kab/kota: Karawang

  • Cerita Calon PMI Asal Sumbawa Korban Penipuan, Tak Tahu Jalani Rekrutmen Ilegal 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Desember 2024

    Cerita Calon PMI Asal Sumbawa Korban Penipuan, Tak Tahu Jalani Rekrutmen Ilegal Megapolitan 27 Desember 2024

    Cerita Calon PMI Asal Sumbawa Korban Penipuan, Tak Tahu Jalani Rekrutmen Ilegal
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Salamah (42), calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tak menyangka dirinya menjalani perekrutan ilegal untuk dipekerjakan sebagai PMI di luar negeri. 
    Dia baru menyadari ada yang tidak beres dalam proses perekrutan setelah tiba di tempat penampungan calon PMI di Kota Bogor, tempat dirinya bersama calon tenaga kerja lain dikumpulkan oleh “agen”. 
    “Saya sampai sini baru tahu kalau ini diurus secara ilegal. Negara tujuan kami katanya Abu Dhabi, Uni Emirat Arab,” ujar Salamah di
    shelter 
    PMI Tangerang, Jurumudi, Benda, Kota Tangerang, Jumat (27/12/2024).
    Salamah mengatakan, dirinya sempat bekerja secara resmi di Arab Saudi sekitar 20 tahun lalu. Pengalaman yang Salamah miliki membuat dia percaya bahwa proses kali ini serupa dengan yang dulu ia jalani.
    Perempuan paruh baya itu tak menaruh rasa curiga karena semua biaya, termasuk pembuatan paspor, ditanggung oleh agen.
    “Prosesnya lebih mudah sekarang, saya tidak mengeluarkan sepeser pun. Mereka menjanjikan gaji 1.200 dirham,” kata Salamah.
    Lebih lanjut, Salamah bercerita, perjalanannya menuju Bogor dimulai dari Sumbawa menggunakan travel menuju bandara. Ia lalu naik pesawat menuju Jakarta.
    Dari Jakarta, Salamah dijemput seseorang yang tidak ia kenal dan diantar ke sebuah apartemen di Kota Bogor. Di apartemen itulah, dia tinggal bersama delapan calon PMI lain selama seminggu. 
    “Harusnya lima orang dari kami terbang hari Selasa (24/12/2024), tapi sampai sekarang belum ada kepastian. Kami hanya dibekali makan minum, tanpa uang sama sekali,” jelas dia.
    Cerita serupa juga disampaikan Tati (43), calon PMI asal Karawang yang tertipu proses perekrutan ilegal. Tati pernah bekerja di Yordania selama empat tahun.
    Dia menaruh rasa curiga sebab proses perekrutan kali ini berbeda dengan yang sebelumnya dia jalani.
    “Kalau dulu, semua syarat lengkap, ada izin suami, KK, KTP, dan pelatihan satu bulan di PT. Tapi sekarang, saya hanya diminta dokumen tanpa tahu kelanjutannya,” kata Tati.
    Tati pun bingung ketika tiba-tiba dibawa ke apartemen, bukan ke kantor perusahaan tenaga kerja.
    Namun, Tati hanya bisa mengikuti arahan agen, hingga polisi datang dan mengungkap status ilegal proses rekrutmen calon PMI tersebut.
    “Saya tanya kapan terbang, katanya nanti malam, tapi enggak jelas jamnya. Paginya sarapan, eh tiba-tiba jam dua polisi datang,” kata dia.
    Salamah dan Tati sama-sama menyebut alasan ekonomi menjadi pendorong keduanya untuk mencari pekerjaan di luar negeri.
    “Saya mau kerja, bukan karena iming-iming agen. Saya enggak tahu kalau ini ilegal,” ucap Salamah.
    Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) menggagalkan upaya pengiriman delapan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) ke Uni Emirat Arab (UEA) ilegal.
    Menteri PPMI, Abdul Kadir Karding menjelaskan, pengungkapan kasus ini berawal dari informasi mengenai penampungan CPMI di sebuah apartemen di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (23/12/2024) pukul 20.30 WIB.
    Setelah menerima informasi tersebut, PPMI melakukan pemantauan Selasa (24/12/2024) dan menemukan indikasi adanya makelar atau calo.
    “Kami mengamankan terduga calo berinisial MZL alias ZL alias A dan melakukan wawancara singkat,” ujarnya.
    Dari hasil wawancara, diketahui terdapat delapan CPMI perempuan yang berasal dari Lampung, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat dengan rentang usia 37 hingga 50 tahun.
    Para CPMI tersebut dijanjikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga dengan gaji sebesar Rp 9 juta per bulan.
    “Modusnya nonprosedural. Mereka dijanjikan bisa berangkat kerja dan akan diberi uang Rp 9 juta, tapi kenyataannya hanya diberi Rp 2 juta,” jelas dia.
    Pengembangan kasus ini mengarah pada seorang wanita berinisial MK, yang diduga mengelola dokumen dan penampungan para CPMI. MK diamankan di Ranca Bungur, Bogor, pada Selasa (24/12/2024) malam.
    “Tim Reaksi Cepat KPPMI bergabung dengan Resmob Polres Bogor Kota melakukan pengejaran terhadap calo berinisial MK, dan sekitar pukul 21.15 WIB, MK berhasil diamankan guna proses hukum di Kepolisian,” tambah Abdul Kadir.
    Dari penangkapan ini, barang bukti yang ditemukan meliputi KTP, paspor, dan dokumen pendukung lainnya yang diduga akan digunakan untuk keberangkatan CPMI melalui Bandara Juanda, Surabaya.
    Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 81 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, dengan ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp15 miliar.
    Selain itu, pelaku juga dikenakan Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Kuliner Legendaris di Karawang, Cocok untuk Wisata Nataru
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Desember 2024

    3 Kuliner Legendaris di Karawang, Cocok untuk Wisata Nataru Bandung 27 Desember 2024

    3 Kuliner Legendaris di Karawang, Cocok untuk Wisata Nataru
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Karawang, yang dikenal sebagai kota lumbung padi dan pusat industri, juga memiliki beragam
    kuliner legendaris
    yang patut dicoba.
    Dengan datangnya musim libur Natal dan Tahun Baru 2025, kuliner-kuliner ini menjadi pilihan menarik bagi para wisatawan.
    Soto Gempol merupakan salah satu makanan legendaris dari Karawang.
    Meskipun tampilannya mirip dengan soto Betawi, Soto Gempol memiliki cita rasa yang berbeda.
    Kuah santan kental dan rempah-rempah khas nusantara membuatnya sangat nikmat. Daging sapi yang digunakan pun empuk.
    Pemilik Soto Gempol, Nurlela menjelaskan, resep Soto Gempol ini telah diwariskan secara konsisten dari neneknya, Siti Khotijah, yang memulai usaha sejak 1965.
    Saat itu, Soto Gempol hanya berupa warung kecil di Kampung Gempol. Namun, usaha ini baru mulai stabil pada tahun 1970.
    Makanan ini sekilas mirip soto Betawi dengan bumbu kuningnya, terbuat dari urat kaki sapi dan bumbu rempah khas.
    Rasanya gurih dan sedikit manis. Bagi pecinta pedas, sambal dapat menambah kenikmatannya.
    Warung-warung penjual Soto Tangkar dapat ditemukan di Jalan Dewi Sartika, Karawang Barat, di mana terdapat tiga warung yang menjualnya.
    Devi Purwanti (31), salah satu penjual Soto Tangkar, mengisahkan bahwa nama “Tangkar” berasal dari kebiasaan orang-orang yang makan dengan mengangkat satu kaki ke kursi.
    Sekitar tahun 1980, orangtua Devi mulai berjualan tangkar dengan cara berkeliling menggunakan gerobak sebelum akhirnya menetap.
    Bagi Anda yang ingin bernostalgia dengan masakan tradisional,
    Lebak Hejo
    adalah tempat yang tepat.
    Tengku Poppy Utami, pemilik Lebak Hejo, mengaku jatuh cinta pada masakan tradisional sejak kecil.
    Berangkat dari kerinduan tersebut, ia bertekad untuk menghadirkan kuliner-kuliner yang banyak ditinggalkan.
    Beberapa menu yang ditawarkan antara lain tumis bunga harendong, tumis buah jambu monyet, tumis bunga lengkuas, dan bubur hanjali, dengan bahan-bahan yang diambil dari pekarangan.
    Lebak Hejo mengusung konsep tradisional dengan area makan yang terbuka, layaknya tamasya.
    Dengan beragam pilihan kuliner legendaris ini, Karawang siap menyambut wisatawan yang ingin menikmati cita rasa khas daerah selama libur
    Nataru
    .
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Korban Calo Pekerja Migran Ilegal Dijanjikan Berangkat ke UEA

    Cerita Korban Calo Pekerja Migran Ilegal Dijanjikan Berangkat ke UEA

    Jakarta

    Seorang korban calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) menceritakan pengalamannya ditipu oleh calo PMI yang menjanjikan bekerja di Uni Emirat Arab (UEA). Katanya, proses yang dilakukan sang calo untuk memberangkatkan CPMI sangat singkat.

    Korban ini adalah Tati (44), perempuan asal Karawang yang pernah bekerja sebagai PMI di Yordania selama empat tahun. Dia adalah satu dari delapan korban yang dijanjikan bekerja ke UEA.

    Untuk diketahui, saat Tati menjadi PMI di Yordania, di berangkat secara legal atau sesuai prosedur. Katanya, dia merasa banyak perbedaan antara berangkat secara prosedural dan ilegal.

    “Kalau dulu itu persyaratan lengkap izin suami. Kalau udah beres, pergi ke medical, kasih surat kk foto kopi, terus masuk dulu ke PT. Di sama belajar bahasa selama 1 bulan, belajar bersih bersih khusus untuk ART, bahasa diajarin, terus soal alat dapur,” kata Tati di Shelter PMI Tangerang, Kamis (26/12/2024).

    Namun, pengalaman berbeda dialami Tati saat dijanjikan berangkat tahun ini ke UEA. Banyak syarat-syarat atau berkas yang dilewatkan saat proses rekrutmen.

    “Cuma diminta paspor yang dulu, terus surat KK sama KTP, surat izin suami juga, nggak dikasih berkasnya,” jelas dia.

    “Saya gak tahu, saya ikut aja, berangkat jam 8 sampe jam 11, tapi anehnya masuk ke hotel bukan ke PT, ikutin aja sampe ke dalam, saya bertanya-tanya kok dimasukin ke hotel, kalau resmi ke PT ya,” jelasnya.

    Tati yang mulai resah terus menanyakan ke calo kapan segera berangkat ke UEA. Mereka pun dijanjikan berangkat malam.

    “Lalu, pagi kita sarapan terus saya tanya gimana penerbangan , katanya nanti malam, eh jam 2 yang datang malah polisi,” ucapnya.

    Tati bercerita, jika calo yang hendak mempekerjakannya merupakan kontak dari temannya di kampung. Saat itu Tati membutuhkan pekerjaan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

    “Saya mau kerja, saya dicariin. Terus nanya sama temen, terus datang (calo) ke rumah, saya ditanya di foto, paspor sama sponsor luar,” katanya.

    (taa/taa)

  • Pertamina Pastikan Pasokan Energi di Regional Jawa Bagian Barat Terpenuhi

    Pertamina Pastikan Pasokan Energi di Regional Jawa Bagian Barat Terpenuhi

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta LPG di wilayah Regional Jawa Bagian Barat terpenuhi untuk kebutuhan masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

    Kepastian tersebut didapatkan setelah Komisaris PT Pertamina Patra Niaga Soerjaningsih dan Siti Zahra Ahgnia, Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo, Area Manager Operation Risk Eddy Rustam melaksanakan rangkaian kunjungan ke beberapa lokasi Stasiun Pengisian BBM Umum (SPBU) dan Fuel Terminal (FT) di wilayah Regional Jawa Bagian Barat pada Selasa (24/12).

    Adapun kunjungan tersebut selain untuk memastikan stok BBM serta LPG aman, juga memastikan distribusi berjalan lancar dan seluruh sarana prasarana penyalurannya bekerja dengan handal.

    Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina Patra Niaga Rahman Pramono Wibowo mengatakan bahwa pelaksanaan Satgas Nataru telah dilakukan dengan sangat baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Kemudian Pertamina Patra Niaga juga menambah pasokan BBM dan LPG serta menyediakan fasilitas layanan tambahan seperti Mobile Storage untuk menangani kebutuhan apabila terjadi lonjakan kebutuhan BBM dari Konsumen.

    Disamping itu juga disediakan Pertamina Delivery Service (PDS) Motorist yang siaga untuk menangani kebutuhan mendadak apabila ada konsumen yang kehabisan bahan bakar di luar lokasi SPBU.

    “Dari beberapa lokasi SPBU dan Fuel Terminal yang kami kunjungi dimulai dari daerah Bogor, Cianjur, Bandung dan Tasikmalaya, kami melihat stok BBM dan LPG dalam kondisi aman, distribusinya berjalan lancar serta seluruh armada dan personal siap siaga menghadapi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 ini,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/12/20254).

    Sementara itu, Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Eko Kristiawan mengatakan salah satu layanan tambahan yang disiapkan oleh Pertamina Patra Niaga Regional JBB adalah Modular/Pertashop yang merupakan unit layanan tambahan di lokasi Rest Area yang tidak ada SPBU untuk menyediakan BBM jenis Pertamax/Dex Series.

    Untuk wilayah Regional JBB, pihaknya menyediakan Modular/Pertashop di 11 titik lokasi, yaitu 2 di Kabupaten Indramayu, 2 di Kabupaten Karawang, 2 di Kabupaten Subang, 2 di Kabupaten Sumedang, 1 di Kabupaten Pangandaran, 1 di Kota Sukabumi dan 1 di Kota Cilegon.

    “Selain Serambi MyPertamina, juga disiapkan Mini Serambi MyPertamina yang berada di 5 titik, yaitu di SPBU 34.16701 jalur wisata Puncak Kabupaten Bogor, SPBU 34.45516 Kabupaten Kuningan, SPBU 34.40909 Ciwidey Kabupaten Bandung, SPBU 34.43312 Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi dan SPBU 34.46301 Pangandaran yang memberikan fasilitas gratis berupa layanan Kesehatan, berupa layanan Kesehatan, sofa atau area bermain anak, makanan dan minuman kecil serta promo menarik dari MyPertamina,” tutup Eko.

    (kil/kil)

  • Tingkatkan Produksi, KKP Usul Revitalisasi Tambak Garam di Indramayu

    Tingkatkan Produksi, KKP Usul Revitalisasi Tambak Garam di Indramayu

    Jakarta

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut produksi garam rakyat di Indramayu, Jawa Barat, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Bahkan produksi garam Indramayu dinilai mampu mendukung capaian swasembada di tahun 2027.

    Hal tersebut diungkapkan Trenggono saat saat meninjau Gudang Garam Nasional di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, hari ini.

    “Produksi di sini kita bisa tingkatkan tahun depan. Saya sudah punya data kira-kira sekitar 3.000 hektare (potensinya),” ujar Trenggono dalam keterangan, Kamis (26/12/2024).

    Dia mengatakan Kabupaten Indramayu merupakan salah satu lokasi penghasil garam di Jawa Barat selain Kabupaten Karawang, Cirebon, dan Pangandaran. Produksi pergaraman Indramayu tersebar di 4 kecamatan, yaitu Krangkeng, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol.

    “Luas lahan garam produktif di Kabupaten Indramayu saat ini sebesar 1.445 hektare dengan total produksi mencapai 135.891 ton atau rata-rata produksi sekitar 94 ton/hektare,” tuturnya.

    Dia mengatakan sebagian besar kegiatan produksi garam di Indramayu dikelola secara tradisional mengandalkan sistem pasang surut, sehingga mempengaruhi volume serta kualitas produksi. Untuk itu, program revitalisasi perlu dijalankan sehingga aktivitas pergaraman di Indramayu menjadi lebih modern.

    “Kami akan usulkan (anggarannya) sehingga tahun depan bisa direvitalisasi agar produksinya lebih modern,” tutupnya.

    Sebagai informasi tambahan, pemerintah telah menetapkan target untuk mewujudkan swasembada pangan termasuk garam industri pada tahun 2027. Sebagai langkah awal, pemerintah telah memutuskan menghentikan impor garam industri tahun 2025, kecuali untuk Chlor Alkali Plant (CAP).

    Untuk mencapai target swasembada tersebut, KKP sedang mengembangkan beberapa program terobosan antara lain modeling ekstensifikasi tambak garam dan intensifikasi melalui modernisasi teknologi produksi garam.

    (prf/ega)

  • Tiket Kereta Whoosh hingga Malam Tahun Baru Ludes Terjual

    Tiket Kereta Whoosh hingga Malam Tahun Baru Ludes Terjual

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut, tiket kereta cepat Whoosh telah terjual habis untuk periode 19 hingga 31 Desember 2024.

    “Volume penumpang Whoosh di momen liburan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hingga 20%. Kalau kita melihat, secara total jumlah tiket kereta cepat Whoosh yang terjual sudah mencapai 175.000 tiket, terhitung periode 19 hingga 31 Desember 2024,” kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa kepada awak media, Kamis (26/12/2024).

    Menurutnya, peningkatan volume penumpang sudah mulai terasa sejak awal pekan lalu pada Senin (23/12/2024). Sebanyak 23.300 penumpang menggunakan layanan kereta cepat, sementara Selasa (24/12/2024), jumlah penumpang mencapai 22.000 orang.

    “Rata-rata per harinya, pengguna yang menggunakan kereta Whoosh, baik itu dari Halim, Padalarang, Tegalluar, maupun Karawang, mencapai sekitar 21.000 hingga 23.000 tiket,” jelasnya lagi.

    Eva Chairunisa mengatakan, pada Hari Raya Natal, mayoritas penumpang didominasi keluarga. Untuk menyemarakkan momen Natal, KCIC membagikan kado kepada anak-anak yang sedang menunggu keberangkatan di Stasiun Halim.

    “Untuk hari ini sendiri di momen Natal, tanggal 25 Desember, kami prediksi pengguna jasa juga akan lebih dari angka 21.000. Karena hingga sore hari, tercatat sudah terdapat sekitar 19.000 penumpang,” tutur Eva Chairunisa yang menyebut tiket kereta Whoosh ludes terjual hingga malam tahun baru.

  • Sosok AKBP Bariu Bawana, Dimutasi Jadi Pamen Yanma Polri Imbas Pemerasan WN Malaysia di DWP – Halaman all

    Sosok AKBP Bariu Bawana, Dimutasi Jadi Pamen Yanma Polri Imbas Pemerasan WN Malaysia di DWP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, melakukan mutasi sejumlah pejabat Kasubdit hingga Kasat Narkoba ke Yanma Polda Metro Jaya imbas kasus dugaan pemerasan warga negara Malaysia.

    Diketahui, pemerasan ini terkait konser Djakarta Warehouse Project (DWP) yang digelar pada 13-15 Desember 2024 kemarin.

    Mutasi ini tertulis dalam surat telegram mutasi jabatan tingkat Pamen, Pama hingga Bintara, nomor ST/429/XII/KEP.2024 per tanggal 25 Desember 2024 yang ditandatangani oleh Karo SDM Kombes Muh Dwita Kumu Wardana atas nama Kapolda Metro Jaya. 

    Seluruh anggota yang dimutasi berstatus dalam rangka riksa (pemeriksaan). 

    Salah satu yang ikut dimutasi adalah AKBP Bariu Bawana yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

    Lantas, siapakah sosok AKBP Bariu Bawana ini? 

    AKBP Bariu Bawana adalah  Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya yang menjabat sejak 4 Januari 2024.

    Saat itu, AKBP Bariu Bawana menjadi Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berdasarkan surat telegram bernomor ST/4/KEP./2024, yang tertanggal pada 4 Januari 2024.

    Surat itu pun ditandatangani langsung oleh Karo SDM Polda Metro Jaya, Kombes Langgeng Purnomo.

    Kini belum genap setahun menjabat, AKBP Bariu Bawana harus  dimutasi.

    Ia dimutasi imbas kasus dugaan pemerasan WN Malaysia dalam gelaran DWP pada 13-15 Desember 2024 kemarin.

    Ia dimutasi menjadi Pamen Yanma Polda Metro Jaya (dalam rangka riksa).

    Pada 20219, Bariu Bawana pernah menjadi Kasat Lantas Polres Karawang.

    Saat itu  Bariu Bawana masih berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).

    Setelahnya pada November 2019, Bariu Bawana dimutasi ke Polda Jawa Barat.

    Kemudian saat pangkatnya naik menjadi Komisaris Polisi (Kompol)  Bariu Bawana sempat menduduki jabatan Kabagbinopsnal Ditpolairud Polda Maluku.

    Terungkap Dua Klaster Kasus Polisi Peras WN Malaysia di DWP

    Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengawasi penanganan kasus dugaan pemerasan yang dilakukan 18 polisi terhadap warga negara Malaysia yang menonton gelaran internasional Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

    Dalam hal ini, Kompolnas mengungkap ada dua klaster terkait peran dalam aksi pemerasan tersebut. Klaster pertama yakni pihak yang memberi perintah. 

    “Biar agak membuka sedikit. Kalau pertanyaannya siapa pelakunya? Ada struktur yang memang bisa menggerakkan orang,” kata Komisioner Kompolnas, Chairul Anam, kepada wartawan, Rabu (25/12/2024).

    Selanjutnya, Anam mengatakan klaster kedua sendiri yakni para pelaku yang bertugas melakukan pemerasan terhadap korban di lapangan.

    “Struktur pertanggungjawaban jadi sangat penting dalam konteks peristiwa ini. Siapa yang akan bertanggung jawab dan siapa yang akan mendapatkan sanksi,” tuturnya.

    “Yang paling bertanggung jawab dan paling substansial dalam peristiwa tersebut ya dia harus mendapatkan hukuman yang paling berat,” sambungnya. 

    Sebelumnya, beredar informasi ada lebih 400 penonton DWP yang menjadi korban pemerasan oleh oknum polisi dengan nilai mencapai 9 juta ringgit atau sekitar Rp 32 miliar.

    Penyelenggara DWP Ismaya Live membuat pernyataan terkait kabar kejadian pemalakan dan pemerasan yang terjadi.

    “Kepada keluarga besar DWP kami yang luar biasa. Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesalkan tantangan dan frustasi yang Anda alami,” tulis pernyataan resmi DWP di Instagram, Kamis (19/12/2024).

    DWP komitmen akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

    “Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi dan untuk memastikan langkah-langkah konkret diterapkan untuk mencegah insiden semacam itu terjadi lagi di masa depan,” lanjutnya.

    Namun, Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Abdul Karim, meralat uang hasil pemerasan WN Malaysia oleh oknum Polisi di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.

    Menurutnya, dari hasil penyelidikan uang pemerasan yang dilakukan anggota Polri hanya sebesar Rp 2,5 miliar.

    Perlu saya luruskan juga bahwa barang bukti yang telah kita amankan jumlahnya Rp 2,5 miliar. Jadi jangan sampai nanti seperti pemberitaan sebelumnya yang angkanya cukup besar,” ucap Abdul Karim di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2024).

    Menurutnya, angka yang selama ini beredar tidak sesuai dengan fakta dari hasil yang didapatkan. 

    “Kita melakukan investigasi ini ya selalu berkoordinasi dengan Kompolnas pihak eksternal. Jadi kita terbuka,” kata Kadiv Propam.

    Pun demikian jumlah korban dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan.

    Abdul Karim menyebut korban Warga Negara Malaysia dari penyelidikan dan identifikasi yang ditemukan sebanyak 45 orang. 

    “Jadi jangan sampai ada yang jumlahnya cukup spektakuler. Jadi kita luruskan bahwa korban yang sudah kita datakan secara scientific dan hasil penyelidikan,” jelasnya.

    Ia menegaskan pimpinan Polri ini serius dalam penanganan apapun bentuknya terhadap terduga pelanggar yang dilakukan oleh anggota. 

    Sejauh ini sudah ada dua korban yang melakukan pelaporan atau pendumasan ke Mabes Polri.

    “Ya itu sudah kita terima di Divpropam Mabes Polri ini. Jadi ada dua orang pendumasnya. Tentunya pendumas ini kita jaga ya inisialnya,” pungkas dia.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Abdi Ryanda Shakti/Dodi Esvandi)

    Baca berita lainnya terkait Oknum Polisi Peras Warga Malaysia.

  • Profil AKBP Bariu Bawana, Pamen Polda Metro Jaya yang Terseret Kasus Pemerasan WN Malaysia di DWP – Halaman all

    Profil AKBP Bariu Bawana, Pamen Polda Metro Jaya yang Terseret Kasus Pemerasan WN Malaysia di DWP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puluhan anggota polisi, mulai dari yang berpangkat bintara hingga perwira menengah, dimutasi ke Yanma Polda Metro Jaya, buntut kasus dugaan pemerasan terhadap Warga Negara Malaysia di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024, 13-15 Desember.

    Mutasi terhadap 34 anggota polisi itu tertuang dalam surat telegram mutasi jabatan tingkat Pamen, Pama, hingga Bintara, nomor ST/429/XII/KEP.2024 per tanggal 25 Desember 2024 yang ditandatangani oleh Karo SDM Kombes Muh Dwita Kumu Wardana atas nama Kapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto. 

    Seluruh anggota yang dimutasi berstatus dalam rangka riksa (pemeriksaan). 

    Dari 34 anggota yang dimutasi itu, tiga di antaranya berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKB).

    Mereka adalah AKBP Bariu Bawana, Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, yang dimutasi menjadi Pamen Yanma Polda Metro Jaya (dalam rangka riksa).

    Kemudian AKBP Wahyu Hidayat, Kasubdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, dimutasi menjadi Pamen Yanma Polda Metro Jaya (dalam rangka riksa).

    Dan terakhir adalah AKBP Malvino Edward Yusticia, Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, dimutasi sebagai Pamen Yanma Polda Metro Jaya (dalam rangka riksa).

    Sosok AKBP Bariu Bawana

    AKBP Bariu Bawana sendiri baru sekitar setahun menjabat sebagai Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

    Ia menduduki jabatan itu pada Januari 2024 lalu berdasarkan surat telegram nomor: ST/4/I/KEP./2024 tertanggal 4 Januari 2024 yang ditandatangani oleh Karo SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo.

    Sebelum menjadi Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya,  AKBP Bariu Bawana adalah Pamen di Polda Metro Jaya.

    Saat masih berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), Bariu Bawana pernah menjadi Kasat Lantas Polres Karawang sekitar tahun 2019 silam.

    Setelah menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Karawang, pada November 2019 Bariu Bawana kemudian dimutasi ke  Polda Jawa Barat.

    Saat naik pangkat menjadi Komisaris Polisi (Kompol), Bariu Bawana juga pernah menduduki jabatan Kabagbinopsional Ditpolairud Polda Maluku.

    Ssebelum terjerat kasus dugaan pemerasan terhadap Warga Negara Malaysia di konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024, 13-15 Desember, AKBP Bariu Bawana memiliki prestasi yang cukup baik. 

    Pada Juli 2024 silam, tim yang dipimpin AKBP Bariu Bawana berhasil menggagalkan peredaran narkoba jenis ganja seberat 12 kilogram di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Dalam kasus ini, polisi menangkap seorang kurir narkoba berinisial W (23), Minggu (28/6/2024).

    “Diamankan barang bukti sebanyak 12 kg ganja dibungkus dengan menggunakan lakban. Sekarang sebagai tersangka kami amankan di Polda Metro Jaya,” kata AKBP Bariu Bawana kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).

    Pengungkapan ini dilakukan setelah polisi mendapatkan laporan soal adanya peredaran narkoba yang dikeluhkan warga sekitar.

    Setelah penyelidikan dan menangkap W, polisi juga mengamankan paket ganja yang dikamuflasekan dengan ditimbun tumpukan ikan asin sebagai penyamaran.

    “Kami mengamankan satu orang pelaku atau tersangka atas nama inisial W (23). Barang bukti tersebut dilapisi dengan menggunakan kamuflasenya berupa ikan teri atau ikan asin. Jadi barang bukti itu ditanam atau disimpan di bawah dari makanan kering tersebut,” jelasnya.

    Barang haram tersebut diketahui berasal dari Medan, Sumatera Utara.

    Ganja 12 Kg tersebut rencananya akan diedarkan di wilayah Jabodetabek.

    “Hasil lidik kami infonya barang tersebut kiriman dari Sumatera, lokasinya di Medan. Jadi untuk barang rencananya berdasarkan informasi yang kita dalami bakal diedarkan di wilayah Jabodetabek,” tutur AKBP Bariu Bawana.

    Sayangnya segala prestasi yang selama ini diukirnya sebagai anggota Polri kini tercoreng.

    AKBP Bariu Bawana ikut terseret dalam kasus dugaan pemerasan terhadap penonton Djakarta Warehouse Project atau DWP 2024 asal Malaysia.

    DWP 2024 digelar di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 13-15 Desember lalu. 

    Usai acara, akun Instagram penyelenggara DWP dibanjiri komentar protes warganet. 

    Sebagian besar keluhan datang dari penonton luar negeri, khususnya Malaysia. 

    Mereka mengaku mendapat pengalaman buruk selama mengikuti festival DWP 2024 itu. 

    Mereka kecewa karena tidak dapat melakukan pesta dansa alias rave dengan leluasa karena adanya intervensi. 

    Beberapa penonton bahkan mengaku diperas polisi yang menyamar dalam kerumunan. 

    “Acara terburuk yang pernah ada. Tidak akan pernah datang lagi,” tulis seorang warganet. 

    “Nama-nama besar tidak akan menarik lagi. Bahkan di VIP saya dilecehkan. Jadi, tidak akan DWP lagi,” ujar warganet lain.

    Div Propam Polri masih terus mendalami motif aksi pemerasan yang dilakukan oleh 18 anggota polisi kepada penonton DWP 2024 asal Malaysia itu. 

    Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim mengatakan pihaknya masih menggali motif dan tujuan para pelaku lantaran berasal dari satuan kerja yang berbeda. 

    “Motif masih kita dalami, artinya ini harus kita gali karena ini menyangkut beberapa satuan kerja mulai dari Polsek, Polres dan Polda juga,” ujarnya.

    Abdul Karim juga belum bisa mengungkap apakah para pelaku memang saling terkoordinasi atau melakukan aksi pemerasan secara masing-masing sesuai satuannya. 

    Oleh karenanya, ia mengatakan saat ini penyidik Propam Polri masih terus melakukan pemeriksaan secara maraton untuk menggali peran dari anggota tingkat Polsek, Polres, hingga Polda dalam kasus tersebut.

    “Kami masih pendalaman lagi. Jadi, kami masih belum berani memastikan itu semua karena masih ada beberapa fakta yang harus kita gali lagi,” tuturnya. “Karena ini harus kami gali, bagaimana peran dari Polsek, bagaimana peran Polres, maupun Polda itu melakukan kegiatan ini,” imbuh Abdul Karim.

    Sejauh ini dari hasil penyelidikan, total warga negara Malaysia yang menjadi korban dugaan pemerasan saat menonton Djakarta Warehouse Project 2024 itu mencapai 45 orang. 

    “Dari hasil penyelidikan yang sudah kami lakukan perlu kami luruskan bahwa korban warga negara Malaysia dari penyelidikan dan identifikasi kami secara saintifik kami temukan sebanyak 45 orang,” kata Irjen Abdul Karim.

    Ia juga menyebut para pelaku pemerasan terhadap penonton DWP 2024 asal Malaysia memiliki rekening khusus yang digunakan sebagai tempat penampungan uang. 

    “Memang ada rekening yang sudah disiapkan,” ujarnya. 

    Kendati demikian, Irjen Abdul Abdul tidak membeberkan lebih jauh ihwal total rekening yang digunakan para pelaku tersebut. 

    Ia hanya mengatakan total uang hasil pemerasan yang diterima mencapai Rp2,5 miliar dari 45 orang korban. 

    “Bahwa barang bukti yang telah kita amankan jumlahnya berapa Rp2,5 miliar rupiah. Jadi jangan sampai nanti seperti pemberitaan sebelumnya yang angkanya cukup besar,” ujarnya.

  • Menteri PPMI Minta Pekerja Migran Ilegal Cari Kerja di Indonesia Saja, Dijawab “Susah, Pak”

    Menteri PPMI Minta Pekerja Migran Ilegal Cari Kerja di Indonesia Saja, Dijawab “Susah, Pak”

    Menteri PPMI Minta Pekerja Migran Ilegal Cari Kerja di Indonesia Saja, Dijawab “Susah, Pak”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Menteri Perlindungan Pekerja Migran
    Indonesia (PPMI)
    Abdul Kadir Karding
    bertanya kepada para
    PMI ilegal
    yang hendak diberangkatkan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), kenapa mereka tidak mencari pekerjaan di Indonesia saja.
    Sebab, delapan PMI ilegal yang ditemui Karding ini sudah beberapa kali bekerja di luar negeri, khususnya di Timur Tengah.
    Namun, para PMI ilegal mengaku mereka kesulitan mencari pekerjaan di Indonesia.
    “Kenapa enggak coba cari pekerjaan dalam negeri? Paling beda Rp 1 juta (gajinya),” tanya Karding di Shelter PMI, Tangerang, Kamis (26/12/2024).
    “Susah, Pak,” jawab para PMI ilegal.
    Karding lantas bertanya mengenai keahlian para PMI. Mereka menjawab bisa bersih-bersih rumah dan memasak khas Timur Tengah.
    Menurut Karding, para PMI seharusnya mengambil sertifikasi dan menempuh jalur resmi, supaya gaji yang diberikan juga lebih besar.
    Karding pun meminta kepada para PMI untuk memberitahu orang-orang di kampungnya masing-masing untuk tidak tergiur berangkat secara ilegal.
    “Lain kali jangan, kasih tahu orang di kampung. Bahaya,” ucap Karding.
    “Memang suami enggak kerja?” tanya Karding.
    “Nganggur. Kadang sih serabutan,” jawab para PMI yang semuanya ibu-ibu berusia di atas 40 tahun.
    Karding menegaskan, sebenarnya pemerintah tidak melarang WNI untuk bekerja di luar negeri.
    Pemerintah, kata Karding, justru mendorong warganya untuk bekerja di luar negeri, asalkan mengikuti prosedur yang ada.
    Dia menekankan, keberangkatan melalui prosedur jauh lebih aman bagi para PMI.
    “Kita kan enggak mau orang Indonesia di sana terluka, dihina, diperlakukan tidak adil. Sedih, kasihan bangsa Indonesia. Kita enggak ada masalah ke luar negeri, malah kita dorong, asal prosedural,” jelas Karding.
    “Syukur-syukur punya sedikit skill. Karena itu akan dihargai lebih mahal,” sambungnya.
    Sementara itu, Karding meminta kedelapan PMI ilegal untuk pulang ke kampungnya masing-masing di Karawang, Lampung, dan NTB.
    Dia menyebut, biaya pemulangan akan diberikan secara gratis.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Bogor Kirim Tiga Korban Tiap Bulan ke Qatar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Desember 2024

    Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Bogor Kirim Tiga Korban Tiap Bulan ke Qatar Megapolitan 26 Desember 2024

    Penyalur Pekerja Migran Ilegal di Bogor Kirim Tiga Korban Tiap Bulan ke Qatar
    Tim Redaksi

    BOGOR, KOMPAS.com

    – Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi Nugroho mengatakan, penyalur
    pekerja migran ilegal
    di Kota Bogor mengirim tiga korban per bulan ke Qatar sejak Juli 2024.
    “Para pelaku telah melakukan pengiriman dari bulan Juli-Desember. Diperkirakan tiga orang per bulan yang sudah lolos berangkat,” kata Aji, Kamis (26/12/2024).
    Aji mengatakan, sebelum dikirim, korban ditampung di tempat penampungan di sebuah apartemen di Jalan Sholeh Iskandar, Tanah Sareal, Kota Bogor, yang telah digerebek petugas pada Selasa (24/12/2024).
    Dari penggerebekan ini, petugas menangkap dua penyalur, Meidayanti Kosasih (33) asal Bogor dan Muhammad Zaxi Lazuardi (31) asal Tangerang.
    Petugas juga mendapati delapan calon pekerja migran ilegal perempuan yang hendak dikirim ke Qatar.
    Para korban perdagangan orang ini berasal dari Sumbawa, Karawang, Lampung, dan Purwakarta.
    “Muhammad Zaxi menjaga para korban selama ditampung di apartemen, sementara Meidayanti mengatur perekrutan dan proses keberangkatan para korban,” ujar dia.
    Aji mengatakan, korban direkrut dengan iming-iming pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART) di Qatar dengan gaji antara Rp4,8 juta hingga Rp5 juta per bulan.
    Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Pasal 81 dan 83 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
    Saat ini, polisi tengah memburu seorang tersangka lain berinisial Dewi, yang diduga sebagai penyalur utama di luar negeri.
    “Kasus ini ditindaklanjuti ke tingkat penyidikan untuk saudari Dewi, yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO),” ungkap Aji.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.