kab/kota: Kamal

  • Militer Israel Gerebek RS Kamal Adwan Gaza, Direktur Ditahan

    Militer Israel Gerebek RS Kamal Adwan Gaza, Direktur Ditahan

    Jakarta

    Militer Israel melakukan penggerebekan di RS Kamal Adwan di Gaza Utara. Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani mengatakan ada banyak bahan peledak di sekitar rumah sakit.

    “Jumlah teroris adalah apa yang kami perkirakan. Kami tidak menyangka akan menemukan tempat penyimpanan senjata dengan ribuan senjata,” kata Shoshani dilansir AFP, Minggu (29/12/2024).

    “Targetnya bukan seperti itu. Ini adalah pusat komando dan kendali yang kami pahami ditujukan untuk puluhan atau ratusan teroris,” lanjutnya.

    Selama operasi penggerebekan tersebut sebanyak 240 orang diduga teroris Hamas ditangkap. Salah satunya Direktur RS Kamal Adwan, Hossam Abu Safiyeh yang dicurigai sebagai anggota Hamas.

    “lebih dari 240 teroris Hamas dan Jihad Islam serta agen lain yang dicurigai melakukan kegiatan teror ditangkap, beberapa di antaranya berusaha berpura-pura sebagai pasien atau melarikan diri menggunakan ambulans,” ujarnya.

    Selain menahan Abu Safiyeh, yang sedang diperiksa di Gaza, militer Israel juga menahan petugas teknik dan rudal anti-tank Hamas dan sekitar 15 teroris yang menyusup ke Israel selama pembantaian 7 Oktober.

    “Kalau saya bicara tentang direktur rumah sakit, dia adalah tersangka,” tambah Shoshani.

    Sebelum melancarkan serangan, militer Israel mengatakan pihaknya membantu mengevakuasi 350 pasien, perawat dan staf medis dari rumah sakit. Dikatakan bahwa selama operasi penggerebekan, tambahan 95 pasien, perawat, dan tenaga medis dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia dengan berkoordinasi dengan pejabat kesehatan setempat.

    (dek/dek)

  • Militer Israel Tahan Direktur RS Kamal Adwan, Operasional Disetop

    Militer Israel Tahan Direktur RS Kamal Adwan, Operasional Disetop

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel menahan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang terletak di Jalur Gaza, Sabtu (28/12), setelah mereka menggempur hingga membakar gedung rumah sakit utama yang tersisa di wilayah tersebut.

    Para pejabat kesehatan di wilayah Gaza mengatakan serangan brutal tentara Zionis terhadap RS Kamal Adwan membuat fasilitas tersebut “tidak berguna”, dan semakin memperburuk krisis kesehatan di Jalur Gaza.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan operasi militer tersebut membuat “fasilitas kesehatan utama terakhir di Gaza utara tidak dapat beroperasi”.

    “Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa departemen utama terbakar parah dan hancur selama serangan tersebut,” kata WHO dalam sebuah pernyataan di X, melansir AFP, Sabtu (28/12).

    Menurut WHO ada 60 petugas kesehatan dan 25 pasien dalam kondisi kritis, termasuk beberapa pasien yang menggunakan ventilator, masih berada di rumah sakit.

    Pasien dengan kondisi sedang dan parah terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang sudah hancur dan tidak berfungsi. WHO juga menambahkan bahwa pihaknya “sangat prihatin atas keselamatan mereka”.

    Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa pasukan Israel telah menahan direktur Kamal Adwan, Hossam Abu Safiyeh, beserta beberapa anggota staf medis.

    AFP tidak dapat memverifikasi secara independen apakah Abu Safiyeh telah ditahan. Namun, beberapa upaya untuk menghubunginya tidak berhasil.

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan Abu Safiyeh ditahan bersama dengan kepala Gaza utara, Ahmed Hassan al-Kahlout. Sementara itu, pihak militer Israel tidak memberikan komentar atas penahanan tersebut.

    Salah satu warga Gaza yang dievakuasi dari rumah sakit mengatakan bahwa beberapa pengungsi diinterogasi tentang Hamas.

    “Ketika kami mulai keluar, tentara meminta semua pemuda untuk melepaskan pakaian mereka dan berjalan ke luar rumah sakit,” kata salah seorang warga.

    “Mereka [tentara] membawa puluhan pemuda, serta dokter dan pasien, ke tempat yang tidak diketahui. Para pemuda itu diinterogasi, mereka ditanya tentang pejuang perlawanan, Hamas, dan senjata,” lanjut dia.

    Sebelumnya, tentara Zionis menghancurkan sebagian besar fasilitas medis dan memaksa ratusan orang untuk meninggalkan tempat yang selama ini menjadi satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di wilayah tersebut.

    Dilansir Al Jazeera, aksi keji Israel ini terjadi pada Jumat (27/12) waktu setempat. Saat itu fasilitas medis yang terletak di Beit Lahiya tersebut telah menghadapi pengepungan dan tekanan berat dari pasukan Israel selama berminggu-minggu.

    (tim/dmi)

  • WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara telah menghentikan seluruh layanan medis di fasilitas kesehatan terakhir yang tersisa di wilayah tersebut.

    Serangan ini menyebabkan beberapa departemen utama rumah sakit terbakar dan hancur parah.

    “Laporan awal menunjukkan bahwa serangan ini telah membuat rumah sakit tidak dapat beroperasi kembali,” ungkap WHO dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Arabiya.

    WHO juga melaporkan bahwa 60 petugas kesehatan dan 25 pasien dalam kondisi kritis masih terjebak di dalam rumah sakit.

    Beberapa pasien lainnya terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang juga mengalami kerusakan.

    Pembatasan Akses

    WHO menyoroti bahwa serangan ini terjadi setelah meningkatnya pembatasan akses bagi mereka dan mitra-mitra kesehatan di RS Kamal Adwan.

    “Permusuhan dan penggerebekan seperti ini menggagalkan semua upaya kami untuk menjaga fasilitas tersebut tetap berfungsi secara minimal,” tambah WHO.

    Organisasi ini juga memperingatkan bahwa serangan yang terus berlanjut akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa di Gaza.

    WHO menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas kesehatan harus dihentikan.

    “Kengerian ini harus diakhiri dan perawatan kesehatan harus dilindungi,” tegas WHO.

    Penahanan Staf Medis

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa kontak dengan staf di dalam rumah sakit telah terputus.

    “Pasukan pendudukan telah menahan direktur rumah sakit dan puluhan staf medis untuk diinterogasi,” kata pernyataan kementerian yang dikelola Hamas.

    Di antara yang ditahan adalah direktur RS, Hossam Abu Safiyeh, dan direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout.

    Militer Israel mengeklaim bahwa mereka melakukan operasi di area Rumah Sakit Kamal Adwan karena rumah sakit tersebut diduga menjadi markas Hamas.

    Namun, klaim ini langsung dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, menyebut tuduhan tersebut sebagai kebohongan dan menegaskan bahwa tidak ada anggota Hamas yang berada di rumah sakit tersebut.

    Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata.

    Serangan ini telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, memaksa hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang untuk mengungsi dari rumah mereka.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • WHO Kutuk Serangan ke RS Kamal Adwan Faskes Utama Terakhir Gaza Utara

    WHO Kutuk Serangan ke RS Kamal Adwan Faskes Utama Terakhir Gaza Utara

    Jakarta, CNN Indonesia

    Serangan Israel ke Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan menjadi tanda hancurnya fasilitas kesehatan utama yang masih beroperasi di wilayah Gaza utara.

    WHO pun mengutuk serangan itu, dan memaksa agar ‘kengerian tersebut harus berakhir’ hingga jaminan perlindungan pelayanan kesehatan.

    Demikian pernyataan resmi Organisasi Kesehatan Dunia di bawah PBB, WHO, dalam unggahannya di akun resmi X pada Jumat (27/12).

    “Serangan pagi ini ke RS Kamal Adwan telah membuat fasilitas kesehatan utama di #Gaza Utara tak bisa melayani lagi. Laporan awal menunjukkan beberapa departemen penting [di RS Kamal Adwan] terbakar dan hancur akibat serangan tersebut,” demikian ditulis akun WHO yang dikutip Sabtu (28/12).

    Selain itu, WHO melaporkan 60 tenaga kesehatan dan 25 pasien dalam kondisi kritis di pasien itu terpaksa bertahan di rumah sakit yang hancur itu. Sementara pasien-pasien yang dalam kondisi moderat hingga berat dievakuasi ke bangunan RS Indonesia di Gaza yang sebetulnya pun sudah hancur dan tak lagi beroperasi.

    “WHO sangat prihatin terhadap keselamatan mereka,” demikian pernyataan badan PBB itu.

    WHO menyatakan serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan itu terjadi setelah meningkatnya pembatasan terhadap pekerjanya dan mitranya untuk menyuplai bantuan kemanusiaan ke Gaza. Selain itu, WHO menyatakan serangan berulang terhadap fasilitas kesehatan ataupun lokasi penunjang medis dan sekitarnya di Gaza telah meningkat sejak awal Oktober lalu.

    Badan PBB itu menyatakan, serangan Israel yang tak kunjung berhenti itu sangat mengganggu upaya WHO memastikan fasilitas kesehatan di Gaza Utara berfungsi bahkan secara minimal.

    “Penghancuran sistem kesehatan secara sistematis di Gaza menjadi tanda kematian bagi puluhan ribu jiwa Rakyat Palestina yang membutuhkan penanganan kesehatan secara mendesak,” kata WHO.

    memaksa agar ‘kengerian tersebut harus berakhir’ hingga jaminan perlindungan pelayanan kesehatan di Gaza.

    “Kengerian ini harus segera berakhir dan pelayanan kesehatan harus dilindungi. Gencatan senjata segera!” demikian pernyataan WHO.

    Sebagai informasi, Israel kembali melancarkan serangan darat besar-besaran di Gaza Utara pada 5 Oktober 2024 dengan dalih mencegah berhimpunnya kembali milisi Palestina dari kelompok Hamas di Gaza.

    Publik Palestina dan pendukungnya menyebut niat Israel melakukan serangan besar-besaran, sebenarnya adalah untuk menduduki kembali Gaza Utara dan mengusir warga Palestina yang masih bertahan di sana.

    Itulah yang kemudian diklaim membuat Israel terus menghalangi pengantaran bantuan kemanusiaan, seperti pangan, obat-obatan, dan bahan bakar bagi  masyarakat Palestina di Gaza Utara untuk bertahan hidup.

    Rezim Zionis terus menerus melakukan agresi militer ke Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 45.400 orang sejak awal Oktober 2023 lalu. Sebagian besar dari korban-korban itu adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.

    Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan ketua otoritas pertahanan Israel Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan atas tindak genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza.

    [Gambas:Twitter]

    (kid/kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • Netanyahu Tangkap 5 Warga yang Demo di Depan Rumahnya

    Netanyahu Tangkap 5 Warga yang Demo di Depan Rumahnya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Aparat Israel menahan setidaknya lima warga yang menggelar demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Sabtu (28/12).

    Media Israel dan para aktivis pagi ini mempublikasikan adegan-adegan yang telah diverifikasi oleh agensi Sanad Al Jazeera, mengenai demonstrasi di depan kediaman sang PM tersebut.

    Dikutip Al Jazeera, para pengunjuk rasa menuntut Netanyahu segera menyepakati perjanjian dengan Hamas yang utamanya demi membebaskan para sandera yang tersisa.

    Lembaga penyiaran nasional Israel, Kan, melaporkan bahwa polisi Israel menangkap lima orang peserta dalam aksi protes tersebut.

    Sejauh ini, Israel dan Hamas masih belum sepaham soal negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina. Perundingan gencatan senjata bahkan dilaporkan mandek hingga beberapa negara mediator seperti Qatar hampir angkat tangan memediasi kedua belah pihak.

    Di dalam negeri, Netanyahu pun semakin tertekan lantaran demonstrasi terkait protes atas pembebasan sandera Hamas yang tak kunjung berlangsung semakin meluas.

    Meski begitu, alih-alih mempercepat perundingan, Netanyahu masih terus memerintahkan militer Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza.

    Hari ini, Israel bahkan membakar Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu RS terakhir di Gaza utara yang berfungsi. Insiden itu menewaskan lima staf RS yang dilaporkan meninggal karena terbakar hidup-hidup.

    Israel juga baru-baru ini melancarkan serangan udara dan darat ke Gaza utara, yang selama ini diyakini menjadi markas persembunyian Hamas.

    Sejauh ini, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu telah menewaskan lebih dari 45.500 warga Palestina di wilayah itu. Sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Serbu RS Kamal Adwan: Direktur dan Staf Ditahan – Halaman all

    Israel Serbu RS Kamal Adwan: Direktur dan Staf Ditahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, pada hari Jumat, 28 Desember 2024.

    Dalam serangan tersebut, sebagian besar bangunan di fasilitas medis yang tersisa di wilayah tersebut dibakar, memaksa ratusan orang di dalamnya untuk mengungsi.

    Menurut Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Bursh, “Pasukan pendudukan sekarang berada di dalam rumah sakit dan mereka membakarnya.” Kontak dengan staf di dalam rumah sakit telah terputus, dan Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa IDF (Angkatan Pertahanan Israel) telah menahan direktur rumah sakit, Hossam Abu Safiyeh, serta puluhan staf medis lainnya untuk diinterogasi.

    “Direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout, juga ditahan oleh IDF,” tambah Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

    Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyatakan bahwa serangan Israel telah menghancurkan sistem medis di rumah sakit tersebut, membuatnya tidak dapat digunakan lagi.

    Setelah serangan, militer Israel mengeklaim bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi markas Hamas.

    Namun, klaim tersebut dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan, mengatakan bahwa “apa yang dituduhkan Israel adalah kebohongan.” Ia menambahkan bahwa penargetan rumah sakit tersebut merupakan bagian dari rencana jenderal Israel untuk mencegah keteguhan warga sipil.

    Kerusakan Rumah Sakit

    Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Youssef Abu el-Rish, mengungkapkan bahwa serangan tersebut telah menghanguskan departemen bedah, laboratorium, dan gudang di rumah sakit.

    “Semua ruangan di RS Kamal Adwan telah terbakar habis,” ujarnya.

    Pasien yang berada di rumah sakit juga dipaksa pindah oleh IDF ke Rumah Sakit Indonesia, yang mengalami kekurangan pasokan medis, air, dan listrik.

    Sekitar 350 orang yang berada di Kamal Adwan terpaksa dipindahkan ke sekolah terdekat, termasuk 75 pasien dan pendampingnya, serta 185 staf medis.

    Latar Belakang Konflik

    Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata.

    Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • WHO: Serangan Israel di RS Kamal Adwan Akibatkan Layanan Medis Terhenti di Gaza – Halaman all

    WHO: Serangan Israel Hancurkan Rumah Sakit Kamal Adwan, Layanan Medis Terhenti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan serangan Israel yang menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan, yang merupakan fasilitas kesehatan terakhir di Gaza tak bisa beroperasi kembali.

    “Serangan pagi ini terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan telah menghentikan layanan fasilitas kesehatan utama terakhir di Gaza utara. Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa departemen utama terbakar dan hancur parah selama serangan itu,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pada X, dikutip dari Al-Arabiya.

    WHO mengatakan 60 petugas kesehatan dan 25 pasien di dalam kondisi kritis masih berada di rumah sakit.

    Namun beberapa pasien lainnya harus dilarikan ke RS Indonesia.

    “Pasien dalam kondisi sedang hingga parah terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang hancur dan tidak berfungsi,” jelas WHO.

    Menurut WHO, serangan dan penggerebakan Israel ini terjadi setelah Israel memberlakukan pembatasan terhadap WHO di RS Kamal Adwan.

    “Penggerebekan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan ini terjadi setelah meningkatnya pembatasan akses bagi WHO dan mitra, serta serangan berulang terhadap atau di dekat fasilitas tersebut sejak awal Oktober,” kata WHO.

    Tak terima dengan insiden ini, WHO mengatakan bahwa serangan Israel ini justru membuat fasilitas medis ini lumpuh total.

    WHO juga memperingatkan bahwa serangan Israel akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

    “Permusuhan dan penggerebekan seperti itu menggagalkan semua upaya dan dukungan kami untuk menjaga fasilitas tersebut tetap berfungsi secara minimal. Pembongkaran sistematis sistem kesehatan di Gaza merupakan hukuman mati bagi puluhan ribu warga Palestina yang membutuhkan perawatan kesehatan,” tambahnya.

    Dengan tegas, WHO meminta kepada Israel untuk menghentikan serangan mereka di fasilitas kesehatan.

    “Kengerian ini harus diakhiri dan perawatan kesehatan harus dilindungi,” tegasnya.

    Tak hanya itu, WHO juga menyerukan kembali gencatan senjata Hamas-Israel.

    Sebagai informasi, Israel membakar Rumah Sakit Kamal Adwan pada hari Jumat (28/12/2024).

    Sebagian besar bangunan di fasilitas medis terakhir yang tersisa di Jalur Gaza utara itu hangus terbakar.

    Wakil menteri kesehatan Gaza, Youssef Abu el-Rish mengatakan bahwa serangan Israel telah membuat departemen bedah, laboratorium dan gudang di rumah sakit hangus terbakar.

    “Kamal Adwan menderita pengepungan yang menyesakkan, karena departemen operasi dan bedah, laboratorium, pemeliharaan, unit ambulans dan gudang telah terbakar habis,” kata Youssef Abu el-Rish.

    Direktur dan Staf Medis Ditahan

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan kontak telah terputus dengan staf di dalam rumah sakit di Beit Lahiya, yang telah dikepung selama berminggu-minggu.

    Tak hanya membakar RS Kamal Adwan, IDF juga menahan direktur RS dan staff medis.

    “Pasukan pendudukan telah membawa puluhan staf medis dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi, termasuk direktur, Hossam Abu Safiyeh,” kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al-Arabiya.

    Badan Pertahanan Sipil Gaza juga melaporkan bahwa direktur pertahanan, Ahmed Hassan al-Kahlout juga ditahan oleh IDF.

    Atas serangan Israel ini, sistem medis di rumah sakit hancur, tak ada yang tersisa.

    “Pendudukan telah menghancurkan sistem medis, kemanusiaan, dan pertahanan sipil di utara, sehingga tidak dapat digunakan lagi,” kata Mahmud Bassal, juru bicara Badan Pertahanan Sipil.

    Beberapa saat setelah serangan terjadi, militer Israel mengatakan telah melakukan operasi di area Rumah Sakit Kamal Adwan dan mengklaim bahwa RS tersebut menjadi markas Hamas.

    Namun klaim Israel tersebut langsung dibantah oleh Hamas.

    Juru bicara Hamas, Osama Hamdan mengatakan bahwa apa yang dituduhkan Israel adalah kebohongan.

    Tidak ada anggota Hamas yang berada di rumah sakit tersebut.

    Hamdan mengatakan bahwa Israel menggunakan ‘rencana jenderal’ untuk menyerang RS Kamal Adwan.

    “Menargetkan Rumah Sakit Kamal Adwan merupakan implementasi dari rencana jenderal dan untuk mencegah segala bentuk keteguhan warga sipil,” kata Hamdan kepada Al Jazeera.

    Apa yang disebut “rencana jenderal” tersebut melibatkan Israel yang secara paksa memindahkan penduduk di Gaza utara, mengepung wilayah tersebut dan menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.400 warga Palestina.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

  • WHO Kutuk Serangan Israel ke RS Kamal Adwan-RS Indonesia

    WHO Kutuk Serangan Israel ke RS Kamal Adwan-RS Indonesia

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam serangan yang dilakukan militer Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan. Penyerbuan ini membuat fasilitas kesehatan terakhir di Gaza utara itu tidak lagi bisa beroperasi.

    Lewat unggahan di platform media sosial X, WHO mengatakan aksi militer Israel mengakibatkan beberapa departemen penting terbakar dan hancur parah.

    Militer Israel dalam pernyataanya mengatakan rumah sakit tersebut telah menjadi “benteng utama bagi organisasi teroris dan terus digunakan sebagai tempat persembunyian bagi para teroris” sejak pasukan Israel memulai operasi yang lebih luas di Gaza utara pada Oktober.

    WHO menyebutkan sebanyak 60 petugas kesehatan dan 25 pasien kritis, termasuk yang menggunakan ventilator, masih dirawat di rumah sakit tersebut. Pasien dengan kondisi sedang hingga para terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia yang hancur dan tidak berfungsi.

    Rumah Sakit Kamal Adwan dan daerah sekitarnya memang telah menjadi sasaran serangan sepanjang minggu ini. Direktur rumah sakit, dr Hussam Abu Safiya, mengatakan lima staf medis tewas akibat serangan yang dilancarkan pada Kamis lalu.

    Di sisi lain, Hamas membantah pasukannya berada di rumah sakit, dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite investigasi untuk memeriksa “skala kejahatan yang dilakukan di Gaza utara”.

    “Kami dengan tegas membantah adanya aktivitas militer atau pejuang perlawanan di rumah sakit tersebut,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (28/12/2024).

    “Kebohongan musuh tentang rumah sakit bertujuan untuk membenarkan kejahatan keji yang dilakukan oleh tentara pendudukan saat ini, yang melibatkan evakuasi dan pembakaran semua departemen rumah sakit sebagai bagian dari rencana pemusnahan dan pemindahan paksa,” sambung Hamas dalam pernyataannya.

    Terbaru, pejabat kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel telah menahan Abu Safiya.

    “Pasukan pendudukan telah membawa puluhan staf medis dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi, termasuk direktur, Hussam Abu Safia,” ungkapnya.

    Badan pertahanan sipil Gaza juga melaporkan bahwa Abu Safiya telah ditahan. Dalam beberapa hari terakhir, Abu Safiya telah berulang kali mengemukakan kekhawatirannya tentang situasi rumah sakit.

    “Dunia harus memahami bahwa rumah sakit kami menjadi sasaran dengan tujuan membunuh dan memaksa orang-orang di dalamnya untuk mengungsi,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu.

    (ath/kna)

  • Kebakaran di Rumah Sakit Gaza Akibat Serangan Israel, Nasib Pasien Belum Diketahui – Halaman all

    Kebakaran di Rumah Sakit Gaza Akibat Serangan Israel, Nasib Pasien Belum Diketahui – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menyerbu di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara.

    Kebakaran besar terjadi setelah serangan langsung yang menyebabkan kerusakan signifikan.

    Ruang bagian arsip, sterilisasi, pemeliharaan, dan ruang operasi turut dihancurkan.

    Sejumlah orang mencoba memadamkan api dengan air dari mesin dialisis yang dicampur dengan klorin.

    Tapi sebagian malah menderita luka bakar di tangan bahkan wajah mereka.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza mengungkapkan bahwa pasukan Israel membawa puluhan staf rumah sakit, termasuk direktur Hussam Abu Safia, untuk diinterogasi.

    Nasib banyak pasien yang berada di dalam rumah sakit belum diketahui.

    Hingga kini, kabar Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Dr Hussam Abu Safia juga belum diketahui.

    Pasukan Israel secara paksa membersihkan fasilitas medis tersebut.

    Warga Palestina yang mengungsi dari Rumah Sakit Kamal Adwan juga dipukuli dan dibiarkan kedinginan setelah penyerbuan tersebut.

    Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa sekitar 400 orang, termasuk staf medis, pasien, dan pengungsi, dibebaskan setelah ditahan oleh pasukan Israel.

    Beberapa pengungsi mengungkapkan bahwa mereka dipukuli dengan popor senapan dan terpaksa berjalan kaki untuk mencari tempat perlindungan.

    Israel Sangkal Bakar Rumah Sakit

    Letnan Kolonel Nadav Shoshani, seorang perwira Angkatan Darat Israel, menanggapi laporan ini.

    Dia mengatakan bahwa penyelidikan awal tidak menemukan kaitan antara aktivitas militer Israel dan kebakaran di rumah sakit.

    Shoshani menyebutkan bahwa klaim mengenai pembakaran rumah sakit tersebut tidak berdasar.

    Akan tetapi kesaksian saksi mata yang dikumpulkan oleh Al Jazeera dan media lainnya membantah klaim tersebut.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menghancurkan fasilitas medis yang vital.

    Iran Kecam Serangan Israel

    Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan Israel ini sebagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional.

    Juru bicara kementerian, Esmaeil Baghaei, menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari genosida Palestina yang sedang berlangsung dan mengecam keheningan internasional terhadap tindakan ini.

    Dia juga menegaskan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Gaza bertujuan untuk menghancurkan sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut.

    Operasi Lain

    Sementara itu, militer Israel juga meluncurkan serangan mematikan lainnya di Gaza.

    Pada Jumat (27/12/2024) malam, serangan udara Israel menewaskan dua orang di Remal, Kota Gaza, serta satu orang di Sabra dekat Rumah Sakit Lapangan Yordania.

    Selain itu, serangan Israel juga menewaskan tujuh orang yang terjebak dalam reruntuhan rumah keluarga di kamp pengungsi Maghazi.

    Serangan-serangan ini menambah derita bagi warga Gaza yang telah terkepung selama berbulan-bulan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Tahan Direktur Rumah Sakit di Gaza

    Israel Tahan Direktur Rumah Sakit di Gaza

    Jakarta

    Pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel menahan direktur sebuah rumah sakit di Gaza utara, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dihentikan layanannya usai serangan Israel.

    “Pasukan pendudukan telah membawa puluhan staf medis dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke pusat penahanan untuk diinterogasi, termasuk direktur, Hossam Abu Safiyeh,” kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Sabtu (28/12/2024).

    Badan pertahanan sipil Gaza juga melaporkan bahwa Abu Safiyeh telah ditahan. Disebutkan bahwa direktur badan tersebut untuk wilayah Gaza utara, Ahmed Hassan al-Kahlout juga termasuk di antara mereka yang ditahan.

    “Pendudukan telah menghancurkan sistem medis, kemanusiaan, dan pertahanan sipil di utara, sehingga tidak dapat digunakan lagi,” kata Mahmud Bassal, juru bicara badan pertahanan sipil, kepada AFP.

    Sebelumnya pada hari Jumat (27/12), militer Israel mengatakan telah melancarkan operasi di area Rumah Sakit Kamal Adwan, dengan menuduh fasilitas tersebut sebagai “benteng utama bagi organisasi teroris”.

    Kelompok militan Palestina, Hamas membantah militannya berada di rumah sakit tersebut. Hamas menuduh bahwa pasukan Israel telah menyerbu fasilitas tersebut pada hari Jumat.