kab/kota: Karawang

  • Kriminal kemarin, pembunuhan Sandy hingga pencarian mobil tenggelam

    Kriminal kemarin, pembunuhan Sandy hingga pencarian mobil tenggelam

    sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat sinis kepada pelaku, kemudian korban meludah di depan tersangka

    Jakarta (ANTARA) –

    Sejumlah berita kriminal yang tayang di kanal Metro pada Kamis (16/1) masih menarik untuk disimak kembali Jumat, antara lain Gimbal bunuh Sandy Permana karena sakit hati hingga polisi masih cari mobil milik Hendrawan Ostevan di laut Marunda

    Berikut rangkumannya:

    1. Gimbal bunuh Sandy Permana karena sakit hati

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya mengungkapkan motif pelaku Nanang Irawan (47) alias Gimbal membunuh aktor laga Sandy Permana karena sakit hati.

    “Tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat sinis kepada pelaku, kemudian korban meludah di depan tersangka,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    2. Polisi dalami kemungkinan Gimbal rencanakan pembunuhan terhadap Sandy

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih mendalami kemungkinan Nanang Irawan alias Gimbal telah merencanakan pembunuhan terhadap aktor laga Sandy Permana.

    “Terkait apakah ada perencanaan untuk menghabisi, hasil pemeriksaan yang kami temukan, tentunya dengan pendalaman maupun saksi-saksi, untuk sementara masih kita temukan ini emosi sesaat,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    3. Usai bunuh Sandy Permana, Gimbal ke Karawang untuk tenangkan diri

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa pelaku pembunuhan terhadap Sandy Permana, Nanang Irawan alias Gimbal kabur ke daerah Karawang untuk menenangkan diri.

    “Dari hasil pemeriksaan, terhadap tersangka ini, ketika lari di beberapa tempat ini, si tersangka menyampaikan ingin melakukan upaya untuk menenangkan diri,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    4. Polisi masih cari mobil milik Hendrawan Ostevan di laut Marunda

    Jakarta (ANTARA) – Aparat kepolisian menyebutkan masih mencari mobil yang diduga dikendarai oleh Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan, seorang pensiunan perwira tinggi dan mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN), yang ditemukan tak bernyawa mengambang di laut Marunda.

    “Yang pasti sekarang pencarian mobil, melibatkan tim dari Basarnas untuk mencari mobil, untuk fakta-fakta lainnya masih kita lakukan pendalaman,” kata Kepala Subdirektorat Reserse Mobile (Kasubdit Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ressa Fiardy Marasabessy saat ditemui di Jakarta, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    5. Kasus pelecehan santri ponpes di Jaktim masuk tahap penyidikan

    Jakarta (ANTARA) – Kasus dugaan tindakan asusila terhadap santri Pondok Pesantren Ad-Diniyah, RT 09/RW 07, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, masuk ke tahap penyidikan.

    “Ya kasus itu sudah masuk ditahap penyidikan,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Jakarta Timur, Kamis.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Aleg PKS Jalal Abdul Nasir Dorong KAI Perluas Akses Commuter Line hingga Karawang dan Purwakarta – Halaman all

    Aleg PKS Jalal Abdul Nasir Dorong KAI Perluas Akses Commuter Line hingga Karawang dan Purwakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Jalal Abdul Nasir mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperluas jalur Commuter Line hingga ke wilayah Karawang dan Purwakarta.

    Menurut anggota legislatif (aleg) Komisi XII DPR RI itu, langkah ini sangat penting mengingat Karawang dan Purwakarta merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja yang sangat signifikan.

    “Dengan tingginya aktivitas industri di Karawang dan Purwakarta, kebutuhan akan akses transportasi yang cepat, nyaman, dan efisien sangatlah mendesak. Perluasan jalur Commuter Line ini juga dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan yang setiap pagi kerap terjadi di Tol Cikampek,” ujar pria yang akrab disapa Haji Jalal itu dalam keterangannya, Kamis (16/1/2024).

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tenaga kerja di industri besar dan sedang di Kabupaten Karawang mencapai 157.845 orang, sementara di Purwakarta sebanyak 63.835 orang.

    Selain itu, Kabupaten Karawang sendiri menjadi rumah bagi 787 pabrik swasta, 269 pabrik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), 638 pabrik Penanaman Modal Asing (PMA), dan 58 pabrik joint venture.

    Angka ini menunjukkan tingginya aktivitas ekonomi dan mobilitas pekerja di kawasan tersebut.

    Haji Jalal juga menegaskan pentingnya keterlibatan kementerian terkait, seperti Kementerian Perhubungan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam mendukung infrastruktur transportasi di wilayah tersebut.

    “Kementerian Perhubungan memiliki peran strategis untuk memastikan pengembangan jalur transportasi publik berjalan sesuai kebutuhan masyarakat dan pekerja. Sementara BKPM dapat mendorong para investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan sarana transportasi yang menunjang kawasan industri,” jelasnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa kemacetan di Tol Cikampek tidak hanya merugikan pekerja industri yang memerlukan akses cepat menuju tempat kerja, tetapi juga berdampak pada aktivitas logistik yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

    Dengan adanya akses Commuter Line hingga Karawang dan Purwakarta, mobilitas masyarakat di kawasan ini dapat lebih terjamin.

    “Kehadiran transportasi massal seperti Commuter Line diharapkan dapat mengurai kemacetan, mengurangi polusi udara, serta memberikan pilihan transportasi yang lebih ekonomis bagi masyarakat dan pekerja industri,” tambahnya.

    Jalal Abdul Nasir juga mengajak pemerintah pusat, daerah, dan pihak KAI untuk bersinergi dalam merealisasikan rencana ini.

    Dengan dukungan dari kementerian terkait, seperti Kementerian BKPM, harapannya, solusi transportasi di kawasan industri Karawang dan Purwakarta dapat segera diwujudkan.

    Dengan langkah-langkah ini, Haji Jalal optimis masyarakat dan pekerja di Karawang serta Purwakarta akan segera menikmati sistem transportasi publik yang lebih baik, mendukung aktivitas ekonomi, dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan kawasan industri.

  • Kasus Pembunuhan Sandy Permana, Kisah Tetangga Tidak Harmonis Berujung Dendam dan Penikaman

    Kasus Pembunuhan Sandy Permana, Kisah Tetangga Tidak Harmonis Berujung Dendam dan Penikaman

    Jakarta: Hubungan antar-tetangga yang tidak harmonis bisa berujung pada tragedi, seperti yang terjadi pada artis Sandy Permana dan tetangganya, Nanang Gimbal. Polisi mengungkap bahwa perselisihan panjang yang dibumbui dendam kesumat akhirnya berakhir dengan kekerasan maut.

    Setiap hari, tersangka dan korban menjalani kehidupan bertetangga dengan ketegangan yang terus memuncak. Tidak ada sapaan, tidak ada senyuman. Hubungan mereka terasa begitu jauh dan dingin, seperti dua dunia yang terpisah. 

    Tersangka tak pernah menyapa korban, begitu pula sebaliknya. Kedua belah pihak hidup dalam kebisuan yang mencekam, saling menghindar satu sama lain, seolah tak ada lagi ruang untuk kedamaian di antara mereka.

    Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan bahwa Sandy dan Nanang sudah bertetangga sejak 2017 di Perumahan Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Namun, hubungan mereka mulai memburuk pada 2019, ketika Sandy hendak menggelar pesta pernikahan dan tanpa izin menebang pohon di pekarangan rumah Nanang.

    “Saat itu Sandy hendak mendirikan tenda dengan memasuki pekarangan rumah tersangka serta menebang pohon di pekarangan rumah tersangka tanpa seizin terlebih dahulu. Namun tersangka tidak menegur korban karena tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban tersebut, tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam,” ujar Kombes Wira, Kamis, 16 Januari 2025.

    Baca juga: Ini Alasan Nanang Gimbal Bunuh Artis Sandy Permana

    Hubungan yang Membeku
    Sejak insiden itu, hubungan keduanya semakin dingin. Mereka hidup bertetangga tanpa saling sapa. Nanang bahkan memutuskan untuk pindah ke kontrakan di blok lain pada 2020. 

    Namun, dendam yang terpendam tetap ada. Ketegangan semakin memuncak dalam sebuah rapat lingkungan pada Oktober 2024. Sandy yang terlibat cekcok dengan istri Ketua RT ditegur oleh Nanang. 

    “Tersangka menegur korban dengan kalimat ‘Nggak usah teriak-teriak, biasa aja,’ namun korban melototi tersangka dan berkata, ‘Lo bukan warga sini, nggak usah ikut-ikutan,’” jelas Wira.

    Ucapan tersebut semakin memanaskan hubungan mereka. Keesokan harinya, Sandy mengirimkan somasi yang mengklaim Nanang berencana menyerangnya.
    Puncak Tragedi: Sandy Ditikam Berkali-kali
    Puncaknya terjadi pada Minggu pagi, 12 Januari 2025. Sandy, yang mengendarai motor listrik, meludah di depan Nanang sambil menatap sinis. Perilaku tersebut membuat Nanang kalap. 

    “Tersangka mengambil pisau dari kandang ayam di samping rumah, lalu mengejar korban untuk melukai dan meluapkan kekesalan yang selama ini tersimpan,” ujar Kombes Wira.

    Nanang ‘Gimbal’ menusuk Sandy berkali-kali. Mendapat serangan tersebut, Sandy sempat berhenti dan berusaha melawan dengan menangkis serangan.

    “Modus operandi adalah tersangka menusuk bagian perut kiri korban sebanyak dua kali dalam posisi korban masih berada di atas motor,” kata Kombes Wira. 

    Namun, Nanang terus menerus menyerang. “Tersangka tetap berusaha melukai korban dengan cara menusuk kembali ke pelipis kiri korban sebanyak satu kali, menusuk kepala korban sebanyak satu kali, menusuk dada korban sebanyak satu kali, menusuk leher kiri korban sebanyak satu kali,” ungkap Wira.

    Saat Sandy mencoba melarikan diri, Nanang mengejarnya dan menusuk punggung kiri korban sebanyak satu kali. Semua serangan itu dilakukan dengan menggunakan satu bilah pisau yang diambil dari kandang ayam di samping rumah Nanang.
    Motif Pembunuhan
    Motif dari aksi kejam ini adalah sakit hati. Nanang merasa dipermalukan oleh Sandy yang menatapnya dengan sinis dan meludah di depannya. 

    “Motif pelaku melakukan perbuatan tersebut disebabkan karena Tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat ke arah Tersangka secara sinis dan korban meludah ke arah pelaku,” jelas Wira.

    Nanang akhirnya ditangkap di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu, 15 Januari 2025. Kini, ia telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

    Tragedi ini menjadi pengingat bahwa hubungan antar-tetangga yang tidak terkelola dengan baik bisa berakhir tragis. Ketegangan yang terpendam lama, jika tidak diselesaikan, bisa menyebabkan konsekuensi yang tak terbayangkan.

    Jakarta: Hubungan antar-tetangga yang tidak harmonis bisa berujung pada tragedi, seperti yang terjadi pada artis Sandy Permana dan tetangganya, Nanang Gimbal. Polisi mengungkap bahwa perselisihan panjang yang dibumbui dendam kesumat akhirnya berakhir dengan kekerasan maut.
     
    Setiap hari, tersangka dan korban menjalani kehidupan bertetangga dengan ketegangan yang terus memuncak. Tidak ada sapaan, tidak ada senyuman. Hubungan mereka terasa begitu jauh dan dingin, seperti dua dunia yang terpisah. 
     
    Tersangka tak pernah menyapa korban, begitu pula sebaliknya. Kedua belah pihak hidup dalam kebisuan yang mencekam, saling menghindar satu sama lain, seolah tak ada lagi ruang untuk kedamaian di antara mereka.

    Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan bahwa Sandy dan Nanang sudah bertetangga sejak 2017 di Perumahan Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Namun, hubungan mereka mulai memburuk pada 2019, ketika Sandy hendak menggelar pesta pernikahan dan tanpa izin menebang pohon di pekarangan rumah Nanang.
     
    “Saat itu Sandy hendak mendirikan tenda dengan memasuki pekarangan rumah tersangka serta menebang pohon di pekarangan rumah tersangka tanpa seizin terlebih dahulu. Namun tersangka tidak menegur korban karena tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban tersebut, tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam,” ujar Kombes Wira, Kamis, 16 Januari 2025.
     
    Baca juga: Ini Alasan Nanang Gimbal Bunuh Artis Sandy Permana

    Hubungan yang Membeku

    Sejak insiden itu, hubungan keduanya semakin dingin. Mereka hidup bertetangga tanpa saling sapa. Nanang bahkan memutuskan untuk pindah ke kontrakan di blok lain pada 2020. 
     
    Namun, dendam yang terpendam tetap ada. Ketegangan semakin memuncak dalam sebuah rapat lingkungan pada Oktober 2024. Sandy yang terlibat cekcok dengan istri Ketua RT ditegur oleh Nanang. 
     
    “Tersangka menegur korban dengan kalimat ‘Nggak usah teriak-teriak, biasa aja,’ namun korban melototi tersangka dan berkata, ‘Lo bukan warga sini, nggak usah ikut-ikutan,’” jelas Wira.
     
    Ucapan tersebut semakin memanaskan hubungan mereka. Keesokan harinya, Sandy mengirimkan somasi yang mengklaim Nanang berencana menyerangnya.

    Puncak Tragedi: Sandy Ditikam Berkali-kali

    Puncaknya terjadi pada Minggu pagi, 12 Januari 2025. Sandy, yang mengendarai motor listrik, meludah di depan Nanang sambil menatap sinis. Perilaku tersebut membuat Nanang kalap. 
     
    “Tersangka mengambil pisau dari kandang ayam di samping rumah, lalu mengejar korban untuk melukai dan meluapkan kekesalan yang selama ini tersimpan,” ujar Kombes Wira.
     
    Nanang ‘Gimbal’ menusuk Sandy berkali-kali. Mendapat serangan tersebut, Sandy sempat berhenti dan berusaha melawan dengan menangkis serangan.
     
    “Modus operandi adalah tersangka menusuk bagian perut kiri korban sebanyak dua kali dalam posisi korban masih berada di atas motor,” kata Kombes Wira. 
     
    Namun, Nanang terus menerus menyerang. “Tersangka tetap berusaha melukai korban dengan cara menusuk kembali ke pelipis kiri korban sebanyak satu kali, menusuk kepala korban sebanyak satu kali, menusuk dada korban sebanyak satu kali, menusuk leher kiri korban sebanyak satu kali,” ungkap Wira.
     
    Saat Sandy mencoba melarikan diri, Nanang mengejarnya dan menusuk punggung kiri korban sebanyak satu kali. Semua serangan itu dilakukan dengan menggunakan satu bilah pisau yang diambil dari kandang ayam di samping rumah Nanang.

    Motif Pembunuhan

    Motif dari aksi kejam ini adalah sakit hati. Nanang merasa dipermalukan oleh Sandy yang menatapnya dengan sinis dan meludah di depannya. 
     
    “Motif pelaku melakukan perbuatan tersebut disebabkan karena Tersangka sakit hati karena merasa direndahkan oleh korban dengan cara melihat ke arah Tersangka secara sinis dan korban meludah ke arah pelaku,” jelas Wira.
     
    Nanang akhirnya ditangkap di Karawang, Jawa Barat, pada Rabu, 15 Januari 2025. Kini, ia telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
     
    Tragedi ini menjadi pengingat bahwa hubungan antar-tetangga yang tidak terkelola dengan baik bisa berakhir tragis. Ketegangan yang terpendam lama, jika tidak diselesaikan, bisa menyebabkan konsekuensi yang tak terbayangkan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Tusuk Sandy Permana 6 Kali, Nanang Gimbal Langsung Kabur ke Sawah

    Tusuk Sandy Permana 6 Kali, Nanang Gimbal Langsung Kabur ke Sawah

    JAKARTA – Polisi menyebut tersangka Nanang Irawan alias Gimbal sempat kabur ke arah sawah usai menusuk aktor laga, Sandy Permana, sebanyak enam kali.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut tusukan pertama yang dilakukan tersangka di arahkan ke perut korban sebanyak dua kali.

    “Pelaku melakukan perbuatan yaitu dangan cara menusuk ke bagian perut kiri korban dua kali dalam posisi korban berada di atas motor,” ujar Wira kepada wartawan, Kamis, 16 Januari.

    Menerima tusukan itu, Sandy menghentikan laju motor listriknya. Kemudian, mencoba melawan Nanang Gimbal. Hanya saja, upayanya sia-sia. Sebab, tersangka kembali menusuk pelipis aktor laga tersebut

    “Namun tersangka tetap berusaha melukai korban dengan menusuk ke arah pelipis korban sebanyak satu,” ucapnya.

    Seolah tak puas, Nanang Gimbal kembali menusukan pisau yang digengganya ke arah kepala Sandy sebanyak satu kali. Lalu, ke arah dada satu kali.

    “Kemudian pelaku menusuk ke arah leher korban sebanyak 1 kali,” sebut Wira.

    Dengan penuh luka, Sandy mencoba melarikan diri. Tapi, Nanang Gimbal mengejarnya dan kembali menusukan pisaunnya ke arah punggung.

    Setelah itu, Nanang Gimbal melarikan diri ke area persawahan yang menuju Jalan Raya Cibarusah dengan menggunakan motornya.

    “Kemudian sepeda motor tersebut ditinggal di tepi sawah. Selanjutanya tersangka melarikan diri dengan cara menumpang beberapa kendaraan truk diduga ke tempat persembunyiannya di daerah Karawang, Jawa Barat,” kata Wira.

    Pada kasus ini, berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, motif di balik pembunuhan Sandy Permana karena rasa dendam tersangka.

    Nanang Gimbal yang telah ditangkap kini dipersangkan dengan Pasal 338 tentang pembunuhan junto Pasal 354 KUHP tetang penganiayaan yang menyebabkan luka berat.

  • Cerita Pelarian Nanang Gimbal Usai Bunuh Sandy Permana, Uang Habis Hingga Ditangkap Saat Makan Roti

    Cerita Pelarian Nanang Gimbal Usai Bunuh Sandy Permana, Uang Habis Hingga Ditangkap Saat Makan Roti

    GELORA.CO  – Nanang Irawan alias Nanang Gimbal, tersangka kasus pembunuhan aktor Sandy Permana ditangkap polisi saat sedang menikmati roti bakar di sebuah warung, Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

    Diketahui ia datang ke Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Senin (13/1/2025) pagi.

    Ia kabur menghindari kejaran polisi setelah melakukan pembunuhan terhadap Sandy Permana, Minggu (12/1/2025).

    Selama dua hari berada di Karawang, Jawa Barat ia tidur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kutamukti. 

    Orang sekitar tak mengenali Nanang Gimbal, karena pelaku penusukan tersebut mengubah penampilannya dengan memotong rambutnya.

    Bahkan, warga sekitar sempat menganggap Nanang Gimbal sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) karena tidur di kuburan selam dua malam.

    Hingga akhirnya, Nanang Gimbal pun ke luar dari persembunyiannya karena kelaparan.

    Kepala Desa Kutamukti, Aan Maryani mengatakan Nanang Gimbal keluar dari tempat pemakaman pada Rabu (15/1/2025) pagi untuk mencari makanan.

    Akan tetapi, karena uangnya sisa Rp 2.500 dia datang ke klinik meminta bantuan agar bisa membeli makan.

    “Dari situ langsung ditangkap polisi, karena memang dari kemarin polisi itu sudah ada dan menyebar di desa sini,” ucap Aan kepada wartawan Rabu (15/1/2025).

    Nanang Gimbal kabur tanpa arah dan tujuan serta tidak membawa uang banyak untuk bertahan hidup.

    Hal tersebut yang membuatnya keluar dari persembunyiannya.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya mengatakan, tersangka Nanang Gimbal ditangkap saat sedang sarapan roti bakar di satu warung di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025) sekira pukul 10.45 WIB.

    “Tersangka sendirian di warung (saat ditangkap), sedang sarapan roti bakar,” ujar Kombes Wira Satya di Mapolda, Kamis (16/1/2025).

    Wira mengaku belum mendapatkan informasi tersangka sebagai pecandu minuman keras atau alkohol.

    Ia pun bakal mendalami apakah tersangka ini dalam pengaruh minuman keras atau tidak saat melakukan pembunuhan terhadap Sandy Permana.

    “Nanti akan kami dalami, artinya ini sebagai bahan kami pendalaman tapi secara faktanya bahwa tersangka melakukan perbuatan itu yang kita simpulkan bahwa perbuatan itu terjadi karena dilihat secara sinis dan si korban meludah ke arah tersangka,” imbuhnya.

    Kronologis dan Motif Pembunuhan Sandy Permana

    Kombes Wira Satya mengungkap kronologis dan motif pembunuhan Sandy Permana.

    Sandy Permana dan Nanang Gimbal diketahui bertetangga sejak tahun 2017 di Perumahan Cibarusah Jaya Blok H 4 Nomor 20 RT 05 RW 08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Pada tahun 2019, Sandy ingin mengadakan acara pesta pernikahan dan mendirikan tenda dekat rumahnya.

    Namun, kata Wira, tenda itu memasuki pekarangan rumah Nanang Gimbal dan melakukan pemotongan pohon tanpa izin.

    “Tersangka tidak menegur korban, karena tersangka tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban tersebut tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam kepada korban,” kata Wira.

    Setelah acara itu, korban dan tersangka hubungannya tidak harmonis serta tak saling sapa ketika bertemu.

    Pada tahun 2020, tersangka dan keluarga memutuskan untuk menjual rumah yang bersebelahan dengan korban.

    Lalu, Nanang Gimbal memutuskan untuk mengontrak rumah yang masih satu komplek tapi beda blok.

    “Tersangka mengontrak rumah ke blok lain, namun masih dalam lingkup perumahan tersebut yaitu di Blok H 5 Nomor 1,” jelas Wira.

    Pada Oktober 2024, lanjut Wira, di lingkungannya ada kegiatan rapat untuk mengganti Ketua RT, karena diduga melakukan perselingkuhan dengan salah seorang warga.

    Saat itu, korban adu argumen dengan istri ketua RT 05 RW 08 Cibarusah dan sempat mengeluarkan nada tinggi.

    Wira menerangkan bahwa hal itu memicu pembelaan dari tersangka kepada istri ketua RT, agar korban tidak berteriak menghadapi seorang wanita.

    “Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat ‘nggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Korban melotot dan membalas ucapan tersangka ‘lo bukan warga sini, nggak usah ikutan’,” terang Wira meniru ucapan korban dan tersangka.

    Sejak itu, tersangka semakin dendam dengan korban.

    Lalu, Sandy sempat kirim pesan lewat WA istri Nanang Gimbal, karena merasa diserang.

    Mendengar informasi dari istrinya, tersangka tidak menanggapinya dan justru menambah rasa benci terhadap korban.

    “Kemudian pada hari Minggu tanggal 12 Januari 2025 sekitar pukul 06.30 WIB pada saat tersangka memperbaiki motor di pinggir jalan depan rumah. Tersangka melihat korban mengendarai motor dari arah depan posisi tersangka duduk kurang lebih berjarak 2-3 meter. Tiba-tiba korban meludah dengan tatapan sinis ke tersangka,” tutur Wira.

    “Tersangka mengambil pisau dari kandang ayam samping rumah, kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini tersangka pendam,” kata Wira.

    Nanang Gimbal lantas menikam Sandy Permana hingga mengalami luka parah.

    Sandy Permana pun tewas saat hendak menjalani perawatan di rumah sakit

  • Cerita Pelarian Nanang Gimbal Usai Bunuh Sandy Permana, Uang Habis Hingga Ditangkap Saat Makan Roti – Halaman all

    Cerita Pelarian Nanang Gimbal Usai Bunuh Sandy Permana, Uang Habis Hingga Ditangkap Saat Makan Roti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nanang Irawan alias Nanang Gimbal, tersangka kasus pembunuhan aktor Sandy Permana ditangkap polisi saat sedang menikmati roti bakar di sebuah warung, Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

    Diketahui ia datang ke Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Senin (13/1/2025) pagi.

    Ia kabur menghindari kejaran polisi setelah melakukan pembunuhan terhadap Sandy Permana, Minggu (12/1/2025).

    Selama dua hari berada di Karawang, Jawa Barat ia tidur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kutamukti. 

    Orang sekitar tak mengenali Nanang Gimbal, karena pelaku penusukan tersebut mengubah penampilannya dengan memotong rambutnya.

    Bahkan, warga sekitar sempat menganggap Nanang Gimbal sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) karena tidur di kuburan selam dua malam.

    Hingga akhirnya, Nanang Gimbal pun ke luar dari persembunyiannya karena kelaparan.

    Kepala Desa Kutamukti, Aan Maryani mengatakan Nanang Gimbal keluar dari tempat pemakaman pada Rabu (15/1/2025) pagi untuk mencari makanan.

    Akan tetapi, karena uangnya sisa Rp 2.500 dia datang ke klinik meminta bantuan agar bisa membeli makan.

    “Dari situ langsung ditangkap polisi, karena memang dari kemarin polisi itu sudah ada dan menyebar di desa sini,” ucap Aan kepada wartawan Rabu (15/1/2025).

    Nanang Gimbal kabur tanpa arah dan tujuan serta tidak membawa uang banyak untuk bertahan hidup.

    Hal tersebut yang membuatnya keluar dari persembunyiannya.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya mengatakan, tersangka Nanang Gimbal ditangkap saat sedang sarapan roti bakar di satu warung di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025) sekira pukul 10.45 WIB.

    “Tersangka sendirian di warung (saat ditangkap), sedang sarapan roti bakar,” ujar Kombes Wira Satya di Mapolda, Kamis (16/1/2025).

    Wira mengaku belum mendapatkan informasi tersangka sebagai pecandu minuman keras atau alkohol.

    Ia pun bakal mendalami apakah tersangka ini dalam pengaruh minuman keras atau tidak saat melakukan pembunuhan terhadap Sandy Permana.

    “Nanti akan kami dalami, artinya ini sebagai bahan kami pendalaman tapi secara faktanya bahwa tersangka melakukan perbuatan itu yang kita simpulkan bahwa perbuatan itu terjadi karena dilihat secara sinis dan si korban meludah ke arah tersangka,” imbuhnya.

    Kronologis dan Motif Pembunuhan Sandy Permana

    Kombes Wira Satya mengungkap kronologis dan motif pembunuhan Sandy Permana.

    Sandy Permana dan Nanang Gimbal diketahui bertetangga sejak tahun 2017 di Perumahan Cibarusah Jaya Blok H 4 Nomor 20 RT 05 RW 08 Desa Cibarusah Jaya, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Pada tahun 2019, Sandy ingin mengadakan acara pesta pernikahan dan mendirikan tenda dekat rumahnya.

    Namun, kata Wira, tenda itu memasuki pekarangan rumah Nanang Gimbal dan melakukan pemotongan pohon tanpa izin.

    “Tersangka tidak menegur korban, karena tersangka tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban tersebut tersangka merasa sakit hati dan menyimpan dendam kepada korban,” kata Wira.

    Setelah acara itu, korban dan tersangka hubungannya tidak harmonis serta tak saling sapa ketika bertemu.

    Pada tahun 2020, tersangka dan keluarga memutuskan untuk menjual rumah yang bersebelahan dengan korban.

    Lalu, Nanang Gimbal memutuskan untuk mengontrak rumah yang masih satu komplek tapi beda blok.

    “Tersangka mengontrak rumah ke blok lain, namun masih dalam lingkup perumahan tersebut yaitu di Blok H 5 Nomor 1,” jelas Wira.

    Pada Oktober 2024, lanjut Wira, di lingkungannya ada kegiatan rapat untuk mengganti Ketua RT, karena diduga melakukan perselingkuhan dengan salah seorang warga.

    Saat itu, korban adu argumen dengan istri ketua RT 05 RW 08 Cibarusah dan sempat mengeluarkan nada tinggi.

    Wira menerangkan bahwa hal itu memicu pembelaan dari tersangka kepada istri ketua RT, agar korban tidak berteriak menghadapi seorang wanita.

    “Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat ‘nggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Korban melotot dan membalas ucapan tersangka ‘lo bukan warga sini, nggak usah ikutan’,” terang Wira meniru ucapan korban dan tersangka.

    Sejak itu, tersangka semakin dendam dengan korban.

    Lalu, Sandy sempat kirim pesan lewat WA istri Nanang Gimbal, karena merasa diserang.

    Mendengar informasi dari istrinya, tersangka tidak menanggapinya dan justru menambah rasa benci terhadap korban.

    “Kemudian pada hari Minggu tanggal 12 Januari 2025 sekitar pukul 06.30 WIB pada saat tersangka memperbaiki motor di pinggir jalan depan rumah. Tersangka melihat korban mengendarai motor dari arah depan posisi tersangka duduk kurang lebih berjarak 2-3 meter. Tiba-tiba korban meludah dengan tatapan sinis ke tersangka,” tutur Wira.

    “Tersangka mengambil pisau dari kandang ayam samping rumah, kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini tersangka pendam,” kata Wira.

    Nanang Gimbal lantas menikam Sandy Permana hingga mengalami luka parah.

    Sandy Permana pun tewas saat hendak menjalani perawatan di rumah sakit.

    (Tribunnews.com/ wartakotalive.com/ Miftahul Munir/ tribunbekasi.com/ muhammad azam)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Bunuh Sandy Permana, Nanang Gimbal Sarapan Roti Bakar Saat Dibekuk Polisi

  • Kala Dendam dan Emosi Sesaat Jadi Pemicu Nanang ‘Gimbal’ Tikam Sandy Permana hingga Tewas – Halaman all

    Kala Dendam dan Emosi Sesaat Jadi Pemicu Nanang ‘Gimbal’ Tikam Sandy Permana hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra mengungkap penikaman yang dilakukan Nanang ‘Gimbal’ kepada artis Sandy Permana terjadi karena emosi sesaat.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, penyidik juga belum menemukan adanya perencanaan dalam aksi pembunuhan yang dilakukan Nanang ini.

    Wira menyebut, Nanang emosi karena sikap Sandy saat melintas di depan rumahnya pada Minggu (12/1/2025).

    “Untuk terkait masalah apakah ada perencanaan untuk menghabisi, hasil pemeriksaan yang kami temukan, tentunya dengan pendalaman maupun saksi-saksi, untuk sementara masih kita temukan ini emosi sesaat,” kata Wira, dilansir Kompas.com, Kamis (16/1/2025).

    Lebih lanjut, Wira menuturkan, saat kejadian Sandy juga melewati rumah Nanang dengan tatapan sinis.

    Bahkan saat itu Sandy sempat meludah ke arah Nanang hingga membuatnya naik pitam.

    Dengan keadaan emosi, Nanang pun langsung menuju ke kandang ayam untuk mengambil pisau.

    Kemudian Nanang mengejar Sandy dan menikamnya hingga membuat aktor Sinetron Mak Lampir ini meninggal dunia.

    “Pada Minggu 06.30 WIB, tiba-tiba si korban ini melintas di depan rumah tersangka. Pada saat melintas tersebut, si korban melihat sinis kepada tersangka.”

    “Dan pada saat itu, disertai si korban meludah ke arah tersangka sehingga langsung naik emosi.”

    “Saat itulah tersangka langsung lari ke kandang ayam untuk mengambil pisau. Selanjutnya mengejar korban dan melakukan penusukan,” terang Wira.

    Wira menambahkan, meski kini polisi belum menemukan unsur perencanaan dalam pembunuhan ini, pihaknya akan tetap melakukan pendalaman.

    Untuk benar-benar membuktikan bahwa pembunuhan pada Sandy ini tidak direncanakan oleh Nanang.

    “Sehingga kalau unsur perencanaannya belum tergambar. Namun demikian tetap akan kita lakukan pendalaman apakah ini ada perencanaan untuk menghabisi,” imbuh Wira.

    Nanang Simpan Dendam Sejak Lama

    Sejak lama ternyata hubungan Nanang ‘Gimbal’ dan Sandy Permana sudah tidak baik.

    Telah terjadi ketegangan di antara mereka, bahkan mereka juga tak pernah bertegur sapa meskipun hidup bertetangga.

    “Tersangka tidak pernah menyapa korban dan korban pun tidak pernah menyapa tersangka,” ungkap Wira.

    Hal ini berawal ketika Sandy mendirikan tenda untuk pesta pernikahan yang memasuki pekarangan rumah Nanang. 

    Selain itu, Sandy juga menebang pohon di pekarangan Nanang tanpa izin.

    Atas sikap Sandy ini, Nanang tak menegur artis Sinetron Mak Lampir itu dan hanya menyimpan dendam.

    “Namun, tersangka tidak menegur korban karena tersangka tahu korban sangat pemarah,” jelas Wira.

    Selanjutnya pada 2020 lalu, Nanang beserta keluarganya menjual rumah mereka dan pindah ke blok lain di kawasan Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya. 

    Ketegangan kembali meningkat pada Oktober 2024 saat diadakan rapat penurunan ketua RT di lingkungan tempat tinggal Nanang.

    Dalam rapat tersebut, Sandy berteriak saat menyampaikan pendapat. Sandy juga terlibat cekcok dengan istri ketua RT. 

    “Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat, ‘Enggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Namun, korban memelototi tersangka dan berkata, ‘Lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan’,” tutur Wira.

    Nanang pun hanya diam mendengar ucapan Sandy itu. Namun nyatanya itu justru membuat dendam Nanang kepada Sandy semakin besar.

    Tak cukup sampai disitu, keesokan harinya setelah rapat penurunan ketua RT, istri Nanang berinisial Y disomasi oleh Sandy melalui WhatsApp.

    “Mendengar informasi dari istri tersangka tersebut, tersangka tidak menanggapinya. Namun, ini menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” jelas Wira.

    Nanang Pilih Kuburan Jadi Tempat Persembunyiannya

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary membenarkan jika Nanang Gimbal, pria yang merupakan tetangga Sandy Permana telah ditangkap usai kabur karena melakukan penusukan pada sang aktor. 

    Menurut Ade, Nanang berhasil ditangkap kemarin pagi sekitar pukul 10.45 WIB di wilayah Karawang, Jawa Barat. 

    Nanang Gimbal ditemukan di tempat persembunyiannya di Karawang. 

    “Sekitar pukul 10.45 WIB (dia ditangkap) saat sedang bersembunyi di daerah Karawang,” kata Ade kepada awak media, Rabu (15/1/2025).

    Nanang diketahui tinggal di kuburan selama pelariannya.

    Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat dipilihnya jadi tempat persembunyiannya dari kejaran polisi.

    Nanang Gimbal bahkan disempat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat datang ke dusun tersebut setelah melakukan pembunuhan terhadap aktor Sandy Permana pada Minggu (12/1/2025) pagi.

    Kepala Desa Kutamukti, Aan Maryani mengatakan berdasarkan laporan perangkat RT/RW dan warga, Nanang Gimbal datang ke wilayah Karawang sejak Senin, 13 Januari 2024 pagi.

    Warga mengaku sempat curiga akan kedatangan orang asing atau tak dikenal tersebut.

    Tapi tidak terpikir jika orang baru yang datang ke wilayahnya tersebut merupakan pelaku pembunuhan aktor Sandy Permana.

    “Warga cerita ke RT lihat orang enggak kenal masuk sini mondar-mandir itu, tapi enggak kepikiran itu pelaku pembunuhan. Karena kan ramainya orang rambut panjang gimbal gitu, ini kan enggak,” kata Aan, Rabu (15/1/2025).

    Warga justru mengira orang tersebut mengalami gangguan jiwa, sebab setelah ada di jalanan menghilang dan warga lain melihatnya ada di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kutamukti.

    “Iya pada mengiranya itu orang gila, karena ada di TPU terus. Sampai tidur juga di makam itu,” ujarnya.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Anita K Wardhani)(Kompas.com/Cynthia Lova/Baharudin Al Farisi)

    Baca berita lainnya terkait Aktor Sandy Permana Tewas di Cibarusah.

  • 5
                    
                        Awal Cekcok Nanang “Gimbal” dan Sandy, Bermula dari Dirikan Tenda Nikah dan Tebang Pohon
                        Megapolitan

    5 Awal Cekcok Nanang “Gimbal” dan Sandy, Bermula dari Dirikan Tenda Nikah dan Tebang Pohon Megapolitan

    Awal Cekcok Nanang “Gimbal” dan Sandy, Bermula dari Dirikan Tenda Nikah dan Tebang Pohon
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap awal peternak ayam bernama
    Nanang Irawan
    alias
    Nanang Gimbal
    (47) menyimpan dendam terhadap artis Sandy Permana (45) hingga tega menghabisi nyawa pemeran sinetron Mak Lampir tersebut pada Minggu (12/1/2025). 
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, Sandy dan Nanang mulanya hidup bertetangga di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi sejak tahun 2017.
    Kemudian, pada 2019, Sandy disebut pernah mendirikan tenda untuk pesta pernikahan, di mana tenda tersebut masuk area pekarangan rumah Nanang.
    “Serta (Sandy) menebang pohon di pekarangan rumah tersangka tanpa seizin terlebih dahulu. Namun, tersangka tidak menegur korban karena tersangka tahu korban sangat pemarah,” ujar Wira di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).
    Sejak kejadian itu, Nanang merasa sakit hati dan menyimpan dendam terhadap Sandy. Oleh karenanya, Nanang dan Sandy menjalani kehidupan bertetangga secara tidak harmonis.
    Pada 2020, Nanang dan keluarganya menjual rumah mereka dan pindah mengontrak di blok lain yang masih berada di area Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya.
    “Sekitar Oktober 2024 di lingkup RT tempat tersangka tinggal, diadakan acara rapat penurunan RT 005 RW 008 karena diduga Ketua RT yang saat itu menjabat selingkuh dengan warga sekitar,” ujar Wira.
    Dalam rapat itu, Sandy disebut menyampaikan pendapat dengan cara teriak. Dia juga sempat cekcok dengan istri ketua RT yang saat itu menjabat.
    “Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat, ‘Enggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Namun, korban memelototi tersangka dan berkata kepada tersangka dengan kalimat ‘lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan’,” tutur Wira.
    Mendengar ucapan Sandy, Nanang hanya diam. Namun, rasa dendam kian memuncak sejak kejadian tersebut.
    Keesokan harinya setelah rapat penurunan ketua RT, istri Nanang berinisial Y disomasi oleh Sandy melalui WhatsApp.
    “Yang berisi tuduhan bahwa tersangka ingin menyerang korban pada saat rapat. Mendengar informasi dari istri tersangka tersebut, tersangka tidak menanggapinya. Namun, menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” kata dia.
    Hampir tiga bulan kemudian tepatnya pada Minggu (12/1/2025) pukul 06.30 WIB, Nanang yang tengah memperbaiki sepeda motor di pinggir jalan depan rumahnya melihat Sandy melintas mengendarai sepeda motor listrik.
    Saat itu, Sandy tiba-tiba meludah sambil menatap Nanang dengan sinis. Sontak, Nanang emosi. Dia langsung mengambil pisau dari kandang ayam yang berada di samping rumahnya.
    “Kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini tersangka pendam,” ujar Wira.
    Nanang seketika menusuk perut kiri korban sebanyak dua kali. Ketika itu, Sandy masih berada di atas sepeda motor listriknya.
    Alhasil, Sandy menghentikan kendaraan. Korban berupaya melakukan perlawanan dengan cara menangkis atau menghalangi penusukan.
    Hanya saja, Nanang kembali menusuk bagian pelipis kiri Sandy, kepala, dada, dan leher kiri sebanyak satu kali.
    “Pada saat korban ingin lari menyelamatkan diri, tersangka mengejar dan menusuk kembali ke arah punggung kiri korban sebanyak satu kali sehingga membuat motornya terjatuh,” urai Wira.
    Setelah penusukan tersebut, Sandy berupaya menyelamatkan diri. Ia ditemukan tetangga dalam kondisi bersimbah darah dan dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
    Sedangkan Nanang melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah persawahan menuju Jalan Raya Cibarusah.
    “Kemudian sepeda motor tersebut tersangka tinggal di tepi persawahan. Tersangka melarikan diri dengan cara menumpang beberapa kali kendaraan truk hingga sampai di Kabupaten Karawang,” ujar Wira.
    Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Bekasi pun menangkap Nanang pada Rabu (15/1/2025).
    Penangkapan berlangsung di RT 04/RW 09, Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sekitar pukul 10.45 WIB.
    Dalam upaya pelariannya, Nanang meminjam sebuah gunting dari salah satu warung untuk memangkas rambutnya. Dia memotong rambut demi menghindari kejaran petugas.
    Atas kejadian ini, Nanang dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 354 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Ungkap Motif Nanang Gimbal Bunuh Sandy Permana, Sakit Hati Korban Meludah ke Arahnya – Halaman all

    Polisi Ungkap Motif Nanang Gimbal Bunuh Sandy Permana, Sakit Hati Korban Meludah ke Arahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi mengungkap motif di balik pembunuhan aktor Sandy Permana yang dilakukan oleh Nanang Gimbal, 12 Januari 2025.

    Rupanya aksi keji tersebut dilakukan Nanang karena merasa sakit hati setelah direndahkan oleh korban.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa perasaan tersinggung tersangka dipicu oleh sikap Sandy Permana yang dianggap merendahkan.

    “Pelaku atau tersangka merasa sakit hati karena korban melihatnya dengan tatapan sinis dan meludah ke arahnya,” kata Kombes Pol Wira Satya Triputra di Polda Metro Jaya, Kamis (16/1/2025).

    Perasaan marah tersebut mendorong tersangka untuk mengambil tindakan brutal. 

    Nanang mengambil sebilah pisau dari kandang ayam di samping rumahnya, lalu mengejar Sandy Permana. 

    Tanpa ragu, ia menusukkan pisau tersebut ke perut kiri korban yang saat itu masih berada di atas sepeda motor.

    “Sandy sempat melawan, namun tidak mampu menghentikan serangan tersangka yang terus menusuk tubuhnya beberapa kali,” ungkap Wira.

    Saat mencoba melarikan diri, Sandy kembali diserang. 

    “Korban yang berusaha menyelamatkan diri dikejar oleh tersangka, lalu ditusuk lagi di bagian punggung kiri,” jelasnya. 

    Melihat kondisi Sandy yang bersimbah darah, Nanang langsung melarikan diri ke Karawang memakai sepeda motor.

  • Polisi Sebut Tak Ada Unsur Perencanaan di Kasus Penusukan Sandy Permana

    Polisi Sebut Tak Ada Unsur Perencanaan di Kasus Penusukan Sandy Permana

    loading…

    Polisi menyebutkan belum menemukan adanya unsur perencanaan dalam kasus penusukan artis Sandy Permana oleh Nanang Gimbal. Foto/Ari Sandita

    JAKARTA – Polisi menyebutkan belum menemukan adanya unsur perencanaan dalam kasus penusukan artis Sandy Permana oleh Nanang Gimbal. Namun, polisi bakal mendalaminya lebih lanjut.

    “Terkait apakah ada perencanaan untuk menghabisi korban, hasil pemeriksaan yang kami temukan, baik pendalaman penyidikan maupun saksi, sementara masih kita temukan ini emosi sesaat sehingga unsur perencanaannya belum tergambar. Namun, tetap akan kita lakukan pendalaman,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya pada wartawan, Kamis (16/1/2025).

    Dia menuturkan, peristiwa penusukan tersebut terjadi secara spontan dilatari emosi sesaat pelaku, yang mana saat kejadian korban melintas di depan rumahnya. Korban melihat secara sinis ke arah pelaku sampai meludah ke arah depan pelaku.

    “Tersangka langsung naik emosinya, saat itulah tersangka langsung berlari ke ke kandang ayam untuk mengambil pisau, lalu mengejar korban dan melakukan penusukan,” tuturnya.

    Dia menambahkan, usai melakukan penusukan terhadap korban, pelaku kabur ke Karawang, Jawa Barat untuk bersembunyi. Selain bersembunyi, pelaku ingin menenangkan dirinya usai melakukan penusukan tersebut.

    “Ketika dia lari di beberapa tempat ini, si tersangka menyampaikan ingin melakukan upaya untuk menenangkan diri, kebetulan ditangkap pada saat sedang makan roti di pagi hari,” pungkasnya.

    (rca)