Pastikan Situasi Kondusif, Polda Metro Jaya Sisir Beberapa Titik Jakarta Sore Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polda Metro Jaya baru saja menggelar patroli skala besar untuk memastikan kondisi Jakarta kondusif dengan menyisir beberapa wilayah di Ibu Kota.
Pantauan
Kompas.com
, patroli ini dilaksanakan dari cawan selatan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, sekitar pukul 15.35 WIB.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Karoops Polda Metro Jaya Kombes Pol Ketut Gede Wijatmika.
Patroli ini dilakukan secara beriringan, mulai dari dua mobil PJR di depan, dua mobil rantis, para brimob yang saling berbonceng motor, dan diikuti oleh mobil Dit Pam Obvit Subdit Waster.
Dari Monas, anggota Polda Metro Jaya menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, kemudian berbelok kiri ke arah Jalan Imam Bonjol.
Setibanya di Jalan Imam Bonjol, patroli dilanjutkan menuju ke Jalan Hos Cokroaminoto hingga menuju ke Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Tak hanya sampai situ, rombongan Polda Metro Jaya juga menyisir kawasan Mampang Prapatan hingga ke Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Mereka juga melintasi Mabes Polri untuk memastikan kondisi terkini aman. Lalu, rombongan menuju ke Bundaran Senayan.
Di sini lah, laju kendaraan rombongan diperlambat untuk memastikan kondisi di beberapa fasilitas umum yang terbakar sudah aman, di antaranya Halte Transjakarta Bundaran Senayan, Halte Senayan Bank DKI, dan Halte Polda Metro Jaya.
Setelah itu, para aparat kepolisian melewati Simpang Susun Semanggi dan kembali menuju ke Polda Metro Jaya sekitar pukul 16.21 WIB.
Dari hasil patroli tersebut, Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi memastikan bahwa kondisi Jakarta sudah aman.
“Sebelumnya kami laporkan bahwa situasi di wilayah hukum Polda Metro Jaya sampai dengan sore hari ini aman terkendali, rekan-rekan,” kata Ade di Monas, Minggu sore.
Ade Ary memastikan, patroli dilakukan di seluruh wilayah Jakarta dan Depok.
“Tindakan-tindakan atau perilaku anarkis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu akan dilakukan tindakan tegas secara terukur sesuai SOP,” tegas Ade Ary.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Karet
-

Pramono Soal Pemakaman Affan Kurniawan: Karet Bivak TPU Terhormat
Jakarta –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan dirinya yang mengambil keputusan terkait lokasi pemakaman Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang wafat terlindas rantis Brimob di Jakarta Pusat. Menurutnya, TPU Karet Bivak merupakan salah satu tempat pemakaman terhormat di Jakarta.
“Saya orang yang pertama kali ngurusin tempat pemakaman bagi almarhum Affan. Saya yang memutuskan di Karet Bivak, itu salah satu tempat yang sangat terhormat, tempat yang sangat baik sekali. Siapa yang memutuskan? Gubernur Jakarta,” kata Pramono di Balai Kota, Sabtu (30/8/2025).
Pramono juga menegaskan seluruh biaya pemakaman ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah. Ia mengaku sejak pagi kemarin sudah menyampaikan hal tersebut langsung kepada pihak keluarga.
“Pagi-pagi saya sudah sampaikan kepada keluarga, seluruh biaya dan sebagainya adalah menjadi kewenangan Pemerintah Jakarta,” ujarnya.
Selain mengurus pemakaman, Pramono juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga almarhum. Ia hadir bersama Ketua DPR RI saat bertakziyah ke rumah duka hari ini.
Sebelumnya Puan dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung melayat ke rumah duka Affan Kurniawan. Affan adalah pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
Puan bertemu langsung dengan orang tua Affan. Dia menyampaikan akan memberikan sepeda motor untuk Ayah Affan, yang bekerja sehari-hari sebagai pengemudi ojek.
(bel/eva)
-

Sempat Hilang, Honda BeAT Affan Kurniawan Akhirnya Ditemukan!
Jakarta –
Honda BeAT yang dipakai Affan Kurniawan ngojol sempat hilang setelah insiden pelindasan rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Selatan, Kamis malam (28/8). Skuter matik (skutik) tersebut sampai dicari-cari rekan terdekat korban.
Salah satu kerabat Affan Kurniawan, Iyan Ressy mengatakan, Honda BeAT milik Affan Kurniawan dengan nomor polisi (nopol) B 5029 BNK tersebut sempat tak ditemukan di lokasi kejadian. Dia sampai membuat pengumuman melalui media sosial pribadi.
“Siapa pun yang bawa motor almarhum, tolong dikembalikan ke tempat kediaman korban. Kami berharap kejujuran Anda. Dan siapapun yang melihat, bisa infokan ke saya,” tulis Iyan Ressy, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (30/8).
Mobil Rantis Brimob lindas Affan Kurniawan hingga tewas. Foto: Doc. Istimewa
Kabar baiknya, tak lama kemudian, Iyan kembali membuat postingan terkait motor Affan telah ditemukan. Dia turut menyertakan bukti foto BeAT bersama empat orang pria, lengkap dengan STNK sebagai tanda bukti. Kini, kendaraan tersebut sudah diserahkan ke pihak keluarga.
“Alhamdulillah, motor almarhum Affan sudah ditemukan dan kembali ke keluarga. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu memberikan informasi,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas mobil rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Selatan, Kamis malam (28/8). Kini, jasadnya telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Ketua Umum asosiasi ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan rasa belasungkawanya atas kepergian Affan Kurniawan. Dia meminta seluruh mitra driver se-Indonesia melakukan doa bersama.
“Kami menghimbau rekan-rekan ojek online seluruh Indonesia untuk mengadakan doa bersama di masing-masing daerah dan tabur bunga simbol berduka,” ujar Igun kepada detikOto.
“Untuk menghindari tragedi serupa tidak terjadi kami juga meminta rekan-rekan ojek online untuk menahan diri tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin membenturkan ojek online dengan sesama ojek online atau pihak lainnya karena adanya perbedaan pendapat atas tragedi tersebut,” kata dia menambahkan.
(sfn/dry)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332865/original/032335500_1756539565-1000102040.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Buka Suara Terkait Kabar Pengemudi Ojol di Solo Diduga Kena Peluru Karet
Liputan6.com, Jakarta Beredar kabar seorang pengendara ojek online (ojol) diduga terkena peluru karet saat unjuk rasa yang berlangsung di Mako Brimob, Manahan, Kota Solo.Kapolresta Solo Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo membantah tegas kabar ini.
“Kami tegaskan tidak benar adanya petugas menggunakan senjata peluru karet atau peluru tajam dalam pengamanan peserta aksi unjuk rasa,” kata Catur kepada wartawan, Sabtu (30/08/2025).
Lebih lanjut, Catur menegaskan seluruh proses pengamanan aksi unjuk rasa di Kota Solo dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut menyusul beredarnya informasi bahwa seorang pengemudi ojol mengalami luka di betis akibat terserempet peluru karet.
Saat itu korban sempat mendapat pertolongan pertama di belakang selter kuliner Manahan nomor 7 oleh sesama demonstran dan seorang personel TNI.
Namun, karena area dipenuhi asap gas air mata yang membuat sesak napas, korban akhirnya dibawa ke lokasi aman. Tak lama kemudian, pengemudi tersebut dievakuasi ke ambulans oleh tim medis yang sudah siaga di lapangan.
Menanggapi adanya laporan petugas medis yang terluka saat aksi, Kapolresta membenarkan telah menerima laporan tersebut dan memastikan akan menanganinya sesuai prosedur hukum.
“Adanya kejadian petugas medis yang terluka, Propam sudah menerima laporan dan akan memproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” ucapnya.
Usai aksi di sejumlah titik, Kapolresta Solo itu menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang menjaga kondusivitas Kota Solo. Ia juga mengimbau masyarakat agar menyampaikan aspirasi secara tertib dan damai sesuai aturan yang berlaku.
-

Asa anak Ibu Pertiwi yang berduka di bulan merdeka
Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri
Jakarta (ANTARA) – Baru saja, tanah air merayakan kemerdekaan ke-80 tahun. Ornamen-ornamen serba merah dan putih juga masih berkibar gagah di setiap sudut jalan.
Tulisan “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” yang merupakan tema HUT RI kali ini juga masih terpajang di gedung, pasar dan gapura warga. Namun, betapa ironisnya kenyataan hari ini ketika di bulan kemerdekaan justru sejarah pahit baru tercipta.
Berita menyayat hati datang bertubi-tubi dalam beberapa hari belakangan. Mulai dari sikap para wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan sendiri, komentar para pejabat yang menyakiti hati masyarakat hingga aksi-aksi massa yang menelan korban jiwa.
Rakyat kemudian menuntut DPR dibubarkan. Namun, rakyat justru dicibir dengan pernyataan mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang mengatakan bahwa mereka yang mengusulkan hal itu adalah orang bodoh.
Belum selesai sampai di sana, ketika rakyat sedang memperjuangkan asa menuntut keadilan, luka hati mereka seolah disiram air garam dengan menyaksikan seorang pengemudi ojek online meninggal dunia terlindas kendaraan kendaraan taktis (rantis) milik aparat di tengah aksi unjuk rasa.
Iring-iringan pengemudi ojek online (ojol) mengantarkan jenazah Affan Kurniawan yang meninggal karena terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta (28/8), TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz/aa.
Rentetan kejadian ini pun menimbulkan tanya tentang arti tema HUT RI tahun ini. Alih-alih bersatu, rakyat dan penguasa malah terpecah.
Alih-alih berdaulat, wakil rakyat justru sibuk menambah tunjangan. Alih-alih rakyat sejahtera, seorang pengemudi ojek online—anak Ibu Pertiwi yang setiap hari bekerja keras demi sesuap nasi— terlindas rantis yang semestinya digunakan untuk melindungi.
Patahnya hati rakyat
Di jalanan, di gedung perwakilan rakyat, di fasilitas umum milik masyarakat, ada asap yang masih tersisa. Masih ada teriakan rakyat yang belum reda, juga sisa gas air mata juga masih beredar di udara.
Amarah mereka bukanlah amarah biasa—ini adalah jeritan panjang yang lahir dari menumpuknya sakit hati.
Salah satunya Nadhira (24) yang merupakan seorang guru bimbingan konseling (BK). Setiap hari ia berhadapan dengan anak-anak penerus bangsa yang katanya kelak akan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Jadi, menurutnya sudah seharusnya guru mendapat apresiasi dan dukungan yang layak, baik secara finansial maupun melalui kebijakan yang benar-benar mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
“Hal ini buat pertanyaan besar, negara paham enggak sih siapa yang menjadi penopang masa depan?…..guru jadi fondasi negara. Kalau enggak ada guru, mungkin tak akan ada pejabat yang bisa berdiri di posisinya sekarang,” kata Nadhira.
Selain Nadhira, ada juga Giga (26) yang merupakan seorang karyawan swasta tak kalah geram dengan kondisi Ibu Pertiwi hari ini. Ia menyayangkan sikap-sikap para anggota dewan yang jauh dari kata profesional.
Baginya, perwakilan rakyat sejatinya perlu mendengarkan aspirasi rakyat dan mengupayakan aspirasi tersebut terlaksana.
“Joget-joget di ruang rapat, merasa besar kepala sehingga dirinya tidak boleh disamakan dengan rakyat jelata, membalas tuntutan rakyat dengan kata “tolol” merupakan cerminan betapa melencengnya tindakan DPR dari tujuan mereka “Mewakili Rakyat”,” tegas Giga.
Giga bahkan ingat, ketika rakyat ingin bersuara lewat dialog dan mendatangi kantor, “silahkan masuk” terucap dari mulut ketua DPR. Tapi nyatanya tidak ada dialog dua arah antara rakyat dan orang-orang yang dulunya meminta suara rakyat itu.
Sebaliknya, yang terjadi rapat dipercepat karena mereka takut tak bisa pulang. Keesokan harinya, mereka menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH).
“Mengemis suara rakyat jangan hanya lima tahun sekali. Malu-lah ketika duduk di kursi DPR namun tidak membawa aspirasi rakyat biasa, melainkan aspirasi pejabat partai dan pengusaha untuk memperkaya diri dan sanak saudara,” kata Giga.
Di sisi lain, Ananda (28) yang merupakan seorang social media specialist menyoroti soal kemampuan bicara di depan publik atau public speaking orang-orang yang menyebut dirinya anggota perwakilan rakyat.
“Harusnya semua jajaran pejabat pemerintahan punya kelas public speaking, lulusan terbaik dengan IPK di level tertentu. Biar omongannya bisa dijaga dan bikin kebijakan enggak ngasal. Masa orang sipil lebih terdidik dan berotak daripada pejabatnya,” kata Ananda.
Pengunjuk rasa berada di samping halte Transjakarta yang dibakar saat aksi menuntut pengusutan kasus penabrakan pengemudi ojek daring oleh mobil rantis Brimob di depan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Harapan
Meski suasana kian kacau, namun hal ini tak memutus asa cita anak-anak Ibu pertiwi. Kemarahan ini lahir bukan karena benci, melainkan karena cinta dan kasih.
Cinta pada Tanah Air, cinta pada Ibu Pertiwi. Anak-anaknya boleh menangis, boleh terinjak, boleh dikhianati, tetapi mereka tetap berteriak karena masih ada harapan Indonesia bisa lebih adil.
Humaira (28) yang merupakan pedagang di Pasar Tanah Abang berharap agar pemerintah terutama presiden bisa segera menyelesaikan semua polemik ini. Ia sungguh berharap, kejadian ini dimaknai sebagai upaya bersama untuk memajukan Indonesia, Tanah Air kita.
Ia juga berharap agar ke depannya, para penyelenggara negara bisa lebih transparan dalam mengelola keuangan negara. Lebih adil juga dalam penggunaan anggaran yang berorientasi untuk kemajuan bangsa.
”Tolong rangkul kami, rakyat kalian. Kita bukan musuh,” ujar Humaira.
Di sisi lain, Putri (28) seorang wartawan berharap agar suara-suara anak Ibu Pertiwi bisa mendobrak hati nurani pejabat. Bukannya dibungkam, atau justru dianggap sebagai ancaman.
Sebagai penyambung lidah antara rakyat dan pejabat, Putri berharap posisinya dapat dihargai dan dilindungi. Keberadaan pers bukan untuk memanaskan suasana, tapi untuk wadah diskusi antara rakyat dan pejabatnya.
“Semoga Indonesia bisa benar-benar Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju seperti slogannya,” kata Putri.
Sementara bagi Mawa (28), jangan sampai momen ini justru lebih menghancurkan Ibu Pertiwi. Ia berharap, anak-anak muda bangsa bisa bersatu bukan untuk merusak, bukan untuk rakyat melawan rakyat, tetapi harus melawan ketidakadilan.
Ia tak setuju apabila unjuk rasa dilakukan sambil membakar dan menghancurkan fasilitas umum. Padahal, fasilitas itu milik rakyat dan sehari-hari digunakan oleh rakyat.
Menurut Mawa, para pejabat bahkan tak pernah menginjakkan kaki di fasilitas umum sehingga, unjuk rasa ini dinilainya sudah melenceng dari tujuan awal.
“Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri. Jangan sampai bisik setan menyeret kita pada penyesalan,” kata Mawa.
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pesan Ayah Affan Kurniawan untuk Driver Ojol se-Indonesia
Jakarta –
Ayah Affan Kurniawan, Zulkifli, menyampaikan pesan khusus untuk driver ojek online (ojol) se-Indonesia. Dia berharap, kejadian tragis yang menimpa anaknya tak dialami ‘pasukan hijau’ lainnya.
“Saya minta kepada mitra-mitra (ojek) online, cukup anak saya yang menjadi korban,” ujar Zulkifli kepada awak media, dikutip dari detikNews, Sabtu (30/8).
Zulkifli juga menegaskan, pihaknya telah menyerahkan semuanya ke penegak hukum dan pihak-pihak terkait. Dia mengaku telah menerima kepergian putranya. Dia sekali lagi menyampaikan pesan ke driver ojol untuk selalu berhati-hati.
“Saya sudah serahkan kepada penegak hukum, saya sudah pasrah masalah kepergian anak saya. Saya mohon kepada rekan-rekan ojol jangan sampai kejadian seperti anak saya. Itu saja yang saya sampaikan,” ungkapnya.
Pesan ayah Affan Kurniawan untuk para driver ojol di Indonesia. Foto: Ari Saputra
Selain kepada driver ojol, Zulkifli juga menyampaikan pesan khusus kepada rekan-rekan yang melakukan demonstrasi di lapangan. Dia mengingatkan, polisi telah menangkap anggota Brimob yang telah melindas anaknya hingga meninggal dunia.
“Dan mohon juga kepada adik-adikku, mahasiswa-mahasiswa di Tanah Air, baik dari Sabang sampai Merauke, tolong percayakan kepada aparat kepolisian. Saya sudah serahkan kepada kepolisian, sudah ada mereka menangkap yang berbuat kepada anak saya,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Affan Kurniawan meninggal dunia setelah dilindas mobil rantis Brimob di Pejompongan, Jakarta Selatan, Kamis malam (28/8). Kini, jasadnya telah dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Ayah dan Ibu dari Affan Kurniawan Foto: dok. Istimewa
Ketua Umum asosiasi ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menyampaikan rasa belasungkawanya atas kepergian Affan Kurniawan. Dia meminta seluruh mitra driver se-Indonesia melakukan doa bersama.
“Kami menghimbau rekan-rekan ojek online seluruh Indonesia untuk mengadakan doa bersama dimasing-masing daerah dan tabur bunga simbol berduka,” ujar Igun kepada detikOto.
“Untuk menghindari tragedi serupa tidak terjadi kami juga meminta rekan-rekan ojek online untuk menahan diri tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin membenturkan ojek online dengan sesama ojek online atau pihak lainnya karena adanya perbedaan pendapat atas tragedi tersebut,” kata dia menambahkan.
(sfn/dry)
-
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/thumbnails/5331482/original/073207100_1756437864-ratusan-ojol-iringi-jenazah-affan-kurniawan-korban-tewas-rantis-brimob-c0a37e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
VIDEO: Ratusan Ojol Iringi Jenazah Affan Kurniawan, Korban Tewas Dlindas Rantis Brimob
Iring-iringan ratusan pengemudi ojol tampak mengantar almarhum menuju Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak. Dengan mengenakan jaket hijau khas ojek online, mereka berkonvoi di belakang mobil jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada rekan sejawat mereka.
Ringkasan
/data/photo/2025/08/31/68b41f60c194b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/30/68b2b59e177c2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

