kab/kota: Karet

  • Terekam CCTV, Detik-detik Pria di Jombang Ditelan Arus Sungai Brantas

    Terekam CCTV, Detik-detik Pria di Jombang Ditelan Arus Sungai Brantas

    Jombang (beritajatim.com) – Detik-detik tenggelamnya pria asal Desa Jombatan Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Anton Bahrul (43), ke Sungai Brantas setempat, terekam CCTV (Close Circuit Television).

    Dalam rekaman itu nampak Anton menuruni tangga yang ada di tanggul sungai. Dia hanya mengenakan celana dalam. Sedangkan bagian atas memakai kaus. Sementara celana panjang, sandal dan sepeda lipat miliknya ditaruh di atas tanggul.

    Anton turun dengan langkah memburu. Dugaannya, Anton tergesa-gesa karena hendak buang air besar. Nah, pada anak tangga yang sudah dekat dengan arus sungai atau terakhir, Anton tiba-tiba terjatuh. Tubunya limbung. Dia langsung digulung arus Sungai Brantas. Anton berusaha menggapai tepian sungai, namun derasnya arus membuat korban tak berdaya.

    Arus sungai menyeretnya ke arah dam atau bendungan. Tentu saja, karena konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air, arus sungai semakin deras. Anton timbul tenggelam di antara derasnya aliran Sungai Brantas. Namun akhirnya warga Desa Jombatan Kecamatan Kesamben ini tidak muncul lagi ke permukaan. Dia terseret arus.

    Berdasarkan rekaman CCTV itu, pada saat yang sama di tanggul yang lebih atas lagi nampak seseorang sedang menjemur padi. Dia mengeluarkan padi dari karung warna putih. Namun sosok ini tidak tahu sama sekali ketika Anton ditelan arus sungai.

    Rekaman CCTV tersebut milik BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas yang dipasang di dam karet Menturus Kecamatan Kudu Jombang. “Pagi ini pencarian terhadap korban kita lanjutkan lagi,” kata M Syaroni, dari Pusdalops BPBD Jombang, Selasa (16/4/2024).

    Anton dilaporkan tenggelam pada Senin (15/4/2024). Jejak yang terlacak hanya sepeda lipat miliknya, celana panjang, serta sandal. Barang-barang tersebut diletakkan di atas tanggul. Petugas memastikan bahwa Anton hilang akibat ditelan arus Sungai Brantas. [suf]

  • Pria Asal Jombang Hilang Misterius di Sungai Brantas

    Pria Asal Jombang Hilang Misterius di Sungai Brantas

    Jombang (beritajatim.com) – Pria asal Desa Jombatan Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang berinisial AB (40) hilang misterius di dam karet Sungai Brantas setempat, Senin (15/4/2024). Sebelumnya, AB diketahui naik sepeda lipat menuju sungai tersebut.

    Warga menduga, AB hilang ditelan arus Sungai Brantas. Karena satu jam setelah turun, yang bersangkutan tidak kelihatan batang hidungnya. Sedangkan sepeda lipat warna biru muda kombinasi putih masih tergeletak di tanggul sungai.

    Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek Kesamben. Selanjutnya, korps berseragam coklat melakukan koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang. Sejurus kemudian tim dari BPBD meluncur ke lokasi hilangnya korban.

    Pencarian pun dilakukan. Tim juga menerjunkan perahu karet untuk menyusuri Brantas. Awalnya, petugas curiga ketika ada gundukan di sekitar sungai. Penyisiran dilakukan. Namun gundukan itu ternyata batang pisang.

    Hingga petang, korban belum juga ditemukan. Bahkan ketika hari gelap, AB tak kunjung ditemukan. Sehingga pencarian dilanjutkan esok hari. “Hari ini pencarian nihil. Kita lanjutkan besok,” kata M Syaroni, dari Pusdalops BPBD Jombang.

    Syaroni menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, korban awalnya mengendarai sepeda lipat. Dia menuju Sungai Brantas. Sepeda lipat diletakkan di tanggul sungai. Dia melepas celana, lalu menuruni tanggul menuju sungai.

    “Hingga dua jam berlalu, korban tak kembali. Warga hanya menemukan sandal dan sepeda lipat milik korban. Kita sudah melakukan penyisiran, namun hingga pukul 17.00 WIB korban belum ditemukan,” pungkas Syaroni. [suf]

  • Pria di Pohjentrek Tersengat Listrik saat Banjir Pasuruan

    Pria di Pohjentrek Tersengat Listrik saat Banjir Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Seorang pria di Kecamatan Pohjentrek juga meninggal dunia akibat banjir Pasuruan. Pria bernama Anwar Musaddad (39), warga Desa Sukorejo, meninggal lantaran tersengat listrik.

    Kapolsek Pohjentrek, AKP Sukris mengatakan, kejadian tersebut berlangsung pada Selasa (9/4/2024) sekitar pukul 07.00 WIB. Anwar meninggal lantaran tak sengaja tersengat listrik.

    “Korban tersengat aliran listrik saat terjadi banjir di samping rumahnya Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan. Saksi yang mengetahui hal tersebut kemudian langsung mematikan aliran listrik,” terangnya.

    Dari keterangan saksi, korban berlari ke samping rumah untuk menyelamatkan orang tuanya. Namun, Anwar tak mengetahui ada kabel listrik yang jatuh ke dalam air banjir.

    Seketika, tubuh korban kejang hingga tak sadarkan diri dan terjatuh. Beberapa orang saksi yang mengetahui hal tersebut berusaha memadamkan aliran listrik dan mengevakuasi korban.

    Korban saat itu langsung dievakuasi dengan menggunakan prahu karet dan di bawa ke masjid. Sementara itu pihak keluarga tidak menghendaki dilakukan VER ataupun otopsi pada korban.

    “Pihak keluarga kejadian tersebut merupakan takdir dan tidak menghendaki untuk dilakukan VER maupun otopsi. Sehingga pihak keluarga membuat surat pernyataan dan untuk jenazah korban langsung diserahkan ke pihak keluarga,” tutupnya. [ada/beq]

  • Banjir Rendam Lima Kelurahan di Kota Pasuruan

    Banjir Rendam Lima Kelurahan di Kota Pasuruan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Pasuruan sejak Senin (8/4/2024) malam mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Kota Pasuruan. Pada Selasa (9/4/2024), tercatat lima kelurahan yang terendam banjir.

    Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, mengatakan bahwa tiga kelurahan yang paling parah terkena dampak banjir adalah Kelurahan Krapyak, Kelurahan Randusari, dan Kelurahan Karangketug. Ketiganya berada di Kecamatan Gadingrejo.

    Ketinggian air bervariasi, dengan wilayah Karangketug mengalami genangan air paling parah, mencapai lebih dari satu meter.

    “Di wilayah Karangketug kondisinya cukup parah. Hal ini juga disebabkan oleh pasang air laut,” kata Adi.

    Adi menjelaskan bahwa penanganan terhadap warga yang terdampak banjir telah dilakukan. Petugas gabungan dari berbagai instansi saat ini masih berada di lokasi untuk membantu warga.

    Sejumlah perahu karet dikerahkan untuk mengevakuasi warga, terutama anak-anak, warga yang sakit, dan lansia. Mereka dievakuasi ke kantor Kecamatan Gadingrejo.

    “Kami juga sudah menyiapkan bantuan logistik untuk warga yang terdampak banjir. Prioritas utama saat ini adalah penanganan warga yang terdampak,” imbuh Adi.

    Hujan deras yang mengguyur Pasuruan sejak Senin malam menyebabkan Sungai Welang meluap dan merendam wilayah di sekitarnya. [ada/beq]

  • Kronologi Bocah Ngawi Hanyut di Sungai Bengawan Solo 

    Kronologi Bocah Ngawi Hanyut di Sungai Bengawan Solo 

    Ngawi (beritajatim.com) – NA (5), bocah asal Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur hanyut ke Bengawan Solo pada Senin (8/4/2024) pukul 17.10 WIB. Bocah itu diduga terpeleset sampai akhirnya tercebur ke sungai hingga hanyut di sungai.

    Warga setempat, Suradi mengatakan, sebelum dikabarkan hanyut, dia melihat NA dan kakak laki-lakinya yakni MU (9) sedang mencari ikan kecil di Bengawan Solo yang berjarak 100 meter dari rumah korban. Tak lama kemudian, MU menangis dan mengatakan adik perempuannya itu hanyut. 

    “Di bengawan sedang banyak ikan. Nah, anak-anak nyari ikan di situ. Nah, korban ini terpeleset, kemudian hanyut gitu. Kakaknya nangis terus, manggil nama adiknya. Kami akhirnya tahu kalau adiknya ini hanyut,’’ kata Suradi. 

    Sontak warga pun panik dan berupaya mencari NA. Orang tua korban yakni Suparman (51) dan  Elva Dyah Ayu (41) pun panik.

    Suparman bahkan langsung terjun ke sungai untuk mencari putri ketiganya itu. Namun, malam menjelang, dia belum menemukan putrinya. 

    Pun, hari ini, Selasa (9/4/2024), petugas gabungan SAR, BPBD Ngawi, Damkar Ngawi, TNI, dan Polri berupaya mencari NA menggunakan perahu karet. Petugas menyisir ratusan meter dari titik pertama NA dinyatakan hanyut. Hingga pukul 11.00 WIB, petugas masih melakukan pencarian. 

    Sebelumnya diberitakan,  Bocah SD di Ngawi berinisial NA (5) warga Desa/Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi  diduga terseret arus Sungai Bengawan Solo pada Senin (8/4/2024) pukul 17.10 WIB. Ibunya, yakni Elva Dyah Ayu menangis histeris. 

    Kejadian berawal saat NA bermain bersama kakaknya laki-lakinya yakni MU (9) di Bengawan Solo pada Senin siang. Jarak sungai dengan rumah bocah itu sekitar 100 meter. Saat sampai di sungai, keduanya mulai mencari ikan. Namun, tak disangka, NA justru terpeleset dan kemudian tercebur ke Bengawan Solo. Dia kemudian hanyut dan belum ditemukan. 

    Saat tahu adik perempuannya hanyut, MU hanya bisa menangis hingga mengundang perhatian warga. Dia pun menceritakan jika NA hanyut di sungai. Warga pun segera memberitahu Suparman (51), bapak korban. 

    Mendengar anak ketiganya dari empat bersaudara hanyut, Suparman segera bangun dari tidurnya dan menuju sungai. Setelah sempat mencari bersama warga di radius 300 meter, bocah itu tak ditemukan. 

    ‘’Saya awalnya tidur, kemudian anak saya bilang, katanya adiknya hanyut. Saya segera bangun, saya nyebur ke sungai buat mencarinya. Saat ini belum ketemu. Saya mohon bantuannya, supaya anak saya segera ditemukan,’’ kata Suparman. 

    Polisi yang datang ke lokasi kemudian memintai keterangan sejumlah saksi. Pun, bakal segera melakukan pencarian dengan Basarnas, TNI, Damkar Ngawi, dan BPBD Ngawi. 

    “Benar ada laporan anak tenggelam sedang mencari ikan bersama kakaknya di sungai Bengawan Solo yang jaraknya 100 meter dari rumahnya. Kami mendatangi lokasi memintai keterangan dan koordinasi dengan Tim SAR dan BPBD  untuk mencari anak tersebut,” kata AKP Agus Andi Anto Prabowo, Kapolsek Mantingan. [fiq/beq]

  • Tangis Histeris Ibu Bocah SD Ngawi Hanyut di Bengawan Solo

    Tangis Histeris Ibu Bocah SD Ngawi Hanyut di Bengawan Solo

    Ngawi (beritajatim.com) – Bocah SD di Ngawi berinisial NA (5) warga Desa/Kcamatan Mantingan Kabupaten Ngawi  diduga terseret arus Sungai Bengawan Solo pada Senin (8/4/2024) pukul 17.10 WIB. Ibunya, yakni Elva Dyah Ayu menangis histeris.

    Kejadian berawal saat NA bermain bersama kakaknya laki-lakinya yakni MU (9) di Bengawan Solo pada Senin siang. Jarak sungai dengan rumah bocah itu sekitar 100 meter. Saat sampai di sungai, keduanya mulai mencari ikan. Namun, tak disangka, NA justru terpeleset dan kemudian tercebur ke Bengawan Solo. Dia kemudian hanyut dan belum ditemukan.

    Saat tahu adik perempuannya hanyut, MU hanya bisa menangis hingga mengundang perhatian warga. Dia pun menceritakan jika NA hanyut di sungai. Warga pun segera memberitahu Suparman (51), bapak korban.

    Mendengar anak ketiganya dari empat bersaudara hanyut, Suparman segera bangun dari tidurnya dan menuju sungai. Setelah sempat mencari bersama warga di radius 300 meter, bocah itu tak ditemukan.

    ‘’Saya awalnya tidur, kemudian anak saya bilang, katanya adiknya hanyut. Saya segera bangun, saya nyebur ke sungai buat mencarinya. Saat ini belum ketemu. Saya mohon bantuannya, supaya anak saya segera ditemukan,’’ kata Suparman.

    Polisi yang datang ke lokasi kemudian memintai keterangan sejumlah saksi. Pun, bakal segera melakukan pencarian dengan Basarnas, TNI, Damkar Ngawi, dan BPBD Ngawi.

    ‘’Benar ada laporan anak tenggelam sedang mencari ikan bersama kakaknya di sungai Bengawan Solo yang jaraknya 100 meter dari rumahnya. Kami mendatangi lokasi memintai keterangan dan koordinasi dengan Tim SAR dan BPBD  untuk mencari anak tersebut,’’ kata AKP Agus Andi Anto Prabowo, Kapolsek Mantingan.

    Hingga malam ini, petugas hanya bisa melakukan pemantauan darat di atas sejumlah jembatan sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Kemudian, pada Selasa (9/4/2024) segera melanjutkan pencarian dengan menyisir menggunakan perahu karet. [fiq/ian]

  • Tujuh Hari Hilang, Nelayan Tenggelam di Trenggalek Belum Ditemukan

    Tujuh Hari Hilang, Nelayan Tenggelam di Trenggalek Belum Ditemukan

    Trenggalek (beritajatim.com) – Setelah tujuh hari pencarian intensif, upaya menemukan nelayan bernama Suprayitno (46) yang hilang pasca-kecelakaan laut di perairan Teluk Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, resmi dihentikan. Meski demikian, jejaring komunikasi tetap dilakukan untuk memantau keberadaan korban.

    Kepala Polairud Prigi, Aipda Maryanto, mengumumkan penghentian pencarian pada Senin (1/4/2024) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Trenggalek. “Sesuai SOP, pencarian dihentikan tapi jejaring komunikasi tetap dilakukan untuk memantau keberadaan korban,” ujar Maryanto.

    Suprayitno adalah anak buah kapal KMN SB Bharokah yang mengalami kecelakaan laut di lepas perairan Teluk Prigi pada Selasa (23/3/2024). Meski pencarian telah dilakukan hingga wilayah Perairan Tulungagung, Suprayitno belum ditemukan.

    Maryanto meminta kepada para nelayan di wilayah Pacitan dan Tulungagung untuk memberitahukan kepada petugas jika menjumpai tanda-tanda keberadaan Suprayitno, baik dalam keadaan hidup ataupun meninggal. Dalam kasus ini, nakhoda kapal berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Dalam proses pencarian, petugas mengerahkan satu unit perahu karet dari Basarnas Pos SAR Trenggalek dan perahu-perahu nelayan. Selama pencarian gabungan, ada sebanyak enam hingga 10 perahu nelayan dikerahkan untuk mencari korban yang mengalami kecelakaan di sekitar 6-7 mil laut dari bibir pantai. Operasi ini terkadang terkendala kondisi cuaca hingga gelombang tinggi.

    “Namun hingga tujuh hari pencarian, korban belum ditemukan. Basarnas menyatakan hari ini operasi SAR resmi ditutup, dilanjutkan dengan jejaring komunikasi,” tutur Maryanto.

    Sebelumnya, pada Selasa (23/3/2024), KMN SB Bharokah dilaporkan mengalami kecelakaan laut. Kecelakaan ini mengakibatkan Kaseri, 59, pemilik kapal dan nakhoda KMN SB Bharokah meninggal, sementara ABK kapal bernama Suprayitno dilaporkan hilang. Kedua nelayan ini berasal dari Teluk Prigi.

    Kecelakaan laut ini disebabkan oleh kerusakan mesin yang membuat kerusakan kemudi sehingga membuat kapal hilang kendali. Saat kapal tengah terombang-ambing di lautan, tiba-tiba kapal tersapu gelombang hingga membuat kapal pecah usai menghantam karang. Kerusakan kapal ini sempat dilaporkan ke PPN Prigi. [ian]

  • Satreskrim Amankan 2 Terduga Pelaku Pembunuhan dan Perampokan di Pakis Malang

    Satreskrim Amankan 2 Terduga Pelaku Pembunuhan dan Perampokan di Pakis Malang

    Malang (beritajatim.com)– Tim Satuan Reserse Kriminal Polres Malang akhirnya berhasil meringkus dua orang terduga pelaku yang terlibat kasus perampokan disertai pembunuhan di Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Minggu (31/3/2024) malam ini.

    Kejadian menggemparkan ketika suasana perampokan sepi pada Jumat 22 Maret 2024 sekira pukul 19.10 wib itu, satu korban atas nama Sri Agus Iswanto (60), tewas dengan mengalami luka tusuk di bagian leher.

    Terduga pelaku juga menyiksa istri dari Agus Iswanto yang seorang tunanetra yakni Ester Sri Purwaningsih (69). Kedua korban merupakan adik kakak. Sedang Ester diketahui bekerja sebagai suster gereja.

    Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah membenarkan penangkapan kedua terduga pelaku. “Benar, saat ini masih dalam proses penyidikan,” tegas Gandha, Minggu (31/3/2024) malam.

    Menurut Gandha, dua orang terduga pelaku malam ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Pakis. Running kasus pembunuhan pakis

    “Kami amankan 2 orang yang diduga sebagai pelaku, saat ini di periksa di Polsek Pakis,” tegasnya.

    “Pelaku diduga masih tetangga korban sendiri,” sambung Gandha.

    Diberitakan sebelumnya, perampokan disertai pembunuhan itu terjadi pada saat kampung tempat tinggal korban sepi karena bertepatan dengan waktu Salat Taraweh.

    Ketika itu Polisi mengamankan barang bukti berupa gagang dang patahan pisau yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban.

    Selain pisau, polisi juga mengamankan kotak handphone (HP), kemudian dua pasang sandal karet dan baju korban milik Sri Agus Iswanto korban yang meninggal dunia.

    Sri Agus Iswanto meninggal dengan luka tusuk dibagian leher belakang. Sedangkan sang kakak, mengalami sejumlah luka di bagian wajah. Beruntung, Ester Sri Purwaningsih nyawanya masih tertolong. [yog/aje]

  • Polisi Periksa 12 Saksi Terkait Perampokan dan Pembunuhan di Malang

    Polisi Periksa 12 Saksi Terkait Perampokan dan Pembunuhan di Malang

    Malang (beritajatim.com)– Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor (Polres) Malang masih memburu pelaku dugaan perampokan disertai pembunuhan di rumah adik kakak Sri Agus Iswanto (60) dan Ester Sri Purwaningsih (69) di Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pada Jumat (22/3/2024) malam. Pelaku yang diduga menggunakan jaket berwarna hitam berhasil kabur.

    Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah mangatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Sebanyak 12 saksi telah dimintai keterangan. Meliputi keluarga korban, mauapun tetangga korban.

    “Serta beberapa orang yang ada kaitannya. Total ada 12 orang saksi yang dimintai keterangan,” kata Gandha, Minggu (24/3/2024).

    Namun barang bukti (BB) yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban sudah diamankan. Diantaranya gagang pisau yang patah, pisau yang patah.

    Selain pisau, polisi juga mengamankan kotak handphone (HP), kemudian dua pasang sandal karet dan baju korban milik Sri Agus Iswanto korban yang meninggal dunia.

    Sebagai informasi, Sri Agus Iswanto meninggal dengan luka tusuk dibagian leher belakang. Sedangkan sang kakak, mengalami sejumlah luka di bagian wajah. Beruntung, Ester Sri Purwaningsih nyawanya masih tertolong.

    Saat ini, kondisi korban yang akrab disapa Bu Pur, dikatakan sudah berangsur-angsur pulih normal. Secara komunikasi, berbicara, pendengaran juga baik.

    Saat disinggung ada berapa orang dalam dugaan perampokan disertai pembunuhan kala itu?, dan apakah korban mengenalinya?, Gandha belum bisa berkomentar banyak tentang hal itu. Karena, lanjut Gandha, korban kondisinya masih dalam rangka perawatan.

    Jadi pemeriksaan belum bisa maksimal, masih ia dalami. Maka dari itu, ia memohon supaya mendoakan proses penyelidikan ini agar perkara bisa segera terungkap.

    “Untuk kerusakan di TKP tidak ada. Informasinya pintu terbiasa terbuka dan
    pintu tidak ada yang rusak. Barang-barang yang hilang baru HP satu buah saja, barang barang yang lain masih ada di tempat yang seperti disampaikan korban,” pungkasnya. [yog/aje]

  • Hilang 2 Hari, Kakek di Magetan Ditemukan Meninggal di Waduk Gonggang

    Hilang 2 Hari, Kakek di Magetan Ditemukan Meninggal di Waduk Gonggang

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang kakek bernama Satar (75) warga Desa/Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, Jawa Timur hilang sejak Kamis (21/3/2024). Hingga akhirnya, setelah dilakukan pencarian, Satar ditemukan meninggal di Waduk Gonggang pada Sabtu (23/3/2024) malam.

    Pencarian sempat dilakukan oleh pihak keluarga sejak Kamis. Namun, sampai Sabtu pagi tak kunjung membuahkan hasil. Mereka pun sempat melapor ke pihak kepolisian. Hingga akhirnya, BPBD Magetan juga sempat terlibat dalam melakukan pencarian. Hingga Sabtu petang, tak membuahkan hasil.

    Warga dan petugas pun hanya bisa melakukan pemantauan di bibir Waduk Gonggang saat malam hari. Sampai akhirnya, jenazah Satar mengambang dan ditemukan pada Sabtu malam sekitar pukul 23.30 WIB.

    BPBD Magetan dibantu petugas gabungan pun segera melakukan evakuasi menggunakan perahu karet. Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka. Hasil visum pihak kepolisian didapat bahwa Satar meninggal karena terjatuh dan tenggelam di Waduk Gonggang.

    “Langsung dievakuasi dan kemudian dibawa ke rumah duka. Pihak keluarga menerima kejadian sebagai musibah,” kata Sekdes Poncol Siti Elfiyanti, Minggu (24/3/2024).

    Sebelumnya diberitakan, Satar (75) warga Desa/Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan sudah hilang sejak Kamis (21/3/2024). Diduga, Satar tercebur di Waduk Gonggang yang tak jauh dari rumahnya.

    Sekretaris Desa Poncol Siti Elfiyanti mengatakan, bahwa warganya yakni Satar dikabarkan hilang sejak Kamis. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian. Hingga akhirnya, melapor ke pihak kepolisian karena tak kunjung ketemu sampai Sabtu (23/3/2024.

    “Pamitnya ke rumah anaknya. Tapi, sampai Kamis itu ternyata gak ke sana. Ada warga yang melihat jika Pak Satar ini berjalan ke arah Waduk Gonggang sebelum dikabarkan hilang,” kata Siti, Sabtu (23/3/2024).

    “Dan memang di rekaman CCTV sekitar waduk, Pak Satar ini memang menuju waduk. Pas dicari ke waduk, ternyata ada sepatu, topi, sabit, dan rumput hasil ngarit yang ditemukan di pinggir waduk. Karenanya, ada dugaan Pak Satar ini tercebur ke waduk,” lanjut Siti. [fiq/suf]