kab/kota: Karet

  • Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Jakarta

    Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencoba menghubungi Korea Utara (Korut) untuk menawarkan bantuan kemanusiaan, menyusul laporan kematian dan kerusakan parah yang disebabkan oleh banjir. Namun, Korsel belum menerima tanggapan dari Korut.

    Kementerian unifikasi Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka bersedia untuk “segera memberikan” bantuan kemanusiaan kepada “korban bencana Korea Utara” yang terkena dampak hujan lebat.

    Kementerian tersebut berusaha menghubungi Korea Utara untuk mengajukan tawaran bantuan melalui saluran komunikasi kantor penghubung Korea, tetapi Pyongyang belum menanggapi, kata Seoul pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membuat asumsi tentang situasi tersebut dan menantikan tanggapan segera (dari Korea Utara) atas tawaran kami,” kata Kim In-ae, wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/8/2024).

    Korea Utara awal minggu ini mengatakan “hujan deras yang memecahkan rekor” melanda wilayah perbatasan utara dekat China pada 27 Juli, yang mengakibatkan “krisis serius yang menyebabkan lebih dari 5.000 penduduk terisolasi di zona yang rentan terhadap banjir”.

    Pada hari Rabu, Pyongyang mengatakan banyak “gedung publik, fasilitas, jalan raya, dan rel kereta api, termasuk lebih dari 4.100 rumah tinggal dan hampir 3.000 hektar lahan pertanian” terendam banjir di wilayah Sinuiju dan Uiju.

    Pada hari yang sama, media pemerintah Korea Utara mengatakan pemimpin Kim Jong Un “mengusulkan untuk menghukum keras” pejabat yang mengabaikan tugas pencegahan bencana mereka, yang telah menyebabkan kematian atau cedera yang tidak disebutkan “yang tidak dapat dibiarkan”.

    Sebuah laporan oleh TV Korea Selatan, Chosun, juga mengatakan ratusan orang bisa saja tewas.

    Kim telah terlihat dalam beberapa video minggu ini menerjang banjir dengan menaiki perahu karet, mengawasi operasi penyelamatan yang melibatkan helikopter militer.

    Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun ini. Namun, Kementerian Unifikasi pada hari Kamis (1/8) menyatakan “simpati yang mendalam” untuk para korban banjir di Korea Utara.

    Pyongyang secara sepihak memutus semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi dengan Seoul pada tahun 2020, dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang tidak digunakan lagi di sisi perbatasannya.

    Saluran kantor penghubung antar-Korea dipulihkan pada tahun 2021, tetapi Korea Utara belum menanggapi panggilan hotline tersebut sejak April 2023.

    Menurut kementerian unifikasi, meskipun Korea Utara tidak memberikan tanggapan, Seoul telah berupaya berkomunikasi dengan Korea Utara melalui saluran tersebut dua kali sehari, setiap hari.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Momen Kim Jong Un Terjang Banjir Pakai Perahu Karet

    Momen Kim Jong Un Terjang Banjir Pakai Perahu Karet

    Pyongyang

    Foto-foto propaganda yang dirilis media pemerintah Korea Utara (Korut) menunjukkan pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un, menginjakkan kakinya di lumpur, menaiki perahu karet menerjang sungai yang meluap, dan mengarahkan helikopter untuk mengevakuasi para pengungsi di landasan pacu yang basah kuyup.

    Seperti dilansir Bloomberg dan The Star, Jumat (2/8/2024), foto-foto itu dinilai menjadi terobosan terbaru dari aparat propaganda Korut dalam menggambarkan pemimpin tertinggi negara terisolasi tersebut berjuang bersama rakyat dalam menangani situasi darurat banjir.

    Banjir yang menerjang Korut, menurut laporan Kementerian Korea Selatan (Korsel) yang mengurusi hubungan dengan Pyongyang, telah memicu kehancuran di wilayah barat laut negeri komunis itu, dan diperkirakan telah memicu “banyak korban jiwa”.

    Propaganda yang dirilis Korut dan situasi banjir yang melanda negara itu dinilai mendorong rezim Pyongyang untuk melakukan upaya-upaya mengalihkan kesalahan atas bencana yang terjadi.

    Media pemerintah Korut merilis foto-foto yang dinilai berusaha memberikan pesan bahwa Kim Jong Un sangat peduli terhadap rakyatnya, dan sikap mereka yang tidak biasa mungkin juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemujaan terhadap kepribadian pemimpin tersebut.

    “Aktivitas Kim baru-baru ini tidak terbayangkan oleh Korea Utara,” sebut Cho Han Bum selaku peneliti senior pada Institut Unifikasi Nasional Korea, yang dikelola pemerintah Korsel, dalam analisisnya.

    Kota Sinuiju, yang menjadi pusat perdagangan yang terhubung dengan China melalui jembatan, dan distrik Uiju diguyur hujan lebat hingga memicu banjir pada pekan terakhir bulan Juli lalu.

    Laporan media pemerintah Korut menyebut hujan deras dan banjir itu memicu kerusakan terhadap 4.100 rumah, menyapu ruas jalanan dan rel kereta di sana, serta menggenangi sekitar 3.000 hektare lahan pertanian.

    Sekitar 5.000 orang, menurut laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), telah diselamatkan dari bencana alam tersebut. Namun KCNA belum melaporkan adanya korban jiwa.

    KCNA dalam laporan-laporannya berusaha keras untuk menunjukkan keterlibatan Kim Jong Un, dengan menyebut sang pemimpin Korut itu berada di atas landasan udara untuk mengarahkan penerbangan sejumlah helikopter yang mengevakuasi orang-orang ke tempat yang aman.

    “Orang-orang yang diselamatkan melihatnya menunggu mereka di bandara yang diguyur hujan deras secara tidak terduga dan bersorak-sorai, menitikkan air mata rasa terima kasih dan emosi yang tak terbatas,” sebut KCNA dalam laporannya.

    Jumlah pasti korban jiwa akibat banjir Korut belum diketahui. Namun laporan media Korsel, Chosun TV, yang mengutip sumber pemerintah menyebut ratusan orang diperkirakan tewas. Media Korut sejauh ini belum menyebutkan adanya kematian.

    Foto-foto yang dipublikasikan media pemerintah Korut menunjukkan Kim Jong Un memantau situasi dan kerusakan di area terdampak sembari melongok dari jendela mobil yang menerjang genangan banjir. Dia juga ditampilkan menaiki perahu karet yang penuh sesak tanpa memakai jaket pelampung.

    “Tidak ada cara yang lebih baik untuk menggarisbawahi bahwa Kim memegang kendali penuh atas situasi dan kepedulian terhadap rakyat, bahkan dengan mengorbankan kenyamanannya sendiri, dengan menunjukkan foto dan video pemimpin yang sedang memegang komando di lapangan, menerjang banjir, atau menaiki perahu karet melintasi area banjir,” sebut peneliti senior 38 North Program di Stimson Center dan analis Open Source Enterprise CIA, Rachel Minyoung Lee.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 8 Fakta Penjaga Pantai China Acungkan Pedang dan Tabrak Kapal Filipina

    8 Fakta Penjaga Pantai China Acungkan Pedang dan Tabrak Kapal Filipina

    Jakarta

    Aparat Filipina dan China bentrok di laut. Sempat terjadi pengacungan senjata tajam oleh aparat China. Berikut adalah fakta-faktanya.

    Fakta-fakta ini dihimpun dari laporan pemberitaan AFP dan BBC hingga Kamis (20/6/2024).

    Kata China, kapal Filipina mendekati kapal China dalam navigasi normal sehingga mengakibatkan tabrakan. Penjaga Pantai China mengatakan Filipina mengabaikan peringatan serius China berulang kali.

    1. Lokasi peristiwa

    Dilansir BBC, peristiwa 17 Juni 2024 itu terjadi ketika Angkatan Laut dan Penjaga Pantai Filipina sedang mengirimkan pasokan kepada sejumlah anggota militer Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal, kawasan Laut China Selatan atau perairan sekitar Filipina.

    Second Thomas Soal adalah perairan yang menjadi pusat sengketa antara kedua negara. Filipina sengaja menempatkan sebuah kapal tua milik angkatan laut untuk menegakkan klaimnya.

    Para analis mengatakan bahwa menghambat aliran pasokan ke kapal yang dijadikan Filipina sebagai pos terdepan dapat menyebabkan jatuhnya pos tersebut ke laut. Hal ini akan memungkinkan Beijing untuk mengambil kendali penuh atas wilayah tersebut.

    2. Aparat China naiki kapal Filipina

    Area itu sering menjadi lokasi bentrokan antara Manila dan Beijing beberapa waktu terakhir, terlebih setelah China meningkatkan upayanya untuk memaksakan klaim atas perairan yang menjadi sengketa banyak negara tersebut.

    “Personel Penjaga Pantai China secara ilegal menaiki RHIBS (perahu karet jenis rigid hulled),” ucap Komandan Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina, Laksamana Muda Alfonso Torres, saat berbicara kepada wartawan, dalam keterangan resmi pertama Manila soal konfrontasi itu, dilansir AFP, Rabu (19/6) kemarin.

    Halaman selanjutnya, kedua negara saling menyalahkan:

    3. Filipina salahkan China

    Kepala staf angkatan bersenjata Filipina, Jenderal Romeo Brawner menuduh kapal-kapal China sengaja menabrak kapal-kapal Filipina. Aparat penjaga pantai China kemudian dituduh menaiki kapal-kapal tersebut dan menyita persenjataan di dalamnya.

    “Mereka tidak mempunyai hak atau wewenang hukum untuk membajak operasi kami dan menghancurkan kapal-kapal Filipina yang beroperasi di zona ekonomi eksklusif kami,” kata Jenderal Brawner kepada wartawan.

    4. China salahkan Filipina

    Atas peristiwa di Laut China Selatan tersebut, pemerintah China menyalahkan Filipina. Mereka menyebut kapal-kapal Filipina menabrak kapanya lebih dahulu.

    “Kapal-kapal Filipina… sengaja menabrak kapal-kapal China. Selain itu, personel Filipina menyiramkan air dan melemparkan benda-benda ke arah staf administrasi China. Tindakan ini jelas meningkatkan ketegangan di laut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/6/2024).

    5. Aparat China pakai sajam

    Kepala staf angkatan bersenjata Filipina, Jenderal Romeo Brawner, mengatakan aparat penjaga pantai China menggunakan senjata tajam. Dilansir BBC, penjaga pantai China menggunakan pisau, mengacungkan pedang, hingga tombak.

    “Kami melihat di video bagaimana [aparat] China bahkan mengancam personel kami dengan mengarahkan pisau mereka ke personel kami,” kata Jenderal Brawner.

    Dilansir AFP, Komandan Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina, Laksamana Muda Torres menjelaskan bahwa para personel Angkatan Laut Filipina diperintahkan untuk tidak memperlihatkan senjata mereka dalam konfrontasi pada Senin (17/6) waktu setempat itu. Ditambahkan oleh Torres bahwa Penjaga Pantai China kemudian “dengan senjata menusuk” perahu-perahu karet milik Filipina.

    Halaman selanjutnya, tentara Filipina kehilangan jempol:

    6. Aparat China rusak barang-barang

    Jenderal Romeo Brawner dari Filipina mengatakan aparat Penjaga Pantai China juga menyita sejumlah senjata dan menghancurkan barang-barang termasuk motor dan melubangi perahu karet di dalam kapal Filipina.

    Insiden itu, tambahnya, merupakan “pembajakan”.

    Kata Laksamana Muda Torres (pihak Filipina), Penjaga Pantai China kemudian “dengan senjata menusuk” perahu-perahu karet milik Filipina.

    7. Tentara Filipina kehilangan jempol

    Seorang tentara Filipina kehilangan jempolnya ketika kapalnya ditabrak, kata sang jenderal. China membantah aparat mereka sebagai pihak yang bersalah seraya mengatakan bahwa para personel penjaga pantai telah bersikap “terkendali”.

    8. China bantah bertindak ngawur

    Filipina menuduh China ngawur karena menerjang batas Zona Ekonomi Eksklusif Filipina dan menghancurkan kapal-kapal Filipina, serta melakukan pembajakan kapal Filipina. Menurut Beijing, tindakan aparatnya sudah sesuai ketentuan, tidak ada yang salah. Itu adalah tindakan menangani transportasi ilegal.

    “Langkah-langkah penegakan hukum yang diambil oleh Penjaga Pantai China di lokasi tersebut profesional dan terkendali,” tegas Jubir Menlu China, Lin Jian.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/fas)

  • Petani Ngawi Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Meninggal

    Petani Ngawi Tenggelam di Waduk Kedung Bendo Meninggal

    Ngawi (beritajatim.com) – Harto Sudiro (36), petani jagung asal Desa Gunungsari, Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia pada Senin (20/5/2024). Harto sempat dilaporkan tenggelam di Waduk Kedung Bendo pada Minggu (19/5/2024) siang.

    Kasi Penyelamatan Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Ngawi Purwanto mengatakan, pihaknya beserta petugas gabungan telah mengevakuasi jenazah Harto Sudiro.

    “Korban ditemukan di lokasi tenggelam pada Senin (20/5/2024) pagi. Kami langsung melakukan evakuasi dan jenazah dibawa ke rumah duka,” kata Purwanto.

    Menurut Purwanto, pencarian dilakukan sejak Minggu siang dan melakukan pemantauan mulai Minggu malam sampai Senin dini hari. Total sekitar 18 jam Harto berada di waduk dengan kedalaman delapan meter itu.

    “Pencarian dilakukan sejak Minggu sore. Kami gunakan dua perahu karet. Operasi pencarian sudah kami hentikan siring ditemukannya korban,” pungkasnya.

    Diketahui, pria 36 tahun di Desa Gunungsari Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tenggelam di Waduk Kedung Bendo pada Minggu (19/5/2024) pukul 14.00 WIB.

    Pria bernama Harto Sudiro itu menyeberangi waduk dengan berenang sebelum dikabarkan tenggelam. Kejadian itu pertama diketahui oleh sejumlah pemancing di sekitar waduk. Warga kemudian melapor ke kepala desa dan dilanjutkan melapor ke polisi.

    Petugas kemudian meminta tolong Damkar Ngawi dan BPBD Ngawi untuk upaya pencarian dengan menggunakan stau unit perahu landing craft rubber (LCR). Namun, sampai pukul 16.00 WIB korban belum ditemukan.

    Kades Gunungsari Minto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan bahwa Harto tenggelam. Dari keterangan sejumlah warganya, Harto diketahui memanen jagung di lahan seberang waduk. Harto mengajak kedua anaknya ke lahan dan berangkat menyeberang menggunakan perahu getek.

    “Nah, ternyata air yang dibawa ketinggalan. Nah, korban ini kemudian berenang menyeberang. Namun, diduga korban ini kelelahan sebelum kembali mengambil minum. Sampai akhirnya tenggelam di tengah waduk,” kata Minto di lokasi kejadian.

    Minto mengatakan, jarak lokasi air minum milik korban sampai lahan di seberang waduk kurang lebih 50 meter. [fiq/beq]

  • Peneror Nimas Sukses Bisnis Online, Warganet: Jika Dipenjara Siap Meneruskan Usahanya

    Peneror Nimas Sukses Bisnis Online, Warganet: Jika Dipenjara Siap Meneruskan Usahanya

    Surabaya (beritajatim.com) – Di balik kisah teror 10 tahun yang dialami oleh warga Surabaya, Nimas Sabella, sejumlah warganet justru salah fokus dengan usaha online yang dijalankan oleh terduga peneror, Adi Pradita.

    Diketahui bahwa Adi selama ini menjual sandal jepit karet di platform e-commarce. Bahkan usahanya tersebut terbilang sukses, terlebih jika dilihat dari jumlah penjualan, rating toko, hingga beberapa bukti omset yang sempat ia pamerkan di media sosial, X.

    Jika dilihat dari lapak jualannya di Toko oren, toko onlinenya telah mendapatkan 40.6 ribu penilaian dengan rating 4.9 dari 5. Lapak yang dibuatnya sejak enam tahun lalu itu pun telah diikuti oleh 17.5 ribu akun.

    Dalam cuitannya pada tahun 2022 lalu, Adi sempat menunjukkan bahwa penghasilan dari berjualan sandal tersebut sama seperti pekerja kantoran. Di mana ia bisa mendapatkan keuntungan bersih 6-7 jutaan. Bahkan, ia juga sempat pamerkan mobil yang ia beli dari hasil berjualan online.

    Namun karena adanya laporan kasus peneroran sekaligus pelecehan yang dilakukannya terhadap Nimas, membuat warganet iba melihat dedikasi dan kondisi bisnis online Adi.

    “Dedikasi Adi buat Nimas gak maen-maen anjir. Dua tahun lalu pengen punya toko sandal di shopee buat modal nikah sama Nimas, Dua tahun setelahnya beneran sukses tokonya. Sampe kebeli mobil pulak. Liat total ratingnya di shopee 40k lebih,” tulis @nurya***.

    Ada juga sejumlah warganet yang mengaku siap meneruskan usaha tersebut jika Adi nantinya dihukum.

    “Pak @prabu_abimanyu kiranya nanti adi dihukum, saya siap jadi wali amanat untuk usaha onlinenya. InsyaAllah saya jujur dan cuan akeh. Aamiin,” ujar @eDz***.

    “Kalau kakaknya bundir dan adiknya dipenjara, saya siap meneruskan usahanya. Akan kubuat backgroudnya lebih menarik dari sprei buluk ini,” ujar @ofl***.

    Adapun dalam perkembangan kasus ini, Adi Pradita telah diamankan oleh pihak kepolisian, di kediamannya, Jumat (17/5/2024) pukul 19.00 WIB. Saat ditangkap, terduga pelaku tanpa melakukan perlawanan dan masih proses dimintai keterangan. [fyi/aje]

  • Dampak Laka Maut SMK Depok di Subang, Lumajang Lakukan Rampcheck Bus Pariwisata

    Dampak Laka Maut SMK Depok di Subang, Lumajang Lakukan Rampcheck Bus Pariwisata

    Lumajang (beritajatim.com) – Sebagai antisipasi tragedi laka maut yang menimpa SMK kawasan Depok di tanjakan Subang Jawa Barat, jelang memasuki waktu liburan sekolah 2024 Lumajang melakukan pengecekan kendaraan umum rutin. Sejumlah kendaraan di Terminal Minak Koncar, Wonorejo, Kabupaten Lumajang dikumpulkan untuk uji kelaikan kendaraan rampcheck sebelum digunakan.

    Uji kelaikan kendaraan angkutan umum berupa bus antar kota maupun provinsi. Selain itu, pengecekan dilakukan untuk memastikan keselamatan para penumpang yang menggunakan jasa angkutan umum nantinya. Mengingat, sebelumnya terjadi kecelakaan maut bus di Subang yang menewaskan sedikitnya 12 orang, terdiri dari rombongan guru dan siswa.

    “Kita laksanakan rampcheck menjelang buran sekolah 2024. Kita pastikan kendaraan bus pariwisata di Lumajang dalam kondisi yang laik” ungkap Kasatlantas AKP Suwarno, Senin (13/5/2024)

    Sejauh ini, masih belum ditemukan adanya bus yang mengalami kerusakan parah sehingga tidak laik jalan. Sebagian besar siap untuk memberangkatkan penumpang, namun ada sedikitnya 2 bus yang tidak memiliki katup ban. Meskipun termasuk hal yang minor, namun katup ban dinilai memiliki peran penting sehingga dapat membahayakan.

    Pasalnya, ketika katup ban tidak terpasang pada bus yang melaju dengan kendaraan tinggi maka, ban bisa mengalami bocor atau angin keluar dengan mudah.

    “Kendaraan ready semua, kondisi bagus. Baik kendaraan maupun manajemen serta surat-suratnya. Tadi ada temuan kecil yaitu karet (katup) ban itu tidak ada. Itu bisa membahayakan. Dan itu nantinya harus dipasang” lanjutnya

    Sementara itu, AKP Suwarno kembali menegaskan bagi pemilik bus yang memodifikasi kendaraan seperti lampu sein dan lampu rem. Hal itu, berguna untuk memberi peringatan kepada pengendara lain.

    “Bagi kendaraan yang lampunya tidak sesuai, nanti harus dilepas. Seperti lampu sein itu kuning tandanya memberi peringatan, jangan diubah biru.” tutupnya. [vid/aje]

  • Hilang 2 Bulan, Warga Mojokerto Ditemukan Tinggal Kerangka

    Hilang 2 Bulan, Warga Mojokerto Ditemukan Tinggal Kerangka

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pekerja buruh tebang tebu menemukan kerangka manusia di area persawahan Dusun Soogo, Desa Balongmojo, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Minggu (12/5/2024). Dari identifikasi, korban merupakan warga sekitar yang hilang dua bulan lalu.

    Kerangka manusia tersebut ditemukan buruh tebang tebu sekira pukul 07.00 WIB. Melihat ada kerangka manusia di antara tanaman tebu, saksi kemudian melaporkan ke pihak kepolisian. Petugas dari Polsek Puri bersama Tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto pun datang ke lokasi.

    Dari identifikasi, korban diketahui atas nama Kadis (82) warga Dusun Jetak, Desa Balongmojo yanh dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Februari 2024 lalu. Korban yang tinggal kerangka tersebut langsung diserahkan ke pihak keluarga setelah dipastikan tidak ada kekerasaan dalam tubuh korban.

    Kapolsek Puri, AKP Sugeng Harimarhanto mengatakan, karangka manusia tersebut pertama kali ditemukan oleh buruh tebang tebu, Subue warga Desa Dinoyo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Saat sedang bekerja, ia tak sengaja menemukan kerangka mayat tersebut.

    “Saksi tidak sengaja melihat tulang belulang korban ketika sedang bekerja kemudian temuan tersebut dilaporkan kepada pihak berwenang. Di lokasi ditemukan sehelai kaos warna biru, karung warna putih dan karet gelang di tangan kiri korban,” ungkapnya.

    Dari pemeriksaan sementara, lanjut Kapolsek, tidak ditemukan indikasi kekerasan di tubuh korban. Dari ciri-cirinya, temuan kerangka manusia tersebut mengarah pada korban yang dilaporkan hilang sejak bulan Februari 2024 oleh pihak keluarga ke Polsek Puri pada awal Maret 2024 lalu.

    “Ciri-ciri mengarah ke korban yang dilaporkan hilang, seperti tinggi badan 160 cm pakaian yang dikenakan terakhir kali cocok dengan pakaian yang dikenakan nahas tersebut. Korban bernama Kadis (82) beralamat di Dusun Jetak, Desa Balongmojo,” jelasnya.

    Masih kata Kapolsek, pihak keluarga menyampaikan jika kondisi korban sudah mengalami penurunan ingatan atau pikun. Sehingga kerangka korban tersebut langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk segera dimakamkan. [tin/but]

  • Aksi Kepedulian Lingkungan LMI di Perayaan Hari Bumi Sedunia Kediri

    Aksi Kepedulian Lingkungan LMI di Perayaan Hari Bumi Sedunia Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Lembaga Manajemen Infaq LMI dan ribuan relawan melakukan aksi lingkungan dalam momen memperingati Hari Bumi Sedunia. Selain membersihkan Sungai Brantas, kegiatan ini juga diramaikan dengan penebaran benih ikan dan penanaman pohon di sepanjang Sungai Brantas.

    PJ Wali Kota Kediri, Ir. Zanariah, yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai upaya merawat Kota Kediri.

    “Kegiatan ini tidak hanya sebagai peringatan Hari Bumi Sedunia, tapi ini merupakan kebutuhan Kota Kediri yang harus terus menghidupkan dan menumbuhkan rasa peduli lingkungan dengan menjaga Kota Kediri selalu bersih, sehat dan nyaman,” ucapnya dalam sambutan kegiatan.

    Indun Munawaroh, selaku Kalaksa BPBD Kota Kediri, menyebutkan penanaman pohon dilakukan dengan tujuan menguatkan bibir sungai sehingga meminimalisir potensi terjadinya longsor.

    “Sebanyak 100.000 lebih benih ikan lokal yang disebar di sepanjang aliran Sungai Brantas antara lain adalah ikan wader, tawes, bader bang, sengkaring dan nilem, Sedangkan bibit pohon yang ditanam meliputi pohon buni, pohon jati belanda, mundu, ketepeng, beringin, kluwak, gayam, karet kebo, asam dan pohon kayu lanang,” sebutnya.

    Yuni, salah satu Relawan LMI, menyampaikan rasa puasnya akan kegiatan yang telah dilaksanakan.

    “Saya bangga menjadi bagian dari kegiatan ini. Setiap sampah yang kita pungut adalah langkah kecil menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan. Semoga kegiatan ini dapat membangkitkan kesadaran teman-teman untuk senantiasa menjaga dan merawat lingkungan,” pungkasnya.

    Berdasarkan catatan dari BPBD Kota Kediri selaku penyelenggara acara, tercatat 1.170 orang telah bergabung dalam kegiatan ini. Agenda pada peringatan Hari Bumi Sedunia ini tidak hanya diisi dengan membersihkan sampah dan enceng gondok saja, namun dimeriahkan juga dengan tebar bening ikan lokal dan penanaman pohon. [nm/aje].

  • Karyawan Alfamart Lamongan Tewas Tenggelam Saat Berhenti di Jembatan, Berikut Kronologinya!

    Karyawan Alfamart Lamongan Tewas Tenggelam Saat Berhenti di Jembatan, Berikut Kronologinya!

    Lamongan (beritajatim.com) – Seorang karyawan Alfamart, MSF (21) asal Desa Jejel, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur,tiba tiba berhenti di jembatan kemudian terjatuh dari kendaraannya. Nasib naas menimpa saat terjatuh lantas dirinya tercebur ke sungai Bengawan Solo. Pria ini sempat berenang sebelum kelelahan dan akhirnya tewas tenggelam.

    Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, insiden tersebut terjadi pada sekitar pukul 14.15 WIB, Kamis (4/5/2024) kemarin, di kawasan Jembatan Laren – Maduran, Kabupaten Lamongan. Kini, sehari kemudian jasad korban telah berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh pihak kepolisian bersama BPBD Lamongan.

    “Keterangan dari manager Alfamart Desa Parengan Kecamatan Maduran, tempat korban bekerja, diketahui bahwa korban sebelumnya mengeluh sakit dan telah meminta ijin untuk tidak masuk kerja,” ujar Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Andi Nur Cahya, Minggu (5/5/2024).

    Mengenai kronologinya, Andi menjelaskan bahwa sekira pukul 14.30 WIB, Sabtu (4/5/2024) korban menaiki sepeda motor PCX warna putih bernopol S 2582 JBQ miliknya dari arah utara ke selatan melewati Jembatan Laren – Maduran.

    Saat itu, korban tampak merasa kurang enak badan dan berhenti menepi di jembatan setempat. Tiba-tiba saja korban oleng linglung ke arah kiri dan terjatuh dari sepeda motornya.

    Seketika itu pun korban langsung tercebur ke Sungai Bengawan Solo. Hal ini seperti keterangan yang dihimpun dari 2 saksi, yakni Shofil Qulla (19), sales asal Desa Kalikajarwetan, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo dan Mahmud (55 tahun), tukang asal Desa Laren, Lamongan.

    Saksi Shofil yang kebetulan berada di belakang korban dan sama-sama mengendarai sepeda motor menyatakan bahwa korban sempat berenang menuju ke tepi, sayangnya korban sudah kelelahan hingga kemudian tenggelam.

    Saksi dan warga sekitar yang mengetahui kejadian ini segera melaporkannya ke polisi. Atas laporan itu, Sar Polres dan BPBD Lamongan bergegas menuju ke lokasi untuk melakukan pencarian.

    “Setibanya para petugas di lokasi segera melakukan pencarian dan penyisiran untuk menemukan posisi korban. Namun sampai pukul 17.00 WIB, proses pencarian belum menemukan hasil. Pencarian lalu dilanjutkan kembali hingga malam,” papar Andi.

    Ditambahkan oleh Andi, proses pencarian dilakukan dengan menggunakan 1 unit perahu karet dari BPBD Lamongan dan 1 unit perahu karet dari Polres Lamongan. Tak hanya itu, Kapolsek bersama Kades Laren bahkan sempat meminta bantuan kepada warga sekitar menggunakan alat tangkap ikan.

    “Sekira pukul 21.20 WIB korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” bebernya.

    Lebih lanjut, Andi menegaskan bahwa korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan bersedia membuat surat pernyataan bermaterai. “Pihak keluarga tidak menuntut pihak manapun serta tidak dilakukan autopsi,” tandasnya.[riq/aje]

  • Ayah-Anak Korban Kapal Terbalik di Mojokerto, Satu Tenggelam

    Ayah-Anak Korban Kapal Terbalik di Mojokerto, Satu Tenggelam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Ayah dan anak menjadi korban kapal terbalik di Sungai Brantas, masuk lingkungan Pulo Kulon, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Sang bapak selamat, sementara anaknya tenggelam dan ditemukan meninggal dunia.

    Korban tenggelam atas nama Gigik Siswanto (28) warga Dusun Banjar Melati, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Setelah ditemukan, jenazah korban dievakuasi ke ruang jenazah RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

    Sebelumnya korban bersama sang ayah, Mustakim (45), memancing di Sungai Brantas pada Jumat (3/5/2024). Sekitar pukul 02.00 WIB, perahu yang ditumpangi korban terbalik. Sang ayah bisa menyelamatkan diri, namun korban tenggelam.

    Agen Informasi Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Achmad Kurniawan mengatakan, menurut keterangan korban selamat, keduanya mencari ikan dengan cara menyetrum pada, Jumat (3/5/2024) malam.

    “Keduanya berangkat ke lokasi setelah sholat Isya. Sekitar pukul 02.10 WIB, perahu akan mengarah ke tengah tiba-tiba goyang dan perahu terbalik. Korban terjatuh dan tenggelam, Pak Mustakim berusaha menolong anaknya yang tenggelam namun tidak kuat napasnya,” ujarnya, Sabtu (4/5/2024).

    Ia kemudian mencari bantuan dan pertolongan ke warga setempat. Sekira pukul 07.00 WIB, Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, FPRB Kabupaten Mojokerto, Tim Satlak PB Kota Mojokerto mendengar informasi langsung melakukan Operasi SAR.

    “Dibantu rekan-rekan pencari ikan dengan melakukan penyelaman di area korban tenggelam. Ada dua perahu karet dari BPBD Kabupaten Mojokerto dan PC NU Kota Mojokerto mencari korban, sekira pukul 08.55 WIB korban berhasil diketemukan. Korban dievakuasi ambulance PMI Kota Mojokerto,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Prajurit Kulon, Kompol Maryoko mengatakan, korban tenggelam sudah berhasil ditemukan dan dievakuasi. “Informasi yang kami terima, habis Isya (Jumat) korban pamitan bersama sang ayah berangkat memancing menggunakan perahu,” ungkapnya.

    Masih kata Kapolsek, dari informasi di lokasi sekira pukul 02.00 WIB perahu yang ditumpangi korban terbalik. Satu korban selamat dan satu korban tenggelam. Proses pencarian korban dilakukan sejak Sabtu pagi pasca pihaknya mendapatkan informasi terkait tenggelamnya korban.

    “Setelah kami mendapatkan informasi, kami langsung ke TKP. Mulai dari Polsek, Polres, BPBD, rekan PMI serta relawan, alhamdulilah setelah kita melakukan kolaborasi upaya pencarian korban berhasil membuahkan hasil. Korban ditemukan sekira pukul 08.55 WIB,” katanya.

    Tubuh korban ditemukan tidak jauh dari lokasi awal perahu korban dikabarkan tenggelam. Jenazah korban dievakuasi ke ruang jenazah RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menggunakan mobil ambulance milik PMI Kota Mojokerto untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. [tin/beq]