kab/kota: Kampung Melayu

  • 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung

    16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung

    Petugas BPBD DKI Jakarta memantau ketinggian air di Jakarta. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 05 Agustus 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung, pada Selasa pagi.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa menjadi waspada pada hari Senin (4/8),” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, meningkatnya status tersebut mengakibatkan sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir karena luapan Sungai Ciliwung. Yohan menegaskan bahwa BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    “Selain itu kami memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik dan menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    Berikut data wilayah terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi, sekitar pukul 07.00 WIB:

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

     

     

     

    Sumber : Antara

  • Sebanyak 16 RT di Jakarta Timur masih terendam banjir Selasa pagi

    Sebanyak 16 RT di Jakarta Timur masih terendam banjir Selasa pagi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung, pada Selasa pagi.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa menjadi waspada pada hari Senin (4/8),” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, meningkatnya status tersebut mengakibatkan sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir karena luapan Sungai Ciliwung.

    Yohan menegaskan bahwa BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    “Selain itu kami memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik dan menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    Berikut data wilayah terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi, sekitar pukul 07.00 WIB:

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tarif Tol Becakayu Bakal Naik, Cek Rinciannya di Sini!

    Tarif Tol Becakayu Bakal Naik, Cek Rinciannya di Sini!

    Tarif Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) bakal naik sesuai dengan Keputusan Resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum yang diteken sejak 22 Juli 2025 yang lalu. Tarif baru ini akan diterapkan dalam waktu dekat.

    Tol Becakayu adalah jalan tol layang atau elevated yang menyambungkan Jakarta dan Bekasi. Tol yang beroperasi dari Casablanca, Jakarta Timur, hingga Margajaya, Bekasi, ini terbentang sepanjang 16,78 kilometer.

    Simak berita lainnya seputar Tol Becakayu di sini.

  • Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan… Megapolitan 29 Juli 2025

    Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Rasa rindu yang mendalam kepada sang ibunda sering kali menghantui Adit (12), bocah yang tinggal di
    Panti Asuhan
    Kuntum Teratai, Kampung Melayu Kecil III, Bukit Duri,
    Jakarta
    Selatan.
    Keterbatasan ekonomi keluarga memaksa Adit ikut neneknya yang bekerja sebagai pengasuh di Panti Asuhan Kuntum Teratai.
    Dengan tinggal di panti, kebutuhan hidup dan sekolah Adit bisa terjamin dibandingkan ketika ia tinggal di kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. 
    Di sisi lain, Adit mau tinggal di panti karena ingin mengejar cita-citanya sebagai seorang tentara.
    Namun, tinggal di
    panti asuhan
    membuat Adit jarang bertemu dengan ibunya yang tinggal di Brebes. Dalam setahun, ia hanya satu kali pulang ke Brebes ketika Lebaran. 
    “Kadang aja sih Lebaran kalau pulang kampung ke Brebes. Aku sama kakak, sama nenek, karena nenek kerja di sini,” ucap Adit saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Selasa (29/7/2025).
    Jika sedang berjauhan dengan sang ibu, Adit hanya bisa menyimpan rasa rindunya di sudut-sudut panti asuhan.
    Setiap kali merasa rindu, Adit membayangkangkan wajah sang ibunda sambil mengirimkan sebait doa.
    “Kadang-kadang kangen, karena ketemu satu tahun sekali. Paling cuma mengingat wajahnya, doain,” jelas Adit.
    Meski sering rindu, Adit mengaku jarang sekali berkomunikasi melalui ponsel dengan ibunya.
    Pasalnya, ia hanya bisa mencuri-curi waktu menggunakan ponsel ketika sekolah. Di luar itu, ponsel Adit harus dikumpulkan kembali ke pihak panti.
    Menjalani kehidupan di panti asuhan awalnya tidak mudah untuk Adit. Ia pertama kali datang ke panti tahun 2019. 
    Dalam perjalanannya, Adit pernah sangat ingin pulang ke Berebes untuk kembali ke pelukan sang ibu. Namun, sang nenek tak mau melepas Adit begitu saja.
    Nenek Adit khawatir, kehidupan sehari-hari dan sekolah cucunya terbengkalai jika tak tinggal di panti.
    “Pernah sekali (ingin pulang), tapi enggak jadi karena dinasihatin sama nenek mending di sini diurusin sama Bu Nina, dikasih makan, sekolah, kalau di sana kan enggak tahu,” ucap Adit.
    Enam tahun berlalu, Adit semakin menikmati kehidupan di panti asuhan bersama teman-temannya. Ia juga terus tekun belajar agar cita-citanya menjadi tentara bisa terwujud.
    Adit sadar, tidak mudah untuk meraih cita-citanya. Ia pun berusaha agar tidak selalu menyusahkan Nina selaku ibu panti dalam mengejar mimpinya.
    “Penginnya dibantu jadi tentara tapi takut biayanya mahal dan nyusahin Bu Nina,” kata dia.
    Adit berharap, ke depan ada jalan tak terduga yang mengantarkannya untuk menggapai cita-cita. Sebab, Adit ingin sekali membanggakan ibunya di kampung halaman.
    “Penginnya banggain orangtua,” kata dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tinggal di Panti Asuhan, Adit Tak Henti Merawat Mimpinya Menjadi Tentara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

    Tinggal di Panti Asuhan, Adit Tak Henti Merawat Mimpinya Menjadi Tentara Megapolitan 29 Juli 2025

    Tinggal di Panti Asuhan, Adit Tak Henti Merawat Mimpinya Menjadi Tentara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dari balik dinding
    Panti Asuhan Kuntum Teratai
    , yang berlokasi di Kampung Melayu Kecil III, Bukit Duri,
    Jakarta
    Selatan, Adit (13) perlahan merajut mimpinya untuk menjadi seorang tentara.
    Meski langkahnya masih panjang, Adit tekun bersekolah dan terus berusaha meraih prestasi demi mewujudkan cita-cita sebagai abdi negara.
    Sejak 2019, Adit tinggal di panti asuhan tersebut bersama neneknya, yang bekerja sebagai pengasuh anak-anak.
    Pilihan tinggal di panti asuhan diambil karena keterbatasan ekonomi orangtua Adit yang tinggal di Brebes, Jawa Tengah.
    “Sama nenek mending di sini diurusin sama Bu Nina (ibu panti) dikasih makan, sekolah, kalau di sana kan enggak tahu,” kata Adit saat ditemui
    Kompas.com.
    Meski harus berjauhan dengan orangtuanya, Adit merasa bersyukur karena mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Ia percaya pendidikan adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik.
    “Dulu penginnya jadi polisi tapi enggak jadi karena kalau polisi cuma nangkap maling aja kayaknya, kalau tentara kan
    bela negara
    , jadi Adit lebih milih jadi tentara,” ucapnya.
    Adit menyadari bahwa menjadi tentara bukanlah hal yang mudah. Latihan fisik dan kedisiplinan adalah bagian penting dalam mewujudkan impian tersebut.
    Namun, karena tinggal di panti dan harus menjalani rutinitas harian yang padat, ia tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga secara khusus.
    Alih-alih putus asa, Adit memanfaatkan aktivitas sehari-hari di panti sebagai bentuk latihan fisik. Rutinitas pagi di panti dimulai sejak pukul 04.00 WIB, dengan beres-beres tempat tidur sebelum menunaikan salat Subuh, lalu dilanjutkan dengan bersih-bersih area panti.
    “Olahraganya beres-beres panti asuhan,” ungkap Adit.
    Selepas itu, ia menjalani aktivitas seperti mandi, sarapan, dan berangkat sekolah. Sepulang sekolah, ia kembali melanjutkan kegiatan seperti mengaji, bermain hadroh, mengerjakan PR, dan beristirahat.
    “Kalau sudah selesai beres-beres, mandi, sarapan, sekolah. Pulang sekolah mandi, ngaji, ngerjain PR, habis itu tidur lagi,” tambahnya.
    Adit menyimpan harapan agar kelak ada jalan bagi dirinya untuk menjadi seorang tentara. Ia juga percaya, Nina—pengasuh yang juga menjadi figur ibu di panti asuhan—akan selalu mendukung impiannya dan anak-anak lainnya.
    Namun, Adit menyadari, proses menjadi tentara memerlukan biaya dan tahapan seleksi yang tidak mudah.
    “Penginnya dibantu jadi tentara tapi takut biayanya mahal dan nyusahin Bu Nina.
    Adit aja bersyukur bisa sekolah dan tinggal di sini,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 62 RT di Jakarta Terendam Banjir Pagi Ini Hingga 1,6 Meter

    62 RT di Jakarta Terendam Banjir Pagi Ini Hingga 1,6 Meter

    JAKARTA – Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Senin, 7 Juli mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 67 RT terdampak banjir pagi ini.

    “Info genangan pukul 09.00 WIB, BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 67 RT,” tutur Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Selasa, 8 Juli.

    Pagi ini, banjir melanda 12 RT di Jakarta Barat, 23 RT di Jakarta Selatan, 30 RT di Jakarta Timur, dan 2 RT di Jakartw Utara. Titik banjir paling parah berada di Kelurahan Cililitan dengan ketinggian air mencapai 1,6 meter.

    Selain itu, terdapat 3 ruas jalan yang tergenang, yakni Jalan Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter; Jalan Bojong Indah Raya, Kel. Rawa Buaya, Jakarta Barat dengan ketinggian 30 sentimeter, dan Jalan Raya Daan Mogot KM 11, Kel. Kedaung Kali Angke dengan ketinggian 20 sentimeter.

    Banjir Jakarta kali ini terjadi akibat sejumlah faktor, yakni hujan deras yang mengguyur, kiriman air dari hulu yang menyebabkan sungai/kali meluap, dan pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan Bulan Baru yang mengakibatkan banjir pesisir atau rob.

    Saat ini, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat. BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan,” jelas Isnawa.

    Lebih rinci, berikut adalah titik-titik banjir Jakarta per pukul 09.00 WIB:

    1. Jakarta Barat terdapat 12 RT yang terdiri:

    *Kel. Duri Kosambi: 1 RT

    *Ketinggian: 40 cm

    *Penyebab: luapan Kali Angke

    *Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT

    *Ketinggian: 30 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng

    *Kel. Rawa Buaya: 3 RT

    *Ketinggian: 30 s.d 80 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    *Kel. Semanan : 1 RT

    *Ketinggian: 30 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan

    *Kel. Joglo : 1 RT

    *Ketinggian: 30 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran

    *Kel. Kembangan Selatan: 1 RT

    *Ketinggian: 40 cm

    *Penyebab: luapan Kali Angke

    *Kel. Kembangan Utara: 1 RT

    *Ketinggian: 60 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    2. Jakarta Selatan terdapat 23 RT yang terdiri:

    *Kel. Bangka: 2 RT

    *Ketinggian: 80 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    *Kel. Kuningan Barat : 6 RT

    *Ketinggian: 30 s.d 50 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    *Kel. Pela Mampang : 9 RT

    *Ketinggian: 60 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    *Kel. Rawa Jati: 3 RT

    *Ketinggian: 30 cm

    *Penyebab: luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Jati Padang : 3 RT

    *Ketinggian: 70cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan luapan PHB GG Saiman

    3. Jakarta Timur terdapat 30 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 14 RT

    *Ketinggian: 80 cm

    *Penyebab: luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT

    *Ketinggian: 60 cm

    *Penyebab: luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Balekambang: 2 RT

    *Ketinggian: 30 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi

    *Kel. Cawang: 7 RT

    *Ketinggian: 50 s.d 70 cm

    *Penyebab: luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cililitan: 3 RT

    *Ketinggian: 160 cm

    *Penyebab: luapan Kali Ciliwung

    4. Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:

    * Kel. Kapuk Muara : 2 RT

    *Ketinggian: 65 cm

    *Penyebab: curah hujan tinggi dan rob

  • Banjir di Jakarta kembali meluas pada Selasa pagi

    Banjir di Jakarta kembali meluas pada Selasa pagi

    Banjir di wilayah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2025) pukul 03.00 WIB. (ANTARA/Siti Nurhaliza)

    Banjir di Jakarta kembali meluas pada Selasa pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 10:25 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir di Jakarta kembali meluas, dari sebelumnya menggenangi 35 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Barat, Timur, Selatan, dan Utara, kini bertambah menjadi 46 RT.

    “Data per pukul 06.00 WIB genangan terjadi di 46 RT,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Selasa.

    Data yang dikeluarkan oleh BPBD DKI Jakarta pada Selasa pukul 05.00 WIB banjir terjadi di 35 RT yang terdiri dari Jakarta Barat sebanyak tujuh RT, satu RT di Jakarta Timur, 25 RT di Jakarta Selatan dan dua RT di Jakarta Utara.

    Kemudian data terkini atau Selasa 06.00 WIB banjir meluas hingga mengakibatkan 46 RT di daerah itu terendam dengan perincian Jakarta Barat 10 RT, Jakarta Timur sembilan RT, Jakarta Selatan 25 RT, dan Jakarta Utara dua RT.

    Banjir yang terjadi di Jakarta Barat, Timur, dan Selatan dikarenakan hujan intensitas tinggi yang terjadi pada Senin sore hingga malam serta meluapnya sejumlah sungai yang melintasi kawasan tersebut.

    Sementara untuk di Jakarta Utara, banjir disebabkan hujan intensitas tinggi dan juga adanya banjir rob di kawasan pesisir Jakarta itu.

    BPBD mendata untuk ketinggian air mulai dari 30 sentimeter (cm) hingga 1,3 meter.

    Berikut data 46 RT yang masih terendam banjir:

    Jakarta Barat terdapat 10 RT yang terdiri:

    – Kelurahan (Kel.) Duri Kosambi: 1 RT
    *Ketinggian: 40 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Cengkareng

    – Kel. Rawa Buaya: 1 RT
    *Ketinggian: 40 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Semanan

    – Kel. Semanan : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Semanan

    – Kel. Joglo : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Gebyuran

    – Kel. Kembangan Selatan: 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kembangan Utara: 1 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 25 RT yang terdiri:

    – Kel. Bangka: 2 RT
    *Ketinggian: 100 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Krukut

    – Kel. Kuningan Barat : 7 RT
    *Ketinggian: 95 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Krukut

    – Kel. Pela Mampang : 9 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Krukut

    – Kel. Duren Tiga: 4 RT
    *Ketinggian: 130 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan Kali Mampang

    – Kel. Jati Padang : 3 RT
    *Ketinggian: 85 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi Dan Luapan PHB GG saiman

    Jakarta Timur terdapat 9 RT yang terdiri:

    – Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Balekambang: 2 RT
    *Ketinggian: 40 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Kel. Cililitan: 3 RT
    *Ketinggian: 120 cm
    *Penyebab; Luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:

    – Kel. Kapuk Muara : 2 RT
    *Ketinggian: 65 cm
    *Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan ROB

    Sumber : Antara

  • Bagaimana Rasanya Hidup "Berkawan" dengan Banjir…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Bagaimana Rasanya Hidup "Berkawan" dengan Banjir… Megapolitan 8 Juli 2025

    Bagaimana Rasanya Tinggal di Kawasan Banjir Jakarta?
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Setiap hujan lebat turun, sebagian
    warga

    Jakarta
    tidak hanya mengantisipasi air dari langit, tapi juga bersiap kehilangan tempat tinggal sementara, tidur di atas tikar tipis, dan merelakan rumah yang kembali tergenang.
    Di sebuah ruang kelas SD Negeri Kampung Melayu 01, tumpukan tikar, bantal lusuh, dan suara anak-anak yang menangis menjadi pemandangan yang biasa tiap kali air meluap dari Kali Ciliwung.
    Gedung sekolah ini bukan lagi tempat belajar, tapi tempat bertahan hidup bagi 179 warga Kebon Pala, Jakarta Timur, yang terpaksa mengungsi akibat
    banjir
    sejak Minggu (6/7/2025) dini hari.
    “Semalam ada dua balita yang demam. Mungkin karena dingin dan lantai basah,” ujar Eliya (42), penanggung jawab pengungsian.
    Ia sibuk mengatur bantuan, memeriksa stok biskuit, dan memastikan kebutuhan anak-anak terpenuhi sebisa mungkin. Tapi stok vitamin anak dan obat-obatan untuk balita belum juga datang.
    “Yang ada baru buat orang dewasa saja,” tambahnya lirih.
    Sanusi, Ketua RT 13 RW 05, tahu betul rasanya kehilangan rumah berkali-kali. Di wilayahnya, banjir setinggi dua meter bukan kejutan lagi.
    “Kalau air naik, enggak bisa ditahan. Rumah-rumah di sini langsung tergenang,” ujarnya.
    Ia mengingat bagaimana pompa air sempat dipasang, tapi gagal berfungsi. Kini, satu-satunya harapan hanyalah menunggu air surut, seperti biasa.
    Setelah surut, datang pekerjaan berat berikutnya, yakni membersihkan lumpur.
    “Kalau damkar sempat bantu, ya kami disemprot. Sisanya ya pakai tangan sendiri,” kata Sanusi.
    Warga
    bekerja sama menyekop sisa banjir, menggantung pakaian, dan berusaha kembali hidup normal, setidaknya sampai hujan berikutnya.
    Janji normalisasi Kali Ciliwung dari pemerintah seakan menggantung di udara begitu saja.
    “Kami enggak minta macam-macam. Cuma minta ditepati aja janjinya. Supaya banjir enggak datang tiap bulan begini,” ucap Sanusi.
    Di Jati Padang, Jakarta Selatan, Fatimah (52) tak pernah benar-benar tidur nyenyak saat hujan mengguyur malam hari.
    Rumahnya hanya berjarak 10 sentimeter dari batas banjir terakhir. “Bukan khawatir lagi, sudah waspada. Itu banjirnya sudah di depan mata,” ujarnya.
    Fatimah bahkan harus mengevakuasi barang ke lantai atas dan memantau warganya yang mengungsi ke Masjid Al Ridwan.
    Namun, banjir dari berbagai arah membuatnya terisolasi. Ia tidak bisa mencapai masjid.
    Di saat yang sama, tembok Mushala Sabili di dekat Kali Pulo jebol, membuat air dan sampah masuk hingga ke dalam tempat ibadah.
    “Untungnya lagi enggak ada orang di dalam,” ujar Ketua RT, Taburan, saat meninjau lokasi dengan lumpur setinggi mata kaki dan dua batang pohon yang terseret banjir.
    Banjir
    juga datang tiba-tiba ke kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, wilayah yang sebelumnya jarang terdampak.
    “Saya juga enggak nyangka malah banjir besar, padahal sudah ada gorong-gorong besar,” ujar Rusli (31), warga yang sempat membantu mendorong mobil mogok saat air setinggi lutut menutup jalan.
    Maryudin (40), pedagang gorengan, juga heran. “Biasanya walaupun hujan deras, enggak sampai segitunya. Tapi kemarin airnya naik tinggi,” tuturnya.
    Babe (52), penjual minuman di sekitar Halte Tanjung Mas Raya, hanya bisa menggelengkan kepala melihat video kiosnya terendam air.
    Padahal, sejak saluran air digali lebih dalam, ia pikir banjir parah tak akan kembali.
    Data BPBD Jakarta menunjukkan lebih dari 100 RT masih terendam dan ratusan warga mengungsi.
    Di balik angka-angka itu, ada kelelahan yang tak kasatmata, yakni orang-orang yang kehilangan tidur, anak-anak yang demam, mushala yang hancur, dan harapan-harapan kecil yang perlahan memudar.
    Bagi warga seperti Eliya, Sanusi, Fatimah, hingga Rusli dan Babe, hidup di kawasan yang selalu banjir bukan sekadar soal bencana, tapi soal bertahan.
    Dengan harapan bahwa suatu hari, mereka bisa menyambut musim hujan tanpa harus berkemas untuk mengungsi.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian, Hanifah Salsabila,| Editor: Larissa Huda, Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir masih menggenangi 58 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat hingga Selasa siang.

    “Saat ini genangan terjadi di 58 RT dan dua ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, saat ini ketinggian air terus mulai surut dari awalnya terdapat lokasi yang terendam hingga 1,3 meter kini tertinggi berada di 80 sentimeter (cm).

    Yohan menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di empat wilayah di Jakarta karena hujan intensitas tinggi dan juga meluapnya sejumlah aliran sungai yang melintas di wilayah tersebut.

    Ia memastikan bahwa saat ini BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat.

    “Untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” ujarnya.

    Berikut 58 RT dan 2 ruas jalan yang masih terdampak banjir;

    Jakarta Barat terdapat 22 RT yang terdiri:

    – Kelurahan (Kel) Duri Kosambi: 3 RT
    *Ketinggian: 40 sampai dengan 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT
    *Ketinggian: 30 s.d 40 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng

    – Kel. Rawa Buaya: 6 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Semanan : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan

    – Kel. Kedoya Selatan: 4 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    – Kel. Joglo : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran

    – Kel. Kembangan Selatan: 2 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kembangan Utara: 1 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 6 RT yang terdiri:

    – Kel. Bangka: 2 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    – Kel. Rawa Jati: 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Jati Padang : 3 RT
    *Ketinggian: 70 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB GG Saiman

    Jakarta Timur terdapat 28 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 14 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    *Ketinggian: 65 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cawang: 7 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cililitan: 3 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:

    – Kel. Kapuk Muara : 2 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan rob.

    Untuk jalan yang tergenang terdapat 2 ruas jalan terdiri dari:

    1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 25 cm.

    2. Jl. Bojong Indah Raya, Kel. Rawa Buaya, Jakarta Barat
    Ketinggian: 30 cm.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Banjir di wilayah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2025) pagi. ANTARA/Siti Nurhaliza.

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 11:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur (Jaktim) menyebut, banjir kembali merendam empat RT di pemukiman Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara yang sebelumnya sempat surut pada Senin (7/7) sore.

    “Sebelumnya sempat surut, namun air kembali masuk di wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu mulai hari ini pukul 03.00 WIB pagi tadi,” kata Kepala Satgas Korwil BPBD Jakarta Timur, Ali saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Ketinggian air mencapai 60 sentimeter (cm) akibat hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya aliran Kali Ciliwung yang melintas ke permukiman warga.

    Lalu, pada Senin (7/7) malam pukul 19.00 WIB Bendungan Katulampa juga mengalami kenaikan status dari siaga 4 menjadi siaga 3 (90 cm).

    “Penyebab banjir ataupun genangan sejak pukul 03.00 sampai sekarang karena curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,” ucap Ali.

    Warga Kebon Pala sudah melakukan evakuasi mandiri ketika air perlahan naik. Sebagian warga juga ada yang baru saja kembali ke rumah dan melakukan kegiatan bersih-bersih usai mengungsi.

    Hingga saat ini, mereka masih memilih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing, sehingga belum ada warga yang dievakuasi.

    BPBD DKI Jakarta juga terus mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan genangan.

    Selain itu, BPBD wilayah Jakarta Timur juga berupaya memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    Salah satu warga Kebon Pala, Opik mengaku khawatir volume air semakin tinggi jika nantinya turun hujan lagi. Beberapa warga juga sudah memindahkan kendaraan ke dataran yang lebih tinggi.

    “Sempat surut benar-benar kering pas kemarin (Senin) sore jam empat atau lima. Sekarang naik lagi karena hujan tidak berhenti. Yang ngungsi sebelumnya juga banyak, terus udah pulang, sekarang naik lagi,” kata Opik.

    Beberapa titik genangan yang tercatat oleh BPBD Jakarta Timur di Kelurahan Kampung Melayu hingga pukul 05.00 WIB akibat luapan Kali Ciliwung:

    – Jalan Kebon Pala II RW 04 (RT 12 dan RT 13)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    – Jalan Kebon Pala II RW 05 (RT 10 dan RT 11)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    Sumber : Antara