kab/kota: Karanganyar

  • 3 Gapura Paling Bersejarah di Solo

    3 Gapura Paling Bersejarah di Solo

    Liputan6.com, Solo – Kekayaan budaya dan sejarah di Solo menjadi daya tarik tersendiri di sektor pariwisata. Tak heran jika di Solo terdapat tiga gapura yang dikenal sebagai gapura paling bersejarah.

    Kota Solo memang memiliki berbagai peninggalan sejarah yang masih dilestarikan hingga saat ini. Hal itu bisa dilihat dari keberadaan gapura-gapura bersejarah masa lalu.

    Gapura ini menjadi simbol batas kota sekaligus pintu gerbang masuk ke wilayah Kerajaan Kasunanan Surakarta di masa lalu. Terdapat tiga gapura di Solo yang ditetapkan sebagai Struktur Cagar Budaya.

    Ketiga gapura tersebut dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono X. Pembangunannya didasarkan alasan sebagai tanda perbatasan kota praja Surakarta dengan daerah di sekitarnya.

    Tak hanya sebagai gerbang kota, gapura-gapura tersebut juga memiliki nilai seni arsitektur luar biasa yang menyimpan filosofi mendalam. Mengutip dari surakarta.go.id, berikut tiga gapura paling bersejarah di Solo:

    1. Gapura Dr. Oen Kandang Sapi

    Gapura Dr. Oen Kandang Sapi berada di Jalan Brigjen Katamso, Solo. Gapura ini menjadi satu-satunya gapura penanda wilayah di sisi utara Kota Solo.

    Gapura Dr. Oen Kandang Sapi dibangun pada awal 1900-an. Dahulu, gapura ini merupakan pintu masuk dan keluar dari wilayah kekuasaan Keraton Surakarta Hadiningrat.

    Gapura ini memiliki bentuk khas kupu tarung atau paduraksa. Meski masuk kategori gapura kecil. gapura ini bukan sekadar struktur arsitektur, melainkan saksi bisu perjalanan sejarah Kota Solo.

    2. Gapura Jurug

    Gapura Jurug terletak di perbatasan Solo dan Kabupaten Karanganyar. Gapura ini didirikan pada 1931-1932.

    Gapura Jurug menjadi gerbang utama menuju wilayah kota praja Surakarta. Gaya arsitektur gapura ini terdiri dari dua bagian, yaitu model besar dan model kecil.
Model besar berbentuk tinggi menyerupai lilin, sedangkan model kecil berbentuk lengkungan yang dapat dilalui pejalan kaki. Gapura ini masuk kategori gapura besar batas kota.

    3. Gapura Kleco

    Gapura Kleco berada di kawasan Kleco dan Jajar. Gapura ini dibangun pada era Pakubuwono X, yakni sekitar 1931-1932.

    Gapura ini memiliki fingsi yang sama dengan Gapura Jurug, yakni sebagai penanda batas kota. Gapura yang masuk ke dalam kategori gapura besar batas kota ini memiliki bentuk mirip dengan gapura lainnya yang menampilkan desain unik yang khas pada masanya.

     

    Penulis: Resla

  • 7 Destinasi Hits di Karanganyar yang Wajib Masuk Wishlist Liburan Anda

    7 Destinasi Hits di Karanganyar yang Wajib Masuk Wishlist Liburan Anda

    Jakarta: Karanganyar, Jawa Tengah, tak henti-hentinya menawarkan pesona wisata yang menggabungkan keindahan alam, sejarah, dan inovasi modern. Dari jembatan kaca hingga air terjun tersembunyi, berikut adalah daftar destinasi paling menarik yang bisa Anda kunjungi, terutama dalam momentum libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025:

    1. Kemuning Sky Hills
    Inilah ikon wisata terbaru Karanganyar!

    Daya tarik utama: Jembatan kaca sepanjang 120 meter dengan ketinggian 60 meter, menawarkan panorama Gunung Lawu, hamparan kebun teh, dan pemukiman penduduk.
    Malam hari: Anda bisa menikmati kerlap-kerlip Kota Solo dari kejauhan.
    Biaya masuk: Rp10.000 per orang untuk masuk kawasan.
    Jam operasional: 09.00-18.30 WIB.
    Kenapa wajib dikunjungi?
    Pengalaman berjalan di atas jembatan kaca transparan ini memberikan sensasi mendebarkan sekaligus memanjakan mata dengan keindahan alam.

    Baca juga: 5 Tips Liburan Nataru dengan Motor, Apa Saja yang Disiapkan?

    2. Air Terjun Grojogan Sewu
    Lokasi: Kecamatan Tawangmangu.
    Daya tarik: Air terjun ini terkenal sebagai tempat healing dengan fasilitas tambahan seperti kolam renang dan kuliner khas.
    Tiket masuk: Rp22.000* per orang.
    Kenapa hits?
    Lingkungannya asri dan cocok untuk bersantai dari hiruk-pikuk kota.
    3. Kebun Teh Kemuning
    Lokasi: Desa Kemuning, Ngargoyoso.
    Aktivitas: Foto-foto Instagramable, menikmati udara sejuk, dan belajar proses pembuatan teh.
    Biaya masuk: Gratis.
    Kenapa menarik?
    Hamparan hijau kebun teh menjadi latar sempurna untuk melepas penat dan mengisi feed media sosial Anda.
    4. Candi Cetho
    Lokasi: Lereng Gunung Lawu, dekat Air Terjun Parang Ijo.
    Daya tarik: Kompleks candi bercorak Hindu yang menawarkan perjalanan spiritual dan sejarah.
    Biaya masuk: Rp10.000* per orang.
    Kenapa penting?
    Selain wisata sejarah, pemandangan sekitar candi sangat menawan, terutama saat matahari terbenam.
    5. Tenggir Park
    Lokasi: Ngargoyoso.
    Daya tarik: Tempat bersantai dengan berbagai wahana seperti sepeda dan spot foto unik.
    Biaya masuk: Rp10.000* per orang.
    Kenapa seru?
    Spot ini ramah untuk keluarga dan cocok untuk menikmati pemandangan tanpa terlalu banyak berjalan.
    6. Air Terjun Kedung Sriti
    Lokasi: Di antara Desa Tengklik dan Desa Kalisoro, Tawangmangu.
    Daya tarik: Keasrian tanpa sentuhan modernisasi menjadikannya surga tersembunyi.
    Kenapa harus ke sini?
    Jalan setapak menuju air terjun ini memberi pengalaman petualangan seru, cocok untuk Anda yang menyukai tantangan.
    7. Telaga Madirda
    Lokasi: Desa Berjo, Ngargoyoso.
    Aktivitas: Camping, piknik, atau sekadar menikmati ketenangan telaga alami.
    Tiket masuk: Rp15.000* per orang.
    Kenapa spesial?
    Telaga ini memberikan suasana tenang dan jauh dari keramaian, sempurna untuk relaksasi.

    Karanganyar adalah destinasi sempurna untuk pecinta wisata alam dan budaya. Jangan lewatkan kesempatan menikmati keindahan alam, sejarah, dan inovasi yang terus dikembangkan, seperti di Kemuning Sky Hills. Siapkan kamera, alas kaki nyaman, dan jadikan perjalanan Anda ke Karanganyar penuh kenangan tak terlupakan!

    Jakarta: Karanganyar, Jawa Tengah, tak henti-hentinya menawarkan pesona wisata yang menggabungkan keindahan alam, sejarah, dan inovasi modern. Dari jembatan kaca hingga air terjun tersembunyi, berikut adalah daftar destinasi paling menarik yang bisa Anda kunjungi, terutama dalam momentum libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025:

    1. Kemuning Sky Hills

    Inilah ikon wisata terbaru Karanganyar!
     
    Daya tarik utama: Jembatan kaca sepanjang 120 meter dengan ketinggian 60 meter, menawarkan panorama Gunung Lawu, hamparan kebun teh, dan pemukiman penduduk.
    Malam hari: Anda bisa menikmati kerlap-kerlip Kota Solo dari kejauhan.
    Biaya masuk: Rp10.000 per orang untuk masuk kawasan.
    Jam operasional: 09.00-18.30 WIB.
    Kenapa wajib dikunjungi?
    Pengalaman berjalan di atas jembatan kaca transparan ini memberikan sensasi mendebarkan sekaligus memanjakan mata dengan keindahan alam.
     
    Baca juga: 5 Tips Liburan Nataru dengan Motor, Apa Saja yang Disiapkan?

    2. Air Terjun Grojogan Sewu

    Lokasi: Kecamatan Tawangmangu.
    Daya tarik: Air terjun ini terkenal sebagai tempat healing dengan fasilitas tambahan seperti kolam renang dan kuliner khas.
    Tiket masuk: Rp22.000* per orang.
    Kenapa hits?
    Lingkungannya asri dan cocok untuk bersantai dari hiruk-pikuk kota.

    3. Kebun Teh Kemuning

    Lokasi: Desa Kemuning, Ngargoyoso.
    Aktivitas: Foto-foto Instagramable, menikmati udara sejuk, dan belajar proses pembuatan teh.
    Biaya masuk: Gratis.
    Kenapa menarik?
    Hamparan hijau kebun teh menjadi latar sempurna untuk melepas penat dan mengisi feed media sosial Anda.

    4. Candi Cetho

    Lokasi: Lereng Gunung Lawu, dekat Air Terjun Parang Ijo.
    Daya tarik: Kompleks candi bercorak Hindu yang menawarkan perjalanan spiritual dan sejarah.
    Biaya masuk: Rp10.000* per orang.
    Kenapa penting?
    Selain wisata sejarah, pemandangan sekitar candi sangat menawan, terutama saat matahari terbenam.

    5. Tenggir Park

    Lokasi: Ngargoyoso.
    Daya tarik: Tempat bersantai dengan berbagai wahana seperti sepeda dan spot foto unik.
    Biaya masuk: Rp10.000* per orang.
    Kenapa seru?
    Spot ini ramah untuk keluarga dan cocok untuk menikmati pemandangan tanpa terlalu banyak berjalan.

    6. Air Terjun Kedung Sriti

    Lokasi: Di antara Desa Tengklik dan Desa Kalisoro, Tawangmangu.
    Daya tarik: Keasrian tanpa sentuhan modernisasi menjadikannya surga tersembunyi.
    Kenapa harus ke sini?
    Jalan setapak menuju air terjun ini memberi pengalaman petualangan seru, cocok untuk Anda yang menyukai tantangan.

    7. Telaga Madirda

    Lokasi: Desa Berjo, Ngargoyoso.
    Aktivitas: Camping, piknik, atau sekadar menikmati ketenangan telaga alami.
    Tiket masuk: Rp15.000* per orang.
    Kenapa spesial?
    Telaga ini memberikan suasana tenang dan jauh dari keramaian, sempurna untuk relaksasi.
    Karanganyar adalah destinasi sempurna untuk pecinta wisata alam dan budaya. Jangan lewatkan kesempatan menikmati keindahan alam, sejarah, dan inovasi yang terus dikembangkan, seperti di Kemuning Sky Hills. Siapkan kamera, alas kaki nyaman, dan jadikan perjalanan Anda ke Karanganyar penuh kenangan tak terlupakan!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Pengurus utama AAJ sowan Jokowi

    Pengurus utama AAJ sowan Jokowi

    Sumber foto: Radio Elshinta/ Bayu Istiqlal

    Pengurus utama AAJ sowan Jokowi
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Senin, 23 Desember 2024 – 14:59 WIB

    Elshinta.com – Jajaran Pengurus Utama Relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ) berkesempatan bersilaturahmi dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di kediamannya di Sumber, Solo, pada Senin (23/12) pagi.  

    Rombongan yang berjumlah delapan orang ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum AAJ, Muhammad Isnaini. Turut hadir dalam agenda tersebut antara lain Kyai Muslich (Ketua Tim Perumus), Edy Oyek (Posko Jatim), Ngatno (Wasekjen), serta Zakky dan Lalang (Posko Solo).  

    “Kami diterima dengan sangat hangat. Sungguh sebuah kehormatan bagi kami,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) AAJ, Anton Wahyu Prihartono.  

    Dalam kesempatan itu, AAJ sekaligus menyampaikan undangan secara langsung kepada Presiden Jokowi agar berkenan hadir dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar AAJ.  

    “Beliau welcome dan akan hadir. Memang jadwalnya belum dipastikan. Namun, Ketum AAJ tadi menyebut kemungkinan acara akan digelar di Surabaya. Semoga bisa terlaksana,” imbuh Anton.  

    Ekonomi Komunal

    Pertemuan berlangsung dalam suasana cair dan penuh inspirasi, khususnya mengenai pendekatan ekonomi komunal. Diskusi ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat, terutama di tingkat rumah tangga dan keluarga.  

    Presiden Jokowi menjelaskan bahwa tekanan ekonomi akhir-akhir ini bukan hanya menjadi persoalan bagi Indonesia, tetapi juga dialami oleh hampir seluruh negara akibat dampak pandemi Covid-19.  

    “Dampak Covid-19 sekarang ini baru benar-benar dirasakan. Tidak hanya di negara kita, tetapi semua negara mengalami hal yang sama,” ungkap Jokowi.  

    Silaturahmi tersebut berlangsung lebih dari 1,5 jam. Anton menegaskan bahwa tidak ada pembahasan mengenai politik dalam pertemuan itu.  

    “Kami di AAJ sudah diinstruksikan untuk kembali fokus pada aktivitas nyata. Urusan politik sudah selesai untuk 2024. Dalam pertemuan tadi, kami banyak mendapatkan arahan terkait pemberdayaan ekonomi komunal. Tidak ada bahasan politik sama sekali!” tegas Sekjen AAJ.  

    Setelah berpamitan dan berfoto bersama, jajaran Pengurus Utama AAJ langsung menindaklanjuti pertemuan tersebut dengan merumuskan hasil diskusi bersama Presiden Jokowi. Fokus utama mereka adalah merinci arahan mengenai gerakan ekonomi komunal, terutama untuk mengelola sumber daya jaringan AAJ di tingkat nasional.  

    “Sekali lagi, perlu saya sampaikan bahwa ini juga merupakan amanah Munas I, Juli lalu di De Tjolomadoe, Karanganyar. AAJ harus segera berbenah menjadi gerakan relawan mandiri yang fokus pada pemberdayaan masyarakat dan mendorong kemandirian ekonomi. Silaturahmi pagi tadi dengan Bapak Jokowi semakin menguatkan langkah tersebut. Kami segera formulasikan ini menjadi panduan pergerakan kami,” pungkas Anton.

    Sumber : Radio Elshinta

  • UMK Demak 2025 Ditetapkan Rp 2.940.716, Tertinggi ke-2 di Jateng – Halaman all

    UMK Demak 2025 Ditetapkan Rp 2.940.716, Tertinggi ke-2 di Jateng – Halaman all

    Inilah besaran UMK Demak tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 2.940.716. Berlaku mulai 1 Januari 2025.

    Tayang: Minggu, 22 Desember 2024 17:38 WIB

    Kolase Tribunnews.com/Canva

    Inilah besaran UMK Demak tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 2.940.716. Berlaku mulai 1 Januari 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Segini besaran Upah Minimum Kota (UMK) Demak pada tahun 2025.

    UMK adalah standar minimum upah yang berlaku di setiap kabupaten atau kota. UMK digunakan sebagai standar minimum upah yang harus diberikan pelaku industri kepada para pekerjanya.

    Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana telah menetapkan besaran UMK 2025 se-Jawa Tengah pada Rabu (18/12/2024), termasuk UMK Demak 2025.

    Hasilnya, UMK Demak 2025 ditetapkan sebesar menjadi Rp 2.940.716 dan berlaku mulai 1 Januari 2025.

    Dengan nominal tersebut, Demak yang dikenal sebagai kawasan industri menjadi daerah dengan UMK tertinggi nomor 2 se-Jawa Tengah (Jateng) setelah Kota Semarang.

    Dibandingkan tahun 2024, UMK Demak 2025 mengalami kenaikan sebesar Rp 179.480‬.

    Sebelumnya, UMK Demak 2024 ditetapkan sebesar Rp 2.761.236.

    Perlu diketahui, UMK Demak 2025 hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

    Berikut perbandingan UMK Demak selama 5 tahun terakhir:

    UMK Demak 2025: Rp 2.940.716 

    UMK Demak 2024: Rp 2.761.236

    UMK Demak 2023: Rp 2.680.421

    UMK Demak 2022: Rp 2.513.005

    UMK Demak 2021: Rp 2.511. 526 

    Daftar UMK Jawa Tengah 2025

    Selain UMK Demak, berikut daftar UMK 2025 se-kabupaten dan kota di Jateng sebagai perbandingan:

    UMK Kabupaten Cilacap 2025: Rp2.640.248,00
    UMK Kabupaten Banyumas 2025: Rp2.338.410,00
    UMK Kabupaten Purbalingga 2025: Rp2.338.283,12
    UMK Kabupaten Banjarnegara 2025: Rp2.170.475,32
    UMK Kabupaten Kebumen 2025: Rp2.259.873,55
    UMK Kabupaten Purworejo 2025: Rp2.265.937,67
    UMK Kabupaten Wonosobo 2025: Rp2.299.521,38
    UMK Kabupaten Magelang 2025: Rp2.467.488,00
    UMK Kabupaten Boyolali 2025: Rp2.396.598,00
    UMK Kabupaten Klaten 2025: Rp2.389.872,78
    UMK Kabupaten Sukoharjo 2025: Rp2.359.488,00
    UMK Kabupaten Wonogiri 2025: Rp2.180.587,50
    UMK Kabupaten Karanganyar 2025: Rp2.437.110,00
    UMK Kabupaten Sragen 2025: Rp2.182.200,00
    UMK Kabupaten Grobogan 2025: Rp2.254.090,00
    UMK Kabupaten Blora 2025: Rp2.238.430,85
    UMK Kabupaten Rembang 2025: Rp2.236.168,78
    UMK Kabupaten Pati 2025: Rp2.332.350,00
    UMK Kabupaten Kudus 2025: Rp2.680.485,72
    UMK Kabupaten Jepara 2025: Rp2.610.224,00
    UMK Kabupaten Demak 2025: Rp2.940.716,00
    UMK Kabupaten Semarang 2025: Rp2.750.136,00
    UMK Kabupaten Temanggung 2025: Rp2.246.850,00
    UMK Kabupaten Kendal 2025: Rp2.783.455,25
    UMK Kabupaten Batang 2025: Rp2.534.383,00
    UMK Kabupaten Pekalongan 2025: Rp2.486.653,59
    UMK Kabupaten Pemalang 2025: Rp2.296.140,00
    UMK Kabupaten Tegal 2025: Rp2.333.586,46
    UMK Kabupaten Brebes 2025: Rp2.239.801,50
    UMK Kota Magelang 2025: Rp2.281.230,00
    UMK Kota Surakarta 2025: Rp2.416.560,00
    UMK Kota Salatiga 2025: Rp2.533.583,00
    UMK Kota Semarang 2025: Rp3.454.827,00
    UMK Kota Pekalongan 2025: Rp2.545.138,00
    UMK Kota Tegal 2025: Rp2.376.683,82

    (Tribunnews.com/Sri Juliati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • UMK Solo 2025 Ditetapkan Rp 2.416.560, Berlaku Mulai 1 Januari 2025 – Halaman all

    UMK Solo 2025 Ditetapkan Rp 2.416.560, Berlaku Mulai 1 Januari 2025 – Halaman all

    Inilah besaran UMK Solo tahun 2025 yang naik dan ditetapkan menjadi Rp 2.416.560. Berlaku mulai 1 Januari 2025.

    Tayang: Minggu, 22 Desember 2024 17:18 WIB |
    Diperbarui: Minggu, 22 Desember 2024 17:26 WIB

    Kolase Tribunnews.com/Canva

    Inilah besaran UMK Solo tahun 2025 yang naik dan ditetapkan menjadi Rp 2.416.560. Berlaku mulai 1 Januari 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Segini besaran Upah Minimum Kota (UMK) Solo atau Surakarta pada tahun 2025.

    UMK adalah standar minimum upah yang berlaku di setiap kabupaten atau kota. UMK digunakan sebagai standar minimum upah yang harus diberikan pelaku industri kepada para pekerjanya.

    Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana telah menetapkan besaran UMK 2025 se-Jawa Tengah pada Rabu (18/12/2024), termasuk UMK Solo 2025.

    Hasilnya, UMK Solo 2025 naik menjadi Rp 2.416.560.

    UMK Solo 2025 yang telah ditetapkan berlaku mulai 1 Januari 2025.

    Nominal UMK Solo 2025 masih berada di bawah UMK Karanganyar 2025 yang menjadi daerah dengan UMK tertinggi se-Solo Raya.

    Dibandingkan tahun 2024, UMK Solo 2025 mengalami kenaikan sebesar Rp 147.490‬.

    Sebelumnya, UMK Solo 2024 sebesar Rp 2.269.070.

    Perlu diketahui, UMK Solo 2025 hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

    Berikut perbandingan UMK Solo selama 5 tahun terakhir:

    UMK Solo 2025: Rp 2.416.560
    UMK Solo 2024: Rp 2.269.070
    UMK Solo 2023: Rp 2.174.169
    UMK Solo 2022: Rp 2.035.720
    UMK Solo 2021: Rp 2.013.810

    Daftar UMK Jawa Tengah 2025

    Selain UMK Solo, berikut daftar UMK 2025 se-kabupaten dan kota di Jateng sebagai perbandingan:

    UMK Kabupaten Cilacap 2025: Rp2.640.248,00
    UMK Kabupaten Banyumas 2025: Rp2.338.410,00
    UMK Kabupaten Purbalingga 2025: Rp2.338.283,12
    UMK Kabupaten Banjarnegara 2025: Rp2.170.475,32
    UMK Kabupaten Kebumen 2025: Rp2.259.873,55
    UMK Kabupaten Purworejo 2025: Rp2.265.937,67
    UMK Kabupaten Wonosobo 2025: Rp2.299.521,38
    UMK Kabupaten Magelang 2025: Rp2.467.488,00
    UMK Kabupaten Boyolali 2025: Rp2.396.598,00
    UMK Kabupaten Klaten 2025: Rp2.389.872,78
    UMK Kabupaten Sukoharjo 2025: Rp2.359.488,00
    UMK Kabupaten Wonogiri 2025: Rp2.180.587,50
    UMK Kabupaten Karanganyar 2025: Rp2.437.110,00
    UMK Kabupaten Sragen 2025: Rp2.182.200,00
    UMK Kabupaten Grobogan 2025: Rp2.254.090,00
    UMK Kabupaten Blora 2025: Rp2.238.430,85
    UMK Kabupaten Rembang 2025: Rp2.236.168,78
    UMK Kabupaten Pati 2025: Rp2.332.350,00
    UMK Kabupaten Kudus 2025: Rp2.680.485,72
    UMK Kabupaten Jepara 2025: Rp2.610.224,00
    UMK Kabupaten Demak 2025: Rp2.940.716,00
    UMK Kabupaten Semarang 2025: Rp2.750.136,00
    UMK Kabupaten Temanggung 2025: Rp2.246.850,00
    UMK Kabupaten Kendal 2025: Rp2.783.455,25
    UMK Kabupaten Batang 2025: Rp2.534.383,00
    UMK Kabupaten Pekalongan 2025: Rp2.486.653,59
    UMK Kabupaten Pemalang 2025: Rp2.296.140,00
    UMK Kabupaten Tegal 2025: Rp2.333.586,46
    UMK Kabupaten Brebes 2025: Rp2.239.801,50
    UMK Kota Magelang 2025: Rp2.281.230,00
    UMK Kota Surakarta 2025: Rp2.416.560,00
    UMK Kota Salatiga 2025: Rp2.533.583,00
    UMK Kota Semarang 2025: Rp3.454.827,00
    UMK Kota Pekalongan 2025: Rp2.545.138,00
    UMK Kota Tegal 2025: Rp2.376.683,82

    (Tribunnews.com/Sri Juliati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • UMK Batang 2025 Naik Jadi Rp 2.534.383, Naik Rp 154 Ribu – Halaman all

    UMK Batang 2025 Naik Jadi Rp 2.534.383, Naik Rp 154 Ribu – Halaman all

    Inilah besaran UMK Batang tahun 2025 yang naik menjadi Rp 2.534.383. Akan ada kenaikan sebesar Rp 154 ribu dari UMK Batang 2024.

    Tayang: Minggu, 22 Desember 2024 17:00 WIB

    Kolase Tribunnews.com/Canva

    Inilah besaran UMK Batang tahun 2025 yang naik menjadi Rp 2.534.383. Akan ada kenaikan sebesar Rp 154 ribu dari UMK Batang 2024. 

    TRIBUNNEWS.COM – Segini besaran Upah Minimum Kota (UMK) Batang pada tahun 2025.

    UMK adalah standar minimum upah yang berlaku di setiap kabupaten atau kota. UMK digunakan sebagai standar minimum upah yang harus diberikan pelaku industri kepada para pekerjanya.

    Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana telah menetapkan besaran UMK 2025 se-Jawa Tengah pada Rabu (18/12/2024), termasuk UMK Batang 2025.

    Hasilnya, UMK Batang 2025 naik menjadi Rp 2.534.383.

    Nominal UMK Batang 2025 masih berada di bawah UMK Jepara dan Kota Pekalongan, meskipun tetap berada di 10 besar UMK tertinggi.

    Dibandingkan tahun 2024, UMK Batang 2025 mengalami kenaikan sebesar Rp 154.681‬.

    Sebelumnya, UMK Batang 2024 sebesar Rp 2.379.702.

    Perlu diketahui, UMK Batang 2025 yang telah ditetapkan berlaku mulai 1 Januari 2025.

    UMK Batang 2025 juga hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

    Berikut perbandingan UMK Batang selama 5 tahun terakhir:

    Daftar UMK Jawa Tengah 2025

    Selain UMK Batang, berikut daftar UMK 2025 se-kabupaten dan kota di Jateng sebagai perbandingan:

    UMK Kabupaten Cilacap 2025: Rp2.640.248,00
    UMK Kabupaten Banyumas 2025: Rp2.338.410,00
    UMK Kabupaten Purbalingga 2025: Rp2.338.283,12
    UMK Kabupaten Banjarnegara 2025: Rp2.170.475,32
    UMK Kabupaten Kebumen 2025: Rp2.259.873,55
    UMK Kabupaten Purworejo 2025: Rp2.265.937,67
    UMK Kabupaten Wonosobo 2025: Rp2.299.521,38
    UMK Kabupaten Magelang 2025: Rp2.467.488,00
    UMK Kabupaten Boyolali 2025: Rp2.396.598,00
    UMK Kabupaten Klaten 2025: Rp2.389.872,78
    UMK Kabupaten Sukoharjo 2025: Rp2.359.488,00
    UMK Kabupaten Wonogiri 2025: Rp2.180.587,50
    UMK Kabupaten Karanganyar 2025: Rp2.437.110,00
    UMK Kabupaten Sragen 2025: Rp2.182.200,00
    UMK Kabupaten Grobogan 2025: Rp2.254.090,00
    UMK Kabupaten Blora 2025: Rp2.238.430,85
    UMK Kabupaten Rembang 2025: Rp2.236.168,78
    UMK Kabupaten Pati 2025: Rp2.332.350,00
    UMK Kabupaten Kudus 2025: Rp2.680.485,72
    UMK Kabupaten Jepara 2025: Rp2.610.224,00
    UMK Kabupaten Demak 2025: Rp2.940.716,00
    UMK Kabupaten Semarang 2025: Rp2.750.136,00
    UMK Kabupaten Temanggung 2025: Rp2.246.850,00
    UMK Kabupaten Kendal 2025: Rp2.783.455,25
    UMK Kabupaten Batang 2025: Rp2.534.383,00
    UMK Kabupaten Pekalongan 2025: Rp2.486.653,59
    UMK Kabupaten Pemalang 2025: Rp2.296.140,00
    UMK Kabupaten Tegal 2025: Rp2.333.586,46
    UMK Kabupaten Brebes 2025: Rp2.239.801,50
    UMK Kota Magelang 2025: Rp2.281.230,00
    UMK Kota Surakarta 2025: Rp2.416.560,00
    UMK Kota Salatiga 2025: Rp2.533.583,00
    UMK Kota Semarang 2025: Rp3.454.827,00
    UMK Kota Pekalongan 2025: Rp2.545.138,00
    UMK Kota Tegal 2025: Rp2.376.683,82

    (Tribunnews.com/Sri Juliati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Telan Anggaran Rp 1,02 Triliun, Bendungan Jlantah Diresmikan Januari 2025 – Halaman all

    Telan Anggaran Rp 1,02 Triliun, Bendungan Jlantah Diresmikan Januari 2025 – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, telah mencapai 98,52 persen.

    Pembangunan Bendungan Jlantah dilakukan sejak 2019 dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024.

    Bendungan Jlantah dibangun untuk meningkatkan kapasitas tampungan air di Jawa Tengah.

    Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti berharap Bendungan Jlantah bisa diresmikan pada Januari 2025.

    “Setelah konstruksi bendungan selesai, saya minta agar langsung dilanjutkan dengan penyediaan jaringan irigasi agar masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya,” kata Diana dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (22/12/2024).

    Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak di +690 dpl.

    Dengan luas genangan 50,45 ha, bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta m3 yang bersumber dari Sungai Jlantah dan Sungai Puru. 

    Pekerjaan konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,025 triliun.

    Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU mengungkap saat ini konstruksinya tinggal menyisakan tahap finishing, di mana pada 20 Desember 2024 telah dilakukan impounding.

    “Diperkirakan pada 5 Januari 2025 sudah bisa terisi hingga elevasi intake yakni +662 dpl,” kata Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PU Adenan Rasyid.

    Setelah rampung, Bendungan Jlantah akan memiliki manfaat suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 ha.

    Rinciannya, 806 ha daerah irigasi yang sudah ada (peningkatan IP 172 persen menjadi 272 persen) dan 688 ha irigasi baru (IP 272 persen).

    Bendungan ini juga berfungsi menyediakan air baku sebesar 150 liter/detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jatiyoso, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar.

    Selain itu, Bendungan Jlantah juga dapat mereduksi banjir sebesar 70,33 meter3/detik atau 51,26 persen dari debit banjir periode ulang 50 tahun.

    Terdapat juga potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan potensi pariwisata.

  • Pria yang Disebut-sebut Diculik Makhluk Halus Ditemukan di Ponorogo, Ngaku Diajak Sosok Perempuan

    Pria yang Disebut-sebut Diculik Makhluk Halus Ditemukan di Ponorogo, Ngaku Diajak Sosok Perempuan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Suwito, warga Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, yang sempat dinyatakan hilang, ditemukan di Desa Gajah, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (21/12/2024).

    Suwito diketahui hilang pada Minggu (15/12/2024). Dia disebut hilang di Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

    Warga Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, melakukan pencarian dengan cara tradisional, yang biasa disebut “Buk Buk Teng.”

    Mereka melakukan pencarian dengan membawa berbagai peralatan dapur seperti tampah, linggis dan lain sebagainya.

    Tampah dan linggis kemudian dipukul-pukul sambil menyebutkan nama orang yang hilang. 

    Suwito dicari dengan tradisi “Buk Buk Teng,” lantaran disebut-sebut hilang karena dibawa makhluk halus.

    “Sudah, sudah ketemu tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB di Desa Gajah, Kecamatan Sambit,” ungkap Kapolsek Ngrayun, Iptu Joko Triyono, Sabtu (21/12/2024).

    Iptu Joko Triyono menjelaskan, pihaknya mendapatkan kabar sekitar pukul 06.00 WIB.

    Dia kemudian ke Desa Gajah, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, untuk memastikan apakah Suwito benar-benar sudah ketemu.

    “Dan memang benar ketemu. Ya awal-awal diajak komunikasi masih belum bisa. Tetapi setelahnya lancar bisa diajak ngobrol,” kata Iptu Joko Triyono.

    Menurutnya, setelah diajak ngobrol, Suwito mengaku sempat membeli rokok di Desa Temon.

    Saat itu, rombongan beladiri yang baru pengesahan di Yogyakarta berhenti di Desa Temon, karena mobilnya mogok kehabisan solar.

    “Ngakunya ketika mau balik, rombongannya tidak ada. Setelahnya Suwito ketemu seorang perempuan dan diajak balik bersama, ya ikut saja,” terangnya. 

    Pengakuan mengejutkan lainnya setelah lepas dari rombongan dan bersama seorang perempuan, Suwito juga makan di warung.

    “Lha tapi masak ada warung di tengah hutan,” tambah Iptu Joko Triyono.

    Iptu Joko mengatakan, Suwito saat ini telah bertemu keluarganya.

    “Sudah dibawa pulang juga,” paparnya.

    Salah satu warga Desa Temon, Muharis Purwo Santoso membenarkan kabar penemuan Suwito di Desa Gajah, Kecamatan Sambit.

    Lokasinya berada cukup jauh dari titik hilang pertama kali.

    “Alhamdulillah sudah ketemu. Dan pencarian dengan tradisi ‘Buk Buk Teng’ ya berakhir,” pungkasnya.

    Sebelumnya, viral warga Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, mencari orang hilang dengan cara tradisional.

    Tradisi itu disebut “Buk Buk Teng.”

    Warga yang mencari orang hilang membawa berbagai peralatan dapur seperti tampah, linggis dan lain sebagainya.

    Tampah dan linggis kemudian dipukul-pukul sambil menyebutkan nama orang yang hilang.

    Diketahui, orang yang hilang di Desa Temon, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, adalah Suwito.

    Suwito merupakan warga Desa Karanganyar, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek.

    Dari informasi yang dihimpun, Suwito awalnya bersama rombongannya dari Yogyakarta untuk pengesahan salah satu kelompok beladiri.

    Kemudian rombongan kembali ke Trenggalek melewati Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

    Saat di Desa Temon, Elf yang ditumpanginya mogok karena kehabisan bahan bakar.

    Kala rombongan hendak kembali, Suwito tidak ada. Dicari secara manual mulai Minggu (15/12/2024) namun tidak ketemu.

    Hingga akhirnya warga melakukan cara tradisional.

    Lantaran ada yang menyebut, Suwito masih hidup dan dibawa makhluk halus.

    Pencarian Suwito dengan tradisi “Buk Buk Teng” viral di media sosial.

    Video berbagai durasi pun tersebar.

    Salah satu video berdurasi 1 menit, tampak 7-8 warga membawa tampah hingga linggis.

    Mereka juga menyebut nama Suwito.

    “Mencari orang hilang mudah-mudahan cepat ketemu,” kata orang yang di dalam video seperti yang didengar TribunJatim.com.

  • Lebih Kompetitif, Seri kKedua Milklife Soccer Challenge Diikuti 1221 Pesepakbola Putri  

    Lebih Kompetitif, Seri kKedua Milklife Soccer Challenge Diikuti 1221 Pesepakbola Putri  

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Semangat para pesepakbola putri unjuk kebolehan mengolah ‘si kulit bundar’ di lapangan hijau ditunjukkan di ajang MilkLife Soccer Challenge – Semarang Seri kedua 2024 yang berlangsung dari 18-22 Desember di Stadion Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang dan Lapangan Arhanud Jatingaleh.

    Sebanyak 1.221 pesepakbola putri yang berasal dari 63 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) dari kota Semarang dan sekitarnya ambil bagian dalam turnamen sepak bola putri usia dini yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife tersebut.

    Para peserta terbagi menjadi 67 tim untuk kategori Kelompok Umur (KU) 12 dan 43 tim untuk KU 10. Mereka bersaing menjadi yang terbaik di kategori masing-masing.

    Jumlah keikutsertaan para putri di Seri 2 ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding pada penyelenggaraan seri pertama pada bulan Agustus lalu, sebanyak 692 peserta.

    Head Coach Assistant MilkLife Soccer Challenge, Asep Sunarya, mengatakan peningkatan jumlah peserta juga dibarengi dengan berkembangnya kualitas para pemain.

    Begitu pula dengan hawa kompetitif yang tercipta di lapangan, para siswi mampu menunjukkan performa maksimal. Hal ini tak lepas dari rasa cinta dan motivasi terhadap cabang olahraga sepak bola putri yang mulai tumbuh di level usia dini.

    “Penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 2 lebih greget dan kompetitif. Kami mengapresiasi guru-guru yang telah mempersiapkan tim untuk berlaga kali ini, mereka lebih serius dan itu terlihat dari pola performance siswi di lapangan,” ucap Coach Asep.

    Ia berharap dapat menemukan talenta-talenta baru yang akan bergabung dalam program MilkLife Extra Training, dimana para siswi akan menjalani latihan ekstra di bawah arahan Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007. 

    Selanjutnya mereka akan mewakili kota Semarang untuk berlaga pada turnamen MilkLife All Star KU12 pada awal tahun 2025.

    “Potensi dari putri Semarang pasti ada, terlebih saat ini banyak peserta yang baru ikut. Kami harap ke depan para siswi lebih giat untuk berlatih. Tidak hanya di sekolah saat mau bertanding tetapi juga mengasah kemampuan bersama sekolah sepak bola (SSB) agar semakin menguasai teknik maupun taktik bermain bola,” imbuh Asep.

    Salah satu peserta yang antusias menunjukkan keahlian ball mastery (penguasaan bola) adalah Avara Kayana Irawan, siswi kelas VI yang memperkuat lini depan tim SDN Karanganyar Gunung 02.

    Setelah melihat semaraknya MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1, sekolahnya memutuskan ambil bagian pada Seri 2.

    Hingga Sabtu (21/12), Avara menunjukkan bakatnya dengan menjadi kandidat kuat pencetak gol terbanyak di KU 12.

    “Aku suka ikut MilkLife Soccer Challenge karena bisa mendapat teman baru, yang paling penting aku bisa mengekspresikan diriku untuk mencetak gol. Aku memang suka sepak bola jadi ini kemauanku sendiri untuk ikut turnamen sepak bola, karena aku ingin menjadi pemain timnas putri Indonesia,” ucap Avara yang mengidolakan pemain Timnas Putri Indonesia, Reva Octaviani.

    Dari arena pertandingan, terdapat empat tim KU 10 yang memperebutkan tiket menuju final.

    Mereka adalah SDN Kembangarum 2 Semarang, SD Nasima, SDN Klepu 03, dan SD Kemala Bhayangkari 04 Akpol.

    Keempat tim tersebut bersiap untuk menampilkan yang terbaik dalam laga semifinal yang diprediksi berlangsung sengit.

    Untuk menghadapi laga tersebut, Pelatih SDN Kembangarum 2 Semarang, Krisma Ardiyanto pun terus memotivasi anak asuhannya yang baru pertama kali ini mengikuti turnamen sepak bola.

    Atmosfer stadion yang berbeda, menjadi tantangan tersendiri bagi para putri di samping taktik permainan yang mumpuni.

    “Menghadapi partai semifinal, kami akan membangun mental para siswi agar bisa menghadapi pertandingan di semifinal yang memiliki atmosfir yang berbeda dibanding fase grup. Kami selalu memotivasi mereka untuk menunjukkan performa yang maksimal sebagai hasil dari latihan. Di laga nanti, kami juga sudah melihat peta kekuatan lawan sehingga kami akan mempersiapkan strategi permainan yang tepat agar bisa meraih kemenangan,” ungkap Krisma.

    Partai semifinal KU 10 dan KU 12 MilkLife Soccer Challenge – Semarang Seri 2 2024 akan diselenggarakan pada Minggu (22/12) pagi di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang.

    Sesudahnya, pada siang hari akan digelar babak final guna menentukan siapa yang berhak menyandang titel kampiun. (*) 

  • Destinasi Baru Hadir di Gondangrejo Karanganyar Jelang Nataru

    Destinasi Baru Hadir di Gondangrejo Karanganyar Jelang Nataru

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Destinasi baru, D’Gondangrejo Resto & Resort hadir di Exit Tol Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah.

    Destinasi yang dilengkapi sejumlah fasilitas mulai dari waterboom, mini soccer, foodcourt, pusat oleh-oleh, ruang meeting dan penginapan tersebut secara resmi dilaunching pada Jumat (21/12/2024) malam.

    Launching destinasi baru tersebut ditandai dengan pemencetan tombol oleh Komisaris Utama PT Gondangrejo Tenteram, Katno Hadi.

    Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi.

    Dalam kesempatan tersebut turut dilangsungkan penandatanganan kerja sama antara PT Gondangrejo Tenteram dengan sejumlah biro travel. D’Gondangrejo berdiri di atas tanah kas desa yang tidak produktif.

    Katno Hadi menyampaikan, D’Gondangrejo berdiri di atas lahan seluas 4,9 hektare.

    Pihaknya menyewa lahan tanah kas desa tersebut untuk pengembangan destinasi wisata.

    “Saat ini, progres pembangunannya masih 90-an persen. Masih ada waterboom dan cottage yang belum selesai.

    Tapi infrastruktur sudah siap, sehingga dilakukan grand opening, untuk mengejar momentum Natal dan tahun baru,” katanya di sela acara.

    Dia menerangkan, para pelaku perjalanan menjadi target pengunjung di D’Gondangrejo.

    Pasalnya lokasi destinasi baru tersebut berada di lokasi strategis yakni dekat Exit Tol Gondangrejo.

    Di D’Gondangrejo juga dilengkapi restoran yang menyajikan masakan jawa dan western.

    “Kami juga mengembangkan cottage. Ada 56 unit yang dipersiapkan,” ucapnya.

    Dia berharap, keberadaan D’Gondangrejo akan berdampak positif pada kemajuan wilayah dan juga memberi manfaat ekonomi pada masyarakat sekitar.

    Sementara itu Pj Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi mengapresiasi langkah yang dilakukan PT Gondangrejo Tenteram, dalam membangkitkan potensi perekonomian di kawasan Gondangrejo.

    Kabupaten Karanganyar menjadi kabupaten yang cukup banyak jumlah kunjungan wisatawannya di Jateng.

    Oleh karena itu pihaknya memberikan kesempatan kepada para investor yang ingin mengembangkan usaha di wilayah Kabupaten Karanganyar.

    “Semoga membawa manfaat dan keberkahan pada Gondangrejo pada khususnya, juga Karanganyar pada umumnya. Kami yakin, multiplier effect dari D’Gondangrejo ini akan dinikmati masyarakat,” terangnya. (Ais).