kab/kota: Karawang

  • Mencari jalan keluar beban utang Whoosh

    Mencari jalan keluar beban utang Whoosh

    Jakarta (ANTARA) – Proyek kereta cepat Jakarta–Bandung, atau yang dikenal publik dengan nama Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat) sejak awal diiringi ambisi besar: mewujudkan efisiensi waktu tempuh dari sekitar 3 jam menuju kurang dari 1 jam, meningkatkan konektivitas, dan menjadi simbol lompatan transportasi modern Indonesia.

    Banyak pihak yang menyebutnya sebagai tonggak sejarah baru transportasi di Indonesia yang mulai masuk ke dalam fase moda transportasi modern, serta menjadi simbol kesejajaran dengan negara maju, terutama dalam hal mewujudkan moda mobilitas berkecepatan tinggi.

    Whoosh lahir dari kolaborasi dua raksasa ekonomi Asia: Indonesia dan Tiongkok, dalam proyek yang sejak awal diimpikan akan menjadi cikal bakal revolusi infrastruktur transportasi modern di negeri ini.

    Di balik euforia kebanggaan atas lahirnya kereta cepat pertama di Asia Tenggara, terselip kenyataan bahwa perjalanan Whoosh belum sepenuhnya mulus. Di antara deru lajunya, bayang-bayang beban utang masih membayangi neraca dan keuangan negara.

    Proyek yang semula digadang-gadang tanpa jaminan fiskal, kini memunculkan pertanyaan baru: bagaimana memastikan keberlanjutannya, tanpa menjadi beban bagi APBN? Di sinilah urgensi itu muncul bahwa kebanggaan infrastruktur modern harus diimbangi dengan kecerdasan finansial dan keberanian mencari jalan keluar kreatif.

    Bukan untuk menyesali keputusan masa lalu, tetapi untuk memastikan agar investasi besar ini benar-benar memberi nilai tambah bagi perekonomian dan generasi mendatang.

    Kompleksitas

    Proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sejatinya dirancang dengan biaya awal sekitar US$6 miliar. Hanya saja, seiring perjalanan waktu, berbagai faktor, mulai dari pembebasan lahan, perubahan desain, hingga kenaikan harga bahan konstruksi yang mendorong cost overrun hingga mencapai sekitar US$7,2 miliar atau setara Rp116 triliun.

    Sebagian besar pembiayaan berasal dari pinjaman luar negeri, khususnya dari China Development Bank (CDB) yang menanggung sekitar 75 persen total utang proyek. Sementara sisanya dibiayai oleh konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang di dalamnya terdapat PT KAI sebagai pemegang saham mayoritas dari pihak Indonesia.

    Pada titik ini, struktur keuangan proyek mulai menunjukkan tanda-tanda tekanan. Setiap tahun, beban bunga atas pinjaman tersebut diperkirakan mencapai US$120 juta hingga US$130 juta, setara hampir Rp2 triliun hanya untuk membayar bunga, belum pokoknya. Jumlah yang sangat besar untuk proyek yang baru berjalan dan belum mencapai keseimbangan operasi.

    Laporan keuangan semester I tahun 2025 menunjukkan bahwa KCIC mencatat kerugian sekitar Rp1,6 triliun. Di sisi lain, jumlah penumpang sepanjang 2024 hanya mencapai sekitar 6 juta orang, dengan rata-rata tarif Rp250 ribu per tiket. Artinya, total pendapatan kotor setahun tidak lebih dari Rp1,5 triliun dan masih jauh di bawah kebutuhan untuk membayar bunga saja.

    Bahkan, jika tingkat okupansi meningkat, margin keuntungannya tetap tipis karena biaya operasi dan pemeliharaan kereta cepat yang bersifat padat modal dan teknologi tinggi, sehingga tidak bisa ditekan secara signifikan.

    Mengurai persoalan utang

    Sejak awal, proyek Whoosh dijanjikan akan berjalan, tanpa menggunakan uang negara. Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada jaminan APBN yang disertakan. Semua tanggung jawab, baik konstruksi maupun pembiayaan, sepenuhnya menjadi urusan badan usaha yang menjadi penanggung jawab proyek strategis tersebut.

    Namun ketika beban bunga mulai jatuh tempo, dan arus kas proyek belum kuat, diskursus publik berubah. Kekhawatiran muncul bahwa Whoosh berpotensi menjadi liability terselubung bagi keuangan negara, terutama karena PT KAI sebagai BUMN utama yang menanggung porsi terbesar dalam konsorsium. Jika KAI mengalami tekanan likuiditas, imbasnya akan terasa pada layanan publik lain, seperti kereta ekonomi bersubsidi, commuter line, hingga perawatan infrastruktur dasar.

    Mengurai persoalan beban utang Whoosh tidak cukup hanya dengan menyebut angka, tetapi harus dilihat sebagai bagian dari kombinasi kebijakan, asumsi ekonomi, dan tantangan struktural yang saling terkait.

    Pertama, perencanaan proyek yang terlalu optimistis. Proyeksi jumlah penumpang yang menjadi dasar kelayakan ekonomi ternyata jauh meleset dari kenyataan. Di atas kertas, angka okupansi yang tinggi dianggap realistis karena jarak Jakarta–Bandung cukup padat aktivitas. Hanya saja, dalam praktiknya, banyak calon penumpang tetap memilih kendaraan pribadi atau moda transportasi lain karena alasan fleksibilitas, harga, dan akses stasiun.

    Kedua, keterbatasan konektivitas dan integrasi transportasi pendukung. Banyak pengguna mengeluhkan bahwa stasiun Whoosh di Tegalluar relatif jauh dari pusat Kota Bandung, sementara akses transportasi penghubung belum optimal. Hal ini membuat perjalanan menjadi tidak efisien.

    Ketiga, pembengkakan biaya konstruksi (cost overrun) yang luar biasa. Faktor perubahan desain, kenaikan harga bahan, dan hambatan pembebasan lahan membuat biaya naik hampir 20 persen dari rencana awal. Setiap penambahan biaya otomatis memperbesar pinjaman, dan setiap pinjaman baru berarti tambahan bunga yang menekan keuangan proyek.

    Keempat, struktur pembiayaan yang berat sebelah. Sebagian besar pinjaman bersumber dari lembaga keuangan luar negeri dengan bunga dan tenor tertentu yang kurang fleksibel terhadap kondisi pasar domestik. Ini menambah kerentanan terhadap fluktuasi nilai tukar dan risiko makroekonomi.

    Kekhawatiran fiskal

    Tidak heran jika beban utang Whoosh menjadi topik hangat di DPR maupun ruang publik. Sebagian anggota dewan menilai proyek ini “belum siap secara ekonomi”, sementara sebagian lainnya menganggap bahwa proyek seperti ini memang harus dipandang sebagai investasi jangka panjang.

    Di tengah perdebatan itu, satu hal yang pasti: proyek ini tidak bisa berhenti di tengah jalan. Infrastruktur sebesar dan semahal ini tidak mungkin ditinggalkan, tanpa penyelesaian. Maka, fokus kini beralih pada bagaimana cara mengelola risiko dan menata kembali struktur keuangannya.

    Pemerintah telah membuka opsi restrukturisasi utang kepada pihak CDB, termasuk kemungkinan memperpanjang tenor pembayaran, menurunkan bunga, atau memberikan masa tenggang (grace period), namun negosiasi lintas negara bukan hal mudah. Tiongkok, sebagai kreditur, tentu memiliki kepentingan menjaga kepastian investasinya.

    Opsi lain yang mengemuka adalah penyertaan modal negara (PMN) tambahan ke PT KAI, yang nantinya bisa digunakan untuk memperkuat posisi keuangan konsorsium. Tetapi langkah ini juga mengandung risiko politik, karena publik bisa menilai bahwa “uang rakyat” kembali digunakan untuk menalangi proyek yang seharusnya mandiri.

    Di sisi lain, jika tidak ada dukungan fiskal sama sekali, beban bunga yang menumpuk bisa memperlemah kemampuan KAI menjaga stabilitas bisnis yang dimiliki, dan lebih jauh bisa berujung pada kesulitan pembayaran utang korporasi. Inilah dilema klasik antara menjaga reputasi fiskal negara dan memastikan keberlanjutan infrastruktur strategis.

    Peluang

    Meski situasinya berat, bukan berarti semua menghadapi jalan buntu. Di tengah tekanan utang, Whoosh tetap menyimpan potensi strategis besar bagi ekonomi nasional, asal dikelola dengan cara pandang strategis dan terintegrasi.

    Salah satu peluang utama terletak pada pengembangan kawasan transit-oriented development (TOD) di sekitar stasiun-stasiun utama, seperti Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Jika pemerintah dan BUMN mampu mengelola kawasan ini dengan pendekatan komersial, maka Whoosh tidak hanya menghasilkan pendapatan dari tiket, tetapi juga dari sewa lahan, pusat perbelanjaan, perkantoran, hingga properti residensial.

    Pendapatan non-tiket inilah yang di banyak negara menjadi penyelamat finansial proyek kereta cepat. Jepang, misalnya, melalui operator JR East, mampu membiayai sebagian besar operasional Shinkansen dari bisnis properti dan ritel di sekitar stasiun, bukan semata-mata dari tiket. Model value capture seperti ini juga diterapkan di Taiwan High-Speed Rail (THSR) yang menempatkan TOD sebagai sumber pendapatan jangka panjang dan penyeimbang beban utang.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Macan Tutul Punya Induk Macan Kumbang di Karawang, Ini Kata Ahli

    Macan Tutul Punya Induk Macan Kumbang di Karawang, Ini Kata Ahli

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ahli buka suara soal fenomena aneh tertangkap kamera di Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang. Induk macan kumbang tertangkap dalam kamera jebak membawa dua anaknya yang memiliki corak berbeda.

    Salah satu anaknya terlihat memiliki corak khas macan tutul, sedangkan anak lainnya memiliki warna kulit hitam pekat (melanistik).

    “Iya untuk penampakan macan tutul dari Pegunungan Sanggabuana membawa satu ekor anak macan kumbang dan tutul itu memang benar hasil ekspedisi kami,” kata Peneliti dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), Bernard Triwinarta Wahyu Wiryanta, dikutip dari Detikcom.

    Bernard mengatakan fenomena itu wajar, sebab macan kumbang dan macan tutul berasal dari jenis yang sama yakni Panthera Pardus Melas.

    “Pertanyaannya apakah bisa macan kumbang melahirkan anak macan tutul? Apa mungkin macan kumbang kawin dengan macan tutul hingga anaknya kumbang dan tutul? Itu hal yang wajar terjadi, sebab macan tutul dan macan kumbang adalah spesies atau jenis yang sama, bukan 2 jenis yang berbeda sehingga keduanya kawin kemudian melahirkan 2 anak yang berbeda juga mungkin terjadi,” kata dia.

    Lebih lanjut, Bernard menjelaskan macan kumbang disebut pula sebagai melanistik karena warnanya hitam yang diakibatkan faktor pigmen. Di sisi lain, macan tutul memiliki warna kuning dengan tambahan motif tutul.

    Menurutnya perkawinan silang umum terjadi di kawasan hutan liar. Begitu juga yang terlihat di Pegunungan Sanggabuana.

    “Di kawasan hutan liar seperti kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, umum terjadi perkawinan antara macan kumbang dan macan tutul,” ungkapnya.

    Dalam kasus ini, kemungkinan induk macan kumbang melanistik kawin dengan pejantan macan tutul berwarna normal.

    “Ini yang satu normal dan yang satu melanistik. Jadi bisa dipastikan kalau induk macan tutul melanistik atau kumbang tersebut kawin dengan pejantan macan tutul normal,” pungkasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Program desa energi Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG

    Program desa energi Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG

    DEB Walahar dinilai berhasil menghadirkan inovasi energi terbarukan berbasis masyarakat, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG Now Awards 2025 kategori Eco Innovator Award lewat program Desa Energi Berdikari (DEB) Walahar, di Karawang, Jawa Barat.

    Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap perusahaan dan komunitas, yang telah menjalankan keberlanjutan secara konsisten dan berdampak positif bagi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

    “DEB Walahar dinilai berhasil menghadirkan inovasi energi terbarukan berbasis masyarakat, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Penghargaan, yang diselenggarakan Republika ini diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, di Jakarta, Kamis (16/10).

    Roberth mengatakan bahwa program DEB menjadi wujud nyata implementasi prinsip environmental, social, and governance (ESG) yang terus dijalankan perusahaan.

    “Bagi kami, ESG bukan lagi sekadar konsep, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya perusahaan. Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi dan memperkuat kontribusi dalam mendorong penerapan ESG di Indonesia,” ujar Roberth.

    Roberth menambahkan, melalui kolaborasi dengan masyarakat, Pertamina Patra Niaga berupaya memastikan setiap inisiatif mampu memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang dan berkelanjutan.

    Penerima manfaat atau local hero program DEB Enjang Ramdani (Kang Ubet) juga turut hadir menerima penghargaan tersebut.

    Kang Ubet menuturkan bahwa kehadiran program DEB membawa perubahan besar bagi desanya.

    “Pertama, bersyukur kepada Allah, terima kasih kepada Pertamina Patra Niaga, terutama teman-teman dari Fuel Terminal Cikampek, Jabar. Saya berharap ini bukan akhir, tapi awal semangat baru bagi kami untuk terus berbuat lebih baik untuk masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.

    Pemimpin Redaksi Republika Andi Muhyiddin mengatakan bahwa ESG Now Awards bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi gerakan untuk memperkuat praktik keberlanjutan di Indonesia.

    Menurutnya, media, dunia usaha, dan masyarakat harus berjalan beriringan dalam menjaga keseimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

    Program DEB Walahar menjadi bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada pilar energi bersih dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    “Melalui pendekatan kolaboratif, program ini telah membangun ekosistem energi terbarukan yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” kata Roberth pula.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Minat masyarakat terhadap kartu berlangganan Whoosh terus meningkat

    Minat masyarakat terhadap kartu berlangganan Whoosh terus meningkat

    Jakarta (ANTARA) – Kartu berlangganan yang disebut sebagai Frequent Whoosher Card (FWC) pertama kali diperkenalkan pada awal Juni tahun lalu. Dengan kartu ini, penumpang bisa memiliki 10-20 kuota perjalanan dengan Whoosh namun dengan tarif yang terbilang lebih murah dibandingkan memesan tiket secara satuan untuk sekali perjalanan.

    Hingga saat ini, sebanyak 20.996 kartu telah terjual, yang mana sekitar 83% diantaranya dipesan sepanjang tahun ini. KCIC melaporkan penjualan tahun ini meningkat hingga 403% dibandingkan tahun lalu.

    “Tren ini sejalan dengan semakin banyaknya pengguna rutin yang memanfaatkan Whoosh untuk aktivitas harian karena efisiensi waktu dan biaya yang ditawarkan. Kartu langganan Whoosh menjadi pilihan bagi mereka yang membutuhkan transportasi cepat, tepat waktu, dan berbiaya pasti,” kata General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Eva Chairunisa dalam keterangan resminya.

    Eva menyebut keuntungan utama kartu ini, yakni penumpang tidak akan terpengaruh sistem tarif dinamis. Saat jam sibuk atau periode libur, harga tiket Whoosh biasanya akan lebih tinggi dari kondisi normal. Namun, pemegang FWC tidak akan terpengaruh oleh sistem ini, sehingga mereka bisa menikmati harga tiket untuk kelas premium ekonomi lebih hemat hingga 35%.

    Selain itu, KCIC juga menyediakan FWC Lounge di Stasiun Halim dan Padalarang dengan petugas khusus untuk membantu proses penukaran tiket serta memberikan kenyamanan tambahan bagi pelanggan melalui area tunggu berpendingin udara.

    KCIC menyediakan tiga jenis kartu FWC sesuai kebutuhan rute perjalanan, yaitu rute Jakarta – Karawang – Bandung atau sebaliknya mulai dari Rp1,35 juta. Rute Jakarta – Karawang atau sebaliknya mulai dari Rp 450 ribu, dan rute Karawang – Bandung atau sebaliknya mulai dari Rp 750 ribu. Untuk pilihan tersebut, terdapat dua tipe kartu, yakni gold card yang berlaku untuk 20 kali perjalanan dengan masa aktif dua bulan, dan silver card untuk 10 kali perjalanan dengan masa aktif satu bulan sejak pembelian.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Santoso
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BJB-PWRI luncurkan kartu ATM Co-Branding untuk pensiunan Indonesia

    BJB-PWRI luncurkan kartu ATM Co-Branding untuk pensiunan Indonesia

    Kartu ini memberikan manfaat ganda, baik sebagai alat transaksi maupun identitas resmi anggota

    Bandung (ANTARA) – Bank Jawa Barat-Banten (Bank BJB) memperkuat perannya sebagai mitra strategis komunitas masyarakat dengan meluncurkan kartu ATM Co-Branding bersama Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang ditujukan untuk mendorong inklusivitas pensiunan Indonesia.

    Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Herfinia di Bandung, Kamis, menjelaskan program yang peluncurannya dilakukan bertepatan dengan peringatan HUT ke-63 PWRI di Gedung Graha Wredatama Jakarta pada 5 Oktober 2025 itu, merupakan langkah strategis pihaknya dalam mendorong inklusi keuangan bagi segmen pensiunan.

    Di mana kartu Co-Branding ini tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi perbankan seperti penarikan tunai, transfer, hingga pembayaran tagihan secara praktis, tetapi juga menjadi kartu tanda anggota (KTA) resmi PWRI, lengkap dengan desain identitas organisasi.

    “Kartu ini memberikan manfaat ganda, baik sebagai alat transaksi maupun identitas resmi anggota,” katanya.

    Herfinia, menyebutkan bahwa co-branding ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperluas layanan ke segmen pensiunan.

    “BJB ingin menghadirkan layanan yang lebih inklusif dan mudah dijangkau, khususnya untuk masyarakat senior,” katanya.

    Kehadiran kartu yang bisa digunakan untuk transaksi perbankan dan identitas PWRI ini juga dinilai memberikan nilai emosional bagi para anggota, karena menjadi simbol penghormatan atas kontribusi mereka terhadap pembangunan bangsa.

    Pengurus Besar PWRI, kata Herfinia, menyambut baik kolaborasi ini dan menyampaikan apresiasi terhadap Bank BJB yang dinilai telah menghadirkan inovasi layanan yang menyentuh langsung kebutuhan komunitas pensiunan.

    Melalui kerja sama ini, tambah dia, Bank BJB juga mempertegas posisi sebagai bank yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui program-program yang bersifat sosial dan humanis.

    “Strategi Co-Branding seperti ini merupakan bentuk nyata dari semangat Tumbuh Bersama Masyarakat yang diusung Bank BJB,” ujarnya.

    Herfinia mengungkapkan Bank BJB berharap kolaborasi serupa dapat dikembangkan bersama komunitas lain di masa depan, sebagai bagian dari upaya mendorong pemerataan akses ke layanan keuangan di seluruh lapisan masyarakat.

    Dalam acara peluncuran program 5 Oktober 2025 itu juga dilakukan penyerahan simbolis kartu ATM Co-Branding yang dilakukan oleh Ketua Umum PB PWRI Prapto Hadi dengan didampingi Pemimpin Divisi Dana & Jasa Konsumer Bank BJB Maman Rukmana, kepada Kepala Staf Kepresidenan Qodari selaku anggota kehormatan PWRI, Ketua PWRI Provinsi Jawa Barat, Ketua PWRI Provinsi Banten, Ketua PWRI Kota Bandung, Ketua PWRI Kabupaten Garut, Ketua PWRI Kabupaten Majalengka, Ketua PWRI Kabupaten Karawang dan Ketua PWRI Kabupaten Sukabumi.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Indra Gultom
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 Oktober 2025

    Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal Bandung 16 Oktober 2025

    Jadi “Mock Up” Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Sukasari menjadi salah satu koperasi percontohan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Meski telah menjajaki sejumlah sektor bisnis, pengurus koperasi ini mengaku masih terkendala keterbatasan modal.
    Ketua Koperasi Desa Merah Putih Sukasari, Enjang Taslim, mengatakan koperasi yang dipimpinnya menjadi percontohan berkat kekompakan pengurus dan pengawas, serta dukungan Kepala Desa Sukasari.
    “Misalnya terus ada pertemuan atau kegiatan meski kantor pinjam,” kata Enjang, Rabu (15/10/2025).
    Ia menjelaskan, kantor koperasi saat ini masih meminjam tempat milik salah satu pengembang di wilayahnya hingga Desember mendatang. Jika dana terkumpul, koperasi berencana menyewa kantor tetap.
    Enjang menyebut sejumlah usaha yang sudah berjalan antara lain penjualan seragam siswa tingkat SD, gas LPG, beras Bulog, gula, dan air minum kemasan.
    Seragam siswa menjadi produk dengan permintaan terbanyak. Produksi dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun warga yang memiliki usaha konveksi rumahan.
    Selain itu, koperasi juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti Pertamina Patra Niaga, Id Food, dan Bulog. Adapun kerja sama yang masih dalam proses yakni dengan PT KAI, Kantor Pos, PLN, Pupuk Indonesia, dan Samsat.
    “Dari swasta juga ada, misalnya untuk konsinyasi minuman kesehatan,” ujar Enjang.
    Meski usaha berjalan, Enjang mengakui koperasi masih menemui sejumlah kendala, terutama keterbatasan modal dan birokrasi kerja sama dengan BUMN yang dinilai cukup rumit.
    “Seperti kemarin untuk gas saja kita pinjam dari orang tua pengurus yang usahanya tidak dilanjutkan. Kami pun pengurus masih bekerja secara sukarela,” ucapnya.
    Modal koperasi, kata Enjang, selama ini hanya berasal dari iuran sekitar 145 anggota. Namun, sebagian besar hanya membayar iuran di awal bergabung. Akibatnya, koperasi sering kesulitan memenuhi permintaan pelanggan.
    Atas kondisi tersebut, Enjang berharap pemerintah mempermudah akses permodalan dan memangkas birokrasi kerja sama dengan BUMN.
    “Harapan dana cepat turun, koperasi dipermudah, difasilitasi oleh pemerintah supaya pengurusnya tidak kebingungan menjalankan usaha,” kata dia.
    Sebagai koperasi percontohan, Enjang berharap pemerintah memberi dukungan lebih serius agar seluruh lini usaha dapat berjalan optimal dan benar-benar menjadi model bagi koperasi desa lainnya di Karawang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isuzu Astra Motor Indonesia Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Catat Persyaratannya – Page 3

    Isuzu Astra Motor Indonesia Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Catat Persyaratannya – Page 3

    4. Quality Control Supervisor

    Merencanakan, mengatur, dan mengontrol aktivitas inspection, baik pada proses body, painting, trimming cabin, TCF, final inspection, maupun finish unit yang dilakukan oleh QC Team Leader, untuk memastikan seluruh aktivitas terlaksana dan memenuhi standar SQCD.

    Persyaratan:

    S1/S2, Teknik Mesin/Teknik Elektro/Teknik Industri
    Min. IPK. 3.25
    Freshgraduate/maks. 3 tahun pengalaman kerja
    Memiliki minat di industri otomotif kendaraan niaga
    Memiliki pengetahuan quality dan proses produksi
    Berpartisipasi aktif di kegiatan organisasi
    Menunjukkan kualitas pribadi yang suka terhadap continuous learning
    Memiliki analytical thinking yang baik
    Mampu membangun dan membina kerjasama tim
    Bersedia ditempatkan di area kerja Isuzu Karawang Plant

     

    5. Production System Supervisor

    Melakukan kontrol terhadap kelancaran dan kontinuitas transaksi sistem proses penerimaan dan pengiriman komponen, serta ketersediaan consumable material sesuai data Ordering Kedatangan Barang (tepat item, jumlah, dan tepat waktu), closing bulanan, dan stock opname untuk mendukung kelancaran keseluruhan proses produksi domestik, eksport dan sparepart secara efektif dan efisien.

    Persyaratan:

    S1/S2, Teknik Mesin/Teknik Elektro/Teknik Industri
    Min. IPK. 3.25
    Freshgraduate/maks. 3 tahun pengalaman kerja
    Memiliki minat di industri otomotif kendaraan niaga
    Memilki pengetahuan supply chain management, warehouse management, dan logistic operational system
    Berpartisipasi aktif di kegiatan organisasi
    Menunjukkan kualitas pribadi yang suka terhadap continuous learning
    Memiliki analytical thinking yang baik
    Mampu membangun dan membina kerjasama tim
    Bersedia ditempatkan di area kerja Isuzu Karawang Plant

     

    6. Maintenance Engineering Supervisor

    Merencanakan, mengorganisir, mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan project-project Automation dan Digitalization di Divisi Production, termasuk mengikuti perkembangan teknologi peralatanperalatan sesuai regulasi beserta mengusulkan rencana perbaikannya untuk memastikan proses maintenance dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

    Persyaratan:

    S1 Teknik Mesin/Teknik Elektro
    Min. IPK. 3.25
    Freshgraduate/maks. 3 tahun pengalaman kerja
    Memiliki minat di industri otomotif kendaraan niaga
    Memiliki pengetahuan system mekanik, pneumatic hydrolic, dan sistem elektrik dan elektonika
    Berpartisipasi aktif di kegiatan organisasi
    Menunjukkan kualitas pribadi yang suka terhadap continuous learning
    Memiliki analytical thinking yang baik
    Mampu membangun dan membina kerjasama tim
    Bersedia ditempatkan di area kerja Isuzu Karawang Plant

  • 8
                    
                        Macet Parah di Karawang, Pemkab Siapkan Proyek "Flyover" dan "Underpass"
                        Bandung

    8 Macet Parah di Karawang, Pemkab Siapkan Proyek "Flyover" dan "Underpass" Bandung

    Macet Parah di Karawang, Pemkab Siapkan Proyek “Flyover” dan “Underpass”
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang berencana membangun
    flyover
    dan
    underpass
    di sejumlah pelintasan kereta di wilayah kota Karawang untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi.
    Kepala Dinas Perhubungan Karawang Muhana mengatakan pembangunan
    flyover
    akan difokuskan di pelintasan kereta Wirasaba, Johar, yang sering mengalami kemacetan parah.
    “(Pelintasan) itu kan sudah
    crowded
    sekali,” kata Muhana di Stasiun Klari, Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/10/2025).
    Kemacetan di kawasan tersebut kerap terjadi karena aktivitas kendaraan yang melintas bersamaan dengan kereta, diperparah dengan kegiatan bongkar muat beras di area Pasar Beras Johar.
    Selain
    flyover
    , Pemkab juga menyiapkan pembangunan
    underpass
    di pelintasan Tuparev yang berada di tengah kota. Muhana menyebut proyek itu penting karena di kawasan tersebut kendaraan sering mengantre hingga bundaran Ramayana.
    “Dan sekarang yang sedang dibangun
    underpass
    di Gorowong yang insya Allah di Desember ini kita selesai,” ujarnya.
    Muhana menambahkan, terdapat sekitar tiga puluh pelintasan sebidang di Karawang yang berhubungan dengan PT KAI. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya dikelola langsung oleh PT KAI.
    Pemkab Karawang, kata dia, berencana membantu penataan secara bertahap di lima pelintasan sebidang kereta. Untuk tahap pertama, pembangunan akan dilakukan di Desa Pancawati.
    “Itu akan dibangun semi otomatis yang nantinya itu dijaga secara swadaya oleh masyarakat. Jadi kita bikinkan pos dan pintunya,” kata Muhana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Yang Sejahtera Petani, Bukan Pemilik Tambang

    Yang Sejahtera Petani, Bukan Pemilik Tambang

    Jakarta

    PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendukung penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol. Sebab, adopsi senyawa yang berasal dari produk pertanian tersebut mampu membuat para petani-petani di Tanah Air sejahtera.

    Bob Azam selaku Wakil Presiden PT TMMIN menegaskan, penggunaan BBM utuh hanya akan memperkaya pemilik tambang di Indonesia. Sementara penggunaan etanol yang terbuat dari jagung dan tebu bisa membuat hidup petani-petani di Indonesia lebih sejahtera.

    “Ya kalau bensin, itu kan tambang yang memproduksi. Yang kaya raya kan pemilik tambang. Kalau etanol yang kaya siapa? Petani, karena (pakai) tebu, jagung, kasava dan sorgum,” ujar Bob Azam saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, belum lama ini.

    “Nah jadi kalau itu bisa berkembang dengan baik, itu bisa jadi pilar kedua pertumbuhan ekonomi kita setelah sawit. Jadi multiply effect begitu, cuma kan memang pastilah banyak yang nggak suka kalau itu berkembang,” tambahnya.

    Kata Toyota soal etanol 10 persen tahun depan. Foto: Dok. Pertamina

    Di kesempatan yang sama, Bob Azam kemudian menanggapi rencana pemerintah yang mau menerapkan BBM etanol 10 persen mulai tahun depan. Menurutnya, jika aturannya sudah dibuat, kendaraan yang harus mengikuti teknologi bahan bakar, bukan malah sebaliknya.

    “Ya menyesuaikan diri gitu loh. Jadi jangan teknologinya yang menyesuaikan mobil tua di jalan. Nanti kita ketinggalan teknologi. Kita justru harus berevolusi (menghadirkan) kendaraan-kendaraan yang adaptif terhadap future fuel atau bahan bakar masa depan,” tuturnya.

    “Nah yang mobil tua juga ada yang masih Euro 0. Apa kita nggak mengenalkan Euro 4 jadinya? Kan banyak yang pake Euro 0,” tambahnya.

    Lebih jauh, Bob menjelaskan, negara tetangga seperti Thailand sudah menuju penerapan etanol 20 persen. Sementara di negara-negara lain di Benua Amerika, angkanya sudah tembus 85-100 persen!

    “Di luar negeri itu sekarang hampir semua negara sudah menerapkan E10, E20, bahkan Thailand juga sudah bergerak dari E10 ke E20, di Amerika Serikat juga sudah menerapkan di beberapa negara bagian sampai E85. Di Brazil sampai E100,” kata Bob.

    (sfn/din)

  • Sampai Kapan Toyota Kijang Innova Reborn Diproduksi di Indonesia?

    Sampai Kapan Toyota Kijang Innova Reborn Diproduksi di Indonesia?

    Jakarta

    Meski sudah ada Innova Zenix sebagai model terbaru, namun Toyota masih menjual Innova Reborn di Indonesia. Lantas, sampai kapan kendaraan ‘lawas’ tersebut diproduksi di Tanah Air?

    Innova Reborn pertama kali meluncur di Indonesia pada 2015 atau 10 tahun lalu. Namun, kendaraan tersebut hingga sekarang masih diproduksi di Pabrik Karawang, Jawa Barat, bersamaan dengan Innova Zenix. Kabarnya, Innova Reborn akan terus diproduksi hingga konsumen merasa bosan.

    “Produksi (Innova Reborn)? Sampai konsumennya bosan,” ujar Bob Azam selaku PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat ditemui di Karawang, belum lama ini.

    Toyota Innova Reborn masih diproduksi di Indonesia Foto: Doc. TMMIN

    Ketika berkunjung ke pabrik TMMIN di Karawang, redaksi detikOto melihat Toyota Innova Reborn diproduksi bersamaan dengan Toyota Innova Zenix di Plant 1. Pemandangan tersebut cukup unik, mengingat keduanya menggunakan platform yang berbeda.

    Bob Azam ketika itu mengatakan, hingga sekarang, permintaan Innova Reborn di Indonesia masih sangat tinggi. Itulah mengapa, pihaknya terus memproduksi kendaraan tersebut untuk memenuhi kemauan konsumen.

    “Innova Reborn masih diproduksi sampai saat ini karena masih tingginya permintaan dari kustomer terkait hal tersebut. Hal ini menjadikan TMMIN sebagai fasilitas produksi Toyota yang memproduksi dua generasi sekaligus,” tuturnya.

    Berkaca dari kenyataan tersebut, Innova Reborn kini tak hanya bisa dipesan melalui skema spot order, melainkan juga regular. Konsumen bisa membeli kendaraan tersebut melalui dealer-dealer resmi terdekat.

    “Saat ini, Innova Reborn memang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata dia.

    Disitat dari laman resmi Toyota Indonesia, Innova Reborn hanya dipasarkan dalam satu tipe, yakni DSL. Sementara harganya Rp 416,6 juta untuk varian manual dan Rp 437,5 juta untuk otomatis. Keduanya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/lth)