporer Yogyakarta yakni Awanda B. Destia, Kemala Hayati, Nadya Hatta, Nessa Theo, dan Chandra Rossellini yang merespons jejak artistik Mia Bustam. 
     
    “Saya ‘menyelesaikan’ lukisan Mia yang tak selesai karena beliau keburu masuk penjara. Di sini, saya mencoba memahami bagaimana karya seni sebetulnya lekat sekali dengan kehilangan, tetapi kita juga tidak bisa mereduksi hidup sebagai kesedihan belaka. Saya bereksperimen dengan bentuk-bentuk tiga dimensi untuk merayakan perjuangan dan cita-cita mereka yang tak gentar berjuang bagi kita yang hidup hari ini,” jelas Nessa Theo yang menjuduli lukisannya The Other Side of Melancholia (2025).
     
    Pimpinan Produksi Pameran Mia Bustam, Dyah Soemarno, memaknai pameran ini sebagai pintu masuk mengenalkan Mia Bustam pada publik yang selama ini tidak pernah mendengar sosok Mia sebelumnya mengingat banyaknya babak sejarah yang luput dari narasi arus utama. 
     
    Bagi Dyah, pameran ini permulaan dari sebuah perjalanan panjang yang bahkan berkontribusi membantu keluarga penyintas seperti dirinya mengetahui apa yang sesungguhnya menimpa nenek-moyangnya. 
     
    “Mia Bustam meninggalkan catatan-catatan yang seolah mewakili suara hati kakek-nenek lainnya yang juga mengalami hal serupa. Keluarga tercerai-berai karena pilihan politik dan anak-cucunya tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kalau korban langsungnya saja bingung, apalagi kita. Saya rasa pameran ini menjadi semacam jalan menuju rekonsiliasi. Catatan Mia yang sangat detail setidaknya bisa membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu, yang selama ini tidak pernah bisa dijelaskan dengan baik dalam narasi sejarah mana pun,” tutur Dyah.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (SAW)