kab/kota: Karet Kuningan

  • Kejagung Sita Hotel di Karet Kuningan Terkait Kasus TPPU Sritex

    Kejagung Sita Hotel di Karet Kuningan Terkait Kasus TPPU Sritex

    Jakarta, Beritasatu.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali mengambil langkah tegas dalam penyelidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan pidana asal korupsi pemberian kredit ke PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pada Kamis (11/12/2025), penyidik menyita satu aset bernilai tinggi berupa sebuah hotel di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

    Aset yang disita tersebut diduga kuat terkait dengan perbuatan mantan Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto (IKL), yang menjadi salah satu tersangka dalam perkara ini.

    Menurut Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, penyitaan dilakukan oleh tim gabungan penyidik dan penuntut umum Jampidsus Kejagung bersama Satgas Pemulihan Aset, serta disaksikan perwakilan Badan Pertanahan Nasional.

    “Tim telah melaksanakan tindakan penyitaan dan pemasangan plang sita terhadap aset berupa Hotel Ayaka Suites, yang berlokasi di Karet Pedurenan Nomor 45, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan,” ujar Anang, Jumat (12/12/2025).

    Anang menjelaskan, penyidik memeriksa kondisi fisik hotel, meneliti kelengkapan administrasi, serta memasang plang sita di beberapa lokasi strategis. Pendataan aset juga dilakukan sebagai bagian dari proses hukum yang masih berjalan.

    “Tindakan penyitaan ini merupakan rangkaian penegakan hukum dalam perkara TPPU yang diduga dilakukan tersangka IKL, dengan pidana asal tindak pidana korupsi dalam pemberian kredit,” tegasnya.

    Penyidik menduga aset hotel tersebut memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan tindak pidana. Hotel itu dinilai berpotensi berasal dari hasil kejahatan atau bahkan digunakan sebagai sarana melakukan tindak pidana.

    Terkait hal itu, penyitaan dianggap penting sebagai upaya memperkuat pembuktian sekaligus memulihkan potensi kerugian keuangan negara.

    Mengacu pada nilai ekonomis yang tinggi dan biaya perawatan yang besar, Kejagung menilai aset tersebut perlu dikelola secara profesional. Untuk itu, hotel telah diserahkan kepada Badan Pemulihan Aset.

    “Kami telah menyerahkan barang bukti tersebut ke Badan Pemulihan Aset guna dilakukan pengelolaan benda sitaan sesuai tugas dan kewenangan,” kata Anang mengakhiri.

  • Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Jakarta Selatan (Jaksel) melakukan penanganan terkait kabel yang menjuntai di Jalan Anggrek II, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi.

    “Kabel menjuntai yang terjadi di Jalan Anggrek II tersebut menurut warga disebabkan tertarik kendaraan besar saat melintas,” kata Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Selatan Rifki Rismal di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, kabel tersebut menjuntai ke bawah akibat kondisi cuaca hujan dan angin yang cukup kencang.

    Pihaknya menerima laporan tersebut dari warga. Kemudian, bersama dengan pemilik kabel, Sudin Bina Marga Jaksel meninggikan kabel tersebut dengan pemasangan satu tiang baru atau tambahan pada Rabu (12/11).

    Lalu pada Kamis (13/11), pihaknya juga sudah melakukan survei bersama dengan pemilik kabel terkait pemasangan tiang tambahan untuk menyangga kabel-kabel tersebut.

    “Jadi selama dua hari, tiang-tiang tambahan kita pasang di sana, sekaligus merapikan kabel-kabel yang menjuntai agar tidak membahayakan masyarakat, khususnya pengguna jalan,” ujar Rifki.

    Sementara itu, salah seorang warga bernama Kurnia mengapresiasi kesigapan petugas dalam melakukan perbaikan tiang yang miring dan kabel yang menjuntai itu.

    Kesigapan penanganan itu, kata dia, dapat membuat aktivitas warga yang melintasi jalan tersebut kembali normal.

    “Semoga perbaikan bisa dilakukan secara permanen, bahkan kalau bisa kabel udara itu dipindahkan ke Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) agar tidak terlihat semrawut,” ucap Kurnia.

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan hingga awal 2025, telah merapikan kabel utilitas sepanjang 5.212 meter atau 5,2 kilometer (km) untuk menjamin keamanan pengguna jalan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabel Menjuntai Hampir Kena Tanah di Jaksel Diperbaiki, Warga Takut Kesetrum

    Kabel Menjuntai Hampir Kena Tanah di Jaksel Diperbaiki, Warga Takut Kesetrum

    Jakarta

    Jaringan utilitas yang menjuntai di Jalan Anggrek II, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan kini diperbaiki. Kabel-kabel semrawut itu kini sudah lebih tinggi.

    Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (14/11/2025) kabel yang menjuntai itu kini ditopang tiang besi di bagian tengah. Lalu kabel-kabelnya diikat agar tidak terurai.

    Meski begitu, jaringan utilitas yang berada di RT 10/RW 2 itu tetap semrawut. Kabel-kabel yang menumpuk membuat tiang sedikit miring.

    Foto: Kabel menjuntai di Setiabudi Jaksel diperbaiki. (Taufiq/detikcom)

    Ramdani (50) seorang warga yang rumahnya tepat berada di bawah jaringan utilitas itu mengatakan, perbaikan jaringan baru dilakukan semalam, Kamis (13/11). Sebelumnya kabel dari jaringan utilitas itu menjuntai hingga hampir menyentuh permukaan tanah.

    “Udah dua minggu kemarin juntai ke bawah itu. Kemarin sampai orang mau lewat harus nunduk. Iya ini semalam baru aja dibenerin. Jam 7 ada dari PLN sama Bina Marga. Benerinnya iya baru ditambah tiang, ini baru ada, biar ditopang kabelnya. Yang sebelah sana juga baru, yang miring diganti. Tapi itu kelihatannya agak miring juga ya,” kata Ramdani kepada wartawan.

    “Gara-gara nyangkut ke mobil material gitu, ketarik. Sampai melengkung doyong tiangnya,” jelasnya.

    Kabel menjuntai di Setiabudi, Jaksel sebelum diperbaiki. Foto: Gilang Faturahman

    Ramdani khawatir dengan kondisi jaringan utilitas yang menjuntai itu. Dia tak bisa membayangkan bila tiba-tiba kabel itu memicu kebakaran.

    Dia berharap, jaringan utilitas itu benar-benar diperbaiki. Sebab sampai saat ini tinggi kabel masih tampak rendah dan khawatir kembali tersangkut mobil.

    “Warga pengennya minimal dirapikan aja dulu, semisal belum bisa dimasukin ke tanah, jangan sampai semrawut aja,” katanya.

    Warga lain, Lif (47) mengatakan, dirinya khawatir gara-gara jaringan utilitas bisa memakan korban. Apalagi jalan di sekitarnya ramai dilintasi banyak orang.

    “Takut, kalau itu. Kadang kalau lewat jatuh, terus kesertrum kan gak tahu ya,” katanya.

    (idn/idn)

  • Rumah di Setiabudi Jaksel Kebakaran, 10 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    Rumah di Setiabudi Jaksel Kebakaran, 10 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    Jakarta

    Sebuah rumah di Setiabudi, Jakarta Selatan, kebakaran. Sebanyak 10 unit mobil damkar dikerahkan.

    “Sepuluh unit (mobil damkar dikerahkan),” ujar Kasudin Gulkarmat Jaksel, Syamsul Huda, kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).

    Kebakaran tersebut terjadi pada sebuah rumah di Jl. Karet Pedurenan,Kel. Karet Kuningan, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan. Petugas damkar mendapatkan laporan pertama pukul 06.43 WIB.

    “Obyek yang terbakar: rumah kontrakan,” imbuhnya.

    Belum diketahui penyebab kebakaran ini. Belum diketahui pula ada tidaknya korban jiwa dari insiden ini.

    (isa/yld)

  • Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 September 2025

    Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan Megapolitan 28 September 2025

    Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Kebakaran hebat melanda deretan rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (26/9/2025) malam.
    Api yang diduga berasal dari korsleting kompresor kulkas itu cepat membesar dan melalap pemukiman padat.
    Peristiwa tersebut meninggalkan kerugian besar. Puluhan rumah hangus, harta benda musnah, dan puluhan warga terpaksa mengungsi. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 562,4 juta.
    Salah satu korban, Mai, mengaku kehilangan rumah, lima sepeda motor milik saudaranya, hingga uang tunai Rp 20 juta.
    Uang tersebut merupakan titipan pedagang Pasar Ciplak yang setiap hari menyetorkan tabungan kepadanya.
    “Motor ada punya saudara sampai lima unit kebakar, laptop dan HP anak juga hangus semua, enggak ada yang selamat. Habis semuanya, baju-baju di tiga lemari juga,” ujar Mai.
    “Tabungan orang pasar pada nyetor ke saya setiap hari. Nah saya tuh belum setor semua, baru yang saya setor ke bank buat semacam deposito Rp 40 juta,” tambahnya.
    Kakak Mai, berinisial H (56), juga menjadi korban. Ia mengalami luka bakar karena nekat menerobos api demi menyelamatkan sepeda motor yang digunakan sehari-hari untuk bekerja sebagai tukang ojek.
    “Alasannya (nerobos api) karena dia kan tukang ojek, jadi ya itu buat kerja kerasa penting jadi coba diselatin. Motornya selamat tapi jadinya badan dia melepuh,” ucap Mai.
    H kini menjalani perawatan di Puskesmas Mampang akibat luka bakar di bahu, leher, dan lengan.
    Rumah yang rata dengan tanah membuat Mai dan keluarganya mengungsi ke sebuah sekolah PAUD terdekat yang dijadikan posko. Meski masih diliputi trauma, ia berharap bisa segera bangkit.
    “Enggak begitu dekat dari sini, tapi lumayan soalnya kan butuh kamar mandi dan segala macam,” kata Mai.

    “Yang penting anak dulu pas sekolah gimana, kasihan mereka nanti. Untuk rumah dan harta, pelan-pelan saja kita usahakan lagi,” lanjutnya.
    Warga sekitar sempat mendengar ledakan dari motor yang terbakar serta tabung gas milik pedagang.
    Zikoy (54), warga setempat, menuturkan kepanikan warga semakin menjadi ketika upaya pemadaman dengan ember dan alat pemadam api ringan (APAR) tidak berhasil.
    “Ada lima sepeda motor yang kebakar. Ada ledakan juga, karena di belakang itu ada yang jual tabung gas. Api itu lebih besar dari APAR-nya sendiri. Kapasitasnya kecil, jadi enggak nolong,” ujar Zikoy.
    Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, menjelaskan bahwa awalnya petugas mengerahkan lima unit mobil pemadam.
    Namun, karena api semakin membesar, jumlah armada ditingkatkan hingga 20 unit dengan 70 personel.
    “Ternyata dari TKP dilaporkan bahwa situasinya merah, artinya api membesar. Kami tambah sampai tahap ketiga, total 20 unit,” kata Imbang.
    Api dilaporkan pukul 18.04 WIB dan baru dapat dipadamkan sekitar pukul 19.50 WIB.
    Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, tiga warga mengalami luka bakar dan langsung mendapat perawatan medis di lokasi.
    Total, ada 36 warga dari sembilan kepala keluarga yang terdampak.
    Zikoy berharap pemerintah melengkapi kawasan padat penduduk dengan sarana pemadam yang memadai.
    “Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga. Kalau ada kejadian kayak gini bisa segera dimanfaatkan,” ujarnya.
    Ia juga mendorong adanya sosialisasi penanganan awal kebakaran. “Seandainya ada sosialisasi pemadaman, pertolongan pertama, mungkin ke depan bisa lebih baik,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 September 2025

    Warga Karet Kuningan Cium Bau Kabel Terbakar Sebelum Kebakaran Megapolitan 27 September 2025

    Warga Karet Kuningan Cium Bau Kabel Terbakar Sebelum Kebakaran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Salah satu warga mencium bau kabel yang terbakar sebelum peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025) petang.
    Warga setempat bernama Mai (46) mengaku, mendapat laporan dari sang anak yang mencium bau kabel terbakar di rumahnya sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, Mai sedang bekerja.
    “Ini kayak bau kabel dah, kabel kebakar gitu. Nah, pas udah itu abang saya nyari dan ya enggak ketemu,” kata Mai saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (27/9/2025).
    Anak Mai sempat mencari sumber bau itu ke arah dapur dan tidak menemukan penyebabnya.
    Setelah itu, kakak dan anaknya Mai kembali beraktivitas biasa. 
    “Pas kakak saya baru nongkrong di kamar mandi, itu ada kompresor kulkas (yang diduga jadi penyebab kebakaran) kayaknya dari situ bau hangus, karena kulkas saya tuh enggak dicabut-cabut dan sudah tua,” ujar Mai.
    Setelah keluar kamar mandi, kakak Mai yang berinisial H, melihat kobaran api sudah muncul dari atas kulkas. Api itu langsung merambat dengan cepat.
    Saat kejadian, anak Mai tengah menjemputnya dari tempat kerja. Setibanya di rumah, Mai hanya melihat api sudah membumbung tinggi dan melahap tempat tinggal milik orangtuanya sejak 1973.
    “Sudah cari sumber bau tapi enggak ketemu. sempat takut baunya tuh dari atas, atap rumah. Tapi ya dari kulkas,” ungkap Mai.
    Di tengah kobaran api yang coba dipadamkan oleh para warga, Mai melihat kakaknya berupaya menyelamatkan sepeda motor yang terparkir tepat di sebelah rumah.
    Mai melihat H melawan api untuk motornya yang digunakan sehari-hari sebagai tukang ojek.
    “Alasannya (nekat) karena dia kan tukang ojek, jadi ya itu buat kerja kerasa penting jadi coba diselamatin sama abang,” ucap Mai.
    Meski motor berhasil diselamatkan, H harus mengalami luka bakar di bagian belakang bahu mendekat ke arah belakang leher. Luka bakar juga terlihat di bagian lengan tangannya.
    “Motornya selamat tapi jadinya badan dia melepuh, ini lagi di rumah sakit sekarang, maksudnya di Puskesmas Mampang. Rencananya mau operasi hari ini,” kata Mai.
    Selain motor, seluruh harta benda keluarga Mai hangus terbakar. Bahkan, ponsel anaknya ikut hangus terbakar.
    “Motor ada punya saudara sampai lima unit kebakar, laptop dan HP anak juga hangus semua ga ada yang selamat. Habis semuanya baju-baju di tiga lemari juga,” ujar Mai.
    Uang tunai Rp 20 juta yang disimpan Mai di dalam panci juga ikut terbakar. Padahal uang itu adalah milik para pedagang Pasar Ciplak yang menabung ke dirinya setiap hari.
    “Tabungan orang pasar pada nyetor ke saya setiap hari. Nah saya tuh belum setor semua, baru yang saya setor ke bank buat semacam deposito Rp 40 juta,” ujar Mai.
    “Nah itu berkas deposito juga ada di lemari, dan lemarinya kebakar. Kira-kira ke bank bisa enggak ya itu diurus? Apa aman?” lanjut dia.
    Saat ditemui, Mai mengaku baru saja mengecek kembali kondisi panci usai menemani sang kakak menerima perawatan luka bakar.
    Di samping itu, Mai sedang menunggu kabar kakaknya yang luka bakarnya akan dioperasi. Rencananya, Mai dan keluarga akan mengungsi ke sekolah PAUD terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 September 2025

    Sisa Kebakaran di Karet Kuningan: Bau Hangus dan Puing Berserakan Megapolitan 27 September 2025

    Sisa Kebakaran di Karet Kuningan: Bau Hangus dan Puing Berserakan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 10 rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, kebakaran, Jumat (26/9/2025) malam.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi pada Sabtu (27/9/2025) pagi, titik kebakaran terjadi di sebuah rumah warga di Jalan Pendurenan Masjid 1. Untuk mencapai bangunan itu harus melewati gang kecil selebar 1-1,2 meter.
    Saat berjalan mendekati tempat kejadian perkara (TKP), bau hangus masih tercium dan menyengat hidung. Tak hanya itu, puing-puing dari atap rumah masih berserakan di jalan.
    Pembatas garis polisi berwarna kuning dipasang di sepanjang deretan rumah yang hangus dan kini hampir tak berbentuk.
    Bangunan-bangunan yang terbakar itu masih memperlihatkan jejak abu hitam, sambil berhimpitan dengan patahan balok kayu dan puing-puing lainnya yang tampak dirapikan di tepi jalan.
    Di bagian dalam rumah, hanya menyisakan bebatuan dan kerangka tempat duduk yang dibiarkan di lokasi.
    Beberapa warga yang berada di lokasi terlihat memandangi rumah-rumah itu dengan tatapan nanar.
    Sempat terdengar ucapan khawatir dari seorang wanita yang memegang kantong berwarna hijau terhadap nasib sekolah anaknya.
    “Yang penting anak kita dulu nih ya pas sekolah gimana, kasian mereka nanti,” ucap wanita itu.
    Sementara warga lainnya mencoba menenangkan dan mendiskusikan tempat tinggal sementara bagi korban terdampak.
    Salah seorang warga yang rumahnya hangus bernama Mai (46) mengaku baru saja kembali dari Puskesmas Mampang setelah kakaknya mengalami luka bakar imbas insiden ini.
    “Semalam nginep di rumah sakit karena abang, ini pulang buat lihat kondisi rumah lagi,” ucap Mai kepada Kompas.com di lokasi, Sabtu (27/9/2025).
    Kejadian semalam bak mimpi yang kini harus Mai hadapi. Kemarin, teriakan warga sambil menyiram air ke arah rumahnya dengan peralatan seadanya menjadi memori jelas saat Mai baru saja pulang kerja.
    “Itu saya cuma lihat api makin gede, rasanya juga kayak langsung nampar muka saking panasnya,” ujar Mai.
    “Anak sudah langsung keluar gang, abang saya sempat selametin motor di sebelah dan akhirnya terluka di area bahu,” sambungnya.
    Saat ini, Mai tengah menunggu kabar kakaknya yang rencananya dioperasi akibat luka bakarnya. Rencananya, Mai dan keluarga akan mengungsi ke bangunan sekolah PAUD terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah Megapolitan 27 September 2025

    Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Warga Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, berharap permukiman padat penduduk di wilayah tersebut dilengkapi dengan pompa air atau hydrant untuk menghadapi potensi kebakaran.
    Ketersediaan pompa air di tengah lingkungan warga diharapkan dapat membantu pemadaman awal ketika api menjalar dengan cepat.
    “Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga sehingga apabila ada kejadian kayak gini, kan, bisa segera dimanfaatkan,” ujar Zikoy (54), warga setempat, Jumat (26/9/2025).
    Zikoy dan warga sempat kesulitan memadamkan api yang membakar rumah-rumah pada Jumat sore.
    Mereka hanya dapat menggunakan empat alat pemadam api ringan (APAR) dan ember-ember berisi air.
    “Api itu lebih besar dari APAR-nya itu sendiri. Kapasitasnya kan APAR kecil segitu,” tambah dia.
    Angin yang bertiup cukup kencang juga membuat api cepat menjalar ke rumah lainnya. Oleh karena itu, Zikoy berharap ada sosialisasi mengenai prosedur pertolongan pertama saat kebakaran.
    “Seandainya ada penampungan satu hidran di dalam tempat warga, mungkin juga disosialisasi tentang pemadaman, pertolongan pertama, ya mungkin bisa ke depan bisa lebih baik lah,” katanya.
    Warga berupaya memadamkan api dengan APAR dan ember air, namun api terus membesar sehingga mereka segera menghubungi pemadam kebakaran pada pukul 18.04 WIB.
    Sebanyak 20 unit kendaraan damkar dikerahkan, terdiri dari 12 unit pompa dan delapan unit pendukung. Dugaan sementara, api berasal dari korsleting peralatan elektronik di salah satu rumah.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” ujar Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, di lokasi, Jumat.
    Api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 19.50 WIB. Tercatat tiga orang mengalami luka bakar, sementara kerugian diperkirakan mencapai Rp 562.400.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Warga Sempat Coba Padamkan Kebakaran 10 Rumah di Karet Kuningan tapi APAR Tak Cukup Megapolitan 27 September 2025

    Warga Sempat Coba Padamkan Kebakaran 10 Rumah di Karet Kuningan tapi APAR Tak Cukup
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sebelum petugas pemadam kebakaran turun, warga setempat sudah berupaya memadamkan kebakaran yang menghanguskan sepuluh rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).
    Warga bergotong royong menyiramkan air menggunakan ember dan memanfaatkan empat alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia.
    “Ada APAR, tadi kan digunakan juga, ada cuma enggak nolong. Warga kerja sama bareng-bareng,” kata Zikoy (54), warga setempat, ditemui di lokasi, Jumat.
    Namun, api terlalu besar untuk ditangani hanya dengan APAR dan ember air.
    “Api itu lebih besar dari APAR-nya itu sendiri. Kapasitasnya kan APAR kecil segitu,” tambah dia.
    Zikoy menyarankan agar warga memiliki akses ke pompa air sebagai pertolongan pertama terhadap kebakaran.
    “Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga sehingga apabila ada kejadian kayak gini, kan, bisa segera dimanfaatkan,” ujar Zikoy.
    Kebakaran terjadi saat warga sedang beraktivitas normal. Salah satu penghuni rumah mencium bau terbakar, yang kemudian memicu ledakan di rumah tersebut.
    “Ada orang di rumah. Justru dia yang mencium bau ada kebakar, tapi dianya sendiri mau ke kamar kecil, kan, lalu meledak,” jelas Zikoy.
    Api kemudian menjalar ke rumah lainnya, diperparah oleh angin kencang.
    “Sudah api meledak, langsung besar apinya. Langsung menjalar ke yang lain, karena juga angin gede kan,” kata dia.
    Warga sempat berupaya memadamkan api, namun akhirnya menghubungi petugas pemadam kebakaran pada pukul 18.04 WIB.
    Sebanyak 20 unit kendaraan dikerahkan, terdiri dari 12 unit pompa dan 8 unit pendukung.
    Dugaan sementara, api berasal dari korsleting peralatan elektronik di salah satu rumah.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” kata Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, ditemui di lokasi, Jumat.
    Api berhasil dipadamkan oleh Damkar Jakarta Selatan sepenuhnya pukul 19.50 WIB.
    Tercatat tiga orang mengalami luka bakar, sementara kerugian ditaksir mencapai Rp 562.400.000.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Karet Kuningan Harap Permukiman Dilengkapi Pompa Air Usai Kebakaran 10 Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 September 2025

    Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Karet Kuningan Jumat Petang Megapolitan 26 September 2025

    Kebakaran Hanguskan 10 Rumah di Karet Kuningan Jumat Petang
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Kebakaran melanda permukiman warga di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat petang (26/9/2025).
    Perwira Piket Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Selatan, Imbang Satriana mengatakan bahwa peristiwa kebakaran ini diduga dipicu oleh arus pendek listrik.
    “Sementara dugaan penyebabnya patut diduga karena listrik, dari peralatan listrik,” kata Imbang, saat ditemui di lokasi.
    Api cepat membesar hingga menghanguskan sekitar 10 rumah. Awalnya, lima unit kendaraan pemadam kebakaran dikerahkan.
    Namun, kondisi di lapangan yang semakin parah membuat petugas menambah armada dua kali hingga total 20 unit, terdiri atas 12 unit pompa dan 8 unit pendukung.
    “Ternyata dari TKP dilaporkan bahwa situasinya merah, kalau di Damkar itu merah, artinya memang membesar. Kami tambah sampai kepada tahap ketiga. Kita kerahkan 20 unit,” jelas Imbang.
    Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, tiga warga mengalami luka bakar dan langsung mendapat perawatan dari petugas medis di lokasi.
    “Ya, korban jiwa tidak ada, tapi yang luka-luka memang ada yang dari warga. Luka-luka terbakar ada tiga orang tadi,” ujarnya.
    Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 19.50 WIB. Sementara itu, kerugian materi akibat peristiwa ini ditaksir mencapai Rp 562,4 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.